Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY D

DENGAN PERSALINAN NORMAL DISERTAI ATONIA UTERI


DI PUSKESMAS KR. TALIWANG
PADA TANGGAL 2-3 OKTOBER 2006

S E H A TA
KE
N

TA R A M
MA

P O L IT E K N
I

I
E P
K E S R

DISUSUN OLEH
1. ERNA ASTORIA
2. I GUSTI AGUNG HARTINI ARIESTI
3. JOHARENI
4. YULI KURNIATI

DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEBIDANAN
T.A 2006/2007

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY D


DENGAN PERSALINAN NORMAL DISERTAI ATONIA UTERI
Di PUSKESMAS KR.TALIWANG
PADA TANGGAL 2-3 OKTOBER 2006
KALA I
Tanggal 2 Oktober 2006, pukul 08.30 wita
I.

PENGUMPULAN DATA

A. Data Subyektif
1.

Istri

Suami

Biodata
Nama
Umur
Agama
Suku
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat

Ny. D
Tn. S
29 tahun
35 tahun
Islam
Islam
Sasak
Sasak
SMU
SMU
Honor Daerah di Gubernur
Swasta
Jl. Ade Irma Suryani No.40 Jl. Ade Irma Suryani No.40
Masuk Puskesmas Kr. Pule
Tanggal 2 Oktober 2006, pukul 08.30 Wita
2. Riwayat Perjalanan Penyakit:
Ibu datang dengan keluhan hamil 9 bulan disertai rasa sakit perut hilang timbul
menjalar ke pinggang dan keluar lendir bercampur darah sejak pukul 06.00 Wita
(Tanggal 2 Oktober 2006), pergerakan janin baik. Lalu pergi memeriksakan
dirinya ke puskesmas Kr. Taliwang
3. Riwayat Kehamilan Sekarang

Hamil ke

:3

HPHT

: 29-12-2005

HTP

: 5-10-2006

Umur Kehamilan

: aterm

Gerakan janin dirasakan

: gerakan janin dirasakan sering > 10x dalam 12

jam

Tanda bahaya/penyilit

: tidak ada

ANC

: 6 kali selama kehamilan di Posyandu

TT

: 2 kali (lengkap)

Riwayat KB yang lalu

: tidak ada

Rencana KB

: tidak ada

Obat yang pernah dikonsumsi: Fe, kalk, dan vit C yang diberikan oleh Bidan.

4. Riwayat Kesehatan yang Lalu/ Penyakit yang Pernah Diderita

Penyakit Kardiovaskuler

: tidak ada

Penyakit Hipertensi

: tidak ada

Penyakit diabetes

: tidak ada

Penyakit hepatitis

: tidak ada

Penyakit kelamin

: tidak ada

Penyakit malaria

: tidak ada

Penyakit campak

: tidak ada

Penyakit TBC

: tidak ada

Anemia berat

: tidak ada

Penyakit ginjal

: tidak ada

Gangguan mental

: tidak ada

Penyakit asma

: tidak ada

Hanya saja ibu mengatakan pernah maag selama hamil, dan dari kecil tangan dan
seluruh tubuh berkeringat yang banyak walaupun cuaca tidak panas.

Ibu mengatakan selama hamil, tensi darah ibu selalu normal, tidak penah
tinggi,maksimal 120/80 mmHg, hingga pemeriksaan terakhir tanggal 28
September 2006.
5. Riwayat kembar

: tidak ada

6. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu :


No

Tempat

UK

persalinan

Jenis

Penolong

persalina

persalinan

Hamil

Riwayat penyakit
Bersalin
Nifas

JK

BB

umur

lahir

RSU

9 bulan

n
Spontan

Dokter

perdaraha

(gram)
3500

7th

Pkm. Kr.

9 bulan

Spontan

Dokter

n
perdaraha

3600

3th

Taliwang
Ini

B. Riwayat Sosial Budaya


-

Status perkawinan

Dukungan keluarga

: Nikah 1 kali sah selama 9 tahun


: Keluarga sangat mendukung ibu untuk merawat
kehamilannya.

Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami

Beban kerja

: pegawai honor gubernur, sedangkan

pekerjan di rumah dikerjakan oleh pembantu selama hamil.


-

Kebiasaan Hidup Sehat

: Ibu tidak merokok ataupun minum

minuman keras, suami merokok.


C.

Riwayat Kebutuhan Biologis :


a. Nutrisi
-

Komposisi : Nasi, sayur, lauk seperti ikan, tahu, tempe, dan buah-buahan

Frekuensi

: 2-3 kali sehari

Pantangan

: Tidak ada

Masalah

: Tidak ada

Makan terakhir : Pukul 06.00 Wita (2 Oktober 2006)

b. Eliminasi
-

BAB

: Frekuensi = 1-2 kali/ hari


Konsistensi = Lembek, warna kuning

BAB terakhir : pukul 07.00 Wita Tanggal 2 Oktober 2006


-

BAK

: Frekuensi = 4-5 kali/ hari


Konsistensi = Cair, warna agak kuning.

BAK terakhir : sekitar pukul 08.00 Wita ( 2 Oktober 2006)

c. Kebersihan diri
-

Mandi

Ganti Pakaian : 2 kali sehari

Gosok Gigi

d.

: 2 kali sehari

: 2 kali sehari

Istirahat/ Tidur
Ibu mengatakan bahwa biasanya tidak pernah bisa tidur siang malam + 6 jam.
Ibu mengatakan sulit tidur pada saat mendekati persalinan karena sakit terasa
mules

Data Obyektif

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Composmetis

TB/ BB

: 154 cm/ 75 kg

LILA

: 28 cm

Tanda Vital
-

Tekanan darah

Suhu

: 36,8 oC

Nadi

: 88 x per menit

Respirasi

: 24 x/menit

: 150/110 mmHg

Rambut

: agak kotor, ada ketombe, hitam dan merata.

Kepala

: Kulit kepala normal (tidak ada benjolan, tidak ada

lesi), wajah simetris, muka tidak ada kelainan, Oedema (-), cloasma gravidarum
(-)

Mata

Mulut : merah tidak pucat

Gigi

: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikhterus.

: tidak ada gusi berdarah, tidak ada gigi goyang, tidak ada gigi yang

berlubang , dan ada caries pada gigi.

Leher

: tidak ada pembesaran pembuluh limfe dan kelenjar tyroid, serta tidak

ada pelebaran vena jugularis.

Payudara

: bentuk simetris, putting susu menonjol, tidak teraba

masa, tidak teraba pembesaran pembuluh limfe, tidak ada retrasi, dan kolostrum
(+)

Abdomen :
-

Palpasi

: TFU : 34 cm, punggung kanan, persentasi kepala,kepala

masuk PAP 4/5, PBBJ= 3565 gram, his (+) 3 kali dalam 10 menit lama 20
detik.

Auskultasi : DJJ (+), frekuensi (136x/menit), Irama 11-12-11

Genetalia
Inspeksi : Tidak ada varices, pengeluaran lendir bercampur darah.
Pemeriksaan dalam tanggal 2 Oktober 2006 pukul 08.30 Wita,
VT 3 cm, eff 30%, ket (+), teraba kepala, denominator belum jelas, penurunan
kepala HII, tidak teraba bagian kecil janin dan tali pusat.

Ekstremitas

: Kuku tidak pucat dan tidak ada oedema pada tangan

maupun kaki, serta refleks patella (+/+)


II.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN

Diagnosa

: G3P2A0H2, umur kehamilan 40 mgg, tunggal, hidup, intrauterin, letak


kepala, keadaan ibu dan janin baik,dengan inpartu kala I fase laten.

Dasar

:
-

Ibu mengatakan hamil ketiga, dengan tidak ada riwayat abortus

Ibu mengatakan HPHT : 29-12-2005, HTP : 5-10- 2006

Ibu mengatakan pergerakan bayi aktif

Ibu mengatakan sakit perut hilang timbul menjalar hingga ke pinggang

TFU=34 cm, PBJ = 3565 gram, punggng kanan, letak kepala, (kepala
sudah masuk PAP) 4/5 , his (+) 3 kali dalam 10 menit lama 20 detik

DJJ (+), frekuensi 136x/menit, irama 12-12-11 (teratur)

VT pembukaan 3 cm,eff 30 %, ketuban (+), teraba kepala,


denominator belum jelas , kepala masuk PAP H II, tidak teraba bagian
kecil janin/tali pusat, kesan panggul normal.

Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmetis, TD 150/110 mmHg,


nadi 88x/menit, respirasi 24 kali/menit

Masalah

:
Ketidaknyamanan
Dasar : Ibu mengatakan sakit/nyeri perut bagian bawah menjalar ke
pinggang yang sifatnya hilang timbul.

Kebutuhan : Penjelasan tentang keadaan ibu dan bayinya penjelasan tentang


ketidaknyamanan serta menjelaskan bahwa ibu masih dapat berjalanjalan.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL.
Diagnosa potensial

tidak ada

Masalah potensial

tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA.


Tidak ada
V.

RENCANA KEGIATAN YANG AKAN DILAKUKAN


1. Observasi kesejahteraan janin (DJJ setiap 1 jam, ketuban dan penyusupan setiap
4 jam).
2. Observasi kesejahteraan ibu (TD setiap 4 jam, N setiap 1 jam, S setiap 2-4 jam).
3. Observasi kemajuan persalinan (Pembukaan dan penurunan setiap 4 jam, dan
his setiap 1 jam)
4. Beri dukungan moril
5. Beri ibu makan dan minum
6. Mobilisasi dan teknik relaksasi

VI. PELAKSANAAN DARI RENCANA KEGIATAN


1. Mengobservasi kesra janin dan ibu serta kemajuan persalinan.
Lembar Observasi Kesejahteraan Ibu dan Janin

Tanda Vital

HIS

Pengelu

DJJ

Tgl
Jam

aran
TD

Inten
sitas

Lama

Frek
uensi

+/-

Frek

Pervagi

Cai
Kelu

ran

han

Pa

Urine

Keterangan

ren

nam

teral
VT 3 cm,
eff 30%,
teraba
kepala ,

Sakit

denominator

pinggang

Oktober

menjalar

2006
Jam

150/

08.30

110

80

37

24

kuat

20

5x10

136

meni

Blood
slym

keperut

belum
-

jelas,ket (+),

bagian

100

bawah

cc

, kep turun
H II, tidak
teraba
bagian kecil
janin dan
tali pusat

Sakit

3x
Jam
09.30

pinggang

dlm
-

84

24

Kuat

30

10

140

meni

Blood

menjalar

slym

keperut

80

24

Kuat

35

10

136

meni

Blood

menjalar

slym

keperut

pinggang

dlm
-

88

20

Kuat

35

10
meni
t

bawah
Sakit

3x

11.30

bagian

Jam

pinggang

dlm
-

bawah
Sakit

3x

10.30

bagian

Jam

136

Blood

menjalar

slym

keperut
bagian
bawah

2. Memberi dukungan moril pada ibu dan menghadirkan orang terdekat bagi ibu
seperti suami atau ibunya dan memberikan pujian kepada ibu atas usaha yang
dilakukannya, misalnya memuji ibu jika benar dalam melakukan tarikan nafas
panjang jika datang his sehingga tidak kelelahan yaitu tarik nafas panjang
melalui hidung dan keluarkan lewat mulut.
3. Menganjurkan ibu atau keluarga untuk memberi makanan yang lunak atau
minuman yang manis-manis seperti air gula sehingga ada tenaga sewaktu
mengedan. Makanan yang dimakan pada saat itu nasi 1 bungkus dan minuman
kurang lebih 100 cc.
4. Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan agar kepala lebih cepat turun jika ibu
masih merasa kuat. Bila ibu tetap ingin berada ditempat tidur, ibu bisa mengatur
posisinya senyaman mungkin yaitu miring ke kiri dan menjelaskan kepada ibu
bahwa dengan miring ke kiri bayi yang dikandungnya memperoleh
udara/oksigen yang cukup, hal ini disebabkan karena akan mencegah
tertekannya vena cava inferior sehingga aliran darah ke otak dan janin akan
berjalan lancar.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat tidur bila his berkurang.
6. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih minimal setiap 2 jam.
VII. EVALUASI ( Tanggal 2 Oktober 2006 pukul 12.30 wita )
1. Ibu mengatakan sakit perut dan sakit pinggang semakin bertambah
2. His kuat 3 kali/10 menit dan lamanya 35 detik.
3. DJJ positif, frekuensi 136 kali/menit, irama teratur 11-11-12
4. VT 5cm, eff 50%, teraba kepala , UUK kadep ,ket (+), kep turun H II+, tidak
teraba bagian kecil janin dan tali pusat, kesan panggul normal
5. TD: 140/100 mmHg, Nadi : 84x/menit, Suhu:37 0C, Respirasi: 24x/ menit
6. Ibu sudah makan dan minum, BAK (+).

KALA I FASE AKTIF


Pukul 12.30 wita
I.

PENGUMPULAN DATA
A.

Data Subyektif
-

Ibu mengatakan sakit perut


semakin sering dan bertambah

Ibu sudah makan dan minum, BAK (+).

B.

Data Obyektif

His kuat 3 kali/10 menit dan lamanya 35 detik.

DJJ positif, frekuensi 136 kali/menit, irama teratur 11-11-12

VT 5cm, eff 50%, teraba kepala , UUK kadep ,ket (+), kep turun H II+, tidak
teraba bagian kecil janin dan tali pusat, kesan panggul normal
TD: 140/100 mmHg, Nadi : 84x/menit, Suhu:37 0C, Respirasi: 24x/ menit

II.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN

Diagnosa

:. Diagnosa

: G3P2A0H2, umur kehamilan 40 mgg, tunggal, hidup,

intrauterin, letak kepala, kesan panggul normal, , keadaan ibu dan janin
baik,dengan inpartu kala I fase aktif.
Dasar

:
-

Ibu mengatakan hamil ketiga, dengan tidak ada riwayat abortus

Ibu mengatakan HPHT : 29-12-2005, HTP : 5-10- 2006

Ibu mengatakan pergerakan bayi aktif

Ibu mengatakan sakit perut hilang timbul menjalar hingga ke pinggang

TFU=34 cm, PBJ = 3565 gram, punggng kanan, letak kepala, (kepala
sudah masuk PAP) 4/5 , his (+) 3 kali dalam 10 menit lama 20 detik

His kuat 3 kali/10 menit dan lamanya 35 detik.

DJJ positif, frekuensi 136 kali/menit, irama teratur 11-11-12

VT 5cm, eff 50%, teraba kepala , UUK kadep ,ket (+), kep turun H
II+, tidak teraba bagian kecil janin dan tali pusat, kesan panggul
normal

10

TD: 140/100 mmHg, Nadi : 84x/menit, Suhu:37 0C, Respirasi: 24x/


menit

Masalah

:
Ketidaknyamanan
Dasar : Ibu mengatakan sakit perut dan sakit pinggang semakin
bertambah.

Kebutuhan : Penjelasan tentang keadaan ibu dan bayinya penjelasan tentang


ketidaknyamanan serta kecemasan yang dialami ibu serta menjelaskan
bahwa ibu masih dapat berjalan-jalan.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL.
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA.
Tidak ada
V.

RENCANA KEGIATAN YANG AKAN DILAKUKAN


1. Observasi kesejahteraan janin (DJJ setiap 30 menit, ketuban dan penyusupan
setiap 4 jam).
2. Observasi kesejahteraan ibu (TD setiap 4 jam, N setiap 30 menit, S, Output dan
Input setiap 2-4 jam).
3. Observasi kemajuan persalinan (Pembukaan dan penurunan setiap 4 jam, dan his
setiap 30 menit)
4. Beri dukungan moril
5. Beri ibu makan dan minum
6. Mobilisasi dan teknik relaksasi
7. Menyiapkan partus set
8. Pasang infus RL

11

VI. PELAKSANAAN DARI RENCANA KEGIATAN


1. Mengobservasi kesra janin dan ibu serta kemajuan persalinan.
Lembar Observasi Kesejahteraan Ibu dan Janin
Tanda Vital

HIS

Pengelu

DJJ

Tgl
Jam

aran
TD

Inten
sitas

Lama

Frek
uensi

+/-

Frek

Pervagi

Cai
Kelu

ran

han

Pa

Urine

Keterangan

ren

nam

teral
VT 5cm,
eff 50%,
teraba
Sakit

3x
Jam

140/

12.30

100

pinggang

dlm
84

37

24

Kuat

35

10

140

meni

Blood

menjalar

slym

keperut
bagian

kepala ,
UUK

Infu
s

RL

kadep ,ket
(+), kep
turun H II+,

bawah

tidak teraba
bagian kecil
janin dan
tali pusat

Sakit
3x
Jam
13.00

88

20

Kuat

40

dala
m 10

pinggang
+

140

Blood

menjalar

slym

keperut

mnit

13.30

80

24

Kuat

45

m 10

136

meni

Blood

menjalar

slym

keperut

14.00

20

Kuat

50

m 10

pinggang
+

136

meni

Blood

menjalar

slym

keperut
bagian

bawah
Sakit

5x
Jam
14.30

pinggang

dala
-

84

20

kuat

60

m 10
meni
t

bawah
Sakit

dala
84

bagian

4x
-

pinggang

Jam

bawah
Sakit

dala
-

bagian

3x
Jam

136

Blood

menjalar

slym

keperut

100
cc

bagian
bawah

12

Sakit

5x
dala

Jam

15..10

88

24

kuat

60

m 10

140

meni
t

Blood
slym

VT

pinggang

10cm, eff

menjalar

100%,

keperut

teraba

bagian

kepala ,

bawah
dan ada

UUK
-

depan ,ket

rasa ingin

(-), kep

mengeda

turun H III,

n terus

tidak teraba

seperti

bagian kecil

ingin

janin dan

BAB

tali pusat

2. Memberi dukungan moril pada ibu dan menghadirkan orang terdekat bagi ibu
seperti suami atau ibunya dan memberikan pujian kepada ibu atas usaha yang
dilakukannya, misalnya memuji ibu jika benar dalam melakukan tarikan nafas
panjang jika datang his sehingga tidak kelelahan.
3. Menganjurkan ibu atau keluarga untuk memberi makanan yang lunak atau
minuman yang manis-manis seperti air gula sehingga ada tenaga sewaktu
mengedan.
4. Menganjurkan ibu untuk mengatur posisinya senyaman mungkin yaitu miring ke
kiri dan menjelaskan kepada ibu bahwa dengan miring ke kiri bayi yang
dikandungnya memperoleh udara/oksigen yang cukup, hal ini disebabkan karena
akan mencegah tertekannya vena cava inferior sehingga aliran darah ke otak dan
janin akan berjalan lancar.
5.

Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih minimal setiap 2 jam.

6. Menyiapkan partus set dan heating set. Partus set terdiri dari 2 klem kocher,
gunting tali pusat, benang tali pusat, gunting episiotomi, klem kocher, dua
pasang handscoun, kasa steril, spuit 2 cc, balon pengisap di tambah oxytocin 10
IU. Heating set terdiri dari 1 tabung suntik steril 10 cc, pegangan jarum, 1 jarum
jahit tajam, benang catgut, 1 pasang handscoun, 1 kain bersih dan obat (Lidocain
1 Ampul). Disamping itu juga menyiapkan dua buah kain bersih untuk proses
persalinan.
7. Pasang infus RL, dengan tetesan 20/menit dengan maksu untuk emudahkan
pemberian obat secara Iv jika tiba tiba tekanan darah ibu meningkat.
13

VII. EVALUASI ( Tanggal 2 Oktober 2006 pukul 15.10 wita )


1. Ibu mengatakan ingin mengedan dan ingin BAB
2. Vulva dan anus membuka, perineum menonjol.
3.

VT 10cm, eff 100%, teraba kepala , UUK di depan ,ket (-), kep turun H III,
tidak teraba bagian kecil janin dan tali pusat, kesan panggul normal

4.

His kuat 5 kali/10 menit dan lamanya 60 detik.

5.

DJJ positif, frekuensi 140 kali/menit, irama teratur 11-12-12

KALA II
Jam : 15.10 WITA, tanggal 2 Oktober 2006
Ibu ingin mengedan, anus dan vulva membuka, perineum menonjol, his kuat sekali,
enolong mempersiapkan diri dan memastikan alat partus lengkap, kemudian membuka
satu buah spuit 2 cc ke dalam wadah partus set, dan mematahkan ampul oxytosin 10 IU
penolong memakai celemek/skot, mencuci tangan dan keringkan, lalu menggunakan
sarung tangan kemudian dengan teknik satu tangan mengambil spuit 2 cc, tangan kiri
memegang ampul oxytosin dan disedot kemudian diletakan kembali ke dalam partus set.
Penolong membersihkan vulva dan perineum dengan kapas savlon dan melakukan VT
untuk memastikan pembukaan sudah lengkap.
VT lengkap, eff 100 %, ketuban (-) teraba kepala turun HIII UUK kanan depan, tidak
teraba bagian kecil janin/ tali pusat, kemudian sarung tangan dikontaminasi dalam larutan
clorin 0,5% secara terbalik, lalu periksa DJJ frekuensi 140x/ menit irama 11-12-12, ibu
dan keluarga diberitahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, ibu
siapkan untuk persalinan serta diminta mengedan pada saat his.
Kemudian salah satu keluarga membantu ibu dalam posisi setengah duduk, pada saat his
kuat ibu disuruh mengedan dan pada saat his menghilang ibu diistirahatkan. Pada saat
kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, handuk dipasang diatas perut ibu dan dock steril
dipasang di bawah bokong ibu. Penolong memakai sarung tangan saat sub ocsiput
bregmatika berada di bawah simpisis. Tangan kanan melidungi perineum dengan dialasi
dock steril, tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu
cepat.

14

Pada saat kepala lahir ibu disuruh meniup hingga lahilah berturut-turut uub, dahi, mata,
hidung, mulut dan dagu secara keseluruhan kemudian bersihkan muka janin dari lendir
dan darah menggunakan kasa steril. Penolong memeriksa apakah ada lilitan tali pusat,
ternyata tidak ada, lalu menunggu kepala bayi mengadakan putaran paksi luar sesuai
dengan arah punggung bayi yaitu punggng kanan kemudian kedua tangan penolong
berada dalam posisi biparental. Kepala bayi ditarik perlahan-lahn ke bawah untuk
melahirkan bahu depan dan ditarik ke atas untuk menarik bahu belakang. Setelah bahu
lahir penolong menyangga kepala, leher dan bahu bayi bagian posterior dengan posisi ibu
jari pada leher bagian bawah kepala dan keempat jari lainnya pada bahu dan dada/
punggung bayi sementara tangan kiri penolong memegang lengan, bahu bayi bagian
anterior, setelah badan bayi tangan kiri menelusuri punggung, bokong, dan tungkai bayi,
lalu menyelipkan telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut. Setelah seluruh badan bayi
lahir pegang bayi bertumpu pada tangan kanan sedemikian rupa, sehingga bayi
menghadap ke arah penolong, kemudian dilakukan penilaian bayi.
Jam 15.20 WITA
Bayi lahir spontan hidup, laki - laki dengan letak belakang kepala dengan Apgar Score 1
menit setelah lahir 7 dan 5 menit setelah lahir 9.
Kemudian bayi diletakan di atas perut ibu, dengan posisi kepala lebih rendah dari badan
pada kain kering yang sudah disiapkan, bayi segera dikeringkan, membungkus kepala
dan badan bayi kesuali tali pusat. Penolong menjepit tali pusat 3 cm dari umbilikus dan
tali pusat diurut kearah ibu dan pasang klem II 2 cm dari klem I, tali pusat dipegang
diantara kedua klem dengan perlindungan jari-jari tangan kiri, tali pusat dipotong diantara
kedua klem tadi, setelah itu pembungkus bayi diganti dengan kain kering dan bersih,
bungkus bayi hingga kepala, kemudian bayi didekapkan pada ibu dan disusui.

15

PENILAIAN KEADAAN BAYI


No.

Aspek yang

1 menit pertama

Nilai

5 menit pertama

Nilai

dinilai
Appearance

Badan merah,

Seluruh badan merah

eks.biru
2

Pulse rate

>100x/mnt

>100x/mnt

Grimace

menyeringai

bersin

Activity

eks. Sedikit fleksi

eks.sedikit fleksi

Respiration

menangis keras

menangis keras

KALA III
Pukul 15.20 wita
Setelah bayi lahir penolong memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
dipastikan, ibu diberitahu akan disuntik, kemudian penolong menyuntikan oxytosin 10
IU/IM pada bagian luar paha 1/3 atas, kemudian dilakukan peregangan tali pusat
terkendali, penolong memindahkan klem pada tali pusat dan tangan kiri menekan fundus
uteri secara hati-hati ke arah dorso kranial, jika dengan peregangan tali pusat terkendali
tali pusat bertambah panjang berarti plasenta telah lepas dari insersinya, minta ibu untuk
mengedan sedikit, dan tangan kanan menarik tali pusat ke bawah kemudian ke atas sesuai
dengan kurve jalan lahir sehingga plasenta lahir sampai vulva dan tangan kanan
menerima plasenta sambil memutar ke satu arah sesuai denga arah jarum jam secara
berhati-hati.
Jam 15.25 WITA
Plasenta lahir spontan secara schulze, nampak bagian fasial lebih dahulu, segera setelah
plasenta lahir, melakukan massage pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri
secara sirkuler menggunakan bagian-bagian palmar jari tangan kiri sehingga kontraksi
baik, setelah itu penolong memeriksa bagian maternal dan fetal serta kotiledon, ternyata
lengkap, diameter plasenta18x15x2 cm, panjang tali pusat 50cm, berat plasenta 500
gram. . Tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, CUT agak lembek, perdarahan aktif

16

walaupun masage fundus uteri selama 15 detik telah dilakukan, tekanan darah 120/80
mmHg .Kemudian lakukan pemeriksaan jalan lahir apakah terdapat robekan jalan lahir,
ternyata ada robekan tingkat 1

KALA IV
Pukul 15.25 wita
I.

PENGUMPULAN DATA

A. Data Subyektif
- Pada pukul 15.25 wita ibu mengatakan perdarahan terasa sangat banyak
- Ibu mengatakan perut tidak terasa mulas
- Ibu mengatakan sangat lelah dan mengantuk
B. Data Obyektif

II.

TFU 2 jari di bawah pusat

CUT agak lembek

Perdarahan sangat banyak ( 250 cc)

Kandung kemih kosong

Kotiledon dan selaput plasenta lahir lengkap

Masage fundus uteri telah dilakukan selama15 detik


IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa

: Ibu dalam kala IV, dengan atonia uteri

Dasar :
-

TFU 2 jari di bawah pusat

CUT agak lembek

Perdarahan sangat banyak ( 250 cc)

Kandung kemih kosong

Kotiledon dan selaput plasenta lahir lengkap

Masage fundus uteri telah dilakukan selama15 detik

Masalah :
17

1. Kecemasan
2. Kurangnya volume cairan tubuh (darah)
Dasar

: 1. Ibu mengatakan perdarahan terasa sangat banyak


2.

- terjadi atonia uteri


- perdarahan dalam 15 detik setelah plasenta lahir 250 cc

Kebutuhan:
Penjelasan tentang keadaannya
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL.
Syok hemoragik
IV. TINDAKAN SEGERA.
Penanganan atonia uteri.
V.

RENCANA KEGIATAN YANG AKAN DILAKUKAN


1.

Penjelasan mengenai keadaannya.

2.

Persetujuan medis.

3.

Mempercepat tetesan infus

4.

Penanganan atonia uteri

5.

Beri kenyamanan pada ibu

6.

Ajarkan massage sendiri

7.

Mengikat tali pusat

8.

Observasi tanda vital, TFU, CUT, kandung kemih, dan perdarahan

9.

Beri ibu makan dan minum

10. Beri penyuluhan


11. Beri obat

VI. PELAKSANAAN DARI RENCANA KEGIATAN

18

1.

Menjelasan

pada

ibu

bahwa apa yang ibu rasakan memang benar, ibu mengalami perdarahan yang
cukup banyak, tetapi akan segera di atasi semampunya oleh petugas.
2.

Meminta persetujuan ibu


secara lisan, yaitu akan dilakukan penanganan atonia uteri pada dirinya untuk
segera menghentikan perdarahan. Dan ibu mengatakan menyerahkan semuanya
kepada ibu bidan untuk melakukan yang terbaik untuk dirinya.

3.

Mempercepat

tetesan

cairan infus.
4.

Melakukan

penanganan

atonia uteri :
a. Melakukan digital untuk membersihkan bekuan bekuan darah yang
tertinggal di cavum uteri yang menyebabbkan uterus tidak berkontraksi.
Bekuan darah sangat banyak, dan setelah berhasil dikeluarkan sisa sisa
bekuan darah tersebut, perdarahan tetap banyak.
b. Menyuntikkan oksitosin 10 UI di paha luar secara IM dan 10 UI di sisa
cairan infus (drip), dan tetesan infus di maksimalkan alirannya.
c. Mengeluarkan kencing pasien melalui kateter, tangan sambil usaha
memasage fundus uteri. Kencing yang keluar 100 cc. Hingga tak ada air
kencing yang menetes, kateter secara perlahan lahan dikeluarkan. Tetap
memantau keadaan umum ibu, dan ibu mengatakan tidak pusing, dan tidak
mules pada perut.
d. Melakukan kompresi bimanual internal (KBI) selama 5 menit. Ibu
mengatakan terasa sangat sakit tindakan seperti ini (KBI). Hasilnya, uterus
berkontraksi baik teraba keras, TFU 2 jari bawah pusat, namun perdarahan
tetap aktif.
e. Kemudian vagina ditahan dengan menggunakan kapas tampon, untuk
menahan aliran darah sementara agar memudahkan menjahit laserasi yang
terjadi di kulit perineum dan mukosa vagina. Karena laserasi juga
menimbulkan perdarahan yang aktif. Penjahitan dilakukan secara jelujur.
Selama penjahitan, walaupun sudah ditahan, perdarahan dari dalam tetap

19

mengalir. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu makan dan minum


yang banyak, untuk membentu mengganti cairan yang banyak keluar.
f. Setelah selesai menjahit robekan, kapas tampon dikeluarkan, sambil tangan
kiri memasage fundus uteri, bekuan darah segar banyk keluar dari jalan lahir
ibu disertai perdarahan yang aktif padahal kontraksi uterus baik. 500 ml
infus yang terpasang tadi telah habis, kemudian mengganti dengan infus RL
yang baru 500 ml yang sudah disuntikkan / di drip okasitosin 20 UI.
Ergometrin tidak diberikan, karena sebelum persalinan TD ibu sangat tinggi
(140/100).
g. Kemudian mengulangi KBI 5 menit lagi, dan hasilnya perdarahan terhenti.
Ibu mengatakan tidak pusing, N=96 x/menit, TD=110/80mmHg.
5.

Melakukan

vulva

hygiene, membersihkan badan ibu, tempat bersalin dari bekas darah, dan
memasangkan ibu pembalut, mengganti baju sehingga memberi kenyamanan
pada ibu serta mengucapkan selamat atas kelahiran anaknya.
6.

Mengajarkan

ibu

cara

massage yang baik. Melakukan massage pada fundus uteri dengan menggosok
fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian-bagian palmar jari ibu
sehingga kontraksi baik.
7.

Mengganti

infus

yang

habis dengan RL, dengan tetesan 40x/menit.


8.

Mencuci tangan di larutan


klorin dan membilasnya di air DTT, kemudian dikeringkan dengan kain yang
kering dan bersih.Dengan menggunakan sarung tangan, mengikat tali pusat bayi
1 cm dari umbilikus disimpul mati 2 kali.

9.

Melakukan

observasi

pada ibu dalam kala IV yang ketat


Jam

Waktu

Tensi

Nadi

Suhu

TFU

Kontraksi

Kandung

Perdarah-

keI

18.45

(mmHg)
110/80

(x/menit)
84

37

2 jr di bwh pst

uterus
Baik

kemih
Kosong

an
Tidak ada

19.15

110/80

88

2 jr di bwh pst

Baik

Kosong

19.45

115/80

84

2 jr di bwh pst

Baik

Kosong

Tidak ada

20

20.15

115/80

84

2 jr di bwh pst

Baik

Kosong

50 cc
Tidak ada

II

20.45

115/70

88

21.15

115/70

88

37

2 jr di bwh pst

Baik

Kosong

Tidak ada

2 jr di bwh pst

Baik

Kosong

100 cc

10.

Memberikan ibu

makan dan minum yang banyak semampu ibu.


11.

Memberikan

ibu

penyuluhan yaitu:
-

Menjelaskan kepada ibu mengenai ASI exskelusif dan manfaatnya dimana


ASI tersebut merupakan nutrisi yang terbaik bagi bayi untuk kekebalan
tubuhnya sehingga bayi tidak mudah terserang penyakit. Selain itu juga ASI
tersebut mudah dicerna dalam tubuh bayi. Berikan ASI saja sampai bayi
berusia 6 bulan.

Perawatan tali pusat yaitu menjelaskan pada ibu agar tetap menjaga tali
pusat agar kering dan bersih serta tidak menambahkan ramuan apapun pada
tali pusat bayinya maupun memberikan alkohol.

Personal hygiene ibu yaitu menjelaskan kepada ibu agar tubuh tetap bersih
dengan mandi 2-3 sehari atau meminta ibu untuk mandi apabila tubuh
berkeringat dan membersihkan atau mengganti pembalut jika merasa sudah
tidak nyaman, cuci rambut teratur minimal 2x seminggu, gosok gigi teratur
bila perlu periksa ke dokter.

Perawatan payudara yaitu menjelaskan kepada ibu untuk membersihkan


payudara dengan menggunakan air yang bersih (jika payudara terasa nyeri
kompres terlebih dahulu dengan menggunakan air hangat kemudian
diselingi dengan air dingin). Hal tersebut dilakukan setiap kali ibu akan
menyusui bayinya.

Nutrisi ibu menyusui, yaitu menjelaskan pada ibu mengenai kandungan


makanan nutrisi tinggi seperti ikan, daging, sayur mayur, buah-buahan, susu
jika ada serta menjelaskan pada ibu mencoba membiasakan diri memakan
sayuran karena hal tersebut dapat membantu produksi ASI agar bertambah
banyak.
21

Mobilisasi dini, yaitu menjelaskan pada ibu perlunya gerakan-gerakan kecil


setelah melahirkan seperti berjalan-jalan untuk membantu pengecilan
peranakannya (involusi uterus).

Menjelaskan tentang penggunaan KB yang ingin dipilih ibu serta


menjelaskan manfaat KB pada ibu yaitu dapat mengatur jarak umur anak
dan ibu juga dapat merawat anaknya dengan maksimal.

Menjelaskan bahwa dirumah ibu tidak boleh cebok dengan air hangat atau
air panas karena dapat menyebabkan benang jahitan putus dan terlepas. Dan
setiap cebok ibu harus memegangnya dan membersihkannya, agar tidak
bengkak ataupun infeksi.

12. Memberikan ibu :


o Vit.A

200.000unit

2tablet (1 tablet diminum sekarang,

1 tablet lagi diminum besok setelah 24 jam mengkonsumsi tablet 1, caranya


digigit dan diisap)
o Paracetamol 3x1
o Amoxycilin 3x1
o Tablet tambah darah 1x1, jangan minum dengan kopi, susu atau teh karena
bisa menggangu penyerapan.
VII. EVALUASI ( tanggal 2 Oktober 2006 pukul 18.30 wita )
-

Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

Ibu berusaha untuk melakukan mengenai apa yang telah disampaikan tersebut.

Setelah 2 jam PP, ibu mengatakan tidak pusing dan ingin menyusui anaknya
segera. Karena sudah merasa sehat, ibu memutuskan untuk duduk. Dan tiba
tiba ketika baru memuli posisi duduk, ibu mengeluh pandangannya gelap, dan
sangat lemas. Wajah dan bibir ibu pun sangat pucat.Dan menyarankan ibu untuk
segera tidur lagi tanpa menggunakan bantal, dan infus dicepatkan tetesannya.
Ketika diukur TD =70/50 mmHg, N=108x/menit. Dan ibu mengeluh
kedinginan.

22

Ibu dianjurkan untuk minum air manis yang banyak. Tubuh ibu diusapkan
minyak kayu putih, hingga telapak kaki dan diselimuti dengan kain agar tidak
kedinginan.

Perlahan lahan bibir dan wajah ibu mulai memerah, dan ibu mengatakan
sudah tidak pusing dan tidak lemas.Td = 100/70 mmHg. Ibu mngeluh terasa
banyak darah yang keluar. CUT baik, 2 jari bawah pusat. Perdarahan 25 cc
dalam waktu jam.

Mengganti infus yang habis dengan RL yang sudah ditambahkan oksitosin 10


UI, dengan tetesan 40/menit.

Bayi dalam keadaan baik dan sudah dapat menyusui (daya hisap kuat)

Ibu sudah makan dan minum

Ibu istirahat

Ibu sudah minum obat yang diberikan.

Pada pukul 19.30,


- Perdarahan ibu sedikit, hanya 10cc

- TD = 110/70 mmHg, N= 84 x/menit, S= 36,7 C, Tfu = 2 jari bawah pusat, Cut

baik, kandung kemih kosong.


Pada pukul 20.30,
- Ibu muntah cukup banyak, dan ada sedikit bercak darah pada muntah. Ibu

mengatakan hal ini sudah biasa dari sejak hamil, dan sudah pernah periksa ke
dokter, dan ibu diberikan obat maag.
- Ibu diberikan antasida untuk dikunyah, mual dan muntah pun terhenti.

Tanggal 3 Oktober 2006, pukul 08.30,


-

Ibu periksa Hb di Lab, dan hasilnya Hb ibu = 9,6gr%

Ibu sudah merasa baik, dan dapt kencing sendiri ke kamar mandi

Tanggal 3 Oktober 2006, pukul 16.00,


-

Ibu pulang, dengan keadaan umum baik, TD = 115/80 mmHg, N=88 x/mnt, R=24
x/mnt, S= 36,7C, CUT baik, TFU 2 jari bawah pusat, Lokia rubra 25 cc.

Ibu mengerti bahwa ia harus datang kontrol bayi dan diriya tanggal 6 Oktober.

Ibu mengerti tanda tanda bahaya pada bayi.

23

Ibu mengerti cara mengkonsumsi obat obatan yang diberikan.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY S DENGAN BBL NORMAL


DI RUANG BERSALIN, PUSKESMAS KR. PULE
PADA TANGGAL 25 Juni 2006

24

TA R A M
MA

P O L IT E K N
I

S E H A TA
KE
N
K

I
E P
K E S R

DISUSUN OLEH
e. BAIQ MERY SHINTANA
f. CAHAYA INDAH LESTARI
g. DESAK PUTU WINDARI P.
h. EKA HUNING YUNIARTY
i. SELEKTI PUSPITA T.P

DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEBIDANAN
T.A 2005/2006
LANDASAN TEORI
BAYI BARU LAHIR NORMAL
Walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena proses
tersebut merupakan pengeluaran buah kehamilan (bayi), maka penatalaksanaan
persalinan baru disebut berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada
dalam kondisi yang optimal. Pemantauan janin dalam kandungan dilaksanakan selama

25

proses kehamilan atau selama berlangsungnya persalinan, sedangkan asuhan bayi baru
lahir dimulai dari ekspulsi kepala bayi dari jalan lahir.
Berkaitan dengan keluaran tersebut di dalam bab ini akan dibahas mengenai pengenalan
bayi baru lahir (BBL). Untuk melaksanakan asuhan bayi baru lahir seperti yang diuraikan
di dalam bab ini, maka petugas kesehatan diharapkan mempunyai kemampuan untuk :
1. Memberikan perawatan pada BBL dengan memperhatikan segi peningkatan
hubungan ibu-bayi.
2. Mengidentifikasi dan melakukan resusitasi BBL yang mengalami problem
pernafasan dan jantung.
3. Mengidentifikasi dan menyiapkan BBL yang memerlukan rujukan.
Bayi Baru Lahir normal maksudnya yaitu bayi tersebut memenuhi kriteria sebagai
berikut:
Bayi dilahirkan dengan Letak kepala dan dengan Persalinan Spontan.
Umur kehamilan antara 38-42 minggu.
Berat badannya antara 2500-4000 gram.
Apgar Score
SKOR APGAR
TAMPILAN NILAI 0,1 dan 2
A

APPEARANCE / WARNA KULIT Pucat Badan merah, ekstremitas kebiruan,


Seluruh tubuh kemerahan

PULSE / DENYUT JANTUNG

Tidak ada, < 100 dan > 100

GRIMACE / REAKSI TERHADAP RANGSANGAN

Tidak

ada,

Menyeringai dan Bersin/batuk


A

ACTIVITY / TONUS OTOT

Tidak ada, Ekstremitas sedikit fleksi dan

Gerakan aktif
R

RESPIRATION / PERNAFASAN

Tidak

ada,

Lemah/tidak

teratur

dan

Menangis kuat
Selain itu penampilan atau pemeriksaan fisik juga sangat diperlukan yaitu:
1. Telinga : Pemeriksaan dalam hubungan letak antara mata dengan kepala
2. Mata: Tanda-tanda infeksi, yakni pus

26

3. Hidung dan Mulut: Bibir dan langit-langit, Periksa adanya sumbing, Refleks
hisap, dinilai dengan mengamati bayi pada saat menyusu badan
4. Leher: Pembengkakan, Gumpalan
5. Dada: Bentuk, Putting, Bunyi nafas,Bunyi jantung
6. Bahu, Lengan dan Tangan: Gerakan tangan, Jumlah jari
7. Sistem saraf : Adanya refleks moro, lakukan rangsangan dengan suara keras yaitu
bertepuk tangan
8. Perut: Bentuk, Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, Perdarahan tali
pusat, Lembek (pada saat tidak menangis), Tonjolan
9. Kelamin laki-laki: Testis berada di dalam scrotum, Penis berlubang pada ujung
letak lubang ini
10. Kelamin perempuan : Vagina berlubang, Uretra berlubang, Labia minor dan labia
mayor
11. Tungkai dan kaki: Gerakan normal, Tampak normal, Jumlah jari
12. Punggung dan anus: Pembengkakan atau ada cekungan, Ada anus, lubang
13. Kulit : Verniks (tidak perlu dibersihkan karena menjaga kehangatan tubuh bayi),
Warna, Pembekakan atau bercak-bercak hitam, Tanda-tanda lahir
14. Konseling
a. Jaga kehangatan bayi
b. Pemberian ASI
c. Perawatan tali pusat
d. Agar ibu mengawasi tanda-tanda bahaya

Penanganan bayi baru lahir


Tujuan utama perawatan sesudah lahir:
1. Membersihkan jalan nafas
2. memotong tali pusat
3. mempertahankan suhu tubuh bayi
4. identifikasi
5. pencegahan infeksi.

27

Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat, perawatan mata dan identifikasi adalah
rutin dilaksanakan, kecuali jika bayi dalam keadaan kritis dan dokter memberi instruksi
khusus.
Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung
menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut:
1. Letakan bayi pada posisi terlentan di tempat yang keras dan hangat.
2. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus
dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit menengadah ke
belakang.
3. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan dengan kasa steril.
4. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan
kain kering dan bersih. Dengan rangsangan ini biasanya bayi segera menangis.
Sangat penting membersihkan jalan nafas, sehingga upaya bayi bernafas tidak
akan menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru).
Bantuan untuk memulai pernafasan mungkin diperlukanuntuk mewujudkan
ventilasi yang adekuat.
Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan
tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Sebelum tali pusat,
dipastikan bahwa tali pusat diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan.
Selain itu, pantau kemungkinan terjadinya perdarahan dari tali pusat.

Mempertahankan suhu tubuh bayi


Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur suhu badannya, dan membutuhkan
pengaturan dari luar untuk membuatnta tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus
hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat
sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat.
Memberi vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup

28

tinggi, berkisar 0,25-0,5 %. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi
baru lahir normal dna cukup bulan perlu diberikan Vitamin K parenteral dengan dosis
0,5-1 mg IM.
Memberi obat tetes/ salep mata
Pemberian obat mata eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual).
Identifikasi bayi
Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu
persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada setiap bayi
baru lahir dan harus ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
-

Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan
pasien, di kamar bersalin, dan di ruang rawat bayi.

Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah
melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.

Pada alat/ gelang identifikasi harus tercantum:


o Nama (bayi/nyonya)
o Tanggal lahir
o Nomor bayi
o Jenis kelamin
o Unit
o Nama lengkap ibu

Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah
hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang berpengalaman
menerapkan cara ini dan dibuat dalam catatan bayi. Ukurlah berat lahir, panjang bayi,
lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medik.
Pemantauan bayi baru lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau
tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian
keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
-

Dua jam pertama sesudah lahir


Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama lahir meliputi:
29

1. Kemampuan mengisap kuat atau lemah


2. bayi tampak aktif atau lunglai
3. bayi kemerahan atau biru.
-

Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya


Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya
masalah kesehatan yang memerluakan tindak lanjut, seperti :
o bayi kecil dengan masa kehamilan atau bayi kurang bulan,
o gangguan pernafasan
o hipotermia
o infeksi
o cacat bawaan dan trauma lahir

YANG PERLU DIPANTAU PADA BAYI BARU LAHIR


-

Suhu badan dan lingkungan

Tanda-tanda vital

Berat badan

Mandi dan perawatan kulit

Pakaian

Perawatan tali pusat.

PENILAIAN BAYI UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN


Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan/ kelaianan yang
menunjukan suatu penyakit.
Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda
berikut:
-

Sesak nafas

Frekuensi pernafasan 60x/menit

Gerakan retraksi di dada

Malas minum

Panas atau suhu badan bayi rendah

Kurang aktif
30

Berat lahir rendah (1500-2500 gram) dengan kesulitan minum.

Tanda-tanda bayi sakit berat:


-

sulit minum

sianosis sentral (lidah biru)

perut kembung

periode apnu

kejang

merintih

perdarahan

sangat kuning

berat badan lahir < 1500 gram.

Daftar Pustaka
Prof.dr.Hanifa Wiknjosastro, SpOG. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

31

Prof.dr. Abdul Bari Saifuddin, SpOG, MPH. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : JNPKKR- POGI & Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
DepKes. 2004. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY S


DENGAN BBL NORMAL
DI RUANG BERSALIN, PUSKESMAS KR. PULE
PADA TANGGAL 25 Juni 2006

32

I.

PENGKAJIAN DATA
a. Data Subyektif
i. Identitas
Nama bayi

: By. Ny. Sanariah

Umur

: 1 hari

Anak

: kedua

Lahir

: tangggal 25 Juni 2006 pukul 18.30 Wita

Jenis kelamin : Perempuan


Nama ibu

: Ny. Sanariah

Nama ayah

: Tn. Seroh

Umur

: 25 tahun

Umur

: 30 tahun

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

Pendidikan

: SD

Pekerjaan

: dagang

Pekerjaan

: dagang

Alamat

: Geguntur

Alamat

: Geguntur

Agama

: Islam

ii. Hari/ tanggal masuk Puskesmas : tanggal 25 Juni 2006 pukul 10.00
wita
iii. Hari/ tanggal pengkajian : tanggal 25 Juni 2006 pukul 18.30 Wita
iv. Keluhan utama : Bayi Lahir Spontan di Ruang Bersalin,
Puskesmas Kr. Pule dengan tidak ada keluhan.
v. Riwayat kehamilan dan kelahiran:
1. Prenatal
a. Ibu mengatakan hamil yang ke 2 dengan usia
kehamilan 9 bulan. Ibu mengatakan ANC 6 kali di
Posyandu.
b. Mendapat suntikan TT 2x (lengkap) selama
kehamilan dan tablet tambah darah.
c. Ibu tidak pernah menderita penyakit selama
kehamilan.

33

d. Pengeluaran ASI : Ibu mengatakan kolostrum sudah


keluar dari usia kehamilan 5 bulan.
2. Natal
Bayi lahir spontan pada tanggal 25 Juni 2006 pukul 18.30
Wita di Ruang Bersalin, Puskesmas Kr. Pule dengan berat
badan 2700 gram, panjang badan 49cm, Lika : 32 cm, dan
Lila : 11 cm. Apgar Score: 6-9.
vi. Faktor Lingkungan : Ibu mengatakan bahwa dalam lingkungan
keluarga dan tempat tinggal tidak ada yang menderita penyakit
menular.
vii. Faktor Genetik : Ibu mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada
penyakit bawaan.
viii. Faktor Sosial: Ibu, ayah, beserta keluarga bahagia dengan
kelahiran bayinya.
ix. Menyusui : Bayi langsung menetek 30 menit setelah lahir, ibu
mengatakan pengeluaran ASI ada.
b. Data Obyektif
i. Tanda vital
1. suhu

: 36,8 C

2. Respirasi

: 45x/ menit

3. berat badan

: 2700gram

4. panjang badan

: 49 cm

5. lingkar kepala

: 32 cm

6. denyut jantung

: 116x/menit

ii. Pemeriksaan fisik


1. Keadaan umum :
a. Ukuran keseluruhan : normal
b. Tonus otot/ tingkat aktivitas otot : normal
c. Warna kulit dan bibir : kemerahan (normal)
d. Tangis bayi : kuat (normal)

34

2. Refleks menggengam (+), mengisap(+)


3. Tonus otot: gerakan aktif
4. Kepala: tidak ada sutura molase, tidak ada pembengkakan
pada kepala, ubun-ubun normal (berupa ubun-ubun besar
dan ubun-ubun kecil ), ukuran lingkar kepala normal.
5. Telinga : lunak tidak ada kelainan, terdapat sedikit
serumen, sejajar hubungan antara mata dan telinga.
6. Mata : tidak ada sekret dan tanda-tanda infeksi.
7. Hidung dan Mulut : tidak ada sumbing, tidak ada
pengeluaran sekret, bibir tidak cyanosis.
8. Leher : Tidak ada benjolan maupun pembengkakan
9. Dada : simetris, putting susu normal, bunyi nafas pada
paru-paru kanan dan kiri sama, wheezing (-), stridor(-),
respirasi normal, denyut jantung normal, tidak ada tarikan
nafas dada.
10. Ekstremitas atas : gerakan normal, jumlah jari tangan
lengkap
11. Sistem saraf : Refleks moro (+)
12. Perut : tidak ada tonjolan disekitar tali pusat, tidak ada
perdarahan tali pusat, tidak ada benjolan
13. Kelamin : labia minora tertutup labia mayora, vagina
berlubang, uretra berlubang, klitoris (+)
14. Ekstremitas bawah : gerakan normal, jumlah jari kaki
lengkap
15. Anus : terdapat anus, lubang dan terbuka, BAB (+)
16. Kulit : warna kemerahan, tanda lahir (-), terdapat verniks di
bagian punggung.
II.

INTERPRETASI DATA
Diagnosa : Bayi baru lahir normal, sesuai dengan masa gestasi, usia 1 hari
keadaan umum baik

35

Data dasar:

Keadaan umum baik.

Bayi lahir spontan dengan berat badan 2700 gram dan panjang badan
49cm, lingkar kepala 32 cm.

Suhu : 36,8 C, R: 45x/menit, denyut jantung : 116x/menit

Pemeriksaan fisik tidak ada kelainan.

Masalah : tidak ada


Kebutuhan :
1. Penjelasan kepada ibu tentang keadaan bayinya.
2. Penjelasan kepada ibu tentang menjaga kehangatan bayi, pemberian ASI,
perawatan tali pusat dan tanda-tanda bahaya.
III.

IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV.

TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

V.

RENCANA TINDAKAN
a. Observasi keadaan bayi (tanda-tanda vital)
b. Jaga kehangatan bayi
c. Perawatan tali pusat
d. Pemberian ASI
e. Jelaskan tanda-tanda bahaya.

VI.

PELAKSANAAN (tanggal 25 Juni 2006 pkl. 19.00wita)


a. Mengobservasi keadaan bayi
Suhu : 36,8 C, R: 45x/ menit, dan Denyut jantung: 110x/menit
b. Menjaga kehangatan bayi dengan membungkus bayi dengan kain,
menutupi bagian kepala serta menghindari bayi dari lingkungan terbuka.
c. Merawat tali pusat, menjaga agar tali pusat tetap bersih yaitu jangan
memberi ramuan apapun, cukup pada waktu memandikan bayi, tali pusat
36

dibersihkan dengan sabun, dibilas dengan air bersih kemudian


dikeringkan.
d. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI segera setelah lahir.
e. Menjelaskan tanda-tanda bahaya kepada ibu :
Kesulitan memberikan ASI, baik karena sulit mengisap maupun hisapan
bayinya lemah, kesulitan bernafas, bayi tidur terus menerus, tanpa bangun
ingin minum ASI, warna kulit abnormal contohnya kulit bibir biru
(sianosis) atau bayi kuning, menangis terus menerus, mata bengkak atau
mengeluarkan cairan dan tali pusat bernanah.
VII.

EVALUASI (tanggal 4 Juni 2006 pkl.20.30 wita )


a. Keadaan umum bayi baik. Suhu : 36,8 C, R: 45x/menit, Denyut jantung :
115x/menit.
b. Kehangatan bayi tetap terjaga.
c. Tali pusat basah dan bersih serta terikat kuat.
d. Bayi sudah memperoleh ASI, Bayi mengisap kuat, bayi sudah BAB pada
saat baru lahir, BAK (+).

37

Anda mungkin juga menyukai