DI SUSUN OLEH :
VIVEN CORNYSEN
SN 142114
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan / abnormal
pada ovarium yang membentuk seperti kantong (Agusfarly, 2008).
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal
berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam (indung telur) ovarium.
(Kusuma, 2008).
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal
pada ovarium yang membentuk seperti kantong.Kista ovarium secara
fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan
siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005: 273)
Kista adalah tumor jinak di yang paling sering ditemui. Bentuknya
kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada
yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya.
Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam
jaringan. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di
sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Itulah sebabnya
tumor jinak relatif mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan tidak
membahayakan kesehatan penderitanya.
Berdasarkan tingkat keganasannya, kista terbagi dua, yaitu nonneoplastik dan neoplastik. Kista non-neoplastik sifatnya jinak dan biasanya
akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan. Sementara kista neoplastik
umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan
sifatnya.
Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah
vulva (bagian luar alat kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di daerah
vagina, antara lain inklusi, duktus gartner, endometriosis, dan adenosis.
Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada kelenjar
bartholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal.
B. Tanda dan Gejala
Kebanyakan kista ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala.
Sebagian besar gejala yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas
hormon atau komplikasi tumor tersebut. Kebanyakan wanita dengan kanker
ovarium tidak menimbulakan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya
sangat bervariasi dan tidak spesifik.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
a. Menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
b. Perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
c. Nyeri saat bersenggama.
d. Perdarahan menstruasi yang tidak biasa. Mungkin pendarahan
lebih lama, mungkin lebih pendek, atau mungkin tiak keluar
darah menstruasi pada siklus biasa atau siklus menstruasi tidak
teratur.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi atau
sering berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
d. Nyeri saat bersenggma
Pada stadium lanjut :
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ organ di
dalam rongga perut (usus dan hati)
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
d. Gangguan buang air besar dan kecil.
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan terjadi pada rongga dada
akibat penyebaran penyakit ke rongga dada yang mengakibatkan
penderita sangat merasa sesak nafas.
Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, harus dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium
seperti tindakan USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah dan
bahkan mungkin diperlukan untuk menunjang diagnosis adalah pemeriksaan
tumor marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta HCG dan alfafetoprotein.
Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium,
akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi.
Prosedur operasi pada pasien yang tersangka kanker ovarium sangat berbeda
dengan kista ovarium biasa.
C. Etiologi
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor
pemicu yaitu :
dianggap sebagai varian fisiologik. Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal
dari folikel graaf yang tidak ruptur atau pada folikel yang sudah pecah dan
segera menutup kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul
langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil,
dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada
kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4
hingga 5 cm sehingga dapat di raba massa dan menimbulkan nyeri panggul.
Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel teka, tetapi seiring dengan
penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat menyebabkan atropi sel
tersebut. Kadang kadang kista ini pecah, menimbulkan perdarahan
intraperitonium, dan gejala abdomen akut. (Robbins, 2007)
luka di rumah
Mencegah kekurangan volume Cairan
Mempertahankan integritas kulit
Memberikan nutrisi yang adekuat
Mengurangi ansietas
b. Penatalaksanaan medis
1. Pengangkatan kista ovarium
Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah
melalui tindakan bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi
salpingooforektomi.
2. Kontrasepsi oral
Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas
ovarium dan menghilangkan kista.
operasi
setelah
pembedahan
untuk
NOC
(Tujuan dan Kriteria Hasil )
Setelah
dilakukan
tindakan a. Kaji
keperawatan
selama
karakteristik
nyeri
klien
jam
KH:
- Mampu mengontrol nyeri
- Melaporkan bahwa nyeri
regio
berkurang
menggunakan
-
1x
NIC(Intervensi)
denga
atau
mengalami
daerah
nyeri,
yang
:
skala
mangement
mempengaruhi
reaksi
klien
nyeri
terhadap nyeri
Mampu mengenali nyeri
c. Berikan posisi yang nyaman,
Menyatakan rasa nyaman
tidak bising, ruangan terang
setelah nyeri berkurang
dan tenang
d. Biarkan
klien
melakukan
aktivitas
yang
disukai
dan
Setelah
dilakukan
Bersihkan
NOC :
Immune Status
untuk
tangan
saat
meninggalkan pasien
Cuci tangan setiap sebelum dan
infeksi
Mendeskripsikan
penatalaksanaannya,
terhadap infeksi)
Menunjukkan kemampuan untuk - Monitor tanda dan gejala infeksi
proses
3.
mencuci
setelah
Risk control
-
lingkungan
Setelah
dilakukan
terhadap
membran
kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi yang
cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum
komprehensif
inkontinensia
berfokus
pada
dengan KH:
Kandung
kemih
kosong
secarapenuh
Tidak ada residu urin lebih dari
100-200 cc
Intake cairan
normal
Bebas dari ISK tidak ada spasme
bladder
Balance cairan seimbang
dalam
rentang
Daftar Pustaka
A.Price, Sylvia.2006.Patofisiologi, kosep klinis proses-proses penyakit. Jakarta :
EGC
Prawirohardjo
Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta :Nuha Medika.
Yatim, F. 2005. Penyakit Kandungan. Jakarta: Penerbit Pustaka Populer Obor
Nurarif H A, Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan
diagnosa medis NANDA NIC-NOC Jilid 2 Jogjakarta: Media Action