Disusun Oleh:
Akbar Aminus
270120140503
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2015
24, 2015
Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi yangdigunakan di negri ini.
Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan produksi minyak yang sudah ada dapat
dilakukan dengan
Gambar 1
Peta Cekungan sedimen Indonesia (Badan Geologi, 2009)
24, 2015
Gambar 2
Peta Tataan Tektonik Busur Banda (Cekungan Sedimen Berpola Semi-Konsentris)
Tumbukan
mengalami
fase
bukaan sejak Eosen Tengah ( Situmorang (1982), Hall (1996), Moss drr (1997), Guntoro
(1999), dan Puspita drr. (2005) meskipun mekanisme bukaan tersebut masih kotroversi
sampai
sekarang.
Fase
ekstensi
24, 2015
terbentuknya Cekungan Makassar Utara dan Cekungan Makassar Selatan (Gambar 3).
Sementara pada zaman Miosen selat ini telah mengalami fase kompresi (Chamber dan
Dalley, 1995; Bergman drr., 1996), yaitu saat mulai terjadinya benturan antara tepi
Kranton Sunda (Kalimantan) di sebelah barat, dengan Paparan Sula di sebelah timur.
Meskipun fase kompresi ini masih berlangsung sampai sekarang (Bachri, 2012) namun
belum menyebabkan tertutupnya kembali Selat Makassar.
Gambar 3
Sebaran Cekungan Sedimen di Selat Makassar yang Dikontrol Oleh Tektonik
Di wilayah Busur Banda dan Sulawesi, hanya cekungan sedimen di sekitar Busur
Banda saja yang berpola semi-konsentris, sementara di daerah sebelah utara lengan utara
Sulawesi keberadaan cekungan sedimen dikontrol oleh sistem tunjaman Sulawesi Utara,
di sebelah barat Sulawesi dikontrol oleh sistem pemekaran, sementara di bagian lain dari
Sulawesi sebaran cekungan
B.
24, 2015
Hindia yang kemudian diikuti oleh penyesuaian pola tunjaman di Indonesia. Ketika
Australia bergerak ke utara, Papua mendekat dan menumbuk busur kepulauan Sepik pada
sekitar 30 jtl (Downey, 1986, dalam Katili,1989).
Sebelum benua Australia yang bergerak ke utara sampai di tepian benua Asia
Tenggara busur vulkanik Sulawesi Mindanao yang berarah utara-selatan dijumpai
sekitar 800
Kepulauan Sepik yang berarah barat-timur menyatu dengan Papua dan memisahkan
antara Australia dengan Pasifik (Katili, 1989).
Sekitar 20 Jtl, Papua dan Sepik yang kini menyatu menjadi mikrokontinen yang
lebih besar, sampai di tepi lempeng Asia Tenggara dan bertumbukan dengan busurdalam Melanesia yang menghadap ke selatan (Daly drr., 1986). Hal ini menyebabkan
adanya interaksi antara lempeng Australia yang bergerak ke utara dan lempeng Pasifik
yang bergerak ke arah barat-baratdaya, yang akibatnya menghasilkan beragam bentukan
struktur. Beberapa sesar mendatar utama berarah barat timur terbentuk, seperti Sesar
Sorong dan Sesar Tarera-Aiduna (Gambar 4A-B). Sebagai akibat dari pergerakan
sesar-sesar tersebut terbentuklah
24, 2015
Gambar 4
Peta Struktut Wilayah Sulawesi dan Papua
Cekungan di Indonesia bagian timur secara umum terbentuk akibat adanya tiga
struktur utama yang mengontrol kemunculan cekungan sedimen, yaitu:
1.
24, 2015
sesar transform yang menyebabkan beberapa pecahan dari lempeng Australia bergerak
ke arah Sulawesi. Oleh karenanya, cekungancekungan tersebut mulai berada di
Indonesia pada Tersier, meskipun sebagian berumur Pra-Tersier.
Gambar 5
Regonal Play Types of Eastern Indonesia
24, 2015
Gambar 6
Sections Regonal Play Types of Eastern Indonesia
C.
Cekungan Salawati
Cekungan salawati merupakan salah satu cekungan yang terdapat di Indonesia
Bagian Timur. Dimana cekungan ini terbentu dari pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu
lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudra Pasifik dan Lempeng Benua Australia
(Hamilton,1978). Elemen elemen Cekungan Salawati secara umum didominasi oleh
struktur patahan dan lipatan yang berarah timur barat. Pada wilayah leher burung
didominasi oleh struktur lipatan yang berarah utara- baratlaut. Pada sabuk lipatan ini
sebagian besar struktur didominasi oleh sistem sesar yang berarah barat timur.
Kemudian evolusi tektonik regional di wilayah Kepala Burung berlangsung sejak
awal Paleozoikum. Gerakan tektonik yang cukup intensif terjadi pada kala Plio
Pleistosen paska pengendapan fasies batugamping terumbu yang berumur Miosen
(Hamilton,1978).
Gambar 7
Pembagian Cekungan Salawati (Hamilton, 1978)
24, 2015
1. Batuan Dasar (Devon, 406.5 262.5 juta tahun) di daerah Kepala Burung
atau Cekungan Salawati Bintuni, Batuan Dasar yang berumur PraTersier terutama tersingkap di sebelah timur Kepala Burung yang
dikenal sebagai Tinggian Kemum. Batuan Dasar tersebut disebut
Formasi Kemum yang tersusun oleh batusabak, filik dan kuarsit. Formasi
ini di sekitar Kepala Burung diintrusi oleh granit yang berumur Karbon
disebut sebagai Anggi Granit pada Trias. Oleh sebab itu Formasi Kemum
ditafsirkan terbentuk pada sekitar Devon sampai awal Karbon.
2. Formasi Aifam (Perm, 290 - 250 juta tahun) selanjutnya Formasi Kemum
ditindih secara tidak selaras oleh Group Aifam. Di sekitar Kepala
Burung group ini dibagi menjadi 3 Formasi yaitu Formasi Aimau, Aifat
dan Ainim. Group ini terdiri dari suatu seri batuan sedimen yang
taktermalihkan dan terbentuk di lingkungan laut dangkal sampai fluviodelataik. Satuan ini di daerah Bintuni ditutupi secara tidak selaras oleh
Formasi Tipuma yang berumur Trias (Bintoro & Luthfi, 1999).
3. Formasi Kembelengan (Jura Akhir Kapur Akhir, 152 66.5 juta tahun)
formasi Kembelengan, pada bagian bawah merupakan endapan paralislaut dangkal yang terdiri dari batupasir, batulempung, mudstone dan
batubara berumur Jurasik Tengah, sedangkan pada bagian atas merupakan
endapan laut dangkal-dalam terdiri dari mudstone dan serpih berumur
Kapur. Endapan dengan umur Mesozoikum berkembang di bagian selatan
Cekungan Salawati, karena pada saat pengendapan sedimen tersebut
cekungan terbuka ke arah selatan.
4. Formasi Waripi (Paleosen, 66.5 54 juta tahun) Formasi Waripi terutama
tersusun oleh karbonat dolomitik, dan batupsir kuarsa diendapkan di
lingkungan laut dangkal yang berumur Paleosen sampai Eosen. Di atas
formasi ini diendapkan Formasi Faumai secara selaras dan terdiri dari
batugamping berlapis tebal (sampai
15
meter)
yang
kaya
fosil
24, 2015
24, 2015
Gambar 8
Stratigrafi Regional Cekungan Salawati (Tamuloi & Salqenst, 2001)
24, 2015
3. Batuan Penutup (Seal Rock) batuan yang bertindak sebagai lapisan penutup
yang baik pada cekungan Salawati adalah sedimen klastik yang terdiri
dari batulempung dengan sisipan tipis batulanau dan batugamping
dari Formasi Klasafet dan Formasi Klasaman.
4. Jebakan Hidrokarbon (Trap of Hidrocarbon) Perangkap umum secara
regional di cekungan Salawati adalah jebakan stratigrafi. Jebakan stratigrafi
adalah adanya fasies terumbu dari Formasi Kais yang porous. Perangkap
Formasi Kais pada umumnya didominasi oleh batugamping berumur
miosen awal miosen tengah. Batugamping Formasi Kais di daerah
Klamono diendapkan di lingkungan lagoonal hingga carbonate reef bank.
Sehingga reservoar pada umumnya terbentuk dari patch reef atau reef
bank. Pola sturktur carbonate build-up pada umumnya mempunyai
orientasi timurlaut - baratdaya, sejajar dengan orientasi garis pantai
pada saat pengendapan. Perangkap - perangkap tersebut berkembang
sejak awal hingga akhir pembentukan Formasi Kais.
5. Migrasi Hidrokarbon (Migration of Hidrocarbon) pola migrasi minyak dan
gas di daerah telitian, mengikuti jalur migrasi lateral melewati media
batuan porous yang dikontrol oleh slope lapisan ke arah tinggian serta jalur
patahan.
24, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Bachri, S. 2013. Peran Sistem Tunjaman, Sesar Mendatar Transform dan Pemekaran
Terhadap Sebaran Cekungan Sedimen Di Indonesia diambil dari Jurnal Penelitian,
Pusat Survei Bandung.
Datu, Samuel Mefri P.H.. 2013. Peran Wellsite Geologist Pada Aktivitas Pemboran
Eksplorasi Di Lapangan Melia Cekungan Salawati Kabupaten Sorong, Papua
Barat diambil dari Papper, Universitas Pembangunan Nasiona Veteran Yogyakarta.
Putrohari , Rovicky Dwi. 2015. Pengenalan Geologi Migas diambil dari Handout Materi
Diklat Pengenalam Migas, Pusdiklat Geologi Bandung.