Preskas Anak
Preskas Anak
Oleh:
Eli Dwy Purbaningrum
G99141031
G99141035
Pembimbing:
dr. Guntur Surya Alam, SpB, SpBA
STATUS PASIEN
A.
ANAMNESIS
I. Identitas Pasien
Nama
: By. Ny HM
Umur
: 14 Hari
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Laweyan, Surakarta
Tanggal Masuk
: 8 September 2015
Tanggal Periksa
: 19 September 2015
No. RM
: 01313095
Riwayat mondok
Riwayat alergi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
B.
PEMERIKSAAN FISIK
1.
Keadaan Umum
- Keadaan umum
- Derajat gizi
2.
Vital Sign:
-
3.
: lemah
: berat bayi lahir rendah (BBLR)
HR
RR
T
SiO2
: 142 x/menit
: 56 x/ menit
: 37,4 C
: 98%
Kulit
Ujud kelainan kulit (-), hiperpigmentasi (-), ikterik (+)
4.
Kepala
Bentuk mesosefal, rambut kering (-), rambut warna hitam, sukar dicabut.
5.
Mata
Mata cekung (-/-) Oedema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-) ,
sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor (2mm/2mm)
6.
Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-/-), darah (-/-), deviasi(-/-)
7.
Mulut
Mukosa basah (+), sianosis (-), pucat (-), kering (-)
8.
Telinga
Daun telinga dalam batas normal, sekret (-)
9.
Tenggorok
Uvula di tengah, mukosa pharing hiperemis (-)
10. Leher
Bentuk normocolli, limfonodi tidak membesar, glandula thyroid tidak
membesar, kaku kuduk (-), gerak bebas, deviasi trakhea (-), JVP tidak
meningkat
11. Toraks
Normochest, retraksi (+), gerakan dinding dada simetris
12. Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
13. Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor/sonor.
Auskultasi
14. Abdomen
Inspeksi
: distended (+)
Palpasi
Perkusi
16. Ekstremitas
Akral dingin
Oedema
C. ASSESSMENT I
Suspect obstruksi outlet gaster
D. PLANNING I
1. Puasa
2. OGT dipertahankan
3. Inf D5
RS 200cc/24jam
Hasil
Satuan
Rujukan
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu
SGPT
Bilirubin Total
Bilirubin Direct
Bilirubin Indirect
Albumin
Creatinin
Ureum
Elektrolit
Natrium darah
Kalium darah
Calsium darah
Serologi Hepatitis
HBsAg
14.2
49
19.5
142
4.42
g/dL
%
ribu/l
ribu/l
juta/l
15.0 24.6
47 - 75
5.5 19.5
150 450
3.70 6.80
101
13
5.80
3.40
2.40
3.2
0.3
30
Mg/dl
u/l
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
g/dl
Mg/dl
Mg/dl
50-80
< 45
0.00 1.00
0.00 1.20
0.00 0.70
3.8 5.4
0.2 0.4
< 42
137
5.0
1.20
mmol/L
mmol/L
mmol/L
129 147
3.6 6.1
1.17 1.29
nonreactive
nonreactive
Thorax AP (asimetris)
Kesimpulan : Cor dan pulmo tidak valid dievaluasi
Foto Abdomen:
Tampak cavum abdomen distended
Tampak gas gaster prominent dengan ujung cauda terproyeksi setinggi VL
5
Kesimpulan: Curiga obstruksi di distal gaster
6. Pro piloromiotomi
TINJAUAN PUSTAKA
PYLORIC STENOSIS
I.
PENDAHULUAN
Stenosis pilorus adalah terjadinya hipertrofi otot sirkuler pilorus
yang terbatas (jarang berlanjut ke otot gaster) yang menyebabkan obstruksi
fungsional gaster. Keadaan ini merupakan penyebab yang paling umum dari
obstruksi usus pada bayi. Hal ini menyebabkan penyempitan kanal pilorus
oleh kompresi lipatan-lipatan longitudinal dari mukosa dan pemanjangan
pilorus.
Obstruksi apertura lambung menyebabkan muntah nonbilious dan
menyemprot. Keadaan ini biasanya terjadi antara 3 sampai 6 minggu setelah
pilorus kongenital atau dari ulkus peptikum masih belum jelas. Kebanyakan
pasien dewasa dengan stenosis pilorus mempunyai temuan radiologik yang
sama dengan ulkus peptikum. [6]
III. ETIOLOGI
Penyebab stenosis pilorus belum diketahui secara pasti tetapi berbagai
macam faktor telah dicurigai terlibat. Stenosis pilorus biasanya tidak tampak
pada saat lahir dan lebih konkordans pada kembar monozigot dari pada
dizigot. Innervasi otot yang tidak normal, menyusui, dan stress pada ibu
kehamilan trimester III telah diketahui ikut terlibat. Lagipula, peningkatan
prostaglandin serum, penurunan kadar nitrat oksida sintase di pilorus, dan
hipergastrinemia pada bayi telah ditemukan tetapi kemungkinan merupakan
fenomena sekunder yang disebabkan statis dan distensi lambung. Pemberian
prostaglandin E eksogen untuk mempertahankan patensi duktus arteriosus
telah dihubungkan dengan stenosis pilorus; dan juga dengan gastroenteritis
eosinofilia dan trisomi 18, sindrom Turner, sindrom Smith-lemli Opitz dan
sindrom Cornelia de Lange . [9]
IV.
mesentrium-mesentrium
ini.
Dengan
demikian,
rotasi
Limpa,
yang
selalu
mempertahankan
kedudukannya
pilorikum
terminal
berelaksasi,
makanan
masuk
kedalam
LOKALISASI
Holotopi: gaster terletak dalam regio hypochondrium sinister dan regio
epigastrium. Lokalisasi ini tergantung dari berbagai faktor, seperti
bentuk gaster, isi gaster, konstitusi tubuh dan sikap tubuh.
Skeletopi: tepi cranialis dari cardia terletak setinggi costa 7 dan vertebra
thoracalis 9. Tepi cranialis fundus ventriculi terletak setinggi costa
V.
(NOS),
innervasi
abnormal
dari
plexus
myenterikus,
DIAGNOSIS
A. Gejala Klinis
Muntah tanpa empedu merupakan gejala awal stenosis pilorus.
Muntah bisa menyembur atau tidak pada awalnya, tetapi biasanya
progresif dan segera setelah makan. Muntah bisa setiap kali setelah
makan atau intermitten. Muntah biasanya mulai setelah umur 3
minggu, tetapi gejala muncul paling awal paling awal pada umur 1
minggu dan paling lambat pada umur 5 bulan. Setelah muntah, bayi
akan merasa lapar dan ingin makan lagi. Karena muntah terus menerus
terjadilah kehilangan cairan, ion hydrogen dan klorida secara progresif,
sehingga menyebabkan alkalosis metabolik, hiperkloremik. Ikterus
yang disertai dengan penurunan kadar glukoronil transferase terlihat
pada sekitar 5% bayi. Ikterus ini biasanya segera membaik setelah
obstruksinya sembuh.[9]
Tiga gejala pokok yang penting:
1. Muntah proyektil dimulai pada umur 2-3 minggu, muntah dapat
bercampur darah hingga dapat berwarna kecoklatan akibat
perdarahan-perdarahan kecil karena gastritis dan pecahnya
pembuluh darah kapiler lambung.
2.
B.
dalam darah, oleh karena itu perlu pemeriksaan kadar ureum. [17
Histopatologi
Gambaran histopatologi pada beberapa bayi dengan IHPS
(Infantile Hypertrophic Pyloric Stenosis) akan terlihat jika tedapat
penebalan yang sangat berlebih pada mukosa. Biasanya gambaran
yang didapatkan hipertrofi
Jika pasien baru muntah atau terdapat nasogastric tube di dalam perut,
perut didekompresi dan hasil radiografi ditemukan normal. [18]
2.
pilorus. [5,18]
b.
Elongasi pylorus. [18]
c. String sign. Terdapat sebuah garis tunggal dan panjang dari kontras
barium yang melapisi kanalis pylorus.[5,18]
berada di
3.
Pemeriksaan ultrasonografi
Ultrasonografi abdomen telah menggantikan pemeriksaan
barium dalam menegakkan diagnosis pada kasus yang sulit. [9] Ketika
seseorang di suspect dengan HPS (Hypertrophic Pyloric Stenosis)
tetapi tidak tampak massa berbentuk olive pada daerah hipokondrium
kanan, maka ultrasound digunakan untuk melihat penebalan dari otot
pilorus, dan mempunyai predictive value sampai 90%. Ultrasonografi
dilakukan dengan transduser 7,5 - 13,5 MHz-linear dengan posisi
supine pada anak. Ketika massa berbentuk olive telah teridentifikasi
dan ditemukan panjang canalis pyloricum lebih besar dari 17 mm dan
tebal dinding otot lebih besar dari 4 mm maka dapat dipastikan bahwa
diagnostiknya adalah HPS (Hypertrophic Pyloric Stenosis).[18,20]
Gambaran ultrasonografi pada stenosis pilorik hipertrofik adalah :
a.
b.
4.
CT-SCAN abdomen
menyerupai stenosis pilorus, tetapi tidak adanya tumor yang bisa diraba,
asidosis metabolik, serta peninggian kalium serum dan kadar natrium urin
pada insufisiensi adrenal membantu dalam diferensiasi. Kesalahan
metabolisme kongenital (inborn errors of metabolism) bisa menyebabkan
muntah berulang dengan alkalosis (siklus urea) atau asidosis (asidemia
organic) dan letargi, koma, atau kejang. Muntah dengan diare mmemberi
kesan gastroenteritis, tetapi kadang-kadang penderita dengan stenosis
pilorus juga menderita diare. Meskipun jarang, refluks gastro-esofagus,
dengan atau tanpa hernia hiatus, dapat terancukan dengan stenosis pilorus.
Sangat jarang membran pilorus atau duplikasi pilorus bisa menyebabkan
muntah proyektil yang bisa terlihat dan pada kasus duplikasi suatu massa
yang bisa diraba. Stenosis pada duodenum proksimal sampai ampula
Vateri menyebabkan gambaran klinis yang sama dengan stenosis pilorus
tetapi mungkin tidak ada massa yang bisa diraba. [9]
VIII.PENATALAKSANAAN
1.
b.
Muntah biasanya berhenti bila lambung kosong, dan kadangkadang saja bayi membutuhkan pengisapan nasogastrik.[9]
2.
Pembedahan
Prosedur bedah pilihan adalah piloromiotomi Ramstedt.
Prosedur ini dilakukan melalui insisi pendek melintang atau dengan
laparaskopi. Massa pilorus di bawah mukosa dipotong tanpa
memotong mukosa dan irisan ditutup kembali.[9]
Munta
pasca
bedah
bisa terjadi pada 50% bayi dan diduga edema pilorus tempat insisi.
Namun pada kebanyakan bayi, makanan dapat dimulai dalam 12-24
jam sesudah pembedahan dan diteruskan sampai makanan oral
rumatan dalam 36-48 jam sesudah pembedahan. Muntah yang
menetap menunjukkan suatu piloromiotomi yang tidak sempurna,
gastritis, hernia hiatus, kalasia, atau penyebab obstruksi lain. [9]
Pengobatan bedah stenosis pilorus adalah kuratif, dengan
mortalitas pembedahan antara 0 dan 0,5%. Terapai medik konservatif
(dengan memberikan makanan sedikit-sedikit, atropine) pernah
dilakukan pada masa lalu tetapi perbaikannnya lambat dengan
PROGNOSIS
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Patel, Pradip. Pyloric Stenosis. In: Lecturer Notes Radiology. 2nd Edition.
4.
5.
Hal.102104.
Hernanz Marta and Schulman. Infantile Hypertrophic Pyloric Stenosis. In:
Upper Gastrointestinal Examination. Department of Radiology and
Radiological
Sciences,
Vanderbilt
University
Medical
Center;
6.
2003.p.319-331
Halpert, Robert. Pyloric Stenosis. In: Gastrointestinal Imaging 3 rd Edition.
7.
8.
9.
Gambar
18:
Diagram
lambung
normal,