Anda di halaman 1dari 5

Intake adalah jenis bangunan pengambilan air baku yang bersumber dari air

permukaan yaitu danau/ situ/ kolam dan sungai. Perencanaan bangunan Intake
harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

Bangunan intake

harus

dapat menjamin penyaluran

air baku

dari

sumbernya ke sistim penyediaan air minum setiap saat, baik pada tinggi
permukaan air di sumber air baku dalam keadaan maksimum maupun
minimum.

Bangunan intake harus dapat mencegah masuknya sampah dan kotoran


lainnya yang dapat mengganggu bekerjanya pompa penyedot air baku.

Lokasi bangunan intake harus dipilih sedemikian rupa sehingga dapat


menghindari bertumpuknya lumpur yang dibawa oleh aliran sungai pada
muka intake yang dapat menyumbat aliran air masuk kedalam intake

Bangunan intake harus ditempatkan pada lokasi dengan kondisi tanah


yang stabil, dan diperkuat dengan pondasi pancang sehingga dapat aman
terhadap kemingkinan longsor maupun amblas.

Bangunan Intake yang umumnya digunakan di Indonesia terdiri dari beberapa


bagian yaitu dinding intake, screen, kolam penampung, pintu air dan pompa,
sebagaimana gambar dibawah ini :

1
Max
2

Min

5
3

TAMPAK ATAS

POTONGAN
LOKASI
LOKASI
Gambar 3.1
: Bangunan Intake yang terdiri dari 1. dinding intake,
2. screen, 3.
INTAKE
INTAKE
kolam air, 4. pintu air dan 5. pompa air
JALUR ALIRAN
UTAMA SUNGAI

Lokasi penempatan intake yang tepat :


PENUMPUKAN
LUMPUR

LOKASI
INTAKE

a.

Broncaptering (Bangunan Penangkap Mata Air)


Broncaptering adalah bangunan untuk menangkap mata air yang keluar dari
sumbernya.

Pembangunan

Broncaptering

harus

memperhatikan

karakter

lingkungan alam yang ada seperti struktur batuan yang membentuk lapisan
aquifer, elevasi keluarnya sumber air, pemanfaatan air yang telah berlangsung
sebelumnya, dsb.
Pembangunan Broncaptering perlu memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :
1).

Elevasi muka air tertinggi pada bak penampung harus jauh lebih rendah
dari elevasi keluarnya air dari sumber mata air secara alami

2).

Bangunan Broncaptering harus direncanakan sedemikian rupa sehingga


dapat menangkap aliran air dari sumber mata air yang keluar secara
menyebar

3).

Broncaptering harus dilengkapi dengan saluran pelimpah, sehingga


apabila jumlah aliran dari mata air lebih besar dari daya tampung
bangunan penangkap, maka air dapat mengalir dengan bebas

4).

Pembangunan

broncaptering

harus

memperhatikan

aspek

sosial

masyarakat setempat yaitu dengan menyediakan saluran outflow yang


dapat digunakan untuk pemakaian air oleh lingkungan dan masyarakat
setempat sebagaimana yang telah berlangsung selama ini seperti untuk
keperluan

sumber

mempertahankan

air

kondisi

bagi

lahan

lingkungan

disekitarnya

sehingga

yang

untuk

hijau,

dapat

keperluan

mengairi ladang, kolam ikan dan keperluan lainnya


Bangunan Broncaptering setidaknya terdiri dari beberapa bagian sebagai
berikut :

Bangunan penagkap

Bak pengumpul

Bangunan pelindung, baik terhadap pencemaran akibat aliran air dari luar,
maupun terhadap runtuhan dinding tebing disekitarnya, juga untuk
melindungi gangguan dari hewan

Pemunculan
Mata Air

Denah

Saluran
Pengalih
Aliran Air
Dari Luar
Bak Pengumpul
Koral

Dinding
Penahan

Aquifer
Pemunculan
Mata Air

Inlet

Potongan Melintang
Gambar: Broncaptering

a.

Gravity Aerator
Sistim aerasi dengan cara menerjunkan air secara gravitasi yaitu untuk
menciptakan

luas permukaan air yang terekspose ke udara bebas lebih

besar, juga terjadinya peristiwa benturan air yang diterjunkan dengan


lantai dibawahnya.. Adanya benturan air dapat menurunkan tegangan
permukaan air sehingga mempermudah masuknya oksigen kedalam badan

air. Salah satu jenis aerator ini dinamakan Cascades, yaitu terjunan air
yang menggunakan beberapa ambang pelimpah yang disusun bertingkat .
Contoh yang lain adalah dengan menjatuhkan butiran-butiran air (droplet)
dengan ketinggian tertentu.

Cascades
Material dapat berupa pasangan batu kali disiar, pasangan batu bata
diplester, beton bertulang, atau campuran.
Mata air adalah suatu titik dimana air muncul dengan sendirinya ke permukaan dari dalam
tanah. Titik tersebut merupakan suatu tempat dimana permukaan muka air tanah (akuifer)
bertemu dengan permukaan tanah.
Titik di mana air mencapai permukaan tanah tersebut sering kali disebut sebagai mata
dari mata air.Sumber dari aliran airnya berasal dari air tanah yang mengalami patahan
sehingga muncul ke permukaan. Aliran ini dapat bersumber dari air tanah dangkal maupun
dari air tanah dalam.
Terdapat berbagai jenis mata air yang kita temui.
Berdasarkan cara keluarnya air dari dalam tanah ke permukaan, mata air dapat dibedakan
menjadi dua ;
pertama adalah mata air rembesan, yaitu air yang keluar dari lereng-lereng yang
umumnya tersebar dengan debit kecil. Karena sumbernya dari resapan umumnya air yang
dihasilkan sangat tergantung
kepada kualitas daerah sekitarnya.
Sedangkan jenis yang kedua adalah mata air umbul, yaitu air yang keluar dari suatu
daratan yang umumnya mempunyai debit lebih besar dan kualitas yang lebih baik karena
berasal dari sumber yang
terletak di daerah yang belum tercemar di atas gunung.
Berdasar potensi sumber air di dalam tanah yang menjadi sumber utama mata air
tersebut, ada dua jenis mata air, yaitu yang permanen dan non permanen.
Mata air permanen mengeluarkan air sepanjang tahun, sementara yang
nonpemanen hanya mengucurkan air di musim penghujan dalam debit yang kecil.
Berdasar jenis dan kualitas air yang dihasilkan, mata air juga sangat tergantung kepada
jalur dan lapisan mineral tanah yang dilaluinya. Oleh karenanya, mata air juga dapat
dibedakan berdasarkan sifat fisik dan kimiawinya seperti berikut
1)
Mata air panas bermineral. Air ini tidak dapat digunakan sebagai sumber air
minum. Mata air panas bermineral adalah mata air yang umumnya terletak di daerah
pegunungan vulkanis sehingga air tanah dari kerak bumi dipanaskan secara geotermal
sebelum muncul ke permukaan. Oleh karenanya air yang dihasilkan memiliki temperatur
bervariasi mulai dari hangat-hangat kuku sampai di atas titik didih. Disamping panas,
umumnya air dari mata air panas banyak mengandung kadar mineral tinggi, seperti
kalsium, litium, atau radium. Berbagai pihak mempercayai bahwa mandi berendam di
dalam air panas bermineral dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, sehingga
banyak dibangun pemandian air panas dan spa untuk tujuan rekreasi dan pengobatan.
Pemandian Air Hangat Cumpleng Tawangmangu misalnya, menyajikan Pemandian Air
Hangat yang berkadar belerang tinggi, dan di dalam lokasi tersebut juga terdapat
sebanyak 7 (tujuh) jenismata air;
1. Air Hangat,

2. Air Mati,
3. Air Dingin,
4. Air Soda,
5. Air Hidup,
6. Air Bleng / Asin,
7. Air Urus-urus
2)
Mata air dari pegunungan kapur. Adalah mata air yang sumber airnya dari sungai
dibawah tanah yang menyelinap di bawah pegunungan kapur. Mata air jenis ini umumnya
mempunyai debit besar dan sangat jernih namun memiliki tingkat kesadahan yang tinggi.
3)
Mata Air Biasa. Adalah mata air yang keluar dari celah batu dan kerikil atau batu
kristal di dalam tanah. Kebanyakan air yang bersumber dari mata air jenis ini kualitasnya
sangat baik sehingga digunakan sebagai sumber air minum oleh masyarakat sekitarnya,
PDAM atau bahkan untuk air dalam botol kemasan maupun air isi ulang Mata air panas
bermineral dari daerah gunung vulkanik. Mata air dari pegunungan kapur.
Terkait dengan kualitas air minum yang akan dikonsumsi oleh masyarakat, pemerintah
telah mengeluarkan Kepmenkes No 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum, dimana air minum harus memenuhi :
syarat kualitas fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktivitas.
1. Kualitas fisik yang dimaksud mencakup beberapa parameter diantaranya
kekeruhan, warna, rasa, bau dan suhu.
2. Kualitas mikrobiologi dimaksud sebagai terbebas dari bakteri Escerichia Coli dan
total koliform.
3. Sedangkan kualitas kimia dimaksud bahwa kandungan zat kimia seperti arsenik,
flourida, kromium, kadmium, nitrit, sianida, Fe dan Mn tidak melebihi batas yang
ditentukan.
Oleh karenanya sangatlah penting untuk melakukan survey secara akurat, sehingga
pembangunan PMA (penangkap mata air) hanya dilakukan untuk mata air yang memiliki
karakteristik berikut ;
1. Mata air permanen yang selalu mengalir sepanjang tahun.
2. Volume air yang dihasilkan mencukupi kebutuhan.
3. Secara fisik jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dingin, dan kandungan kimia
maupun biologi yang tidak melebihi batas yang diijinkan sebagai air minum.
S

Anda mungkin juga menyukai