NAMA
NPM
: 220112150035
A. Masalah utama
Perilaku Kekerasan
B. Proses terjadinya Masalah
1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan
kesal atau marah yang tidak konstruktif. Pengungkapkan kemarahan secara tidak
langsung dan konstrukstif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan
membantu orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya. Kemarahan yang
ditekan atau pura-pura tidak marah akan mempersulit diri sendiri dan mengganggu
hubungan interpersonal. Sedangkan menurut Carpenito 2000, Perilaku kekerasan
adalah keadaan dimana individu-individu beresiko menimbulkan bahaya langsung
pada dirinya sendiri ataupun orang lain.
Individu melakukan kekerasan akibat adanya frustasi yang dirasakan
sebagai pemicu dan individu tidak mampu berpikir serta mengungkapkan secara
verbal sehingga mendemostrasikan pemecahan masalah dengan cara yang tidak
adekuat (Rawlins and Heacoco, 1998). Sedangkan menurut Keliat (1999), perilaku
kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai dengan
hilangnya kontrol diri atau kendali diri.
2. Tanda dan gejala
a. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
b. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
c. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)
d. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
e. Muka merah dan tegang
f. Pandangan tajam, melotot
respon maladaptif
frustasi
pasif
agresif
kekerasan
Keterangan:
1.
Asertif, adalah perilaku yang bisa menyatakan perasaan dengan jelas dan
langsung, jarak bicara tepat, kontak mata tapi tidak mengancam, sikap serius tapi
tidak mengancam, tubuh lurus dan santai, pembicaraan penuh percaya diri, bebas
untuk menolak permintaan, bebas mengungkapkan alasan pribadi kepada orang
lain, bisa menerima penolakan orang lain, mampu menyatakan perasaan pada
orang lain, mampu menyatakan cinta orang terdekat, mampu menerima
masukan/kritik dari orang lain. Jadi bila orang asertif marah, dia akan
menyatakan rasa marah dengan cara dan situasi yang tepat, menyatakan
ketidakpuasannya dengan memberi alasan yang tepat.
2.
Frustasi, merupakan respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan yang
tidak realistis atau hambatan dalam pencapaian tujuan.
3.
Perilaku Pasif, orang yang pasif merasa haknya di bawah hak orang lain. Bila
marah, orang ini akan menyembunyikan marahnya sehingga menimbulkan
ketegangan bagi dirinya. Bila ada orang mulai memperhatikan non verbal
marahnya, orang ini akan menolak dikonfrontasi sehingga semakin menimbulkan
ketegangan bagi dirinya. Sering berperilaku seperti memperhatikan, tertarik, dan
simpati walau dalam dirinya sangat berbeda. Kadang-kadang bersuara pelan,
lemah, seperti anak kecil, menghindar kontak mata, jarak bicara jauh dan
mengingkari kenyataan. Ucapan sering menyindir atau bercanda yang keterlaluan.
4.
5.
Amuk (perilaku kekerasan), yaitu perasaan marah dan bermusuhan yang kuat
disertai kehilangan kontrol diri, sehingga individu dapat merusak diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
Menurut Fitria (2006), adapun perbedaan perilaku pasif, asertif dan agresif, seperti
pada tabel 1, berikut:
Tabel 1 Perbandingan Antara Perilaku Pasif, Asertif, Dan Agresif
Isi
Pasif
Negatif dan
Asertif
Positif dan
Agresif
Menyombongkan
pembicaraan
merendahkan
menawarkan
diri, merendahkan
diri,contohnya
diri,contohnya
orang lain,contohnya
perkataan:Dapatka
perkataan: Saya
perkataan:Kamu
h saya
dapat.
selalu
Dapatkah kamu
Saya akan
Kamu tidak
Tekanan
Cepat, lambat,
Sedang
pernah.
Keras dan ngotot
suara
Posisi badan
mengeluh
Menundukkan
Kaku, condong ke
Jarak
kepala
Menjaga jarak
Mempertahankan
depan
Siap dengan jarak
dengan sikap
jarak yang
Penampilan
mengabaikan
Loyo, tidak dapat
nyaman
Sikap tenang
Mengancam, posisi
Kontak mata
tenang
Sedikit/sama sekali
Mempertahankan
menyerang
Mata melotot dan
tidak
kontak mata
dipertahankan
sesuai dengan
hubungan
4. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor
pridisposisi,artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika
faktor berikut dialami oleh individu :
1. Psikologis,
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian
dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak
menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiayaatau saksi
penganiayaan.
2. Perilaku
Reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasan dirumah atau di luar rumah, semua aspek ini
menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
3. Sosial budaya
Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan
kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan
menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima (permisive).
4. Bioneurolgis
Koping
keluarga tidak efektif
inafektif
D. Data yang perlu dikaji
Perilaku kekerasan
Data Subyektif :
Perilaku
kekerasan
Berduka
Difungsional
Harga diri
Isolasi
rendah kronis
sosial
Klien mengancam
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal atau marah.
Data Obyektif :
-
Tangan mengepal
Rahang mengatup
Klien
Keluarga
Perilaku kekerasan SP I
SP I
a) Mengidentifikasi penyebab PK
c) Mengidentifikasi akibat PK
klien dengan PK
SP II
a) Melatih keluarga
mempraktekkan cara merawat
kepada klien PK
harian
SP III
SP III
a) Membantu
keluarga membuat
setelah pulang