Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

Contents
BAB 1.......................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN........................................................................................................ 2
Latar Belakang..................................................................................................... 2
Permasalan.......................................................................................................... 2
Tujuan................................................................................................................... 2
Metode................................................................................................................. 2
Kegunaan............................................................................................................. 3
BAB 2.......................................................................................................................... 3
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA....................................................................3
a.

Awal masuknya Islam di Indonesia................................................................3

b.

Cara Masuknya Islam di Indonesia.................................................................3

c.

Perkembangan Islam di Berbagai Wilayah Indonesia.....................................4

d.

Perkembangan Islam di Daerah Lain..............................................................7

e.

Peran Umat Islam di Indonesia.......................................................................8

F.

Hikmah Perkembangan Islam di Indonesia..................................................10

BAB 3........................................................................................................................ 11
KESIMPULAN.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 12

BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebelum Islam masuk di Indonesia banyak kepercayaan masyarakat yang
berupa dinamisme dan animisme. Setelah agama Islam masuk di Indonesia,
seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan serta pulau-pulau lainnya,
kepercayaan tersebut dihapus dan diganti dengan ajaran Islam yang
menggunakan pendekatan yang arif dan bijaksana.
Islam masuk di Indoesia ada yang berpendapat pada abad VII dan ada
pula yang berpendapat pada abad XIII. Namun, sebagian besar para pakar
sejarah sependapat bahwa Islam di Indonesia pada abad VII.
Islam merupakan agama yang secara perlahan dan serentak dapat
merubah pikiran masyarakat Indonesia yang asalnya menganut paham
dinamisme dan animisme. Islam berkembang secara pesat di Indonesia
dengan adanya kerajaan-kerajaan Islam yang pernah berjaya di Indonesia.
Islam masuk di Indonesia pertama kali di Sumatera (Aceh) yaitu serambi
Makkah. Kemudian menyebar ke berbagai wilayah, seperti Kalimantan, Jawa,
Sulewasi, dan Maluku. Khususnya di Jawa Demak sangat mendukung
perkembangan Islam pada Pangeran Tumenggung di Kalimantan.

Permasalan
1) Bagaimana proses awal masuknya Islam di Indonesia?
2) Bagaimana cara Islam masuk ke Indonesia?
3) Bagaimanakah perkembangan Islam diberbagai wilayah Indonesia
seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku?
4) Apa saja peranan umat Islam di Indonesia?

Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini, adapun tujuan-tujuannya yaitu: agar
memudahkan kita sebagai penyusun maupun pembaca memahami materimateri yang menyangkut tentang hal-hal yang ada dalam karya ilmiah ini.
Mempermudah bagi semua khusunya kami dalam pembelajaran materimateri ini.

Metode
Dalam Makalah ini, kami sebagai penyusun menggunakan metode
observasi dan pembrowsingan yang menyangkut hal-hal di dalam makalah
ini.

Kegunaan
Kami sebagai penyusun mengharapkan makalah ini dapat menjadi
sebuah subjek materi pembelajaran yang dapat mempermudah para siswa
khususnya kami sebagai penyusun, untuk memahami materi-materi yang
sesuai dengan pembahasan makalah.

BAB 2
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
a. Awal masuknya Islam di Indonesia
Ketika Islam datang ke Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan
seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Buddha. Sudah banyak dianut oleh
bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah Indonesia telah berdiri
kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha.
Tentang datangnya Islam di Indonesia, menurut kesimpulan seminar
masuknya Islam di Indonesia pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan,
Islam masuk pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke-7 masehi.
Menurut sumber lainnya menyebutkan bahwa Islam sudah mulai
ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa
pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan
dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung melalui Madinah.
Adanya perbedaan pendapat tentang Islam masuk di Indonesia apakah
abad ke-7 atau ke-13 M tidaklah menjadi soal yang berarti, melainkan yang
terpenting adalah Islam bisa diterima dan dipeluk oleh mayoritas bangsa
Indonesia.
Kemudian siapa yang membawa agama Islam ke Indonesia. Ada
beberapa pendapat tentang siapa yang membawa Islam ke Indonesia, antara
lain:
1. Menurut Thomas W. Arnold, bahwa Islam masuk di Indonesia dibawa oleh
orang-orang Arab. Sebagai buktinya adalah pada abad ke-7 di pantai
Barat Sumatera telah ditemukan perkampungan orang-orang Arab.
Disamping itu, juga ditemukan kuburan orang Islam di Boros (letaknya
antara Aceh dan Tapanuli).
2. Menurut Snouck Hurgronye, Islam masuk di Indonesia dibawa oleh orang
India. Ini dibuktikan dengan adanya batu nisan yang berada di makamnya
Sultan Malik Al Shalih yang wafat pada tahun 1297 M.
3

3. Menurut Husien Djayadiningrat, Islam masuk di Indonesia dibawa oleh


orang Persia. Buktinya adalah adanya perubahan ejaan dari Arab ke
Persia. Hal ini diperkuat oleh Mucas bahwa kata Pasai berasal dari kata
Persia.

b. Cara Masuknya Islam di Indonesia


1. Perdagangan dan Perkawinan

Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang


mengadakan perkawinan dengan penduduk asli. Dari perkawinan
itulah terjadi interaksi social yang menghantarkan Islam
berkembang (masyarakat Islam).
2. Gerakan Dakwah, melalui dua jalur yaitu:

a. Ulama keliling menyebarkan agama Islam (dengan pendekatan


Akulturasi dan Sinkretisasi/lambing-lambang budaya).
b. Pendidikan
pesantren
(ngasu
ilmu/perigi/sumur),
melalui
lembaga/sisitem pendidikan Pondok Pesantren, Kyai sebagai
pemimpin, dan santri sebagai murid.
Dari ketiga model perkembangan Islam itu, secara relitas Islam sangat
diminati dan cepat berkembang diIndonesia. Meskipun demikian, intensitas
pemahaman dan aktualisasi keberagman islam bervariasi menurut
kemampuan masyarakat dalam mencernanya.
Ditemukan dalam sejarah, bahwa komunitas pesantrean lebih intens
keberagamannya,
dan
memiliki
hubungan
komunikasi
ukhuwah
(persaudaraan/ikatan darah dan agama) yang kuat. Proses terjadinya
hubungan ukhuwah itu menunjukkan bahwa dunia pesantren memiliki
komunikasi dan kemudian menjadi tulang punggung dalam melawan
kolonial.

c. Perkembangan Islam di Berbagai Wilayah Indonesia


Dengan adanya keimanan kepada Allah swt pada diri umat Islam yang
sudah ada sejak abad VII M, bangsa Indonesia sudah mengenal adanya
sistem kenegaraan, seperti adanya kerajaan Majapahit, Mataram, dan
kerajaan Islam lainnya di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku
menjadi modal utama untuk menghadapi musuh-musuhnya baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar. Perkembangan Islam di Indonesia:
1. Sumatera dan sekitarnya

Masuknya Islam ke Indonesia yang pertama kalinya di Sumatera Utara


nampaknya sudah dianggap tepat dengan adanya bukti dijadikannya Selat
Malaka sebagai tempat transit dan lalu lintas bagi para saudagar India yang
akan menuju ke Cina, dank arena para saudagar Arab, Persia, Gujarat kali
4

pertama melakukan kegiatan perdagangan di Bandar-bandar yang terletak


didaerah pesisir utara.
Setelah pengikutnya banyak dan raja-raja kecil sudah memeluk Islam,
pengikut raja-raja tersebut masuk Islam pula. Kuatnya persatuan dan
kesatuan ini mendorong berdirinya kerajaan Islam yang pertama kalinya di
Indonesia yaitu pada tahun 1261 M di Lhokseumawe Aceh Utara dengan
rajanya yang bernama Merah Silu yang bergelar Al Malik Al Shalih (Raja yang
baik). Ia kemudian menikahi putrid dari Kerajaan Perlak yang bernama
Gangang Sari sehingga perpaduan antara kedua kerajaan tersebut
merupakan kekuatan yang besar dalam penyebaran Islam di Sumatera dan
daerah-daerah lainnya.
2. Jawa dan sekitarnya

Islam masuk di tanah Jawa berkat adanya rombongan Ulama yang


dipelopori Syekh Maulana Malik Ibrahim atau yang dikenal dengan sebutan
Maulana Magribi. Pada saat mereka masuk di tanah Jawa ini masih kuat dan
banyaknya para penganut agama Buddha dan Hindu.
Sebagai karakteristik Islam yang berupa antikekerasan, yang ditempuh
para rombongan ulama ini dalam menjalankan dakwahnya dengan
kesopanan dan kesantunan sesuai asat masyarakat setempat.
Lambat laun para ulama yang disebut Wali Songo memasukkan ajaran
Islam sedikit demi sedikit agar masyrakat Jawa yang kuat dalam memeluk
agama Hindu dan Buddha ini tidak merasa aneh, kaget dan tersinggung atas
agamanya yang akan disaingi bahkan digantikan dengan agama Islam. Para
Wali Songo adalah:
a. Raden Rahmat (Sunan Ampel) makamnya di Jawa Timur.
b. Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) makamnya di Gresik
Jawa Timur.
c. Syekh Syarifuddin (Sunan Derajat) makamnya di Sedayu Gresik
Jawa Timur.
d. Syekh Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri) makamnya di Bukit Giri
Gresik Jawa Timur.
e. Raden Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) makamnya di Tuban Jawa
Timur.
f. Syekh Jafar Shadiq (Sunan Kudus) makamnya di Kudus Jawa
Tengah.
g. Raden Umar Said (Sunan Muria) makamnya di Gunung Muria Kudus
Jawa Tengah.
h. Raden Syahid (Sunan Kalijaga) makamnya di Kadilangu Demak Jawa
Tengah.
i. Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) makamnya di
Cirebon Jawa Barat.
5

Wali Songo dalam menyebarkan Islam semakin gigih dan menjadikan


kota Demak sebagai pusat kegiatan mereka. Dengan dukungan penuh dari
Wali Songo terutama Sunan Ampel, Raden Fatah ditugasi untuk mengajarkan
agama Islam dan mendirikan pondon pesantren di Glagah Wangi.
Adanya pengajaran agama Islam dan pondok pesantren ini Demak
semakin ramai dengan datangnya para penuntu ilmu dari berbagai daerah
lainnya. Tidak hanya sebagai pusat pengembangan ilmu agama, Demak juga
dijadikan pusat perdagangan.
Melihat semakin rapuhnya kerajaan Majapahit semasa pemerintahan
Brawijaya V, sehingga runtuh dengan bukti Candrasengkala (Sirno Ilang
Kartaning Bumi, tahun 1477) maka berdirilah kerajaan Demak dengan
Candrasengkala (Geni mati Siniram Janmi; tahun 1478).
Dengan jatuhnya kerajaan Majapahit diatas muncullah kerajaan Demak
dengan raja-raja sebagai berikut:
a. Raden Fatah (Raja Demak I)
b. Pati Unus atau Pangeran Sebrang Lor (Raja Demak II)
c. Raden Trenggono (Raja Demak III)
3. Sulawesi dan sekitarnya

Sulawesi termasuk wilayah yang peradabannya sudah dianggap maju.


Hal ini terbukti dengan adanya kerajaan-kerajaan, seperti; Gowa, Tallo, Bone,
Wajo, dan Sopang. Pada abad ke XV para pedangang muslim dari Sumatera,
Malaka, dan Jawa telah mendatangi Sulawesi yang masyarakatnya sebagian
masih berkepercayaan Animisme dan Dinamisme.
Pada awalnya kerajaan di Sulawesi sebelum menjadi kerajaan Islam.
Kerajaan yang terbesar Gowa dan Tallo tempatnya berdekatan dan rukun
seolah-olah sebagai kerajaan kembar. Dengan dasar persatua tersebut
kerajaan Gowa Tallo yang istananya berada di Sumba Opu menjadi lebih kuat
dan mampu menaklukkan daerah Selayar, Bulukumba, Maraos, Mandar, dan
Luwu pada tahun 1562-1565 yang dipimpin raja Tumaparisi Kolama.
Penduduk Gowa Tallo pada prinsipnya sudah banyak yang memeluk
agama Islam. Oleh karena itu, dengan kiprahnya Dato Ribandang dan Dato
Sulaemana penyebaran Islam semakin marak dan pesat. Dan penyebaran
Islam yang tanpa menimbulkan gejolak di Gowa Tallo ini. Pada tanggal 22
September 1605, raja Gowa yang bernama Karaeng Tonigallo dengan ikhlas
masuk Islam, kemudian bergelar Sultan Alaudin.

4. Kalimantan dan sekitarnya

Kalimantan merupakan pulau yang berdekatan dengan Sumatera dan


Jawa. Sebelum Islam masuk di Kalimantan masyarakatnya berkepercayaan
seperti di Jawa, yaitu agama Hindu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
6

kerajaan-kerajaan Hindu di Kalimantan Selatan tepatnya di Dipa, Daha dan


Kahuripan.
Daha pada saat itu diperintah oleh raja Sukarama. Sepeninggalan
kerajaan Daha diperintah oleh Pangeran Tumenggung. Dari sinilah muncul
suatu kemelut dalam keluarga karena yang sebenarnya menggantikan tahta
kerajaan adalah Pangeran Samudera (cucu raja Sukarama), bukan Pangeran
Tumenggung.
Pada awal kemelut antara Pangeran Tumenggung dengan Pangeran
Samudera tidak membawa pertengkaran sampai bertumpah darah,
melainkan Pangeran Samudera dinobatkan sebagai raja Banjar sendiri oleh
pengikut setianya yang membawahi daerah Masik, Balit, Muhur, Kuwin dan
Balitung.
Kemudian dengan tekad bahwa Pangeran Samuderalah yang tetap
berhak pada tahta kerajaan yang ditinggalkan kakeknya (Maharaja
Sukarama) maka ia meminta bantuan kepada kerajaan Demak, yaitu Sultan
Trenggono untuk menjatuhkan kerajaan Daha yang dipimpin Pangeran
Tumenggung.
Permintaan permohonan ini tentunya diikuti dengan perjanjian, yaitu
apabila kerajaan Daha dapat dikalahkan maka Pangeran Samudera beserta
pengikutnya bersedia masuk Islam. Adanya perjanjian tersebut Sultan
Trenggono bersiap diri dan memberangkatkan pasukan muslim untuk
membantu Pangeran Samudera.
Dalam pertempuran tersebut (pada tahun 1550 M) akhirnya Pangeran
Tumenggung dapat dikalahkan berkat bantuan pasukan Demak. Dengan
kemenangan tersebut, Pangeran Samudera beserta rakyatnya menyatakan
diri masuk Islam dengan gelar Sultan Suryamullah.
Islamisasi di Kalimantan tidak hanya di Kalimantan Selatan saja, tetpi
di Kalimantan Timur. Berkat datangnya dua ulama, yaitu Datu Ribandang dan
Tuanku Tunggang Parangan raja Kutai akhirnya masuk Islam karena kalah
dalam adu kesaktian dengan Tuanku Tunggang Parangan.
5. Maluku dan sekitarnya

Islam masuk di Maluku diperkirakan akhir abad XIV dan awal abad XV
M, masuknya Islam diwilayah ini dibawa oleh para mubalig dan pedagang
dari Samudera Pasai, Malaka dan Jawa.
Di Maluku tampaknya ada kaderisasi bagi yang sudah beragama Islam,
mereka sukarela menuntut ilmu agama Islam di berbagai pesantren di Jawa
Timur. Sekembalinya dari pesantren mereka melakukan penyebaran agama
Islam di daerahnya masing-masing.
Raja-rajanya pun sudah banyak yang memeluk Islam sehingga tidak
perlu adanya peperangan yang cukup berarti.
7

d. Perkembangan Islam di Daerah Lain


Pesatnya perkembangan Islam di Indonesia ini antara lain disebabkan
oleh beberapa factor, yaitu:
a. Untuk memeluk Islam sangat mudah.
b. Para dai dalam menyampaikan Islam sangat menarik dan simpatik.
c. Para dai juga memiliki keistimewaan melalui ajaran tasawuf.
d. Kewajiban dakwah dibebankan kepada setiap muslim.
e. Ajaran Islam sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
f. Islam tidak membedakan manusia berdasarkan kasta/gelar.
Secara umum perkembangan Islam di Indonesia sampai dengan
munculnya kerajaan Islam dapat dikelompokkan melalui tiga fase, yaitu:
a. Persinggahan para pedagang Islam di kepulauan Nusantara.
b. Adanya komunitas muslim di kepulauan Nusantara.
c. Berdirinya kerajaan Islam di kepulauan Nusantara.
Adapun jalur masuknya Islam ke Indonesia dapat dilakukan melalui
jalur sebagai berikut:
a. Melalui Perdagangan
Islam disebarkan di seluruh Nusantara melalui jalur perdagangan
yang dibawa oleh para saudagar Muslim dari Arab, Persia, dan
Gujarat. Dalam sebuah misi perdagangan biasanya diikuti para
ulama yang bertujuan menyebarkan dakwah Islam. Keberadaan
ulama tersebut sangat penting, karena selain berdakwah mereka
bertugas membina mental rombongan pedagang.
b. Melalui Perkawinan
Para saudagar muslim yang menetap di Nusantara menikah dengan
warga
pribumi
dan
berketurunan
sehinga
mempercepat
perkembangan Islam. Sebagian besar keturunan yang lahir
mengikuti keyakinan bapaknya yang muslim.
c. Melalui Pendidikan
Islamisasi yang dilakukan melalui lembaga pendidikan terutama
pondok pesantren dilakukan oleh para kiai dan ulama dalam
mencetak kader dai yang handal dalam menyebarkan Islam. Selain
itu, kader-kader santri tersebut kemudian mampu mendirikan
pesantren ditempat asal mereka.
d. Melalui Tasawuf
Pengajaran tasawuf yang dilakukan oleh para dai dan sufi dapat
menarik simpati masyarakat sehingga dapat mempercepat
perkembangan Islam. Pendekatan dakwah para sufi cenderung
moderat, sehingga dapat mudah diterima orang-orang yang baru
mengenal Islam.
8

e. Melalui Kesenian
Pendekatan persuasive yang dilakukan para wali dalam
mengislamkan masyarakat sering menggunakan kesenian sebagai
media dakwah. Kesenian yang digunakan sarana dakwah
disesuaikan denga budaya setempat. Dengan demikian secara
perlahan ajaran Islam mempengaruhi budaya dan mengubah
keyakinan dan perilaku masyarakat.
f. Melalui Politik
Setelah masuk Islam para adipati dan raja banyak menempatkan
para ulama sebagai penasihat dan hakim sehingga dapat
mempercepat penyebaran Islam. Para ulama tersebut banyak
member nasihat yang sangat mempengaruhi kebijakan raja.

e. Peran Umat Islam di Indonesia


Dengan adanya keimanan kepada Allah swt pada diri umat Islam yang
sudah ada sejak abad VIII M, bangsa Indonesia sudah mengenal adanya
sistem kenegaraan, seperti adanya kerajaan Majapahit, Mataran dan
kerajaan Islam lainnya di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku
menjadi modal untuk menghadapi musuh-musuhnya, baik yang berasal dari
dalam maupun dari luar.
1. Peran umat Islam pada masa penjajahan dan kemerdekaan

Penjajah di manapun berada merupakan suatu tindakan yang


melanggar hak asasi manusia. Hal ini sangat bertentangan dengan ajaran
Islam yang penuh dengan kesetaraan dan persamaan. Dari sinilah bangsa
Indonesia merumuskan kalimat dalam pembukaan UUD 1945 alinea pertama
bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Semangat nasionalisme yang ditandai dengan lahirnya organisasi
kepemudaan, seperti Jong Indonesia (pemudia Indonesia), pada tahun 1927
M, Jong Sumatera, Jong Java, dan Jong Madura yang dideklarasikannya pada
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 menunjukkan betapa pedulinya
para pemuda (khususnya Islam) pada saat itu.
Dengan semangat ini, tujuan umat Islam adalah bagaimana penjajah
harus meninggalkan tanah pertiwi. Semagat ini terus dibangun dan
disebarluaskan ke berbagai pelosok nusantara sehingga menjadi suatu
keyakinan yang bulat untuk mengusir penjajah, baik Portugis, Belanda,
ataupun Jepang.
Secara orginisatoris, organisasi Islam yang mempunyai peran dalam
masa ini adalah Syarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan di Kota Solo
pada tahun 1905 M oleh Haji Samanhudi dan Mas Tirta Adisurya. Kemudian
9

pada tahun 1912 M, SDI dirubah namanya menjadi Syarekat Islam (SI) atas
usulan Haji Omar Said Cokroaminoto.
2. Peran umat Islam pada masa pembangunan

Peran umat Islam pada masa pembangunan menjadi dua macam:


a. Peran organisasi Islam dalam masa pembangunan

Organisasi Islam yang paling menonjol atau besar di Indonesia


pada masa pembangunan sekarang adalah Muhammadiyah dan
Nahdlatul Ulama (NU).
1) Muhammadiyah, didirikan pada tanggal 18 November 1912 M di
Kota Yogyakarta oleh KH. Ahmad Dahlan. Organisasi ini sejak berdiri
pada zaman penjajahan sampai sekarang tetap konsisten dengan
tujuan semula, yaitu; bergerak dalam bidang social dan keagamaan.
Wujud gerakkannya adalah ikut mensejahterakan rakyat dengan
mendirikan sekolah umum dan agama, panti asuhan, rumah-rumah
fakir miskin, perpustakaan, masjid, dan Rumah Sakit.
2) Nahdlatul Ulama (NU), didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di
Surabaya. Pendiri organisasi ini adalah KH. Hasyim Asyari dan KH.
Wahab Hasbullah. Tujuan awal didirikan NU adalah bergerak dalam
bidang social keagamaan, yaitu dengan mendirikan madrasah,
pesantren, masjid, mushala, dan majelis-majelis taklim.
Meihat kiprah dua organisasi ini, perkembangan Islam di Indonesia
pada masa pembangunan tetap eksis, yaitu membantu mengentaskan
kemiskinan dan mencerdaskan kehidupan bangsa dalam ilmu agama.
b. Peran lembaga-lembaga Islam dalam pembangunan

Peranan lembaga-lembaga Islam dalam pembangunan seperti:


1) Pesantren
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di
Indonesia. Lembaga ini dipimpin oleh seorang Kyai dan muridnya
adalah Santri. Santri yang datang dari berbagai pelosok daerah
menyatu untuk mempelajari agama. Setelah mendapat ilmu
banyak, tugas mereka adalah mengamalkan ilmu tersebut sebagai
bukti mengisi dan mengabdi kepada bangsa dan Negara dalam
pembangunan nasional.
2) Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Berdirinya MUI telah diresmikan pada tanggal 21 juli 1975 oleh
pemerintah. Walaupun lembaga ini kurang diminati oleh para ulama
(khususnya pesantren) pada masa silam karena condong membela
pemerintah Orde Baru. Sekarang, keberadaanya semakin eksis di
tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia. Berbagai fatwa telah
dikeluarkan dalam koridor hokum Islam sehingga masyarakat Islam
merasa terayomi hak-haknya.
10

F. Hikmah Perkembangan Islam di Indonesia


Hikmah yang dapat diperoleh dengan mempelajari sejarah
perkembangan Islam di Indonesia antara lain:
1) Mengetahui dan memahami perkembangan Islam di Indonesia.
2) Mengetahui dam memahami perkembangan Ilmu pengetahuan dan
kebudayaan.
3) Menjadi cermin untuk memacu kehidupan yang lebih baik.
4) Mempelajari sejarah agar dapat melakukan perubahan yang lebih
baik.
5) Menghargai kerja keras para pahlawan agama (Islam).

BAB 3
KESIMPULAN

11

Awal masuk Islam di Indonesia terdapat banyak perbedaan pendapat.


Namun, pendapat paling banyak dianut adalah berdasarkan hasil seminar
tentang masuknya Islam ke Indonesia yang disimpulkan pada abad ke-7
Masehi. Hal ini didasarkan pada kenyataan, bahwa sejak abad ke-7 Masehi
sudah terjadi kontak perdagangan yang dilakukan oleh saudagar-saudagar
Muslim dari Arab, Persia, dan Gujarat yang selalu pulang pergi di Kepulaun
Sumatera, bahkan mereka menetap dan menikah dengan penduduk pribumi.
Cara masuk Islam ke Indonesia, antara lain sebagai berikut:
1) Perdagangan dan Perkawinan
Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang mengadakan
perkawinan dengan penduduk asli. Dari perkawinan itulah terjadi
interaksi social yang menghantarkan Islam berkembang (masyarakat
Islam).
2) Pembentukan masyarakat Islam dari tingkat bawah dari rakyat lapisan
bawah, kemudian berpengaruh ke kaum birokrat (J.C. Van Leur).
3) Gerakan Dakwah, melalui dua jalur yaitu:
a. Ulama keliling menyebarkan agama Islam (dengan pendekatan
Akulturasi dan Sinkretisasi/lambing-lambang budaya).
b. Pendidikan
pesantren
(ngasu
ilmu/perigi/sumur),
melalui
lembaga/sisitem pendidikan Pondok Pesantren, Kyai sebagai pemimpin,
dan santri sebagai murid.
Islam berkembang pertama kali di Sumatera di daerah NAD (Nanggro
Aceh Darussalam) akibat dari persinggahan dan perdagangan saudagarsaudgar dari Arab, Persia dan Gujarat. Disinilah Islam muali berkembang, hal
ini dibuktikan dengan berdirinya kerajaan Islam yang pertama kalinya di
Indonesia yaitu pada tahun 1261 M di Lhokseumawe Aceh Utara dengan
rajanya yang bernama Merah Silu yang bergelar Al Malik Al Shalih.
Di pulau Jawa perkembangan Islam diakibatkan oleh para ulama yang
dikenal dengan sebutan Wali Songo dengan pusat perkembangan Islam
berada di Demak. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya kerajaan Demak
dengan Candrasengkala (Geni mati Siniram Janmi; tahun 1478).
Perkembangan Islam yang disebarkan dari kerajaan Malaka ternyata
bukan hanya di Pulau Jawa, melainkan ke daerah-daerah lain di seluruh
Nusantara. Misalnya, di Banjar, Kalimantan Selatan berdiri kerajaan Islam
dengan rajanya yang bernama Pangeran Samudera. Selain itu, di Kalimantan
Timur berdiri kerajaan Kutai dengan rajanya bernama Raja Mahkota.

12

DAFTAR PUSTAKA
1) Thoifuri, Suci Rahayu. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII.
Jakarta: Ganeca Exact.
2) Ilmy, Bachrul. 2004. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
3) http://saef-jaza.blogspot.com/2008/12/perkembangan-islam-di-indonesia.html
4) http://sejarawan.wordpress.com/2008/01/21/proses-masuknya-islam-diindonesia-nusantara/

13

Anda mungkin juga menyukai