Anda di halaman 1dari 10

Batu, September 2016

Nomor
Lampiran
Sifat
Perihal

:
:
:
:

0150 /
/ 422.202 / 2016
Kepada
1 (satu) bendel
Yth. Kepala Satuan Kerja
Penting - Segera
Perangkat Daerah (SKPD)
Pedoman Penyusunan
Di Lingkungan Pemerintah
Rencana Kerja Satuan Kerja
Kota Batu
Perangkat Daerah (RenjaSKPD)
dalam
Rangka
di
Penetapan Rencana Kerja
Batu
Pemerintah Daerah (RKPD)
Kota Batu Tahun 2016

Dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah


Daerah (RKPD) Kota Batu Tahun 2016 yang berfungsi
sebagai pedoman penyusunan APBD Tahun 2016,
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara, Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, bersama ini kami sampaikan dengan
hormat kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) agar segera menyusun Rancangan Rencana Kerja
(Renja) SKPD Tahun 2016 sebagai bahan untuk penyusunan
RKPD Kota BatuTahun 2016.
Penyusunan Renja SKPD Tahun 2016 tersebut
diharapkan memenuhi hal-hal sebagai berikut:
a. Mengacu pada RPJMD Kota Batu 2012- 2017, terutama
pada Tema Perencanaan Tahun 2016 untuk dilaksanakan
tahun 2016 yang mendasari perumusan program prioritas
rancangan awal RKPD yang disusun ke dalam rancangan
Renja SKPD
b. Mengacu pada rancangan awal RKPD Tahun 2016,
yang digunakan sebagai acuan perumusan program,
kegiatan, indikator kinerja dan dana indikatif dalam Renja
SKPD Tahun 2016, sesuai dengan rencana program
prioritas pada rancangan awal RKPD Tahun 2016.

c. Iktisar tema perencanaan, arah kebijakan pembangunan


daerah, dan rancangan awal RKPD Tahun 2016 sebagai
Pedoman
dalam
penyusunan
Renja
SKPD
sebagaimana tercantum Lampiran surat ini.
d. Untuk mendukung akuntabilitas dari program-kegiatan
yang diusulkan dalam Renja SKPD harus dilengkapi
denga Pra RKA dengan semaksimal mungkin
mengimplementasikan Analisis Standar Belanja (ASB)
Kota Batu
Selanjutnya hardcopy Rancangan Renja SKPD
(rangkap 2) dan softcopy file yang telah disusun agar dapat
disampaikan
kepada
Kepala
Badan
Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Batu paling lambat tanggal 15
September 2015 untuk dilakukan verifikasi dan sinkronisasi
dengan program kegiatan hasil Musrenbang Tahun 2015
dalam rangka Penetapan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kota Batu Tahun 2016.
Demikian untuk menjadikan periksa
perhatiannya disampaikan terima kasih.

dan

atas

Sekretaris Daerah
Kota Batu

Widodo, SH., MH
Pembina Utama Madya
NIP. 1959

Lampiran Surat Sekretaris Daerah Kota Batu


Nomor : 050 /
/422.202/2015
Tanggal : September 2015

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PEDOMAN


PENYUSUNAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT
DAERAH (RENJA SKPD) DALAM RANGKA PENETAPAN RENCANA
KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA BATU TAHUN 2016

A. PENGANTAR
Sebagai pelaksanaan Undang Undang Nomor 25 tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, Permendagri Nomor 54 tahun 2011 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, maka Pemerintah Kabupaten/Kota wajib
menyusun Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten /
Kota sebagai pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJMD).
Selain itu, setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) wajib
menyusun Rencana Kerja SKPD sebagai penjabaran Rencana Strategis
SKPD dan bahan masukan untuk finalisasi RKPD Kab/Kota. Penyusunan
berbagai dokumen rencana tahunan tersebut dilakukan melalui proses
koordinasi antar instansi pemerintah dan proses partisipasi seluruh
pelaku pembangunan dalam forum Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang).
Sesuai ketentuan Pasal 20 ayat 2 Undang Undang Nomor 25
tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan, Kepala
Bappeda menyiapkan rancangan awal RKPD sebagai penjabaran dari
RPJMD. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 merupakan
pedoman bagi penyusunan RAPBD TA 2016 yang akan ditetapkan
secara bersama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Pemerintah.
RKPD mempunyai fungsi pokok sebagai: (1) Acuan bagi seluruh pelaku
pembangunan dalam menjabarkan seluruh kebijakan publik, (2) Pedoman
dalam penyusunan APBD sesuai dengan arah kebijakan pembangunan

daerah satu tahun, dan (3) Menjaga konsistensi antara perencanaan dan
penganggaran sebagai wujud nyata komitmen pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan daerah.
Pada Tahun 2016 Kota Batu dihadapkan pada beberapa
perubahan peraturan perundangan seperti terbitnya Undang- Undang
Nomor 6 tentang Desa dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Kedua peraturan perundangan tersebut
memberikan beberapa konsekuensi yang diantaranya:
1) Pada tingkatan Kabupaten, beberapa SKPD terdapat kewenangan
yang dialihkan ke tingkat Propinsi seperti urusan kehutanan, energi
dan sumber daya mineral serta perikanan dan kelautan. Perubahan
kewenangan dan nomenklatur program kegiatan akan berpengaruh
dalam penyusunan Rancangan Renja SKPD tahun 2016;
2) Pada tingkatan Desa, kewenangan Desa didasarkan pada
kewenangan berdasarkan hak asal usul desa dan kewenangan lokal
berskala desa. Pelimpahan kewenangan tersebut akan berpengaruh
pada daftar usulan rencana kegiatan dalam RKP Desa dan
pelaksanaan kegiatan berskala lokal desa.
Selain perubahan peraturan diatas juga harus diperhatikan
dengan program paket kebijakan ekonomi yang diambil oleh Pemerintah
Tahun 2015
B. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019 DAN
PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016
Interkoneksi Nawa Cita dengan Sasaran Pembangunan
No

Nawa Cita

Memperteguh
kebhinekaan dan
memperkuat restorasi
sosial Indonesia.
Meningkatkan kualitas
hidup manusia dan
masyarakat Indonesia
Melakukan revolusi
karakter bangsa.
Meningkatkan
produktivitas rakyat dan
daya saing di pasar
Internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa
maju dan bangkit
bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya.
Mewujudkan
kemandirian ekonomi
dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
Membangun Indonesia
dari pinggiran dengan
memperkuat

2
3
4

Pendekatan
Prioritas
Sosial dan
Budaya

No

Sasaran Jawa Timur

daerahdaerah
dan desa desa
dalam kerangka negara
kesatuan.
Menghadirkan kembali
negara untuk melindungi
segenap bangsa dan
memberikan rasa aman
kepada seluruh warga
negara.
Membuat Pemerintah
selalu hadir dengan
membangun tata kelola
pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis
dan terpercaya.
Memperkuat kehadiran
negara dalam melakukan
reformasi sistem dan
penegakan hukum yang
bebas korupsi,
bermartabat dan
terpercaya.

Sasaran Pembangunan Nasional dan Sasaran Pembangunan


Provinsi Jawa Timur
C. IKHTISAR RANCANGAN AWAL RKPD KOTA BATU TAHUN 2016
Dengan mempertimbangkan hasil evaluasi RPJMD Kota Batu
Tahun 2012-2017, target capaian kinerja Tahun 2015 dan isu strategis
daerah Tahun 2016 maka dirumuskan arah kebijakan pembangunan
daerah Tahun 2016 sebagaimana berikut:
1) Arah kebijakan pembangunan daerah Kota Batu Tahun 2016
2) Tema Perencanaan Pembangunan Kota Batu Tahun 2016
3) Sasaran Kinerja Makro Tahun 2016
a) Pertumbuhan ekonomi Kota Batu Tahun 2016 diproyeksikan
sebesar 7 % +- 1% dengan asumsi Pertama, pertumbuhan
ekonomi nasional akan stagnan dikarenakan tekanan pelemahan
nilai tukar rupiah, penurunan harga BBM di pasar internasional dan
efek dari pemberlakuan MEA, Kedua, penurunan kinerja sektor
pertanian akibat faktor struktural (benih, pupuk, sarana produksi
pertanian) dan perubahan pola iklim serta cuaca. Melalui kebijakan
meningkatkan arus investasi di daerah yang berkeadilan;
perluasan
dan
pemerataan
pembangunan
infrastruktur;
pengembangan kawasan pariwisata yang semakin berdaya saing
dan terintegrasi dengan sentra - sentra produksi pendukung usaha
jasa pariwisata; kemudahan ijin usaha; penciptaan iklim usaha

yang kondusif dengan memperhatikan kelestarian lingkungan serta


perluasan inovasi daerah dan penerapan teknologi tepat guna
maka diharapkan perekonomian Kota Batu akan tumbuh di kisaran
5 % +- 1%. Disisi lain sebagai salah satu komponen yang
mempengaruhi tingkat pengeluaran masyarakat, inflasi akan dijaga
pada kisaran 4,5 % 1% melalui upaya optimalisasi peran TPID
dalam menjaga ketersediaan bahan kebutuhan pokok, kelancaran
distribusi dan stabilitas harga.
b) Percepatan penurunan tingkat kemiskinan menjadi 4% pada Tahun
2016 yang didukung pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
inflasi yang terkendali melalui pengurangan beban pengeluaran
dan peningkatan pendapatan masyarakat miskin, keterpaduan dan
perluasan intervensi program/kegiatan sektoral berdimensi
kewilayahan, mengutamakan pada wilayah dengan sasaran
prioritas tingkat kemiskinan tinggi (pola quick win). Peningkatan
dan keberlanjutan program-program perlindungan sosial berbasis
keluarga melalui:
- Perluasan intervensi program/kegiatan sektoral yang mengarah
pada upaya penanggulangan kemiskinan disertai penguatan
kelembagaan dan sinkronisasi/harmonisasi kebijakan antara
Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota;
- Peningkatan layanan dasar bagi masyarakat miskin, lanjut usia,
PMKS termasuk penyandang disabilitas, perempuan, anak dan
kelompok marginal yang mencakup pendidikan, kesehatan,
hunian layak, air berslh, sanitasi, penyediaan bantuan dan
jaminan sosial serta peningkatan cakupan jaminan kesehatan;
- Peningkatan kerjasama yang melibatkan dunia usaha dan
perguruan tinggi dalam upaya penanggulangan kemiskinan;
- Pengurangan beban pengeluaran dan peningkatan pendapatan
masyarakat miskin melalui optimalisasi program jaminan sosial,
pemberdayaan ekonomi keluarga produktif dan pengembangan
kewirausahaan;
- Peningkatan kesejahteraan nelayan, masyarakat pesisir dan
pemberdayaan masyarakat sekitar hutan;
- Peningkatan kapasitas dan keterampilan calon tenaga kerja
melalui penyusunan standar baku lembaga pelatihan, sertifikasi
kompetensi bagi calon naker;
- Perluasan dan pengembangan kesempatan kerja dengan
penciptaan iklim usaha yang kondusif guna mendorong
peningkatan investasi;
- Perbaikan iklim ketenagakerjaan dan penguatan hubungan
industrial.

c) Pembangunan pendidikan melalui peningkatan ketersediaan dan


kualitas sarana prasarana pendidikan, peningkatan akses dan
pemerataan pendididikan termasuk bagi warga miskin, PMKS
termasuk penyandang disabilitas, peningkatan kualifikasi pendidik
dan tenaga kependidikan, perluasan fasilitasi anak usia sekolah
dan berkebutuhan khusus yang belum tertangani serta anak putus
sekolah melalui lembaga non formal, pengembangan kurikulum
yang diselaraskan dengan kebutuhan pasar kerja, peningkatan
relevansi pendidikan kejuruan dengan kebutuhan pasar kerja,
memperkuat peran swasta dalam penyediaan layanan pendidikan
menengah, peningkatan budaya baca masyarakat serta
pembangunan mental dan karakter anak didik;
d) Pembangunan kesehatan melalui pemenuhan akses dan mutu
pelayanan kesehatan bagi Ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia dan
masyarakat miskin, pemenuhan sarana prasarana pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan, perbaikan gizi masyarakat,
pemberdayaan dan peningkatan peran swasta serta masyarakat
dalam upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan,
peningkatan mutu tenaga kesehatan dengan pelatihan, sertifikasi
dan penguatan kompetensi dan optimalisasi pelayanan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera, peningkatan keadilan gender,
pengarusutamaan hak anak serta perlindungan terhadap
perempuan dan anak;
e) Peningkatan pengendalian pemanfaatan ruang dalam upaya
pemulihan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta
pengurangan potensi ancaman bencana, fokus pada :
- Peningkatan penanganan lahan kritis dan kerusakan wilayah
melalui pelibatan serta peran aktif masyarakat;
- Peningkatan pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan melalui penguatan kelembagaan masyarakat dan
penegakan hukum;
- Peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau dalam rangka
menjaga kualitas dan kuantitasnya;
- Peningkatan konservasi sungai, dan mata air untuk
meningkatkan ketersediaan dan keberlangsungan sumber daya
air;
- Pengendalian
pemanfaatan
ruang
utamanya
terkait
pencegahan alih fungsi lahan produktif;
- Peningkatan rehabilitasi hutan dan lahan dengan pelibatan
masyarakat;
- Peningkatan kapasitas manajemen pencegahan dan.
Penanggulangan bencana meliputi mitigasi, kesiapsiagaan,
tanggap darurat dan rehabilitasi-rekonstruksi paska bencana.

f) Peningkatan pelayanan publik, penyelenggaraan tata kelola


pemerintahan dan penciptaan kondusivitas wilayah, fokus pada:
- Reformasi birokrasi secara berkelanjutan termasuk penataan
kelembagaan;
- Peningkatan layanan publik melalui peningkatan kompetensi
aparatur pelayanan, optimalisasi ruang partisipasi publik,
optimalisasi layanan terkait kecepatan, kemudahan, kepastian
dan transparansi berbasis teknologi informasi, percepatan
penerapan SPM;
- Pengembangan sumber daya aparatur yang berintegritas,
netral, kompeten, kapabel, berkinerja tinggi, sejahtera diikuti
dengan sistem pembinaan karir yang terbuka dan upaya
pemberian reward dan penegakan punishment;
- Peningkatan
efektivitas,
efisiensi
dan
transparansi
penyelenggaraan
pemerintahan
didukung
infrastruktur
komunikasi dan informasi menuju egovernment;
g) Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka menjadi 4,5% pada
Tahun 2016 melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja dengan
akselerasi penyerapan tenaga kerja di sektor yang mempunyai
nilai tambah dan produktivitas tinggi, perluasan dan
pengembangan lapangan kerja baru terutama lapangan kerja
produktif, penguatan regulasi dan iklim yang kondusif untuk
peningkatan
investasi;
perbaikan
iklim
ketenagakerjaan,
penguatan hubungan industrial serta perlindungan terhadap
tenaga kerja melalui skema BPJS Ketenagakerjaan;
h) Mengurangi disparitas infrastruktur antar wilayah, peningkatan
kinerja dan cakupan pelayanan jaringan irigasi, prasarana
sumberdaya air, pengembangan moda transportasi, sanitasi dan
air bersih untuk meningkatkan daya saing dan pemerataan
pembangunan antar wilayah;
i) Pembangunan kedaulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan
dengan peningkatan produksi dan produktivitas pertanian dalam
arti luas serta pengendalian alih fungsi lahan;
j) Percepatan implementasi pencapaian sasaran Standar Pelayanan
Minimal (SPM) pada urusan Kewenangan Wajib yang telah
ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga sesuai kewenangan Kota;
k) Meningkatkan keterkaitan dan keserasian pembangunan antar
sektor, wilayah serta pelaku pembangunan secara lebih terpadu
dan berkesinambungan berbasis pengembangan potensi kawasan
utamanya sebagai upaya pemantapan kesiapan dalam
implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN;
l) Keterpaduan langkah strategis sebagai upaya pemantapan
pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN melalui penguatan

m)

n)

o)
p)

usaha skala kecil dan menegah, penguatan kemitraan dengan


sektor swasta, fasilitasi dalam standarisasi produk UMKM dan IKM,
perlindungan terhadap produk dalam negeri, pembinaan dan
pemberdayaan KUMKM-IKM, sertifikasi kompetensi bagi calon
tenaga kerja, mendayagunakan program/kegiatan sektoral di
daerah untuk meningkatkan daya saing masyarakat dan dunia
usaha, membangun strategi untuk meningkatkan investasi dengan
penyerderhanaan perizinan, pelayanan terpadu satu pintu,
hubungan industrial dan promosi, serta dukungan infrastruktur;
Membangun keterbukaan informasi dan komunikasi publik dengan
pelibatan seluruh stakeholder dan komunitas masyarakat
berkebutuhan khusus guna mendorong peran aktif masyarakat dan
menjamin hak masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik
sebagai mekanisme check and balances;
Dalam rangka pengelolaan pembangunan perdesaan sebagai
implementasi terhadap diberlakukannya Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa, perlu diperhatikan :
- Sinergitas perencanaan pembangunan desa dengan Kota yaitu
rencana pembangunan menengah maupun tahunan yang
ditetapkan melalui Peraturan Desa;
- Pendelegasian pelaksanaan kewenangan pembangunan skala
lokal desa kepada Desa;
- Pelaksanaan program sektoral yang masuk ke desa harus
terinformasi dan terintegrasi dengan rencana pembangunan
desa.
Akselerasi dalam melaksanakan tata kelola pemerintahan yang
baik dan perwujudan reformasi birokrasi;
Meningkatkan
kualitas
perencanaan
dan
penganggaran
pembangunan daerah dengan meningkatkan kualitas belanja
langsung berbasis kinerja dengan mengedepankan prinsip
pengelolaan yang efektif, efisien,transparan, akuntabel dan
mengutamakan belanja publikk produktif yang memberikan
dampak multiplier tinggi untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat;

4) Indikator Kinerja Penyelenggaran Urusan Pemerintahan Tahun


2016
D. PENYUSUNAN RANCANGAN RENJA SKPD TAHUN 2016
a) Rancangan Renja SKPD disusun mengacu pada rancangan awal
RKPD, Renstra SKPD, hasil evaluasi pelaksanaan program dan
kegiatan periode sebelumnya, memecahkan masalah yang dihadapi

b)
c)

d)

e)

f)

dan berdasarkan usulan program serta kegiatan yang berasal dari


masyarakat.
Rancangan awal RKPD menjadi acuan perumusan program, kegiatan,
indikator kinerja dan dana indikatif dalam Renja SKPD.
Renstra SKPD menjadi acuan penyusunan tujuan, sasaran, kegiatan,
kelompok sasaran, lokasi kegiatan serta prakiraan maju berdasarkan
program prioritas rancangan awal RKPD yang disusun ke dalam
rancangan Renja SKPD.
Hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode
sebelumnya menjadi acuan perumusan kegiatan alternatif dan/atau
baru untuk tercapainya sasaran Renstra SKPD berdasarkan
pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya.
Masalah yang dihadapi menjadi acuan perumusan tujuan, sasaran,
kegiatan, kelompok sasaran, lokasi kegiatan serta prakiraan maju
dalam rancangan Renja SKPD dan dapat menjawab berbagai isu-isu
penting terkait dengan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD
Usulan program serta kegiatan yang berasal dari masyarakat menjadi
acuan perumusan kegiatan dalam rancangan Renja SKPD
mengakomodir usulan yang selaras dengan program prioritas yang
tercantum dalam rancangan awal RKPD.

Anda mungkin juga menyukai