DASAR TEORI
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutup seluruh tubuh dari bahaya
yang datang dari luar. Lapisan kulit pada dasarnya sama di semua bagian tubuh,
kecuali di telapak tangan, telapak kaki, dan bibir. Tebalnya bervariasi dari 0,5 mm
di kelopak mata sampai 4 mm di telapak kaki. (Daniel S. Wibowo, 2008)
Kulit terdiri dari lapisan epidermis dan dermis. Lapisan epidermis adalah
lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas lima lapisan. Dari bagian luar ke
bagian dalam, pertama Stratum Korneum merupakan lapisan kulit dimana
kondisi sel-sel penyusunnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel dan
mengandung zat keratin. Kedua Startum Lusidum, pada lapisan ini jaringan
penyusun terdiri atas sel-sel berbentuk pipih yang sudah banyak kehilangan inti.
Butir-butir sel menjadi jernih dan tembus pandang. Ketiga Stratum Granulosum
terdiri atas sel-sel pipih seperti stratum lusidum, tetapi pada statum granulosum
inti sel penyusun masih hidup, terdapat sedikit keratin yang menyebabkan kulit
menjadi keras dan kering. Selain itu sratum ini juga mengandung melanin
sebabgai penentu derajat warna kulit. Keempat Stratum Spinosum merupakan
lapisan kulit penyusun epidermis yang jaringannya paling tebal. Kelima Stratum
Basal/Germinativum merupakan lapisan yang akan menghasilkan sel-sel diatasnya
dan lapisan ini terdiri atas sel-sel induk. Lapisan Dermis adalah lapisan dimana
lapisan sebelah dalamnya terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak.
Dermis terdiri dari dua lapisan yaitu Stratum papilaris, lapisan bagian atas dan
Stratum retikularis, lapisan bagian bawah. (Lioni Ellis H., 2010)
Secara umum, kulit mempunyai fungsi antara lain sebagai alat proteksi
tubuh dari benda luar, untuk melakukan absorpsi seperti air, mineral, dan cahaya,
alat eksresi, untuk membantu pengaturan suhu tubuh, tempat terjadinya
pembentukan pigmen, tempat terjadinya proses pembentukan vitamin D dan
tempat terjadinya keratinisasi. (Lioni Ellis H., 2010)
Diduga bahwa akhiran saraf yang mengelilingi folliculus rambut ialah reseptor
aktil. Pada tempat-tempat dimana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan besar
terhadap stimulus taktil, ternyata terdapat banyak corpusculum tractus. Diduga
bahwa meniscus tractus juga merupakan suatu receptor taktil. Perasaan taktil
dibagi menjadi perasaan taktil kasar dan halus. Impuls taktil kasar dihantarkan
oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan impuls taktil halus dihantarkan
melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus. (Guyton, 1983)
a. Perasaan taktil yang halus
Kepekaan terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak
terdekat antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih
dapat dibedakan sebagai dua titik. Impuls taktil ini dihantaran melalui
fasciculus gracillis cuneatus.
b. Perasaan taktil yang kasar
Meskipun sentuhan, tekanan dan getaran sering diklasifikasikan sebagai
sensasi yang berbeda dan tersendiri, ketiganya dideteksi oleh golongan
reseptor taktil yang secara umum sama.
BAB II
HASIL PERCOBAAN
2.1 Percobaan Paleosensibilitas
2.1.1 Rasa Panas dan Dingin
A. Pada jari Tangan
Jari
Kanan
Kiri
Kanan-Kiri
Stimulus
Es
Air hangat
Air Biasa
Respon
Dingin
Hangat
Kembali ke keadaan
normal, terjadi
keseimbangan rasa
peralihan dari dingin
dan panas.
Stimulus
-
Respon
Sejuk
Punggung tangan
Alkohol
2.1.2
Reaksi-reaksi di Kulit
Keterangan
Telapak
Panas :
merah
Dingin :
hijau
Nyeri :
hitam
Tangan
Kuduk
biru
Pipi
Jumlah Reseptor Rasa-rasa Kulit
No.
1.
2.
3.
4.
Perlakuan
Nyeri
Tekan
Suhu Dingin
Suhu Panas
Telapak
Lengan
Kuduk
Pipi
Tangan
12
11
12
12
Bawah
10
10
11
12
9
8
8
10
9
9
9
9
Lokasi
I
5
5
9
8
14
10
(mm)
II
10
III
15
10,3
I
20
(mm)
II
11
III
6
12,3
(mm)
(mm)
1.
Telapak
I
6
2.
tangan
Lengan
25
10
19
18
21
15
10
15,3
3.
bawah
Lengan
15
18
17
16,6
20
16
12
16
4.
5.
6.
7.
8.
atas
Pipi
Kuduk
Bibir
Lidah
Depan
14
10
5
4
8
14
10
6
8
14
14
14
10
9
7
14
11,3
7
7
9,6
25
20
15
16
21
18
11
9
10
11
12
10
6
7
10
18,3
13,6
9,6
11
14
telinga
Rangsangan berurutan
No.
Lokasi
1.
Telapak
titik (mm)
I
II III
11 15 15
2.
tangan
Lengan
15
14
3.
bawah
Lengan
18
4.
5.
6.
7.
8.
atas
Pipi
Kuduk
Bibir
Lidah
Depan
9
14
8
9
13
13,6
titik (mm)
I
II III
23 15 10
a
16
17
15,3
20
16
18
18
15
16
16,3
23
16
12
17
14
20
12
14
15
15
20
15
20
18
12,6
18
11,6
14,3
12
25
21
19
22
24
20
18
17
16
20
18
15
15
12
16
21
18
17
16,6
20
telinga
2.2.3 Diskriminasi Kekuatan Rangsangan atau Hukum WeberFechner
No.
1.
2.
3.
Beban awal 5 g
Beban awal 10 g
Beban awal 50 g
I
30
50
100
Ulangan (g)
II
50
100
200
Rerata (g)
III
50
50
200
43,3
66,6
166,6
6
4.
200
300
200
233,3
5.
g
Beban awal 200
300
400
400
366,6
g
400
350
300
250
200
150
100
50
0
5
10
50
100
200
Tidak sesuai
Kemampuan Diskriminasi
A. Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
Jari Tangan
Ulangan
Telapak Tangan
Ulangan
Lengan Bawah
Ulangan
Kuduk
Ulangan
1.
2.
3.
4.
Gosok
0
1
2
3
II
III
II
III
II
III
II
III
Bentuk
1.
2.
3.
4.
Lingkaran
Segitiga
Bulat
Persegi
Ulangan
I II III
Telapak Tangan
Ulangan
I II III
-
Lengan Bawah
Ulangan
I II III
- -
-
Kuduk
Ulangan
I II III
-
-
BAB III
PEMBAHASAN
Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua
golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri
tempat mekanisme ini diintergrasikan.
1. Paleo-sensibilitas
Meliputi rasa-rasa primitif atau rasa-rasa vital seperti:
1.1 Rasa Panas Dingin
Rasa panas dan dingin tidak ditentukan oleh suhu suatu benda yang
sebenarnya, melainkan oleh kecepatan memperoleh panas/dingin dan kecepatan
hilangnya panas/dingin di kulit. Timbulnya rasa panas dan dingin yang dapat
dirasakan merupakan hasil kerja reseptor sensorik kulit, tepatnya termoreseptor.
Reseptor dingin (ujung saraf crausse) ditemukan tiga hingga empat kali lebih
banyak dibandingkan dengan reseptor panas(korpuskula ruffini). Termoreseptor
merupakan phasic-reseptor, dimana reseptor ini aktif bila temperatur berubah, tetapi cepat
beradaptasi menjadi temperatur yang stabil.
a. Pada Jari Tangan
Termoreseptor yang bersifat phasic-reseptor dapat dibuktikkan dari cepatnya respon
orang coba yang mula-mula merasa hangat ketika jari telunjuk kiri dicelupkan ke air hangat dan
merasa dingin ketika jari telunjuk kanan dicelupkan ke es, lalu saat dicelupkan ke air biasa orang
coba merasa suhu di kedua telunjuk tersebut kembali normal, terjadi keseimbangan suhu anatara
panas dan dingin. Hal inilah yang dinamakan gradasi termal dari suhu dingin dan panas menuju
suhu normal.
b. Pada Punggung Tangan
Pada percobaan ini, saat punggung tangan ditup dengan mulut, punggung tangan orang
coba terasa sejuk. Hal ini dikarenakan adanya tekanan yang dirasakan dari hembusan nafas
tersebut. Sedangkan rasa dingin pada punggung tangan setelah diberi alkohol dikarenakan
alkohol membutuhkan kalor untuk menguap, sehingga kulit punggung tangan kehilangan panas
dan berakibat timbulnya rasa dingin.
1.2 Reaksi-reaksi di Kulit
Sensasi titik panas, dingin, tekan dan nyeri pada setiap bagian tubuh memiliki
perbedaan. Dari seluruh percobaan dalam menentukan titik panas, dingin, tekan dan nyeri
ditemukkan rasa paling nyeri, tekan, dingin dan panas adalah pada telapak tangan. Hal ini
dikarenakan pada bagian tangan terutama telapak tangan merupakan jenis kulit tebal, dimana
jenis kulit tebal mengandung sedikit jaringan lemak sehingga rangsang panas, dingin, tekan dan
nyeri akan lebih terasa dan pada permukaan kulitnya kaya akan ujung-ujung saraf peraba. Rasarasa ini akan lebih terasa terutama pada telapak tangan bagian tengah (daerah cekungan pada
telapak tangan). Hal ini dikarenakan pada regio tersebut lebih sedikit jaringan lemak.
2. Neo-sensibilitas
2.1 Lokalisasi Rasa Tekan
Pada percobaan lokalisasi rasa tekan orang coba diberi perlakuan dengan
menekan beberapa bagian tubuh, yaitu ujung jari, telapak tangan, lengan bawah,
lengan atas, pipi, dan kuduk dengan ujung pensil. Setelah diberi tekanan, orang
coba akan menunjukkan jarak antara titik tunjuk.
9
10
pada daerah ini sangat sensitif sehingga pada jarak terkecil masih dapat dirasakan
perbedaan dua titik yang ditekan oleh kedua ujung jangka.
2.3 Dikriminasi Kekuatan Rangsangan atau Hukum WeberFechner
Pada percobaan diskriminasi kekuatan rangsangan orang coba ditutup
matanya lalu diberi perlakuan dengan memberikan beban di atas telapak
tangannya. Beban dimulai dari berat 5 g dan bertambah menjadi 10 g, 50 g, 100 g
dan 200 g. Hasil yang didapat menjelaskan bahwa orang coba mampu merasakan
pertambahan berat beban dan hassil percobaan ini sesuai dengan Hukum WeberFechner.
2.4 Kemampuan Diskriminasi
Kemampuankemampuan dalam mendeskripsikan kekasaran, bentuk serta ukuran
suatu benda adalah peran dari reseptor kinaesthesi yaitu suatu reseptor yang menerima
rangsangan kinaesthesi berupa gerakan-gerakan dan ketegangan pada otot-otot serta
selubung persendian. Kegunaannya adalah untuk mengetahui sikap anggota badan
dan beban yang dibawa ( berat atau ringan ).
A. Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
Pada percobaan ini anggota tubuh yang paling peka dalam
mendeskripsikan kekasaran dari kertas gosok adalah jari dan telapak tangan. Hal
ini dikarenakan pada permukaan kulitnya kaya akan ujung-ujung saraf peraba dan
merupakan jenis kulit tebal yang mengandung sedikit jaringan lemak sehingga bila terdapat
rangsangan maka akan lebih terasa.
B. Kemampuan Diskriminasi Bentuk
Pada percobaan ini anggota tubuh yang paling peka dalam membedakan
bentuk benda-benda kecil yang telah tersedia adalah jari tangan. Hal ini
dikarenakan pada permukaan kulit jari tangan kaya akan ujung-ujung saraf peraba.
11
BAB IV
KESIMPULAN
Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua
golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri
tempat mekanisme ini diintergrasikan. Golongan pertama yaitu paleo-sensibilitas
yang meliputi rasarasa vital seperti rasa raba, sakit, tekan, panas dan dingin.
Golongan kedua yaitu gnostik atau neo-sensibilitas yang meliputi rasa rasa yang
sangat dideferesiensikan seperti pengenalan rasa tekan, deskriminasi rasa tekan,
diskriminasi kekuatan rangsang, diskriminasi kekasaran, ukuran dan bentuk.
Sensasi terhadap stimulus yang dirasakan oleh tubuh berbedabeda, tergantung
pada stimultan, daerah yang distimulus karena letak reseptor taktil yang menyebar
dan mengakibatkan perbedaan sensasi yang dirasa pada berbagai daerah pada
tubuh dan waktu pemberian stimulus yang dapat mengakibatkan persebaran
sensasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
A. C. Guyton. 1983. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa: Ken Ariata
Tengadi, dkk. Jakarta: EGC
Ellis, Lioni H. 2010. Berpacu Melawan Usia : Rahasia Awet Muda tanpa Obat
dan Kosmetika. Yogyakarta : Penerbit Andi
Radiopoetro, R. 1986. Psikologi Faal 1. Yogyakarta: Yayasan penerbitan
Fakultas Psikologi UGM
Seksi Laboratorium Psikologi Faal. 2001. Petunjuk Praktikum Psikologi Faal.
Yogyakarta: Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi UGM
W. F. Ganong. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 14. Alih Bahasa:
Petrus Adrianto. Jakarta: EGC
Wibowo, Daniel S. 2008. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo
13
14