Anda di halaman 1dari 5

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi antiinflamasi jus buah


sirsak (Annona muricata L.) dengan menentukan besarnya nilai IC50. Dari hasil
penelitian didapatkan data yang disajikan pada gambar 5.1
90
80
70
60

f(x) = 2.64x + 18.66


R = 0.75
f(x) = 2x + 16.2
R = 0.7

50

Na diklofenak

Potensi Antiinflmasi 40

Linear (Na diklofenak)

30

Sirsak

20

Linear (Sirsak)

10
0
0 20 40
Konsentrasi

Gambar 5.1. Potensi antiinflamasi jus buah sirsak (Annona muricata L.)
Gambar 5.1 menunjukkan nilai r natrium diklofenak 0,866 sedangkan
untuk jus buah sirsak adalah 0,833. Nilai r yang positif tersebut menunjukkan
adanya hubungan positif antara konsentrasi dengan potensi antiinflamasi.
Selanjutnya, dari persamaan pada gambar 5.1, diperoleh IC50 dengan konsentrasi
masing-masing 11.872 untuk natrium diklofenak dan 16.910 untuk jus buah
sirsak. Dengan demikian, natrium diklofenak memiliki daya hambat proses
denaturasi protein lebih besar dibandingkan jus buah sirsak (gambar 5.2).

2
18

16.91

16
14
12

11.87

10
IC50

8
6
4
2
0
Natrium Dikloenak

Jus sirsak

Gambar 5.2 Nilai IC50 natrium diklofenak dan jus sirsak


Pada protein terdapat empat tingkat struktur yang berbeda. Struktur primer
adalah urutan linear asam amino dalam rantai polipeptida. Sedangkan struktur
sekunder terdiri dari rantai polipeptida yang memiliki konformasi regular yang
distabilkan oleh ikatan hidrogen. Konformasi tiga-dimensi total dari keseluruhan
suatu rantai polipeptida (yang mencakup heliks-, lembar-, dan daerah berbentuk
globular atau sferis) disebut struktur tersier. Sedangkan konformasi tiga-dimensi
suatu protein multisubunit yang terdiri dari sejumlah rantai polipeptida dan
disatukan oleh interaksi nonkovalen disebut struktur kuartener (29).
Denaturasi protein dapat diartikan suatu proses pemutusan ikatan hidrogen,
interaksi hidrofobik, ikatan garam dan terbukanya lipatan atau wiru molekul
protein. Proses tersebut dapat disebabkan oleh pemanasan, penambahan asam,
penambahan enzim, dan adanya logam berat (30). Pada penambahan asam klorida
(HCl) yang bersifat asam kuat mengakibatkan adanya ion H+ yang berlebih, yang
ditunjukkan dengan adanya kekeruhan dan endapan lebih banyak pada proses
pemanasan. Ion H+ akan menyebabkan sebagian jembatan atau ikatan peptida

terputus (31). Menurut Lehninger, pengaruh pH didasarkan pada adanya


perbedaan muatan antara asam-asam amino penyusun protein, daya tarik menarik
yang paling kuat antar protein yang sama terjadi pada pH isoelektrik. Sementara
itu, pada pH di atas dan di bawah isoelektrik protein akan mengalami perubahan
muatan yang menyebabkan menurunnya daya tarik menarik antar molekul protein,
sehingga molekul lebih mudah terurai (32).
Dari tabel 5.2. diketahui bahwa IC50

potensi antiinflamasi natrium

diklofenak lebih besar daripada jus buah sirsak. Namun, jus buah sirsak juga
memiliki potensi antiinflamasi. Hal ini dikarenakan senyawa bioaktif yang
dikandungnya yaitu :
1. Flavonoid.
Salah satu metabolit sekunder dari famili flavonoid adalah antosianin.
Antosianin memiliki aktivitas metabolik sistemik seperti antineoplastik,
antikarsinogenik,

antiatherogenik,

antiviral,

dan

efek

antiinflammatory,

menurunkan permeabilitas dan fragilitas kapiler dan penghambatan agregasi


platelet serta immunitas, semua aktivitas ini didasarkan pada peranannya sebagai
antioksidan. Kemampuan antioksidatif antosianin timbul dari reaktifitasnya yang
tinggi sebagai pendonor hidrogen atau elektron, dan kemampuan radikal turunan
polifenol untuk menstabilkan dan mendelokalisasi elektron tidak berpasangan,
serta kemampuannya mengkhelat ion logam (terminasi reaksi Fenton) (33).
Menurut Winarti dkk, stabilitas antosianin pada ubi jalar ungu dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu :

pH. Antosianin lebih stabil pada pH asam dibandingkan pada pH basa. Pada
pH 5 keatas mengakibatkan kerusakan pigmen

antosianin yang warnanya

berubah menjadi tidak berwarna (terjadi pemucatan warna). Kemampuan


mendonorkan hydrogen dari antosianin meningkat pada kondisi yang semakin
asam.
-

Kadar gula. kadar gula dapat mempengaruhi stabilitas warna pigmen antosianin
kemungkinan karena dengan adanya kadar gula yang tinggi akan menyebabkan
degradasi warna merah sehingga warna merah terlihat makin pudar.

Kadar garam. Semakin meningkatnya kadar garam maka antosianin semakin


kurang stabil. Kemungkinan karena adanya reaksi antara garam dan gugus
reaktif pada pigmen pemberi warna merah sehingga menyebabkan gugus
reaktif pemberi warna merah menjadi tidak berwarna.

Suhu. Menurunnya stabilitas antosianin karena suhu yang tinggi diduga


disebabkan karena terjadinya dekomposisi antosianin dari bentuk aglikon
menjadi kalkon.

Lama pemanasan. Kemungkinan dengan semakin lamanya waktu pemanasan


maka akan mengakibatkan antosianin mengalami dekomposisi (34).

2. Saponin.
Kandungan saponin dari berbagai tumbuhan sudah banyak dilaporkan
namun belum banyak yang diketahui tentang mekanisme antiinflamasi yang
dilakukan oleh saponin secara pasti. Namun pada penelitian secara in vivo,
mekanisme antiinflamsi yang paling mungkin adalah diduga saponin mampu

berinteraksi dengan banyak membran lipid seperti fosfolipid yang merupakan


prekrusor prostaglandin dan mediator-mediator inflamasi lainnya (35).
3. Alkaloid
4. Tanin

Kadar flavonoid dan senyawa fenolik lain di dalam tanaman berbeda-beda di


antara setiap bagian, jaringan, dan umur tanaman, serta dipengaruhi oleh faktorfaktor lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu temperatur, sinar UV,
sinar tampak, nutrisi, ketersediaan air, dan kadar CO 2 pada atmosfer. Oleh karena
itu, pada penelitian ini perlu dilakukan penentuan kadar flavonoid total pada
ekstrak yang memiliki daya inhibisi terbesar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jus sirsak mampu menghambat
denaturasi protein secara bermakna yang ditandai dengan IC50 sebesar 16% akan
tetapi masih belum mampu melebihi kemampuan natrium diklofenak dalam
menghambat denaturasi protein yaitu dengan IC50 sebesar 11%.

Anda mungkin juga menyukai