Anda di halaman 1dari 91

ANALISIS PEMBIAYAAN DANA BERPUTAR

DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA

TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna
memperoleh gelar Ahli Madya
pada Program Studi Perbankan Syariah

Oleh:
Siti Mufidah
NIM 20109009

JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2012

ii

ANALISIS PEMBIAYAAN DANA BERPUTAR


DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA

TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna
memperoleh gelar Ahli Madya
pada Program Studi Perbankan Syariah

Oleh:
Siti Mufidah
NIM 20109009

JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2012

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka Tugas Akhir saudara:

Nama

: Siti Mufidah

NIM

: 20109009

Jurusan

: Syariah

Program Studi

: Perbankan Syariah

Judul

Analisis Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga

Telah kami setujui untuk dimunaqasahkan.


Salatiga, 28 Juli 2012
Pembimbing

Dr .Faqih Nabhan, SE.MM.


NIP. 19741230 200212 1 002

iv

KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
PROGRAM STUDI D3 PERBANKAN SYARIAH
Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp. 0298 323706 fax. 323433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN TUGAS AKHIR


JUDUL TUGAS AKHIR

: Analisis Pembiayaan Dana Berputar pada Bank


Syariah
Mandiri Salatiga

NAMA

: SITI MUFIDAH

NIM

: 20109009

Telah dipertahankan dalam sidang munaqasah pada tanggal 14 Agustus 2012 dan
dinyatakan lulus sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar Ahli Madya (A.Md.).
Salatiga, 14 Agustus 2012
Ketua

Sekretaris

Dr. Imam Sutomo, M.Ag.


NIP. 19580827 198323 1 002

Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.


NIP. 1967112 199203 1 005

Penguji I

Penguji II

Pembimbing

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya :


Nama

:Siti Mufidah

NIM

: 20109009

Program Studi

: D3 Perbankan Syariah

Jurusan

: Syariah

Menyatakan dengan sesungguhnya dan sejujurnya, bahwa skripsi saya yang berjudul
Analisis Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga adalah
asli hasil penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi hasil karya orang lain.
Salatiga, 25 Juli 2012
Yang menyatakan

Siti Mufidah
NIM. 20109009

vi

MOTTO

Memberikan lebih dari apa yang orang berikan


Itu terasa lebih indah dan nikmat

Bersyukur atas apapun yang terjadi


Menjadikan semuanya terasa lebih mudah untuk dijalani

Melakukan yang terbaik dalam setiap aktivitas


Merupakan kewajiban

Apapun yang terjadi dalam diri


Adalah timbal balik dari perbuatan sendiri

vii

PERSEMBAHAN
Tiada kata yang dapat mengungkapkan betapa bahagianya penulis telah
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Dengan penuh rasa cinta kasih, penulis
persembahkan tugas akhir ini kepada:
1. Ibu dan ayah tercinta (Ibu Prihati dan Bapak Jamjuri) yang selalu memberikan
doa dan motivasi dalam setiap perjalanan hidup penulis. Mereka yang selalu
berjuang demi kesuksesan putra-putrinya. Mereka yang tidak rela putraputrinya dihina orang. Mereka yang selalu sabar menghadapi putra-putrinya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah kehidupan dunia akhirat
kepada mereka. Amin.
2. Seluruh keluarga besar penulis, adik-adik, nenek, tante, dan semua yang tidak
bisa penulis sebutkan satu per satu.
3. Iman Rohiman yang selalu memberikan motivasi dan dorongan untuk tetap
semangat.
4. Teman-teman seperjuangan.
5. Dosen dan karyawan STAIN Salatiga.
6. Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.

viii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayahnya. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung
Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir nanti. Alhamdulillah
dengan ijin Allah SWT penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang
berjudul Pembiayaan Dana berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini
masih belum sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran, masukan, dan pendapat dari pembaca untuk
kesempurnaan tugas akhir ini. Tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun tugas akhir ini. Semoga
mereka selalu dalam naungan-Nya.
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Salatiga.
2. Bapak Abdul Aziz NP, MM, selaku ketua program studi DIII Perbankan Syariah
yang memberikan arahan dan tuntunan.
3. Bapak Faqih Nabhan, selaku Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran
membimbing dan mengarahkan penulis sehingga akhirnya tugas akhir ini selesai.
4. Pimpinan dan segenab karyawan BSM Salatiga yang telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk mengenal dunia perbankan yang sesungguhnya,

ix

serta mengenalkan penulis pada lembaga-lembaga keuangan yang terkait dengan


perbankan dalam kerja sama mereka.
5. Kedua orang tua tercinta, yang telah memberikan dukungan moril dan materiil
serta kasih sayang yang melimpah sehingga penulisan tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
6. Teman-teman DIII Perbankan Syariah yang berjuang bersama dalam penulis
dalam penulisan tugas akhir ini.
Semoga atas segala bantuan dan bimbingan serta semangat yang diberikan
mendapatkan balasan yang melimpah dari Allah SWT. Dan semoga tugas akhir ini
dapat memberikan sumbangan ilmu dalam lingkungan akademisi.

Salatiga, Juli 2012


Penulis

Siti Mufidah

ABSTRAK
Penelitian ini meiliki tujuan untuk mengetahui apakah produk Pembiayaan
Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga sudah sesuai prinsip syariah atau
belum, untuk mengetahui skema dan prosedur Pembiayaan Dana Berputar di Bank
Syariah Mandiri Salatiga, serta analisis aspek-aspek yang perlu dicermati dalam
Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga..
Metode penelitian bersifat deskriptif studi kasus di Bank Syariah Mandiri.
Data yang dibutuhkan berupa data sekunder. Penelitian dilakukan di BSM Kantor
Cabang Salatiga selama 2 bulan, sejak Mei sampai dengan Juli 2012. Penelitian ini
memerlukan data internal perusahaan (BSM) mengenai fasilitas Pembiayaan Dana
Berputar.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Produk Pembiayaan Dana
Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga sudah sesuai dengan Prinsip Syariah.
Dilihat dari prosedur pembiayaannya, Bank Syariah Mandiri Salatiga menerapkan
prosedur pembiayaan bank syariah pada umumnya. Hanya saja SDM pelaksananya
masih terbatas, sehingga dalam melakukan prosedur pembiayaan memakan waktu
yang cukup lama. Dalam pemberian pembiayaan, Bank Syarian Mandiri Salatiga
menerapkan prinsip 5C dan 7A. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko kredit
macet
Kata Kunci: Analisis Pembiayaan, PDB, Perbankan Syariah.

xi

DAFTAR ISI

Judul Tugas Akhir ................................................................................................... i


Persetujuan Pembimbing........................................................................................ii
Pengesahan ............................................................................................................iii
Pernyataan keaslian ............................................................................................... iv
Motto ...................................................................................................................... v
Persembahan ......................................................................................................... vi
Kata Pengantar .....................................................................................................vii
Abstrak .................................................................................................................. ix
Daftar Isi................................................................................................................. x
Daftar Tabel ........................................................................................................ xiv
Daftar Gambar ...................................................................................................... xv
Daftar lampiran ................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan dan Kegunaan .......................................................................... 6
D. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 8
E. Metode Penelitian............................................................................... 12
F. Penegasan Istilah ................................................................................ 14
G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 15

xii

BAB II TELAAH PUSTAKA


A. Penerapan Prinsip Syariah dalam Operasional ......................................
Perbankan Syariah .............................................................................. 17
B. Prosedur Pembiayaan ......................................................................... 21
C. Analisis Pembiayaan .......................................................................... 23
1. Pendekatan Analisis Pembiayaan ............................................... 24
2. Prinsip Analisis Pembiayaan ...................................................... 24
3. Tujuan Analisis Pembiayaan ...................................................... 24
4. Prosedur Analisis Pembiayaan ................................................... 25
5. Keputusan Permohonan Pembiayaan ......................................... 25
6. Aspek-aspek yang dianalisis ....................................................... 26
7. Alat analisis ................................................................................ 26
8. Rumusan Hasil Analisis.............................................................. 26
9. Rekomendasi analisis ................................................................. 28
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum ....................................................................................29
1. Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri .........................29
2. Profil PT Bank Syariah Mandiri.......................................................31
3. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri (BSM) ...................................33
4. Budaya Perusahaan ..........................................................................33
5. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri (BSM) .........................
Cabang Salatiga ................................................................................34
xiii

6. Prinsip Operasi Bank Syariah Mandir (BSM)..................................36


7. Produk-produk Bank Syariah Mandiri (BSM) .................................
Cabang Salatiga ................................................................................37
B. Data Deskriptif ........................................................................................42
1. Pengertaian Pembiayaan Dana Berputar ...........................................42
2. Akad ..................................................................................................42
3. Manfaat .............................................................................................42
4. Ketentuan Umum ..............................................................................42
5. Persyaratan Dokumen .......................................................................44
6. Dasar Hukum Pembiayaan Dana Berputar .......................................45
BAB IV ANALISIS
A. Kesesuaian dengan Prinsip Syariah pada Pembiayaan ...........................
Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga ...................................47
B. Prosedur Pembiayaan Dana Berputar .....................................................
di BankSyariah Mandiri Salatiga ............................................................50
C. Penilaian Aspek-aspek dalam Pemberian Pembiayaan ..........................
Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga ...................................57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................69
B. Saran ........................................................................................................69
Daftar Pustaka ...............................................................................................71

xiv

Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
Surat Keterangan Magang
Surat Tugas Dosen Pembimbing TA
Lembar Konsultasi Tugas Akhir
SKK

xv

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 ..............................................................................................................28
Tabel 3.1 ..............................................................................................................44
Tabel 3.2 ..............................................................................................................44

xvi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri CabangSalatiga .........35

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup


Surat Keterangan Magang
Surat Tugas Dosen Pembimbing TA
Lembar Konsultasi Tugas Akhir
SKK

xviii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Di era perkembagan bebas saatini, pengusaha Indonesia bukan lagi harus


bersaing dengan para pengusahaDalam Negeri namun untuk persaingan yang
dihadapi lebih majemuk lagi. Kondisi tersebut ikut memicu untuk persaingan di
sector industri . Suatu perusahaan umumnya didirikan bertujuan untuk
memperoleh kemampulabaan yang maksimal agar kelangsungan hidup
perusahaan dapat dipertankan dan berkembang dengan baik dalam pencapaian
tujuan perusahaan tersebut manajemen atau pimpinan perusahaan selalu
dihadapkan pada berbagai masalah. Baik yang bersifat tekhnis, administrative
maupun financial. Oleh karena itu pimpinan atau pihak manajemen perusahaan
harus mengambil keputusan yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan dan
pengambilan keputusan tersebut memerlukan gambaran yang jelas mengenai
permasalahan yang dihadapi.

Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh manajemen adalah masalah
pembelanjaan. Fungsi pembelanjaan sangat penting, karena menyangkut seluruh
kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan usaha untuk memperoleh dana
dan menggunakan dana tersebut secara efektif dan efisien. Untuk setiap

xix

efektifitas yang dilakukan tersebu ttentunya memerlukan pembiayaan yang


dikeluarkan dari sumber permodalan, baik berupa modal kerja maupun modal
investasi. Modal kerja yang tidak mencukupi akan membuat perusahaan tidak
dapat menjalankan aktivitas perusahaan secara optimal dan jika modal kerja yang
tersedia berlebihan, hal ini mengakibatkan penggunaan modal kerja tidak
produktif. Hal ini berarti bahwa setiap perusahaan harus mampu memanfaatkan
modal kerja secara optimal sesuai kebutuhan dalam menjalankan aktifitas
perusahaan (http://makalahdanskripsi.blogspot.com).

Modal kerja sangat penting bagi perusahaan dalam menentukan tingkat


likuiditas perusahaan. Modal kerja dapat terlihat dari bagaimana perusahaan
tersebut menjaga keseimbangan jumlah aktiva lancar dan jumlah hutang lancar
agar dapat dipergunakan untuk menunjang operasi perusahaan. Sepanjang
keseimbangan tersebu ttercapai, maka modal kerja perusahaan tersebut dapat
dikatakan baik dalam menentukan tingkat likuiditas perusahaan. Hal ini berlaku
lebih penting bagi perusahaan yang sedang melakukan ekspansi dalam bisnisnya
karena manajemen modal kerja yang baik akan menghasilkan laba yang tinggi.
Dalam dunia usaha, peningkatan kegiatan usaha selalu menghadapi masalahmasalah pelik. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh pimpinan atau
pemilik perusahaan ialah menyediakan modal kerja yang diperlukan untuk
kegiatan-kegiatan perusahaan.

xx

Modal kerja yang cukup memang sangat penting bagi kehidupan


perusahaan, tetapi berapakah modal kerja yang dianggap cukup tersebut
tergantung dari seberapa besar aktivitas perusahaan. Tersedianya modal kerja
yang segera dapat digunakan dalam operasi perusahaan tergantung pada tipe atau
sifat dari aktiva lancar yang dimiliki seperti kas, surat berharga yang
diperdagangkan, piutang atau persediaan.

Tetapi modal kerja harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu
membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari, karena
dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan,
disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis
atau efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan, juga akan
memberikan beberapa keuntungan lain, antara lain :

1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari
aktiva lancar.
2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat
pada waktunya.
3. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau
kesulitan keuangan yang mungkin terjadi.

xxi

4. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk


melayani para konsumennya.
5. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan kepada para langganannya.
6. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
karena tidak kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang
dibutuhkan (Muklim: 2012).

Kebutuhan akan modal kerja yang sangat besar harus diimbangi dengan
penghematan biaya dalam segala aspek teknis produksi, distribusi, maupun
pemasaran. Hal ini diperlukan untuk memaksimalkan keuntungan atau laba
perusahaan. Menghadapi persaingan pada abad 21 yang semakin ketat, setiap
perusahaan akan melakukan usaha-usaha penghematan biaya yang sangat
diperlukan bagi kelangsungan operasi dan daya saingnya. Banyak perusahaan
yang melakukan pembelian dengan nilai yang cukup tinggi (50% atau lebih dari
anggaran) sehingga setiap usaha untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas
pembelian akan memberikan sumbangan yang utama bagi keuangan perusahaan.
Untuk menghindari kerugian biaya, waktu dan tenaga membutuhkan teknik
dan strategi mutakhir bagi usaha-usaha untuk meningkatkan efisiensi pembelian
barang dengan cara pengembangan supplier-buyer partnership atau aliansi strategis
antara supplier dan buyer (http://cemantech.tripod.com/7236.htm).

xxii

Keberadaan Lembaga Keuangan/Perbankan tentu sangat membantu para


pengusaha dalam penyediaan modal usaha bagi usaha mereka. Dengan fasilitas
pembiayaan yang dimiliki oleh perbankan, tentu kekurangan dana bisa terpenuhi
dengan cepat. Mereka yang membutuhkan dana cukup mengajukan pembiayaan di
bank dengan memenuhi syarat-syarat tertentu yang sudah ditetapkan oleh lembaga
tersebut.
Pengusaha dan perbankan bagai dua sisi dari mata uang yang sama.
Pengusaha memerlukan bank tidak hanya untuk menambah pinjaman bagi
pengembangan modal usahanya tetapi juga untuk mengelola keuangan baik untuk
tabungan, transfer, sistem pembayaran dan lainnya. Bagi perbankan, modal yang
ditanam oleh pengusaha di bank dan kemudian diinvestasikan ke sektor produktif
menjadikan pengusaha sebagai mitra andalan perbankan (BNP2TKI Jakarta:
2012).
Tidak sedikit seorang usahawan yang menjalin kerjasama serta hubungan
baik dengan lebih dari satu atau beberapa lembaga keuangan, namun pada
dasarnya membangun hubungan dengan satu lembaga keuangan saja sudah cukup
untuk dapat membesarkan sebuah bisnis. Terpenting yang wajib dilakukan adalah
menjaga tingkat kepercayaan lembaga keuangan terhadap bisnis seorang usahawan
dalam hal penjadwalan dan realisasi pengembalian pinjaman (Susanty: 2012,
http://breakscoffee.blogspot.com).
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk mebuat Tugas Akhir dengan
judul Analisis Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga.
xxiii

B. Rumusan Masalah
Melihat latar belakang yang demikian, hal yang ingin diteliti oleh penulis
yaitu rumusan masalah yang terkait dengan kasus yang akan dibahas pada
penelitian Tugas Akhir ini, di antaranya:
1. Apakah produk Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri
Salatiga sesuai dengan prinsip syariah?
2. Bagaimana skema dan prosedur dari Pembiayaan Dana Berputar pada Bank
Syariah Mandiri Salatiga?
3. Aspek-aspek apa saja yang dinilai dalam Pembiayaan Dana Berputar di
Bank Syariah Mandiri Salatiga?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Penelitian ini dimaksud untuk memperoleh data yang dijadikan bahan
dalam pembuatan laporan tugas akhir sebagai salah satu syarat dalam
menempuh ujian munaqasahDiploma III Jurusan Syariah Program Studi
Perbankan Syariah STAIN Salatiga. Sesuai dengan rumusan masalah,
penelitian ini mempunyai tujuan:

a. Untuk mengetahui produk Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah


Mandiri sudah sesuai syariah atau tidak.
b. Untuk mengetahui skema dan prosedur dari Pembiayaan Dana Berputar
pada Bank Syariah Mandiri Salatiga.
xxiv

c. Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang diteliti dalam Pembiayaan


Dana Berputardi Bank Syariah Mandiri Salatiga.

2. Kegunaan
a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan yang
didapat dibangku perkuliahan utamanya mengenai Pembiayaan Dana
Berputar/ Pembiayaan Modal Kerja di Bank Syariah Mandiri Salatiga.

b. Bagi STAIN Salatiga

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi akademik dalam


bidang pembiayaan utamanya pada Pembiayaan Dana Berputar di Bank
Syariah. Selain itu penelitian ini juga bisa dijadikan sebagai referensi bagi
penelitian berikutnya.

c. Bagi BSM Salatiga


Diharapkan Penelitian ini bisa sebagai persiapan untuk menghadapi
persaingan

yang

semakin

pesat

juga

sebagai

masukan

untuk

meningkatkan pelayanan kepada nasabah.

xxv

d. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembacanya
mengenai fitur dan persyaratan, skema dan prosedur, serta analisis risiko
dan pengendalian risiko pada Pembiayaan Dana Berputar/Pembiayaan
Modal Kerja.

D. PENELITIAN TERDAHULU

Terkait dengan tugas akhir yang diteliti oleh penulis, ada beberapa telaah
pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dibuat sehingga dapat
dijadikan bahan pertimbangan maupun pembeda bagi penelitian ini.
Sulistyaningtyas

(2006)

dalam

skripsinya

yang

berjudul

Aplikasi

Pembiayaan Musyarakah Untuk Modal Kerja Di Bank Syariah Mandiri Cabang


Semarang menyimpulkan bahwa:
1. BSM hanya akan membiayai usaha yang tidak dilarang oleh syariat agama
2. Dengan adanya produk pembiayaan bersama dengan akad musyarakah maka
memberikan kemudahan dan pilihan bagi nasabah untuk dapat membiayai
usahanya
3. Dalam pemberian pembiayaan, pihak BSM cukup teliti dan mengacu pada
prinsip 6C dan 7A. Sehingga dapat meminimalkan pembiayaan yang macet

xxvi

4. Fleksibelnya pengembalian pembiayaan yang dapat diangsur tiap bulannya


maupun saat jatuh tempo
5. Dengan adanya jaminan yang harus dapat menjamin pembiayaan maka
menghindarkan terjadinya wan prestasi (nilai jaminan harus lebih besar dari
nilai plafon yang dibiayai)
Nasrodin (2009) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Fiqih Terhadap
Implementasi Pembiayaan Modal Kerja iB Pada Pt. Bank Tabungan Negara
(Persero), Tbk Kantor Cabang Syari`ah Yogyakarta menyimpulkan bahwa:
1. Pembiayaan Modal Kerja BTN iB adalah penyediaan dana oleh Bank BTN
Syari`ah

untuk

memenuhi

kebutuhan

modal

kerja

Nasabah

dalam

menjalankan usahanya, berbentuk Perorangan, Perseroan Terbatas, CV,


Koperasi Instansi Pemerintah/BUMN/Swasta, BMT, dan BPRS.
2. PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syari`ah Yogyakarta yang
bertindak sebagai penyedia dana (sahib al-mal) memberiakan 100% modal
yang dibutuhkan nasabah pemohon pembiayaan yang dalam hal ini bertindak
sebagai pengelola dana (mudarib). Adapun sistim pengembalian modal dan
pembagian keuntungan hasil usaha dilakukan dengan cara angsuran
berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak.
3. Prinsip syri`ah yang digunakan dalam Pembiayaan Modal Kerja iB PT Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Yogyakarta adalah skim
mudarabah, di mana PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syari`ah

xxvii

Yogyakarta bertindak sebagai penyedia dana (sahib al-mal) dan nasabah


pemohon pembiayaan bertindak sebagai pengelola dana (mudarib).
4.

Mekanisme PMK iB PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syari`ah


Yogyakarta secara garis besar telah sesuai dengan pandangan Fiqih dan
pendapat para Fuqaha.

5. Pembiayaan Modal Kerja iB dengan skim mudarabah pada PT Bank


Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Yogyakarta sepenuhnya telah
sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:
07/DSN-MUI/ IV/2000, tentang Pembiayaan Mudarabah (Qirad) pada Bank
Syari`ah dan Pandangan Fiqih, meskipun ada dua hal yang perlu
dipertimbankan untuk dirumuskan kembali, yaitu mengenai pembebanan
biaya administrasi dan biaya notaris yang ditentukan dengan bentuk
persentase

dan

sepenuhnya

dibebankan

kepada

nasabah

pemohon

pembiayaan. Karena yang demikian ini dirasa kurang adil dengan adanya
salah satu pihak yang lebih diuntungkan.
Rudi (2011) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Sistem dan Prosedur
pembiayaan Murabahah dalam Rangka Menjamin Pengendalian Intern (Studi
Pada P.T. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah
Malang)

menyimpulkan

bahwa

dalam

tahap

pendaftaran

pembiayaan,

keterlibatan ADP dalam memberi keputusan pengajuan pembiayaan menyalahi


kewenangannya, karena merupakan kewenangan dari Pinca, Fungsi ADP dalam
tahap penilaian dan putusan pembiayaan tidak berwenang dalam membuat
xxviii

keputusan, Dalam tahap persiapan realisasi pembiayaan, fungsi ADP belum


menginstruksikan kepada calon nasabah dan supplier untuk menandatangani
Surat Persetujuan, Tanda setoran dalam tahap pembayaran kembali pembiayaan
terlebih dahulu didistribusikan oleh teller sebelum dilakukan proses lebih lanjut.
Dalam struktur organisasi terdapat perangkapan tanggungjawab pada fungsi AO,
dimana adanya kekurangan unit kerja lain yang berada dibawahnya dalam
melaksanakan fungsi FO dan Kolektor (restrukturisasi pembiayaan bermasalah),
Adanya ketidaktepatan penempatan fungsi UPN yang secara instruktif berada
dibawah Teller, Formulir tanda setoran uang muka menggunakan Formulir Slip
Penyetoran yang digunakan untuk tiga produk sekaligus (Tabungan, Giro, dan
Pembiayaan) dalam operasionalnya, Pada formulir kuitansi realisasi murabahah
belum adanya tembusan atau copy kuitansi tersebut untuk keperluan distribusi
formulir pihak terkait, dan Surprice Audit (pemeriksaan mendadak) belum
dilaksanakan oleh Direksi Kntor Pusat BRI Syariah maupun kebijakan Pinca
sendiri. Usulan atau alternatif pemecahan masalah antara lain: Fungsi ADP
seharusnya tidak memutuskan mengenai permohonan pembiayaan, tetapi hanya
berfungsi sebagai pejabat administrasi. Pinca, pada awal tahap pendaftaran
pembiayaan murabahah seharusnya tidak memberikan keputusan. Hal tersebut
dikarenakan belum adanya analisis dari bagian AO sebagai pejabat penganalisis.
Pada tahap penilaian dan putusan pembiayaan, fungsi ADP seharusnya
menyiapkan Surat Penolakan rangkap 2 (jika terjadi penolakan pembiayaan dari
Pinca), dengan distribusi untuk arsip dan diberikan pada calon nasabah yang
xxix

bersangkutan. Dalam struktur organisasi perlu adanya pembentukan fungsi baru


dibawah fungsi AO, dimana fungsi tersebut adalah untuk memisahkan
perangkapan wewenang atau tugas dan tanggungjawab dari AO. Fungsi yang
perlu dibentuk adalah FO untuk meningkatkan sumber dana kantor cabang
syariah setempat dan Kolektor, sebagai petugas restrukturisasi/penyelesaian
pembiayaan bermasalah dan penghapusbukuan pembiayaan di luar putusan
Kanca Syariah. Sedangkan fungsi UPN akan lebih tepat jika berada dibawah
AMO. Formulir produk pembiayaan seharusnya dipisahkan dari produk yang
lainnya. Formulir BAP perlu ditambahkan dalam tahap realisasi pembiayaan,
yang akan digunakan oleh nasabah dalam melakukan pelunasan pembiayaan
murabahah pada BRI Syariah Kantor Cabang Malang. Perlu adanya perbaikan
pada formulir kuitansi realisasi murabahah yang tidak mencantumkan nama
jemis pembiayaan yang direalisasikan sehingga menyulitkan proses pencatatan
pada register pembiayaan oleh ADP. Pemeriksaaan mendadak (Surprice Audit)
perlu dilaksanakan baik oleh Direksi Pusat BRI Syariah maupun kebijakan Pinca
sendiri disamping pemeriksaan rutin demi meningkatkan sistem pengendalian
intern.
Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, maka perbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu adalah dari segi judul, peneliti menggunakan judul
Analisis Pembiayaan Dana Berputar pada Bank Syariah Mandiri Cabang
Salatiga dengan variabel yang diteliti adalah fitur dan persyaratan Pembiayaan

xxx

Dana Berputar, skema dan prosedur Pembiayaan Dana Berputar serta analisis
mengenai aspek-aspek apa saja yang dinilai dalam pemberian Pembiayaan Dana
Berputar.

E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian atau penulisan dalam tugas akhir ini menggunakan
pendekatan kualitatif, menurut Daymon (2008:7-9) karakteristik penelitian
kualitatif yaitu:
a. Kata, berfokus pada kata bukan angka.
b. Keterlibatan peneliti, peneliti terlibat dekat dengan hal-hal yang diteliti.
c. Sudut pandang partisipan, menyelidiki dan menyajikan berbagai
perspektif subjektif para partisipan.
d. Riset skala kecil, mengeksplorasi penelitian secara terperinci.
e. Fokus yang holistik, tidak hanya terpaku pada satu atau dua variabel,
tetapi lebih luas cakupannya.
f. Fleksibel, tidak hanya meneliti topik, tetapi juga menyelidiki hal baru
yang diungkapkan informan tentang pemahaman mereka.
g. Proses, menangkap proses yang berlangsung dari waktu ke waktu.
h. Latar alami, dilakukan di lingkungan alami tempat orang berada.
i. Induktif ke deduktif, mendapatkan gagasan dari hasil mengumpulkan dan
meneliti data.

xxxi

2. Jenis data yang dibutuhkan


Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data data
sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen, buku-buku dan arsip-arsip
yang berkaitan dengan topik data yang akan diteliti.
3. Teknik pengumpulan data
a. Observasi partisipan
Peneliti terlibat secara langsung dengan objek penelitian. Di sini
penulis ikut dalam proses pengumpulan kelengkapan data yang diperlukan.
b. Analisa dokumen
Teknik Analisis Data menggunakan reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan.

F. Penegasan Istilah
Berikut pengertian dari istilah-istilah yang terkait dengan penelitian ini, yaitu:
1. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat
islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara islam
(Muhammad, 2005:13)
2. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang
xxxii

atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil (UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1 ayat 2).
3. Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan modal kerja dengan
prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu
berdasarkan kebutuhan riil nasabah
4. Musyarakah yaitu bentuk kemitraan bank syariah dengan nasabahnya di
mana masing-masing pihak menyumbangkan pada modal kemitraan dalam
jumlah yang sama atau berbeda untuk menyelesaikan suatu proyek atau
bagian pada proyek yang sudah ada (http://www.wikipedia.com).
5. Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau
dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai
kegiatan operasi perusahaansehari-hari (Muklim: 2012)
6. Nasabah pembiayaan adalah nasabah yang telah dianalisis mendapat
persetujuan

bank

untuk

memperoleh

fasilitas

pembiayaan,

dan

menandatangani akad pembiayaan dengan bank.


7. Angsuran adalah kewajiban pembayaran oleh nasabah pembiayaan setiap
bulannya terhadap fasilitas pembiayaan UMK yang diperoleh sesuai jangka
waktu dan nilai besaran yang telah ditentukan berdasarkan akad pembiayaan.
G. Sistematika Penulisan

xxxiii

Sistematika penulisan ini digunakan Untuk mempermudah pembahasan


dalam penelitian yang disusun dalam beberapa bab, yang masing-masing bab
berisi uraian sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian,
penegasan istilah dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori, bab ini menggambarkan tentang teori-teori perbankan syariah,
prosedur pembiayaan dan analisis pembiayaan.
Bab III Laporan Objek, bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian
mengenai sejarah umum, visi & misi, budaya perusahaan, struktur organisasi dan
data deskriptif
Bab IV Analisis, Pemaparan hasil telaah terhadap masalah yang telah dirumuskan
berdasarkan landasan teori.
Bab V Penutup, Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran.

xxxiv

BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Penerapan Prinsip Syariah dalam Operasional Perbankan Syariah
Menurut Rasyid (2008) dalam pasal 1 UU No 21 tahun 2008 dijelaskan
mengenai pengertian dari perbankan syariah itu sendiri yaitu : Perbankan
Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan

xxxv

Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Selanjutnya dalam menjalankan operasinya haruslah sesuai dengan
prinsip syariah, hal ini dituangkan dalam pasal 12 UU no 21 tahun 2008 yaitu
Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan
dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Operasional perbankan syariah
sebagaimana yang dimaksud di atas diatur lebih lanjut oleh PBI. Hal ini
tertuang dalam pasal 34 ayat 3 UU no 21 tahun 2008 yaitu : ketentuan lebih
lanjut mengenai tata kelola yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.
Mengenai akad yang digunakan dalam transaksi perbankan ini adalah
adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang
memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan
Prinsip Syariah. (pasal 1 ayat 13 UU no 21 tahun 2008). Dalam pasal 1 ayat
12 ditegaskan bahwa prinsip syariah yang dimaksud adalah prinsip hukum
Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang
syariah. Kemudian hal ini ditegaskan lagi lebih lanjut pada pasal 2 antara lain
:Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan Prinsip
Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian. (pasal 2 UU no 21
tahun 2008) Prinsip syariah yang dimaksud adalah sesuai dengan penjelasan
xxxvi

pasal 2 UU ini yaitu : Kegiatan usaha yang berasaskan Prinsip Syariah, antara
lain, adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur:
1. Riba, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain
dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas,
dan waktu penyerahan (fadhl), atau dalam transaksi pinjam-meminjam yang
mempersyaratkan Nasabah Penerima Fasilitas mengembalikan dana yang
diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasiah);
2. maisir, yaitu transaksi yang digantungkan kepada suatu keadaan yang tidak
pasti dan bersifat untung-untungan;
3. gharar, yaitu transaksi yang objeknya tidak jelas, tidak dimiliki, tidak
diketahui keberadaannya, atau tidak dapat diserahkan pada saat transaksi
dilakukan kecuali diatur lain dalam syariah;
4. haram, yaitu transaksi yang objeknya dilarang dalam syariah; atau
5. zalim, yaitu transaksi yang menimbulkan ketidakadilan bagi pihak lainnya.
Yang dimaksud dengan demokrasi ekonomi adalah kegiatan ekonomi
syariah yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan, pemerataan, dan
kemanfaatan.
Selanjutnya dalam pasal 19 ayat 1 dijelaskan bahwa Kegiatan usaha
Bank Umum Syariah meliputi:
1.

menghimpun dana dalam bentuk Simpanan berupa Giro, Tabungan, atau


bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadiah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
xxxvii

2. menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa Deposito, Tabungan,


atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad
mudharabah atau

akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip

Syariah;
3.

menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah,,


akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah;

4. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam,,


akad istishna, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah;
5. menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
6.

menyalurkan Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak


bergerak kepada nsabah berdasarkan

akad ijarah dan/atau sewa beli

dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah;
7. melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah atau Akad
lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
8. membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat berharga pihak
ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip
Syariah, antara lain, seperti Akad ijarah, musyarakah, mudharabah,
murabahah, kafalah, atau hawalah;
xxxviii

9. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan


perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga berdasarkan
Prinsip Syariah;
10. melakukan Penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu
Akad yang berdasarkan Prinsip Syariah;
11. memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan Nasabah berdasarkan Prinsip Syariah;
12. melakukan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan Akad wakalah;
13. memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan Prinsip
Syariah; dan
14. melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan dan
di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
B. Prosedur Pembiayaan
Menurut Karnaen Anwar Perwataatmadja (mantan Direktur Eksekutif
Islamic Development Bank mewakili Indonesia, Malaysia dan Brunei selama dua
periode): 2009 menyatakan bahwa:

1. Bank-bank syariah dan BMT dalam menyalurkan pembiayaan pada


umumnya mempergunakan dua pendekatan, yaitu : pertama, dengan
mendatangi calon nasabah yang potensial (jemput bola) dan/atau kedua,
dengan menunggu calon nasabah yang datang ke bank. Pada pendekatan
xxxix

pertama, insya Allah petugas bank syariah/BMT (marketing) telah dibekali


dengan pemahaman tentang bisnis/profesi calon nasabah sehingga petugas
itu selain berfungsi sebagai dai juga berfungsi sebagai kosultan bisnis atau
penasehat. Ada formulir permohonan pembiayaan yang harus diisi dan
ditanda tangani oleh calon nasabah beserta persetujuan dari istri/suami/orang
tua nasabah bila calon nasabah belum menikah dan masih ikut orang tua.

Pada pendekatan kedua, nasabah akan diterima oleh petugas Costumer


Sevice yang akan mewawancarai calon nasabah dan membantu pengisian
formulir permohonan pembiayaan. Hasil wawancara dan pengisian formulir
permohonan pembiayaan yang juga harus disetujui istri/suami/orang tua
nasabah bila calon nasabah belum menikah dan masih ikut orang tua akan
ditindaklanjuti dengan kunjungan ke ketempat usaha nasabah atau alamat
tinggal serta agunan-agunan yang disediakan.

2. Formulir permohonan pembiayaan yang telah diisi termasuk jumlah nominal


pembiayaan yang diperlukan dan dengan dilengkapi semua dokumen yang
disyaratkan, kemudian oleh petugas marketing atau Account Officer bank
syariah atau BMT diajukan kepada Komite Pembiayaan yang akan
membahas kelayakan pembiayaan yang diajukan permohonannya oleh calon
nasabah. Tergantung kepada kebijakan internal bank syariah atau BMT yang
bersangkutan tentang jumlah-jumlah tertentu yang ditetapkan sebagai

xl

kewenangan pejabat untuk meluluskan suatu permohonan pembiayaan calon


nasabah. Ada jumlah nominal tertentu yang cukup disetujui oleh Account
Officer, ada jumlah nominal tertentu yang harus disetujui oleh atasan
langsung Account Officer, ada jumlah nominal tertentu yang harus disetujui
oleh jajaran Direksi, dan ada pula jumlah nominal tertentu yang harus
disetujui oleh jajaran Komisaris.
3. Setelah permohonan pembiayaan disetujui oleh pejabat yang berkewenangan
untuk menyetujui, maka calon nasabah dan pendampingnya akan dipanggil
untuk menanda tangani akad pembiayaan (jenis dan jumlah nominalnya)
dihadapan Legal Officer dan/atau Notaris.
4. Sesuai dengan bunyi akad pembiayaan maka pencairan dana sudah bisa
dilakukan yang pada umumnya tergantung kepada jenis akad yang dipilih
dan disetujui bersama:

a. Untuk Keperluan bisnis dan sarana kerja

1) Pada akad murabahah, salam, istisnaa, ijarah, mudharabah,


musyarakah, khusus untuk pembelian barang/jasa lebih utama
dilakukan

melalui

transfer

ke

rekening

atas

nama

pemasok/supplier/kontraktor barang/jasa yang diperlukan nasabah.


Pada kasus-kasus tertentu untuk pembelian barang/jasa itu bisa saja
bank syariah atau BMT mewakilkan kepada nasabahnya untuk

xli

bertindak atas nama bank syariah atau BMT melakukan


pembayaran kepada pemasok/suppllier/kontraktor.
2) Pada akad istisna/ijarah/mudharabah/musyarakah, khusus untuk
biaya operasional lebih utama dilakukan melalui transfer ke
rekening atas nama nasabah.

b. Untuk keperluan konsumtif semata

Pada akad qarhul hasan berupa barang/jasa yang dananya bersumber


dari dana bergulir infaq/shadaqah, lebih utama dilakukan melalui
transfer ke rekening atas nama pemasok/supplier/ barang/jasa yang
diperlukan nasabah. Tetapi apabila yang diperlukan adalah untuk biaya
hidup atau biaya operasional sebagai awal usaha, lebih utama dilakukan
melalui transfer ke rekening atas nama nasabah.

C. Analisis pembiayaan

Dalam suatu analisis pembiayaan perlu diperhatikan beberapa hal


menurut Muhammad (2002:304-309) yaitu:
1. Pendekatan analisis pembiayaan, meliputi
a. Pendekatan jaminan,

bank dalam memberikan pembiayaan selalu

memperhatikan kuantitas dan kualitas jaminan yang dimiliki oleh


peminjam.

xlii

b. Pendekatan karakter, bank mencermati secara sungguh-sungguh terkait


dengan karakter nasabah.
c. Pendekatan kemampuan pelunasan, bank menganalisis kemampuan
nasabah untuk melunasi jumlah pembiayaan yang telah diambil.
d. Pendekatan dengan studi kelayakan, bank memperhatikan kelayakan
usaha yang dijalankan nasabah peminjam.
e. Lembaga intermediari keuangan, mengatur mekanisme dana yang
dikumpulkan dengan dana yang disalurkan.
2. Prinsip analisis pembiayaan, menggunakan prinsip 5 C, yaitu:
a. Character, sifat atau karakter nasabah peminjam
b. Capacity,

kemampuan

nasabah

untuk

menjalankan

usaha

dan

mengembalikan pinjaman yang diambil


c. Capital, besarnya modal yang diperlukan peminjam
d. Colateral, jaminan yang dijaminkan nasabah pada bank
e. Condision, keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak
3. Tujuan analisis pembiayaan
Ada tujuan umum dan khusus. Tujuan umum analisis pembiayaan
yaitu pemenuhan jasa pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dalam
rangka mendorong dan melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa, bahkan
konsumsi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

xliii

Tujuan khususnya yaitu: untuk menilai kelayakan usaha calon


peminjam, menekan risiko akibat tidak terbayarnya pembiayaan, menghitung
kebutuhan pembiayaan yang layak.
4. Prosedur analisis pembiayaan
Aspek pentingnya yaitu:
a. Berkas dan pencatatan
b. Data pokok dan analisis pendahuluan:
1)

Realisasi pembelian, produksi dan penjualan

2)

Rencana pembelian, produksi dan penjualan

3)

Jaminan

4)

Laporan keuangan

5)

Data kualitatif dari calon debitur

c. Penelitian data
d. Penelitian atas realisasi usaha
e. Penelitian atas rencana usaha
f. Penelitian dan penilaian barang jaminan
g. Laporan keuangan dan penelitiannya
5. Keputusan permohonan pembiayaan:
a. Bahan pertimbangan pengambilan keputusan
b. Wewenang pengambilan keputusan

6. Aspek yang dianalisis:


xliv

a. Aspek yuridis: Calon debitur cakap hukum, usahanya legal


b. Aspek pemasaran: siklus hidup produk, produk substitusi, perusahaan
pesaing, tingkat kemampuan daya beli masyarakat, program promosi,
daerah pemasarannya, factor musim, manajemen pemasaran, kontrak
penjualan.
c. Aspek teknis: lokasi usaha, fasilitas gedung bangunan usaha, mesinmesin yang dipakai, proses produksi.
d. Aspek keuangan; kemampuan memperoleh untung, sisa-sisa pinjaman
dengan pihak lain, beban rutin di luar kegiatan usaha, arus kas.
e. Aspek jaminan: syarat-syarat jaminan, syarat ekonomis, syarat yuridis
7. Alat analisis: Alat analisis pembiayaan dapat berupa angket.
8. Rumusan hasil analisis
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan hasil analisis
pembiayaan:
a. Identitas pemohon:
1) Umur calon antara 22 50 tahun
2) Alamat rumah jelas, jika kontrak: masih berapa tahun calon kontrak
3) Tempat calon usaha berada didekat wilayah kerja bank syariah yang
bersangkutan
b. Identitas usaha:
1) Pengalaman usaha minimal 2 tahun
2) Lokasi usaha strategis
xlv

3) Status usaha bukan sambilan


4) Status tempat usaha diprioritaskan milik sendiri
c. Aspek pasar: Barang yang dijual/diproduksi tidak terlalu banyak pesaing
dan memang dibutuhkan banyak orang. Upaya kreatif dan inovatif perlu
dimiliki agar dapat melihat peluang-peluang pasar yang dapat dimasuki
sekaligus dapat memperoleh untung
d. Sumber bahan baku: Sumber bahan baku yang dipakai mudah diperoleh,
cukup murah, dan jika memungkinkan dapat didaur ulang
e. Aspek pengelola:
1) Mempunyai perencanaan usaha kedepan yang detail
2) Mempunyai pengalaman dan tenaga terampil
3) Mempunyai catatan usaha, seperti: buku jurnal, laporan transaksi,
catatan laba/rugi, dll.
f. Aspek ekonomi:
1) Produk yang diproduksi dan dijual tidak merusak lingkungan, baik
barang jadi maupun limbahnya
2) Produk yang dibuat tidak dilarang oleh agama maupun Negara
g. Permodalan (minimal 30% dari pembiayaan yang diajukan ke bank)
h. Data keuangan: Korelasi persentase kemampuan membayar anggota
pembiayaan harus 30% dari kemampuan menabungnya.
9. Rekomendasi analisis

xlvi

Gambaran kesimpulan rekomendasi analisis pembiayaan di bank


syariah

dapat

disimpulkan

dalam

form

rekomendasi

pembiayaan

(Muhammad: 2002) disajikan sebagai berikut:


Tabel 2.1
Rekomendasi Analisis
No.
A
1
2
3
4
5
6
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
C
1
2
3
D
1
2
3
E
1
2
3
4
5
F
1
2
3
4
5
6

ASPEK
KARAKTER ANGGOTA
apakah bersikap tenang dan terbuka ?
Apakah rumah tangganya rukun dan tenteram ?
Apakah dikenal baik oleh RT/Ulama ?
Apakah kondisi ekonominya baik/meningkat ?
Apakah tepat janji ?
Apakah anggota pengajian ?
ASPEK KELAYAKAN USAHA
apakah merupakan usaha pokok ?
telah memiliki pengalaman usaha yang sama ?
apakah bahan mudah diperoleh ?
apakah prospek pasar bagus ?
telah memiliki pelanggan tetap ?
apakah usaha sejenis disekitar tidak banyak ?
apakah omsetnya stabil ?
persentase keuntungan diatas 20% ?
apakah pemohon mengalami kendalan dalam usaha ?
KEMAMPUAN MENGEMBALIKAN PINJAMAN
apakah kewajiban angsuran < 1/3 penerimaan kas ?
aset usaha > pinjaman ?
tingkat keuntungan layak dibanding mark-up ?
MODAL USAHA
modal sendiri < 30% dari nilai pinjaman ?
tidak memiliki pinjaman lain ?
pinjaman akan dipakai usaha ?
JAMINAN
suami/istri/anak bersedia ikut akad ?
bersedia menyerahkan jaminan ?
nilai jaminan lebih tinggi dari pinjaman ?
ada penjamin ?
bersedia infaq ?
KONDISI EKONOMI
pasang surut harga tidak membahayakan usaha ?
tidak ada larangan pemerintah tentang produk ?
tidak ada larangan pemerintah tentang tempat ?
pemasaran produk tersebut tidak sporadis ?
tidak ditentang adat istiadat setempat ?
usaha tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan ?

KONDISI
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak
Ya/Tidak

xlvii

BAB III
LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum
1. Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri (BSM)
Latar belakang didirikannya Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah
dengan adanya krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997 tepatnya bulan
Juli krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didorong
oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat yang
menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk
merekonstruksi dan merekapitalisasi sebagian bank Indonesia.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan
atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, telah
memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank syariah di
Indonesia. Undang-Undang tersebut telah memungkinkan baik beroperasi
sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang syariah.
PT. Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai
(YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mandiri Prestasi berupaya keluar
dari krisis 1997-1999 dengan berbagai cara dari langkah-langkah menuju
merger sampai pada akhirnya memilih menjadi bank syariah dengan
suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger empat bank (Bank
Dagang Negara, Bank Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT. Bank

xlviii

Mandiri pada tanggal 31 Juli 1999 rencana perubahan PT Bank Susila


Bakti menjadi bank syariah dengan nama Bank Syariah Sakinah diambil
alih oleh PT. Bank Mandiri (persero).
PT. Bank Mandiri (persero) selaku pemilik baru mendukung
sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti
menjadi bank syariah dengan keinginan PT. Bank Mandiri (persero) untuk
membuka bank syariah, langkah awalnya adalah merubah anggaran dasar
tentang nama Bank Susilo Bakti menjadi menjadi PT Bank Syariah Sakinah
berdasarkan Notaris Ny. Machrani M. S, S.H, No. 29 pada tanggal 19 Mei
1999 kemudian melalui Akta No 23 tanggal 8 September 1999 notaris,
nama PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah
Mandiri.
Pada tanggal 25 Oktober 1999 Bank Indonesia melalui surat
keputusan

Gubernur

Bank

Indonesia

No.1/24/KEP.BI/1999

telah

memberikan perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan


usaha berupa prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti selanjutnya
dengan surat keputusan deputi Gubernur Bank Indonesia No.1/1/KEP. Dir,
pada tanggal 25 Oktober 1999 Bank Indonesia telah menyetujui Bank Susila
Bakti menjadi Bank Syariah Mandiri (BSM), pada tanggal 1 November
1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri
(BSM).

xlix

Kelahiran Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan buah usaha dari


para perintis Bank Syariah di PT. Bank Susila Bakti dan manajemen PT.
Bank Mandiri (persero) memandang pentingnya kehadiran Bank Syariah di
lingkungan PT. Mandiri (persero). Bank Syariah Mandiri (BSM) hadir
sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai
rohani yang melandasi operasinya.
Adapun untuk wilayah salatiga yaitu Bank Syariah Mandiri Salatiga
berada di Ruko Diponegoro A6 A7 Jl. Diponegoro 77 Salatiga yang berdiri
dan beroperasi pada tanggal 10 Januari 2011.
2. Profil PT Bank Syariah Mandiri
Nama

: PT BANK SYARIAH MANDIRI

Alamat kantor pusat

: Wisma Mandiri I

Jl.MH. Thamrin No.5 Jakarta 10340


Alamat Cabang Salatiga : Ruko Diponegoro A6-A7,

Jl.Diponegoro 77,

Salatiga
Telepon kantor pusat : (62 - 21) 2300 509, 3983 9000
Faksimili
Homepage
Tanggal berdiri

: (62 - 21) 3983 2989


: www.syariahmandiri.co.id
: 25 Oktober 1999

Tanggal beroperasi

: Sejak 1 November 1999

Modal dasar

: Rp2.500.000.000.000

Modal disetor

: Rp858.243.565.000

Jumlah kantor cabang

: 520 kantor layanan yang tersebar di 33 provinsi


di seluruh Indonesia

Jumlah jaringan ATM

: Total 47.000 meliputi: ATM Syariah Mandiri,


ATM Mandiri, ATM Bersama, ATM Prima dan
Malaysia.

Jumlah karyawan
Pemeringkatan

: 7902 orang
: AA (idn), berdasarkan Fitch Rating 2010,
Peringkat Nasional AA menandakan suatu
kualitas kredit yang sangat kuat dibandingkan
emiten-emiten atau surat-surat utang lainnya di
negara yang sama. Risiko kredit yang tidak
dapat dipisahkan di dalam kewajiban-kewajiban
keuangan ini hanya berbeda sedikit dari emitenemiten atau surat-surat utang yang mendapat
peringkat tertinggi di suatu negara. Tanda +
atau

dapat

ditambahkan

pada

suatu

peringkat untuk menandakan posisi relatif


dalam kategori-kategori utama pemeringkatan.

li

3. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri (BSM)


a. Visi: Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha.
b. Misi:

1) Mewujudkan

pertumbuhan

dan

keuntungan

yang

berkesinambungan.
2) Mengutamakan penghimpunan dana consumen dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM.
3) Merekrut

dan

mengembangkan

pegawai

profesional

dalam

lingkungan kerja yang sehat.


4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.
5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat.
4. Budaya perusahaan

Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai


sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang
disepakati bersama untuk di-shared oleh seluruh pegawai Bank Syariah
Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared
Values Bank Syariah Mandiri disingkat ETHIC.

a. Excellence:

lii

Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu


dan berkesinambungan.

b. Teamwork:
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
c. Humanity:
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religious
d. Integrity:
Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
e. Customer Focus:
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan
Bank

Syariah

Mandiri

sebagai

mitra

yang

terpercaya

dan

menguntungkan.
5. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga (BSM)
Organisasi dalam menjalankan usahanya melakukan aktivitasaktivitas pokok agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Bank perlu
adanya struktur organisasi yang tepat dan dapat dengan jelas membagi
wewenang dan tanggung jawab seseorang yang ada dalam organisasi
tersebut.Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia
yang terkait dalam hubungan formal dalam rangka hirarki untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam setiap organisasi selalu terdapat
rangkaian hirarkhi atasan dan bawahan.

liii

Berikut ini adalah bagan struktur organisasi BSM Salatiga masingmasing bagian:

KepalaCabang

DKP
PKP
Pelaksana

Operation
Manager

Marketing
Manager

Account
Officer

Funding
Officer

Pelaksana
Admin

CSRepresentatif

Pelaksana SDI
& GA

Hary, Yasin

Pelaksana Marketing
Support

Teller

Pelaksana
D&C

Security, Messenger,
Driver, Office Boy
Gambar3.1 :Strukturorganisasi BSM Cab Salatiga
Sumber: Bank Syariah Mandiri Salatiga

liv

6. Prinsip Operasional Bank Syariah Mandiri (BSM)


Bank Syariah Mandiri (BSM) menganut prinsip-prinsip operasi
sebagai berikut:
1. Prinsip keadilan
Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi
hasil dan mengambil margin keuntungan yang disepakati bersama.
2. Prinsip kemitraan
Maksudnya adalah bahwa Bank Syariah Mandiri (BSM)
menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana
maupun bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra
usaha, hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, risiko dan keuntungan
yang berimbang di antara nasabah penyimpan dana, nasabah
pengguna dana maupun bank. Bank berfungsi sebagai intermediary
institution lewat skim-skim pembiayaan yang dimilikinya.
3. Prinsip keterbukaan
Melalui laporan keuangan bank

yang terbuka secara

berkesinambungan nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana


dan kualitas manajemen bank.

lv

4. Universalitas
Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membedabedakan
7. Produk-produk Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga
1. Produk-produk Pendanaan
a. Tabungan BSM
Tabungan BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah yang penarikan
dan penyetorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka
dikonter BSM atau melalui ATM.
b. Tabungan Mabrur BSM
Tabungan Mabrur BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah untuk
membantu pelaksanaan ibadah haji & umrah.
c. Tabungan BSM Investa Cendekia
Tabungan BSM Investa Cendekia adalah tabungan berjangka untuk
keperluan uang pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap
(installment)dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi.
d. Tabungan Berencana BSM
Tabungan Berencana BSM adalah tabungan berjangka yang memberikan
nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian bagi penabung maupun ahli
waris untuk pencapaian target dana yang telah disimpan pada waktu
yang diinginkan
e. Tabungan Simpatik BSM
lvi

Tabungan Simpatik BSM adalah tabungan berdasarkan prinsip wadiah yang


penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat syarat yang
disepakati.

f. Tabungan BSM Dollar


Tabungan BSM Dollar adalah tabungan dalam mata uang dollar yang
penarikan dan setoranya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai
ketentuan BSM.
g. Tabungan qurban BSM
Tabungan qurban BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah untuk
membantu nasabah dalam merencanakan ibadah qurban dan aqiqah.
Pelaksanaanya bekerjasama dengan Badan Amil Qurban.
h. Deposito BSM
Deposito BSM adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang
rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah.
i. Deposito BSM Valas
Deposito BSM Valas adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata
uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah.
j. Giro BSM
Giro BSM adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang rupiah untuk
kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah
yad adh-dhamanah.
lvii

k. Giro BSM Valas


Giro BSM Valas adalah Sarana penyimpanan dana dalam mata uang US
Dolar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan berdasarkan
prinsip Wadiah yad dhamana.
2. Produk-produk Pembiayaan
a. BSM Implan
BSM Implan adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang
diberikan oleh bank kepada karyawan tetap Perusahaan yang
pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok).
b. Pembiayaan Talangan Haji
Pembiayaan Talangan Haji adalah merupakan pinjaman dana talangan dari
bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk
memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH.
c. Pembiayaan Griya BSM
Pembiayaan Griya BSM adalah Pembiayaan Griya BSM adalah
pembiayaan jangka pendek, menengah, atau panjang untuk membiayai
pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas, di
lingkungan developer maupun non developer, dengan sistem
merabahah.
lviii

d. Pembiayaan kendaraan bermotor


Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan pembiayaan
untuk pembelian kendaraan bermotor dengan sistem murabahah.
e. Edukasi BSM
Edukasi BSM adalah pembiayaan kepada calon pelajar dalam mendapatkan
dana pendidikan yang dibutuhkan.
f. Pembiayaan Umrah
Pembiayaan Umrah adalah pembiayaan untuk mempermudah nasabah
dalam memenuhi kebutuhan perjalanana umrah.
g. BSM Customer Network Financing (Modal Kerja)
BSM Customer Network Financing (Modal Kerja) adalah pembiayaan
modal kerja yang diberikan kepada nasabah untuk pembelian persediaan
barang dari rekanan yang telah menjalin kerjasama dengan BSM.
h. Pembiayaan Dana berputar
Pembiayaan Dana berputar adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan
modal kerja sementaradan bukan untuk permanent working capital.
Bersifat self liquidating dengan menurunya aktivitas bisnis pada periode
terkait.
i. Pembiayaan Pensiunan
Pembiayaan Pensiunan adalah pembiayaan yang diperuntukkan bagi
pensiunan.
j. Pembiayaan PKPA
lix

Pembiayaan PKPA adalah fasilitas penyaluran pembiayaan kepada anggota


koperasi karyawan.

3. Produk Jasa
a. BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG)
BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG) adalah

layanan transaksi

perbankan (non tunai) melalui mobile phone (handphone) berbasis GPRS


b. BSM Net Banking
BSM Net Banking adalah Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui
internet.
c. BSM Card
BSM Card adalah kartu yang dapat digunakan untuk transaksi perbankan
melalui ATM dan mesin kredit.
d. Sentra Bayar BSM
Sentra Bayar BSM adalah layanan pembayaran beragam tagihan seperti
telepon, ponsel, maupun listrik.
e. PPBA (Pembayaran melalui menu pemindahbukuan di ATM)
PPBA (Pembayaran melalui menu pemindahbukuan di ATM) adalah
layanan pembayaran tagihan institusi (lembaga pendidikan, asuransi,
lembaga khusus, lembaga keuangan non bank) melalui menu
pemindahbukuan di ATM.
f. BSM Electronic Payroll
lx

BSM Electronic Payroll adalah layanan administrasi pembayaran gaji


karyawan suatu institusi.

B. Data Deskriptif
1. Pengertian

Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan modal kerja


dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat dilakukan sewaktuwaktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah.

2. Akad

Akad yang digunakan adalah akad musyarakah. Akad musyarakah


adalah akad kerja sama usaha patungan dua pihak atau lebih pemiliki modal
(syarik/shahibul maal) untuk membiayai suatu jenis usaha (masyru) yang
halal dan produktif.

3. Manfaat

Pembiayaan ini mempunyai manfaat dalam membantu menanggulangi


kesulitan likuiditas nasabah terutama kebutuhan dana jangka pendek dan
nasabah dapat memanfaatkan pembiayaan bank secara optimal sesuai dengan
kebutuhan riil dengan cara melakukan penarikan sesuai dengan kebutuhan

lxi

4. Ketentuan Umum
a. Segmentasi: Pembiayaan usaha komersial kecil, menengah, komersial
besar, dan korporasi. (cfm SE Pembiayaan no 6/012/PEM/ tgl 24 Juni
2004 perihal revisi segmentasi dan penanganan pembiayaan atas dasar
gross annual sales (GAS) atau ketentuan lain yang akan diatur
kemudian).
b. Target Nasabah: Perorangan, Badan usaha
c. Jenis/Sektor Usaha: Perdagangan, Industri, kontraktor
d. Jenis Pembiayaan: Modal Kerja
e. Tujuan Pembiayaan: Tambahan Modal Kerja
f. Jaminan: Ketentuan jaminan sesuai dengan kebijakan bank mengenai
jaminan pembiayaan
g. Denda Keterlambatan: Mengacu pada ketentuan kebijakan denda
keterlambatan pembiayaan
h. Lain-lain: Pembiayaan ini memberikan fasilitas:
a) Perubahan ekspektasi rate
b) Perubahan plafond pembiayaan
c) Perubahan ekspektasi sales nasabah
Atas perubahan diatas,
ulang/revisi terhadap

maka

harus dilakukan perhitungan

nisbah bagi hasilnya. Perubahan

ini harus

diikuti dengan addendum akad. Apabila kebutuhan modal kerja lebih

lxii

besar dari maksimal plafond, maka kekurangannya dapat diberikan


fasilitas pembiayaan lainnya misalnya murabahah, musyarakah.
i. JangkaWaktu: 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang
j. Penarikan:

Penarikan

dapat

dilakukan

sewaktu-waktu

dengan

menggunakan media cek/BG. Transfer dengan menyertakan cek/BG.


k. Perhitungan bagi hasil: Revenue Sharing
l. Pricing: 1% diatas pembiayaan musyarakah (cfm SE No. 7/019/UMM
tanggal 14 September 2005).
m. Pembayaran Bagi Hasil: maksimal tanggal 5 (lima) setiap bulan
n. Biaya Administrasi: 1,0% pa terhadap plafond pembiayaan
o. Plafond:
Tabel 3.1
Besaran Plafond Pembiayaan Dana Berputar (PDB)
Relasi BSM
Plafond
>= 1 tahun
< 1 tahun

Maksimal 50% atau Rp 500 juta


Maksimal 20% atau Rp 500 juta

Sumber: Ketentuan Bank Mandiri


p. Perhitungan proyeksi pendapatan bank: tanggal 1 (satu) tiap bulan
5. Persyaratan Dokumen
Tabel 3.2
Persyaratan Pembiayaan Dana Berputar (PDB)
Keterangan

Badan Usaha

Perorangan

lxiii

Identitas diri dan pasangan

Kartu Keluarga dan surat nikah

Copy rekening bank 3 bulan terakhir

Akte pendirian usaha

Identitas pengurus

Legalitas usaha

Laporan keuangan 2 tahun terakhir

Past performance 2 tahun terakhir

Rencana usaha 12 bulan ke depan

Data obyek pembiayaan

Sumber: Ketentuan Bank Syariah Mandiri


6. Dasar hukum Pembiayaan Dana Berputar
a. UU Perbankan Pasal 1 ayat 12 UU no 21 tahun 2008 tentang kegiatan
operasional Bank Syariah yaitu Prinsip Syariah adalah prinsip hukum
Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang
syariah.
b. UU Perbankan pasal 34 ayat 3 UU no 21 tahun 2008: ketentuan lebih
lanjut mengenai tata kelola yang baik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.

lxiv

c. PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang penerapan


Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
d. Kebijakan Pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri.
e. Kebijakan Manajemen Risiko PT Bank Syariah Mandiri.
f. Anggaran Dasar PT Bank Syariah Mandiri berikut perubahanya.
g. Pedoman Pembiayaan PT Bank Syariah Mandiri.
h. SE Pembiayaan no 6/012/PEM/ tgl 24 Juni 2004 perihal revisi segmentasi
dan penanganan pembiayaan atas dasar gross annual sales (GAS) atau
ketentuan lain yang akan diatur kemudian.
i. SE No.:10/016/PEM, tanggal 22 Mei 2008 tentang prosedur pengajuan
pembiayaan..
j. SE No. 7/019/UMM tanggal 14 September 2005 tentang pricing
pembiayaan.
k. SE Pembiayaan No 8/001/PEM tanggal 2 Januari 2006 perihal Revisi
Pedoman Pembiayaan BSM mengenai batas maksimum pemberian kredit
modal kerja.

lxv

BAB IV
ANALISIS
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank syariah selalu mendasarkan
prinsip syariah baik pada produk, pelaksanaan kegiatan/transaksi, maupun obyek
yang dibiayai dalam hal pembiayaan. Dalam fasilitas Pembiayaan Dana Berputar,
sebelum pembiayaan direalisasikan tentu sudah dilakukan berbagai macam proses
pembiayaan. Diantaranya adalah melalui prosedur-prosedur yang telah ditetapkan
oleh masing-masing bank agar nantinya bisa diputuskan layak disetujui atau tidak.
Dan kemudian dilakukan analis dari pihak bank, sebelum pembiayaan diberikan
tentunya seorang petugas pembiayaan membutuhkan banyak informasi untuk
mengenal lebih dalam nasabahnya (debitur), hal ini juga sangat dibutuhkan dalam
memutuskan apakah pengajuan pembiaayaan diterima atau ditolak.

lxvi

A. Kesesuaian dengan Prinsip Syariah pada Poduk Pembiayaan Dana


Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga
Bank yang menjalankan kegiatan operasional berdasarkan prinsip
syariah, dalam menjalankan setiap kegiatan operasionalnya maupun
transaksinya harus sesuai dengan prinsip syariah. Baik dari segi hukum
peraturan perundang undangan maupun dari segi hukum islam.

1. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang bank


syariah, diantaranya:
a. UU Perbankan Pasal 1 ayat 12 UU no 21 tahun 2008 tentang kegiatan
operasional Bank Syariah yaitu Prinsip Syariah adalah prinsip
hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang
dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah.
b. UU Perbankan pasal 34 ayat 3 UU no 21 tahun 2008: ketentuan
lebih lanjut mengenai tata kelola yang baik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.
c. PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum.

lxvii

d. SE Pembiayaan no 6/012/PEM/ tgl 24 Juni 2004 perihal revisi


segmentasi dan penanganan pembiayaan atas dasar gross annual sales
(GAS) atau ketentuan lain yang akan diatur kemudian.
e. SE No.:10/016/PEM, tanggal 22 Mei 2008 tentang prosedur
pengajuan pembiayaan..
f. SE No. 7/019/UMM tanggal 14 September 2005 tentang pricing
pembiayaan.
g. SE Pembiayaan No 8/001/PEM tanggal 2 Januari 2006 perihal Revisi
Pedoman Pembiayaan BSM mengenai batas maksimum pemberian
kredit modal kerja.

2. Sesuai dengan hukum islam


a. Bahwa akad yang digunakan dalam Pembiayaan Dana Berputar adalah
akad Musyarakah yaitu akad kerja sama usaha patungan dua pihak atau
lebih pemiliki modal (syarik/shahibul maal) untuk membiayai suatu
jenis usaha (masyru) yang halal dan produktif.
b. Prinsip pemberian imbalannya adalah prinsip bagi hasil, dimana porsi
bagi hasilnya bisa berubah-ubah setiap periode sesuai dengan
keuntungan yang diperoleh oleh nasabah. Sedangkan nisbah bagi
hasilnya sendiri sesuai dengan kesepakatan antara nasabah dengan
pihak bank. Hal ini tidak melanggar larangan riba yang diharamkan alquran dan hadits.
lxviii

c. Dalam pemberian pinjaman atas dasar prinsip tolong menolong,


artinya pihak bank memberi kelonggaran pada setiap keterlambatan
pembiayaan dengan pembayaran denda keterlambatan atas dasar
kesepakatan bersama.
d. Jika terjadi kredit macet pun, pihak bank masih memberi kelonggaran
waktu, yaitu dengan memperpanjang jangka waktu pembiayaan
maksimal 2 tahun. Hal ini dilakukan bank untuk menghindari tidakan
zhalim, artinya ketidak adilan pada suatu pihak.
e. Untuk obyek pembiayaan bank hanya membiayai usaha-usaha yang
tidak melanggar prinsip syariah. setiap pengajuan pembiayaan bank
selalu meminta data lengkap tentang obyek pembiayaan. Hal ini
dilakukan untuk selain menghindari kredit macet, juga untuk
menghindari larangan prinsip syariah yaitu gharar dan haram. Gharar
artinya obyek ya g dibiayai tidak jelas, dan haram arinya obyek yang
dibiayai tidak sesuai dengan prinsip syariah.
Dilihat dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
produk Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga sudah
sesuai dengan prinsip syariah. Produk tersebut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku tentang bank syariah dan tidak melanggar
prinsip ataupun hukum islam.
B. Prosedur Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga

lxix

Sesuai dengan standar prosedur yang digunakan oleh Bank Syariah


Mandiri Kantor Cabang Salatiga dalam pengajuan pembiayaan (kredit), maka
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Salatiga memiliki proses dan prosedur
pengajuan pembiayaan (kredit) sebagai berikut (SE No.:10/016/PEM,tanggal
22 Mei 2008) :
1. Pemberkasan (permohonan)
Pemberkasan merupakan suatu tahap awal dalam pengajuan pembiayaan
(kredit), pemberkasan meliputi berkas-berkas / dokumen-dokumen yang
dibutuhkan sebagai syarat dalam pengajuan pembiayaan (kredit), pada tahap
pemberkasan ini merupakan tahap awal bagi marketing lending untuk
berkenalan dengan calon debitur (nasabah), sehingga pada kesempatan ini
marketing lending bisa saja menanyakan beberapa hal penting mengenai calon
debitur (nasabah), seperti : pekerjaan, penghasilan, jumlah tanggungan dan
lain-lain yang dianggap penting dan bisa membantu informasi tentang keadaan
calon debitur (nasabah). Setelah calon debitur (nasabah) memasukan berkasberkas permohonan pembiayaan (kredit), maka marketing lending langsung
memeriksa kelengkapan berkas tersebut, jika terdapat kekurangan maka
marketing lending akan langsung memberitahukan kepada calon nasabah
(debitur) untuk melengkapi berkas-berkas tersebut agar permohonan
pembiayaan (kredit) cepat diproses.
Kelengkapan syarat-syarat Pembiayaan Dana Berputar pada Bank Syariah
Mandiri (BSM) Kantor Cabang Salatiga meliputi :
lxx

a. Persyaratan
1) WNI cakap hukum
2) Usiah minimal 21 tahun
3) Maximum pembiayaan 70 % dari kebutuhan modal kerja yang
sebelumnya dikurangi dengan hutang lancar.
4) Besar angsuran tidak melebihi 40% dari penghasilan bulanan
bersih
b. Dokumen yang diperlukan
1) Form permohonan Pembiayaan Dana Berputar
2) Foto copy KTP pemohon dan suami/istri pemohon (bila sudah
menikah)
3) Foto copy Kartu Keluarga dan Akta nikah (bila sudah menikah)
4) Foto copy rekening bank 3 bulan terakhir
5) Akta pendirian usaha
6) Identitas pengurus meliputi data lengkap pengurus perusahaan.
7) Legalitas usaha seperti SIUP, NPWP, TDP, dll.
8) Laporan keuangan 2 tahun terakhir.
9) Past performance 2 tahun terakhir.
10) Rencana usaha 1 tahu ke depan.
11) Data obyek pembiayaan.
2. Investigasi

lxxi

Investigasi merupakan tahap lanjutan dari pemberkasan data calon


nasabah, investigasi ini merupakan tahap kedua yang harus dilakukan, bila
calon nasabah tidak memenuhi syarat, maka pembiayaan tidak dilanjutkan,
bila memenuhi syarat akan berlanjut ke tahap berikutnya. Kegiatan ini
nantinya akan dituangkan pada laporan investigasi. Laporan investigasi ini
meliputi :
a. Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan
sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar, termasuk
menyelidiki keabsahan berkas. Jika menurut pihak perbankan belum
lengkap atau belum cukup, maka calon nasabah diminta untuk segera
melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu calon nasabah tidak
sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan
pembiayaan (kredit) dibatalkan saja.
b. Wawancara awal
Merupakan penyidikan kepada calon nasabah dengan langsung
berhadapan dengan calon nasabah tersebut. Tujuannya adalah untuk
meyakinkan bank apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap
seperti dengan keinginan bank. Wawancara ini juga untuk mengetahui
keinginan dan kebutuhan calon nasabah yang sebenarnya. Hendaknya
dalam wawancara ini dibuat serilek mungkin sehingga diharap hasil
wawancara akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Berikan
lxxii

kesempatan kepada calon nasabah untuk berbicara lebih banyak,


sehingga bank memperoleh informasi yang banyak pula. Kegiatan ini
nantinya akan dituangkan pada laporan wawancara
c. On the spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meninjau
berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil
on the spot hendaknya jangan diberitahukan kepada nasabah. Sehingga
apa yang kita lihat dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Kegiatan ini akan dituangakan pada laporan taksasi, dan berkas jaminan
/ agunan.
d. Wawancara II
Merupakan

kegiatan

perbaikan

berkas,

jika

mungkin

ada

kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot

di

lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara
I dicocokkan dengan kegiatan on the spot yang telah dilakukan apakah
ada kesesuaian dengan mengandung suatu kebenaran.
3. Tahap analisa
Analisa merupakan tahap lanjutan setelah investigasi, bila semua
persyaratan telah lolos verivikasi dari investigasi. Analisa merupakan kegiatan
suatu proses analisis pembiayaan ( kredit) dengan menggunakan pendekatanpendekatan

dan

rasio-rasio

keuangan

untuk

menentukan

kebutuhan

pembiayaan (kredit) yang wajar.


lxxiii

Kegiatan ini nantinya akan dituangkan pada Nota Analisa Pembiayaan


(NAP) Cabang. Sedikitnya ada beberapa aspek analisa yang digunakan oleh
Bank Syariah Mandiri (BSM) Kantor Cabang Salatiga antara lain:
a. Informasi pemohon
1) Informasi Nasabah
Ini digunakan untuk mengetahui secara keseluruhan tentang
bagaimana informasi nasabah.
2) Informasi bank
Ini digunakan untuk mengetahui informasi nasabah dalam
kegiatan pebankan, yakni informasi antar bank melalui informasi
BI Cheking. Nantinya akan diketahui bagaimana keterkaitan calon
nasabah dalam kegiatan perbankan.
b. Analisa aspek yuridis
Analisa aspek yuridis ini meliputi
1) Legalitas pemohon
2) Legalitas permohonan pembiayaan
c. Analisa aspek keuangan
Analisa yang digunakan untuk mengetahui kemampuan keuangan
calon nasabah baik penghasilan, pengeluaran dan kemampuan berapa
nantinya nasabah mampu membayar angsuran.
d. Analisa aspek agunan (jaminan)

lxxiv

Analisa

tentang

agunan

(jaminan)

tentang

berapa

nilai

jaminan(agunan), layak atau tidak.


e. Risiko dan mitigasi
Untuk menilai dan mencegah
1) Resiko ketidak tertiban pembayaran angsuran tiap bulan
Mitigasi :Monitoring angsuran tiap bulan, dengan meminta
pembayaran angsuran tiap bulan
2) Resiko pembiayaan tidak digunakan sebagaimana tersebut dalam
pengajuan
Mitigasi :Dana pencairan pembiayaan langsung ditransfer ke
rekening pemilik rumah (penjual rumah yang akan dibeli)
3) Resiko obyek jaminan terbakar dan nasabah meninggal dunia
Mitigasi :Obyek yang dijaminkan harus dicover dengan
asuransi kebakaran dan asuransi jiwa nasabah dengan jangka
waktu sampai jatuh tempo pembayaran
f. Kesimpulan dan rekomendasi
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat kesimpulan dan
rekomendasi bank atas rencana rencana calon nasabah pembelian rumah,
meliputi
1) Fasilitas pembiayaan
2) Syarat penandatangan akad
3) Syarat pencairan
lxxv

4) Syarat lain-lain
5) Lain-lain (jika ada pelanggaran)
Dari uraian prosedur yang ada di Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang
Salatiga bisa penulis amati bahwa sudah sesuai dengan teori-teori yang
disajikan. Namun hanya saja prosedur itu cukup rumit dan panjang,
diakarenakan minimnya sumber daya yang dimiliki. Semua prosedur yang
diterapkan hanya dikerjakan oleh satu staf, yakni staf marketing lending. Staf
tersebut mengerjakan semua prosedur tersebut, dari mulai solisitasi hingga
realisasi dan monitoring. Maka terkadang calon nasabah mengeluhkan betapa
lamanya prosedur yang diterapkan oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang
Salatiga.
C. Penilaian Aspek-Aspek dalam Pemberian Pembiayaan Dana Berputar
di Bank Syariah Mandiri Salatiga
Pembiaayan atau kredit adalah bisnis yang, beresiko di mana ada
kemungkinan pembiayan yang diberikan tidak dapat tertagih (kredit macet).
Debitur (penerima pembiayaan) dapat mengemukakan sejuta alasan untuk itu.
Di sisi lain bank harus membayar setiap rupiah dana masyarakat yang
ditempatkan padanya. Apapun yang terjadi pada pembiayaan, bank tidak boleh
tidak membayar dana masyarakat.

lxxvi

Sehubungan dengan hal tersebut, sudah seharusnya bank hanya


memberikan pembiayaan (kredit) kepada debitur yang layak. Bank harus dapat
mengendalikan risiko pembiayan yang diberikannya. Untuk itu, bank
mengembangkan suatu proses seleksi untuk menyaring setiap proposal
pembiaayan (kredit) yang masuk. Melalui proses tersebut diharapkan
pembiayaan (kredit) yang diberikan adalah dengan kualitas bagus.
Sesuai dengan UU Perbankan No. 10 tahun 1998 yang mengharuskan
setiap bank mempunyai pedoman analisis guna menghindari risiko, maka Bank
Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga menerapkan pedoman analisis yang
telah dikembangkan sendiri, tetapi pada intinya sama dan seperti yang biasa
disebut dengan 5C + 7A dan aspek internal. Berikut adalah beberapa hambatan
hambatan yang mungkin bisa terjadi dalam pembiayaan griya BSM beserta
Mitigasi risiko yang diterapkan guna menghadapi hambatan hambatan
tersebut dari berbagai aspek diantaranya:
1. Informasi Pemohon
a. Character
Karakter calon nasabah merupakan gerbang utama yang harus
ditempuh dalam proses pembiayaan. Beberapa risiko yang bisa terjadi
dari character calon nasabah adalah pemalsuan identitas diri calon
nasabah guna memperlancar proses pembiayaan yang sedang dilakukan.

lxxvii

Untuk mengetahui baik buruknya karakter calon nasabah, Bank Syariah


Mandiri (BSM) Cabang Salatiga, melakukan mitigasi dengan cara sebagai
berikut:
1) Verifikasi data, dilakukan dengan cara mempelajari riwayat hidup
calon nasabah
2) Melakukan wawancara dengan calon nasabah, tetangga calon
nasabah untuk mengetahui bagaimana karakter dari calon nasabah
tersebut.
Dari proses mitigasi wawancara ke pada calon nasabah tersebut
biasanya pihak BSM Cabang Salatiga baru bisa menilai dari karakter
calon nasabah tersebut. Karakter tersebut misalnya :
1) Dapat dipercaya
Bisa dilihat dengan jawaban yang diberikan calon nasabah apakah
sudah sesuai dengan data/persyaratan yang diberikan sebelumnya atau
tidak. Bisa juga lewat bahasa tubuh calon nasabah tersebut.
2) Ahklaknya
Melalui rekomendasi tetangga / instansi dimana calon nasabah
bekerja.
3) Kemauan untuk membayar
Tidak mempunyai pembiayaan di bank lain, dan dengan segera
menyerahkan surat kuasa untuk pemotongan gaji. Dan berarti calon
nasabah tersebut mempunyai kemauan untuk membayar.
lxxviii

4) Konsisten
Dapat dilihat dengan konsistennya pada nama, tanggal lahir, dan
tanda tangan KTP, KK, Surat Nikah calon nasabah
5) Tanggung jawab
Dengan melihat riwayat pembiayaan calon nasabah masa lalu di
bank lain, pernah terjadi telat bayar angsuran atau tidak, hal ini bisa
dilihat melalui BI Cheking
b. Capacity (kemampuan)
Risiko yang mungkin terjadi berkaitan dengan kemampuan calon
nasabah adalah tidak terbayarnya pembiayaan yang diterima calon
nasabah berdasarkan jangka waktu yang ditetapkan.
Mitigasi yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri berkaitan dengan
hal ini adalah menentukan kapasitas nasabah, Kapasitas nasabah
digunakan untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam bekerja
termasuk kemampuan dalam menghasilkan kas atau setara kas. Dalam hal
ini, bank harus memperhatikan golongan nasabah pada perusahaannya
tempat ia bekerja. Kemampuan calon nasabah sangat menentukan dalam
pelunasan pembiayaan calon nasabah tersebut. Jangan sampai calon
nasabah tersebut menggunakan uang yang diterimanya secara berlebihlebihan, agar nasabah tersebut dapat melunasi pembiayan dengan tepat
waktu
c. Capital (modal)
lxxix

Dalam hal ini yang berkaitan dengan modal adalah analisa terhadap
pendapatan yang diterima oleh calon nasabah pembiayaan yang
digunakan oleh nasabah tersebut untuk membayarkan sejumlah angsuran
yang telah disepakati. Karena jika hal tersebut tidak dilakukan maka
risiko yang mungkin terjadi adalah terjadinya kredit macet sebelum
jangka waktu perjanjian selesai.
Oleh karena itu, untuk kepentingan tersebut maka mitigasi yang
dilakukan BSM Cabang Salatiga adalah melakukan pengecekan terhadap
slip gaji/penghasilan nasabah itu cukup untuk mengangsur pembiayaan
setiap bulan atau tidak, selain itu juga dengan melakukan mutasi
keuangan calon nasabah yang dialihkan ke BSM Salatiga.
Disamping untuk mengetahui jumlah pendapatan nasabah setiap
bulanya Analisa modal digunakan untuk mengetahui keyakinan nasabah
terhadap usahanya sendiri atau pendapatan yang diterima.
d. Colleteral (Jaminan)
Jaminan utama adalah keyakinan tentang kemauan dan kemampuan
dari pihak bank terhadap calon nasabah yang diberi pembiayaan. Bagi
Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga yang dijadikan jaminan
adalah rekomendasi dari perusahaan tempat nasabah bekerja dan berupa
surat berharga seperti SHM/SHGB dan IMB sebagai alat pengamanan
terhadap kemungkinan ketidakmampuan pihak calon nasabah (debitur)
melunasi pembiayaan yang diterima.
lxxx

Obyek jaminan yang diberikan oleh nasabah biasanya adalah


sertifikat dari rumah yang akan dibeli dengan pembiayaan griya ini.
Beberapa risiko yang bisa terjadi dari jaminan yang diberikan oleh calon
nasabah kepada pihak bank adalah sebagai berikut
1) Obyek jaminan fiktif. baik dari No jaminan, alamat, luas jaminan,
denah, serta peta lokasi. Untuk meghindari hal hal tersebut maka
Bank Syariah Mandiri harus memastikan keabsahan dari obyek
jaminan yang diberikan, supaya obyek yang dijaminkan benar
benar ada kesesuaian antara sertifikat dengan kondisi yang
sebenarnya.
2) Obyek jaminan dalam sengketa, atau tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Maka mitigasi yang dilakukan oleh pihak Bank
Syariah Mandiri adalah dengan melakukan cek bersih dan on the spot
untuk memastikan bahwa obyek jaminan tidak dalam sengketa dan
menghindari terjadinya pemalsuan obyek jaminan.
3) Obyek jaminan kebakaran. Maka dari pihak Bank Syariah Mandiri
obyek jaminan tersebut langsung dicover dengan asuransi.
4) Jaminan tidak dapat dilikuidasi oleh pihak bank baik karena sengketa
maupun ketidaksempurnaan pengikatan. Maka mitigasi yang
dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga berkaitan
dengan risiko tersebut adalah dengan dibuatkan surat kuasa jual

lxxxi

jaminan dan melakukan Dua (2) pengikatan yaitu pengikatan dengan


SKMHT/APHT dan pengikatan secara Notariil.
a) Pengikatan dengan SKMHT/APHT
Pembuatan SKMHT (Surat Kuasa Membebankan Hak
Tanggungan) juga dimungkinkan dalam hal hak atas tanah yang

menjadi obyek Hak Tanggungan belum mempunyai sertifikat.


Dalam perjanjian pembiayaan griya BSM debitur penerima
pembiayaan memberikan jaminan berupa rumah dan tanah yang
dibeli dari fasilitas pembiayaan bank tersebut. Selama APHT
belum diterbikan oleh notaris maka SKMHT akan dipegang oleh
pihak bank.
Masa berlaku dari SKMHT ini adala 3 bulan sebelum
diterbitkanya APHT (Akta Pemberian Hak Tanggungan). Jadi sifat
dari SKMHT ini adalah sementara, Akan tetapi jika dalam waktu 3
bulan dan APHT belum jadi maka akan dilakukan perpanjangan
SKMHT
b) Pengikatan dengan notaris
Risiko jika sewaktu waktu terjadi hal hal yang tidak
diinginkan berkaitan dengan kewajiban nasabah dalam membayar
angsuran, tanpa adanya pengikatan dari notaris maka nasabah
tidak bisa dituntut secara hukum. Jadi dengan adanya pengikatan

lxxxii

notaris adalah akad yang dilakukan antara pihak nasabah dengan


pihak bank bisa diikat secara sempurna.
e. Condition (kondisi)
Analisa diarahkan untuk mengetahui kondisi sekitar yang secara
langsung

maupun

tidak

secara

langsung

berpengaruh

terhadap

pengangsuran pembiayan calon nasabah, seperti keadaan ekonomi yang


akan mempengaruhi adanya kredit macet nasabah dalam melakukan
angsuran pembiayaan pemilikan rumah, misalnya : status nasabah sudah
menikah apa belum, jumlah yang menjadi tanggungan dari nasabah
tersebut.
Selain itu, kondisi bisa dilihat dari :
1) Cakap hokum
2) Karyawan tetap / kondisi pekerjaan yang stabil
3) Usia pemohon minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo fasilitas
usia maxsimal 55tahun dan belum pensiun (jika karyawan atau
PNS)
4) Belum menikmati fasilitas pembiayaan serupa dari pembiayaan lain
5) Memperoleh

rekomendasi

dari

instansi

pekerjaan

untuk

memperoleh pembiayaan melalui bank.


Selain metode 5C di atas, Pihak BSM Cabang Salatiga juga
menggunakan metode 7A yang anatar lain :

lxxxiii

1. Analisa Aspek Yuridis


Pada aspek ini yang dinilai adalah legalitas nasabah, seperti:
l. Legalitas pendirian usaha yang menyangkut akta pendirian usaha
m. Legalitas usaha berupa ijin-ijin usaha seperti SIUP, NPWP, TDP, dll.
n. Legalitas

permohonan

pembiayaan

seperti

surat

permohonan

pembiayaan yang ditandatangani oleh pejabat berwenang sesuai


dengan AD/ART terbaru.
2. Analisa Aspek Karakter dan Manajemen
a. Aspek Karakter
Menilai tentang karakter nasabah, yang meliputi:
1). Reputasi nasabah/perusahaan seperti pengalaman nasabah, kemampuan
nasabah, kinerja perusahaan, banyaknya relasi atau rekanan bisnis, dll.
2). Profesionalisme pengurus atau pemilik meliputi kompetensi nasabah,
tenaga ahli, dan tenaga kerja pendukung.
b. Aspek Manajemen
Dalam aspek manajemen yang dianalisis adalah mengenai:
1). Struktur organisasi perusahaan
2). Riwayat atau perkembangan usaha dengan melihat laporan keuangan
3. Analisa Aspek Teknis
Aspek ini menganalisis tentang teknis produksi dari usaha yang
nasabah jalankan seperti:
a. Proses produksi yang jelas mulai dari proses awal sampai akhir
lxxxiv

b. Karakteristik pabrik/tempat usaha, seperti jumlah hari kerja dalam


sebulan, jumlah jam kerja per hari, kapasitas produksi per bulan,
peralatan/mesin yang digunakan, dsb.
4. Analisa Aspek Pemasaran
Pada aspek ini menganilisi tentang:
a. Jenis produk/barang dagangan, meliputi ciri-ciri produk
b. Pasar/konsumen yang dituju, meliputi pasar sasaran dan segmentasi
pasar
c. Lokasi pemasaran, merupakan daerah yang menjadi target pemasaran
d. Kondisi pasar dan persaingan,, menilai:
e. apakah pasar yang dituju masih baik atau sudah jenuh?
f. Bagaimana dengan fluktuasi harganya?
g. Dalam industri sejenis apakan ada banyak pesaing atau tidak?
h. Bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan?
5. Analisa Aspek Keuangan
Dalam aspek ini menganalisis tentang:
a. Laporan keuangan berupa laporan neraca, laporan laba rugi, dan
analisis laporan keuangan. Laporan neraca memuat tentang kas dan
bank, piutang dagang, persediaan, aktiva tetap, hutang usaha, hutang
bank jangka pendek dan jangka panjang, dan modal. Sedangkan
laporan laba rugi memuat tentang penjualan, biaya-biaya, dan laba

lxxxv

bersih. Analisis rasio keuangan memuat tentang rasio likuiditas, rasio


solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas.
b. Penyaluran aktivitas keuangan, dilihat dari rek bank yang digunakan
dalam menjalankan transaksi usaha.
c. Penghitungan jumlah pembiayaan modal kerja, meliputi:Junlah
kebutuhan modal kerja yang didasarkan pada proyeksi penjualan,
pendapatan usaha, dan kemampuan produksi.
d. Jumlah pembiayaan modal kerja
Sesuai dengan SE Pembiayaan No 8/001/PEM tanggal 2 Januari 2006
perihal Revisi Pedoman Pembiayaan BSM, pembiayaan yang bisa
diberikan adalah sebesar:
Pembiayaan Bank = 70% x (KMK Hutang Lancar)
e. Analisa source of repayment
1). Analisa source of repayment, bisa dilihat dari aliran kas masuk dan kas
keluar (apakah menunjukkan angka positif atau negatif).
2). Analisa pelunasan pokok
Pada dasarnya pelunasan pokok pinjaman bisa dilakukan di akhir masa
pembiayaan dan dapat diperpanjang hingga 2 tahun kedepan.
Dengan melihat cashflow

(positif/negatif) pada laporan keuangan,

apakah perlu dilakukan perpanjangan atau tidak.


f. Struktur, skim, dan pricing pembiayaan

lxxxvi

Yaitu menganalisis tentang porsi bagi hasil, proyeksi sales, sehingga bisa
diketahui nisbah bagi hasil bank.
6. Analisa Aspek Sosial Ekonomi dan AMDAL
Dalam aspek ini menganalisis tentang:
a. Pengaruh proyek terhadap masyarakat sekitar lokasi proyek, apakah
dengan adanya proyek ini bisa menyerap tenaga kerja atau tidak serta
bisa meningkatkan kesejahteraan penduduk sekitar lokasi usaha atau
tidak.
b. Pendapatan Pemerintah berupa pajak usaha
c. Ijin dari instansi yang berwenang (misalnya BAPPEDAL) perihal
AMDAL, yaitu apakah limbah usaha bisa dimanfaatkan lagi atau tidak,
mencemari lingkungan atau tidak, serta limbah berbahaya atau tidak.
7. Analisa Aspek Jaminan
Dalam aspek ini menganalisis tentang jaminan yang diberikan
nasabah apakah sudah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan pada
peraturan Bank Syariah Mandiri.
Baik itu berupa tanah atau bangunan dengan perincian penilaian
seperti dibawah ini:
a. Data Agunan, misal berupa sertifikat (nomor sertifikat, luas obyek,
serta lokasi obyek
b. Jenis Agunan, bisa berupa tanah atau tanah dan bangunan
c. Nilai Pasar, nominal harga pasar dari agunan yang dijaminkan
lxxxvii

d. Bobot Likuidasi, dalam bentuk prosentase (penghitungannya sesuai


ketentuan BSM)
e. Nilai Likuidasi, dalam bentuk nominal harga (penghitungannya sesuai
ketentuan BSM).
Dari uraian di atas

dapat kita lihat bahwa tahap-tahap yang perlu

dilakukan sebelum Pembiayaan Dana Berputar diberikan kepada calon nasabah


begitu panjangnya dan pihak bank menyeleksi setiap calon nasabahnya dengan
ketat, hal ini dilakukan agar terhidar dari kredit macet dari pihak calon nasabah
sebelum jatuh tempo yang telah disepakati.
BAB V
PENUTUP
Setelah membahas teori dan menganalisis hasil penelitian pada Bank Syariah
Mandiri Cabang Salatiga, maka pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan dan
saran yang semoga dapat bermanfaat bagi Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga
untuk masa yang akan mendatang.
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari analisis pada bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan hal-hal yang menjadi rumusan masalah yang dipertanyakan oleh
penulis, yaitu:
1.

Produk Pembiayaan Dana Berputar di Bank Syariah Mandiri Salatiga sudah


sesuai dengan Prinsip Syariah.

lxxxviii

2. Dilihat dari prosedur pembiayaannya, Bank Syariah Mandiri Salatiga


menerapkan prosedur pembiayaan bank syariah pada umumnya. Hanya saja
SDM pelaksananya masih terbatas, sehingga dalam melakukan prosedur
pembiayaan memakan waktu yang cukup lama.
3. Dalam pemberian pembiayaan, Bank Syarian Mandiri Salatiga menerapkan
prinsip 5C dan 7A. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko kredit
macet.
B. Saran
Agar dalam penyaluranPembiayaan Dana Berputar dapat diminati dan
dimanfaatkan oleh lebih banyak lagi masyarakat, maka BSM harus melakukan halhal sebagai berikut:
1. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang produk-produk pembiayaan
di Bank Syariah Mandiri utamanya Pembiayaan modal kerja atau PDB.
2. Menambah SDM pelaksana pembiayaan agar proses pembiayaan tidak
memakan waktu yang cukup lama.
3. Peningkatan etos kerja karyawan sehingga sangat diperlukan penyuluhan dan
pembinaan kepada karyawan tentang peningkatan pelayanan kepada nasabah.
4. Supaya tidak terjadi keterlambatan dalam pembayaran angsuran dan
mengganggu perputaran uang bank,

maka diharapkan ketelitian dalam

melakukan monitoring pembiayaan.

lxxxix

DAFTAR PUSTAKA
BNP2TKI Jakarta.2012.Aceh beri Edukasi Perbankan bagi TKI.
(http://www.bnp2tki.go.id/berita-mainmenu-231/6697-bp3tki-aceh-beriedukasi-perbankan-bagi-tki.html diakses tanggal 25 Juli 2012).
Daymon,Christine. 2008. Riset Kualitatif dalam Publik Relations & Marketing
Communications, terj. Rhenald Kasali. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
http://cemantech.tripod.com/7236.htm (diakses pada 23 juli 2012).
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/12/pengaruh-kebutuhan-modal-kerja
terhadap.html(diakses pada 24 Juli 2012).
http://edratna.wordpress.com/2007/06/26/mengenal-produk-perbankan
syariah-1/ (diakses pada 25 Juli 2012)
Mansuroh, Sulistyaningtyas.2006.Aplikasi Pembiayaan Musyarakah Untuk Modal
Kerja Di Bank Syariah Mandiri Cabang Semarang.Semarang:IAIN
Walisongo.
Muhammad.2002.Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbit dan
Percetakan (UPP) AMP YKPN.
-. 2005. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP)
AMP YKPN.
Muklim, Lany.2012.Pengaruh Modal Kerja terhada Likuiditas Usaha
( http://lannymuklim.wordpress.com diakses tanggal 23 Juli 2012).
Nasrodin.2009. Analisis Fiqih Terhadap Implementasi Pembiayaan Modal Kerja
iB pada Pt. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang
Syari`Ah Yogyakarta.Yogyakarta:UII.
PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang penerapan Manajemen Risiko
bagi Bank Umum.
Perwataatmadja, Karnaen Anwar.2009.Prosedur Pembiayaan pada Bank Syariah.
(http://www.pkesinteraktif.com. diakses pada 25 Juli 2012)
Purwanto, Rudi.2011. Analisis Sistem dan Prosedur pembiayaan Murabahah
xc

dalam Rangka Menjamin Pengendalian Intern (Studi Pada P.T. Bank


Rakyat Indonesia Tbk Kantor Cabang Syariah Malang).Malang.UB.
Rizani,Rasyid.2008.Penerapan Prinsip syariah pada operasional Perbankan.
Hakim pada Pengadilan Agama Bajawa Kelas II.
Susanty, Ida. 2012.Lembaga Pendanaan dan Modal menjadi Mitra Penting
Seorang usahawan.(http://breakscoffee.blogspot.com/2012/06/lembaga
pendanaan-dan-modal diakses pada 25 Juli 2012).
UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1 ayat 2.
UU Pasal 1 ayat 12 UU no 21 tahun 2008 tentang kegiatan operasional Bank
Syariah.
UU Perbankan pasal 34 ayat 3 UU no 21 tahun 2008: ketentuan lebih lanjut
mengenai tata kelola yang baik.

SE Pembiayaan no 6/012/PEM/ tgl 24 Juni 2004 perihal revisi segmentasi dan


penanganan pembiayaan atas dasar gross annual sales (GAS).
SE No. 7/019/UMM tanggal 14 September 2005.
SE Pembiayaan No 8/001/PEM tanggal 2 Januari 2006 perihal Revisi Pedoman
Pembiayaan BSM.
SE No.:10/016/PEM, tanggal 22 Mei 2008 tentang prosedur pengajuan
pembiayaan.

xci

Anda mungkin juga menyukai