Anda di halaman 1dari 58

REFERAT

IMUNISASI

RENNY DWI SANDHITIA S 1102010235

DEFINISI

Imunisasi adalah suatu pemindahan atau


transfer antibodi secara pasif, sedangkan istilah
vaksinasi dimaksudkan sebagai pemberian vaksin
( antigen ) yang dapat merangsang pembentukan
imunitas ( antibodi ) dari sistem imun di dalam
tubuh.1

imunitas
Menghalangi
mikroorganisme
menembus tubuh dan
menghancurkannya
oleh mekanisme :

1.innate immunity
(imunitas
alami=bawaan)

2.adaptive immunity
(imunitas didapat)
Menjadi aktif setelah
dirangsang oleh patogen
yang masuk tubuh tidak
dikenal dan dianggap
benda asing

infeksi
atau
vaksinasi

Kekebalan
Pasif

Suntikan/ imunoglobulin
Dari ibu

Sebenta
r

Aktif

Imunisasi
Terpajan alamiah

Lama

Prinsip Imunisasi :

Roitt Immunology 2001

Vaksin & antibodi


Vaksin
Imunisasi aktif
Pertahanan didapat
dari dalam sendiri
Untuk pencegahan
(sebelum terpapar)
Onset: 2 minggu
Efeknya lama
(tahun)

Antibodi
Imunisasi pasif
Pertahanan didapat
dari luar
Untuk pengobatan
(sesudah terpapar)
Cepat (jam)
Efeknya sebentar
(minggu)

Tujuan

melindungi seseorang atau sekelompok


masyarakat terhadap penyakit tertentu, bahkan
menghilangkan penyakit tertentu di dunia

KEBERHASILAN IMUNISASI

status
imun
pejam
u

an
d
s s
a
t
i
l tita 1
a
ku uan sin.
k ak
v

fak
g e to
pe n e t r
jam ik
u

JENIS VAKSIN
Live attenuated
( bakteri atau
virus hidup
yang
dilemahkan )

Inactivate
( bakteri, virus
atau
komponenmnya
dibuat tidak aktif )

Jenis Vaksin
Vaksin Bakteri
Vaksin
Hidup

Vaksin
Inaktif

Campak OPV
Parotitis
Yellow
Rubela
Fever
Varisela

BCG

Difteria
Tetanus
Pertusis
Kolera

Vaksin Virus

Meningo
Pneumo
Hib
Typhim Vi

Influenza

Rabies
IPV
Hepatitis B
Hepatitis A

Imunisasi dasar (kemenkes RI 2013)

Vaksin Pentabio

Vaksin DTP-HB-Hib
suspensi homogen mengandung toksoid tetanus
dan difteri murni, bakteri pertusis inaktif,antigen
permukaan hepatitis B murni yang tidak infeksius,
dan komponen Hib berupa kapsul polisakarida
Haemophilus influenzae tipe b tidak infeksius
yang dikonjugasikan kepada protein toksoid
tetanus.

PENTABIO

Cara pemberian
Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular.
Penyuntikan sebaiknya dilakukan pada anterolateral
paha atas.
Jadwal imunisasi
Pentabio TIDAK BOLEH digunakan pada bayi yang
baru lahir.
Di negara-negara dimana pertusis menjadi
bahaya tertentu pada bayi, vaksin ini harus dimulai
secepat mungkin dengan dosis pertama pada usia 6
minggu, dan dua dosis berikutnya diberikan dengan
jarak waktu 4 minggu.

PENTABIO

Efek samping
reaksi lokal sementara seperti bengkak, nyeri dan
kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam
Kejang demam
Kadang-kadang reaksi berat seperti demam
tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis dengan
nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah
pemberian.

PENTABIO

Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin
merupakan kontraindikasi absolut terhadap dosis
berikutnya.
Terdapat beberapa kontraindikasi terhadap dosis
pertama DTP ; kejang atau gejala kelainan otak
pada bayi baru lahir atau kelainan saraf merupakan
kontraindikasi terhadap komponen pertusis.
Dalam hal ini vaksin tidak boleh diber-ikan sebagai
vaksin kombinasi, tetapi vaksin DT harus diberikan
sebagai pengganti DTP

Imunisasi Hepatitis B

Memberikan kekebalan terhadap infeksi virus


Hepatitis B
Vaksin berisi HbsAg murni
Diberikan sedini mungkin setelah lahir ok Indonesia
daerah endemis Hepatitis B
Suntikan secara Intra Muskular didaerah paha,
dosis 0,5ml
Penyimpanan vaksin pada suhu 2 - 8 0C
Bayi lahir dari ibu HbsAg (+) diberikan
imunoglobulin hepatitis B 12 jam setelah lahir +
imunisasi Hepatitis B
Dosis kedua 1 bulan berikutnya

Dosis ketiga 6 bulan berikutnya


Imunisasi ulangan 5 tahun kemudian
Kadar pencegahan anti HbsAg > 10 g/ml
Produksi vaksin Hepatitis B di Indonesia, mulai
program imunisasi pada th 1997

Imunisasi Polio

Memberikan kekebalan terhadap Polio


Vaksin dari virus Polio yang dilemahkan
Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1cc
atau 2 cc dalam flacon, pipet
Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1ml)
Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4 - 6 minggu
Imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I,
VI
Anak diare
gangguan penyerapan vaksin

Ada 2 jenis vaksin


o IPV
salk virus dimatikan
o OPV
Sabin virus hidup
dilemahkan
Ig A lokal
IPV diberikan 0,5 ml IM dan untuk
pasien imunocompromised
Penyimpanan pada suhu 2 - 8 0C

Imunisasi BCG

Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang


terhindar dari infeksi M.tuberculosa 100% tapi
dapat mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut.
Berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan
Ditemukan oleh Calmette Guerin
Diberikan optimal pada usia 2-3 bulan
Disuntikkan Intra kutan di daerah insertio M.Deltoid
kanan dengan dosis 0,05ml, anak >1th 0,1 ml
Imunisasi ulang tidak perlu

VAKSIN BCG

Vaksin BCG berbentuk bubuk kuning harus


dilarutkan dengan 1 cc NaCl 0,9%
Setelah dilarutkan harus segera dipakai dalam
waktu 3 jam, sisanya dibuang.
Penyimpanan pada suhu < 5 0C terhindar dari
sinar matahari
Cara penyuntikan BCG
Bersihkan lengan dengan kapas air
Letakkan jarum hampir sejajar dengan lengan
anak dengan ujung jarum yang berlubang
menghadap keatas

Suntikkan 0,05 ml vaksin Intrakutan


o merasakan tahanan
o benjolan kulit yang pucat dengan pori-pori yang jelas

diameter 4 - 6 mm

Kenapa suntikan Intrakutan ?


Vaksin BCG
lapisan chorium kulit sebagai depo
berkembang
reaksi indurasi, erytema,
pustula
Setelah cukup berkembang
subkutan
kapiler-kel.limfe-peredaran darah
Bayi kulitnya tipis intrakutan sulit sering suntikan
terlalu dalam (subkutan)

Reaksi sesudah imunisasi BCG


1. Reaksi normal
lokal
o 2 minggu
indurasi, eritema kemudian
menjadi pustula
o 3 - 4 minggu pustula pecah menjadi ulkus
(tidak perlu pengobatan)
o 8 - 12 minggu
ulkus menjadi scar
diameter 3 - 7 mm
2. Reaksi pada kelenjar
o Merupakan respon selular pertahanan tubuh
o Kadang terjadi
di kel.axilla dan
supraklavikula

o Timbul 2 - 6 bulan sesudah imunisasi


o Kelenjar berkonsistensi padat, tidak nyeri,

demam (-)
o Akan mengecil 1 - 3 bulan kemudian tanpa
pengobatan
Komplikasi
1. Abses ditempat suntikan
o Abses bersifat tenang (cold abses) tidak
perlu terapi
o Oleh karena suntikan sub kutan
o Abses matang
aspirasi

2. Limfadenitis Supurativa
o Oleh karena suntikan subkutan atau

dosis tinggi
o Terjadi 2 - 6 bulan sesudah imunisasi
o Bila telah matang
aspirasi
o Terapi tuberkulostatika mempercepat
pengecilan
Reaksi pada yang pernah tertular TBC
Koch phenomen-Reaksi lokal BCG
berjalan cepat (2 - 3 hari sesudah
imunisasi), 4 - 6 minggu timbul scar

Imunisasi bayi > 3 bulan


tes
Tuberkulin (Mantoux) atau PPD
Untuk menunjukkan apakah pernah
kontak dengan kuman TBC
Menyuntikkan 0,1 ml PPD didaerah
flexor lengan bawah secara intrakutan
Pembacaan dilakukan setelah 48 - 72
jam penyuntikan
Diukur besarnya diameter indurasi
ditempat suntikan

< 5 mm
6 - 9 mm
> 10 mm
Test Mantoux

negatif
meragukan
positif
(-)
Imunisasi
(+)
pemeriksaan TBC
Meragukan
Ulang 2 minggu

LOKASI DAN CARA INJEKSI

Imunisasi DPT

Terdiri dari
o Toxoid difteri
Racun yang dilemahkan
o Pertusis
Bakteri yang dimatikan
o Toxoid tetanus
Racun yang dilemahkan
Merupakan vaksin cair. Jika didiamkan sedikit
berkabut endapan putih didasarnya
Shake test utk melihat vaksin sdh membeku ,
vaksin akan rusak dg pembekuan
Diberikan pada bayi > 2 bulan oleh karena
reaktogenitas pertusis pada bayi kecil
Dosis 0,5 ml secara intra muskular dibagian luar
paha ok ototnya paling besar pada bayi

Imunisasi dasar 3x, dengan interval 4 6


minggu, ulangan usia 18 bulan, 6 tahun
Vaksin mengandung Aluminium fosfat jika
diberikan sub kutan menyebabkan iritasi lokal,
peradangan dan nekrosis setempat
Reaksi Pasca imunisasi
o Demam, nyeri pada tempat suntikan 1 - 2
hari
diberikan analgetik - antipiretik
o Bila ada reaksi berlebihan pasca imunisasi
demam > 40 0C kejang , syok
imunisasi selanjutnya DT atau DPaT atau
diberi antipiretik + antikonvulsan oral

Imunisasi Hib

Untuk mencegah infeksi SSP oleh karena Haemofilus


Influenza tipe B
Diberikan pada umur 2-4-6 bulan ulangan 15-18 bulan,
pada anak > 1 tahun. diberikan 1 kali
Vaksin dalam bentuk beku kering dan 0,5 ml pelarut
dalam semprit
Dosis 0,5 ml diberikan intra muskular
Disimpan pada suhu 2 - 8 0C
Di Asia belum diberikan rutin
Imunisasi rutin diberikan di negara Eropa, Amerika,
Australia

VAKSIN HAEMOPHYLUS INFLUENZA

Imunisasi PCV

Untuk mencegah Infeksi paru oleh


Pneumokokus ( IPD)
Diberikan pada umur 2-4-6 dan 15 bulan
Umur >2th diberikan 1 kali dosis 0,5 ml IM
Sediaan ISyhflovix, Prevenar

VAKSIN PNEUMOKOKUS

Imunisasi Rotavirus

Untuk mencegah diare karena Rotavirus


Diberikan 2 kali pada usia <6bulan
Dosis pertama diberikan pada umur 6-14
minggu
Diberikan secara oral (2ml)
Sediaan: Rotarix, Rotateq

IMUNISASI INFLUENZA
- Diberikan pada umur 6 bulan, setiap
tahun. Untuk imunisasi primer anak 6 bulan < 9 tahun diberikan 2 X dengan interval
minimal 4 minggu.
- Dosis 6-35 bulan: 0.25 ml, >3th: 0.5 ml
- Diberikan secara IM di paha atau deltoid
- Sediaan : Vaxigrip

Imunisasi Campak

Vaksin dari virus hidup yang dilemahkan


Berbentuk beku kering, dilarutkan dalam 5cc
pelarut aquadest.
Diberikan pada bayi umur 9 bulan, oleh karena
masih ada antibodi bayi yang diperoleh dari
ibu
Dosis 0,5 ml, diberikan sub kutan di lengan kiri
Disimpan pada suhu 2 - 8 0C

Efek samping demam, ruam setelah 7 - 12 hari


pasca imunisasi
Vaksin yang telah dilarutkan hanya tahan 8
jam pada suhu 2 - 8 0C
Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan usia 6
bulan, diulang 6 bulan kemudian

Imunisasi MMR

Merupakan vaksin hidup yang dilemahkan


terdiri dari
o Measles
o Mumps
o Rubela

(campak)
(Parotitis)
(campak jerman)

Diberikan pada umur 15 bulan. Ulangan umur


5-6 tahun
Dosis 0,5 ml secara sub kutan
Sediaan vaksin MMR, Trimovax

VAKSIN MMR

Imunisasi Typhus

Tersedia 2 jenis vaksin


o Suntikan (Typhim)
> 2 tahun
o Oral (Vivotif)
> 6 tahun .3 dosis
hari 1,3 dan 5, kapsul diminum 1 jam
sebelum makan, ulangan tiap 5 tahun
Typhim (Typherix) diberikan dengan
dosis 0,5 ml secara Intra muskular.
Ulangan dilakukan setiap 3 tahun
Disimpan pada suhu 2 - 8 0C
Tidak mencegah salmonella para typhi
A atau B

VAKSIN THYPUS SEDIAAN ORAL DAN


INJEKSI

Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi diberikan pada anak umur > 2 tahun


Imunisasi dasar 2x dengan interval 6 bulan
Dosis vaksin 0,5 ml secara Intra muskular di
paha ataudaerah deltoid
Sediaan Vaksin : Havrix, Avaxim, Vaqta

Imunisasi HPV

Mencegah penyakit Kanker cervix


Diberikan pada wanita usia 10 tahun
Diberikan dalam 3 dosis 0-1-6 bulan
Dosis 0,5 ml IM pada deltoid

Cold Chain (Rantai Dingin)

Vaksin harus disimpan dalam keadaan dingin


mulai dari pabrik sampai ke sasaran
Simpan vaksin di lemari es pada suhu yang
tepat 2 - 8 0C
Pintu lemari harus selalu tertutup, terkunci
Simpan termometer untuk memonitor lemari
es
Taruh vaksin Polio, Campak pad rak I dekat
freezer
Untuk membawa vaksin ke posyandu harus
menggunakan vaccine carrier/ termos yang
berisi es

Alat pemantau suhu untuk mengetahui kondisi


vaksin
Vaccine Vial Monitor
1. VVM adalah alat pemantau paparan suhu

2.
3.
4.
5.

panas, fungsi: untuk memantau suhu vaksin


selama dalam perjalanan maupun dalam
penyimpanan
VVM ditempelkan pada setiap vial vaksin
Mempunyai bentuk lingkaran dengan
bentuk segiempat pada bagian dalamnya
Diameter VVM sekitar 0,7 cm (7mm)
VVM mempunyai karakteristik yang
berbeda, spesifik untuk tiap jenis vaksin.

KIPI (KEJADIAN IKUTAN PASCA


IMUNISASI))

Definisi KIPI
o KIPI adalah semua kejadian sakit atau
kematian yang terjadi dalam masa 1
bulan setelah imunisasi
o Pada kejadian tertentu, lama
pengamatan KIPI dapat mencapai masa
42 hari (arthritis kronik pasca vaksinasi
rubella) atau sampai enam bulan
(infeksi virus campak vaccine strain
pada resipien non immunodefisiensi
atau resipien imunodefisiensi pasca

ETIOLOGI KIPI
Tidak semua kejadian KIPI disebabkan oleh
imunisasi karena sebagian besar ternyata tidak ada
hubungannya dengan imunisasi. Oleh karena itu
untuk menentukan KIPI, diperlukan keterangan
mengenai:
1. Besar frekuensi kejadian KIPI pada pemberian
vaksin tertentu
2. Sifat kelainan tersebut lokal atau sistemik
3. Apakah penyebab dapat dipastikan, diduga, atau
tidak terbukti
4. Apakah dapat disimpulkan bahwa KIPI
berhubungan dengan vaksin, kesalahan produksi
atau kesalahan prosedur

GEJALA KLINIS
Tabel 1. Reaksi KIPI dan gejala KIPI
KIPI
Reaksi KIPI

Gejala KIPI

Lokal

Abses pada tempat suntikan


Limfadenitis
Reaksi lokal lain yang berat,
misalnya selulitis, BCG-itis

SSP

Kelumpuhan akut
Ensefalopati
Ensefalitis
Meningitis
Kejang

Lain-lain

Reaksi alergi, urtikaria,


dermatitis, edema
Reaksi anafilaksis
Syok anafilaksis
Atralgia
Demam tinggi > 38,5
Osteomielitis
Sindrom syok septik

Tabel 2. Reaksi vaksin, Interval kejadian dan Rasio


KIPI Interval
Vaksin
Reaksi
Rasio per juta
kejadian
BCG

Limfadenitis
supuratif
BCG Ostitis
BCG it is diseminate

HiB

Tidak ditemukan

Hepatitis B

dosis

2-6 bulan
1-12 bulan
1-12 bulan

100-1000
1-700
2

Anafilaksis

0-4 jam

1-2

Measles/MMR

Kejang demam
Trombositopenia
Anafilaktik

5-12 hari
15-35 hari
0-1 jam

333
33
1-59

Tetanus

Neuritis brakialis
Anafilaktik
Abses steril

2-28 hari
0-4 jam
1-6 minggu

5-10
1-6
6-10

Tetanusdiphteri

Sama dengan
tetanus

DPTT

Menangis menjerit
berkepanjangan
>3jm
Kejang demam

0-24 jam

1000-60000

0-3 hari

570

DAFTAR PUSTAKA

1.

Suharjo, JB. Vaksinasi cara ampuh cegah penyakit infeksi. Kanisius : 2010

2.

Ranuh IGN, Suyitno H, Hadinegoro SRS, Kartasasmita CB, penyunting. Pedoman Imunisasi
di Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2008.

3.

Kusnandi, Rusmil

. Melengkapi/Mengejar Imunisasi. Jakarta : Ikatan Dokter Anak

Indonesia

2015

Avaible

from

http

://idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/melengkapi-mengejar-imunisasi-bagian-ii.html
4.

http://www.biofarma.co.id/?p=17656

5.

Jadwal Imunisasi Anak - Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2014 [image
on the Internet]. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014 Available from :

http://idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-idai-2014.html

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai