KEPRIBADIAN MUAHMMADIYAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2015
A. Pendahuluan
Tonggak berdirinya Muhammadiyah awalnya dimulai dari pembacaan kritis terhadap
realitas di sekitar. Banyaknya ketidakadilan dan kebodohan serta pudarnya pemahaman
terhadap Islam menggugah KH. Ahmad Dahlan untuk mengupayakan purifikasi dalam
mempertahankan ortodoksi ajaran Islam dan berorientasi pada gerakan moral, dakwah, dan
social. Hal ini ditunjukkan misi amar maruf nahi munkar dan selalu berlandaskan pada AlQuran dan As-Sunnah.
Kepribadian Muhammadiyah adalah sebuah rumusan yang menguraikan tentang jati diri, apa
dan siapa Muhammadiyah. Kemudian dituangkan dalam bentuk teks yang dikenal sebagai
Matan Kepribadian Muhammadiyah. Adapun sejarah pembentukannya dijabarkan sebagai
berikut.
Kepribadian Muhammadiyah merupakan salah satu dari beberapa rumusan resmi
persyarikatan yang disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah ke-35 tahun 1962 di Jakarta,
atau sering disebut dengan Muktamar setengah abad.
Gagasan untuk merumuskan Kepribadian Muhammadiyah yaitu pada masa kepemimpinan
H.M Yunus Anis (1959-1960). Perumusan tersebut sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari
keterkaitan dengan kondisi dan situasi Negara pada sekitar tahun 1962. Sebagaimana telah
dimaklumi bersama bahwa sejak Dekrit 5 Juli 1959 hingga 11 Maret 1966 negara Indonesia
memasuki jaman baru yang dikenal dengan jaman Demokrasi Terpimpin atau disebut juga
jaman Nasakom.
Satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa sejak Presiden Soekarno mendengungkan untuk
menerapkan Demokrasi Terpimpin dalam sistem kenegaraan, partai Masyumi dan Partai
Sosialis Indonesia (PSI) yang paling lantang menentangnya. Keduanya menentang karena
beralasan bahwa Demokrasi Terpimpin akan dijadikan alat oleh Soekarno untuk memusatkan
kekuasaan di tangannya. Sikap kedua partai tersebut membuat Soekarno kecewa dan marah.
tengah-tengah
kegalauan
setelah
dibubarkannya
Masyumi,
pimpinan
pusat
yang
sebenarnya,
menguraikan
tentang
hakikat
apa
dan
siapa
atas
ceramah
KH.
Fakih
Usman
tersebut,
dibentuklah
Tim
Perumus
KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH yang terdiri dari Prof. Dr. Hamka, KH. Wardan
Diponingrat, H. Djarnawi Hadikusuma, HM. Djindar Tamimy, HM. Saleh Ibrahim, serta KH.
Fakih Usman (selaku narasumber).
B. PEMBAHASAN
1. Fungsi kepribadian Muhammadiyah
Penyusunan rumusan Kepribadian Muhammadiyah memiliki tujuan dan fungsi
sebagai landasan, pedoman, dan pegangan setiap gerak langkah Muhammadiyah menuju citacita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.Sebagai landasan dan pedoman,
maka Kepribadian Muhammadiyah memiliki fungsi lebih luas dalam setiap pribadi
Muhammadiyah. Setiap amal dan aktivitas warga Muhammadiyah, baik secara individu
maupun organisasi perlu didasarkan pada rumusan Kepribadian Muhammadiyah tersebut.
Hakikat
kepribadian
Muhammadiyah
adalah
wajah
dan
wijhahnya
persyarikatan
Muhammadiyah.Wajah tersebut mencerminkan 3 predikat yang melekat kuat sebagai asysyaksiyah atau jati dirinya secara utuh. 3 predikat yang dimaksud adalah Muhammadiyah
sebagai gerakan Islam, dakwah, dan tajdid.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam didasarkan pada segi asas (aqidah) perjuangan
Muhammadiyah. Muhammadiyah menjadikan dinul Islam sebagai subjek (sumber nilai) dan
sumber objek (sumber konsep) perjuangannya. Sebagai sumber subjek ialah bahwa semua
kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah selalu digerakkan oleh ruh Al-Islam. Sebagai
sumber objek ialah semua kegiatan dan amal usaha Muhammadiyah dimaksudkan untuk
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Allah SWT. Sebagai sumber nilai dan konsep
dinul islam tidak bisa dipisahkan dari perjuangan Muhammadiyah. Islam telah menjadi
sibghah yang mendasari, menjiwai, dan mewarnai gerakan Muhammadiyah.
Tidak diragukan bahwa eksistensi dan esensi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, bukan
gerakan social-kemasyarakatan semata. Gerakan kemasyarakatannya hanyalah bagian atau
fungsi tranformasi dari gerakan Islam. Kondisi sosio-historis berdirinya Muhammadiyah
tidak lain karena diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran-ajaran al-Quran. Motif
gerakannya tidak lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran islam
dalam kehidupan nyata.
Gerakannya hendak berusaha menampilkan wajah islam dalam dinamika hidup, yang dapat
dihayati, dirasakan, dan dinikmati oleh manusia sebagai rahmatan lil alamin.
Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah Islam , amar
makruf nahi munkar. Ciri yang kedua ini telah muncul sejak dari kelahirannya dan tetap
melekat tak terpisahkan dalam jati diri Muhammadiyah. Hal ini diakui oleh beberapa pihak
yang menyatakan bahwa Muhammadiyah terlihat sebagai pergerakan dakwah yang
menekankan pengajaran serta pendalaman nilai-nilai dan memiliki kepedulian yang sangat
besar terhadap penetrasi misi Kristen di Indonesia.
Secara istilah (terminologi) berarti penyampaian Islam kepada manusia, baik secara
lisan,tulisan ,ataupun lukisan. Sedangkan secara istilah, setidaknya ada beberapa batasan atau
definisi sebagai berikut:
1. Segala Aktivitas dan usaha untuk mengubah satu situasi tertentu kearah lain yang
lebih baik, sesuai dengan ajaran islam.
2. Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan
seluruh umat konsepsi islam tentang pandangan dan tujuan hidup di dunia ini, yang
meliputi amar maruf dannahi munkar, dengan berbagai media dan cara yang baik dan
membimbing mengamalkannya dalam perikehidupan perorangan , keluarga (usrah),
masyarakat dan bernegara.
3. Mengajak dan menyeru manuasia atau masyarakat kepada ajaran islam, dengan
memberikan pengertian dan kesadaran akan kebenaran ajaran-ajaran islam sehingga
manusia atau masyarakat dapat menginsafi akan kebaikan, kelebihan , dan keutamaan
islam bagi pembentukan pribadi yang utama, dan bagi mengatur ketertiban hidup
bermasyarakat, dalam segala aspek kehidupan, seperti bidang iktiqad , ibadah,
akhlak, kebudayaan , pendidikanm-pengajaran, ilmu pengetahuan, social, ekonomi,
juga dalam bidang kenegaraan-politik dan sebagainya.
Tujuan dakwah islamiyah secara proposional meliputi tiga sasaran , yaitu :
1. Agar umat manusia menyembah kepada Allah , tidak menyekutukan-Nya dengan
sesuatu, dan tidak akan menyembah tuhan selain Allah semata-mata.
Ciri ketiga yang melekat pada persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai gerakan tajdid
atau gerakan reformasi. Menurut paham Muhammadiyah, Tajdid mempunyai dua pengertian.
Pertama, mengandung pengertian purifikasi dan reformasi ; yaitu, pembaruan dalam
pemahaman dan pengalaman ajaran islam kearah keaslian dan kemurniaannya sesuai dengan
al-Quran dan al-Sunnah al-Maqbulah. Dalam pengertian pertama ini diterapkan pada bidang
akidah dan ibadah mahdah.
(pengembangan) dalam pemahaman dan pengalaman ajaran islam sejalan dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan masyarakat. Pengertian kedua diterapkan
pada masalah muamalah duniawiyah.
Tajdid dalam pengertian ini sangat diperlukan, terutama setelah memasuki era globalisasi,
karena pada era ini bangsa-bangsa di dunia mengalami hubungan antarbudaya yang sangat
kompleks.
Dalam perjuangan melaksanakan usaha menuju tujuan terwujudnya masyarakat utama, adil
dan makmur yang diridlai Allah SWT di mana kemakmuran dan kesejahteraan, kebaikan dan
kebahagiaan luas merata, persyarikatan Muhammadiyah mendasarkan segala langkah, gerak
dan amal usaha diatas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar
Muhammadiyah.
1. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah semata-mata
2. Hidup Manusia Bermasyarakat
3. Menegakkan ajaran islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam adalah satu-satunya
landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah wajib,
sebagai ibadah kepada Allah dan berbuat Ihsan dan Islah kepada kemanusiaan.
5. Ittiba kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAW
6. Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi.
Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah
Dari segi taktik perjuangan sering orang berpendirian bahwa tidak mengapa kita
bertindak menyalahi peraturan bahkan tidak mengapa bertindak sesuai dengan ajaran islam,
asal dengan maksud untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Kadang-kadang sampai orang
berpendapat bahwa tiada celanya berbuat sesuatu yang menyeleweng dari hokum agama, asal
hanya untuk siasat belaka. Dalam Muhammadiyah hal ini tidak boleh terjadi. Hukum dan
ajaran agama islam wajib dipegang teguh dan di junjung tinggi. Tujuan yang baik harus
dicapai dengan cara yang baik pula. Cita-cita yang diridhoi Allah harus dicapai dengan cara
serta usaha yang diridhoi Allah SWT. Muhammadiyah berjuang tidak sekedar mencari
berhasilnya tujuan semata-mata, tetapi disamping itu juga dengan maksud beribadah, berbakti
kepada Allah dan berjasa kepada kemanusiaan. Muhammadiyah berjuang dengan keyakinan
bahwa kemenangan ada di tangan Allah, dan tiu akan di anugerahkan kepada siapa yang
bersungguh-sungguh berjuang dengan cara yang adil dan jujur.
4. Sifat Muhammadiyah
a.Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan. Dengan sifat ini
Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain. Sebaliknya
Muhammadiyah harus tabah menghadapi celaan dan kedengkian golongan lain tanpa
mengabaikan hak untuk membela diri kalau perlu dan itu pun harus dilakukan secara baik
tanpa dipengaruhi perasaan aneh .
1. Memperbanyak kawan dari mengamalkan Ukhuwah Islamiyah. Setiap warga
Muhammadiyah- siapapun orangnya- termasuk para pemimpin dan dainya harus
memegang teguh sifat ini. Dalam Rangka untuk memperbanyak kawan dan
mengamalkan Ukhuwah Islamiyah, Inilah pada umumnya ceramah atau kegiatan
dakwah lainnya yang dilancarkan oleh dai-daI Muhammadiyah memakai gaya sejuk
penuh senyum bukan dakwah yang agitatif menebar kebencian ke sana ke mari.
2. Lapang Dada, Luas Pandang dengan Memegang Teguh Ajaran Islam Lapang dada
atau toleransi adalah satu keharusan bagi siapapun yang hidup dalam masyarakat,
apalagi hidup dalam masyarakat yang majemuk seperti masyarakat Indonesia.
Namun dalam berlapang dada kita tidak boleh kehilangan identitas sebagai warga
Muhammadiyah yang harus tetap memegang teguh ajaran islam. Dengan demikian, bebas
tetapi tetap terkendali.
1. Bersifat
Keagamaan
dan
Kemasyarakatan,
Sifat
ini
merupakan
sifat
Muhammadiyah sejak lahir , yang tidak mungkin terlepas dari jiwa dan raga
Muhammadiyah, karena Muhammadiyah sejak lahir mengemban misi agama, sedang
agama diturunkan oleh Allah melalui para Nabi-Nya untuk masyarakat, yakni untuk
memperbaiki masyarakat. Masyarakat lahan bagi segala aktivitas perjuangan
Muhammadiyah.
2. Mengindahkan segala Hukum, Undang-undang serta dan falsafah Negara yang sah
Muhammadiyah sebagai satu organisasi mempunyai sejumlah anggota.
3. Amar Maruf Nahi Munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan
yang baik Salah satu kewajiban tiap muslim ialah beramar maruf dan bernahi
munkar, yakni menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Tanda adanya
amar maruf dan nahi munkar kebaikan tidak akan dapat ditegakkan, dan kejahatan
tidak akan diberantas.
4. Aktif dalam Perkembangan Masyarakat dengan maksud Ishlah dan pembangunan
sesuai dengan ajaran Islam kapan pun dan dimanapun Muhammadiyah memang
harus selalu aktif dalam perkembangan masyarakat, sebab tanpa begitu,
Muhammadiyah akan kehilangan peran dan ketinggalan sejarah, Muhammadiyah
adalah kekuatan ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam.
5. Kerjasama dengan golongan lain mana pun, dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan Ajaran Islam serta membela kepentingannya Menyiarkan Islam,
mengamalkan dan mengamalkan dan membela kepentingan islam, bukan hanya tugas
Muhammadiyah perlu menjalin kerjasama dengan semua golongan umat islam. Tanpa
Kerjasama ini, tidak mudah kita melaksanakan tugas yang berat ini.
6. Membantu Pemerintah serta kerjasama dengan golongan lain dalam memelihara
Negara dan membangunnya, untuk mencapai Masyarakat yang adil dan Makmur yang
Diridhoi . Adalah suatu keharusan dijalinnya kerjasama di antara semua unsure
pemilik Negara, untuk membangun Negara dan bangsa menuju tercapainya
masyarakat yang adil dan makmur yg di ridhoi Allah.
7. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar, dengan bijaksana dengan sifat
tersebut , Muhammadiyah tidak senang melihat sesuatu yang tidak semestinya, dan
ingin mengubahnya dengan yang lebih tepat dan lebih baik, meskipun mengenai
dirinya sendiri.
Jadi Muhammdiyah tidak tinggal diam saja dan taqlid. Tetapi koreksi pada diri sendiri dan
keluar ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, melainkan harus dengan adil dan
bijaksana.
1. Kepada Siapa Kepribadian Muhammadiyah kita Pimpinkan/ Berikan
Seperti telah kita uraikan diatas, bahwa kepribadian Muhammadiyah ini pada
dasarnya adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada warga kita , agar mereka itu
tahu tugas kewajibannya, tahu sandaran atau dasar-dasar beramal-usahanya , juga tahu sifat-
sifat atau bentuk/ irama bagaimana mereka bertindak /bersikap pada saat melaksanakan
kewajibannya.
Cara Memberikan atau Menentukan
Tidak ada cara lain dalam memberikan atau menentukan Kepribadian Muhammadiyah ini,
Kecuali harus dengan teori dan praktik penanaman, pengertian dan pelaksanaan.
1. Penandaan atau pendalaman pengertian tentang dawah dan bertabligh.
2. Menggembirakan dan memantapkan tugas berdawah. Tidak merasa rendah diri dalam
menjalankan dawah , namun tidak memandang rendah kepada yang bertugas dalam
lapangan lainya (politik, ekonomi, seni-budaya, dan lain-lain)
3. Keadaan mereka pra warga hendaklah ditugaskan dengan tugas yang tentu-tentu,
bukan dengan hanya sukarela. Bila perlu dilakukan dengan suatu ikatan, misalnya
dengan perjanjian dengan baiat dan lain-lain.
4. Sesuai dengan masa itu, perlu dilakukan dengan musyawarah yang sifatnya
mengevaluasi tugas-tugas itu.
5. Sesuai dengan suasana sekarang , perlu pula dilakukan dengan formalitas yang
menarik, yang tidak melanggar hukum-hukum agama dan juga dengan memberikan
bantuan logistik.
6. Pimpinan
Cabang,
Ranting
Bersama-sama
dengan
aggota-anggotanya
KESIMPULAN
Muhammadiyah hadir dengan kepribadiannya yaitu gerakan Islam, dakwah amar maruf nahi munkar,
dan gerakan tajdid. Inilah yang menjadi kepribadian Muhammadiyah.Dengan melaksanakan Dakwah Islam dan
Amar Maruf Nahi Munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan
masyarakat menuju tujuannya, yaitu: Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.Bagaimanapun
cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya, harus berpedoman: Berpegang teguh akan
ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara
serta menempuh jalan yang diridhai Allah