Anda di halaman 1dari 5

+62 21 3917279 / 78849170

mail@ppa-feui.com

Beranda

Tentang Kami

Produk

Galeri

Jadwal

Kontak Kami

Registrasi

Pencatatan Akuntansi Pemerintah


dengan Jurnal Korolari
admin321

Artikel

Comments Off on Pencatatan Akuntansi Pemerintah dengan Jurnal Korolari

Oleh: Aisyah Dian Pratiwi, S.E.


Ketika melakukan pencatatan
yang

akuntansi, basis akuntansi dan fokus pengukuran merupakan dua hal

penting. Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang

terjadi diakui atau

dicatat, sedangkan fokus pengukuran menentukan aset atau kewajiban apa saja yang akan diakui dalam
neraca. Kedua hal ini juga saling berkaitan. Ketika basis kas dipilih, maka transaksi dicatat pada saat
kas diterima dan dibayarkan sehingga hanya akun kas dan ekuitas yang dilaporkan dalam Neraca. Lain

halnya ketika basis akrual yang digunakan, transaksi akan dicatat jika secara ekonomi telah

terjadi,

tanpa harus menunggu kas diterima atau dibayarkan. Akibatnya, dengan basis akrual ini, akun-akun
yang dilaporkan dalam Neraca tidak sebatas akun kas saja, namun semua sumber daya yang dimiliki,
utang, dan ekuitas.
Keunggulan penggunaan basis

akrual ini adalah informasi yang disajikan dalam Neraca akan lebih

komprehensif karena mempresentasikan seluruh sumber daya yang dimiliki


akrual sepenuhnya ini belum bisa diterapkan
merupakan entitas yang

entitas. Sayangnya, basis

oleh semua entitas akuntansi. Entitas pemerintah

memiliki karakteristik unik dalam basis akuntansinya. Berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 yang mengatur Standar


akuntansi yang digunakan entitas

Akuntansi Pemerintahan (SAP), basis

pemerintah adalah basis kas menuju akrual (<em>cash toward

accrual</em>).
Dengan basis ini, aset, kewajiban, dan ekuitas dana dicatat dengan
komponen Laporan Realisasi Anggaran seperti

berbasis akrual sedangkan

pendapatan, belanja, dan pembiayaan dicatat dengan

basis kas.Konsekuensi dari penggunaan basis kas menuju akrual ini adalah dibutuhkannya penggunaan
jurnal korolari. Untuk memudahkan pemahaman, penulis akan memberikan bagaimana jurnal korolari ini
digunakan.
Contoh pertama, misalnya

terjadi transaksi pembelian kendaraan senilai 100.000.000 secara tunai.

Karena segala pengeluaran yang melibatkan kas harus disajikan dalam

Laporan Realisasi Anggaran

dengan basis kas, maka transaksi ini akan dicatat dengan cara:
Dr. Belanja
Kendaraan
Cr. Kas

Rp100.000.000
Rp 100.000.000

Belanja kendaraan merupakan akun nominal yang akan disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran,
sedangkan kas merupakan akun riil yang akan disajikan dalam Neraca. Akibatnya, apabila hanya jurnal
tersebut yang dibuat, maka hanya akun kas yang disajikan sebagai bagian aktiva Neraca. Padahal,
menurut SAP, Neraca pemerintah harus disajikan dengan basis akrual atau memperesentasikan semua
sumber daya yang dimiliki dan tidak terbatas kas saja. Karena itulah, dibutuhkan jurnal tambahan yaitu
jurnal korolari sebagai solusi penerapan basis kas menuju akrual ini. Masih mengacu pada transaksi di
atas, maka pencatatan yang sebaiknya adalah:
Dr. Belanja Kendaraan
Cr. Kas

Rp. 100.000.000
Rp. 100.000.000

Jurnal Korolari:
Dr. Kendaraan
Cr. Ekuitas dana yang diinvestasikan dalam aset tetap

Rp. 100.000.000
Rp. 100.000.000

Dengan adanya jurnal korolari, belanja kendaraan telah sesuai dicatat dengan basis kas dan disajikan
dalam Laporan Realisasi Anggaran. Disisi lain, Neraca telah disajikan dengan basis akrual karena
mempresentasikan semua sumber daya yang dimiliki dimana akun yang disajikan dalam Neraca tidak
hanya kas dan ekuitas dana, tetapi juga aset tetap seperti kendaraan.
Contoh lain, misalnya Pemerintah Daerah melakukan pinjaman kepada Pemerintah Pusat sebesar Rp
50.000.000 yang akan jatuh tempo dalam lima tahun mendatang dengan bunga pinjaman 10% per tahun.

Pembayaran bunga dilakukan setiap tahun pada tanggal 15 januari. Jurnal yang akan dibuat pada akhir
tahun

berdasarkan basis akrual adalah pengakuan utang bunga yaitu

sebesar Rp

5.000.000

(10%*Rp50.000.000).
Jurnalnya sebagai berikut :
Jurnal Korolari:
Dr. Ekuitas dana yang harus disediakan untuk pembayaran bunga

Rp 5.000.000

Cr. Utang bunga

Rp 5.000.000

Sedangkan jurnal yang dibuat ketika pembayaran bunga (15 Januari) adalah:
Dr. Belanja bunga
Cr. Kas
Dr. Utang bunga
Cr. Ekuitas dana yang harus disediakan untuk pembayaran bunga

Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000

Pencatatan transaksi tersebut telah sesuai dengan SAP karena telah menyajikan akun Neraca dengan
basis

akrual

dan

menyajikan

akun

Laporan

Reliasasi

Anggaran

dengan

basis

kas.

Maka dapat disimpulkan, jurnal korolari ini penting supaya transaksi yang melibatkan akun riil selain kas
bisa tetap disajikan dalam Neraca
pendapatan,

belanja,

dan disisi lain komponen Laporan Realisasi Anggaran seperti

dan

pembiayaan

tetap

dapat

pula

disajikan.

*Sumber: Noerdiawan, Dedi. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta.

Hubungi Kami
Kampus UI Salemba : Jl. Salemba Raya No.4 Jakarta Pusat 10430 Kampus UI Depok : Gedung Departemen
Akuntansi Lt. 1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Depok 16424
Telp. 021 3917279, 78849170, 78886407
Fax. 021 78849169, 78886407, 021 3908967
mail@ppa-feui.com

Tweets
Artikel

Kesadaran Fiskal

Pencatatan Akuntansi Pemerintah dengan Jurnal Korolari

Sumpah Pemuda, National Interest & IFRS

Bencana Alam dan Akuntansi

Jumlah Pengunjung
Pages|Hits |Unique
Last 24 hours: 692

Last 7 days: 4,916

Last 30 days: 26,059

Online now: 6

2015

Home

Kontak Kami

Anda mungkin juga menyukai