Anda di halaman 1dari 14

BAB I

DASAR TEORI
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutup seluruh tubuh dari bahaya
yang datang dari luar. Lapisan kulit pada dasarnya sama di semua bagian tubuh,
kecuali di telapak tangan, telapak kaki, dan bibir. Tebalnya bervariasi dari 0,5 mm
di kelopak mata sampai 4 mm di telapak kaki. (Daniel S. Wibowo, 2008)
Kulit terdiri dari lapisan epidermis dan dermis. Lapisan epidermis adalah
lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas lima lapisan. Dari bagian luar ke
bagian dalam, pertama Stratum Korneum merupakan lapisan kulit dimana
kondisi sel-sel penyusunnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan
mengandung zat keratin. Kedua Startum Lusidum, pada lapisan ini jaringan
penyusun terdiri atas sel-sel berbentuk pipih yang sudah banyak kehilangan inti.
Butir-butir sel menjadi jernih dan tembus pandang. Ketiga Stratum Granulosum
terdiri atas sel-sel pipih seperti stratum lusidum, tetapi pada statum granulosum
inti sel penyusun masih hidup, terdapat sedikit keratin yang menyebabkan kulit
menjadi keras dan kering. Selain itu sratum ini juga mengandung melanin
sebabgai penentu derajat warna kulit. Keempat Stratum Spinosum merupakan
lapisan kulit penyusun epidermis yang jaringannya paling tebal. Kelima Stratum
Basal/Germinativum merupakan lapisan yang akan menghasilkan sel-sel diatasnya
dan lapisan ini terdiri atas sel-sel induk. Lapisan Dermis adalah lapisan dimana
lapisan sebelah dalamnya terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak.
Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu Stratum papilaris, lapisan bagian atas dan
Stratum retikularis, lapisan bagian bawah. (Lioni Ellis H., 2010)
Secara umum, kulit mempunyai fungsi antara lain sebagai alat proteksi
tubuh dari benda luar, untuk melakukan absorpsi seperti air, mineral, dan cahaya,
alat eksresi, untuk membantu pengaturan suhu tubuh, tempat terjadinya
pembentukan pigmen, tempat terjadinya proses pembentukan vitamin D dan
tempat terjadinya keratinisasi. (Lioni Ellis H., 2010)

Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi


dengan reseptor-reseptor khusus. Menurut Radiopoetro ( 1986 ) reseptor di kulit
meliputi :
1. Bulu
2. Badan meisner ( Corpusculum tractus ), untuk meraba sentuhan atau
rabaan tajam.
3. Badan ruffini ( Corpuculum cylintricum ), untuk meraba panas.
4. Badan vater paccini ( Corpuculum lamellosum ), untuk merasakan tumpul.
5. Serabut syaraf bebas, sebagai reseptor nyeri.
6. Meriscus dan Merchel.

Menurut Radiopoetro ( 1986 ), terdapat bermacam macam reseptor,


yaitu:
1. Reseptor sakit ( Nocireseptor ).
a. Sakit tajam dan dangkal, terdapat pada akhiran syaraf diantara sel
ephitel.
b. Sakit tumpul dan dalam, terdapat pada akhiran syaraf di sekitar
pembuluh darah.
2. Reseptor rabaan dan tekanan ( Tangoseptor )
a. Meisner ( tajam ).
b. Merchel ( tumpul ).
c. Vator paccum ( tumpul ).

3. Reseptor panas dan dingin ( Thermoreseptor )


a. Kraus ( dingin )
b. Ruffini ( panas )
c. Golgi mazzim ( panas )

Diduga bahwa akhiran saraf yang mengelilingi folliculus rambut ialah reseptor
aktil. Pada tempat-tempat dimana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan besar
terhadap stimulus taktil, ternyata terdapat banyak corpusculum tractus. Diduga
bahwa meniscus tractus juga merupakan suatu receptor taktil. Perasaan taktil
dibagi menjadi perasaan taktil kasar dan halus. Impuls taktil kasar dihantarkan
oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan impuls taktil halus dihantarkan
melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus. (Guyton, 1983)
a. Perasaan taktil yang halus
Kepekaan terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak
terdekat antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih
dapat dibedakan sebagai dua titik. Impuls taktil ini dihantaran melalui
fasciculus gracillis cuneatus.
b. Perasaan taktil yang kasar
Meskipun sentuhan, tekanan dan getaran sering diklasifikasikan sebagai
sensasi yang berbeda dan tersendiri, ketiganya dideteksi oleh golongan
reseptor taktil yang secara umum sama.

Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua


golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serbri
tempat mekanisme ini diintergrasikan.

Golongan pertama, paleo-sensibilitas yang meliputi rasa-rasa primitive


atau rasa-rasa vital seperti rasa raba, tekan, sakit, dingin, dan panas. Saraf aferen
dari rasa-rasa ini bersinaps dengan interneuron-interneuron dari medulla spinalis
dan sentrum atasan (thalamus dan korteks serebri) melalui traktus spinotalamikus.
Golongan kedua, gnostic atau neo-sensibilitas, yang meliputi rasa-rasa
yang sangat dideferensiasikan, seperti pengenalan letak rasa tekan, diskriminasi
rasa tekan, diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi kekasaran, diskriminasi
ukuran dan bentuk. Saraf aferen dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls
yang terutama dialirkan melalui traktus dorso-spinalis kea rah sensoris di dalam
korteks serebri, setelah diintegrasikan seperlunya pada pusat-pusat dibawahnya.

BAB II
HASIL PERCOBAAN
2.1 Percobaan Paleosensibilitas
2.1.1 Rasa Panas dan Dingin
A. Pada jari Tangan
Jari
Kanan
Kiri
Kanan-Kiri

Stimulus
Es
Air hangat
Air Biasa

Respon
Dingin
Hangat
Kembali ke keadaan
normal, terjadi
keseimbangan rasa
peralihan dari dingin
dan panas.

B. Pada Punggung Tangan


Lokasi
Punggung tangan

Stimulus
-

Respon
Sejuk

Punggung tangan

Alkohol

Lebih sejuk dan


dingin

2.1.2

Reaksi-reaksi di Kulit
Keterangan

Telapak

Panas :

merah

Dingin :

hijau

Nyeri :

hitam

Lengan Bawah Tekan :

Tangan
Kuduk

biru

Pipi
Jumlah Reseptor Rasa-rasa Kulit

No.
1.
2.
3.
4.

Perlakuan
Nyeri
Tekan
Suhu Dingin
Suhu Panas

Telapak

Lengan

Kuduk

Pipi

Tangan
12
11
12
12

Bawah
10
10
11
12

9
8
8
10

9
9
9
9

2.2 Prosedur Percobaan Neo-sensibilitas


2.2.1 Lokalisasi Rasa Tekan
Lokasi
Ujung jari
Telapak tangan
Lengan bawah
Lengan atas
Pipi
Kuduk
2.2.2
No.

Lokasi

I
5
5
9
8
14
10

Jarak titik tunjuk (mm)


II
III
Rata-rata
8
10
7,67
10
13
9,3
10
12
10,3
7
9
8
2
8
8
10
10
10

Diskriminasi Rasa Tekan


Rangsangan simultan
Dari kecil ke besar
Jarak dua titik
Rerata

Dari Besar ke kecil


Jarak dua titik
Rerata

(mm)
II
10

III
15

10,3

I
20

(mm)
II
11

III
6

12,3

(mm)

(mm)

1.

Telapak

I
6

2.

tangan
Lengan

25

10

19

18

21

15

10

15,3

3.

bawah
Lengan

15

18

17

16,6

20

16

12

16

4.
5.
6.
7.
8.

atas
Pipi
Kuduk
Bibir
Lidah
Depan

14
10
5
4
8

14
10
6
8
14

14
14
10
9
7

14
11,3
7
7
9,6

25
20
15
16
21

18
11
9
10
11

12
10
6
7
10

18,3
13,6
9,6
11
14

telinga
Rangsangan berurutan

No.

Lokasi

1.

Dari kecil ke besar


Jarak dua
Rerat

Telapak

titik (mm)
I
II III
11 15 15

2.

tangan
Lengan

15

14

3.

bawah
Lengan

18

4.
5.
6.
7.
8.

atas
Pipi
Kuduk
Bibir
Lidah
Depan

9
14
8
9
13

Dari Besar ke kecil


Jarak dua
Rerat

13,6

titik (mm)
I
II III
23 15 10

a
16

17

15,3

20

16

18

18

15

16

16,3

23

16

12

17

14
20
12
14
15

15
20
15
20
18

12,6
18
11,6
14,3
12

25
21
19
22
24

20
18
17
16
20

18
15
15
12
16

21
18
17
16,6
20

telinga
2.2.3 Diskriminasi Kekuatan Rangsangan atau Hukum WeberFechner
No.

Beban Awal (g)

1.
2.
3.

Beban awal 5 g
Beban awal 10 g
Beban awal 50 g

I
30
50
100

Ulangan (g)
II
50
100
200

Rerata (g)
III
50
50
200

43,3
66,6
166,6
6

4.

Beban awal 100

200

300

200

233,3

5.

g
Beban awal 200

300

400

400

366,6

g
400
350
300
250
200

Beban yang Dirasa (g)

150
100
50
0
5

10

50

100

200

Beban Awal (g)

Bunyi Hukum Weber-Fechner :


Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsangan rasa-rasa, pada
umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi
pada perbedaan relatifnya.
Sesuaikan hukum Weber-Fechner dengan hasil percobaan?
Sesuai
2.2.4
No Kekerasan
Kertas

Tidak sesuai
Kemampuan Diskriminasi
A. Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
Jari Tangan
Ulangan

Telapak Tangan
Ulangan

Lengan Bawah
Ulangan

Kuduk
Ulangan

1.
2.
3.
4.

Gosok
0
1
2
3

II

III

II

III

II

III

II

III

B. Kemampuan Diskriminasi Bentuk


Jari Tangan
No

Bentuk

1.
2.
3.
4.

Lingkaran
Segitiga
Bulat
Persegi

Ulangan
I II III



Telapak Tangan
Ulangan
I II III

-

Lengan Bawah
Ulangan
I II III


- -
-

Kuduk
Ulangan
I II III


-
-

BAB III
PEMBAHASAN
Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua
golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri
tempat mekanisme ini diintergrasikan.
1. Paleo-sensibilitas
Meliputi rasa-rasa primitif atau rasa-rasa vital seperti:
1.1 Rasa Panas Dingin
Rasa panas dan dingin tidak ditentukan oleh suhu suatu benda yang
sebenarnya, melainkan oleh kecepatan memperoleh panas/dingin dan kecepatan
hilangnya panas/dingin di kulit. Timbulnya rasa panas dan dingin yang dapat
dirasakan merupakan hasil kerja reseptor sensorik kulit, tepatnya termoreseptor.
Reseptor dingin (ujung saraf crausse) ditemukan tiga hingga empat kali lebih
banyak dibandingkan dengan reseptor panas(korpuskula ruffini). Termoreseptor

merupakan phasic-reseptor, dimana reseptor ini aktif bila temperatur berubah, tetapi cepat
beradaptasi menjadi temperatur yang stabil.
a. Pada Jari Tangan
Termoreseptor yang bersifat phasic-reseptor dapat dibuktikkan dari cepatnya respon
orang coba yang mula-mula merasa hangat ketika jari telunjuk kiri dicelupkan ke air hangat dan
merasa dingin ketika jari telunjuk kanan dicelupkan ke es, lalu saat dicelupkan ke air biasa orang
coba merasa suhu di kedua telunjuk tersebut kembali normal, terjadi keseimbangan suhu anatara
panas dan dingin. Hal inilah yang dinamakan gradasi termal dari suhu dingin dan panas menuju
suhu normal.
b. Pada Punggung Tangan
Pada percobaan ini, saat punggung tangan ditup dengan mulut, punggung tangan orang
coba terasa sejuk. Hal ini dikarenakan adanya tekanan yang dirasakan dari hembusan nafas
tersebut. Sedangkan rasa dingin pada punggung tangan setelah diberi alkohol dikarenakan
alkohol membutuhkan kalor untuk menguap, sehingga kulit punggung tangan kehilangan panas
dan berakibat timbulnya rasa dingin.
1.2 Reaksi-reaksi di Kulit
Sensasi titik panas, dingin, tekan dan nyeri pada setiap bagian tubuh memiliki
perbedaan. Dari seluruh percobaan dalam menentukan titik panas, dingin, tekan dan nyeri
ditemukkan rasa paling nyeri, tekan, dingin dan panas adalah pada telapak tangan. Hal ini
dikarenakan pada bagian tangan terutama telapak tangan merupakan jenis kulit tebal, dimana
jenis kulit tebal mengandung sedikit jaringan lemak sehingga rangsang panas, dingin, tekan dan
nyeri akan lebih terasa dan pada permukaan kulitnya kaya akan ujung-ujung saraf peraba. Rasarasa ini akan lebih terasa terutama pada telapak tangan bagian tengah (daerah cekungan pada
telapak tangan). Hal ini dikarenakan pada regio tersebut lebih sedikit jaringan lemak.
2. Neo-sensibilitas
2.1 Lokalisasi Rasa Tekan
Pada percobaan lokalisasi rasa tekan orang coba diberi perlakuan dengan
menekan beberapa bagian tubuh, yaitu ujung jari, telapak tangan, lengan bawah,
lengan atas, pipi, dan kuduk dengan ujung pensil. Setelah diberi tekanan, orang
coba akan menunjukkan jarak antara titik tunjuk.
9

Berdasarkan hasil yang didapat pada percobaan, ditemukan perbedaan


hasil dari setiap daerah tekan yang berbeda. Pada lengan bawah, jarak antara titik
tekan dan titik yang ditunjuk oleh orang coba tidak terlalu berbeda jauh bila
dibandingkan dengan daerah tekan yang lain.
Perbedaan titik tekan dan titik yang ditunjuk oleh orang coba dapat
dipengaruhi beberapa hal seperti TPL (Two Point Localization), daerah ini lebih
peka terhadap rangsang seperti bibir, hidung, mata, dll karena merupakan suatu
sistem yang melingkar dan menyebar kemudian Waktu penekanan yang
mengakibatkan penyebaran sensasi.
2.2 Diskriminasi Rasa Tekan
Pada percobaan diskriminasi rasa tekan, dilakukan 2 perlakuan terhadap
orang coba dengan pemberian rangsangan secara simultan dan berurutan.
Perlakuan pertama orang coba akan distimulus dengan ujung kedua ujung jangka
secara bersamaan dimulai dengan jarak terkecil ke jarak yang lebih besar sampai
orang coba mulai merasakan kedua ujung jangka berada pada dua titik yang
berbeda. Dalam percobaan ini kami menggunakan jarak terkecil 0mm. Hasil yang
kami dapat menunjukkan hasil yang berbedabeda namun terdapat juga beberapa
daerah yang menunjukkan hasil rerata yang sama. Rerata terbesar di percobaan
kali ini ditemukan pada lengan atas. Menurut teori, seharusnya rerata yang
terbesar adalah telapak tangan karena bagian ini merupakan jenis kulit tebal yang
mengandung sedikit jaringan lemak sehingga rangsang panas, dingin, tekan dan nyeri akan lebih
terasa dan pada permukaan kulitnya kaya akan ujung-ujung saraf peraba. Sehingga pada
percobaan ini terjadi kesalahan. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena kesalahan dalam
penghitungan jarak atau orang coba yang kurang fokus dalam penentuan letak rangsangan.
Sedangkan rerata terkecil pada bibir dan lidah karena pada bagian ini terdapat sensor
taktil yang lebih banyak.
Perlakuan kedua, dengan kedua ujung jangka dari jarak terbesar dan
berangsur mengecil hingga orang coba merasakan kedua ujung jangka berada
pada titik yang sama. Hasil percobaan menunjukkan bahwa jarak terkecil di dapat
pada daerah lidah. Hal ini disebabkan oleh sensor taktil (korpuskulus meissener)

10

pada daerah ini sangat sensitif sehingga pada jarak terkecil masih dapat dirasakan
perbedaan dua titik yang ditekan oleh kedua ujung jangka.
2.3 Dikriminasi Kekuatan Rangsangan atau Hukum WeberFechner
Pada percobaan diskriminasi kekuatan rangsangan orang coba ditutup
matanya lalu diberi perlakuan dengan memberikan beban di atas telapak
tangannya. Beban dimulai dari berat 5 g dan bertambah menjadi 10 g, 50 g, 100 g
dan 200 g. Hasil yang didapat menjelaskan bahwa orang coba mampu merasakan
pertambahan berat beban dan hassil percobaan ini sesuai dengan Hukum WeberFechner.
2.4 Kemampuan Diskriminasi
Kemampuankemampuan dalam mendeskripsikan kekasaran, bentuk serta ukuran
suatu benda adalah peran dari reseptor kinaesthesi yaitu suatu reseptor yang menerima
rangsangan kinaesthesi berupa gerakan-gerakan dan ketegangan pada otot-otot serta
selubung persendian. Kegunaannya adalah untuk mengetahui sikap anggota badan
dan beban yang dibawa ( berat atau ringan ).
A. Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
Pada percobaan ini anggota tubuh yang paling peka dalam
mendeskripsikan kekasaran dari kertas gosok adalah jari dan telapak tangan. Hal
ini dikarenakan pada permukaan kulitnya kaya akan ujung-ujung saraf peraba dan
merupakan jenis kulit tebal yang mengandung sedikit jaringan lemak sehingga bila terdapat
rangsangan maka akan lebih terasa.
B. Kemampuan Diskriminasi Bentuk
Pada percobaan ini anggota tubuh yang paling peka dalam membedakan
bentuk benda-benda kecil yang telah tersedia adalah jari tangan. Hal ini
dikarenakan pada permukaan kulit jari tangan kaya akan ujung-ujung saraf peraba.

11

BAB IV
KESIMPULAN
Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua
golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri
tempat mekanisme ini diintergrasikan. Golongan pertama yaitu paleo-sensibilitas
yang meliputi rasarasa vital seperti rasa raba, sakit, tekan, panas dan dingin.
Golongan kedua yaitu gnostik atau neo-sensibilitas yang meliputi rasa rasa yang
sangat dideferesiensikan seperti pengenalan rasa tekan, deskriminasi rasa tekan,
diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi kekasaran, ukuran dan bentuk.
Sensasi terhadap stimulus yang dirasakan oleh tubuh berbedabeda, tergantung
pada stimultan, daerah yang distimulus karena letak reseptor taktil yang menyebar
dan mengakibatkan perbedaan sensasi yang dirasa pada berbagai daerah pada
tubuh dan waktu pemberian stimulus yang dapat mengakibatkan persebaran
sensasi.

12

DAFTAR PUSTAKA
A. C. Guyton. 1983. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa: Ken Ariata
Tengadi, dkk. Jakarta: EGC
Ellis, Lioni H. 2010. Berpacu Melawan Usia : Rahasia Awet Muda tanpa Obat
dan Kosmetika. Yogyakarta : Penerbit Andi
Radiopoetro, R. 1986. Psikologi Faal 1. Yogyakarta: Yayasan penerbitan
Fakultas Psikologi UGM
Seksi Laboratorium Psikologi Faal. 2001. Petunjuk Praktikum Psikologi Faal.
Yogyakarta: Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi UGM
W. F. Ganong. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 14. Alih Bahasa:
Petrus Adrianto. Jakarta: EGC
Wibowo, Daniel S. 2008. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo

13

14

Anda mungkin juga menyukai