Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK 2
I G A RISMA C. ANGGREANI
I G A SINTHA OETAMI
I G A SRI PUTRI
I KADEK ARIYASA PUTRA
I MD DODIEK V. WIJAYA
I MADE JULIARTANA
I PUTU HARIWAN SAHISNU
I PUTU MERTA ADIWARDANA
mobilisasi
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang
Jenis Mobilisasi
1.Mobilisasi Penuh
2.Mobilisasi Sebagian
Mobilisasi sebagian ini dibagi menjadi dua jenis
yaitu
a. Mobilitas Sebagian Temporer
contohnya: dislokasi sendi dan tulang.
b. Mobilitas Sebagian Permanen
contoh: hemiplegia akibat stroke, paraplegi
karena cedera tulang belakang.
Imobilisasi
Keadaan dimana individu tidak dapat
Jenis Imobilitas
1.Imobilitas.
2.Imobilitas Intelektual
3.Imobilitas Emosional
4.Imobilitas Sosial
2. PENGANTAR MEKANIKA
TUBUH
Mekanika tubuh adalah usaha kordinasi
2) Keseimbangan
b. Komponen mekanika
tubuh.
1. Tulang
2. Otot
3. Tendon
4. Ligamen
5. Kartilago
6. Sendi
Macam
d. Faktor-faktor yang
mempengaruhi Mekanika tubuh
1) Status kesehatan
2) Nutrisi
3) Emosi
4) Situasi dan Kebiasaan
5) Gaya Hidup
6) Pengetahuan
e. Dampak Mekanika
Tubuh yang Salah
1) Terjadi ketergantungan sehingga
memudahkan timbulnya kelelehan dan
gangguan dalam muskuskeletal.
2) Resiko terjadi kecelakaan dalam
muskuskeletal, misalnya seseorang yang
salah berjongkok atau berdiri.
3. PENGATUR GERAK
Sistem Skeletal
Karakteristik Tulang
Sendi
Klasifikasi
MengkajiFungsional Klien
(Kozier, 2010)
Kategori tingkat kemampuan aktivitas
TINGKAT
AKTIVITAS/
MOBILITAS
KATEGORI
PERSENTASE
KEKUATAN
NORMAL (%)
0
KARAKTERISTIK
10
25
50
75
100
Paralisis sempurna
KATZ INDEX
AKTIVITAS
KEMANDIRIAN
(1 poin)
TIDAK ADA pemantauan,
perintah ataupun didampingi
KETERGANTUNGAN
(0 poin)
Dengan pemantauan, perintah,
pendampingan personal atau
perawatan total
MANDI
(1 poin)
Sanggup mandi sendiri tanpa
bantuan, atau hanya memerlukan
bantuan pada bagian tubuh tertentu
(punggung, genital, atau
ekstermitas lumpuh)
(0 poin)
Mandi dengan bantuan lebih dari satu
bagian tuguh, masuk dan keluar kamar
mandi. Dimandikan dengan bantuan
total
BERPAKAIAN
(1 poin)
Berpakaian lengkap mandiri. Bisa
jadi membutuhkan bantuan unutk
memakai sepatu
(0 poin)
Membutuhkan bantuan dalam
berpakaian, atau dipakaikan baju
secara keseluruhan
TOILETING
(1 poin)
Mampu ke kamar kecil (toilet),
mengganti pakaian, membersihkan
genital tanpa bantuan
(0 poin)
Butuh bantuan menuju dan keluar
toilet, membersihkan sendiri atau
menggunakan telepon
. KATZ INDEX
PINDAH POSISI
KONTINENSIA
MAKAN
(1 poin)
Masuk dan bangun dari tempat
tidur / kursi tanpa bantuan. Alat
bantu berpindah posisi bisa
diterima
(1 poin)
Mampu mengontrol secara baik
perkemihan dan buang air besar
(1 poin)
Mampu memasukkan makanan
ke
mulut
tanpa
bantuan.
Persiapan makan bisa jadi
dilakukan oleh orang lain.
Total Poin :
6 = Tinggi (Mandiri);
4 = Sedang;
<2 = Ganggaun fungsi berat;
0 = Rendah (Sangat tergantung)
(0 poin)
Butuh bantuan dalam
berpindah dari tempat tidur
ke kursi, atau dibantu total
(0 poin)
Sebagian
atau
total
inkontinensia bowel dan
bladder
(0 poin)
Membutuhkan
bantuan
sebagian atau total dalam
makan, atau memerlukan
makanan parenteral
FUNGSI
Mengendalikan
rangsang pembuangan
tinja
SKOR
0
1
2
KETERANGAN
Tak terkendali/ tak teratur (perlu
pencahar).
Kadang-kadang tak terkendali (1x
seminggu).
Terkendali teratur.
Mengendalikan
rangsang berkemih
0
1
2
Membersihkan
diri
(seka
muka,
sisir
rambut, sikat gigi)
0
1
Penggunaan jamban,
masuk
dan
keluar
(melepaskan, memakai
celana, membersihkan,
menyiram)
0
1
2
Makan
Tidak mampu
Berubah
sikap
dari berbaring ke
duduk
0
1
2
3
Berpindah/
berjalan
Memakai baju
0
1
2
3
0
1
2
Naik
tangga
10
Mandi
turun
Skor BAI :
20: Mandiri
12-19: Ketergantungan
ringan
9-11: Ketergantungan
0
1
2
0
1
Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bias
duduk
Bantuan minimal 1 orang.
Mandiri
Tidak mampu
Bisa (pindah) dengan kursi roda.
Berjalan dengan bantuan 1 orang.
Mandiri
Tergantung orang lain
Sebagian dibantu (mis: memakai
baju)
Mandiri.
Tidak mampu
Butuh pertolongan
Mandiri
Tergantung orang lain
Mandiri
5-8: Ketergantungan
berat
0-4: Ketergantungan
musculoskeletal.
5. GANGGUAN MOBILISASI
a. Kelainan Postur Tubuh
b. Kerusakan Sistem Syaraf Pusat.
c. Perubahan Metabolik
d. Perubahan Sistem Respiratori
e. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
a. Kelainan Postur
Tubuh Deskripsi
Ketidak
Penyebab
Penatalaksanaan
normalan
Tortikolis
Mencondongkan kepala
atau didapat
otot sterno
kleidomastoideus
berkontraksi
Lordosis
Kondisi temporer
berlebihan
(mis. Kehamilan)
(berdasarkan penyebab)
Peningkatan
Kondisi kongenital.
kelengkungan pada
Penyakit tulang/
Ricket Tuberkulosis
spinal
Kifolordosis
Kondisi kongenital
lordosis
Skoliosis
Kondisi kongenital
Poliomielitis
tidak sama
Paralisis spatik
keparahan)
Kondisi kongenital
spinal anteroposterior
Poliomielitis
dan lateral
Kor Pulmonal
keparahan)
Kondisi
pinggul
kongenital
kongenital
kelahiran
tengah asetabulum
kedangkalan asetabulum)
pembedahan
Knock-knee
Kondisi
(genu-
kongenital
valgum)
berjalan
Penyakit tulang/
pertumbuhan
Ricket
Bowlegs
Kondisi
(Genu
kongenital
varum)
Penyakit tulang/
pertumbuhan
Ricket
plantar-fleksi kaki
(equinovarus)
operasi (tergantrung
tingkat deformitas)
dorsifleksi (calcaneovalgus)
Footdrop
Plantarfleksi,
ketidakmampuan menekuk
Trauma
patoreal
Pigeon-toes Rotasi dalam kaki depan,
biasa pada bayi
dikoreksi)
fisik
menggunakan sepatu
terbalik
a. ROM Aktif
ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien)
dengan menggunakan energi sendiri. (klien aktif). Kekuatan otot
75 %.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi
dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang
digerakkan pada ROM aktif adalah sendi di seluruh tubuh dari
kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.
b. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari
orang lain (perawat) atau alat mekanik. (klienpasif). Kekuatanotot
50 %.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar,
pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan
beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri,
pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas
total (suratun, dkk, 2008).
2) Sasaran :
Apabila tidak terdapat inflamasi dan
2) Sasaran :
Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
Membantu kelancaran sirkulasi
Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta
difusi persendian
Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien
PENGERTIAN OREF
OREF adalah reduksi terbuka dengan fiksasi
internal di mana prinsipnya tulang
ditransfiksasikan di atas dan di bawah
fraktur , sekrup atau kawat ditransfiksi di
bagian proksimal dan distal kemudian
dihubungkan satu sama lain dengan suatu
batang lain.
Fiksasi eksternal digunakan untuk
mengobati fraktur terbuka dengan
kerusakan jaringan lunak
Indikasi OREF :
Fraktur terbuka derajatI II
Fraktur dengan kerusakan jaringan
neurovaskuler
Fraktur Kominutif
Fraktur Pelvis
4. Penjahitan luka
Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta
berumur kurang dari 8 jam boleh dijahit primer,
sedangkan luka yang terkontaminasi berat dan atau
tidak berbatas tegas sebaiknya dibiarkan sembuh.
5. Penutupan Luka
Penutupan luka adalah mengupayakan kondisi
lingkungan yang baik pada luka sehingga proses
penyembuhan berlangsung optimal.
6. Pembalutan
Pertimbangan dalam menutup dan membalut luka sangat
tergantung pada penilaian kondisi luka. Pembalutan
berfungsi sebagai pelindung terhadap penguapan,
infeksi, mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka
dalam proses penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek
penekanan yang mencegah berkumpulnya rembesan
darah yang menyebabkan hematom.
7. Pemberian Antibiotik
Prinsipnya pada luka bersih tidak perlu diberikan
antibiotik dan pada luka terkontaminasi atau
kotor maka perlu diberikan antibiotik.
8. Pengangkatan Jahitan
Jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak
diperlukan lagi. Waktu pengangkatan jahitan
tergantung dari berbagai faktor seperti, lokasi,
jenis pengangkatan luka, usia, kesehatan, sikap
penderita dan adanya infeksi.
SEKIAN
TERIMAKASIH