FLUOR ALBUS
Oleh :
Imron Rosyadi
201420401011117
Kelompok A23
Periode 13 Desember - 12 Februari 2016
Pembimbing :
dr. Subur Suprojo, Sp.OG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SMF ILMU KESEHATAN KEBIDANAN & KANDUNGAN
RSUD JOMBANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Leukorea merupakan salah satu masalah yang banyak dikeluhkan wanita
mulai dari usia muda sampai usia tua. Lebih dari sepertiga penderita yang berobat
ke klinik-klinik ginekologi di Indonesia mengeluh adanya leukorea (fluor albus)
dan lebih dari 80% diantaranya adalah yang patologis. Leukorea yang patologis
diakibatkan oleh infeksi pada alat reproduksi bagian bawah atau pada daerah yang
lebih proksimal, yang bisa disebabkan oleh infeksi gonokokkus, trikomonas,
kandida, klamidia, treponema, human papiloma virus, herpes genitalis.
Penularannya dapat terjadi melalui hubungan seksual. Leukorea patologis dapat
juga disebabkan oleh neoplasma/keganasan, benda asing, menopause, dan erosi.
Leukorea fisiologis dapat terjadi pada bayi baru lahir, saat menars, saat ovulasi,
karena rangsangan seksual, kehamilan, mood/stress, penggunaan kontrasepsi
hormonal, pembilasan vagina yang rutin.1
Penelitian secara epidemiologi, leukorea patologis dapat menyerang
wanita mulai dari usia muda, usia reproduksi sehat maupun usia tua dan tidak
mengenal tingkat pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya, meskipun kasus ini
lebih banyak dijumpai pada wanita dengan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi
yang rendah. Dalam program keluarga berencana leukorea juga merupakan salah
satu efek yang sering dikeluhkan oleh akseptor pemakai kontrasepsi hormonal dan
IUD, namun masih dianggap steril (fisiologis). Leukorea juga sering merupakan
komplikasi yang dikeluhkan oleh penderita diabetes mellitus dan pemakai
kortikosteroid atau antibiotik dalam waktu lama.1
Masalah leukorea ini bagi wanita terasa sangat mengganggu baik dalam
kehidupannya sehari-hari maupun dalam hubungan dengan suami. Rasa tidak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Etiologi
Etiologi leukorea sampai sekarang masih sangat bervariasi sehingga
Fisiologis;
Dermatitis vulva;
Fistula.
Vaginosis bakteri, paling sering terjadi pada wanita seksual aktif yang
memiliki riwayat penyakit menular seksual berulang;
Chlamydia trachomatis;
Neisseria gonorrhoeae;
Trichomonas vaginalis.
2.3 Epidemiologi
Penyebab tersering dari leukorea patologis pada wanita hamil adalah
vaginosis bakterial yang kejadiannya dua kali lebih sering dari kandidiasis
vaginal. 50% kasus vaginosis bakterial adalah asimtomatik sehingga prevalensi
yang sebenarnya masih belum diketahui. Penyebab infeksi tersering adalah
kandidiasis vulvovaginal yang menyerang sekitar 75% wanita selama masa
reproduksi mereka.6
Leukorea atau keputihan merupakan keluhan dari alat kandungan yang
banyak ditemukan di poliklinik KIA, Kebidanan dan Kulit Kelamin. Frekuensi
leukorea di bagian Ginekologi RSCM Jakarta adalah 2,2% dan di RS Sutomo
Surabaya adalah 5,3%.2
2.4 Klasifikasi
dengan pH 3,0 4,5 pada wanita dalam masa reproduksi. Suasana asam inilah
yang mencegah tumbuhnya mikroorganisme patologis.1
Apabila terjadi suatu ketidakseimbangan suasana flora vagina yang
disebabkan oleh beberapa faktor maka terjadi penurunan fungsi basil doderlein
dengan berkurangnya jumlah glikogen karena fungsi proteksi basil doderlein
berkurang maka terjadi aktivitas dari mikroorganisme patologis yang selama ini
ditekan oleh flora normal vagina. Progresivitas mikroorganisme patologis secara
kinis akan memberikan suatu reaksi inflamasi di daerah vagina. Sistem imun
tubuh akan bekerja membantu fungsi dari basil doderlein sehingga terjadi
pengeluaran lekosit PMN maka terjadilah leukorea.1
Sekret vagina secara normal mengandung: sel epitel vagina, terutama yang
paling luar (superfisial) yang terkelupas dan dilepaskan ke dalam rongga vagina;
beberapa sel darah putih (leukosit). Bakteri-bakteri yang normal terdapat dalam
vagina antara lain basil doderlein yang berbentuk batang-batang gram positif dan
merupakan flora vagina yang terbanyak, beberapa jenis kokus seperti
streptokokus, stapilokokus, dan eschericia coli.1 leukorea normal bisa merupakan
kombinasi hasil sekresi dari vulva, vagina, tuba fallopi, uterus, dan serviks.
Jumlah, konsistensi, dan warna dari leukorea berubah-ubah sesuai dengan
perubahan hormon di dalam tubuh kita menurut siklus haid. 1
terbanyak
leukorea
karena
parasit
biasanya
disebabkan
akan
menyebabkan
leukorea
patologis
akibat
gangguan
terjadi pengeluaran cairan yang banyak disertai bau busuk akibat terjadinya proses
pembusukan tadi dan seringkali disertai oleh adanya darah yang tidak segar.1
Leukorea pada menopause tidak semua patologis. Pada saat menopause sel sel
pada serviks uteri dan vagina mengalami hambatan dalam pematangan sel akibat
tidak adanya hormon pemacu, yaitu estrogen. Vagina menjadi kering dan lapisan
sel menjadi tipis, kadar glikogen menurun dan basil doderlein berkurang. Keadaan
ini memudahkan terjadinya infeksi karena tipisnya lapisan sel epitel sehingga
mudah menimbulkan luka dan akibatnya timbul leukorea.1
Pada masa reproduksi wanita, umumnya epitel kolumnar endoserviks lebih
keluar ke arah porsio sehingga tampak bagian merah mengelilingi ostium uteri
internum. Bila daerah merah ini terkelupas akan memudahkan terjadinya infeksi
penyerta dari flora normal di vagina sehingga timbul leukorea. Menurut Hamperl
dan Kaufman (1959) penyebab erosi ini tidak diketahui, kemungkinan terjadi
akibat kenaikan estrogen.1
2.5 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan dalam serta pemeriksaan laboratorium.1
2.5.1. Anamnesis
Yang harus diperhatikan dalam anamnesis adalah:
a. Usia harus dipikirkan kaitannya dengan pengaruh estrogen. Bayi wanita
atau pada wanita dewasa, leukorea yang terjadi mungkin karena
pengaruh estrogen yang tinggi dan merupakan leukorea yang fisiologis.
Wanita dalam usia reproduksi harus dipikirkan kemungkinan suatu
penyakit hubungan seksual (PHS) dan penyakit infeksi lainnya.9
b. Pada wanita dengan usia yang lebih tua harus dipikirkan kemungkinan
terjadinya keganasan terutama kanker serviks.9
c. Metode kontrasepsi yang dipakai. Pada penggunaan kontrasepsi
hormonal dapat meningkatkan sekresi kelenjar serviks. Keadaan ini
dapat diperberat dengan adanya infeksi jamur. Pemakaian IUD juga
dapat menyebabkan infeksi atau iritasi pada serviks yang meragsang
sekresi kelenjar serviks menjadi meningkat. 9
d. Kontak seksual. Untuk mengantisipasi leukorea akibat PHS seperti
gonorea, kondiloma akuminata, herpes genitalis, dan sebagainya. Hal
yang perlu ditanyakan adalah kontak seksual terakhir dan dengan siapa
dilakukan. 9
e. Perilaku. Pasien yang tinggal di asrama atau bersama dengan teman
temannya kemungkinan tertular penyakit infeksi yang menyebabkan
terjadinya leukorea cukup besar. Contoh kebiasaan yang kurang baik
adalah tukar menukar peralatan mandi atau handuk. 9
f. Sifat leukorea. Hal yang harus ditanyakan adalah jumlah, bau, warna,
dan konsistensinya, keruh/jernih, ada/tidaknya darah, frekuensinya dan
telah berapa lama kejadian tersebut berlangsung. Hal ini perlu
ditanyakan secara detail karena dengan mengetahui hal hal tersebut
dapat diperkirakan kemungkinan etiologinya. 9
g. Menanyakan kepada pasien kemungkinan hamil atau menstruasi. Pada
kedua keadaan ini leukorea yang terjadi biasanya merupakan hal yang
fisiologis. 9
jelas dengan KOH 10% tampak sel11 ragi (blastospora) atau hifa semu.
Vaginitis nonspesifik yang disebabkan gardnerella vaginalis pada
sediaan dapat ditemukan beberapa kelompok basil, lekosit yang tidak
seberapa banyak, dan banyak sel-sel epitel yang sebagian besar
2.6. Penatalaksanaan
2.6.1. Preventif
Pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
a. Memakai alat pelindung. Hal ini dilakukan untuk mencegah
kemungkinan tertularnya penyakit karena hubungan seksual, salah
satunya dengan menggunakan kondom. Kondom dinilai cukup efektif
dalam mencegah penularan PHS.
terhadap
mikroorganisme
penyebab
penyakitnya.
terapi
harus
diperhatikan
adanya
infeksi
kronis
yang
d. Virus
Virus Herpes tipe 2: dapat diberikan obat anti virus dan simtomatis
untuk mengurangi rasa nyeri dan gatal, serta pemberian obat
topikal larutan neutral red 1% atau larutan proflavin 0,1%.
e. Vaginitis lainnya.
Vaginitis
kronis/rekurens.
Perlu
diperhatikan
semua
faktor
2.7 Komplikasi
1. Pada kasus yang tidak diobati, infeksi vagina sederhana dapat menyebar
ke traktus reproduksi bagian atas dan menybabkan penyakit lain yang
lebih serius, dan dalam waktu yang lama dapat terjadi infertilitas6
2. Seperti halnya apabila benda asing bertahan di dalam tubuh dapat terjadi
toxic shock syndrome6
3. Polip servikalis umumnya tidak membahayakan walaupun dapat
menyebabkan infertilitas pada waktu berkembang sangat besar.
4. Adanya komplikasi yang spesifik berhubungan dengan leukorea pada
kehamilan seperti kelahiran prematur, ruptur membrane yang prematur,
berat badan bayi lahir rendah, dan endometritis paska kelahiran.6
2.8 Prognosa
1. Vaginosis bakterial mengalami kesembuhan rata-rata 70 80% dengan
regimen pengobatan yang telah dibahas sebelumnya.6
2. Kandidiasis mengalami kesembuhan rata-rata 80 - 95%.6
3. Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata-rata 95%.6
BAB III
KESIMPULAN
Leukorea merupakan salah satu masalah yang banyak dikeluhkan wanita
mulai dari usia muda sampai usia tua. Leukorea (fluor albus/white
discharge/keputihan/vaginal discharge/duh tubuh vagina) adalah pengeluaran
cairan dari alat genitalia yang tidak berupa darah. Kebanyakan duh tubuh vagina
adalah normal. Akan tetapi, jika duh tubuh yang keluar tidak seperti biasanya baik
warna ataupun penampakannya, atau keluhannya disertai dengan nyeri,
kemugkinan itu merupakan tanda adanya sesuatu yang salah. Duh tubuh vagina
merupakan kombinasi dari cairan dan sel yang secara berkelanjutan melewati
vagina. Fungsi dari duh tubuh vagina adalah untuk membersihkan dan melindungi
vagina.
Etiologi leukorea sampai sekarang masih sangat bervariasi sehingga
disebut multifaktorial. Leukorea fisiologis adalah cairan yang keluar dari vagina
yang bukan darah dengan sifat yang bermacam-macam baik warna, bau, maupun
jumlahnya. Leukorea fisiologis terdapat pada bayi yang baru lahir sampai umur
kira-kira 10 hari, karena pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan
vagina janin; saat menars, karena pengaruh estrogen dan biasanya akan hilang
dengan sendirinya; rangsangan seksual sebelum dan pada waktu koitus akibat
transudasi dinding vagina; saat ovulasi, berasal dari sekret kelenjar serviks uteri
yang menjadi lebih encer; saat kehamilan, mood (perasaan hati), stress; saat
pemakaian kontrasepsi hormonal; pembilasan vagina secara rutin. Leukorea
patologis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, virus, benda asing,
menopause, neoplasma/keganasan pada alat genitalia, dan erosi. Infeksi oleh
bakteri diantaranya gonokokkus, klamidia trakomatis, gardnerella vaginalis,
treponema pallidum.
Leukorea patologis oleh jamur biasanya disebabkan oleh spesies kandida,
cairan yang keluar dari vagina biasanya kental, berwarna putih susu, dan sering
disertai rasa gatal, vagina tampak kemerahan akibat peradangan.Diagnosis