Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN (PKM-P)

JUDUL PROGRAM
POTENSI ANTIMIKROBA KOMBINASI EKSTRAK SAMBILOTO
(ANDROGRAPHIS PANICULATA NESS) DAN KUNYIT (CURCUMA
LONGA LINN) PADA BAKTERI SALMONELLA TYPHII,
STAPHYLOCOCCUS AUREUS, SERTA ESCHERICHIA COLI
SECARA IN VITRO

Diusulkan oleh:
1. Ni Made Ayu Dwipayanti
2. Ni Luh Putu Happy Sandha
3. I Putu Prayoga Ratha
4. Luh Made Hannisa Sandha

(NIM. 0902005006/Tahun 2009)


(NIM. 0902005077/Tahun 2009)
(NIM. 0902005127/Tahun 2009)
(NIM. 1202005174/Tahun 2012)

UNIVERSITAS UDAYANA
KOTA DENPASAR
TAHUN 2013
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
1. Judul Kegiatan : Potensi Antimikroba Kombinasi Ekstrak Sambiloto
(Andrographis paniculata Ness) dan Kunyit (Curcuma longa Linn) pada

2.
3.

4.
5.

6.
7.

Bakteri Salmonella typhii, Staphylococcus aureus, serta Escherichia coli


secara In Vitro
Bidang Kegiatan: () PKM-P
( ) PKM-K
( ) PKMKC
( ) PKM-T
( ) PKM-M
Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
: Ni Made Ayu Dwipayanti
b. NIM
: 0902005006
c. Jurusan
: Kedokteran Umum
d. Universitas/Institut/Politeknik
: Universitas Udayana
e.Alamat Rumah dan No. Telp/HP
:
Jl. Ida Bagus Oka Gn.
Rencong no. 3 Denpasar /
08563992428
f. Alamat Email
: ladyd91_u2b3@yahoo.co.id
Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: dr. Agung Wiwiek Indrayani, M.Kes
b. NIDN
: 0026097601
c. Alamat rumah dan No.Telp./HP : Jalan Soka Gang Kertapura III/3,
Denpasar Timur, Bali/ 08886855027
Biaya Kegiatan Total
: Rp. 8.552.000,00
a. Dikti
: Rp. 7.965.000,00
b. Sumber lain
: Rp. 587.000,00 (dana pribadi)
Jangka Waktu Pelaksanaan
: 3 bulan
Denpasar, 8 Juli 2013
Ketua Pelaksana Kegiatan

(Ni Made Ayu Dwipayanti)


NIM. 0902005006

KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya Laporan Akhir PKM-P dengan judul Potensi Antimikroba
Kombinasi Ekstrak Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) dan Kunyit
(Curcuma longa Linn) pada Bakteri Salmonella typhii, Staphylococcus aureus,
serta Escherichia coli secara In Vitro dapat selesai tepat pada waktu yang telah
ditentukan.
Laporan Akhir ini disusun sebagai kelanjutan dari hibah Program Kreativitas
Mahasiswa Penelitian (PKM-P) Tahun 2012 untuk Tingkat Nasional yang telah
diterima. Dalam kesempatan yang berbahagia ini, Penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran PKMP ini, antara lain kepada :
1. Dr. I Nyoman Suyatna, SH, MH, selaku Pembantu Rektor III Universitas
Udayana atas bantuan moral dan material yang telah diberikan.
2. Dr. dr. I Made Jawi, M. Kes, selaku Pembantu Dekan III Fakultas
Kedokteran Univeritas Udayana, atas bantuan moral dan material yang
diberikan.
3. dr. Agung Wiwiek Indrayani, M.Kes, selaku pembimbing yang telah
membantu penyusunan PKM-P ini sampai selesai tepat pada waktunya.
4. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang
telah memberikan bantuan moral dan material dalam penyusunan PKM-P
ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Akhir PKM-P ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat penulis harapkan demi kemajuan penulis untuk kedepannya. Akhir kata,
semoga Laporan Akhir PKM-P ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Denpasar, Agustus 2013
Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................... i
Lembar Pengesahan............................................................................................. ii
Kata Pengantar..................................................................................................... iii
Daftar Isi.............................................................................................................. iv
I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
I.1
Latar Belakang....................................................................................... 1
I.2
Rumusan Masalah.................................................................................. 1
I.3
Tuhuan Program....................................................................................` 2
I.4
Luaran yang Diharapkan........................................................................ 2
I.5
Kegunaan Penelitian.............................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Sambiloto (A. paniculata)...................................................................... 2
II.2
Kunyit (C.longa).................................................................................... 2
II.3.....................................................................................................S.
typhii........................................................................................................ 3
II.4.....................................................................................................E.
coli............................................................................................................ 3
II.5.....................................................................................................S.
aureus....................................................................................................... 3
III. METODE PENELITIAN............................................................................... 3
III.1 Rancangan Penelitian............................................................................. 3
III.2 Variabel Penelitian................................................................................. 4
IV. PELAKSANAAN PROGRAM
IV.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan............................................................. 4
IV.2 Tahapan Pelaksanaan............................................................................. 4
IV.3 Instrumen Penelitian.............................................................................. 5
IV.4 Rancangan dan Realisasi Biaya............................................................. 5
V. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 6
V.1 Hasil Penelitian...................................................................................... 6
V.2 Pembahasan........................................................................................... 7
VI.
..................................................................................................................
SIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 8
VI.1
Simpulan................................................................................................ 8
VI.2........................................................................................................Saran
...............................................................................................................9
VII.DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 9

LAMPIRAN............................................................................................. 9
Dokumentasi Kegiatan........................................................................... 9
Scan Bukti Pengeluaran Uang............................................................... 10

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Menurut WHO, sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari
penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal sebagai obat
tradisional. Dukungan WHO terhadap konsep back to nature dibuktikan
dengan adanya rekomendasi untuk menggunakan obat tradisional termasuk
herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat. (Widyawati, 2007)
Tanaman sambiloto (A.paniculata) merupakan salah satu tanaman yang
digunakan sebagai obat tradisional dan keberadaannya dapat ditemui di
semua daerah di Indonesia. Ekstrak tanaman ini telah terbukti memiliki
khasiat hepatoprotektif, antimikroba, antiparasit, antihipertensi, antiplatelet,
serta antihiperglikemik. (Akbar, 2011)
Tanaman lainnya yang juga digunakan sebagai obat tradisional adalah
kunyit (C. longa). Kunyit selain bisa digunakan sebagai bumbu masakan juga
telah dibuktikan memiliki manfaat antioksidan, hepatoprotektif, antiinflamasi,
antikarsinogenik, antimikroba, antikolesterol, serta menghambat terbentuknya
ulkus di lambung. (Thorne dkk., 2002)
Salmonella typhii merupakan bakteri gram negatif patogen penyebab
demam tifoid. Data survey mortalitas subdit ISPA pada tahun 2005 di 10
provinsi menunjukkan bahwa angka kematian bayi karena tifoid menduduki
peringkat 9 yaitu 1,2 % sedangkan angka kematian balita pada hasil SDKI
2002-2003 mendapatkan hasil 46 kematian per 1000 kelahiran hidup. Tetapi
dari hasil mortalitas penyakit tifoid menduduki peringkat ke-6 yaitu sebesar
3,8%. (Depkes RI, 2007)
Bakteri gram negatif lainnya adalah Escherichia coli dimana umumnya
merupakan bakteri komensal namun mampu menjadi pathogen. Bakteri ini
dapat menyebabkan infeksi saluran kencing, diare, meningitis, serta sepsis.
(Jawetz dkk.,1995)
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang dapat
menyebabkan bakteremia, endokarditis, osteomielitis akut hematogen,
meningitis, atau infeksi paru-paru dimana diperlukan terapi intravena yang
lama dengan penicilin yang resisten terhadap -laktamase. (Jawetz dkk.,1996)
Untuk menanggulangi banyaknya penyakit yang disebabkan oleh ketiga
bakteri tersebut seperti demam tifoid, diare dan pneumonia yang

I.2

I.3

I.4

I.5

menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi khususnya di Indonesia,


diperlukan upaya-upaya seperti peningkatan kualitas sanitasi di masyarakat
serta obat yang mudah diperoleh masyarakat.
Dari penelitian sebelumnya kunyit dan sambiloto memiliki manfaat
antimikroba, hanya saja belum ada penelitian yang mengkombinasikan
ekstrak kedua tanaman tersebut. Oleh sebab itu, peneliti merancang suatu
penelitian dengan judul Potensi Antimikroba Kombinasi Ekstrak
Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) dan Kunyit (Curcuma longa
Linn) pada Bakteri Salmonella typhii, Staphylococcus aureus, serta
Escherichia coli secara In Vitro
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana potensi antimikroba kombinasi ekstrak sambiloto
(Andrographis paniculata Ness) dan kunyit (Curcuma longa Linn) pada
bakteri Salmonella typhii, Staphylococcus aureus, serta Escherichia coli
secara in vitro?
2. Berapakah Minimum Inhibitory Concentration (MIC) kombinasi ekstrak
sambiloto (Andrographis paniculata Ness) dan kunyit (Curcuma longa
Linn) pada bakteri Salmonella typhii, Staphylococcus aureus, serta
Escherichia coli secara In Vitro?
Tujuan Program
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi antimikroba dan
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) kombinasi ekstrak sambiloto
(Andrographis paniculata Ness) dan kunyit (Curcuma longa Linn) pada
bakteri Salmonella typhii, Staphylococcus aureus, serta Escherichia coli
secara in vitro.
Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan berupa informasi potensi antimikroba dan
Minimum Inhibitory Concentration (MIC) kombinasi ekstrak sambiloto
(Andrographis paniculata Ness) dan kunyit (Curcuma longa Linn) pada
bakteri Salmonella typhii, Staphylococcus aureus, serta Escherichia coli
secara in vitro.
Kegunaan Penelitian
1. Memberikan informasi mengenai potensi antimikroba kombinasi ekstrak
sambiloto (Andrographis paniculata Ness) dan kunyit (Curcuma longa
Linn) pada bakteri Salmonella typhii, Staphylococcus aureus, serta
Escherichia coli secara in vitro
2. Memberikan informasi mengenai Minimum Inhibitory Concentration
(MIC) kombinasi ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata Ness) dan
kunyit (Curcuma longa Linn) pada bakteri Salmonella typhii,
Staphylococcus aureus, serta Escherichia coli secara In Vitro.

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Sambiloto (A. paniculata)
Berikut ini adalah klasifikasi dari tanaman sambiloto: Divisi
Spermatophyta, Sub Divisi Angiospermae, Kelas Dicotyledoneae, Sub kelas
Gamopetalae, Ordo Solanaceae, Famili Acanthaceae, Sub Famili

Acanthoidae, Genus
Andrographis, Species Andrographis paniculata
Ness. (Dalimartha, 1999) Pada berbagai penelitian yang sudah dilakukan A.
paniculata memiliki khasiat hepatoprotektif, antimikroba, antiparasit,
antihipertensi, dan antihiperglikemik. (Akbar, 2011). Daun dan cabang
sambiloto
terdapat
senyawa
terpenoid
(diterpene)
seperti
deoksiandrografolid, andrografolid, neoandrografolid, 14-deoksi-11, 12
didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. (Prapanza dkk.,2003).
II.2 Kunyit (C. longa)
Klasifikasi dari tanaman ini adalah sebagai berikut, Divisi
Spermatophyta, Sub-divisi Angiospermae, Kelas Monocotyledoneae, Ordo
Zingiberales, Famili Zingiberaceae, Genus Curcuma, Species Curcuma longa
Linn. (Wijayakusuma dkk, 1992). Kunyit memiliki manfaat antioksidan,
hepatoprotektif, antiinflamasi, antikarsinogenik, antimikroba, menurunkan
kadar kolesterol dan trigliserida, serta mencegah spasme usus dan
terbentuknya ulkus di dinding lambung. (Thorne dkk, 2002). Unsur aktif dari
tanaman ini merupakan senyawa fenolik berupa curcuminoids yang terdiri
dari
curcumin
(diferuloyl
methane),
demethoxycurcumin,
dan
bisdemethoxycurcumin, serta berbagai minyak yang mudah menguap seperti
tumerone, atlantone, dan zingiberone. (Chainani-Wu,2003)
II.3 S. typhii
S. typhii merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang (0,7-1,5 x 2-5
m), fakultatif anaerobik, oxidase negatif, dan katalase positif, tidak
membentuk spora, serta memiliki kapsul. Dinding selnya terdiri atas murein,
lipoprotein, fosfolipid, protein, dan lipopolisakarida (LPS) dan tersusun
sebagai lapisan-lapisan. Genus Salmonella termasuk dalam Famili
Enterobacteriaceae. S. typhii menginfeksi manusia dan menyebabkan demam
enterik, yakni demam tifoid. Seperti halnya semua bakteri basil enterik, S.
typhii juga menghasilkan endotoksin. (Cox, 2000)
II.4 E. coli
E. coli merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang pendek yang
memiliki panjang sekitar 2 m, diameter 0,7 m, lebar 0,4-0,7m dan bersifat
anaerob fakultatif. E. coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam
saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus. Ada lima kelompok
galur E. coli yang patogen, yaitu: E. coli Enteropatogenik (EPEC), E. coli
Enterotoksigenik (ETEC), E. coli Enteroinvasif (EIEC), E. coli
Enterohemoragik (EHEK), dan E. coli Enteroagregatif (EAEC).(Jawetz dkk.,
1996)
II.5 S. aureus
S.aureus adalah bakteri gram positif, tidak bergerak ditemukan satu-satu,
berpasangan, berantai pendek atau bergerombol, tidak membentuk spora,
tidak berkapsul, dan dinding selnya mengandung dua komponen utama yaitu
peptidoglikan dan asam teikhoat. Klasifikasi S.aureus yaitu Domain
Bacteria, Kingdom Eubacteria, Phylum Firmicutes, Kelas Bacilli, Ordo
Bacillales, Family Staphylococcaceae, Genus Staphylococcus, Spesies
S.aureus. S.aureus menghasilkan koagulase, dimana bakteri yang membentuk
koagulase dianggap mempunyai potensi menjadi patogen invasif. (Jawetz
dkk.,1996).

III. METODE PENELITIAN


III. 1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan model
post test only control group design yang dilakukan secara in vitro. Studi ini
dilaksanakan untuk menentukan daya inhibisi kombinasi ekstrak A.
paniculata dan C. longa terhadap pertumbuhan bakteri S. typhii , E. Coli, dan
S.aureus.
Pengujian menggunakan metode agar difusi cakram dan dilakukan
dengan metode Kirby-Bauer. Swab kapas yang telah steril dicelupkan ke
dalam suspensi bakteri lalu diusapkan pada lempeng agar MH secara merata
ke seluruh permukaan agar. Biakan bakteri dibiarkan mengering selama 4-5
menit. Kemudian cakram diletakkan pada lempeng agar menggunakan pinset.
Dalam 1 plat agar yang berdiameter 10 cm akan diletakkan sebanyak 7
cakram yang telah direndam dengan masing-masing perlakuan (ekstrak 15
mcg/ml, 25 mcg/ml, 50 mcg/ml, 75 mcg/ml, dan 100 mcg/ml serta kontrol
negatif etanol dan kontrol positif antibiotik). Kontrol positif untuk S. typhii
adalah sulfametoxazole, E. Coli memakai amoxicillin clavulanid, dan
S.aureus menggunakan ceftriaxone. Lempeng agar kemudian diinkubasi pada
suhu 37oC selama 18-24 jam.
III.2 Variabel Penelitian
Variabel Bebas : Kombinasi ekstrak daun A. paniculata dan C. longa pada
konsentrasi 15 mcg/ml, 25 mcg/ml, 50 mcg/ml, 75 mcg/ml
dan 100 mcg/ml.
Variabel Terikat : Jumlah koloni bakteri S. typhii, E. Coli, dan S.aureus
Variabel Kontrol : Temperatur, waktu inhibisi, media kultur, pengukuran,
alat-alat dan materi sterilisasi bakteri dalam penelitian ini.
IV. PELAKSANAAN PROGRAM
IV.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pembelian kunyit di perkebunan Bedugul pada tanggal 18 Juni 2013
Pembelian sambiloto di perkebunan sambiloto di daerah Petang pada
tanggal 18 Juni 2013
Pemotongan dan pengeringan kunyit serta sambiloto di Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana pada tanggal 19 Juni - 23 Juni 2013
Pembuatan ekstrak kunyit dan ekstrak sambiloto di Laboratorium
Bioteknologi Pasca Sarjana Unud pada 24 Juni 29 Juni 2013
Pembiakan bakteri S. typhii , E. Coli, dan S. aureus di Laboratorium
Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada 30 Juni 2013
Pengujian daya inhibisi ekstrak pada bakteri di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana tanggal 1 Juli 2013
Pengukuran hasil di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana pada 2 Juli 2013
Analisa data SPSS di IKK/IKP FK Unud pada tanggal 3-5 Juli 2012
Pembuatan Laporan Akhir di FK Unud pada tanggal 6-8 Juli 2012
IV.2 Tahapan Pelaksanaan
IV.2.1 Pembuatan ekstrak

Pembuatan ekstrak dilakukan dengan tahapan pengeringan menggunakan


angin, maserasi bertingkat dengan n-heksana kemudian etanol 95%, inkubasi
selama 72 jam, pemisahan dan penyaringan dengan kain kasa 3 lapis serta
kertas whatman No. 2, dan evaporasi filtrat dengan rotari evaporator untuk
mendapatkan crude extract. Kemudian dibuat larutan dengan konsentrasi
volume ekstrak kunyit, ekstrak sambiloto, dan kombinasi ekstrak kunyitsambiloto masing-masing per ml pelarut etanol menjadi 15 mcg/ml, 25
mcg/ml, 50 mcg/ml, 75 mcg/ml dan 100 mcg/ml.
IV.2.2 Pembiakan bakteri
Media yang digunakan untuk membiakkan bakteri disiapkan melalui
pelarutan Mueller Hinton (MH) agar dengan aquabides. Sebanyak 5 ml dari
darah kambing ditambahkan pada larutan dan distrerilisasi untuk mencegah
terjadinya kontaminasi sehingga akan diperoleh media agar yang siap
digunakan untuk membiakkan bakteri. Bakteri S. typhii, E. Coli, dan S.
aureus yang telah diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana dan Rumah Sakit Sanglah direjuvenasi pada
media agar MH dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 o C. Selanjutnya
bakteri diidentifikasi berdasarkan standar prosedur pada laboratorium
mikrobiologi untuk memastikan bakteri tersebut adalah S. typhii, E. Coli, dan
S. aureus. Biakan bakteri murni yang telah berumur 24 jam dilarutkan dalam
saline (NaCl 0,9%) sehingga akan diperoleh suspensi yang setara dengan
skala kekeruhan Mc Farland 0,5.
IV.2.3 Pengujian
Pengujian menggunakan metode agar difusi cakram dan dilakukan
dengan metode Kirby-Bauer. Swab kapas yang telah steril dicelupkan ke
dalam suspensi bakteri lalu diusapkan pada lempeng agar MH secara merata
ke seluruh permukaan agar. Biakan bakteri dibiarkan mengering selama 4-5
menit. Kemudian cakram diletakkan pada lempeng agar menggunakan pinset.
Dalam 1 plat agar yang berdiameter 10 cm akan diletakkan sebanyak 7
cakram yang telah direndam dengan masing-masing perlakuan (ekstrak 15
mcg/ml, 25 mcg/ml, 50 mcg/ml, 75 mcg/ml, dan 100 mcg/ml serta kontrol
negatif etanol dan kontrol positif antibiotik). Lempeng agar kemudian
diinkubasi pada suhu 35oC selama 18-24 jam.
IV.3Instrumen Penelitian
Petridish
Paper disc
Evaporator
Cork borer
Komputer dengan software Microsoft Office 2007 dan SPSS 16.0.
IV.4 Rancangan dan Realisasi Biaya
Rancangan biaya yang diajukan
: Rp 8.590.000,00
Dana hibah yang disetujui
: Rp 9.000.000,00
Dana hibah setelah dipotong pajak : Rp 7.965.000,00
Realisasi Biaya:
NO.
PENGELUARAN
RINCIAN
JUMLAH
1. Bahan Habis Pakai

1.
2.
3.
4
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Daun A. paniculata
Umbi C. longa
Etanol 95%
MH agar media kecil
MH agar media besar
Blue tips
Yellow tips
Spritus
Paper disc
Disk antibiotika
Bakteri S. typhii, E.
colli, S. aureus,
12.
Aquades
SUBTOTAL

4 kg x 15.000,00
4 kg x 15.000,00
6 botol x 40.000,00
42 x 16.500,00
12 x 30.000
15 x 2000,00
60 x 2000,00
1 x 45. 000,00
324 x 1000,00
54 x 5000,00
3 x 550.000,00

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

5 botol x 17.000,00

Rp
Rp

2. Peralatan Penunjang
1.
Petridish
63 buah x 10.000,00
2.
Cork borer
4 x 5.000,00
3.
Handschoen
2 pack x 40.000,00
SUBTOTAL
3. Perjalanan
1.
Transportasi persiapan
peralatan dan bahan
2.
Komunikasi
SUBTOTAL
4. Lain-Lain
1.

Sewa
Lab.
Mikrobiologi
2.
Bench Fee
3.
Biaya tehnisi
4.
Pengecatan gram
5.
Sewa evaporator
6.
Sewa
Lab.
Bioteknologi
7.
Sewa
inkubator
ekstrak
SUBTOTAL

60.000,00
60.000,00
240.000,00
693.000,00
360.000,00
30.000,00
120.000,00
45.000,00
324.000,00
270.000,00
1.650.000,0
0
85.000,00
3.937.000,0
0

Rp
Rp
Rp
Rp

630.000,00
20.000,00
80.000,00
730.000,00

Rp

300.000,00

Rp
Rp

300.000.00
600.000,00

15 hari

Rp

4 x 10.000,00
2 x peminjaman
7 hari

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

1.500.000,0
0
250.000,00
300.000,00
40.000,00
200.000,00
700.000,00

3 hari

Rp

50.000,00

Rp

3.040.000,0
0

Rp

40.000,00

5. Biaya penyusunan laporan dan Proposal


1. Kertas A4 80gr
1 rim x 40.000,00
2.

Tinta printer hitam

1 buah x 30.000,00

Rp

30.000,00

3.

Tinta printer warna

1 buah x 35.000,00

Rp

35.000,00

4.

CD RW Blank

5 buah x 10.000,00

Rp

50.000,00

5.

Penggandaan laporan

200 lembar x 200,00

Rp

40.000,00

6.

Jilid

10 x 5000,00

Rp

50.000,00

SUBTOTAL
6. Rekapitulasi Biaya Keseluruhan

Rp

245.000,00

1.

Subtotal Biaya Bahan Habis Pakai

Rp

2.

Subtotal Biaya Peralatan Penunjang

Rp

3.

Subtotal Biaya Perjalanan

Rp

4.

Subtotal Biaya Peminjaman Laboratorium

Rp

5.

Subtotal Biaya Penyusunan Proposal & Laporan

Rp

3.075.000,0
0
730.000,0
0
300.000,0
0
3.940.000,0
0
245.000,0
0
8.552.000,0
0
587.000,0
0

TOTAL

Rp

KEKURANGAN

Rp

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN


V.1 Hasil Penelitian
Hasil pengukuran zona hambat masing-masing ekstrak:
Tabel 1. Rata-rata zona hambat ekstrak
Bakteri
Dosis
Rata-Rata Zona Hambat Ekstrak
Kunyit
Sambiloto
Kombinasi
S. typhii
Kontrol positif
25,67
21,33
25,33
15%
27,33
4,67
27,33
25%
29,33
6,33
29,00
50%
30,67
5,33
28,67
75%
30,67
6,00
30,67
100%
31,00
5,67
32,00
E. Coli
Kontrol positif
15,00
14,33
15,33
15%
28,67
0
27,33
25%
29,67
0
28,00
50%
30,33
0
30,33
75%
33,67
0
29,67
100%
32,67
2,33
30,33
S. aureus
Kontrol positif
20,67
8,33
22,67
15%
29,00
0
28,67
25%
29,67
2,00
30,67
50%
32,33
3,00
29,67
75%
33,00
6,00
32,00
100%
33,67
2,33
31,67
Analisa perbedaan rerata menggunakan One Way ANOVA
mendapatkan untuk S. typhii ada kelompok berbeda pada ekstrak

sambiloto dan kunyit (p<0,05), sementara pada kombinasi tidak terdapat


perbedaan. Hasil uji Levene menunjukkan varian data homogen (p> 0,05)
untuk kunyit, sambiloto, dan kombinasi, sehingga pada uji Post Hoc untuk
kunyit, sambiloto, dan kombinasi menggunakan uji Scheffe.
Analisa perbedaan rerata menggunakan One Way ANOVA
mendapatkan untuk E. Coli, ada kelompok berbeda pada ekstrak
sambiloto, kunyit, dan kombinasi (p<0,05). Hasil uji Levene menunjukkan
varian data homogen (p> 0,05) untuk kunyit dan kombinasi, sedangkan
pada sambiloto varian data heterogen, sehingga pada uji Post Hoc untuk
kunyit dan kombinasi menggunakan uji Scheffe, sementara untuk
sambiloto digunakan uji Thamhane.
Analisa perbedaan rerata menggunakan One Way ANOVA
mendapatkan untuk S. aureus ada kelompok berbeda pada ekstrak
sambiloto dan kunyit (p<0,05). Sementara pada kombinasi tidak terdapat
perbedaan. Hasil uji Levene menunjukkan varian data homogen (p> 0,05)
untuk kunyit dan kombinasi, sedangkan pada sambiloto varian data
heterogen, sehingga pada uji Post Hoc untuk kunyit dan kombinasi
menggunakan uji Scheffe, sementara untuk sambiloto digunakan uji
Thamhane.
Tabel 2. Beda rerata ekstrak dibandingkan dengan kontrol positif
Bakteri
Dosis
Beda Rerata Ekstrak
Kunyit
Sambiloto
Kombinasi
S. typhii
15%
1,7 (0,717)
-16,7 (0,035) 2,0 (0,967)
25%
3,6 (0,067)
3,7 (0,711)
-15,0 (0,064)
50%
5,0 (0,009)
-16,0 (0,045) 3,3 (0,782)
75%
5,3 (0,350)
5,0 (0,009)
-15,3 (0,057)
100%
6,7 (0,162)
5,3 (0,006)
-15,7 (0,050)
E. Coli
15%
13,7 (0,004) -10,3 (0,851)
12,0 (0,002)
25%
14,7 (0,002) -14,3 (0,032) 12,7 (0,002)
50%
15,3 (0,001) -14,3 (0,032) 15,0 (0,000)
75%
18,7 (0,000) -14,3 (0,032) 14,3 (0,000)
100%
17,7 (0,000) -12,0 (0,349)
15,0 (0,000)
S. aureus
15%
8,3 (0,101)
-20,7 (0,004) 6,0 (0,621)
25%
9,0 (0,068)
8,0 (0,334)
-18,7 (0,137)
50%
11,7 (0,013) -17,7 (0,331)
7,0 (0,469)
75%
9,0 (0,228)
12,3 (0,009) -14,7 (0,452)
100%
9,0 (0,228)
13,0 (0,006) -18,3 (0,195)
V.2 Pembahasan
Analisa perbedaan rerata mendapatkan untuk S. typhii, menunjukkan
ada perbedaan bermakna pada kunyit dari konsentrasi 50-100 mcg/ml. Hal
ini menunjukkan kunyit memiliki potensi antibakteri yang lebih kuat
daripada antibiotik standar pada konsentrasi kunyit lebih atau sama dengan
50 mcg/ml, sehingga MIC kunyit dalam penelitian ini adalah 50 mcg/ml.
Di sisi lain, sambiloto tidak memiliki potensi antimikroba, sedangkan
kombinasi meski memiliki potensi antimikroba, akan tetapi tetap tidak
bermakna meskipun pada konsentrasi 100 mcg/ml.
Analisa perbedaan rerata mendapatkan untuk E. Coli, menunjukkan
ada perbedaan bermakna pada kunyit dan kombinasi dari konsentrasi 15-

100 mcg/ml, sementara untuk sambiloto tidak ditemukan potensi


antimikroba terhadap bakteri E. Coli. Hal ini menunjukkan baik kunyit
maupun kombinasi memiliki potensi antimikroba yang lebih kuat daripada
antibiotik standar pada konsentrasi kunyit dan kombinasi lebih atau sama
dengan 15 mcg/ml, sehingga MIC kunyit dan kombinasi dalam penelitian
ini adalah 15 mcg/ml. Sambiloto tidak memiliki potensi antimikroba
terhadap bakteri E. Coli.
Analisa perbedaan rerata untuk S. Aureus, menunjukkan ada
perbedaan bermakna pada kunyit dari konsentrasi 50-100 mcg/ml. Hal ini
menunjukkan kunyit memiliki potensi antibakteri yang lebih kuat daripada
antibiotik standar pada konsentrasi kunyit lebih atau sama dengan 50
mcg/ml, sehingga MIC kunyit dalam penelitian ini adalah 50 mcg/ml.
Sambiloto tidak memiliki potensi antimikroba, sedangkan kombinasi
meski memiliki potensi antimikroba, akan tetapi tetap tidak bermakna
bahkan pada konsentrasi 100 mcg/ml.
Potensi antimikroba pada kunyit diperkirakan disebabkan karena
senyawa fenolik berupa curcuminoids yang dimilikinya. Mekanisme
senyawa fenol sebagai antimikroba pada konsentrasi rendah adalah dengan
merusak membran sitoplasma dan dapat menyebabkan kebocoran inti sel,
sedangkan pada konsentrasi tinggi senyawa fenol berkoagulasi dengan
protein seluler. Aktivitas tersebut sangat efektif ketika bakteri dalam tahap
pembelahan dimana lapisan fosfolipid di sekeliling sel sedang dalam
kondisi yang sangat tipis sehingga fenol dapat dengan mudah merusak isi
sel (Volk and Wheller, 1984).
Sambiloto memiliki senyawa terpenoid (diterpene). Mekanisme
terpenoid sebagai antimikroba adalah bereaksi dengan porin (protein
transmembran) pada membran luar dinding sel bakteri, membentuk ikatan
polimer yang kuat sehingga mengakibatkan rusaknya porin. Rusaknya
porin yang merupakan pintu keluar masuknya senyawa akan mengurangi
permeabilitas dinding sel bakteri yang akan mengakibatkan sel bakteri
akan kekurangan nutrisi, sehingga pertumbuhan bakteri terhambat atau
mati (Cowan, 1999). Namun dalam penelitian ini potensi anti mikroba
pada Sambiloto tidak ditemukan yang disebabkan karena kandungan
terpenoid yang dimilikinya adalah dalam bentuk diterpene. Terpenoid yang
memiliki khasiat antimikroba adalah dalam bentuk seskuiterpenoid.
VI.

SIMPULAN DAN SARAN


VI.1 Simpulan
1. Kombinasi ekstrak sambiloto dan kunyit tidak memiliki potensi
antimikroba yang bermakna untuk bakteri S. Aureus dan S. typhii, tetapi
memiliki potensi antimikroba yang bermakna untuk bakteri E. Coli
dengan MIC 15 mcg/ml.
2. Kunyit memiliki potensi antimikroba pada ketiga bakteri, dengan MIC
sebesar 50 mcg/ml untuk bakteri S. Aureus dan S. typhii, dan 15 mcg/ml
untuk E. Coli.
3. Sambiloto tidak memiliki potensi antimikroba pada bakteri S. thyposa,
E. colli,dan S. aureus.
VI.2
Saran

1. Berdasarkan sudut pandang ilmiah, kami menyarankan agar dilakukan


penelitian yang lebih lanjut untuk mencari MIC yang lebih rendah pada
kunyit atau kombinasi ekstrak sambiloto dan kunyit pada bakteri E.
Coli serta perlu dilakukan penelitian in vivo pada hewan coba.
2. Penggunaan kunyit sebagai antimikroba tunggal memiliki potensi yang
lebih baik dibandingkan dengan kombinasi ekstrak, sehingga tidak
perlu dikombinasikan dengan sambiloto.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Cowan, M., 1999, Plant Product as Antimicrobial Agent, Clinical Microbiology
Reviews, 12 (4), hal. 564-582.
Cox J. 2000. Salmonella (Introduction). Encyclopedia of Food Microbiology. San
Diego: Academic Press.
Dalimartha S. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Jawetz E, dkk. 1995. Mikrobiologi Kedokteran. San Francisco: University of
California.
Thorne, dkk. 2002. Curcuma longa. Alternative Medicine Review Monographs.
hal 119-125.
Volk and Wheller, 1984, Mikrobiologi Dasar, diterjemahkan oleh Soenartono
Adisoemarto, hal.137-138, Erlangga, Jakarta.
Widyawati T. 2007. Aspek Farmakologis Sambiloto (Andrographis paniculata
Ness). Dari: http://www.usu.ac.id. [Akses: 29 Agustus 2012]
Wijayakusuma, Hembing, Dalimartha S, Wirian AS. 1992. Tanaman Berkhasiat
Obat di Indonesia: Kunyit; Curcuma longa Linn (Jiang Huang). Jakarta:
Pustaka Kartini. hal 93-94.
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Ekstrak kunyit dan


ekstrak sambiloto

Gambar 2. Kultur bakteri

Gambar 3. Ekstrak kunyit pada


bakteri S. typhii, E. coli, dan
S.aureus

Gambar 4. Ekstrak sambiloto pada


bakteri S. typhii, E. coli, dan
S.aureus

Gambar 5. Kombinasi ekstrak pada


bakteri S. typhii, E. coli, dan
S.aureus

Gambar
6.
Pengukuran
menggunakan jangka sorong

Scan Bukti Pengeluaran Uang

Anda mungkin juga menyukai