Anda di halaman 1dari 5

NABILA

Kebakaran hutan

Kebakaran tak terkendali di hutan dan ladang. (Foto: Kemen LHK)

Peristiwa kebakan hutan yang tidak terkendali bisa terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja. Di masa
lalu membakar hutan merupakan suatu metode praktis untuk membuka lahan. Pada awalnya banyak
dipraktekan oleh para peladang tradisional atau peladang berpindah. Namun karena biayanya murah
praktek membakar hutan banyak diadopsi oleh perusahaan-perusahaan kehutanan dan perkebunan.
Di lingkup ilmu kehutanan ada sedikit perbedaan antara istilah kebakaran hutan dan pembakaran hutan.
Pembakaran identik dengan kejadian yang disengaja pada satu lokasi dan luasan yang telah ditentukan.
Gunanya untuk membuka lahan, meremajakan hutan atau mengendalikan hama. Sedangkan kebakaran
hutan lebih pada kejadian yang tidak disengaja dan tak terkendali. Pada prakteknya proses pembakaran
bisa menjadi tidak terkendali dan memicu kebakaran.
Kebakaran hutan berskala besar cukup sulit untuk dipadamkan. Kadang-kadang membutuhkan waktu
hingga bermingu-minggu agar semua titik api bisa padam. Pada kondisi tertentu, seperti tanah gambut,
kebakaran masih terus berlangsung di dalam tanah meski api dipermukaan telah padam berhasil
dipadamkan. Sehingga tanah tetap mengeluarkan asap pekat dan sewaktu-waktu api bisa meletup kembali
ke permukaan. Kebakaran hutan menjadi penyumbang terbesar laju deforestasi. Bahkan menurut
organisasi lingkungan, World Wild Fund, deforestasi akibat kebakaran hutan lebih besar dibanding
konversi lahan untuk pertanian dan illegal logging.1

Definisi kebakaran hutan


Berikut beberapa definisi mengenai kebakaran hutan:
Peraturan menteri 2
Suatu keadaan dimana hutan dilanda api sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan atau hasil
hutan yang menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan.
Saharjo (2003) 3
Pembakaran yang penjalaran apinya bebas serta mengkonsumsi bahan bakar alam dari hutan
seperti serasah, rumput, ranting/cabang pohon mati yang tetap berdiri, log, tunggak pohon, gulma,
semak belukar, dedaunan dan pohon-pohon.

Penyebab kebakaran hutan

Seperti sudah disinggung sebelumnya, kebakaran hutan bisa terjadi secara alami atau disebabkan
perbuatan manusia. Kebakaran yang ditimbulkan akibat aktivitas manusia pun bisa terjadi secara sengaja
tau tak sengaja. Berikut penjelasannya:

a. Penyebab alami
Kebakaran hutan secara alami banyak dipicu oleh petir, lelehan lahar gunung api, dan gesekan antara
pepohonan. Sambaran petir dan gesekan pohon bisa berubah menjadi kebakaran bila kondisi hutannya
memungkinkan, seperti kekeringan yang panjang. Di hutan-hutan subtropis seperti Amerika Serikat dan
Kanada, sambaran petir dan gesekan ranting pepohonan sering memicu kebakaran. Namun di hutan hujan
tropis seperti Indonesia, hal ini sedikit mustahil. Karena terjadinya petir biasanya akan diiringi oleh
turunnya hujan atau petir terjadi di sepanjang hujan. Sehingga sangat tidak mungkin menimbulkan
kebakaran. Pemicu alamiah lainnya adalah gesekan antara cabang dan ranting pepohonan. Hal ini pun
biasanya hanya terjadi di hutan-hutan yang kering. Hutan hujan tropis memiliki kelembaban tinggi
sehingga kemungkinan gesekan antar pohon menyebabkan kebakaran sangat kecil.4

b. Disebabkan manusia
Kebakaran hutan yang dipicu kegiatan manusia bisa diakibatkan dua hal, secara sengaja dan tidak
sengaja. Kebakaran secara sengaja kebanyakan dipicu oleh pembakaran untuk membuka lahan dan
pembakaran karena eksploitasi sumber daya alam. Sedangkan kebakaran tak disengaja lebih disebabkan
oleh kelalaian karena tidak mematikan api unggun, pembakaran sampah, membuang puntung rokok, dan
tindakan kelalaian lainnya.
Di Indonesia, 99% kejadian kebakaran hutan disebabkan oleh aktivitas manusia baik sengaja maupun
tidak sengaja. Hanya 1% diantaranya yang terjadi secara alamiah. 5 Sejak era tahun 1980-an pembukaan
lahan perkebunan kelapa sawit dan Hutan Tanaman Industri diduga menjadi biangkerok terjadinya
kebakaran hutan secara besar-besaran.6

Dampak merugikan kebakaran hutan


Kebakaran hutan berdampak besar bagi kehidupan manusia. Sebagian besar dampak tersebut bersifat
merugikan. Berikut ini beberapa dampak merugikan yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan:

a. Dampak langsung
Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan properti dan infrastruktur serta hilangnya aset pertanian,
perkebunan dan kehutanan. Tak sedikit juga meminta korban jiwa manusia. Untuk kasus kebakaran besar
tak jarang harus dilakukan evakuasi permukiman penduduk.

b. Dampak ekologis
Kebakaran hutan merupakan bencana bagi keanekaragaman hayati. Tak terhitung berapa jumlah spesies
tumbuhan dan plasma nutfah yang hilang. Vegetasi yang rusak menyebabkan hutan tidak bisa
menjalankan fungsi ekologisnya secara maksimal. Juga menyebabkan hilangnya habitat bagi satwa liar
penghuni hutan.
Selain itu kebakaran hutan banyak melepaskan emisi karbon dan gas rumah kaca lain ke atmosfer. Karbon
yang seharusnya tersimpan dalam biomassa hutan dilepaskan dengan tiba-tiba. Apalagi bila terjadi di
hutan gambut, dimana lapisan tanah gambut yang kedalamannya bisa mencapai 10 meter ikut terbakar.

Cadangan karbon yang tersimpan jauh di bawah lapisan tanah yang ditimbun selama jutaan tahun akan
ikut terlepas juga. Pengaruh pelepasan emisi gas rumah kaca ikut andil memperburuk perubahan iklim.

c. Dampak ekonomi
Secara ekonomi hilangnya hutan menimbulkan potensi kerugian yang besar. Setidaknya ada tiga kerugian
lain yang bisa dihitung secara ekonomi, yaitu kehilangan keuntungan karena deforestasi, kehilangan
keanekaragaman hayati, dan pelepasan emisi karbon. Belum lagi dengan kerugian langsung dan tidak
langsung bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.

d. Dampak kesehatan
Asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan berdampak langsung pada kesehatan, khususnya gangguan
saluran pernapasan. Asap mengandung sejumlah gas dan partikel kimia yang menggangu pernapasan
seperti seperti sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), formaldehid, akrelein, benzen, nitrogen
oksida (NOx) dan ozon (O3). Material tersebut memicu dampak buruk yang nyata pada manula, bayi dan
pengidap penyakit paru. Meskipun tidak dipungkiri dampak tersebut bisa mengenai orang sehat.7

Keuntungan akibat kebakaran hutan


Selain dampak merugikan di atas ada beberapa dampak positif. Kebakaran hutan membuat efek
peremajan hutan dan menyuburkan tanah hutan karena abu sisa pembakaran menjadi mineral penting bagi
tanah hutan. Biasanya setelah hutan habis terbakar akan tumbuh tunas-tunas baru yang berkembang
sangat pesat karena tanah hutan menjadi subur.
Membakar hutan juga sering digunakan sebagai salah satu metode pembersihan lahan untuk perkebunan
dan pertanian. Humus yang terbakar bisa menyuburkan tanah dan mempercepat penambahan mineral
dalam tanah. Tanah hutan yang telah terbakar relatif lebih subur untuk lahan pertanian atau perkebunan.
Kebakaran hutan juga bisa memusnahkan hama dan penyakit.8

Pengendalian kebakaran hutan di Indonesia

Pasukan pemadam kebakaran hutan Manggala Agni. (Foto: Kemen LHK)


Secara teoritis kebakaran hutan terjadi karena ada interaksi antara bahan bakar, oksigen dan panas pada
kondisi tertentu. Bila ketiga unsur tersebut ada secara bersamaan maka kebakaran akan terjadi. Oleh
karena itu prinsip untuk menanggulanginya adalah dengan memutus salah satu unsur tersebut. Biasanya
dengan menghilangkan bahan bakar atau panas.

Penanggulangan kebakaran hutan telah dikelola sejak sebelum Indonesia merdeka. Pemerintah Hindia
Belanda mengatur penanganannya dalam berbagai aturan mengenai kehutanan. Sejak proklamasi
kemerdekaan, tanggung jawab pengendalian kebakaran hutan berada di Jawatan Kehutanan, yang
kemudian menjadi direktorat dalam Departemen Pertanian. Pada tahun 1988 direktorat kehutanan
berubah menjadi Departemen Kehutanan, dan dikemudian hari berubah lagi menjadi Kementrian
Kehutanan. Sejak tahun 2014 Kementerian Kehutanan digabung dengan Kementerian Lingkungan Hidup
menjadi Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Menurut undang-undang kehutanan kegiatan pengendalian kebakaran hutan mencakup pencegahan,
pemadaman hingga ke rehabilitasi pasca kebakaran. Pengelolaan pengendaliannya dilakukan secara
berjenjang mulai dari pemerintah daerah tingkat II, tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Dipicu oleh
kebakaran hutan hebat pada tahun 1997-1998, di tingkat nasional dibentuk Direktorat khusus.
Kemudian pada tahun 2003 Departemen Kehutanan membentuk pasukan yang khusus menangani
kebakaran di hutan, yakni Brigade Pengendalian kebakaran Hutan Manggala Agni. Nama Manggala Agni
diambil dari bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno, manggala artinya panglima/pemimpin, sedangkan agni
artinya api. Manggala Agni bisa diartikan panglima api.9

Peristiwa kebakaran hebat


Peristiwa tahun 1997-1998
Di penghujung abad 20 dunia pernah dikejutkan dengan bencana kebakaran hutan. Pada tahun 1997-1998
ketika bencana el nino melanda, bumi kita kehilangan hutan seluas 25 juta hektar akibat kebakaran.
Peristiwa ini berdampak langsung pada ekosistem global dengan naiknya emisi karbon dan hilangnya
keanekaragaman hayati.10 Kebarakan hutan saat itu dianggap sebagai bencana lingkungan terbesar
sepanjang abad.
Dalam bencana tersebut Indonesia mengalami kehilangan hutan paling luas. Diperkirakan sekitar 9,7 juta
hektar hutan Indonesia hangus terbakar. Kerugian yang diderita akibat bencana ini hampir mencapai US$
10 miliar.11 Kerugian dihitung dari deforestasi, kehilangan keanekaragaan hayati dan pelepasan emisi
karbon. Belum mencakup kerugian sosial dan dampak ikutan lainnya.

Peristiwa tahun 2006


Peristiwa tahun 2015?

Referensi
1. WWF. Deforestastion: threats.
2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.12/Menhut-II/2009 tentang Pengendalian Kebakaran
Hutan
3. Saharjo, B.H. 2003. Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Yang Lestari Perlukah Dilakukan.
Departemen Silvikultur. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
4. Wahyu Catur Adinugroho. Bagaimana kebakaran hutan terjadi?
5. Syaufina, L. 2008. Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia. Bayumedia, Malang.
6. Sindonews. Biang Kerok Pembakaran Hutan dan Lahan, 276 Perusahaan Dibidik.

7. Fikri Faisal, dkk. Dampak Asap Kebakaran Hutan pada Pernapasan. CDK-189/ vol. 39 no. 1, th.
2012.
8. Suratmo FG. 1974. Perlindungan Hutan. Bogor: IPB Press.
9. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Profil Manggala Agni.
10. Luca Tacconi. 2003. Kebakaran Hutan di Indonesia: Penyebab, Biaya dan Implikasi Kebijakan.
CIFOR. Hal 1.
11. FWI/GFW. 2001. Keadaan Hutan Indonesia. Bogor , Indonesia: Forest Watch Indonesia dan
Washington D.C.: Global Forest Watch.

Anda mungkin juga menyukai