Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
http://ezha-maternitasku.blogspot.com/2011/08/v-behaviorurldefaultvmlo.html
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring meningkatnya ilmu pengetahuan di Indonesia, berkembang pula upaya peningkatan
pelayanan kesehatan terhadap wanita yang semakin membaik. Sarana dan prasarana di pelayanan
kesehatan menunjang terdeteksinya penyakit wanita yang bermacam macam, termasuk
penyakit ginekologi. Berbagai macam penyakit sistem reproduksi memiliki efek negatif pada
kualitas kehidupan wanita dan keluarganya dengan gejala salah satunya gangguan menstruasi
seperti menarche yang lebih awal, periode menstruasi yang tidak teratur, siklus menstruasi yang
pendek, paritas yang rendah, dan riwayat infertilitas. (Heffner dan Schust, 2005)
Gangguan menstruasi yang umum pada wanita biasanya terjadi dismenore atau nyeri saat haid.
Dismenore atau menstruasi yang menimbulkan nyeri merupakan salah satu masalah ginekologi
yang paling umum dialami wanita dari berbagai usia. Selain itu periode menstruasi yang tidak
teratur dengan volume pengeluaran darah yang berlebih dapat mengakibatkan anemia. Anemia
menyebabkan penurunan kapasitas darah untuk membawa oksigen. (Wiliams, 2001)
Nyeri yang berlebih pada saat haid juga dapat terjadi akibat adanya massa pada organ reproduksi
seperti kista atau tumor. Kista adalah bentuk gangguan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos
yang abnormal. Pertumbuhan otot polos abnormal yang terjadi pada ovarium disebut kista
ovarium. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh
hormonal dengan siklus menstruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005).
Insiden kista ovarium yaitu 7% dari populasi wanita dan 85% bersifat jinak (Standar Pelayanan
Medik Obstetri dan Ginekologi 2006). Insiden sebenarnya dari kista ovarium di Indonesia tidak
diketahui secara pasti, diperkirakan prevalensi dari kista ovarium sebesar 60% dari seluruh kasus
gangguan ovarium. (Wiknjosastro, 2007)
Tabel 1 : Rekapitulasi Penyakit Ginekologi di Ruang Dahlia RSUD Kota
Bekasi Pada Bulan Januari Juni 2011
No.
Nama Penyakit
Jumlah
1 Kista ovarium
8
2 Myoma uteri
36
3 Menometrorhagia
34
4 Ca. Cervik
7
5 Kista bartolin
16
6 Tumor vagina
2
Jumlah
103
Sumber : Rekam medis RSUD Kota Bekasi
Persentasi
7,80%
34,95%
33%
6,79%
15,53%
1,93%
100%
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa di RSUD Kota Bekasi R. Dahlia (maternitas)
telah ditemukan sebanyak 7,8 % atau 8 orang dari 103 klien dengan Kista ovarium pada periode
Januari Juni 2011. Klien dengan kista ovarium membutuhkan adanya tindakan keperawatan
melalui tindakan kolaboratif dan independen dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan
kista ovarium dan anemia. Berdasarkan pertimbangan diatas maka penulis tertarik membuat
laporan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Ny. M dengan kista
ovarium dan anemia di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi tanggal 21 25 Juli 2011.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif meliputi bio, psiko,
social, dan spiritual pada klien kista ovarium dengan pendekatan proses keperawatan
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan keperawatan dengan kista ovarium diharapkan penulis mampu :
a.
f.
C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah metode deskriptif
berbentuk studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan. Teknik-teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi lisan yang didapat secara langsung dari
klien maupun keluarga yang berhubungan dengan masalah kesehatan yang sedang dirasakan
klien saat ini.
2. Observasi
Mengamati keadaan klien dan respon klien untuk memperoleh data objektif
tentang masalah kesehatan dan masalah keperawatan.
3. Pemeriksaan fisik
Memeriksa keadaan fisik klien secara sistematis dan menyeluruh dengan menggunakan teknik
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
4. Studi Dokumentasi
Membaca catatan keperawatan dan catatan medis yang berhubungan dengan klien, serta
mendokumentasikan asuhan keperawatan selama klien ada di rumah sakit.
5. Studi Kepustakaan
Mengumpulkan informasi dari bahan-bahan bacaan sebagai literatur yang relevan dengan kasus
yang diambil sebagai bahan dalam pembuatan karya tulis.
D. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari IV BAB, yaitu : BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang,
tujuan penulisan, metoda penulisan dan teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan teoritis yang berisi konsep dasar kista ovarium : definisi, anatomi fisiologi,
patofisiologi, manajemen medik, dampak masalah terhadap perubahan struktur. Konsep dasar
anemia : definisi, patofisiologi, manajemen medik, dampak masalah terhadap perubahan
struktur, dan konsep dasar asuhan keperawatan pada klien kista ovarium dengan anemia :
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. BAB III Tinjauan
kasus dan pembahasan yang berisi, pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. BAB IV Penutup yang berisi, kesimpulan, rekomendasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR
1. Kista Ovarium
a.
Pengertian
Kista adalah kantong berisi cairan yang dapat tumbuh dimana saja dengan jenis yang bermacammacam. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau
ovarium. (Lowdermilk, 2005)
Kista ovarium adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam jaringan ovarium. Kista
tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah telur dilepaskan sewaktu ovulasi.
(Yatim, 2005)
Kista ovarium merupakan pertumbuhan sel jinak dari ovarium itu sendiri. (Burner, Suddart,
2003)
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau setengah cair
yang tumbuh dalam (indung telur) ovarium. (Kusuma, 2008)
Jadi kista ovarium adalah pertumbuhan sel jinak berupa kantong yang berisi cairan yang tumbuh
pada ovarium.
http://www.google.co.id/imgres?imgurl
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon (estrogen dan
progesteron). Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial
(primitif). Diantara interval masa usia subur (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur
dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid
(estrogen, progesteron, dan androgen) dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
perkembangan dan fungsi wanita normal. (Lowdermilk, dkk, 2005)
Ovarium terdiri atas medula dan korteks. Medula merupakan bagian internal yang mengandung
pembuluh limfe dan darah yang disangga oleh jaringan ikat. Korteks merupakan bagian eksternal
mengandung folikel ovarium atau sel sel telur yang terbenam dalam stroma. Ovarium tidak
dibungkus oleh peritonium sejati. Sebaliknya ovarium mengandung bentuk peritonium yang
sudah mengalami modifikasi, yaitu epitelium germinalis. (Farrer, 2001)
Gambar 2 : This figure shows the ovary, fallopian tube, and follicles (cysts)
http://www.google.co.id/imgres?imgurl
c.
Etiologi
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis,
dan ovarium.
d. Klasifikasi
Klasifikasi kista ovarium menurut Nugroho, 2010 adalah :
1) Tipe kista normal
a. Kista Fungsional
Kista Fungsional ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista ini
berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang
normal. Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk
melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah, kista
fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri
dari: kista folikel dan kista korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan
gejala dan dapat menghilang sendiri dalam waktu 6 8 minggu.
2) Tipe Kista Abnormal
a) Kistadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya bersifat jinak, namun
dapat membesar dan dapat menimbulkan nyeri.
b) Kista coklat (endometrioma)
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista coklat karena berisi timbunan
darah yang berwarna coklat kehitaman.
c) Kista dermoid
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku, rambut, gigi dan
lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian indung telur. Biasanya berukuran kecil dan
tidak menimbulkan gejala.
d) Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar rahim. Kista
ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga
menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan infertilitas.
e) Kista hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga menimbulkan nyeri di salah satu
sisi perut bagian bawah.
f)
Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya
berasal dari korpus luteum haematoma.
g) Kista polikistik ovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara
kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini.
Untuk kista polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk
mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.
e.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis kista ovarium antara lain :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil dan/atau buang air besar.
7)
Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.
f.
Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel folikel praovulasi yang telah mengalami atresia (degenerasi). Pada
wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan FSH dan SH tetapi tidak terjadi
ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang stadium folikular daur haid, sementara
kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang
terus menerus menimbulkan pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan kelenjar
adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista, yang menyebabkan terjadinya
ovarium polikistik. (Corwin, 2002)
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen dan pelvis
dan sel sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis. Penyebaran awal kanker
ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis.
Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal, seperti rasa penuh, mual,
tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi
perdarahan abnormal vagina skunder akibat hiperplasia endometrium, bila tumor menghasilkan
estrogen beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. (Price, Wilson,
2006)
banyak, sampai mencapai diameter 4 hingga 5 cm sehingga dapat di raba massa dan
menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel teka, tetapi seiring
dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang
kadang kista ini pecah, menimbulkan perdarahan intraperitonium, dan gejala abdomen akut.
(Robbins, 2007)
g. Penatalaksanaan
1) Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah, misal
laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.
2) Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista.
3) Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa
dengan perawatan setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian penurunan tekanan
intra abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen sebagai
penyangga.
4) Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan
manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada
abdomen atau teknik relaksasi napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi
seperti tanda tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi. (Lowdermilk.dkk. 2005)
h. Pemeriksaan penunjang
1)
Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium
atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2)
Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari
uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan
antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
3)
Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid
kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4)
Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan
tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.
(Nugroho, 2010)
i.
Komplikasi
Menurut Sjamsuhidajat, komplikasi yang biasa terjadi pada kista ovarium adalah asites atau
gejala sindrom perut akut akibatnya putaran tangkai tumor atau gangguan peredaran darah
karena penyebab lain.
Menurut Powell, komplikasi pada klien kista ovarium yaitu :
1)
Torsi
Putaran kista yang biasanya searah dengan jarum jam. Dapat berputar sedikit saja atau terjadi
beberapa putaran. Gangguan perdaran darah yang disebabkan oleh torsi mengenai susunan vena
sehingga kista berwarna kebiruan, dalam keadaan ekstrim arteri juga terjepit. Torsi kadang
kadang disertai rasa nyeri yang hebat dan terus menerus. Tetapi kadang kadang pula nyeri itu
hanya sebentar.
2)
Hal ini jarang terjadi tetapi dapat terjadi secara spontan atau oleh karena trauma. Pada keduanya
disertai gejala sakit, enek dan muntah muntah. Ruptur kista memberikan bahaya seperti
penyebaran isi kista dalam ruang abdomen yang akan segera dibentuk cairan baru oleh sel sel
di peritonium, sehingga akhirnya menyebabkan kematian.
3)
4)
Perubahan keganasan
Pada kistadenoma serosum, perbedaan histologis yang benigna dan maligna sukar ditentukan.
Tetapi suatu hal yang nyata, bahwa pada jenis ini lebih sering jadi ganas, yaitu 25%.
2.
Anemia
a. Pengertian
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002).
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah
atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen
keseluruh jaringan. (Tarwoto, 2008)
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin
dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006).
Jadi anemia adalah keadaan dimana berkurangnya hemoglobin sel darah merah dalam sirkulasi
darah sehingga tidak mampu membawa O2 keseluruh tubuh.
b. Klasifikasi
2) Klasifikasi anemia menurut Price, 2006 berdasarkan morfologik dapat dikelompokan menjadi
tiga kategori yaitu :
a) Normokromik normositik, sel darah merah memiliki ukuran dan bentuk normal serta
mengandung jumlah hemoglobin normal.
b) Normokromik makrositik, memiliki sel darah merah lebih besar dari normal tetapi normokromik
karena konsentrasi hemoglobin normal.
c) Hipokromik mikrositik berarti sel kecil dan pewarnaan berkurang karena berasal dari
hemoglobin yang kurang.
c.
Etiologi
Etiologi anemia pada kista ovarium menurut Howard & Pearson, 2008 adalah :
1) Perdarahan
2) Kekurangan dari folate atau cobalamin
3) Anemia dengan inflamasi kronis
4) Penghasilan erythropoietin rusak
5) Rusak respon ke erythropoietin
6) Infiltrasi tumor dari sumsum tulang.
d. Tanda dan gejala
1) Cepat lelah/ kelelahan hal ini terjadi karena simpanan oksigen dalam jaringan otot kurang
sehingga metabolisme otot terganggu.
2) Nyeri kepala dan pusing merupakan kompensasi dimana otak kekurangan oksigen, karena daya
angkut hemoglobin berkurang.
3) Kesulitan bernafas, terkadang sesak nafas merupakan gejala, dimana tubuh memerlukan lebih
banyak lagi oksigen dengan cara kompensasi pernafasan lebih dipercepat.
4) Palpitasi, dimana jantung berdenyut lebih cepat diikuti dengan peningkatan denyut nadi.
5) Pucat pada muka, telapak tangan, kuku, membran mukosa mulut dan konjungtiva.
e.
Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah
merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapat terjadi akibat kekurangan
nutrisi, pajanan toksik, tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut
terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi
sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik atau dalam sistem
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang
sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel
darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi
normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl) mengakibatkan ikterik pada sklera.
Perdarahan
f.
Jantung berupaya mengompensasi kondisi ini dengan meningkatkan curah jantung. Upaya ini
mementingkan kebebasan kerja jantung dan menekan fungsi ventrikular. Dengan demikian,
anemia yang menyertai komplikasi lain (misalnya, preeklampsia) dapat mengakibatkan gagal
jantung kongestif.
h. Pemeriksaan diagnostik
Jenis pemeriksaan pada gangguan hematologi diantaranya :
1) Hitung sel darah yaitu mengukur jumlah sel darah merah permilimeter kubik (mm3) darah. Tes
ini untuk mendiagnostik anemia dan polisitemia. Normalnya tergantung umur dan jenis kelamin.
2) Hemoglobin untuk menentukan nilai hemoglobin dalam darah per 100 ml darah. Tes ini untuk
mendiagnostik anemia dan polisitemia.
3) Hematokrit (Hct) untuk menentukan volume darah lengkap (sel darah merah). Tes ini untuk
mendiagnostik anemia, polisitemia, status dehidrasi.
4) Hitung sel darah putih /leukosit untuk mengukur jumlah sel darah putih dalam mililiter kubik
(mm3) darah. Tes ini menentukan adanya insfeksi atau respon pasien terhadap pemberian
kemoterapi atau terapi radiasi.
5) Hitung trombosit adalah jumlah trombosit dalam 1 mm3 darah untuk menghitung nilai trombosit,
berperan dalam pembekuan darah.
6) Hitung retikulosit untuk mengukur respon sumsum tulang terhadap produksi sel darah merah.
7) Test faktor pembekuan untuk mengetahui faktor penyebab gangguan perdarahan.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kista Ovarium Dan Anemia
Proses asuhan keperawatan berdasarkan pada standar praktek keperawatan menurut ANA
(American Nurses Association) yaitu terdapat lima tahap proses keperawatan : (1) tahap
pengkajian (2) tahap diagnosa keperawatan (3) intervensi keperawatan (4) tahap implementasi
(5) tahap evaluasi. Adapun penjelasan proses keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
klien. Data yang terkumpul dari pasien, pengkajian terdiri dari pengumpulan, pengelompokan
data, analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan.
a. Pengumpulan Data
1) Identitas
a.
Identitas Klien
Identitas klien meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku, status perkawinan,
diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no medrek dan alamat.
S : Saverity, nyeri dirasakan hebat. Menengah sedang, atau sedikit, tentukan dengan
menggunakan skala 0 10
T : Time, apakah nyeri secara khas terus menerus, cepat hilang dan dirasakan menetap.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Perjalanan penyakit klien sebelum, selama perjalanan dan sesampainya di rumah sakit hingga
saat dilakukan pengkajian. Tindakan yang dilakukan sebelumnya, dan pengobatan yang didapat
setelah masuk rumah sakit.
c) Riwayat Menstruasi
Kaji menarche, siklus menstruasi, banyaknya haid yang keluar, keteraturan menstruasi, lamanya,
keluhan yang menyertai.
d) Riwayat Obstetri
Kaji tanggal partus, umur hamil, jenis partus, tempat penolong, jenis kelamin bayi, berat dan
panjang badan bayi, masalah yang terjadi saat hamil, lahir, nifas dan keadaan bayi yang
dilahirkan.
e) Riwayat Keluarga Berencana
Kaji penggunaan KB pada klien, jenis kontrasepsi yang digunakan, sejak kapan penggunaan alat
kontrasepsi, adakah masalah yang terjadi dengan alat kontrasepsi.
f)
g) Riwayat pernikahan
Kaji usia pernikahan, lamanya pernikahan, dan pernikahan yang keberapa.
h) Riwayat seksual
Kaji usia pertama kali klien melakukan hubungan seksual, frekuensi perminggu, respon pasca
hubungan seksual : Nyeri / perdarahan / tidak ada keluhan.
i)
j)
Kaji waktu, lama tidur/ hari, kebiasaan pengantar tidur, kebiasaan saat tidur, dan kesulitan dalam
tidur.
k) Riwayat penggunaan zat
Kaji kebiasaan dan lama penggunaan rokok, minuman alkohol, dan obat obatan.
l)
e) Telinga
Kaji adanya kelainan bentuk, keadaan, dan fungsi pendengaran.
f)
Leher
Kaji adakah pembekakan, pembesaran kelenjar tiroid, distensi vena jugularis, pebesaran kelenjar
getah bening.
g) Daerah dada
Kaji adanya keluhan sesak nafas, bentuk, nyeri dada, auskultasi suara jantung, bunyi jantung,
frekuensi nadi, dan tekanan darah.
h) Abdomen
Kaji adanya massa pada abdomen, distensi, bising usus, bekas luka, nyeri tekan, karakteristik
nyeri, kondisi hepar dan kandung kemih.
i)
Genitalia Eksterna
Kaji adanya pengeluaran sekret dan perdarahan, warna, bau, keluhan gatal dan kebersihan.
j)
Anus
Kaji adanya keluhan konstipasi, dan inspeksi adanya hemoroid eksterna.
k) Ektremitas
Kaji kekuatan otot, varises, kontraktur pada persendian, refleks - refleks, dan kesulitan
pergerakan.
4) Pemeriksaan Penunjang
Pre operasi : Kaji hemoglobin, Pembekuan darah dan USG
b. Analisa Data
Analisa data adalah mengkaitkan data, menghubungkan data dengan konsep, teori dan kenyataan
yang relevan untuk membuat kesimpulan dalarn menentukan masalah keperawatan klien.
2. Diagnosa Keperawatan
Pernyataan yang jelas tentang masalah klien dan penyebab. Selain itu harus spesifik berfokus
pada kebutuhan klien dengan mengutamakan prioritas dan diagnosa yang muncul harus dapat
diatasi dengan tindakan keperawatan.
Menurut Doengoes (2000) diagnosa yang mungkin muncul adalah :
1) Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d adanya massa intra abdomen, perjalanan proses penyakit.
2) Gangguan rasa aman : cemas b.d krisis situasi, acaman pada konsep diri, transmisi atau kontak
interpersonal kebutuhan tidak terpenuhi.
3) Resti kekurangan cairan b.d adanya perdarahan intra peritonial.
4) Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d tidak mengenal /
kurang informasi.
5) Perubahan eliminasi b.d penekanan jaringan usus.
Menurut Tarwoto, dkk (2008) diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
Anemia adalah :
1) Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat.
2) Gangguan perfusi jaringan tubuh b.d tidak adekuatnya sirkulasi darah.
3) Intoleransi aktifitas b.d penurunan kardiak output sekunder penurunan sirkulasi darah.
4) Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penatalaksanaan anemia.
3. Rencana keperawatan
Intervensi
Tentukan riwayat nyeri, mis.,
Rasional
Informasi memberikan data
kebutuhan/efektifitas intervensi.
perhatian.
Dorong penggunaan
visualisasi, bimbingan
imajinasi), tertawa, musik, dan
sentuhan terpeutik.
5.
6.
7.
bila perlu.
Kembangkan rencana
Rencana terorganisasi
mengembangkan kesempatan
dan dokter.
indikasi.
8.
Anjurkan penggunaan
9.
dkk, 2004)
kanker.
Intervensi
Kaji tingkat kecemasan klien
Rasional
Untuk mengetahui tingkat
2.
3.
mengungkapkan perasaan.
mengungkapkan perasaan.
perasaan ansietas.
jika dubutuhkan.
4.
kecemasan.
3) Resti kekurangan cairan b.d adanya perdarahan intra peritonial
Tujuan : Kebutuhan cairan klien dapat terpenuhi
Kriteria : Menunjukan keseimbangan cairan yang dibuktikan dengan TTV klien stabil, mukosa lembab,
dan turgor kulit baik.
Intervensi dan Rasional
No.
1.
Intervensi
Awasi tanda tanda Vital
Rasional
Perubahan Td dan nadi dapat
digunakan untuk perkiraan kasar
kehilangan darah. Hipotensi
postural menunjukan penurunan
volume sirkulasi.
2.
menunjukan berlajutnya
peningkatan suhu.
3.
indikasi.
4.
merah (SDM).
terapi.
Menurut Tarwoto, dkk (2008) rencana asuhan keperawatan pada klien dengan Anemia adalah :
1) Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi
Kriteria :
a) Nafsu makan meningkat
b) Pola makan yang adekuat
c) Berat badan normal
d) Hb normal
Intervensi dan rasional
No
1.
Intervensi
Kaji kebiasaan makan pasien.
Rasional
Kebiasaan makan pasien menentukan
asupan makanan pasien.
2.
3.
memungkinkan.
4.
8.
setiap 4 jam.
nutrisi.
10.
kolaborasi medis.
pasien.
Laksanakan program
pasien.
11.
13.
NGT.
14.
Meningkatkan pengetahuan.
2.
Intervensi
Kaji kembali tanda tanda
Rasional
Data dasar untuk menentukan
perfusi jaringan.
setiap hari.
3.
4.
5.
pasien.
6.
7.
8.
Meningkatkan keefektifan
semifowler.
pernafasan.
program.
9.
10
Hb.
keseluruh jaringan.
sesuai kemampuan
11.
transfusi darah.
12.
kardiovaskular dengan
3)
Intoleransi aktivitas b.d penurunan kardiak output sekunder penurunan sirkulasi darah.
Tujuan : Klien mampu melakukan aktivitas
Kriteria :
b) Ekstremitas kuat
c) Turgor kulit normal
Intervensi dan Rasional
No
.
1.
2.
Intervensi
Rasional
tanda tandanya.
perawatan.
jantung.
secara berkala.
3.
aktifitas.
tinggi protein.
5.
hemotokrit.
6.
transfusi darah.
darah.
Intevensi
Kaji ulang pengetahuan
Rasional
Data dasar dalam perencanaan.
3.
penatalaksanaanya.
tentang anemia.
merespon positif.
4. Implementasi
Pelaksanaan pada klien kista ovarium dilaksanakan sesuai perencanaan perawatan yang meliputi
tindakan-tindakan yang telah direncanakan oleh perawat maupun hasil kolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya serta memperhatikan kondisi dan keadaan klien.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah memberikan tindakan perawatan dengan melihat respon klien,
mengacu pada kriteria evaluasi, tahap ini merupakan proses yang menetukan sejauh mana tujuan
telah tercapai.
BAB III
38
Klien menstruasi pertama berusia 15 tahun, menstruasi klien tidak teratur dan disertai nyeri,
banyak haid : klien 3X mengganti pembalut setiap hari.
3) Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan 1 tahun yang lalu klien pernah mengalami penyakit yang sama yaitu kista
ovarium, dan klien menanganinya dengan operasi laparatomi pada tanggal 28 Januari 2010.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien, tidak memiliki
penyakit menular dan keturunan dari pihak keluarga seperti TBC, jantung, hepatitis B, hipertensi
dan diabetes militus.
5) Riwayat Keluarga Berencana
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti program KB.
6) Riwayat Pernikahan
Klien menikah saat berusia 19 tahun dan suami berusia 26 tahun, klien sudah menikah selama 25
tahun.
7) Riwayat seksual
Klien melakukan hubungan seksual sejak menikah pada usia 19 tahun. Kehidupan seksual klien
teratur dengan frekuensi 2 x 1 minggu tanpa keluhan yang dirasakan klien.
8) Riwayat penggunaan zat
Klien tidak pernah merokok, meminum minuman keras dan mengkonsumsi obat obatan.
9) Riwayat Obstetri
No
Hidup /
Jenis
Penolon
Mati
Persalinan
Tahun
BB
240
Hidup
Normal
Bidan
1988
0
290
Baik
Hidup
Normal
Bidan
1990
0
320
Baik
Hidup
Normal
Bidan
1994
0
350
Baik
Masala
Keadaan
anak
Keadaan
4
Hidup
Normal
Bidan
1996
0
Baik
5
Hidup
Normal
Bidan
2001
Baik
Data Status Keperawatan Klien Ny. M di Ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi
10) Data sosial dan spiritual
a) Pola fikir dan persepsi
Klien mengatakan BAB-nya berdarah, dan menanyakan apakah ada hubungan BAB-nya yang
berdarah dengan penyakit kistanya? Klien tampak bertanya dan ingin tahu tentang penyakitnya,
dengan serius klien memegang tangan perawat dan mengerutkan dahi saat bertanya.
b) Persepsi diri
Hal yang difikirkan klien saat ini adalah penyakit kistanya yang muncul untuk kedua kalinya,
klien menanyakan juga apa mungkin dapat dioperasi lagi dengan tenggang waktu hanya 1 tahun,
sementara ini klien dalam keadaan anemia dan akan melakukan pemeriksaan kista lebih lanjut
setelah anemianya teratasi.
c) Konsep diri
-
Ideal diri : klien ingin menjadi ibu yang sehat untuk anaknya
d) Hubungan / komunikasi
Klien berbicara jelas, berbahasa indonesia, relevan, mampu mengekspresikan, dan mampu
mengerti orang lain. Klien tinggal satu rumah dengan suami dan anak anaknya. Suami klien
memegang peranan penting dalam keluarga. Motivasi dari suami adalah dukungan moril dan
materi. Tidak ada kesulitan klien dalam keluarga.
e) Sistem nilai kepercayaan
Klien sering melakukan sholat 5 waktu di rumah, saat ini klien dan keluarga sering berdoa untuk
kesembuhan Ny. M.
11) Pola aktifitas sehari hari
a. Personal Hygiene
Sebelum masuk RS
Selama dirawat di RS
keramas 3x / minggu,
kuku.
kukunya 1x / minggu.
b. Nutrisi
c. Pola eliminasi
minum 600ml/hari
Sejak di RS klien belum
d.
Pola istirahat
menetes.
Selama di RS klien tidak
perutnya.
1) Kesadaran
2) TTV
Nadi
: 84 X / menit
Suhu
: 36,20C
Pernafasan : 20 X / menit
3) Kepala : Kepala tampak simetris, rambut klien bersih, klien mengatakan sering pusing jika
terbangun terlalu cepat.
4) Mata : konjunctiva anemis, penglihatan klien masih nampak jelas.
5) Telinga : Telinga klien tampak kotor pada sebelah kiri, pendengaran masih jelas.
6) Hidung : Hidung klien bersih dan simetris, klien memiliki penciuman yang normal.
7) Mulut : Mukosa bibir lembab, gigi terdapat karies & kotor. Ompong pada gigi taring kanan
sebanyak 2 3 buah.
8) Leher : tidak ada pembengkakan & pembesaran kelenjar tiroid.
9) Thorax : Simetris, suara nafas vesikuler, irama jantung reguler.
10) Abdomen : Bentuk asimetris, terdapat benjolan di abdomen dekstra, nyeri tekan pada abdomen
kanan bawah, BU 5x / menit. Kandung kemih tidak teraba.
11) Genital luar : Tidak ada varises, tidak ada odema, tidak ada kista, terdapat pengeluaran
pervaginam dengan warna merah terang seperti ada gumpalan, bau sedikit amis, banyaknya
darah 2 3x mengganti celana dalam.
12) Ekstremitas : Tangan kanan & kiri berkuku panjang karena 1 minggu ini klien tidak memotong
kuku. Terpasang infus (transfusi darah) untuk menambah Hb dengan kolf ke-3.
13) Kulit : Warna kulit tidak ada kehitaman turgor kulit elastis, seluruh tubuh lengket karena klien
belum mandi.
Hasil
9.6
Satuan
ribu / l
Rujukan
5 ~ 10
Hb
6.6
g/ dl
12 ~ 14
Ht
19.3
37 ~ 47
ribu / l
150 ~ 400
Trombosit
436
b) Laboratorium Tanggal : 23 Juli 2011
Hematologi
Leukosit
Hasil
5.6
Satuan
ribu / l
Rujukan
5 ~ 10
Hb
8.3
g/ dl
12 ~ 14
Ht
Trombosit
c) USG sedang direncanakan
23.4
37 ~ 47
377
ribu / l
150 ~ 400
Analisa Data
No.
Data Fokus
Etiologi
Masalah
1.
Ds : Klien mengatakan nyeri pada area perut bawah, menjalar sampai ke punggung seperti
melilit lilit, dirasakan selama 4 jam secara terus menerus dengan skala 10 (sakit sekali)
klien biasa mengatasinya dengan mengelus elus bokongnya.
Do :
Nyeri
BU 5X/mnt
Konjungtiva anemis
Kista Ovarium
BU 5X/mnt
Folikel an ovulasi
Klien tampak menatap serius dan memegang tangan perawat saat bertanya
Kurang pengetahuan
Kurang Pengetahuan
5.
Ds : Klien mengatakan belum mandi
Do :
-
Reseptor nyeri
Nyeri dipersepsikan
Do :
-
Terdapat pengeluaran pervaginam dengan warna merah terang seperti ada gumpalan
Bau darah sedikit amis, banyaknya darah 2 3 x/ hari mengganti celana dalam
HB 6,6 g/dl
2.
Gg. Vol. Cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d adanya perdarahan
3.
Gg. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat
4.
5.
6.
3.
No.
1.
Dx. Kep.
Gg. Rasa
Tujuan & K. H
Setelah dilakukan tindakan
nyaman : nyeri
keperawatan selama 3 x 24
di perut bawah.
2.
Intervensi
Kaji tingkat dan intensitas nyeri.
un
Atur posisi senyaman mungkin.
dae
Ajarkan dan anjurkan teknik
relaksasi.
berkurang
Tramadol 2x1amp.
me
Ti
jika Hb 10 g/dl
me
cat
Pe
kurang dari
keperawatan selama 3 x 24
dig
kebutuhan tubuh
keh
b.d adanya
me
perdarahan
sir
berkeringat, takipnea,
peningkatan suhu.
dap
per
pen
Pe
mencapai Hb 10 g/dl
der
per
3.
pen
kee
M
Gg. Nutrisi
merah (SDM).
Kaji riwayat nutrisi termasuk
kurang dari
keperawatan selama 3 x 24
me
kebutuhan tubuh
b.d intake
asupan klien.
kek
tidak
adekuat
ata
sering.
me
makannya
Hb klien normal
me
pem
me
pen
4.
b.d kurangnya
keperawatan selama 3 x 24
asupan serat.
int
Bu
pad
ko
me
def
fes
membentuk gas.
Kolaborasi ahli gizi untuk
pemberian diit seimbang dengan
tinggi serat.
abd
Se
me
sep
5.
Kurang
pengetahuan b.d
tentang penyakitnya.
pen
kurang
menit, diharapkan
terpaparnya
pengetahuan klien
seh
informasi
dan
hasil :
- Klien mampu menyebutkan
mengungkapkan perasaannya
keperawatan selama 3 x 24
up
guan Pemenuhan
me
tingkat aktifitas.
jar
nyeri akibat
kriteria hasil :
desakan
melakukan aktifitas.
diri.
ton
80
Nd : 80 100
S : 36,5 37,5
6.
Gang
mass
a.
P : 16 24
int
Hari / Waktu
Kamis /
21/7/2011
08.25
Implementasi
Mengajarkan dan menganjurkan klien
Paraf
Ersa
sering melakukannya.
Ro : klien dapat melakukan teknik relaksasi
6.
09.15
2.
10.05
Ersa
10.20
Ersa
Waktu
14.05
Evaluasi
S : klien mengatakan nyeri sedikit
Ersa
Paraf
berkurang
O : klien tampak tenang
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan dengan :
Anjurkan teknik relaksasi
2.
14.10
Ersa
Ersa
Ersa
tapi sering
4.
Ersa
ml/hari
S : klien mengatakan ingin mengeteahui
tentang penyakit klien
O : klien tampak bertanya
A : masalah belum teratasi
Ersa
Ersa
memotong kuku.
b) Implementasi keperawatan hari Jumat / 22/7/2011
No
2.
Hari / Waktu
Jumat /
Implementasi
Memantau TTV
22/7/2011
07.15
Paraf
Ro : Td => 150/100
N => 84 X/menit
Ersa
S => 37,20C
3.
08.05
P => 24 X/menit
Memberi nutrisi pada klien
Rs : klien mengatakan nafsu makan sedikit
bertambah
6.
08.20
Ersa
08.35
Ersa
1.
09.10
kesakitan
Memberikan obat oral asam mefenamat
500 mg
Rs ; klien mengatakan nyeri berkurang
Ro : klien tampak tenang dan dapat berjalan
jalan di kamarnya.
Ersa
2.
09.15
Ersa
11.25
sebelumnya 8,3.
Memberi infus RL 500 ml
Rs : klien mengatakan nyeri setelah beberapa
kali ditusuk
Ro : klien tampak menunjukan bekas bekas
Ersa
tusukan di tangannya.
Infus menetes lancar dengan terapi 18
tpm
2.
12.15
Ersa
2.
Waktu
Evaluasi
Paraf
Ersa
anemis,
Ersa
3.
14.52
Ersa
P : lajutkan intervensi
S : klien mengatakan belum BAB
O : klien meringis dan mengelus elus
bokongnya
A : masalah belum teratasi
Ersa
Ersa
dokter
O : klien tampak tenang
A : masalah sudah teratasi
6.
P : intervensi dihentikan
S : klien mengatakan nyaman.
O : klien tampak rapi dan bersih, kuku
klien tampak bersih dan pendek.
A : masalah teratasi
Ersa
P : intervensi dihentikan
Hari Waktu
Implementasi
Sabtu / 23/7/2011 Menganjurkan teknik relaksasi yang
07.28
Paraf
telah diajarkan
Rs : Klien mengatakan masih terasa mules
Ro : Klien tampak meringis dan memegangi
2.
07.35
Ersa
pinggangnya.
Mengambil sample darah
Rs : Klien mengatakan nyeri dan berharap
Hb-nya kali ini sudah membaik
3.
08.05
Ersa
Ro : Hasil Hb 10,8
Memberi nutrisi pada klien
Rs : klien mengatakan nafsu makan
bertambah
2.
10.40
Ersa
Ersa
13.25
Ersa
15.10
buah.
Meng Up infus klien
Rs : klien mengatakan senang infusannya
sudah terlepas
Ersa
Waktu
Evaluasi
Paraf
Ersa
Ersa
Ersa
4.
Ersa
Hari / Waktu
Implementasi
Minggu/24/72011 Memberikan klien makan pagi
08.10
Paraf
Ersa
08.15
memakan nasi.
Menganjurkan klien makan dengan
porsi sedikit tapi sering
Rs : klien mengatakan tidak ingin memakan
Ersa
nasi
Ro : klien hanya mau memakan lauk dan
1.
08.25
buahnya saja.
Memberi klien obat oral tramadol 1x
500 mg
Rs : klien mengatakan nyeri sedikit
Ersa
berkurang
Ro : klien tampak tenang
2.
10.15
Ersa
Hari / Waktu
Evaluasi
Minggu/24/7/201
S : Klien mengatakan mulesnya belum
1
Paraf
hilang
O : Klien tampak meringis saat mules
A : Masalah belum teratasi
Ersa
500 mg/hari
S : Klien mengatakan tidak ada lagi
pengeluaran pervaginam
O : Klien tampak tenang
Hb 10,8
Konjunctiva anemis
Ersa
Ersa
Ersa
Hari / Waktu
Senin/26/7/2011
08.15
Implementasi
Mengevaluasi TTV klien
Paraf
Ersa
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,80C
1.
11.15
RR : 24 x/menit
Menganjurkan melanjutkan terapi
analgetik asam mefenamat 500 mg jika
terasa nyeri.
Rs : Klien mengatakan akan memakannya
jika terasa nyeri lagi.
Ersa
11.20
4.
11.25
Ersa
Ersa
bersemangat.
Catatan perkembangan hari Senin 25/7/2011
No.
Waktu
Evaluasi
1
Senin
S : klien mengatakan faham nyeri mulesnya
25/7/2011
Paraf
2.
Ersa
operasi.
S : klien mengatakan tidak ada lagi pengeluaran
darah pervaginam seperti biasa
O : klien tampak tenang, konjunctiva anemis, Hb
10,8 g/dl
A : masalah teratasi sebagian
Ersa
Ersa
Ersa
Pada saat pengkajian didapatkan data hasil : Nadi : 84x /menit, Suhu : 36,20C, Pernafasan :
20x /menit, Tensi darah: 140 / 90, konjunctiva anemis, klien sering merasa pusing, gigi terdapat
karies & kotor, terdapat pembesaran kelenjar tiroid pada leher, BU 5x /menit, terdapat
pengeluaran darah pervaginam, bentuk abdomen asimetris, terdapat benjolan di abdomen
dekstra, klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, nyeri dirasakan klien seperti melilit
lilit, panas pada bokong selama 4jam secara terus menerus dengan skala 10 (sakit sekali),
klien mengatasinya dengan mengelus elus bokongnya.
2. Diagnosa keperawatan
Menurut Doengoes (2000) diagnosa yang mungkin muncul adalah :
a.
b. Gangguan rasa aman : cemas b.d krisis situasi, acaman pada konsep diri, transmisi atau kontak
interpersonal kebutuhan tidak terpenuhi.
c.
Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d tidak mengenal /
kurang informasi.
Menurut Tarwoto, dkk (2008) diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
Anemia adalah :
a.
Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adekuat.
Intoleransi aktifitas b.d penurunan kardiak output sekunder penurunan sirkulasi darah.
b. Gg. Vol. Cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d adanya perdarahan
c.
Gg. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat
f.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kesenjangan antara teori dengan asuhan keperawatan pada
Ny. M antara lain :
a.
Gangguan perfusi jaringan yang terjadi pada Ny. M diakibatkan adanya gangguan volume cairan
dan nutrisi yang mengakibatkan tidak adekuatnya sirkulasi darah dalam jaringan tersebut, maka
dari itu penanganan gangguan perfusi jaringan sudah tertangani dalam diagnosa lain seperti
gangguan volume cairan dan gangguan nutrisi, maka dari itu penulis tidak menggandakan
tindakan yang ada untuk menambah diagnosa.
b. Pada teori terjadi intoleransi aktifitas akibat penurunan kardiak output sekunder penurunan
sirkulasi darah tidak terjadi pada Ny. M disebabkan Ny. M lebih dapat beraktifitas secara
mandiri. Ny. M memiliki diagnosa keperawatan gangguan pemenuhan ADL karena klien
membutuhkan sedikit motivasi untuk memenuhi ADL-nya yang disebabkan adanya nyeri akibat
desakan massa pada ovariumnya.
c.
Pada teori terdapat resiko tinggi kekurangan volume cairan, tetapi pada Ny. M kekurangan
volume cairan sudah terjadi maka penulis mengangkat diagnosa gangguan volume cairan karena
terdapat tanda tanda perdarahan pada eliminasi dengan Hb 6,6 g/dl, dinyatakan dalam materi
bahwa manifestasi klinis anemia tergantung dari kecepatan kehilangan darah terjadi apabila Hb
antara 6 10 g/dl diantaranya dyspnea (kesulitan bernafas, nafas pendek), palpitasi, keringat
banyak, keletihan.
d. Gangguan eliminasi pada teori disebabkan oleh adanya metastase kista ke jaringan sekitar, tetapi
pada Ny. M terjadi gangguan eliminasi yang disebabkan oleh kurangnya asupan serat
dikarenakan klien tidak memiliki data pemeriksaan USG dan didukung dengan kurangnya
asupan nutrisi /serat.
3. Perencanaan
Pada umumnya rencana tindakan yang ada di landasan teori digunakan untuk intervensi di dalam
kasus.
Tetapi disini penulis sedikit memodifikasi perencanaan dari yang di anjurkan dalam teori. Penulis
menggabungkan beberapa tindakan yang disesuaikan dengan kondisi klien dengan mengacu
kepada beberapa teori. Hal tersebut merupakan salah satu faktor pendukung dalam pembuatan
perencanaan.
Selain itu terdapat faktor pendukung lainya diantaranya penulis mendapat bimbingan selama
pendidikan dengan merencanakan asuhan keperawatan yang disesuaikan dengan kondisi klien.
Pada tahap ini penulis menyusun rencana yang disesuaikan dengan masalah masalah yang
muncul, seperti kemampuan klien, situasi, kondisi, serta sarana dan prasarana yang telah
dipersiapkan dari pihak akademik dan ruang Dahlia RSUD Kota Bekasi. Adapun rencana
tindakan yaitu bimbingan, pemberian informasi dan latihan latihan yang memandirikan klien
serta perawatan yang sifatnya dependen dan kolaborasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhannya.
Faktor yang ditemukan penulis dalam menyusun intervensi adalah kurangnya buku sumber yang
menjelaskan secara rinci tentang asuhan keperawatan pre op kista ovarium.
4. Pelaksanaan
Penulis melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit selama 5 hari. Adapun faktor faktor
pendukung dalam pelaksanaan tindakan keperawatan adalah :
a) Ny. M dan keluarga cukup kooperatif dalam melaksanakan tindakan keperawatan.
b) Adanya dukungan dari rekan rekan perawat di ruang dahlia dalam melakukan asuhan
keperawatan pada Ny. M.
Adapun hambatan pada saat melakukan tindakan keperawatan pada Ny. M yaitu saat menginfus
dan mengambil darah klien, terjadi karena pembuluh darah klien yang halus dan pembekuan
darah klien yang terlalu cepat, sehingga pelaksanaan tindakan sedikit terhambat. Maka dari itu
penulis mendapat bantuan dari perawat ruangan untuk mengambil sample darah dan menginfus
klien, sehingga pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap klien berjalan lancar.
5. Evaluasi
Pada tahap ini penulis menilai sejauh mana keberhasilan dan perkembangan klien secara formatif
setelah dilakukan selama 5 hari sejak tanggal 21 25 Juli 2011.
Adapun hasil yang diperoleh adalah :
a. Gangguan rasa nyaman nyeri klien belum teratasi, klien mengeluh nyeri mulesnya belum hilang
karena belum diangkat kistanya, klien selalu meringis jika klien kesakitan.
b. Gangguan volume cairan teratasi sebagian klien mengatakan tidak ada lagi pengeluaran darah
pervagina seperti biasa, klien tampak tenang, konjunctiva masih anemia.
c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh belum teratasi klien mengatakan begah untuk
makan, porsi makan klien utuh, klien tidak mau makan
d. Gangguan pola eliminasi klien belum teratasi klien mengatakan BAB-nya masih berdarah, dan
mules yang terus terusan, klien tampak mengusap usap bokongnya.
e. Kurang pengetahuan klien teratasi dimana klien mengatakan tenang setelah mengetahui tentang
penyakit dan cara mengatasi nyerinya untuk sementara, sehingga klien dapat mempersiapkan
tindakan yang akan diberikan oleh dokter.
f.
Gangguan pemenuhan ADL klien teratasi, penulis melihat klien sudah mandi, tampak bersih dan
rapi, kuku klien sudah bersih dan pendek, klien tampak nyaman.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan keperawatan pada klien Ny. M dengan diagnosa medis kista ovarium dan anemia
dilakukan melalui 5 tahap proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi beradasrkan kriteria hasil yang diharapkan dan
didokumentasikan dengan tepat dan benar sesuai dengan keadaan dan kebutuhan klien. Selama
melakukan asuhan keperawatan selam 5 hari pada Ny. M maka penulis menyimpulkan bahwa :
Anemia yang terjadi pada Ny. M diakibatkan dari adanya kista ovarium dan pengeluaran darah
saat BAB dan pervaginam, hal ini dapat menimbulkan kehilangan darah dan penurunan produksi
darah sehingga terjadi penurunan Hb yang menghambat penatalaksanaan kista ovarium itu
sendiri. Penatalaksanaan kista ovarium biasanya adalah melalui tindakan bedah, misal
laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi yang akan dilaksanakan pada Ny. M
setelah Hb Ny. M 10 g/dl atau lebih.
75
Masalah keperawatan yang timbul berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengamatan
langsung melalui pemeriksaan fisik yang menyimpang dari nilai normal diantaranya : nyeri,
gangguan nutrisi, gangguan volume cairan, gangguan eliminasi, ansietas, dan gangguan
pemenuhan ADL. Masalah yang muncul diprioritaskan berdasarkan keadaan yang mengancam
klien, dan dibuat perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan klien dan dilaksanakan
selama 5 hari sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Secara keseluruhan asuhan keperawatan dapat dievaluasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan
dan didokumentasikan secara tepat dan benar dalam status klien sebagai bahan
pertanggungjawaban atas tindakan yang telah dilakukan dan karya tulis untuk perkembangan
ilmu pengetahuan selanjutnya.
B. REKOMENDASI
1. Bagi Mahasiswa
Peningkatan kemampuan dan keterampilan sangat diperlukan dalam mencapai kelancaran
pelaksanaan tindakan keperawatan, maka dari itu mahasiswa keperawatan di tuntut untuk lebih
berkompeten dalam pendidikan.
2. Bagi Institusi
Buku buku asuhan keperawatan obstetri dan ginekologi sangat mendukung mahasiswa dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan untuk melaksanakan asuhan keperawatan, maka kelengkapan
buku di perpustakaan sangat diharapkan.