Anda di halaman 1dari 3

NAMA

NPM

: MUH JANUAR ARIFIN


: 15213682

KELAS

: 3EA33

TUGAS

: PERILAKU KONSUMEN # (TUGAS 2)

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PEMBELI


DENGAN KEBERHASILAN PEMASARAN
Karakteristik Pembeli adalah proses yang dilalui oleh seseorang/
organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan
membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhannya. Karakteristik pembeli akan diperlihatkan dalam beberapa
tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian.
Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian
informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen
akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian,
konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja
produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya
proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatankegiatan tersebut.
Sangat penting bagi pelaku usaha untuk memahami karakter
konsumen yang akan membeli barang atau menggunakan jasanya.
Karena dengan memahami karakter konsumennya, pelaku usaha akan
mampu menyediakan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen serta memasarkan produk lebih mudah.
Karakter konsumen dalam membeli barang dan menggunakan jasa itu
berbeda beda. Itulah sebabnya produk dan jasa yang laris manis di suatu
tempat belum tentu laku bila dipasarkan di tempat ainnya. Begitu juga
sebaliknya.
Berikut ini kami berikan contoh dan uraikan beberapa karakter konsumen
Indonesia yang unik dan berbeda dibanding karakter konsumen di luar
negeri:
1. Berorientasi jangka pendek
Orang Indonesia cenderung memiliki daya ingat yang singkat, sehingga
mereka lebih memilih produk yang memberikan manfaat jangka
pendek dibanding manfaat jangka panjang. Itulah sebabnya produk
vitalitas yang memberikan manfaat jangka pendek jauh lebih laku
dibanding suplemen vitamin yang memberikan manfaat jangka
panjang.

2. Tidak memiliki perencanaan


Pada umumnya konsumen di Indonesia tidak memiliki perencanaan
dalam membeli sesuatu. Mereka sangat mengikuti impulse buying dan
langsung membeli suatu produk tanpa berpkir panjang. Contohnya
pada saat lebaran orang akan belanja habis-habisan, tanpa berpikir
apakah barang tersebut akan memberikan manfaat atau tidak.
3. Suka bersosialisasi
Orang Indonesia suka berkumpul dan cenderung berkelompok. Itulah
sebabnya produk-produk yang mamfasilitasi gaya hidup komunal orang
Indonesia seperti kafe, warung kopi dan situs media sosial sangat
digemari oleh orang Indonesia. Selain itu, konsumen Indonesia dalam
membeli sebuah produk cenderung dipengaruhi oleh pendapat orangorang di lingkungan mereka.
4. Tidak Mengikuti Perkembangan Teknologi
Konsumen Indonesia cenderung kurang mengerti teknologi dan kurang
mengoptimalkan teknologi. Orang Indonesia kurang suka dengan
kerumitan teknologi. Itulah sebabnya banyak orang yang memiliki
smartphone dengan fitur seabrek, namun menggunakannya hanya
untuk telepon, SMS dan chatting.
5. Mementingkan konteks, bukan konten
Konsumen Indonesia lebih context oriented. Mereka lebih suka hal-hal
yang ringan dan tidak serius, ketimbang informasi yang memberikan
pengetahuan. Itulah sebabnya acara televisi yang bersifat komedi dan
mistik jauh lebih populer dibanding acara yang berisi berita dan ilmu
pengetahuan.
6. Cinta produk luar negeri
Mayoritas orang Indonesia memiliki pandangan bahwa kualitas produk
dalam negeri kurang bagus. Itulah sebabnya mereka lebih suka
mengkonsumsi produk buatan luar negeri ketimbang produk tanah air.
Tak heran banyak produsen asli Indonesia yang menggunakan merkmerk yang dipersepsikan seolah-olah produk tersebut berasal dari luar
negeri. Contohnya JCO, Sophie Martin dan Edward Forrer.
7. Religius
Konsumen Indonesia sangat concern terhadap masalah yang bersifat
religius. Orang Indonesia sangat peka terhadap hal-hal yang bersifat
religius, terutama yang berkaitan dengan halal-haram. Ada beberapa
produk yang pernah diterpa isu haram, seperti Ajinomoto dan Solaria
yang kewalahan dalam mengembalikan citra produk mereka.
8. Mementingkan gengsi
Orang Indonesia sangat suka pamer dan mementingkan gengsi. Hal ini
tidak hanya terjadi pada konsumen menengah ke atas, namun semua
kalangan konsumen. Demi gengsi orang rela membeli barang mewah

walaupun harus nyicil. Demi gengsi pula banyak orang yang membeli
produk bajakan.
9. Dipengaruhi oleh faktor kedaerahan
Pelaku usaha tidak bisa memungkiri bahwa Indonesia memiliki etnis
yang sangat beragam. Keberagaman etnis tersebut mempengaruhi
selera dan cita rasa setiap konsumen. Contohnya, orang Jawa suka
makanan manis, sedangkan orang Manado lebih menyukai makanan
pedas. Ini semua akan mempengaruhi produk yang dibeli oleh
konsumen.
10. Kurang peduli lingkungan
Orang Indonesia cenderung memilih produk yang murah dibanding
produk yang ramah lingkungan. Contohnya, bahan bakar kendaraan
yang beroktan rendah lebih banyak digunakan dibanding bahan bakar
kendaraan yang beroktan tinggi dan lebih ramah lingkungan. Hal ini
sebenarnya dipicu oleh rendahnya daya beli dan tingkat pendidikan
masyarakat Indonesia.
Kesepuluh karakter konsumen Indonesia tersebut diharapkan mampu
menginspirasi para pelaku usaha dalam memasarkan produk dan jasa
kepada konsumen Indonesia. Namun perlu diasadari bahwa karakter
orang Indonesia dalam berbelanja bisa bergeser seiring dengan kualitas
pendidikan dan ekonomi yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai