Anda di halaman 1dari 1

BAB 4

KESIMPULAN
Kolelitiasis dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya etnis, jenis
kelamin, komorbiditas, dan genetik. Insidens kolelitiasis di negara Barat adalah
sekitar 10-20 %, dan biasanya terjadi pada orang dewasa tua dan lanjut usia.
Prevalensi kolelitiasis di Asia dan Afrika lebih rendah daripada negara Barat.
Angka kejadian pada wanita lebih banyak 2-3 kali lebih banyak daripada pria.
Risiko terjadinya kolelitiasis juga meningkat dengan bertambahnya umur.
Dikenal tiga jenis batu empedu yaitu, batu kolesterol, batu pigmen atau
batu bilirubin yang terdiri dari kalsium bilirubinat, serta batu campuran.
Patofisiologi dari terjadinya batu tersebut berbeda-beda. Pada Asia lebih banyak
batu pigmen.
Kebanyakan

kolelitiasis

tidak

mempunyai

gejala

maupun tanda.

Perpindahan batu menuju duktus sistikus menyebabkan kolik selain itu dapat
menyebabkan kolesistitis akut. Kolangitis dapat terjadi ketika batu menghambat
duktus hepatikus atau duktus biliaris sehingga mengakibatkan infeksi dan
inflamasi. Kolelitiasis kronik menyebabkan fibrosis dan hilangnya fungsi dari
kandung empedu, selain itu merupakan factor predisposisi terjadinya kanker pada
kandung empedu. Ultrasonografi merupakan modalitas yang terpilih jika terdapat
kecurigaan penyakit kandung empedu dan saluran empedu.
Pengobatan pada kolelitiasis tergantung pada tingkat dari penyakitnya.
Jika tidak ada gejala maka tidak diperlukan kolesistektomi. Tapi jika satu kali saja
terjadi gejala, maka diperlukan kolesistektomi. Selain itu juga dapat dilakukan
penanganan non operatif dengan cara konservatif yaitu melalui obat
(ursodioksilat) dan ESWL.

Anda mungkin juga menyukai