(Intangible Assets)
Nn
Karakteristiknya:
Tingkat ketidak
pastian nilai dan masa
manfaat dikemudian
hari
2.
Kredit (Rp)
15.000.000
15.000.000
Waralaba (Franchise)
Contoh Waralaba :
PT. Cita Rasa tgl 7 Jan 2012 membayar uang sebesar Rp.3M (belum
termasuk PPN dan PPh Ps 26) untuk memperoleh waralaba atas bisnis
restoran Sizzler (WP luar negeri) yang berkantor pusat di California
USA, selama 4 tahun.Metode yang digunakan metode garis lurus
Amortisasi per tahun = 3.000.000.000 : 4 = Rp. 750.000.000
PPh Psl 26 = 3.000.000.000 X 20% = Rp. 600.000.000
Jurnalnya :
Tgl
7 Jan 2012
Akun
Waralaba
PPN Masukan
Utang PPh Psl.26
Kas
Debit (Rp)
3.000.000.000
300.000.000
10 Feb 2012
600.000.000
31 Des 2012
Beban amortisasi
Waralaba
750.000.000
Kredit (Rp)
600.000.000
2.700.000.000
600.000.000
750.000.000
Akun
Waralaba
PPN Masukan
Utang PPh Psl.26
Kas
Debit (Rp)
1.000.000.000
100.000.000
10 Feb 2012
150.000.000
31 Des 2012
Beban amortisasi
Waralaba
250.000.000
Kredit (Rp)
150.000.000
950.000.000
150.000.000
250.000.000
Leasehold
Keduanya diamortisasikan
pada setiap masa
selama jangka waktu
sewa.
Goodwill
Contoh :
PT Yudha memperoleh laba bersih dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014 :
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Jumlah Bersih
Laba Rp. 115.000.000,Laba Rp. 103.000.000,Laba Rp. 103.000.000,Laba Rp. 140.000.000,Laba Rp. 126.000.000,Rp. 587.000.000,-
Rata:
Jumlah yang dibayar (Rp.120.000.000 X 100/10)
= Rp. 1.200.000.000
Nilai bersih aset (Rp.1.050.000.000- Rp.110.000.000) = Rp.
940.000.000 (-)
GOODWILL
Rp.
260.000.000
============
2.
940.000.000 (-)
260.000.000
26.000.000
104.000.000
DEPLESI
Pembebanan biaya per periode atas hak pengelolaan sumber alam
berupa penggalian atau pemanfaatannya disebut Deplesi.
Deplesi pada prinsipnya dapat disamakan dengan penyusutan .
Contoh penghitungan deplesi;
PT. Makmur membayar tunai sebesar Rp. 1 M untuk mendapatkan
hak pengelolaan sumber alam (Hak Penguasaan Hutan HPH).
Total cadangan kayu yang berada pada lahan HPH tersebut 500
juta meter kubik.
Selama tahun 2012 dapat dihasilkan 60 juta meter kubik.
Tarif deplesi dihitung = 60 juta X 100% = 12%
500 juta
Biaya deplesi tahun 2012 = 12% X Rp. 1 M = Rp.120 juta
Dalam akuntansi komersial alokasi biaya
peralihan sumber alam disebut deplesi,
tetapi di perundang-undangan pajak tidak
mengenal deplesi, jadi dimasukan sebagai
amortisasi. Dengan demikian amortisasi
setara dengan deplesi
Jurnal :
Tgl
Akun
Biaya Deplesi
Akumul
asi
Deplesi
Debit (Rp)
120.000.000
Kredit (Rp)
120.000.000
AMORTISASI
Sesuai PSAK 19 (Revisi 2010) Amortisasi yaitu
:alokasi sistematis jumlah tersusutkan aset tak
berwujud selama umur manfaatnya.
Pada saat tertentu nilai aset tak berwujud akan
habis.
Oleh karena itu harga perolehan aset takberwujud
harus diamortisasikan secara sistematis selama
taksiran masa manfaat dan tidak boleh dibebankan
seluruhnya pada periode perolehan
Contoh :
PT Aman mengeluarkan seluruh biaya Rp300.000.000,00
untuk memperoleh hak paten yang dibayarnya tunai
untuk masa manfaat 5 (lima) tahun. Dengan
menggunakan metode garis lurus.
Besarnya amortisasi setiap tahun = 1/5 x Rp 300 juta
= Rp 60 juta.
Berdasarkan data di atas, ayatjurnal yang disusun adalah
sebagai berikut.
1.Pada saat pembayaran.
Tgl
Akun
Hak Paten
Kas dan
Bank
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
300.000.000
300.000.000
Akun
Beban Amortisasi
Hak Paten
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
60.000.000
60.000.000
Masa
Manfaat
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun
Tarif Penyusutan
Garis Lurus
Saldo
menurun
25%
50%
12,5%
25%
6,25%
12,5%
5%
10%
Contoh:
Untuk memperoleh hak paten perusahaan telah mengeluarkan, uang
tunai sebesar Rp150.000.000,00. Masa manfaat hak paten tersebut 4
(empat) tahun.
Penghitungan amortisasi setiap tahun dengan menggunakan
metode garis lurus
Ketentuan Khusus
Aset TakBerwujud
1. Biaya pendirian dan perluasan modal
Metode Amortisasi
Dibebankan pada tahun
terjadinya pengeluaran
Atau diamortisasi
sesuai ps 11 A ayat
(2)
2. Hak dibidang penambangan minyak dan gas bumi, Metode satuan produksi
yg mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun
3. Hak penambangan selain yang dimaksud
Metode satuan produksi
paling tinggi 20% setahun
penambangan migas, hak pengusahaan hutan, dan
hak pengusahaan sumber alam serta hasil alam
lainnya, yg mempunyai masa manfaat lebih dari 1
tahun
4. Biaya Pra operasi yang mempunyai masa manfaat amortisasi sesuai ps 11 A
ayat (2)
lebih dari 1 tahun
5. Goodwill yang mempunyai masa manfaat lebih
amortisasi sesuai ps 11 A
dari 1 tahun
ayat (2)
Tgl
Akun
Aset Lainnya
Kas
Beban Amortisasi
Aset
Lainnya
Debit (Rp)
50.000.000
Kredit (Rp)
50.000.000
12.500.000
12.500.000
Contoh 3.
Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak
penambangan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1
(satu) tahun selain minyak dan gas bumi, hak penguasaan
hutan dan hak penguasaan sumber alam, serta hasil alam
lainnya, seperti hak pengusahaan hasil laut, satuanproduksi
dengan jumlah paling tinggi 20% (dua puluh persen) setahun.
Contoh:
Pengeluaranuntuk memperoleh hak penguasaan hutan sebesar
Rp800.000.000,00. Potensi hutan tersebut 10.000.000 ton
kayu.
Produksi sebenarnya Tahun I = 1.000.000 ton
Tarif amortisasi = (1.000.000/10.000.000) x 100%= 10%
Amortisasi = 10% x Rp800.000.000,00 = Rp80.000.000,00
Apabila produksi sebenarnya Tahun II sebesar3.000.000 ton
atau 30% potensi tersedia maka :
Amortisasi tahun tersebut 20% x Rp800.000.000,00 =
Rp160.000.000,00
Contoh 4.
Amortisasi atas pengeluaran yang dilakukan operasi komersial mempunyai
masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun. Terhadap pengeluaran tersebut
harus dikapitalisasi terlebih dahulu. Pengertian biaya-biaya adalah yang
dikeluarkan sebelum operasi komersial, sebagai contoh biaya studi
kelayakan dan biaya produksi percobaan tetapi tidak termasuk biaya
operasional rutin (gaji pegawai, rekening listrik, dan sebagainya).
Biaya rutin ini akan dibebankan sekaligus pada tahun pengeluaran.
Contoh
PT. UMB berdiri pada tahun 2015 dan telah mengeluarkan biaya
pra-operasi sebesar Rp.40 juta
Oleh perusahaan biaya pra operasi ini dikapitalisasi dan dicatat
sebagai aset lainnya dengan estimasi masa manfaat 10 tahun,
dengan metode garis lurus, maka :
amortisasi pertahun = 40.000.000 : 10 = Rp. 4.000.000,Tgl :
Akun
Debit (Rp)
Kredit (Rp)
Jurnal
Aset Lainnya
Kas
Beban Amortisasi
Aset
Lainnya
40.000.000
40.000.000
4.000.000
4.000.000
Perbedaan pencatatan
amortisasi menurut
komersial dan fiskal
sebesar Rp.1 juta akan
dilakukan koreksi negatif
pada laporan
rekonsiliasi fiskal akhir
tahun.
Contoh
PT.Daya
mengeluarkan
biaya
untuk
memperoleh
hak
penambangan minyak dan gas bumi di suatu lokasi sebesar
Rp.600.000.000. Taksiran jumlah kandungan minyak di daerah
tersebut adalah sebanyak 200.000.000 (dua ratus juta) barel.
Setelah produksi minyak dan gas bumi mencapai 100.000.000
(seratus juta) barel, PT. Daya menjual hak penambangan
tersebut kepada pihak lain dengan harga Rp. 400.000.000.
Penghitungan dan kerugian dari penjualan hak tersebut adalah sbb:
Harga Perolehan
Amortisasi yang telah dilakukan
100.000.000 X 100% X
Rp.600.000.000 =
200.000.000
Nilai Sisa Buku
Harga Jual
Rp. 600.000.0
00
Rp.
300.000.0
00
Rp. 300.000.0
00
Rp. 400.000.0
00
Dengan demikian
jumlah nilai sisa buku sebesar Rp.300.000.000 dibebankan
sebagai kerugian
dan jumlah sebesar Rp.400.000.000 dibukukan sebagai
penghasilan pada tahun terjadinya pengalihan tersebut.
Contoh-contoh pengembangan :
1. desain, konstruksi, serta pengujian
purwarupa dan model sebelum produksi
atau sebelum digunakan
2. Desain, konstruksi dan pengujian
alternatif bahan baku, peralatan, produk,
proses, sistem atau jasa yang baru atau
diperbaiki,
3. Desain peralatan, konstruksi, jig, cetakan
dan pewarnaan yang melibatkan
teknologi baru
4. Desain, konstruksi dan operasi pabrik
percontohan yang skalanya tidak
ekonomis untuk produksi komersial.
1. Model Biaya
2. Model Revaluasi
Setelah pengakuan awal, suatu aset tak berwujud harus
dicatat pada jumlah revaluasinya, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi dikurangi akumulasi amortisasi selanjutnya
dan akumulasi rugi penurunan nilai aset selanjutnya.
Untuk tujuan revaluasi sesuai PSAK No.19,bahwa nilai wajar
harus ditentukan dengan menggunakan referensi dari pasar
aktif.
Pasar aktif, yaitu :
Saat Amortisasi
Banyak fakor yang dipertimbangkan dalam menetapkan umur manfaat
aset takberwujud sebagaimana diatur paragraph 90 yang menyatakan
termasuk:
1. harapan secara efisien oleh tim manajemen lain;
2. tipe siklus hidup produk untuk aset dan informasi umum mengenai
estimasi umur manfaat dari aset serupa yang digunakan untuk
keperluan yang serupa.
3. jenis teknis, teknologi, komersial, atau jenis lain dari keusangan.
4. stabilitas industri di mana aset beroperasi dan perubahan permintaan
pasar atau produk atau jasa yang dihasilkan aset tersebut;
5. perkiraan atas tindakan kompetitor atau kompetitor potensial;
6. tingkat pengeluaran perawatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
manfaat ekonomi masa depan aset serta kemampuan dan maksud
entitas untuk mencapai tingkat tersebut;
7. periode pengendalian aset dan batasan hukum atau batasan serupa
dalam pemanfaatan aset, seperti masa berlaku sewa yang terkait; dan
8. apakah umur manfaat aset bergantung pada umur manfaat aset lain
entitas.
Saat Amortisasi
Umur
Manfaat
Aset Tak
berwujud
KOMERSIAL
PAJAK
Metode amortisasi
menggambarkan pola
konsumsi entitas atas
manfaat ekonomi masa
depan yang diharapkan
Amortisasi dimulai saat
produk atau proses
tersedia
Saat
amortisasi
untuk dijual atau
digunakan
pengaturannya
sesuai
ketentuan Pasal 11 A ayat
(1a) bahwa:
Amortisasi dimulai pada
bulan dilakukannya
pengeluaran, kecuali untuk
bidang usaha tertentu yang
diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri
SELESAI
DAN TERIMA
KASIH