Anda di halaman 1dari 16

Theresia Jasmine/406138110

STATUS PASIEN
I.

IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
No. RM
Tanggal Pemeriksaan

II.

: Tn. H
: 55 tahun
: Laki-laki
: Islam
: Petani
: Pladen Jekulo 4/1
: 588944
: 19 Januari 2015

ANAMNESIS

Anamnesis secara : Autoanamnesis pada tanggal 19 Januari 2015


Keluhan Utama :
Mata kanan terasa mengganjal
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke RSUD Kudus dengan keluhan mata kanan terasa mengganjal
sejak 4 hari yang lalu. yang kemudian diikuti dengan rasa silau, perih, mblobok,
nrocos, gatal, dan mata merah. Keluhan tidak dirasakan membaik ataupun
bertambah parah. Keluhan nrocos disertai adanya lendir berwarna putih yang
dirasakan mengganggu. Keluhan ini dirasakan kumat-kumtan sejak 4 tahun yang
lalu. Pasien juga sering mengucek mata karena terasa gatal. Pandangan kabur
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat Diabetes Melitus 2 th yang lalu
Riwayat penyakit seperti ini sebelumnya (+)
Riwayat memakai kacamata (+) untuk membaca
Riwayat operasi pada mata disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
:
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa. Riwayat DM dan
hipertensi dalam keluarga disangkal.
Riwayat sosial ekonomi
:
Pasien bekerja sebagai petani. Biaya pengobatan ditanggung pribadi. Kesan
ekonomi cukup.

III.

PEMERIKSAAN FISIK

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

Theresia Jasmine/406138110

A. VITAL SIGN
Keadaan Umum
Kesadaran
Tensi (TD)
Nadi (N)
Suhu (T)
Respiration Rate (RR)

:
:
:
:
:
:

Baik
Compos mentis
130/80 mmHg
80 x/ menit
36,8 C
20 x/menit

B. STATUS OFTALMOLOGI
OCULI DEXTRA(OD)
PEMERIKSAAN
6/12
Visus
Tidak dikoreksi
Koreksi
Gerak bola mata normal,
enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
Bulbus okuli
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis (-),
nyeri tekan(-),
blefarospasme (-),
Palpebra
lagoftalmus (-),
ektropion (-), entropion (-)
Edema (-),
injeksi konjungtiva (+),
injeksi siliar (+),
Konjungtiva
infiltrat (-),
hiperemis (+)
Hiperemis
Sklera
Bulat, edema (+),
arkus senilis (-),
infiltrat (-), sikatriks (-)
Kornea
Kedalaman cukup,
hipopion (-),
hifema (-)
Kripta (-), warna hitam,
edema(-), synekia (-)
Bulat, diameter 3 mm,
letak sentral,
refleks pupil langsung (+),
refleks pupil tak langsung (+)
Jernih
Papil N.II bulat, batas tegas,
pucat, CDR 0,3 ; ablatio (-),
eksudat (-), excavasio (-)

Camera Oculi Anterior


(COA)
Iris
Pupil
Lensa
Retina

OCULI SINISTRA(OS)
6/21
Tidak dikoreksi
Gerak bola mata normal,
enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-),
nyeri tekan (-),
blefarospasme (-),
lagoftalmus (-)
ektropion (-), entropion (-)
Edema (-),
injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (-),
infiltrat (-),
hiperemis (-)
Putih
Jernih,
Bulat, edema (-),
arkus senilis (-),
infiltrat (-), sikatriks (-)
Kedalaman cukup,
hipopion (-)
hifema (-)
Kripta (-), warna hitam,
edema(-), synekia (-)
Bulat, diameter 3 mm,
letak sentral,
refleks pupil langsung (+),
refleks pupil tak langsung (+)
Jernih
Papil N.II bulat, batas tegas,
pucat, CDR 0,3 ; ablatio (-),
eksudat (-), excavasio (-)

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

Theresia Jasmine/406138110

+
N
Epifora (-), lakrimasi (+)
IV.

Fundus Refleks
TIO
Sistem Lakrimasi

+
N
Epifora (-), lakrimasi (-)

RESUME

Subjektif:
Keluhan utama : Mata kanan terasa mengganjal
Riwayat penyakit sekarang :
Mata kanan terasa mengganjal sejak 4 hari yang lalu
Rasa silau (+), perih (+), mblobok (+), nrocos (+) disertai lendir berwarna
putih, gatal (+), mata merah (+), pandangan kabur (-)
Pasien sering mengucek mata karena gatal
Objektif:
OCULI DEXTRA(OD)
6/12
Edema (-),
injeksi konjungtiva (+),
injeksi siliar (+),
infiltrat (-),
hiperemis (+)
Hiperemis

PEMERIKSAAN
Visus
Konjungtiva
Sklera

Bulat, edema (+),


arkus senilis (-),
infiltrat (-), sikatriks (-)

Kornea

Epifora (-), lakrimasi (+)

Sistem Lakrimasi

V.

OCULI SINISTRA(OS)
6/21
Edema (-),
injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (-),
infiltrat (-),
hiperemis (-)
Putih
Jernih,
Bulat, edema (-),
arkus senilis (-),
infiltrat (-), sikatriks (-)
Epifora (-), lakrimasi (-)

DIAGNOSA BANDING
OD keratokonjungtivitis e.c bakteri
OD keratokonjungtivitis e.c virus
OD keratokonjungtivitis e.c jamur

VI.

DIAGNOSA KERJA

OD keratokonjungtivitis e.c bakteri


Dasar diagnosis:
Rasa mengganjal (+), silau (+), perih (+), mblobok (+), nrocos (+) disertai
lendir berwarna putih, gatal (+), mata merah (+), pandangan kabur (-)
Status oftalmologis :
o Visus 6/12 (OD)
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

Theresia Jasmine/406138110

o Injeksi konjungtiva OD (+), injeksi siliar OD (+), konjungtiva


hiperemis OD (+)
o Edema kornea OD (+)
o Sclera hiperemis OD (+)
o Lakrimasi OD (+)
VII.

TERAPI
Medikamentosa :
o Glaucon 1/2 x 250 mg
o Polydex ED 4 x 2 tetes
o Tarivid ED 4 x 2 tetes

VIII. PROGNOSIS
Quo Ad Vitam
Quo Ad Fungsionam
Quo Ad Sanationam
Quo Ad Kosmetikam
IX.

OKULI DEKSTRA (OD)


Ad bonam
Ad bonam
Ad bonam
Ad bonam

OKULI SINISTRA (OS)


Ad bonam
Ad bonam
Ad bonam
Ad bonam

USUL

Pengawasan progresivitas penyakit


Konsul ke spesialis penyakit dalam

X. SARAN

Gunakan obat secara teratur sesuai resep


Kontrol rutin
Edukasi pasien untuk tidak mengucek mata
Lindungi mata dari debu ataupun benda asing

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

Theresia Jasmine/406138110

KERATITIS
ANATOMI DAN FISIOLOGI KORNEA
Kornea (Latin Cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata,
bagian mata yang tembus cahaya. Kornea disisipkan ke dalam sklera pada
limbus, lekukan melingkar pada sambungan ini disebut sulcus scleralis.
Kornea dewasa rata rata mempunyai tebal 550 m dipusatnya ( terdapat
variasi menurut ras); diameter horizontalnya sekitar 11,75mm dan vertikalnya
10,6 mm.
Kornea terdiri dari 5 lapisan dari luar ke dalam :
1. Lapisan epitel (berbatasan dengan lapisan epitel konjungtiva bulbaris)
2. Membran Bowman
3. Stroma
4. Membran Descement
5. Endotel
Sumber sumber nutrisi untuk kornea adalah pembuluh - pembuluh
darah limbus (arteri ciliaris anterior), humor aqueous, dan air mata. Saraf saraf sensorik kornea didapat dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke
V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea,
menembus membran Bowman dan melepaskan selubung Schwannya.

Transparasi kornea disebabkan oleh strukturnya yang uniform,


avaskularitas, dan desturgensinya. Karena kornea avaskular, maka pertahanan
sewaktu peradangan tak dapat segera datang. Maka badan kornea, sel-sel yang
terdapat di dalam stroma segera bekerja sebagai makrofag baru kemudian
disusul oleh pembuluh darah yang terdapat di limbus dan tampak sebagi
injeksi perikornea. Sesudahnya baru terjadi infiltrat, yang tampak sebagai
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

Theresia Jasmine/406138110

bercak bewarna kelabu, keruh, dan permukaan yang licin. Kemudian dapat
terjadi kerusakan epitel dan timbul ulkus kornea yang dapat menyebar ke
permukaan dalam stroma. Pada peradangan yang hebat, toksin dari kornea
dapat menyebar ke iris dan badan siliar dengan melalui membran descemet
dan endotel kornea. Dengan demikian iris dan badan siliar meradang dan
timbullah kekeruhan di cairan COA, disusul dengan terbentuknya hipopion.
Bila peradangan terus mendalam, tetapi tidak mengenai membran descemet
dapat timbul tonjolan membran descement yang disebut mata ikan atau
descementocele. Pada peradangan dipermukaan kornea, penyembuhan dapat
berlangsung tanpa pembentukan jaringan parut. Pada peradangan yang lebih
dalam, penyembuhan berakhir dengan terbentuknya jaringan parut yang dapat
berupa nebula, makula, atau leukoma. Bila ulkusnya lebih mendalam lagi
dapat timbul perforasi yang dapat mengakibatkan endoftalmitis, panoftalmitis,
dan berakhir dengan ptisis bulbi.
Fungsi dari kornea adalah sebagai media refrakta dan sebagai bagian
mata dengan pembiasan sinar terkuat. 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan
sinar yang masuk dibiaskan oleh kornea

Definisi
Keratitis adalah kondisi di mana terjadi proses peradangan pada
kornea mata, yang dapat disebabkan oleh banyak hal. Berbagai jenis
infeksi, mata kering, trauma, dan berbagai macam penyakit medis dapat
menyebabkan keratitis. Bahkan pada beberapa kasus keratitis tidak
diketahui penyebabnya.
Faktor Risiko
1. Perawatan lensa kontak yang kurang / penggunaan berlebihan

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

Theresia Jasmine/406138110

2. Infeksi (virus, bakteri, jamur)


3. Kekebalan tubuh yang menurun karena penyakit lain
4. Higiene dan nutrisi yang kurang baik

Tanda dan Gejala


Tanda patognomik dari keratitis ialah terdapatnya infiltrat di kornea.
Infiltrat dapat ada di seluruh lapisan kornea, dan menetapkan diagnosis dan
pengobatan keratitis. Pada peradangan yang dalam, penyembuhan berakhir
dengan pembentukan sikatrik, yang dapat berupa nebula, makula, dan
leukoma.
Adapun gejala umum adalah :

Fotofobia (akibat kontraksi iris yang meradang)

Mata merah

Keluar air mata yang berlebihan

Nyeri
Penurunan visus (terutama lesi sentral kornea)
Radang pada kelopak mata (bengkak, merah)

Klasifikasi
Berdasarkan lokasi yang terkena :
1. Keratitis Epithelial (superficial)
2. Keratitis Subepithelial
3. Keratitis Stroma (Interstitial)
4. Keratitis Endotelial (Profunda)
Berdasarkan derajat penyakitnya :
1. Ringan
2. Sedang
3. Berat
4. Berhubungan dengan peradangan bagian lain dari mata

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

Theresia Jasmine/406138110

Keratokonjungtivitis (kornea dan konjungtiva)

Keratouveitis (kornea dan traktus uveal)

Berdasarkan etiologi:
1. Infektif

Keratitis Bacterial

Staphylococcus (epidermidis, aureus, pneumonia)


Pseudomonas
Haemophilus
Enterobacteriaceae (termasuk Klebsiella, Enterobacter, dan
Proteus)

Keratitis Viral (HSV 1 dsn HSV 2)


Keratitis Jamur
Candida
Aspergillus
Penicilium
Cephalosporium
Keratitis Parasit (Acanthomoeba spp)
Keratitis Interstisial
Sifilis
Tuberkulosa
Lepra
2. Non infektif
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

Theresia Jasmine/406138110

Keratitis Pungtata Non- Viral


Disebabkan obat-obatan, alergi, dan lensa kontak
Keratitis Alergi
Keratokonjungtivitis Flikten
Keratokonjungtivitis Vernal
Keratitis Paparan
Karena gangguan lubrikasi mata dan proteksi palpebra pada
kornea
Fotokeratitis
Akibat paparan sinar UV dari matahari atau lampu. Dapat
sembuh sendiri setelah 1-2 hari.

Keratitis Superfisialis / Epithelial


Bentuk-bentuk klinik keratitis superfisialis antara lain adalah
1. Keratitis punctata superfisialis

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

Theresia Jasmine/406138110

Berupa bintik-bintik putih pada permukaan kornea yang dapat


disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi virus antara lain
virus herpes simpleks, herpes zoster dan vaksinia

2. Keratitis flikten
Benjolan putih yang yang bermula di limbus tetapi mempunyai
kecenderungan untuk menyerang kornea
3. Keratitis sika
Suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh kurangnya sekresi
kelenjar lakrimal atau sel goblet yang berada di konjungtiva
4. Keratitis lepra
Suatu bentuk keratitis yang diakibatkan oleh gangguan trofik
saraf, disebut juga keratitis neuroparalitik
5. Keratitis numularis
Bercak putih berbentuk bulat pada permukaan kornea biasanya
multiple dan banyak didapatkan pada petani
6. Keratitis profunda
Bentuk-bentuk klinik keratitis profunda antara lain:
o Keratitis interstisialis luetik atau keratitis sifilis
congenital
o Keratitis sklerotikans
Diagnosis Banding
Tanda
Tajam
penglihatan
Silau
Sakit
Mata merah
Sekret
Lengket kelopak
Pupil

Keratitis / iritis

Konjungtiva

Turun nyata

Normal

Nyata
Sakit
Injeksi siliar
Tidak ada
Tidak ada
Mengecil

Tidak ada
Pedes, rasa kelilipan
Injeksi konjungtiva
Serous, mukos, purulen
Terutama pagi hari
Normal

Terapi

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

10

Theresia Jasmine/406138110

Komplikasi
Gangguan refraksi
Jaringan parut permanent
Ulkus kornea
Perforasi kornea
Endoftalmitis
Glaukoma sekunder
Kebutaan
Prognosis
Prognosis akhirnya baik karena tidak terjadi parut atau vaskularisasi
pada kornea. Bila tidak diobati, penyakit ini berlangsung 1-3 tahun dengan
meninggalkan gejala sisa.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

11

Theresia Jasmine/406138110

KONJUNGTIVITIS
Anatomi
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sclera dan kelopak
mata bagian belakang. Berbagai macam obat mata dapat diserap melalui
konjungtiva. Konjungtiva ini mengandung sel musin yang dihasilkan oleh sel
goblet.
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal ini sukar
digerakkan dari tarsus.
Konjungtiva bulbi, menutupi sclera dan mudah digerakan dari sclera
dibawahnya.
Konjungtiva forniks, merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal
dengan konjungtiva bulbi
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar
dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak

Definisi
Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva dan penyakit ini
adalah penyakit mata yang paling umum di dunia. Karena lokasinya,
konjungtiva terpajan oleh banyak mikroorganisme dan faktor-faktor
lingkungan lain yang mengganggu.
KONJUNGTIVITIS BAKTERI
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

12

Theresia Jasmine/406138110

Definisi
Konjungtivitis Bakteri adalah inflamasi konjungtiva yang disebabkan
oleh bakteri. Pada konjungtivitis ini biasanya pasien datang dengan keluhan
mata merah, sekret pada mata dan iritasi mata
Etiologi dan Faktor Risiko
Konjungtivitis bakteri dapat dibagi menjadi empat bentuk
Konjungtivitis bakteri hiperakut
o N gonnorhoeae, Neisseria kochii dan N meningitidis
Konjungtivitis bakteri akut
o Streptococcus pneumonia dan Haemophilus aegyptyus
Konjungtivitis bakteri subakut
o H influenza dan Escherichia coli
Konjungtivitis bakteri kronis
o konjungtivitis sekunder atau obstruksi duktus
nasolakrimalis
Gejala Klinis
Injeksi konjungtiva
Sekret purulen (Kelopak mata melekat pada pagi hari sewaktu bangun
tidur)
Edema kelopak mata
Tidak terdapat penurunan visus
Terapi
Terapi spesifik konjungtivitis bakteri tergantung pada temuan agen
mikrobiologiknya. Terapi dapat dimulai dengan antimikroba topikal spektrum
luas. Pada setiap konjungtivitis purulen yang dicurigai disebabkan oleh
diplokokus gram-negatif harus segera dimulai terapi topical dan sistemik .
Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, sakus konjungtivalis harus
dibilas dengan larutan saline untuk menghilangkan sekret konjungtiva.
Komplikasi
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

13

Theresia Jasmine/406138110

Blefaritis marginal kronik


Pertumbuhan jaringan sikatriks merusak kelenjar lakrimal
mengurangi komponen akuos dan mukosa
Pertumbuhan jaringan sikatriks mengubah bentuk palpebra superior
trikiasis dan entropion infeksi dan ulkus

KONJUNGTIVITIS VIRUS
Definisi
Konjungtivitis viral adalah penyakit umum yang dapat disebabkan oleh
berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat
menimbulkan cacat hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat
berlangsung lebih lama daripada konjungtivitis bakteri.
Etiologi
Konjungtivitis viral dapat disebabkan berbagai jenis virus, tetapi
adenovirus adalah virus yang paling banyak menyebabkan penyakit ini, dan
herpes simplex virus yang paling membahayakan. Selain itu penyakit ini juga
dapat disebabkan oleh virus Varicella zoster, picornavirus, poxvirus, dan
human immunodeficiency virus
Tanda dan Gejala
Mata seperti kelilipan
Mata berair berat (kadang dijumpai pseudomembran)
Nyeri
Fotofobia ringan
Demam, gangguan saluran nafas, sakit kepala (gejala tambahan)

Terapi
Konjungtivitis virus yang terjadi pada anak di atas 1 tahun atau pada
orang dewasa umumnya sembuh sendiri dan mungkin tidak diperlukan terapi,
namun antivirus topikal atau sistemik harus diberikan untuk mencegah
terkenanya kornea.
Komplikasi
Blefarokonjungtivitis
Timbul jaringan sikatriks
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

14

Theresia Jasmine/406138110

Timbulnya vesikel

KONJUNGTIVITIS ALERGI
Definisi
Konjungtivitis alergi adalah bentuk alergi pada mata yang paing sering
dan disebabkan oleh reaksi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh
sistem imun. Yang paling sering adalah hipersensitivitas tipe I.
Tanda dan Gejala
Gatal
Mata merah
Fotofobia ringan
Sekret mukoid
Injeksi ringan konjungtiva
Kemosis berat
Konjungtiva tampak putih susu & banyak papila halus di konjungtiva
tarsalis inferior
Penurunan visus (konjungtivitis berat)
Terapi
Penyakit ini dapat diterapi dengan tetesan vasokonstriktor-antihistamin
topikal dan kompres dingin untuk mengatasi gatal-gatal dan steroid topikal
jangka pendek untuk meredakan gejala lainnya
Komplikasi
Ulkus kornea
Infeksi sekunder

KONJUNGTIVITIS JAMUR
Konjungtivitis jamur paling sering disebabkan oleh Candida albicans
dan merupakan infeksi yang jarang terjadi. Penyakit ini ditandai dengan
adanya bercak putih dan dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan
keadaan sistem imun yang terganggu. Selain Candida sp, penyakit ini juga
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata
RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

15

Theresia Jasmine/406138110

dapat disebabkan oleh Sporothrix schenckii, Rhinosporidium serberi, dan


Coccidioides immitis walaupun jarang.
KONJUNGTIVITIS PARASIT
Konjungtivitis parasit dapat disebabkan oleh infeksi Thelazia
californiensis, Loa loa, Ascaris lumbricoides, Trichinella spiralis, Schistosoma
haematobium, Taenia solium dan Pthirus pubis walaupun jarang.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata


RSUD Kudus
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
29 Desember 2014 31 Januari

16

Anda mungkin juga menyukai