Anda di halaman 1dari 9

BAB 3

LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS
Nama

: Ny AY

Jenis Kelamin

: perempuan

Umur

: 24 thn

Agama

: Islam

Alamat

: jalan sunggal medan

Pendidikan

: S1

Status Perkawinan

: Menikah

No RM

: 213323

ANAMNESA
Keluhan Utama

: Mulas dan Mual

Telaah : Os datang ke RS Haji Medan dengan keluhan mulas yang dirasakan sejak
5 jam yang lalu, mulas semakin memberat beberapa jam belakangan ini, keluhan
tersebut juga disertai rasa mual tetapi pasien menyangkal adanya muntah, Os juga
mengaku keluarnya cairan dari kemaluan os, berwarna bening tidak memiliki bau
yang menyengat. Os pada saaat ini dinyatakan hamil minggu ke 39 anak pertama.
RPT

: (-)

RPO

: (-)

RPK

: (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan Umum

: Tampak Sakit

Vital Sign
Sensorium

: Compos Mentis

Tekanan Darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 80x/menit

RR

: 22x/menit

Suhu

: 36,80C

Tinggi Badan

: 155 cm

Berat Badan

: 60 kg

Pemeriksaan Umum
Kulit

: Sianosis (-), Ikterik (-), Turgor (-)

Kepala

: Normocepali

Mata

: Anemis -/-, Ikterik -/-, Edema palpebra -/-

Mulut

: Stomatitis (-), Liperemis pharing (-), Pembesaran tonsil (-)

Leher

: Pembesaran KGB (-)

Thorax
Paru
Inspeksi

: Pergerakan nafas simetris, tipe pernafasan torako


abdominal, retraksi costae -/-

Palpasi

: Stem fremitus kiri = kanan

Perkusi

: sonor seluruh lapang paru

Auskultasi

: vesikuler seluruh lapang paru

Jantung
Inspeksi

: Ictus tidak terlihat

Palpasi

: Ictus teraba, tidak kuat angkat

Perkusi

: Batas jantung normal

Auskultasi

: Bunyi jantung dalam batas normal

Abdomen
Inspeksi

: Dalam batas normal

Palpasi

: Soepel

Perkusi

: Timpani

Auskultasi

: Peristaltik (+) Normal

Ekstremitas : edema -/-

Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium
Darah Rutin

Nilai Rujukan

Hb :11,5 g/dl

13 - 18 g/dl

HT : 47 %

40 - 54 %

Eritrosit

: 4,0 x 106/L

Leukosit

: 4600 g/dl

Trombosit

: 205.000/L
3

Metabolik
KGDS

: 113 mg/dl

Asam Urat

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Diagnosis : primigravida

RENCANA TINDAKAN
Tindakan

: sectio caesarea

Anesthesis

: RA-SAB

PS-ASA

:1

Posisi

: Supinasi

Pernapasan

: Spontan dibantu kanul nassal

KEADAAN PRA BEDAH


Pre operatif
B1 (Breath)
Airway

: Clear

RR

: 20x/menit

SP

: Vesikulear ka=ki

ST

: Ronchi (-), Wheezing (-/-), snoring/gargling/crowing (-/-/-)

B2 (Blood)
Akral

: Hangat/Merah/Kering

TD

: 120/80 mmHg

HR

: 80x/menit

B3 (Brain)
Sensorium

: Compos Mentis
4

Pupil

: Isokor, ka=ki 3mm/3mm

RC

: (+)/(+)

B4 (Bladder)
Uop

: (-)

Kateter

: (-)

B5 (Bowl)
Abdomen

: Soepel

Peristaltik

: Normal (+)

Mual/Muntah

: (-)/(-)

B6 (Bone)
Oedem

: (-)

PERSIAPAN OBAT RA-SAB


Premedikasi
Bupivacaine

: 20mg

Fentanyl

: 100 g (1-3 g/kgBB)

Jumlah Cairan
PO

: RL 100 cc

DO

: RL 400 + 500 + 500 = 1400 cc

Produksi Urin : 100 + 100 + 100 = 300 cc


Perdarahan
Kasa Basah

: 15 x 10 = 150 cc

Kasa 1/2 basah

: 10 x 5 = 50 cc

Suction

: 1200 cc : 2 = 600 cc

Jumlah

: 150 cc + 50 cc + 600 cc = 800 cc


5

EBV

: (65) x 60 = 65 x 60kg = 3900

EBL

10 % = 390
20 % = 780
30 % = 1170

Durasi Operatif
Lama Anestesi= 08.30 10.00 WIB
Lama Operasi = 08.25 - 11.30 WIB

Teknik Anestesi : RA-SAB


Posisi duduk (LLD, FLD, SITTING) - Identifikasi L3-L4 Desinfektan betadine
+ alcohol Insersi spinocan 256 + CSF (+), darah (-), injeksi bupivacain
posisi supaine atur blok setinggi T4.
POST OPERASI
Operasi berakhir pukul

: 10.00 WIB

Setelah operasi selesai pasien di observasi di Recovery Room. Tekanan darah,


nadi dan pernapasan dipantau hingga kembali normal.
Pasien boleh pindah ke ruangan bila Alderette score > 9
Pergerakan

:2

Pernapasan

:2

Warna kulit

:2

Tekanan darah

:2

Kesadaran

:2

Dalam hal ini, pasien memiliki score 10 sehingga bisa di pindahkan ke ruang
rawat.
PERAWATAN POST OPERASI
Setelah operasi selesai, pasien dibawa ke ruang pemulihan setelah dipastikan
pasien pulih dari anestesi dan keadaan umum, kesadaran serta vital sign stabil,
6

pasien dipindahkan ke bangsal dengan anjuran untuk bedrest 24 jam, tidur


telentang dengan 1 bantal untuk mencegah spinal headache, karena obat anestesi
masih ada.
TERAPI POST OPERASI
Istirahat sampai pengaruh obat anestesi hilang
IVFD RL 40gtt/menit
Minum sedikit-sedikit bila sadar penuh
Inj. Ketorolac 30mg/8jam IV
Inj. Ranitidine 50mg/12jam IV
Inj. Ondancentron 4mg/8 jam IV bila mual/muntah

BAB 4
KESIMPULAN

Sectio caesar adalah salah satu bentuk pengeluaran fetus melalui sebuah
irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu (laparotomi) dan
uterus (hiskotomi) untuk mengeluarkan 1 bayi atau lebih. (Sebuah
prosedur yang sebelumnya disebut sebagai hysterectomy).
Dari keseluruhan pasien hamil, sebenarnya yang perlu penanganan
spesialistik hanyalah sekitar 10% dan hanya separuh diantaranya yang
mungkin perlu bedah caesar. Jadi, logikanya angka bedah caesar itu
tidaklah lebih daripada 15 20%. Tetapi, data menunjukkan bahwa angka
bedahcaesar di RS swasta di kota-kota Indonesia di atas 30%, bahkan ada
yang mencapai 80%.
Syarat sectio caesar:
Uterus dalam keadaan utuh (karena pada sectio cesarea, uterus akan
diinsisi).
Berat janin di atas 500 gram.
Prinsip sectio caesar:
Keadaan yang tidak memungkinkan janin dilahirkan per vaginam,
dan/atau
Keadaan gawat darurat yang memerlukan pengakhiran kehamilan /
persalinan segera, yang tidak mungkin menunggu kemajuan persalinan per
vaginam secara fisiologis.
Pada persalinan normal bayi akan keluar melalui vagina, baik dengan alat
maupun dengan kekuatan ibu sendiri. Dalam keadaan patologi, persalinan
kemungkinan akan dilakukan dengan operasi sectio caesar. Adapun
penyebab dilakukan operasi sectio caesar adalah :
o Malpresentasi, yaitu bagian bawah fetus yang menjadi bagian
terendah bukanlah belakang kepala, seperti presentasi bokong dan
presentasi bahu.
o Bayi raksasa (giant baby), yaitu bayi dengan berat mendekati atau
di atas 4,5 kg.
o Tali pusat lepas duluan (abruptio placenta), biasanya karena
plasenta tidak terletak di rahim bagian atas.
o Tali plasenta bermasalah atau melilit tubuh bayi sehingga
menghalangi pernafasan dan asupan nutrisinya.
o Placenta previa, yaitu tali pusat menutupi sebagian atau seluruh
jalan lahir.
o Bayi kembar banyak (lebih dari 2, masih kontroversi).
o Bayi memiliki kelainan atau mengalami stress (fetal distress),
misalnya terlihat pada denyut jantung yang lemah.
8

o Kepala bayi jauh lebih besar dari ukuran normal (hidrosefalus).


o Pernah menjalani operasi caesar pada persalinan sebelumnya yang
belum terlalu lama (di bawah dua tahun). Bila jarak antar
persalinan cukup lama, persalinan normal masih bisa disarankan.
o Ukuran pinggul ibu terlalu kecil/disposisi kepala panggul/panggul
picak.
o Kontraksi terlalu lemah atau berhenti.
o Terjadi pendarahan yang terlalu banyak dan membahayakan calon
ibu.
o Leher rahim (serviks) tidak sepenuhnya terbuka.
o Ibu bayi memiliki masalah kesehatan, antara lain hipertensi dan
diabetes, yang membutuhkan penanganan intensif.
o Proses persalinan normal yang lama atau kegagalan proses
persalinan normal (dystosia)
o Adanya kelelahan persalinan.
o Komplikasi pre-eklampsia.
o Sang ibu menderita herpes.
o Resiko luka parah pada rahim.
o Kegagalan persalinan dengan induksi.
o Kegagalan persalinan dengan alat bantu (forceps atau ventouse).
o Sebelumnya pernah mengalami masalah pada penyembuhan
perineum (oleh proses persalinan sebelumnya atau penyakit Crohn)
o Angka d-dimer tinggi bagi ibu hamil yang menderita sindrom
antibodi antifosfolipid
o CPD atau cephalo pelvic disproportion (proporsi panggul dan
kepala bayi yang tidak pas, sehingga persalinan terhambat), dan
o Air ketuban yang tinggal sedikit (+/- 10%).
Kontra Indikasi Absolut
o Pasien menolak.
o Infeksi pada tempat suntikan.
o Hipovolemia berat, syok.
o Koagulapati atau mendapat terapi antikagulan.
o Tekanan intrakranial meninggi.
o Fasilitas resusitasi minimal.
o Kurang pengalaman/ tanpa didampingi konsultan anesthesia.

Anda mungkin juga menyukai