Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN UJIAN KASUS

KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI

PEMBIMBING
dr. Henny Riana, Sp.KJ
dr. Hening Madonna, Sp.KJ
dr. Esther Sinswu, Sp.KJ
dr. Witri, Sp.KJ
dr. Karjana, Sp.KJ

Penyusun
Karlina Lestari
1102010142

Rumah Sakit Bhayangkara Tk.1 RS. Sukanto


Jakarta
Mei 2015
LAPORAN PSIKIATRI
1

I.

II.

DENTITAS PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Alamat
Suku Bangsa
Warga Negara
Agama
Pekerjaan
Pendidikan Terakhir
Status Pernikahan
Tanggal Masuk RS
Tanggal Pemeriksaan

: Ny. DN
: Wanita
: 31 Tahun
: Batang, Jawa Tengah
: Jawa
: Indonesia
: Islam
: Tenaga Kerja Wanita
: SMP
: Menikah
: 11 April 2015
: 15 Mei 2015

RIWAYAT PSIKIATRI
Dilakukan Autoanamnesis pada tanggal 15 Mei 2015
A. Keluhan Utama
Pasien diantar oleh BNP2TKI ke RS. Polri karena berteriak-teriak dan menangis
B. Keluhan Tambahan
Tidak Ada
C. Riwayat Gangguan Sekarang
Seorang wanita berusia 31 tahun diantar oleh BNP2TKI ke RS.Polri pada tanggal
11 April 2015 karena berteriak-teriak dan menangis. Berdasarkan informasi yang
didapat, pasien bekerja di Oman sebagai TKW.
Berdasarkan anamnesis secara langsung, pasien sudah menjadi TKW selama 5
tahun. Sebelum menjadi TKW pasien hanya membantu ayahnya bertani. Diawali
dari tahun 2010, pasien berangkat ke Dubai dan bekerja sebagai pengasuh anak
selama 8 bulan, pasien mengatakan majikannya baik, namun pada suatu hari
ketika sedang mengasuh, anak tersebut terjatuh hingga terluka. Pasien
mengatakan saat itu dimarahi oleh majikannya tetapi menurut pengakuannya, itu
adalah hal wajar. Kemudian ia dikembalikan oleh majikannya ke agent. Pasien
menyangkal adanya kekerasan fisik yang dilakukan oleh majikannya.
Kemudian pasien bekerja sebagai pembantu rumah tangga selama 3 tahun, pasien
mengatakan rumah itu berlantai dua, berisi 8 orang dan hanya pasien satu-satunya
2

pembantu dirumah tersebut. Terdapat salah satu majikannya yang bernama


Madam Badriyah, pasien mengatakan Madam Badriyah adalah majikan yang
pemarah, apabila pasien bekerja lamban ia sering di teriaki agar lebih cepat,
sedangkan 7 majikan lainnya dikatakan baik oleh pasien.

Ketika ditanya

mengenai kekerasan fisik, awalnya ia menjawab semua majikannya baik namun


kemudian ia mengaku pernah dipukul di bagian perut tetapi ketika ditanyakan
lebih lanjut, pasien mengelak untuk menjawab dan seketika berkata bahwa ia
salah bicara. Pasien menyangkal adanya perasaan sedih, tidak nafsu makan, ingin
bunuh diri dan juga menyangkal mendengar bisikan saat di Dubai.
Pada tahun 2013, pasien pindah ke Oman sebagai pembantu rumah tangga selama
2 tahun, ia mengatakan alasan kepindahannya adalah hanya ingin berpindah saja.
Saat bercerita tentang kehidupannya di Oman, pasien seringkali terdiam, awalnya
pasien mengatakan tidak ada masalah apapun di Oman dan majikannya baik tetapi
tiba-tiba pasien berkata pernah diperkosa, ketika ditanyakan mengenai hal
tersebut pasien mengatakan takut lalu menolak untuk bercerita, kemudian ia
berdalih dengan berkata bahwa ia kembali salah bicara.
Selama di Oman, pasien menjadi murung, malas makan, malas bekerja dan
seringkali menangis, tetapi keinginan untuk bunuh diri disangkal, ia pun juga
merasa rindu dengan keluarganya hingga akhirnya memutuskan pulang ke
Indonesia.
Saat di pesawat, pasien mendengar bisikan yang mengatakan bahwa di pesawat
tersebut ada Nyi Roro Kidul, lalu ketika pasien dihampiri oleh pramugari, bisikan
tersebut mengatakan bahwa pramugari itulah Nyi Roro Kidul, pasien menjadi
ketakutan dan gelisah hingga pasien bangun dari kursinya dan berlari ingin
berpindah kursi.
Sesampainya di Bandara Soekarno Hatta, pasien tidak mengikuti rombongan dan
justru melawan arah, pasien tidak tahu mengapa melakukan hal tersebut dan sejak
saat itu petugas BNP2TKI membawanya.

Selama di Bangsal Dahlia, pasien mengatakan masih mendengar bisikan. Bisikan


tersebut menyuruhnya untuk menyapu, mengepel, mengambil minum dan
membersikan ruangan, namun ketika pasien mengikutinya, bisikan itu
mengatakan jangan lakukan itu. Pasien juga pernah melihat sosok penyanyi
Nike Ardilla sedang duduk diruang tengah bangsal sambil bernyanyi, pasien
mengatakan memang mengidolakan Nike Ardilla. Akhir-akhir ini pasien mengaku
Ny.A; seorang pasien baru dibangsal Dahlia adalah saudaranya yang bernama Teh
Iim, ia juga mengaku bahwa pasien lainnya yaitu Ny. An adalah Bude nya.
Pada minggu-minggu awal pasien dirawat di bangsal Dahlia ia terlihat diam saja
sambil menunduk dengan wajah datar dan hanya berbicara jika ditanya, pasien
juga sering meminta maaf dan merasa dirinya tidak sopan. Saat ini, pasien sudah
lebih sering tersenyum dan sudah mulai banyak bicara saat diajak mengobrol,
pasien menyangkal masih merasa sedih, murung, tidak nafsu makan dan malas
melakukan aktivitas tetapi pasien masih terlihat menunduk.
D. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1.

2.
3.

Riwayat penyakit medis umum


Kelainan bawaan
: Tidak ada
Infeksi
: Tidak ada
Trauma
: Tidak ada
Lainnya
: Tidak ada

Riwayat Psikiatri
Pasien belum pernah mengalami gangguan seperti ini sebelumnya
Riwayat penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien mengaku tidak pernah menggunakan zat psikoaktif.

E. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien adalah anak yang dikehendaki, anak bungsu dari 2 bersaudara. Lahir cukup
bulan dan normal.
4

2. Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)


Pasien mengatakan sejak kecil adalah anak yang pemalu.
3. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien masa kecilnya cukup menyenangkan. Pada usia 7 tahun kedua orangtuanya
bercerai. Pasien merasa sedih apalagi jika melihat anak-anak sebayanya pulang
sekolah dan mencium tangan kedua orangtua. Hubungan pasien dengan ayah dan
ibunya hingga saat ini masih baik.
4. Riwayat Masa Remaja
Pasien bersekolah sampai bangku SMP, pasien tidak melanjutkan pendidikannya
karena masalah ekonimi. Pasien merupakan pribadi yang pemalu dan pendiam.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien tidak pernah tinggal kelas, dan merupakan anak yang biasa-biasa saja di
bidang akademik
SD
: Madrasah Batang
SMP
: Tsanawiyah Batang

b. Riwayat Pekerjaan
Sebelum menjadi TKW pasien membantu ayah nya bertani. Pasien pertama
kali bekerja sebagai TKW pada tahun 2010-2013 di Dubai, berpindah
pekerjaan satu kali, lalu sejak 2013-2015 berpindah ke Oman.
c. Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah sebelum berangkat ke Dubai, sampai saat ini masih
berstatus suami istri. Ini adalah pernikahan pertamanya. Pasien memiliki dua
orang anak laki-laki usia 4 dan 2 tahun. Pasien mengaku hubungan pasien
dengan suaminya saat ini baik, tidak ada permasalahan.
d. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam, rajin Shalat 5 waktu terkadang membaca Al-Quran.
e. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien mengatakan tidak pernah melakukan pelanggaran hukum.
f. Riwayat sosial ekonomi
Pasien mengatakan berasal dari keluarga dengan perekonomian yang kurang.
5

6. Riwayat Keluarga
Genogram

7. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien mengatakan bahwa dirinya seorang yang pemalu dan pendiam sejak
kecil namun tetap bergaul dengan teman-temannya.

8. Impian, Fantasi dan Cita-cita Pasien


Setelah keluar dari Rumah Sakit, pasien belum memikirkan untuk kembali
bekerja.

Pasien hanya ingin menjadi pribadi yang shalihah dan berbakti

kepada kedua orangtua.


III.

STATUS MENTAL
Pada tanggal 15 Mei 2015
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang perempuan berumur 31 tahun, berpenampilan rapi sesuai dengan
usianya, berkulit putih, bertubuh kurus, berjilbab. Pasien juga tampak
tenang. Pasien bisa merawat diri sendiri dan tampak bersih. Pasien ramah
dan cukup kooperatif selama di wawancara.
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pada saat awal wawancara pasien terlihat tenang, tidak agresif, dapat
menjawab pertanyaan dengan tulisan dan gerakan bibir.
3. Sikap terhadap pemeriksa
Selama wawancara pasien menunjukkan sikap cukup kooperatif.
B. Mood dan Afek
1. Mood
: Hipotim
2. Afek
: Serasi
6

3. Empati

: Dapat diraba rasakan oleh pemeriksa

C. Pembicaraan
Pasien berbicara lancar dapat menjawab hampir semua pertanyaan dengan
baik. Volume bicara cukup, intonasi baik, artikulasi cukup jelas. Selama
proses wawancara pasien seringkali diam, menunduk, dan menatap satu titik
dengan pandangan kosong, kemudian ia tersadar lalu melanjutkan obrolan,
namun beberapa kali pewawancara juga harus memanggilnya agar ia
melanjutkan topik pembicaraan. Pasien juga sering secara tiba-tiba
menyanggah pembicaraannya sendiri dengan eh, tadi saya salah bicara,
enggak kok enggak majikkannya baik atau eh, enggak jadi deh, gak ada
masalah apa-apa karena hal tersebut pewawancara harus menanyakan
berulang kali untuk menegaskan.

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
2. Ilusi

: Auditorik.
: Ada, melihat Ny.A dan Ny. An (objek) adalah
saudaranya.
3. Depersonalisasi : Tidak Ada
4. Derealisasi
: Tidak Ada

E. Proses Berpikir
1. Bentuk pikir
Koheren
2. Arus Pikir

Produktivitas : Melambat
Kontinuitas : Tidak terganggu

Hendaya bahasa : Tidak ada

3. Isi Pikir
Preokupasi
Waham
Obsesi kompulsi
Fobia
Ide bunuh diri

: Tidak ada
: Waham Kendali
: Tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
7

Cukup ide

F. Kesadaran dan Kognisi


1. Taraf kesadaran
Kesadaran : Compos Mentis
2. Orientasi
Waktu
: Baik
Tempat
: Terganggu. Pasien tidak mengetahui keberadaanya saat
Ini. Pasien mengatakan sedang berada di agen penyalur
TKW dimana ia bekerja yaitu PT. Zam-Zam Perwita.
: Baik

Orang
3. Daya Ingat
Jangka panjang

: Tidak terganggu (pasien mampu mengingat masa


kecilnya)
Jangka sedang
: Tidak Terganggu (pasien mampu mengingat saat
ia bekerja sebagai TKW)
Jangka pendek
: Tidak terganggu (pasien mampu mengingat menu
sarapan pagi tadi)
Segera
: Tidak terganggu (pasien mampu mengingat nama
pewawancara)
4. Konsentrasi dan Perhatian
Pasien cukup dapat berkonsentrasi, pasien dapat menghitung 100 dikurangi
7 dan seterusnya. Pasien cukup dapat memusatkan perhatian, pasien dapat
mengeja dari belakang huruf pada kata DUNIA.
5. Kemampuan Membaca dan Menulis
Pasien dapat membaca dan menulis.
6. Kemampuan Visuospasial
Pasien dapat berjalan dengan baik tanpa menabrak benda-benda yang ada
disekelilingnya
7. Pikiran Abstrak
Pasien dapat mendeskripsikan perbedaan buah dukuh dan kelengkeng.
8. Kemampuan Menolong Diri Sendiri
Pasien bisa menolong diri sendiri dalam hal rutinitas sehari-hari.
G. Pengendalian Impuls
Cukup baik (pasien tidak menujukkan agresivitas selama wawancara).
H. Daya Nilai dan Tilikan
1. Daya Nilai Sosial : Tidak terganggu
2. Uji Daya Nilai
: Tidak terganggu (pasien akan memberikan dompet
yang
8

ia temukan dijalan ke kantor polisi tanpa mengambil isi


dompet tersebut)
3. Penilaian Realita : Terganggu (terdapat halusinasi)
4. Tilikan
: Tilikan 1 (pasien mengatakan bahwa dirinya sehat)
I. Taraf dapat Dipercaya
Pemeriksa memperoleh kesan bahwa keseluruhan jawaban pasien dapat
dipercaya.

IV.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
Keadaan Umum

: Tampak sakit ringan

Kesadaran

: Compos mentis

Tekanan Darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 88x /menit

Suhu

: 36C

Frekuensi Nafas

: 20x /menit

Bentuk Badan

: Normal

Sistem Kardiovaskular

: Bunyi jantung I-II reguler; gallop (-); murmur (-)

Sistem Respiratori

: Gerak dada selama napas normal dan simetris,


suara nafas: vesikuler +/+, Ronkhi -/-, wheezing -/-

Sistem Gastrointestinal

: Supel, Bising usus (+) Nyeri tekan (-)

Sistem muskuloskeletal

: Dalam batas normal

Sistem urogenital

: Tidak diperiksa

Sistem dermatologi

: Dalam batas normal

B. Pemeriksaan Neurologis
Selaput Otak
Gejala Peningkatan TIK

: tidak ditemukan
: tidak ditemukan

Mata & Pemeriksaan oftalmoskopik

Motorik
Tonus

: tidak dilakukan

: normal
9

Koordinasi
: tidak terdapat gangguan koordinasi
Turgor
: baik
Reflex Fisiologis
: (+)
Patologis

V.

Kekuatan otot
Sensibilitas
Fungsi-fungsi luhur
Kelainan khusus

:
:
:
: (-)

: (-)
555

555

555

555

baik
normal

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Seorang wanita berusia 31 tahun diantar oleh BNP2TKI ke RS. Polri pada tanggal 11
April 2015 karena berteriak-teriak dan menangis.
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 15 Mei 2015 setelah pasien
dirawat selama 35 hari di Bangsal Dahlia. Pasien merupakan TKW yang sudah
bekerja selama 5 tahun sejak 2010. Selama 3 tahun, pasien bekerja di Dubai dan
hanya berpindah pekerjaan satu kali kemudian pindah bekerja di Oman selama 2
tahun.
Pasien mengatakan selama di Dubai sempat memiliki majikan pemarah, melayani 8
orang dalam satu rumah berlantai dua tanpa dibantu dan ia sempat mengatakan
dipukul pada bagian perut. Saat di Oman, ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga
dan mengatakan pernah diperkosa. Pasien merasa sedih, malas bekerja, malas makan
tetapi pasien menyangkal keinginan ingin bunuh diri.
Pada pasien ini ditemukan halusinasi auditorik yaitu, saat dipesawat menuju
Indonesia, pasien mendengar bisikan yang mengatakan di pesawat tersebut ada Nyi
Roro Kidul dan pramugari yang menghampirinya adalah Nyi Roro Kidul karena hal
tersebut pasien menjadi ketakutan, gelisah dan berlari. Setibanya di Bandara
Soekarno Hatta, pasien secara tidak sadar tidak mengikuti rombongan dan melawan
arah.
Selama di Bangsal Dahlia, pasien pernah mengalami halusinasi visual yaitu melihat
Nike Ardilla namun sekarang sudah tidak ada. Pasien masih mendengar halusinasi
10

auditorik yang memerintahnya untuk menyapu, mengepel, mengambil minum dan


membersihkan ruangan ketika pasien mengikutinya suara tersebut justru melarangnya
melakukan itu. Pasien juga mengalami ilusi karena ia mengaku bahwa salah satu
pasien baru di bangsal yaitu Ny. A dan Ny.An merupakan saudaranya yang
sebenarnya adalah bukan.
Perilaku pasien saat di wawancara, pasien tampak sudah mulai banyak bicara dengan
ekspresi wajah yang sesuai walaupun beberapa kali saat ia sedang bercerita
mengalami break tetapi setelah itu ia kembali ke pembicaraan awal, keadaan tersebut
berbeda dibandingkan saat pertama kali masuk RS terlihat diam saja sambil
menunduk dengan wajah datar dan berbicara jika ditanya.
Pada status mental didapatkan penampilan cukup rapi, tenang, cukup kooperatif,
volume cukup dan artikulasi jelas. Mood hipotim dengan afek serasi, terdapat waham
kendali, halusinasi auditorik, ilusi. Pada arus pikir produktivitas melambat, bentuk
pikir koheren, dan isi pikir cukup ide. Orientasi tempat terganggu karena pasien tidak
mengetahui sedang berada di RS. Polri. Tilikan pasien derajat 1.

VI.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Diagnosis Aksis I
Setelah wawancara, pasien ditemukan adanya sindroma atau pola perilaku dan
psikologi yang bermakna secara klinis dan menimbulkan penderitaan (distress) dan
ketidakmampuan/hendaya (disability/ impairment) dalam fungsi serta aktivitasnya
sehari-hari. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan
jiwa yang sesuai dengan definisi yang tercantum dalam PPDGJ III.
Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi auditorik dan halusinasi visual. Hal
ini tampak pada saat anamnesis dimana pasien mengatakan bahwa pasien mendengar
bisikan yang mengatakan bahwa Nyi Roro Kidul berada di dalam pesawat dan
pramugari yang ia lihat adalah Nyi Roro Kidul. Selama di bangsal dahlia pasien juga
mendengar

suara

bisikan

yang

menyuruhnya

untuk

menyapu,

mengepel,

11

membersihkan ruangan dan mengambil minum dan pasien mengikuti bisikan tersebut.
Pasien juga pernah melihat Nike Ardilla duduk sambil bernyanyi di bangsal Dahlia.
Ditemukan pula waham kendali. Berdasarkan anamnesis pasien

mendengar

halusinasi yang menyuruhnya dan mengikuti halusinasi tersebut serta pernah


mendengar bisikan yang mengatakan adanya Nyi Roro Kidul didalam pesawat, pasien
mempercayainya hingga menjadi gelisah dan ketakutan.
Selain itu, pada pasien ini juga ditemukan adanya ilusi yaitu pasien mengaku bahwa
Ny. A dan Ny. An adalah saudaranya. Pada saat wawancara terdapat adanya break
pada pembicaraannya, ketika di anamnesis pasien sering kali tiba-tiba terdiam pada
saat ia berbicara. Ditemukan pula gejala negatif seperti diam saja, menunduk, bicara
jarang.
Gejala tersebut, memenuhi kriteria diagnosis Skizofrenia menurut PPDGJ III. Bila
dilihat dari waham dan halusinasinya, pada pasien ini dapat dikategorikan sebagai
Skizofrenia Paranoid (F.20.0)

Diagnosis Aksis II
Z. 03.2 Tidak ada diagnosis axis II
Tidak didapatkan data yang bermakna untuk menentukan retardasi mental atau
gangguan kepribadian

Diagnosis Aksis III


Dari hasil pemeriksaan fisik generalis dan neurologis tidak didapatkan adanya
gangguan pada aksis III.

Diagnosis Aksis IV
Berdasarkan anamnesis, pada pasien ini ditemukan stressor pada saat di Dubai
memiliki majikan pemarah dan pernah dipukul pada bagian perut dan saat di
Oman, pasien pernah di perkosa. Hal ini disimpulkan adanya masalah
lingkungan pekerjaan.

12


VII.

Diagnosis Aksis V
Global Assessment of Functioning (GAF) 60-51

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
: Skizofrenia Paranoid
Aksis II : Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III : Tidak ada diagnosis aksis III
Aksis IV : Masalah lingkungan pekerjaan
Aksis V : GAF Scale 60-51

VIII. TATA LAKSANA


Non Medikamentosa
Medikamentosa
IX.

: Psikoterapi Suportif
: Golongan Atipikal Risperidon 1x6mg

PROGNOSIS
Ad Vitam
: dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad malam

13

X.

PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien termasuk diagnosis F20.0 yaitu Skizofrenia Paranoid karena
memenuhi beberapa kriteria diagnosis berdasarkan PPDGJ-III, yaitu :
Pedoman Diagnostik
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
1.
a. Thought of echo
:
Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda; atau
b. Thought insertion or withdrawal :
Isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya atau isi
pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya; dan
c. Thought of broadcasting
:
Isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya.
2.
a. Delusion of control
:
Waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari
luar; atau
b. Delusion of influence
:
Waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari
luar, atau
c. Delusion of passivity
:
Waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar
d. Delusional of perception

14

Pengalaman inderawi yang tidak wajar yang bermakna sangat khas


bagi dirinya, bersifat mistik atau mukzizat.
3. Halusinasi Auditorik
-Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku
pasien.
-Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara) atau
-Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
4. Waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau
politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa
(misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan mahkluk
asing dari dunia lain)
Atau paling sedikit ada dua gejala dibawah ini yang harus ada secara jelas :
5. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan yang menetap, atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan
terus menerus.
6. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme.
7. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu atau
flexibilitas cerea, negativisme, atau mutisme, dan stupor.
8. Gejala negatif, seperti sikap apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional
yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial tetapi harus jelas bahwa
semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika.
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih. (tidak berlaku untuk setiap fase non psikotik prodromal)

15

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari
beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut pada diri sendiri dan penarikan diri secara
sosial.
F.20.0 Skizofrenia Paranoid
Pedoman Diagnostik
Memenuhi kriteria umum skizofrenia
Sebagai tambahan :
- Halusinasi dan atau waham yang harus menonjol :
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah
atau halusinasi

auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit,

mendengung, atau bunyi tawa.


b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau
lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada namun jarang
menonjol.
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan,
dipengaruhi, passivity, dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang
paling khas.
- Gangguan afektif, dorongan, kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik secara
relatif, tidak nyata/tidak menonjol.
Penatalaksanaan pada pasien ini berupa perawatan di rumah sakit, medikasi, dan
psikoterapi. Terapi utama skizofrenia adalah psikofarmaka, terapi psikoterapi dapat
diberikan sebagai suportif. Pasien diberikan obat anti psikosis atipikal golongan
Risperidone 1x6 mg. Diberikan antipsikosis golongan atipikal karena selain menghindari
efek ekstrapiramidal, mekanisme kerja obat anti psikosis atipikal adalah selain memblock
dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di sitem limbik dan
sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 receptor antagonist) yang dimana efektif untuk
gejala positif, juga efektif terhadap serotonin 5HT2 reseptor yang digunakan untuk
16

mengurangi gejala negatif. Pada pasien ini, pemberian Risperidon juga dikarenakan
harganya lebih murah.
Pemberian dosis 1 x 6 mg adalah dosis maksimal yang diberikan untuk pasien
setelah dilakukannya tahapan pemberian dosis anti psikotik. Cara pemberian anti psikotik
secara umum adalah, diawali dari dosis anjuran terkecil, lalu dinaikkan per 2-3hari
sampai dicapainya dosis efektif, kemudian di evaluasi selama 2 minggu, setelah itu
dosisnya kembali ditingkatkan sampai mendapatkan dosis optimal, kemudian
dipertahankan selama 8-12minggu untuk stabilisasi, turunkan dosis perlahan hingga
mencapai dosis maintenance, berikan dosis maintenance dalam 6 bulan -2 tahun, lalu
lakukan tappering off selama 2 minggu sampai akhirnya di hentikan pemakaian obat
tersebut.

17

Anda mungkin juga menyukai