Anda di halaman 1dari 21

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016


MODUL

: Tangki Berpengaduk (Stirrer Tank Reactor)

PEMBIMBING

: Dr. Soerya Shoelarsa Lrsc, Mt.

Tanggal Praktikum

: 07 Desember 2015

Tanggal Penyerahan : 05 Januari 2015


Oleh :
Kelompok

: VI

Nama

: 1. Muhamad A. Furqon
2. Nenden K. Anggraeni

Kelas

131411016
131411017

:3A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2015

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang diaduk
seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar
(terdispersi). Adapun tujuan dari pengadukan salah satunya adalah untuk mempercepat
perpindahan panas antara fluida dengan koil pemanas dan jacket pada dinding bejana.
Bejana yang digunakan harus bejana yang dilengkapi dengan pengaduk. Dalam industry
umumnya bejana berpengaduk ini digunakan untuk reaksi kimia organic seperti
pembuatan pupuk. Kini bejana berpengaduk ini terkenal dengan nama Stirrer Tank
Reactor/ Continuous Stirrer Tank Reactor. Bagian luar dari bejana dilengkapi koil atau
jacket yang terisi fluisa panas berupa air. Perpindahan panas akan terjadi antara fluida
dalam bejana dengan fluida dalam koil/jacket.
1.2 Tujuan Percobaan

Dapat menghitung koefisien keseluruhan perpindahan panas untuk STR.

Dapat menghitung koefisien film perpindahan panas untuk STR.

Dapat memahami proses perpindahan panas didalam tangki berjaket berpengaduk


yang tergolong dalam kelompok proses unsteady state.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpindahan Panas dalam Tangki Berpengaduk


Perpindahan panas dalam tangki berpengaduk berjaket sangat berbeda dengan proses
perpindahan yang biasa anda jumpai. Hal ini disebabkan karena proses yang terjadi
adalah proses tak tetap (unsteady state). Jadi koefisien perpindahan panas (U) tidak dapat
digunakan dalam persamaan Fourier. Q = U.A.t. Persamaan Fourier hanya dapat
digunakan bila tangki beroperasi kontinu (steady state).
Persamaan yang harus digunakan adalah persamaan untuk tangki berjaket
berpengaduk dengan pemanas dengan pemanas non-isothermal (air).
dQ
dt
Mc
Wc T1 T2 UAdt
dt
d
Mc

Ln

dt
Wc T1 T2
d

...............................................................................................1

T1 t 1 Wc K 1 1

T2 t 2 Mc K 2

K1 e

rA

......................................................................................2

Wc

..............................................................................................................3

Dari persamaan 1 kita dapatkan harga W (laju alir fluida panas) yang kemudian
disubstitusikan ke persamaan 2 untuk mendapatkan harga K 1 dan persamaan 3 kita
dapatkan harga U. Untuk perhitungan koefisien film dinding kita mempergunakan
hubungan sebagai berikut :

L2 N
h 1 D1

a
K

Dimana :
h : Koefisien film dinding dalam
Di : Diameter dalam tangki
L : Diameter pengaduk
N : Putaran pengaduk per unit waktu
: Viskositas cairan
: Density/kerapatan rata-rata cairan
w : Viskositas permukaan
K : Konduktivitas thermal

0,14

2.2 Hukum Fourier


Hubungan dasar yang menguasai aliran kalor melalui konduksi ialah berupa
kesebandingan yang ada antara laju alir kalor melintas permukaan isotermal dan gradien
suhu yang terdapat pada permukaan itu. Hubungan umum ini berlaku pada setiap lokasi
di dalam suatu benda, pada setiap waktu disebut Hukum Fourier yang ditulis sebagai :
dq
T
k
dA
n
Dimana :
A : Luas permukaan isotermal
n : Jarak, diukur normal (tegak lurus) terhadap permukaan itu
q : Laju alir kalor melintasi permukaan itu pada arah normal terhadap permukaan.
T : Suhu
K : Konstanta proporsionalitas (tetapan kesebandingan)
Pada keadaan steady, T hanya merupakan fungsi posisi semata-mata, dan laju aliran
kalor pada setiap titik pada dinding itu konstan. Sehingga persamaannya dapat ditulis :
q
dT
k
A
dn
2.2.1 Konduktivitas Termal
Hukum Fourier menyatakan bahwa k tidak tergantung pada gradien suhu tetapi
tidak selalu demikian halnya terhadap suhu itu sendiri. Di lain pihak, k merupakan
fungsi suhu. Walaupun bukan fungsi kuat. Untuk jangkauan yang tidak konstan, k
dapat dianggap konstan. Tetapi untuk jangkauan suhu yang lebih besar,
konduktivitas termal dapat didekati dengan persamaan dalam bentuk :
K = a + bT
Dimana : a dan b = konstanta empirik

2.2.2 Konduksi Keadaan Steady


Konduksi dalam keadaan steady dapat ditulis :
q
dT
k
A
dx

dT
atau

q
dx
kA

Oleh karena hanyalah x dan T yang merupakan variabel dalam persamaan,


integral langsung akan menghasilkan :

T T2
q
T
k 1
k
A
X 2 X1
B
Dimana :
X2 dan X1 = B = tebal lempengan
T1 T2

= t = penurunan suhu (beda suhu) melintang lempeng

Nilai k dapat dihitung dengan mencari rata-rata aritmetik dan k pada kedua
suhu permukaan, T1 dan T2 atau dengan menghitung rata-rata aritmetik suhu dan
menggunakan nilai k pada suhu itu.
Sehingga dapat dituliskan dalam bentuk :
q

T
R

2.3 Konduksi Kalor Keadaan Tak Steady


Persamaan konduksi satu dimensi
T TT

dx
x xx

Jika kalor keluar lempeng pada

x dx

kA(

tentulah :
T TT

dx)dt
x xx

Kelebihan masukan kalor terhadap kalor yang keluar, yang merupakan penumpukan pada
lapisan dx adalah :
kA

T
T TT
2T
dt kA(
dx)dt kA 2 dxdt
x
x xx
x

2.4 Stirred Tank Reactor (STR)


Stired Tank (tangki berpengaduk) dalam industri kimia digunakan untuk reaksi-reaksi
batch tumpak dalam skala kecil. Alat ini terdiri dari tangki silindris yang dilengkapi
dengan agitator pengaduk. Tangki ini digunakan untuk pemanasan atau pendinginan,
dipakai jaket sehingga air panas atau air dingin dapat dialirkan (dipindahkan).
Pengadukan dipakai dalam berbagai aplikasi, misalnya dispersi suatu zat terlarut
dalam suatu pelarut, penyatuan dua cairan yang dapat dicampur, produksi slurry dari
padatan halus didalam suatu cairan, pengadukan suatu cairan homogen untuk
meningkatkan heat transfer ke cairan.
Peralatan pengaduk mempunyai berbagai macam variasi menurut aplikasinya.
1. Axial flow impeler, untuk cairan viskositas sedang yang memerlukan gerakan cepat.
2. Flat blade turbine, yang menghjasilkan aliran turbulen pada arah radial, tetapi
memerlukan power yang lebih besar.
3. Turbin untuk pengadukan yang merata sekali.
4. Anchor impeller, untuk tingkat turbulensi rendah dan efektif digunakan untuk tangki yang
dipanaskan atau didinginkan dengan jaket.
5. Helical impeller, untuk pengadukan padat cair atau untuk mengaduk pasta, lumpur, atau
adonan.

Gambar 2.1 Batch Stirred Reactor


Proses perpindahan panas dalam tangki berpengaduk dapat digolongkan sebagai
proses non isothermal, unsteady state karena aliran panas dan suhu berubah
terhadap waktu. Penurunan dan penggunaan persamaan neraca energi dan persamaan
yang menghubungkan bilangan tak berdimensi mengikuti asumsi-asumsi berikut :
1. U bernilai

bernilai

konstan

untuk

proses

dan

perpindahan panas, sehingga U proses adalah constan.


2.

Laju alir fluida panas adalah konstan.

pada

seluruh

permukaan

3.

Panas spesifik fluida panas dan fluida dingin konstan selama proses.

4.

Suhu fluida pemanas yang masuk dalam jacket konstan

5.

Pengadukan menghasilkan suhu cairan yang merata.

6.

Tidak terjadi perubahan fasa parsial.


7. Panas yang hilang dapat diabaikan.

BAB 3
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Tabel 3.1 Alat yang Digunakan
No

Nama Alat

.
1.

Stirrer Tank Reactor

2.
3.
4.
5.

Termokopel
Termometer
Ember
Gelas ukur

Spesifikasi

Jumlah

1 buah

1000 mL

2 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan


No

Nama Alat

Spesifikasi

Jumlah

.
1.

Air

75 L

3.2 Skema Kerja

Persiapan

Menghidupkan peralatan proses

Menghidupkan pompa air

Membuka katup utama uap

Mengamati dan mencatat data

Mematikan alat

Suhu, kecepatan
pengadukan setiap
interval waktu 15
menit selama 90
menit.

BAB 4
DATA PENGAMATAN dan HASIL PENGOLAHAN DATA
4.1 Data Pengamatan
Tabel 4.1 Data Pengamatan Perpindahan Panas Pada CSTR

Waktu

Kecepatan Pengadukan

(menit

(N)

)
0
15
30
45
60
75
90

rpm
88,5
54,7
93,6
81,6
64,4
29,8
30,5

Suhu Jaket (K)


T1
T2
371,3
300,2
299,9
299,6
299,7
299,6
299,8

298,2
298,5
298,8
299
299,2
299,5
299,6

Suhu Tangki (K)


t1
t2
297
297
297
297
297
297
297

Diketahui :
L = 0,105 m
D = 1,14 m
1
1
A= d 2= x 3,14 x ( 1,14 )2=1,02 m2
4
4
W

75

liter
kg
gr
=75
=75.103
menit
menit
menit

4.2 Hasil Pengolahan Data


Tabel 4.2 Hasil Pengolahan Data Pengamatan Perpindahan Panas Pada CSTR
K1

ho

2
( W /m . K )

2
( W /m . K )

1,728 x 10

1,8724 x 10

BAB 5
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

298
298
298
298
298
298
298

5.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan perpindahan panas dengan
menggunakan tangki berpengaduk yang bertujuan untuk menghitung koefisien
keseluruhan perpindahan panas untuk STR, dapat menghitung koefisien film
perpindahan panas untuk STR, dapat memahami proses perpindahan panas didalam
tangki berjaket berpengaduk yang tergolong dalam kelompok proses unsteady state
karena aliran panas dan suhu berubah terhadap waktu..
Prinsip kerja perpindahan panas dari tangki berpengaduk adalah secara
konduksi, konveksi, dan radiasi. Pada tangki berpengaduk dilengkapi jaket yang
berfungsi mentransfer panas dari steam secara konduksi ke dalam reaktor yang berisi
umpan. Sesuai dengan namanya tangki berpengaduk juga dilengkapi dengan
pengaduk (agitator) yang berfungsi sebagai dispers suatu zat terlarut dalam suatu
pelarut dan pengadukan suatu cairan homogen untuk meningkatkan heat transfer ke
cairan. Pengadukan dapat membantu mempercepat proses perpindahan panas karena
luas kontak fluida dalam reaktor dengan fluida panas dalam jaket menjadi lebih luas.
Fluida yang digunakan dalam proses adalah air sebanyak 75 L pada kondisi
operasi waktu selama 90 menit. Berdasarkan Data pengamatan hasil praktikum pada
Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa perpindahan terjadi dari jaket menuju reaktor, hal ini
dibuktikan dengan adanya perubahan suhu dari suhu jaket masukan dan suhu jaket
keluaran. Suhu jaket keluaran lebih rendah dibandingkan suhu jaket masukan hal ini
karena panas pada jaket yang masuk diserap oleh reaktor, sehingga suhu yang keluar
dari jaket lebih rendah. Suhu pada reaktor juga meningkat setiap waktunya, karena
reaktor menyerap panas yang dimiliki jaket. Didapat koefisien keseluruhan
perpindahan panas untuk tangki berpengaduk yang dilakukan pada praktikum kali ini

adalah

1,728 x 106

berpengaduk

yang

W
m2

dan koefisien film perpindahan panas untuk tangki


dilakukan

1,8724 x 106 W /m2 . K .

5.2 Simpulan

pada

praktikum

kali

ini

adalah

1. Koefisien keseluruhan perpindahan panas untuk tangki berpengaduk yang


6

dilakukan pada praktikum kali ini adalah 1,728 x 10 W /m . K


2. Koefisien film perpindahan panas untuk tangki berpengaduk yang dilakukan pada
6
2
praktikum kali ini adalah 1,8724 x 10 W /m . K

3. Prinsip kerja perpindahan panas dari tangki berpengaduk adalah secara konduksi,
konveksi, dan radiasi. Pada tangki berpengaduk dilengkapi jaket yang berfungsi
mentransfer panas dari steam secara konduksi ke dalam reaktor yang berisi
umpan. Sesuai dengan namanya tangki berpengaduk juga dilengkapi dengan
pengaduk (agitator) yang berfungsi sebagai dispers suatu zat terlarut dalam suatu
pelarut dan pengadukan suatu cairan homogen untuk meningkatkan heat transfer
ke cairan. Pengadukan dapat membantu mempercepat proses perpindahan panas
karena luas kontak fluida dalam reaktor dengan fluida panas dalam jaket menjadi
lebih luas.

Daftar Pustaka
C.J. Geankoplis. Transport Processes and Unit Operations. 3rd. Eanglewood Cliffs: PrenticeHall, Inc, 1993.
Akbaryus. 2011. Perpindahan Panas Tangki Berpengaduk.
http://www.scribd.com/doc/Perpindahanpanastangkiberpengaduk. Diunduh 8 November 2015

LAMPIRAN
1

Perhitungan Nilai Koefisien Perpindahan Panas (U) dengan Neraca Energi


Menghitung laju alir fluida panas (W)
dt
Mc =WC (T 1T 2)
d

Waktu
(menit
)
0
15
30
45
60
75
90

Ttangki
t masuk t keluar
(K)
(K)
297
297
297
297
297
297
297

298
298
298
298
298
298
298

Suhu Jaket (K)


T1
371,
3
300,
2
299,
9
299,
6
299,
7
299,
6
299,
8

T2

Massa
Fluida, M
(kg)

C
(kJ/kg.K
)

c
(kJ/kg.K
)

dt

dq

C(T1-T2)

dt/dq

Mc(dt/d)

298,2

75

4,2

4,2

15

307,02

0,06667

21

298,5

75

4,2

4,2

15

7,14

0,06667

21

298,8

75

4,2

4,2

15

4,62

0,06667

21

299

75

4,2

4,2

15

2,52

0,06667

21

299,2

75

4,2

4,2

15

2,1

0,06667

21

299,5

75

4,2

4,2

15

0,42

0,06667

21

299,6

75

4,2

4,2

15

0,84

0,06667

21

Kurva persamaan neraca energi untuk mencari laju alir fluida panas

25
20

f(x) = + 21

15

Mc(dt/d)
10
5
0

50

100

150

200

250

300

350

C(T1-T2)

Grafik 1. Hubungan antara

Mc (

dt
)
d

terhadap C(T1-T2)

Pada kurva diperoleh persamaan y = 1E-17x + 21 dengan W (kg/menit) sebagai slope dari kurva di atas yaitu sebesar 10-17 kg/menit.
atas yaitu sebesar 4,495 kg/menit.

Menghitung nilai K1
ln

T 1t 2 WC K 11
=

T 2t 1 Mc K 1

Ttangki

Waktu
(menit
)

T1(K)

T2(K) t
masuk
(K)

0
15

371,3
300,2

298,2
298,5

297
297

298
298

4,2E-17
4,2E-17

315
315

30
45

299,9
299,6

298,8
299

297
297

298
298

4,2E-17
4,2E-17

315
315

60

299,7

299,2

297

298

4,2E-17

315

75

299,6

299,5

297

298

4,2E-17

315

90

299,8

299,6

297

298

4,2E-17

315

WC
t keluar
(K)

Mc

Kurva ln(T1-t1/T2-t2) terhadap (WC/Mc) untuk mencari nilai K1

ln((T1-t1)/
(T2-t2))
5,91754886
4
1,85629799
1,28785428
8
0,955511445
0,81093021
6
0,55004633
7
0,55961578
8

WC/Mc

sekon

(WC/Mc)

1,33333E-19
1,33333E-19

0
900

0
1,2E-16

1,33333E-19
1,33333E-19

1800
2700

2,4E-16
3,6E-16

1,33333E-19

3600

4,8E-16

1,33333E-19

4500

6E-16

1,33333E-19

5400

7,2E-16

0
0
0
0
f(x) = - 0x + 0

ln((T1-t1)/(T2-t2)) 0
0
0
0
0

(WC/Mc)

Pada kurva diperoleh persamaan y = -1E-16x + 5E-16 dengan nilai


K1 = 1.

Menghitung nilai koefisien perpindahan panas (U)


K 1=e

UA /WC

ln K 1=

UA
WC

[ ]
K 11
K1

sebagai slope kurva di atas yaitu sebesar -10-16 sehingga nilai

ln 1=

U 0,28 m
17
10 kg/menit 4200 J /kg . K

U=0W / m2 . K

Perhitungan Nilai Koefisien Perpindahan Panas (U) Melalui Persamaan yang


Berdimensi
Menghitung nilai h

h Dj
L N
=a
k

Diketahui

1/ 3

][ ] [ ]
c
k

: k

= 0,6147 W/m.K

= 0,821 Pa.s (kg/m.s)

Dj
c
L

= 0,60 m
= 4200 J/kg.K
= 0,58 m

= 0,25 rps

a
b
m

= 996,0 kg/m3
= 0,36
= 2/3
= 0,18

[ ]

= 1, untuk air

Menghubungkan Bilangan-Bilangan Tak

h Dj
L N
=a
k

1/ 3

][ ] [ ]

c
k

h 0,60
0,58 0,81 996,0
=0,36
0,6147
0,821

2 /3

][

4200 0,821
0,6147

1 /3

h 0,60
=0,36 47,81 17,768
0,6147
h 0,60
=305,81
0,6147
h=313,298W /m2 . K

Menghitung nilai ho
17

v=

W 10 kg /menit
=
=3,571 x 1017 kg/m 2 .menit
2
A
0,28 m
17

N =

D v 0,65 996,0 3,571 x 10


=

0,821

N pr=

c 4200 0,821
=
=5609,57
k
0,6147

=2,816 x 1014

0,5

1/ 3

N Nu =0,664 N N Pr =0,664 2,816 x 10

N Nu =

140,5

ho D
k
6

1,9799 x 10 =

ho 0,65
0,6147

ho=1,8724 x 106 W /m2 . K

Menghitung nilai U

hoi =ho

dalam tangki
( diameter
diameter luar tangki )

hoi =1,8724 x 106

U=

( h hoi )
( h+ho i)

=1,728 x 10
( 0,60
0,65 )

1 /3

5609,57 =1,9799 x 10

W /m 2 . K

( 313,298 1,728 x 106 )


U=
( 313,298+1,728 x 106 )
U=1,728 x 106 W /m2 . K

Anda mungkin juga menyukai