Anda di halaman 1dari 7

PAPER MATA KULIAH

TEKNOLOGI PETROKIMIA DAN MINYAK BUMI


PROSES PEMBUATAN Dimethyl Ether ( DME ) DARI GAS ALAM

Disusun oleh:

Eny Nurhayati 5213413040

PRODI TEKNIIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

PROSES PEMBUATAN Dimethyl Ether ( DME ) DARI GAS ALAM


I. PENGENALAN Dimethyl Ether ( DME )
DME adalah bahan bakar multi-source ( dari gas alam, fuel oil,batubara, biomassa ). DME (CH3OCH3)
berbentuk gas tidak berwarna pada suhu ambien, zat kimia yang stabil, dengan titik didih -25,1oC. DME
digunakan dalam blending LPG.
II. URAIAN PROSES
Pembuatan DME dari gas alam dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Gambar 1. Proses Pembentukan DME dengan Indirect Process


Secara tradisional, produksi DME melalui 2 tahap yaitu sintesis methanol ( diperoleh dari konversi
biomassa atau reaksi gas CO2 dengan H2 ), kemudian 2 molekul methanol mengalami dehidrasi
menghasilkan 1 molekul DME. Proses berlangsung dalam 2 tahap :
a.. Reaksi tahap pertama

Methanol synthesis 1 :
CO + 2H2

CH3OH

H= +90.7 kJ/mol

Methanol synthesis 2 :
CO2 + 3H2
b. Reaksi tahp kedua

CH3OH +H2O

H = +49.4 kJ/mol

Methanol dehydration :
2CH3OH

Reaksi secara keseluruhan : CO + CO2 + 5H2

CH3OCH3 + H2O

H = +23.4 kJ/mol

CH3OCH3 + H2O H = +163.5 kJ/moll

Indirect Process berlangsung dalam 2 reaktor berbeda. Toyo Engineering Corporation merupakan
pihak yang mengembangkan dan menggunakan indirect process. Namun di industri kebanyakan
menggunakan proses dehidrasi methanol ( direct contact )berkatalis alumina ( Al2O3).
Dehidrasi Metanol Dengan Direct Contact Berkatalis Alumina
Dalam Direct Contact Process gas methanol dikontakkan langsung dengan katalis Al2O3 ( padat ) dalam
reaktor pada temperature tinggi ( 250oC 400oC ). Secara umum sintesis
senyawa eter dilakukan dengan dehidrasi senyawa alcohol sesuai dengan reaksi :

2CH3OHCH3OCH3 + H2O
Proses ini dipilih karena memiliki konversi tinggi (80%). Pada prinsipnya, reaksi sintesa DME berlangsung
dalam fasa gas dengan perbandingan H2 : CO = 1 : 1 sesuai dengan persamaan reaksi : 3CO + 3H2
CH3OCH3 + CO2
Konfigurasi proses pembuatan DME adalah sebagai berikut :
a. Seksi Primary Reforming ( Penyediaan Gas Sintesa ) : Gas alam dikontakkan dengan steam,
kemudian menuju Secondary Reformer.
b. Seksi Secondary Reforming ( Penyediaan Gas Sintesa ) : Gas alam dikontakkan O2 membentuk gas
sintesis ( H2 : CO = 1 : 1 ). Gas keluaran secondary reformer disebut gas synthetic atau syn gas (
bertemperatur 1000oC ).
c. Seksi Methanol Synthetic ( Sintesa Metanol ) : Syn gas dimasukkan dalam Methanol Synthesis (
bertekanan 50 100 bar ).
d. Seksi Methanol Distillation ( Pemurnian Methanol ) : Raw methanol yang keluar (mengandung air
dan gas terlarut) dialirkan ke Methanol Distillation Column untuk dimurnikan pada kolom distilasi (
Ymetanol pada D = 99,8% dan Xmetanol pada W= 0,1% ).
e. Seksi Sintesa Dimethyl Ether ( DME ) : Aliran methanol dari proses sebelumnya masuk dalam
reaktor ( 250oC dan 14,5 bar ). Pada reaktor (single reactor) terjadi reaksi pembentukan DME
dengan reaksi sebagai berikut :
2CH3OH

CH3OCH3 + H2O

H = +23.4 kJ/mol

f. Seksi Purification DME ( Pembentukan dan Pemurnian DME ) : Seksi ini dilakukan dengan proses
pemisahan produk menggunakan kolom distilasi.

Gambar 2. Proses Flow Diagram Dimethyl Ether ( DME ) dari Gas Alam
SUMBER : Yudiputri, Ajeng Puspitasari., dkk. Pra Desain Pabrik Dimethyl Ether (DME)
dari Gas Alam. Surabaya : Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Vol. 3, No. 2. 2014.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)

B-216

Pra Desain Pabrik Dimethyl Ether (DME) dari Gas Alam


Ajeng Puspitasari Yudiputri, Eviana Dewi Setiawati, Gede Wibawa dan Winarsih Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia email: gwibawa@chem-eng.its.ac.id

Abstrak Berdasarkan data PT Pertamina (Persero),


total konsumsi LPG 2008 mencapai 1,85 juta ton dan
600.000 ton di antaranya untuk program konversi. Pada
2009 kebutuhan LPG akan meningkat menjadi 3,67 juta
ton dan 2 juta ton di antaranya untuk program konversi
sampai akhir tahun. Namun, sumber pasokan LPG dari
dalam negeri diperkirakan tidak akan beranjak dari
angka 1,8 juta ton per tahun dalam beberapa tahun
mendatang. Sehingga, Indonesia harus menutup
kebutuhan dengan mengimpor LPG dalam jumlah cukup
besar. Maka dari itu dibutuhkan bahan bakar gas lain
yang mampu mengatasi permasalahan yang ditimbulkan
tersebut. Dimethyl Ether (DME) merupakan senyawa ether
yang paling sederhana dengan rumus kimia CH 3OCH3.
Produksi DME dapat dihasilkan melalui sintesis gas alam.
DME berbentuk gas yang tidak berwarna pada suhu
o
ambien, zat kimia yang stabil, dengan titik didih -25,1 C.
o
Tekanan uap DME sekitar 0,6 Mpa pada 25 C dan dapat
dicairkan seperti halnya LPG. Viskositas DME 0,12-0,15
kg/ms, setara dengan viskositas propana dan butane
(konstituen utama LPG), sehingga infrastruktur untuk
LPG dapat juga digunakan untuk DME. Berdasarkan
data Departemen ESDM pada Januari 2012, total
cadangan gas alam Indonesia tercatat mencapai 150,70
Trillion Square Cubic Feet (TSCF). Berdasarkan jumlah
tersebut, sebanyak 103,35 TSCF merupakan gas alam
terbukti, sementara 47,35 TSCF sisanya masih belum
terbukti. Berdasarkan hal tersebut, diketahui bahwa
senyawa DME merupakan senyawa yang sesuai untuk
bahan substitusi LPG. Dan ditinjau dari analisa ekonomi,
didapatkan besar Investasi : $ 636,447,074.69 ; Internal
Rate of Return : 20.51%; POT: 4.13 tahun; BEP : 37.36
%; dan NPV 10 year : $ 518,848,692. Dari ketiga
parameter sensitifitas yaitu fluktuasi biaya investasi, harga
bahan baku, dan harga jual dari produk, terlihat bahwa
ketiganya tidak memberikan pengaruh yang cukup
signifikan terhadap kenaikan atau penurunan nilai IRR
pabrik. Sehingga pabrik DME dari Gas Alam ini layak
untuk didirikan.
Kata Kunci Dimethyl Ether, gas alam, LPG
I. PENDAHULUAN
data PT Pertamina (Persero), total konsumsi LPG
BERDASARKAN
2008 mencapai 1,85 juta ton dan 600.000 ton di antaranya untuk
program konversi. Pada 2009

kebutuhan LPG akan meningkat menjadi 3,67 juta ton dan 2

juta ton di antaranya untuk program konversi sampai akhir


tahun. Namun, sumber pasokan LPG dari dalam negeri
diperkirakan tidak akan beranjak dari angka 1,8 juta ton per
tahun dalam beberapa tahun mendatang. Sehingga, Indonesia
harus menutup kebutuhan dengan mengimpor LPG dalam
jumlah cukup besar. Maka dari itu dibutuhkan bahan bakar gas
lain yang mampu mengatasi permasalahan yang ditimbulkan
tersebut.
DME adalah bahan bakar multi-source (dapat diproduksi
dari banyak sumber), diantaranya dari gas alam, fuel oil,
batubara, dan biomassa. Di China, pabrik DME komersial
dengan kapasitas 30 ton per hari (10.000 ton/tahun) telah
dibangun oleh Lituanhua Group Incorporation dengan Lisensi
Teknologi dari Toyo Engineering Japan dan dioperasikan pada
bulan Agustus 2003[1]. Secara tradisional, produksi DME
melalui dua tahapan proses yaitu sintesis methanol (bisa
diperoleh dari konversi biomass atau reaksi gas karbon
monoksida dengan hidrogen), kemudian dua molekul metanol
mengalami proses penarikan molekul air (dehidrasi)
menghasilkan satu molekul DME.
Berikut merupakan keuntungan keuntungan dari
penggunaan DME dalam blending LPG :
- Kenaikan harga crude oil yang akan berpengaruh terhadap
kenaikan harga propane dan butane, sehingga permintaan
akan alternatif LPG yang mempunyai kesamaan
karakteristik.
- Adanya langkah untuk pendistribusian energy pada daerah
terpencil tanpa adanya investasi awal yang besar pada
infrastrukturnya.
- Permintaan akan bahan bakar yang bersih, pembakaran
pada blending DME dan LPG akan mengurangi 30 80%
emisi CO2, serta mengurangi 5 15% emisi NO (jika
dibandingkan dengan pembakaran LPG)[2].
Gas alam seperti juga minyak bumi merupakan hidrokarbon
(CnH2n+2) yang terdiri dari campuran beberapa macam gas
hidrokarbon yang mudah terbakar dan non-hidrokarbon seperti
nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hydrogen sulfide
(H2S), dan air serta merkuri dalam jumlah kecil. Komponen
utama dalam gas alam adalah metana (CH4) yang merupakan
molekul hidrokarbon dengan rantai terpendek dan teringan.
Selain itu, gas alam juga mengandung molekul nolekul
hidrokarbon yang lebih berat, seperti etana (C2H6), propane
(C3H8) dan butane (C4H10). Gas alam juga merupakan sumber
utama gas helium[3].
Marketing Aspek Dimethyl Ether (DME) di Dunia dan
Indonesia adalah DME (20%) yang dicampur dengan LPG
dapat digunakan dalam fasilitas tanpa modifikasi sebagai
bahan bakar perumahan dan komersial. Pendirian pabrik DME

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
dari Gas Alam ini berlokasi di Kabupaten Bontang. Hal yang
perlu diperhatikan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya biaya produksi dan biaya distribusi dari produk yang
akan di hasilkan dengan beberapa faktor, antara lain : letak
dari sumber bahan baku ; kekuatan tanah ; transportasi ; sosial
ekonomi ; prasarana yang ada ; letak dari pasar[4].
II. URAIAN PROSES
Pembuatan DME dari Gas Alam dapat diilustrasikan sebagai
berikut:

Gambar 1 Proses Pembentukan DME dengan Indirect Process

Proses berlangsung dalam 2 tahap. Tahap pertama, metanol


diproduksi dari syngas dari reaksi (1) dan (2) kemudian air
dihilangkan.
Selanjutnya
DME
diproduksi
dengan
mendehidrasi metanol (3). Semua reaksi (1), (2) dan (3)
berlangsung secara eksotermis. Di bawah ini merupakan
reaksi-reaksi yang terjadi untuk proses indirect [5]:
Methanol synthesis-1 :

CO + 2 H2
CH3OH
H= +90.7 kJ/mol
(1)
Methanol synthesis-2 :

CO2 + 3 H2
CH3OH +H2O
H = +49.4 kJ/mol (2)
Methanol dehydration :

2CH3OH CH3OCH3 + H2O


H = +23.4 kJ/mol (3)
Overall :
CO+CO2+5 H2

CH3OCH3+2H2O H = +163.5 kJ/mol

(4)

Proses secara indirect berlangsung dalam dua reaktor yang


berbeda. Toyo Engineering Corporation merupakan pihak
yang mengembangkan dan menggunakan indirect process.
Sedangkan metode sintesis dimetil eter yang dipakai di
industry sebagian besar menggunakan proses dehidrasi
metanol dengan direct contact dengan katalis alumina.
DEHIDRASI METANOL DENGAN DIRECT CONTACT
DENGAN KATALIS ALUMINA
Proses kontak langsung (direct contact) antara metanol
dengan katalis alumina (Al2O3) mengandung 10,2% silika
disebut juga metode Senderens karena ditemukan oleh
Senderens. Reaksi dilakukan pada temperatur tinggi (250C 400C) dalam fase vapor atau gas. Dengan demikian secara
teoritik gas metanol dikontakan secara langsung dengan
katalis Al2O3 (padat) dalam reaktor pada temperatur tinggi.
Secara umum sintesis senyawa eter dilakukan dengan
dehidrasi senyawa golongan alkohol[6].

B-217

Reaksi :
2 CH3OH

CH3OCH3 + H2O

(5)

Konversi : 80%
Proses ini dipilih karena memiliki konversi yang tinggi
sehingga dapat memperoleh produk dalam jumlah yang lebih
besar
Pada prinsipnya, reaksi sintesa DME berlangsung dalam fasa
gas dengan perbandingan H2 : CO = 1: 1 dengan persamaan
reaksi sebagai berikut :
3CO + 3H2 CH3OCH3 + CO2 (6) Konfigurasi proses
pembuatan DME adalah sebagai berikut :
1. Seksi Primary Reforming : tahap penyediaan Gas Sintesa
2. Seksi Secondary Reforming: tahap penyediaan Gas Sintesa
3. Seksi Methanol Synthesis : tahap Sintesa Methanol
4. Seksi Methanol Distillation : tahap Pemurnian Methanol
5. Seksi Sintesa Dimethyl Ether (DME) dan
6. Purification DME : tahap pembentukan dan
Pemurnian DME[7].
Seksi Primary dan Secondary Reforming, gas alam untuk proses
dimasukkan ke Primary Reformer dan dikontakkan dengan steam
dan kemudian menuju Secondary Reformer. Didalam Secondary
Reformer dikontakkan dengan O2. Secondary Reformer akan
membentuk gas sintesis dengan rasio H2 : CO = 1:1. Tujuan dari
proses reforming adalah untuk memperoleh gas H2, CO sebagai
bahan baku yang digunakan dalam reaksi sintesa Methanol, yang
didapat melalui suatu reaksi katalitik reforming antara
hidrokarbon, steam, dan O2. Proses di primary reformer ini
berfungsi untuk pemecahan gas alam dan penguraian CO dengan
o
katalis yang berbasis nikel dengan temperatur operasi 550-900 C.
Gas yang keluar dari Primary Reformer berupa CO, CO2, H2, N2,
CH4, C2H6 dan residual steam. Reaksi yang terjadi pada reformer
ini

adalah sebagai berikut :

Cn Hm nH2O nCO m / 2 nH2

(7)

CO H 2O

(8)

CO2 H 2

Syn Gas yang keluar dari Primary Reformer (R-110) dengan


o
temperatur 789 C selanjutnya dimasukkan ke Secondary
Reformer (R-120). Secondary Reformer merupakan proses
yang bertujuan untuk mengkonversi sisa methane dari Primary
Reformer dan gas alam dengan menggunakan katalis berkadar
o
o
Nikel tinggi yang beroperasi pada temperatur 950 C -1050 C.
Di sini juga terjadi penambahan oksigen yang berasal dari
oxygen storage (F-121),
Reaksi kimia yang terjadi pada Secondary Reformer (R-120)
meliputi:
CH4
+ 1/2 O2
CO
+ 2H2
(9)
C2H6

+ O2

2CO

+ 3H2

(10)

C3H8

+ 3/2 O2

3CO

+ 4H2

(11)

nC4H10

+ 2 O2

4CO

+ 5H2

(12)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
iC4H10

+ 2 O2

4CO

+ 5H2

(13)

nC5H12

+ 5/2 O2

5CO

+ 6H2

(14)

iC5H12

+ 5/2 O2

5CO

+ 6H2

(15)

C6H14

+ 3 O2

6CO

+ 7H2

(16)

CO

+ H2 O

CO2

+ 10H2

(17)

Gas keluar dari secondary reformer (R-120) ini disebut gas


o
synthetic (syn gas) dengan temperatur keluar 1000 C.
Seksi Methanol Synthesis, selanjutnya syn gas dimasukkan
ke dalam Methanol Reactor (R-210) yang beroperasi pada
tekanan 50-100 barg. Reaktor ini berupa multi tubular fixed
bed reaktor menggunakan katalis berbasis tembaga, di mana
pada umumnya digunakan katalis Cu/ZnO/Al2O3. Reaksi yang
terjadi pada reaktor methanol (R-210) adalah sebagai berikut:
2H 2 CO CH3 OH
CO2 3H2 CH3OH H2O

Gambar 2 Proses Flow Diagram Dimethyl Ether (DME) dari Gas Alam

H (90.7 kJ/mol)(18)
H (49.4kJ / mol)

(19)

Konversi yang dihasilkan dari proses ini dipengaruhi oleh


tekanan, syngas space velocity, dan ratio H2/CO (komposisi
syngas). Secara teoritis, konversi akan meningkat dengan
naiknya tekanan, tetapi capital cost dan syngas
compressioncost juga naik. Oleh karena itu, pada proses ini
digunakan katalis tekanan rendah yang mempunyai keaktifan
dan selektivitas yang tinggi pada tekanan rendah sehingga
tetap dihasilkan konversi yang tinggi.
Seksi Methanol Distitillation, Raw methanol yang keluar
dari dialirkan ke Methanol Distillation Column (D-310) masih
mengandung air dan gas terlarut yang tidak dapat dipisahkan
dengan titik didih di bawah titik didih methanol meskipun
telah dipisahkan sebelumnya di Separator II (F-215), sehingga
perlu dimurnikan pada kolom distilasi dengan kandungan
methanol sebesar 99,8% berat. Sedangkan produk bawah
berupa air dan methanol, dengan methanol 0,1% berat.
Seksi Sintesa Dimethyl Ether, aliran methanol yang berasal
dari proses sebelumnya dengan kondisi yang sudah diatur
o
masuk ke dalam reaktor yang kondisinya 250 C, dan tekanan
14.5 bar. Pada reaktor terjadi reaksi pembentukan DME
(dalam single reactor) dengan reaksi:
Methanol dehydration :

2CH3OH CH3OCH3 + H2O H = +23.4 kJ/mol (20) Konversi


dari metanol mencapai 80% di dalam reaktor.

Seksi Purifikasi Dimethyl Ether, di dalam unit separasi ini


dilakukan dengan proses pemisahan produk menggunakan
kolom distilasi. Unit separasi tersebut dibagi menjadi 2
tahapan proses separasi. Kolom distilasi pertama DME
Distillation Column (D-510) bertujuan untuk memisahkan
DME dari Methanol dan air serta impurities-impurities lainnya
pada kolom destilasi ini digunakan total condenser, di mana
liquid dengan titik didih di bawah titik didih DME akan
kembali menuju kolom distilasi dan DME yang terbentuk akan
menuju DME Storage Tank (F-516). Kolom distilasi yang
kedua bertujuan untuk memisahkan metanol dan air dari
komponen yang tidak diperlukan.

B-218

III. MATERIAL BALANCE


Berikut merupakan hasil perhitungan dari material balance
pabrik Dimethyl Ether (DME) dari Gas Alam, dimana
kapasitas feed sebesar 5230 kgmol atau 10455,0 kg gas alam
dan produk yang dihasilkan sebesar 362.649 ton/tahun
DME[8].

IV. ANALISA EKONOMI


Dari hasil perhitungan pada neraca ekonomi didapatkan
Total Cost Investment pabrik ini sebesar USD 256,365,552
dengan bunga 12% per tahun dan NPV 10 tahun sebesar USD
518,848,692. Selain itu, diperoleh IRR sebesar 20.51% dan
BEP sebesar 37.36% dimana pengembalian modalnya selama
4.13 tahun. Umur dari pabrik ini diperkirakan selama 10 tahun
dengan masa periode pembangunannya selama 1,5 tahun di
mana operasi pabrik ini 330 hari/tahun. Berikut ini adalah
Gambar 3 tentang parameter sensitifitas dari pabrik Dimethyl
Ether (DME) dari Gas Alam[9].

V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa ekonomi didapatkan nilai IRR
sebesar 20.51% yang lebih tinggi dari suku bunga bank yaitu
12% per tahun, NPV 10 tahun sebesar USD 518,848,692
dimana pengembalian modalnya selama 4.13 tahun maka
pabrik Dimethyl Ether (DME) dari Gas Alam ini layak
didirikan.

DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]

[3]
[4]

th

Kamijo, T., (1998), Lecture Papers of The 8 Coal Utilization


Technology Congress, 8th edition, Tokyo
Anam, A., (2010). Campuran DME-LPG sebagai Bahan Bakar Gas
Komplementer, Sub Bid Konversi dan Pengendalian Polusi, Bid Energi
Fosil, B2TE, BPPT, Tangerang Selatan,Tangerang
Ohno Yotaro and Omiya Mamoru., (2003). Coal Conversion into
th
Dimethyl Ether as an Innovative Clean Fuel. 12 ICCS, Tokyo
Gray C. And Webster G., (2001). A Study of Dimethyl Ether (DME) as
an Alternative Fuel for Diesel Engine Application, Advanced Engine
Technology Ltd.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
[5]

[6]
[7]
[8]

[9]

Bondiera,J., and C. Naccache, (1991). Kinetics of Methanol


Dehydration in Dealuminated H-Mordenite : Model with Acid and
BaseActive Centres. Applied Catalysis, 69, 139-148
Ohno Yotaro, Inoue Norio, Ogawa Takashi. Ono Masami Shikada
Tsutomu and Hayashi Hiromasa. (2001). Slurry phase Synthesis and
Utilization of Dimethyl Ether. NKK Technical Review. Tokyo
Felder, R. M. And R. W. Rousseau, (2000). Elementary Principles of
rd
Chemical Processes (3 ed). Wiley, New York.
Himmelblau, David M, (1989). Basic Principles and Calculation in
Chemical Engineering, 5th edition, Prentice Hall International, Inc,
Singapore,
Peters, MS., Timmerhauss, KD, (1991). Plant Design and Economics
For Chemical Engineerings,fifth edition, McGraw Hill Book Co,
Singapore.

B-219

Anda mungkin juga menyukai