Makalah Fix
Makalah Fix
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat yang begitu penting bagi manusia yang
perananya tidak perlu diragukan lagi, hal ini dapat dibuktikan dengan
menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari-hari, tapi dapat juga
dibuktikan dengan menunjuk banyaknya perhatian para ilmuan dan praktisi
terhadap bahasa sebagai objek ilmu tidak dimonopoli oleh para ahli bahasa.
Para ilmuan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi
karena mereka memerlukan bahasa sekurang- kurangnya sebagai alat bantu
untuk mengomunikasikan berbagai hal dalam bidang ilmu yang mereka
pelajari.
Dalam literatur bahasa para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa
bagi setiap orang ada empat, yaitu pertama sebagaialat berkomunikasi, kedua
sebagai alat mengekspresikan diri, ketiga sebagai alat berintegrasi dan
beradaftasi sosial, keempat sebagai alat kontrol sosial.
Di Indonesia sendiri penggunaan bahasa mengalami beberapa perubahan,
dan dalam penggunaannya sering tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
Pemahaman ejaan sangat perlu, karena ejaan merupakan rambu lalulintas
dalam penggunaan bahasa terutama bahasa tulis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemakaian huruf menurut ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan?
2. Bagaimana penulisan kata menurut ejaan yang di sempurnakan?
3. Bagaimana pemakaian tanda baca menurut ejaan yang disempurnakan?
4. Bagaimana pula penulisan unsur serapan menurut ejaan yang
disempurnakan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemakaian huruf ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan.
2. Untuk mengetahui penulisan kata menurut ejaan yang disempurnakan.
3. Untuk mengetahui pemakaian tanda baca menurut ejaan yang
disempurnakan.
4. Untuk mengetahui penulisan unsur serapan menurut ejaan yang
disempurnakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemakaian Huruf
1. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf
yang berikut. Nama huruf disertakan di sebelahnya.
2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf a, e, i, o, dan u.
3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan
ai, au, dan oi.
meng
Indonesiakan.
Seharusnya:
kesunda-sundaan,
d.
b.
c.
dikelola
penetapan
menengok
mempermainkan
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya
(Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat
5.)
Misalnya:
bertepuk tangan
menganak sungai
garis bawahi
sebar luaskan
7
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. (Lihat
juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5.)
Misalnya:
Mengggarisbawahi
dilipatgandakan
Menyebarluaskan
penghancurleburan
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
adipati
dwiwarna
multilateral
aerodinamika
ekawarna
narapidana
antarkota
ekstrakurikuler
nonkolaborasi
anumerta
elektroteknik
Pancasila
audiogram
infrastruktur
panteisme
awahama
inkonvensional
paripurna
bikarbonat
introspeksi
poligami
biokimia
kolonialisme
pramuniaga
caturtunggal
kosponsor
prasangka
dasawarsa
mahasiswa
purnawirawan
dekameter
mancanegara
reinkarnasi
demoralisasi
monoteisme
saptakrida
Catatan:
1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah
huruf kapital, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung
(-). Misalnya:
non-indonesia
pan-afrikanisme
2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan
kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya:
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkat dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya:
anak-anak
mondar-mandir
hati-hati
porak-poranda
kupu-kupu
ramah-tamah
kura-kura
sayur-mayur
laba-laba
tukar-menukar
mata-mata
tunggang-
sia-sia
langgang
undang-
terus-menerus
undang
berjalan-jalan
4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, unsurunsurnya ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar
mata pelajaran
orang tua
kambing hitam
model linear
simpang empat
meja tulis
rumah sakit umum
buku sejarah-baru
ibu-bapak kami
orang-tua muda
anak-istri saya
mesin-hitung tangan
akhirulkalam
astagfirullah
adakalanya
alhamdulillah
bagaimana
barangkali
kasatmata
saputangan
beasiswa
kepada
saripati
belasungkaw
keratabasa
sebagaimana
kilometer
sediakala
bilamana
manakala
segitiga
bismillah
manasuka
sekalipun
bumiputra
mangkubumi
silaturahmi
daripada
matahari
sukacita
darmabakti
olahraga
sukarela
darmasiswa
padahal
sukaria
darmawisata
paramasastra
syahbandar
dukacita
peribahasa
titimangsa
halalbihalal
puspawarna
wasalam
hulubalang
radioaktif
kacamata
saptamarga
10
b.
a.
b.
Akronim
Menurut Pedoman EYD, akronim ialah singkatan yang berupa gabungan
huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Pertama, akronim nama diri berupa gabunga suku kata. Kedua, akronim
yang bukan nama diri berupa gabungan huruf.
a.
b.
Menurut Pedoman EYD, akronim yang bukan nama diri yang berupa
gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Sebagai catatan, Pedoman EYD mengingatkan, jika dianggap perlu
membentuk akronim, maka harus diperhatikan dua syarat
Pertama, jumlah suku akronim jangan melebihi jumlah suku kata
yang lazim pada kata Indonesia.
Kedua, akronim dibentuk yang sesuai dengan mengindahkan
keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola
kata Indonesia yang lazim
8. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya;
-ku, -mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
9. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
C. Angka dan Bilangan
1. Penulisan Angka
Pedoman EYD menetapkan empat jenis penulisan angka,
Pertama, angka dipakai untuk menyatakan lambing bilangan atau nomor.
Dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Kedua, angka digunakan untuk menyatakan :
(1) ukuran panjang, berat, luas, dan isi,
(2) satuan waktu,
b.
c.
Tanda Titik (. )
a.
b.
c.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan
Misalnya: Bc. Hk. (Bakalaureat Hukum), Dr. (Doktor)
2.
Tanda Koma ( , )
a.
b.
4.
b.
: Ahmad Wijaya
Sekretaris
: S. Handayani
Bendahara
: B. Hartawan
: Senin
Jam
: 9.30 pagi
5.
Tanda Hubung ( - )
a.
Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan
terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
b.
c.
6.
Tanda Pisah ( - )
a.
b.
c.
Misalnya: Rangkaian
penemuan ini-evolusi, teori kenisbisan, dan kini juga
Tanda elipsis
menggambarkan kalimat yang terputus-putus.
Misalnya: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
b.
8. Tanda Tanya ( ? )
a.
b.
b.
c.
Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri
keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup
saja.
Misalnya: Faktor-faktor produksi menyangkut masalah berikut:
(a) alam,
(b) tenaga kerja, dan
(c) modal.
Faktor-faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga
kerja, dan (c) modal.
b.
12.
b.
Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila
dipakai dalam kalimat.
Misalnya: Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa,
dari Suatu Tempat.
13.
a.
b.
14.
15.
b.
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per,
atau nomor alamat.
Misalnya: mahasiswa/mahasiswi
harganya Rp 15,00/lembar
Jalan Daksinapati IV/3
16.
System
Sistim
Sistem
Effective
Efektip
Efektif
Method
Metoda
Metode
Charisma
Harisma
Karisma
Frequency
Frekwensi
Frekuensi
Februari
Pebruari
Februari
November
Nopember
November
Apotheek
Apotik
Apotek
Taxi
Taxi
Taksi
Catatan:
1.
2.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
1. Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi
ujaran, dan bagaimana menghubungkan serta memisahkan lambanglambang. Secara teknis, ejaan adalah aturan penulisan huruf, penulisan
kata, penulisan unsur serapan, dan penulisan tanda baca.
2. Ejaan yang berlaku sekarang ini adalah ejaan yang telah ditetapkan dan
diberlakukan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang diatur dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
3. Ada banyak sekali tata cara penulisan huruf kapital, yang kesemuanya
telah diatur dalam pedoman umum Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
4. Akan halnya dengan penulisan huruf besar, penulisan tanda bacapun
telah diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.