Pneumonia
Pembimbing : dr. Pratiknyo
Dionissa shabira
1320221109
DEFINISI
Peradangan pada parenkim paru, distal dari bronkus terminalis
(mencakup bronkioulus respiratorius dan alveoli)
menyebabkan KONSOLIDASI (timbulnya eksudat) jaringan paru
terjadi gangguan pertukaran gas setempat.
PNEUMONI
A
PNEUMONI
TIS
EPIDEMIOLOGI
Sering dijumpai pada orang-orang yang daya tahan tubuhnya menurun atau tidak
memadai (orang dengan penyakit yg mengganggu daya tahan tubuh, lansia, orang
yang lemah karena penyakit kronik, bayi dan anak kecil)
Faktor Resiko
KLASIFIKASI
Berdasarkan KLINIS DAN EPIDEMIOLOGIS
Berdasarkan MIKROORGANISME PENYEBAB
Berdasarkan LOKASI ANATOMIS / PREDILEKSI INFEKSI
Pneumonia ASPIRASI
terbawanya bahan yang ada di orofaring pada saat respirasi ke SNB dan menimbulkan
kerusakan parenkim paru. Fx. Yang menyebabkan terjadinya aspirasi berulang kali :
- penurunan kesadaran
- disfagia sekunder
- kerusakan sfingter esofagus karena selang nasogastrik
Pneumonia pada penderita IMMUNOCOMPROMISED (AIDS dan keganasan)
3.Berdasarkan LETAKNYA/PREDILEKSI
Pneumonia LOBARIS
Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen,
kemungkinan sekunder disebabkan oleh adanya obstruksi
bronkus misalnya pada aspirasi benda asing, atau adanya
proses keganasan. Sering pada pneumonia bacterial, jarang
pada bayi dan orang tua
dengan
adanya
bercak-bercak
infiltrate
pada
PATOGENESIS DAN
inhala
si
PATOLOGI
kolonisa
si
PD
Perluasan
jar. Sekitar
Dalam keadaan
sehat
MEKANISME
PERTAHANAN
inhala
si
kolonisa
si
PD
Perluasan
jar. Sekitar
Ukuran
KOLONISASI
droplet PD
BAKTERI
SAL. NAPAS
- Ukuran
10
tidak dapat
ATAS
melewatifaring
- 3 - 10 dapat
ASPIRASI
KE SAL.
berjalan
NAPAS sampai
BAWAHke
saluran napas yang
besar
INOKULASI
- 0.5 3 dapat
sistem
mencapai
INFEKSI
alveolaris
INFEKSI
INFEKSI
reaksi peradangan
STADIUM I
Dilatasi Dan Kongesti Kapiler
KONGESTI
4-12 JAM )
disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN, fibrin (dan
eksudasi eritrosit
Konsolidasi
STADIUM II
HEPATISASI MERAH
oDeposisi fibrin semakin bertambah
( 48 JAM BERIKUTNYA )
oTerdapat fibrin dan leukosit PMN di alveoli
o
STADIUM IITerjadi proses fagositosis yang cepat
HEPATISASI
KELABU terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang
( 3-8 HARImati,
)
leukosit, dan alveolar makrofag
STADIUM III
RESOLUSI
( 8-11 HARI )
DIAGNOSIS
Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
Pasien mengeluh keadaan demam
Menggigil
Suhu tubuh meningkat sampai dapat > 40 derajat
batuk dengan dahak mukoid atau purulen
disertai darah
sesak napas
nyeri dada
kadang-kadang
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan dada tergantung luas lesi di paru.
Pada Inspeksi : Terlihat bagian dada yang sakit tertinggal waktu bernapas
Pada palpasi
Pada perkusi
disertai ronkhi basah halus yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada
stadium resolusi.
Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM
peningkatan LED
GAMBARAN RADIOLOGI
Dengan foto toraks (posisi PA/Lateral) merupakan pemeriksaan
penunjang utama untuk menegakkan diagnosis.
Gambarannya berupa :
Dapat berupa infiltrate sampai konsolidasi dengan air bronchogram,
penyebaran bronkogenik dan intertisial serta gambaran kaviti.
Foto Toraks tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya
merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi.
Misalnya
- Gambaran pneumonia Lobaris sering disebabkan oleh Streptococcus pneumonia
- Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infilltrat bilateral atau
gambaran bronkopneumonia
- Klebsiela pneumonia sering menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas
kanan.
KOMPLIKASI
Efusi pleura
Empiema
Abses paru
Pneumothoraks
Gagal napas
Sepsis
PENATALAKSANAAN
Pengobatan pada pneumonia terdiri dari pengobatan kausal dan suportif
PENGOBATAN KAUSAL
Bakteri, diberikan antibiotic spectrum luas yang kemudian sesuai hasil kultur diubah menjadi
spectrum sempit sesuai hasil mikroorganisme penyebab. Umumnya terapi diberikn selama 7-10 hati
PENGOBATAN SUPORTIF
Terapi O2, untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96% berdasarkan
pemeriksaan analisis gas darah
Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental, dapat disertai
nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkspasme
Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran untuk batuk dan napas
dalam
Posisi tidur setengah duduk untuk melancarkan pernapasan
Pengaturan cairan. Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia
Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamine, jika terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau
gagal ginjal prerenal
Ventilasi mekanis. Indikasi intubasi dan pemasangan ventilator pada pneumonia adalah : - Hipoksemia
menetap walaupun telah diberika O2 100% dengan menggunakan masker Gagal napas yang ditandai
oleh peningkatan CO2 didapat asidosis
Bila ada gagal napas, diberikan nutrisi yang cukup kalori terutama didapatkan dari lemak, hingga
dapat dihindari produksi CO2 yang berlebihan.
PENCEGAHAN
Pneumonia Komunitas
Dianjurkan pemberian vaksinasi influenza dan pneumokokus pada orang dengan
resiko tinggi, dengan gangguan imunologi, penyakit berat termasuk penyakit paru
kronik, hati, ginjal dan jantung. Dan diberikan untuk penghuni rumah jompo dan
usia diatas 65 tahun.
Pneumonia Nosokomial
Upaya program pengawasan dan pengontrolan infeksi pada rumah sakit dan
pembatasan pemakaian selang nasogastrik atau endotrakeal atau pemakaian obat
sitoprotektif sebagai pengganti antagonis H2 dan antasid
TERIMAKASIH