neuromuskular yaitu
kontraktur sendi pada usia dini, kelemahan otot dan gangguan otot jantung. Tiga
gen yang diketahui menyebabkan EDMD adalah EMD (encoding emerin), FHL1
(encoding FHL1), dan LMNA (encoding Lamin A dan C). Mutasi EMD dan
FHL1 menyebabkan X-linked EDMD (XL-EDMD). Mutasi LMNA menyebabkan
autosomal dominan EDMD (AD-EDMD) dan autosomal resesif EDMD (AREDMD).
A. Epidemiologi
Tidak ada data pasti mengenai angka kejadian EDMD, tetapi
diperkirakan prevalensi EDMD 1-2 kasus setiap 100.000 orang. Penyebab
terbanyak kematian pada EDMD adalah gangguan jantung. AD-EDMD lebih
sering terjadi daripada XL-EDMD. Selain itu, sampai saat ini hanya lima orang
yang terbukti genetik menderita AR-EDMD (Raffaele Di Barletta et al., 2000;
Jimenez-Escrig et al., 2012). Hopkins dan Warren (1992) memperkirakan
EDMD menjadi ketiga distrofi otot yang paling umum setelah distofi otot
Duchenne dan distrofi otot Becker.
B. Etiopatogenesis
Emery-Dreifuss Muscular Dystrophy (EDMD) disebabkan oleh mutasi
pada EMD, LMNA, SYNE1, SYNE2, dan FHL1. Mutasi EMD dan FHL1
menyebabkan tidak adanya emerin atau FHL1 isoform, sebuah mutasi missens
EMD atau delesi frame yang menyebabkan penyimpangan target pada
membran nukleus dan pengikatan emerin ke lamin (Fairley et al., 1999;
Manilal et al., 1998; Gueneau et al., 2009). Mutasi missense LMNA
menyebabkan ekspresi lamin normal A/C, yang mana mutasi nonsense LMNA
menyebabkan haploinsufisiensi dengan penurunan jumlah lamin normal A/C
(Bonne et al., 2003; Becane et al., 2000; Muchir et al., 2004). Analisis sel atau
jaringan dari individu yang terkena telah menunjukkan abnormalitas envelope
nukleus dengan adanya peningkatan fragilitas
(Ognibene et al., 1999; Sabatelli et al., 2001; Sewry et al., 2001; Fidzianska &
Hausmanowa-Petrusewicz, 2003; Fidzianska & Glinka, 2007; Manilal et al.,
1999; Muchir et al., 2004; Reichart et al., 2004). Sedangkan hipotesis seperti
peningkatan kerentanan terhadap apoptosis inti sel otot tidak bisa sepenuhnya
diketahui, dua mekanisme yang terlibat dalam patogenesis EDMD (Broers et
al., 2006; Worman & Bonne., 2007; Worman et al., 2009; Morris, 2000):
-
Mekanisme struktural disebabkan oleh stres mekanik dalam otot skelet dan
otot jantung
Gambar 1. Otot terdiri dari kumpulan serat (sel). Kelompok protein sepanjang membran yang
mengelilingi setiap serat dan sel membantu untuk menjaga sel-sel otot bekerja
dengan benar. Ketika salah satu dari protein ini tidak ada atau tidak memadai (karena
gen gagal untuk membuatnya benar), hasilnya bisa menjadi bentuk distrofi otot.
Tidak adanya atau cacat pada protein yang berbeda adalah salah satu penyebab dari
berbagai jenis distrofi otot.Tidak adanya beberapa fungsi protein dalam inti sel
(emerin, Lamin A, lamin C) mengarah ke Emery-Dreifuss distrofi otot.
1. EMD
a. Normal varian alel. Gen ini memiliki enam ekson, varian alel normal
telah diidentifikasi.
b. Patologis varian alel. Lebih dari 134 mutasi yang berbeda telah
dilaporkan sampai saat ini. Mayoritas mutasi (95%) adalah mutasi null:
mutasi nonsense, delesi/insersi, dan mutasi yang mengarah ke Exon
skipping, frameshift, dan tranlasi yang prematur yang menyebabkan
tidak adanya emerin. Sebuah mutasi missense dan delesi frame
menyebabkan adanya penurunan ekspresi emerin atau ekspresi normal
dari protein nonfungsional (Ellis et al., 1998; Yates et al., 1999; Yates &
Wehnert, 1999; Ellis et al., 2000). Kebanyakan mutasi khas untuk satu
keluarga. Mutasi dapat terjadi secara acak tersebar di sepanjang gen.
c. Produk gen normal. Emerin adalah 254-serine asam amino yang
banyak terdapat pada jaringan. Ini termasuk jenis protein membran
Gambar 1. Mutasi LMNA yang diwariskan secara autosomal dominan. Silsilah yang khas
berhubungan dengan mutasi gen LMNA menunjukkan sebuah keluarga yang
membawa delesi 2-bp yang menyebabkan pemotongan di 302-asam amino. Mutasi
302 diwariskan secara autosomal dominan dan menyebabkan penyakit otot jantung
dan rangka. Pasien yang memiliki gangguan blok atrioventrikular pada jantung
ditandai oleh panah
C. Gejala Klinis
AD-EDMD dan XL-EDMD memiliki tanda klinis neuromuskular dan
jantung serupa, tetapi tidak identik (Gueneau et al., 2009; Knoblauch et al.,
2010; Cowling et al., 2011; Schessl et al., 2011). EDMD ditandai dengan
kehadiran tiga klinis berikut:
-
kontraktur sendi yang dimulai pada anak usia dini. Pada XL-EDMD,
kontraktur sendi biasanya tanda pertama, sedangkan pada AD-EDMD,
kontraktur sendi muncul setelah timbulnya kelemahan otot. Kontraktur
sendi biasanya terjadi di siku, pergelangan kaki, dan otot post-serviks
(mengatur untuk keterbatasan fleksi leher diikuti dengan pembatasan
gerakan seluruh tulang belakang). Tingkat dan perkembangan kontraktur
bervariasi dan tidak selalu terkait usia (Bonne et al., 2003). Kontraktur
yang parah dapat menyebabkan hilangnya ambulasi dengan pembatasan
gerak tulang belakang dan tungkai bawah.
pertama, setelah itu menjadi lebih cepat. Kehilangan ambulasi dapat terjadi
pada AD-EDMD, tapi jarang di XL-EDMD (Bonne et al., 2003).
Gambar 3. Gejala klinis EDMD berupa kontraktur sendi dan pengecilan otot.
variabel
aritmia
supraventricular,
gangguan
konduksi
Gambar 4. Perbedaan otot yang mengalami kelainan pada beberapa tipe distrorfi otot
D. Diagnosis
Tiga gen yang diketahui menyebabkan EDMD adalah EMD (encoding
emerin) dan FHL1 (encoding FHL1), yang menyebabkan X-linked EDMD
(XL-EDMD), dan LMNA (encoding Lamin A dan C), yang menyebabkan
autosomal dominan EDMD (AD-EDMD) dan autosomal resesif EDMD (AREDMD). Semua bentuk EDMD didiagnosis berdasarkan temuan klinis dan
riwayat keluarga. Diagnosis X-linked EDMD juga bergantung pada deteksi
emerin atau FHL1 protein dalam berbagai jaringan dan pengujian genetika
molekuler dari EMD atau FHL1. Diagnosis AD-EDMD dan AR-EDMD juga
bergantung pada pengujian genetika molekuler LMNA.
Diagnosis klinis Emery-Dreifuss distrofi otot (EDMD) didasarkan pada
kehadiran tiga tanda klinis berikut (Emery, 2000):
-
kontraktur awal dari fleksor siku, tendon Achilles (tumit), dan leher
ekstensor mengakibatkan keterbatasan fleksi leher, diikuti dengan limitasi
ekstensi tulang belakang
Attributed to
Symbol Mutations in
Test Method
Mutations
Detected
This Gene
Mutation
Detection
Frequency
Test
Availability
Sequence
EMD
FHL1
~61% of XLEDMD
~10% of XL-
analysis or
Sequence
mutation
variants
scanning
Clinical
99%
Deletion /
Deletion of
duplication
exon(s) or
analysis
entire gene
Sequence
Sequence
99%
Clinical
analysis or
EDMD
mutation
variants
scanning
Sequence
~45% of ADLMNA
EDMD;
unknown for
AR-EDMD
analysis or
Sequence
mutation
variants
99%
Clinical
scanning
Deletion /
Deletion of
duplication
exon(s) or
analysis
entire gene
Unknown
Jika terdapat riwayat keluarga, pengujian EMD dan FHL1 harus dilakukan
untuk XL-EDMD dan LMNA untuk AD-EDMD atau AR-EDMD.
E. Differensial Diagnosis
Beberapa gangguan neuromuskuler menghasilkan pola yang sama
keterlibatan otot, kontraktur sendi, atau penyakit jantung, tetapi tidak ada fitur
klinis pada EDMD, antara lain :
F. Terapi
Untuk menentukan luasnya penyakit pada seorang individu didiagnosis
dengan Emery-Dreifuss distrofi otot (EDMD), evaluasi berikut ini disarankan:
-
EKG,
Holter
monitoring-EKG,
echocardiography,
angiografi
risiko
kematian
mendadak
(Meune
et
al.,
2006).