Meningitis Neisseria meningitides dan ISPA (penyebab kematian pada anak < 5 Tahun) yang
dilaporkan pasca kejadian Tsunami di Aceh (2004) dan pasca gempa bumi di Pakistan (2005).
Penyakit yang berkaitan dengan Vektor sebagai contohnya yaitu KLB malaria pasca banjir
dan pasca Gempa bumi di Kosta Rika Atlantic Region 1991.
Sekilas kalau dilihat penjelasan penulis diatas maka perlu tindakan preventif sebelum
akan ada bencana yang lebih dahsyat lagi di Bumi Maluku yang kita cintai ini. Penulis percaya
dari sisi perencanaan kesehatan pemerintah propinsi sudah secara baik merencanakan dan
mitigation strategy untuk masing-masing tipe bencana. Studi dasar (population based study)
dengan pendekatan Rapid Health Assesment (RHA) mungkin sudah dilakukan pemerintah
Propinsi Maluku, akan tetapi apakah sudah mencakup pelayanan primer yang mendasar ?
tentunya ini harus dilihat kembali oleh pihak yang berkepentingan dalam hal ini Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan SKPD di Lingkungan Provinsi Maluku. Sebagai
contoh yang dipakai penulis adalah Banjir bandang tahun 2013 di Desa Luhu, Kabupaten Seram
bagian barat, dimana Gubernur Maluku pada saat itu melakukan rapat secara cepat antara semua
SKPD untuk segera cepat menanggulangi korban dan pengungsi di sana. Terdengar sangat instan
ketika diketahui bahwa banyak pengungsi yang di kerahkan ke kantor pemerintah, tempat ibadah
dan beberapa sekolah. Ini bukti akan ketidaksiapan Pemda dan pemerintah Provinsi dalam
manajemen bencana pascabencana, sehingga risiko penularan penyakit semakin tinggi.
Sebagai solusi dari manajemen pascabencana ini penulis mencoba untuk memberikan
kontribusi lima langkah dasar prioritas untuk mengurangi penularan penyakit pasca bencana,
antara lain :
1. Fasilitas Air, Sanitasi, Perencanaan Tempat Pemukiman yang Aman
2. Pelayanan Kesehatan Primer
3. Surveillans / Sistem Peringatan Dini
4. Imunisasi
5. Pencegahan Malaria Dan Demam Berdarah
Kesimpulannya; Pencegahan penyakit menular pascabencana ditentukan oleh manajemen
penanganan bencana serta kegiatan pokok seperti penanganan korban massal, pelayanan
kesehatan dasar di pengungsian, pengawasan dan pengendalian penyakit, air bersih dan sanitasi,
penanganan gizi darurat, penanganan kesehatan jiwa, serta pengelolaan logistik dan perbekalan
kesehatan. Oeh karena itu sarang terbaik menurut penulis adalah pencegahan penularan penyakit
seharusnya sudah dimulai dari tahapan pra bencana (termasuk didalamnya adalah hazard
analysis dan vulnerability analysis) dan tahapan selama bencana (termasuk didalamnya adalah
damage assessment, information collection dan public health surveillance).