Anda di halaman 1dari 10

KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH

Tugas Makalah ini Dibuat dalam Rangka Pemenuhan Tugas Pada Mata Kuliah
Agama Islam Kemuhamddiyahan

Nama Anggota Kelompok


Nama

NIM

Iin Sulis Setyowati

201310030311002

Rengga Bagus Prakoso

201310030311006

Silviana

201310030311033

Agus Haris Mawan

201310030311059

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN

Setiap yang hidup pasti memiliki sebuah cita-cita, bahkan kita hidup ini
harus memiliki sebuah cita-cita, dengan cita-cita maka hidup kita akan memiliki
tujuan yang jelas, dan kita tahu akan kemana arahnya nantinya. Tetapi cita-cita
tanpa sebuah keyakinan adalah sebuah mimpi belaka.Cita-cita diiringi dengan
keyakinan akan memberikan kita semangat dalam mengejar cita-cita kita itu.
Sebuah perkumpulan, perserikatan ataupun organisasi didirikan pasti
memiliki cita-cita, maksud atau tujuan. Dimana nantinya sebuah perkumpulan
ataupun organisasi-organisasi tersebut bersama-sama melangkah untuk mencapai
cita-cita tersebut. Cita-cita dan tujuan organisasi biasanya dirumuskan dalam core
belief, core values, visi, misi. Cita-cita dirumuskan dengan kesepakatan bersama
antara orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi karena cita-cita dalam
sebuah organisasi adalah cita-cita bersama. Berbeda halnya dengan cita-cita yang
dimiliki oleh individu, maka cita-cita tersebut dapat berubah dapat dikerjakan
dengan sendiri saja tanpa adanya kesepakatan dari kelompok ataupun orang lain.
Seperti halnya Organisasi Islam yang besar di Indonesia yakni Gerakan
Muhammadiya, organisasi ini memiliki cita-cita yang dibangun oleh pendiripendirinya masa itu. Maka dari itu makalah kami kali ini akan mengangkat topik
Matan Kehidupan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, agar kita bisa mengerti
bagaimana cita-cita hidup Muhammadiyah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Rumusan Matan Keyakinan dan Cita-cita Kemuhammadiyah


(MKCH)
Cita- cita dan tujuan organisasi itu biasanya dirumuskan dalam core belief,
core values, visi, misi, dan tujuan organisasi yang dalam Muhammadiyah disebut
MKCH singkatan dari Matan Keyakinan dan Cita-cita Kemuhammadiyah.
Dengan demikina MKCH meliputi core belief atau keyakinan inti yang menjadi
kekuatan dan sekaligus membedakan Muhammadiyah dengan organisasi massa
(ormas) keagamaan lain. Core values atau nila-nilai inti menjadi pedoman atau
nilai-nilai dasar perjuangan, misi atau core business atau bidang/tugas utama yang
menjadi medan gerakan dan perjuangan, dan tujuan atau objevtive yaitu sasaran
langsung yang hendak mewujudkan dari gerakan dan perjuangan.
Menurut Moclas abror, Matan Keyakinan dan Cita-cita Kemuhammadiyah
pada mulanya merupakan putusan dari sidang Tanwir Muhammdiyah, tahun 1969
di Ponorogo Jawa Timur dalam rangka melaksanakan Muktamar Muhammadiyah
ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta. Kemudian dirumuskan kembali dan di
sempurnakan pada tahun 1970 dalam Sidang Tanwir Muhammadiyah di
Yogyakarta.
Pada tahun 1968, Muktamar Muhammadiyah ke 37 di Yogyakarta dengan
tema Tajdid menggagas pembaharuan tentang lima bidang yaitu; ideologi,
kitthah perjuangan, gerakan dan amal usaha, organisasi, sasaran.
Tajdid dalam bidang ideologi akhirnya menjado salah satu keputusan
Muktamar muhammdaiyah ke 37 di Yogyakarta, yang terkenal dengan istilah
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Kemuhammadiyah. Pertanyaan tentang
sapa yang menjadi konseptor MKCH ini masih belum pasti, tetapi beberapa tokoh
Muhammadiyah tercatat sebagai penggagas yakni:
1. Buya KH. Malik Ahmad
2. Buya AR Sutan Mansyur
3. Prof. Dr.H.M. rasyidi

4. KHM. Djindar Tamimy


5. KH. AR Fachruddin
6. Drs. Mohammad Dzaman al-Kindi

B. Pedoman Memahami Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah


Pada tahun 1970 Pemimpin Pusat Muhammdiyah membentuk Tim
Ideologi yang dipimpin oleh KHM. Djindar Tamimy dan Drs. Mohammad
Dzaman al-Kindi, yang kemudian memberi saran, tanggapan, penyempurnaan
terhadap konsep tersebut. Hasilnya menjadu rumusan buku MKCH yang pertama
terdiri dari 3 kelompok, rumusan dari 5 ayat.
Kelompok petama adalah kelompok Idieologi, yang mengandung pokokpokok persoalan yang bersifat ideologis (terdiri atas ayat 1 dan 2), yang berisi:
Ayat 1 : Muhammadiyah adalah gerakan berasas Islam, bercita-cita dan bekerja untuk
mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan
fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khlifah Allah di muka bumi.
Ayat 2: Muhammadiyah berkeyakinan bahwa islam adalah agama Allah yang diwahyukan
kepada rasul-Nya, sejak nabi Adam a.s. sampai dengan nabi Muhammad s.a.w.
sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan
menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
Kelompok kedya adalah kelompok faham agama adalah Muhammadiyah,
terdiri dari ayat 3 dan 4 yang berisi:
Ayat 3: Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan al- Quran, al-Hadist,
dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan ajaran islam
Ayat 4 : Muhammadiyah bekerja untuk melaksanakan ajaran-ajaran islam yang meliputi
bidang; aqidah, yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan; akhlak, yaitu
ajaran yang berhubungan dengan sikap mental; ibadah, yaitu ajaran yang
berhubungan dengan tataraca hubungan manusia dengan Tuhan; muamalah
duniawiyah, dunia dan pembinaan masyarakat.
Kelompok ketiga adalaj kelompok fungsi dan misi Muhammadiyah.
Tersebut dalam ayat 5 yang berisi:

Ayat 5: muhammadiyah menajak segala lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat
karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaaan,
kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang bersfalsafah Pancasila
untuk berusahan bersama-sama menjadikan Reoublik Indonesia tercinta menjadi
baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negara yang adil makmur dan diridhai
Allah SWT)
Uraian singkat dalam memahami Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah, yakni sebagai berikut.
a. Pokok-pokok yang bersifat ideologis, yang terkandung dalam ayat 1 dan 2 dalam
MKCH yakni:
1) Aqidah: Muhammadiyah adalah beraqidah Islam
2) Cita-cita/ tujuan: Bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat terutama
adil, dan makmur yang diridai Allah SWT
3) Ajaran yang digunakan untuk melaksanakan aqidah dalam mencapai citacita/tujuan tersebut: agama islam adalah agama Allah sebagai hidaah dan rahmat
Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup
material dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
b. Fungsi aqidah dalam soal MKCH adalah sebagai sumber yang menentukan bentuk
keyakinan dan cita-cita hidup itu sendiri. Berdasarkan islam yang artinya ialah
islam sebagai sumber ajaran yang menentukan keyakinan dan cita-cita hidup,
bahwa hidup manusia di dunia semata-mata hanyalah ntuk beribadah kepada
Alalh SWT, demi untuk kebahagian dunia dan akhirat. Hidup beribadah menurut
ajaran islam ialah hidup bertaqarrub kepada Allah SWT, dengan menunaikan
amanah-Nya serta mematuhi kerentuan-ketentuan yang menjadi peraturan-Nya
guna mendapatkan keridhaan-Nya. Amanah Alalh yang menentukan fungsi dan
misi manusia dalam hidupnya di dunia, ialah manusia sebagai hamba Allah dan
khalifah yang bertugas mengatur dan membangun dunia serta menciptakan dan
memelihara keamanan dan ketertiban untuk memakmurkan.
c. Fungsi cita-cita/tujuan dalam persoalan keyakinan dan cita-cita ialah sebagai
kelanjutan/konsekuensi sebagai asas. Hidup yang berasas islam, seperti yang
disimpilkan apada ayat 4, tidak bisa lain kecuali menimbulkan kesadaran

pendirian, bahwa cita-cita/tujuan yang akan menimbulkan kesadaran pendirian,


bahwa cita-cita.tujuan yang akan dicapai dalam hidupnya didunia, ialah
terwujudnya

tata-kehidupan

masyarakat

yang

baik,

guna

mewujudkan

kemakmuran dunia dalam rangka ibadah kepada Allah SWT. Bagaimana bentuk
atau wujud masyarakat utama yang adil dan makmur, yang diridhai Allah SWT
yang dimaksud itu, harus dirumuskan dalam satu konsepsi yang jelas,gamblang
dan menyeluruh.
d. Berdasarkan keyakinan dan cita-cita hidup yang berasa islam damn dikuatkan
oleh hasil peneyelidikan secara ilmiah, historis, dan sosiologis, Muhammadiyah
berkeyakinan, bahwa ajaran yang dapat untuk melaksanakan hidup yang sesuai
dengan Asas dalam mencapai cita-cita/tujuan hidup dan perjuangan
sebagaimana dimaksud, hayalah ajaran islam.
e. Faham Agama
1) Agama islam ialah agama Allah yang diturunkan kepada para Rasul-Nya sejak
Nabi Adam sampai Nabi terakhir, yakni Nabi Muhammad SAW yang diutus
dengan membawa syariat agama yang sempurna untuk seluruh umat manusia
sepanjang masa. Maka dari itu agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW itulah yang berlaku sampai saat ini dan selanjutnya.
2) Dasar agama islam :
Al- Quran : Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW

Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Quran yang


diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran
sesuai dengan jiwa ajaran Islam.
Ijtihad: Ijtihad menurut bahasa berasal dari akar kata : ja-ha-da artinya
mencurahkan segala kemampuan atau menanggung beban atau segala
kesulitan. Bentuk kata yang mengikuti wazan iftia:lun seperti ijtihadun
menunjukan arti berlebih (mubalighah). Arti ijtihad dari segi bahasa adalah
mencurahkan semua kemampuan dalam segala perbuatan atau dapat
diartikan sebagai mengerahkan segala kesanggupan untuk mengerjakan
sesuatu yang sulit.
Dari segi istilah ijtihad adalah mengerahkan segala kesanggupan oleh seorang ahli
fiqh atau mujtahid untuk memperoleh pengertian tingkat dzan mengenai Sesuatu
hukum syara
Adapun macam-macam metode ijtihad yang dipergunakan oleh muhammadiyah
yaitu :

Ijtihad bayani yaitu ijtihad terhadap nash yang mujmal (global) baik karena
belum jelas lafadz/kata/kalimat yang dimaksud , maupun karena lafadz itu
mengandung makna ganda , mengandung arti musytarak,atau karena
pengertian lafadz dalam ungkapan yang konteksnya mempunyai arti yang
jumbuh (musytabiahat) ataupun adanya beberapa dalil yang bertentangan
(taarud). Dalam hal yang terakhir digunakan jalan ijtihad dengan jalan tarjih
yaitu apabila tidak dapat ditempuh dengan cara jama dan taufiq.

Ijtihad qiyasy yaitu menyeberangkan hokum yang telah ada nashnya kepada
masalah baru yang belum ada hukumnya berdasarkan nash karena adanya
kesamaan illat. Dan dalam masalah qiyas muhammadiyah memberikan
ketentuan sebagai berikut :
a.

Hal yang akan ditetapkan hukumnya dengan qiyas itu sudah muncul dan
terjadi di tengah-tengah masyarakat.

b.

Hal yang akan ditetapkan hukumnya memang dirasa perlu ditetapkan


hukumnya karena akan diamalkan.

c.

Hal yang akan ditetapkan hukumnya lewat qiyas bukan merupakan hal
yang termasuk ibadah mahdlah.

Ijtihad istislahi yaitu ijtihad terhadap masalah yang tidak ditunjuki nash sama
sekali secara khusus, maupun tidak adanya nash mengenai masalah yang ada
kesamaannya. Dalam masalah yang demikian, penetapan hukum dilakukan
berdasarkan illah untuk kemaslahatan

f. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi


bidang-bidang:
a. Aqidah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih
dari gejala-gejala kemusyrikan, bidah dan khufarat, tanpa mengabaikan
prinsip toleransi menurut ajaran Islam.
b. Akhlak
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Quran dan Sunnah rasul, tidak
bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia
c. Ibadah
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh
Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d. Muamalah Duniawiyah
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya muamalat duniawiyah
(pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan ajaran
Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah
kepada Allah SWT.
g. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat
karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan,
kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama
menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi AllahSWT:

C. Hakikat Muhammadiyah
Perkembangan masyarakat Indonesia, baik yang disebabkan oleh daya
dinamik dari dalam ataupun karena persentuhan dengan kebudayaan dari luar,
telah menyebabkan perubahan tertentu. Perubahan itu menyangkut seluruh segi
kehidupan masyarakat, diantaranya bidang sosial, ekonomi, politik dan
kebudayaan, yang menyangkut perubahan strukturil dan perubahan pada sikap
serta tingkah laku dalam hubungan antar manusia.
Muhammadiyah sebagai gerakan, dalam mengikuti perkembangan dan
perubahan itu, senantiasa mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar
maruf nahi-mungkar, serta menyelenggarakan gerakan dan amal usaha yang
sesuai dengan lapangan yang dipilihnya ialah masyarakat, sebagai usaha
Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: menegakkan dan menjunjung tinggi
Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang
diridlai Allah SWT. Dalam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah
berjalan diatas prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan
Keyakinan Cita-cita Hidup Muhammadiyah. Keyakinan dan Cita-Cita Hidup
Muhammadiyah itu senantiasa menjadi landasan gerakan Muhammadiyah, juga
bagi gerakan dan amal usaha dan hubungannya dengan kehidupan masyarakat dan
ketatanegaraan, serta dalam bekerjasama dengan golongan Islam lainnya.

Catatan:
Rumusan Matan tersebut telah mendapat perubahan dan perbaikan oleh Pimpinan
Pusat Muhammadiyah:
a. Atas kuasa Tanwir tahun 1970 di Yogyakarta;
b. Disesuaikan dengan Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 41 di
Surakarta.

BAB III
PENUTUP
Sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: Menegakkan
dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil
dan makmur yang diridlai Allah SWT.
Maka alam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas
prinsip gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita
Hidup Muhammadiyah, Salah satunya adalahMuhammadiyah bekerja untuk
terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang seperti Aqidah,
Akhlak, Ibadah, Muamalah Duniawiyah.
Sedangkan pola perjuangan Muhammadiyah dalam mencapai keyakinan
dan

cita-cita

hidupnya

dalam

masyarakat

negara

Republik

Indonesia,

Muhammadiyah menggunakan dakwah Islam Amar Maruf nahi Munkar dalam


arti dan proporsi yang sebenar-benarnya, sebagai jalan satu-satunya.

Anda mungkin juga menyukai