Anda di halaman 1dari 125

ANALISA KOLOM BETON BERTULANG YANG

DIPERKUAT DENGAN CARBON FIBER REINFORCED


POLYMER (CFRP)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat untuk


Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil

Disusun oleh:

MAROLOP TUA SIANIPAR


02 0404 081

BIDANG STUDI STRUKTUR


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK USU
2009
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

ABSTRAK
Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan suatu struktur beton
bertulang dalam memikul beban-beban adalah dengan meningkatkan daktilitas
struktur tersebut. Peningkatan daktilitas yang dimaksud dapat dilakukan dengan
memberikan tulangan pengikat, pengekang (confinement) dari dalam beton dan
kekangan yang dari luar beton (externally wrap) oleh CFRP yang dapat
memberikan ikatan dan kekangan terhadap beton maupun tulangan lentur.
Confinement mampu mencegah tekuk premateur tulangan tekan
longitudinal, sebagai tulangan sebagai tulangan geser mencegah terjadinya
keruntuhan, serta mampu meningkatkan kekuatan tekan beton terhadap beban
aksial dan momen lentur.
Dilakukannya externally CFRP pada kolom akan membuat kolom semakin
kuat terhadap lentur dan beban aksial yang dipikul karena memiliki nilai kuat tarik
yang sangat tinggi. Kekangan yang dilakukan pada CFRP dipengaruhi oleh jarijari sudut siku penampang kolom bujur sangkar. Tulangan tranvesal yang bekerja
akan mempengaruhi tulangan longitudinal yang bekerja terhadap lentur. Tegangan
lateral yang bekerja pada FRP terhadap bidang beton yang di luar akan melentur
ke luar terhadap panjang dan lebar penampang atau mengalami tekan dan
sebaliknya tulangan tranversal cenderung mengalami tekan.
Peningkatan mutu beton (fC) = 25 MPa dengan menggunakan CFRP
sebagai perkuatan dari luar untuk tebal (tj) = 0,3 mm dapat mencapai FCC =
29,364 MPa, peningkatan kapasitas kolom pada beban aksial sebesar 23,906%
momen lentur 133,198%.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

DAFTAR ISI
ABSTRAK........................i
KATA PENGANTAR.....................ii
DAFTAR ISI.......................iv
DAFTAR NOTASI....................vii
DAFTAR GAMBAR.......................x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Umum...1

1.2

Latar belakang masalah2

1.3

Maksud dan tujuan...3

1.4

Pembatasan masalah.....4

1.5

Metode pembahasan.....4

1.6

Sistematika pembahasan......5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Umum...7

2.2

Fiber Reinforced Polimer....9

2.3

Pengunaan FRP yang ada di Pasaran.13

2.4

Alasan pengunaan CFRP.......17

2.5

Fungsi CFRP..18

2.6

Pekerjaan sebelum dilakukan pemasangan....19


2.6.1. Investigasi..19
2.6.2. Evaluasi..20
2.6.3. Metode perbaikan.......21

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

2.7

Struktur bangunan yang menggunakan FRP......24

2.8

Bentuk dan tipe FRP......24

2.9

Aplikasi FRP terhadap bangunan...24

2.10

Pekerjaan dan pemasangan FRP pada kolom....26


2.10.1. pekerjaan pada FRP.......26
2.10.2. pemasangan FRP pada kolom...28

2.11

Perumusan CFRP pada Kolom......29

BAB III

ANALISIS CONFINEMENT dan CFRP KOLOM

3.1

Umum.....32

3.2

Kekuatan Tekan Beton...33

3.3

Kekuatan Tarik Beton........34

3.4

Kolom Beton Bertulang Berdasarkan Bentuk....35

3.5

Persyratan Penulangan Kolom...44

3.6

Pengaruh Sengkang terhadap Kolom.....44

3.7

Pengaruh FRP terhadap Sengkang.....47

3.8

Tegangan dan Regangan Beton dengan CFRP..47

3.9

Analisis Kolom...51

BAB IV

ANALISA PERHITUNGAN

4.1

Analisa

Gaya

Aksial

dan

Momen

Lentur

pada

Kolom

Confinement...61
4.2

Menganalisa gaya aksial dan momen pada kolom karena pengaruh


tebal CFRP (t_CFRP)........78

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

4.2.1 Tebal CFRP = 0,3 mm...78


4.2.2 Tebal CFRP = 0,5 mm...98
4.2.3 Tebal CFRP = 0,7 mm...99
4.2.4 Tebal CFRP = 1,0 mm...99
4.3

Pengaruh Kuat Tekan Beton (fC)101


4.3.1 Kuat Tekan Beton (fC) = 30 MPa...101
4.3.2 Kuat Tekan Beton (fC) = 35 MPa....102
4.3.3 Kuat Tekan Beton (fC) = 40 MPa....103

4.4

Pengaruh Dimensi Kolom (B, H).....104


4.4.1 Dimensi 500 mm x 500 mm.....104
4.4.2 Dimensi 600 mm x 600 mm.....105
4.4.3 Dimensi 700 mm x 700 mm.....106

4.5

Merencanakan Dimensi dan Tulangan Kolom.............................107

BAB V

KESIMPULAN

5.1

Kesimpulan..112

5.2

Saran ....113

DAFTAR PUSTAKA..114

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

KATA PENGATAR
Puji serta syukur kepada Allah Bapa, karena berkat dan karuniaNYA saya
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Dimana tugas akhir ini merupakan salah
satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan program sarjana (S1) di
Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara (USU).
Penulis menyadari bahwa selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari
bimbingan, dukungan, doa, dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada:

Bapak Prof. Dr. Ing. JOHANNES TARIGAN selaku ketua Departemen


Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

Bapak Ir. Teruna Jaya, M.Sc., selaku sekertaris Departmen Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara.

Bapak Ir. Daniel Rumbi Teruna, MT selaku dosen wali dan pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
memberikan bimbingan dan masukan dalam penyelesaian tugas akhir ini
serta selama masa kuliah.

Bapak Ibu dosen staf pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas


Sumatera utara.

Seluruh pegawai yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan


administrasi.

Hormat saya kepada orang tua Alm. M.T Sianipar dan M. Hutapea serta
saudara-saudara yang telah memberikan Restu dan Doa selama kuliah
hingga sekarang.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan semangat, dan


doa diantaranya Daniel Damanik, Togi Sagala, Daniel Pasaribu, Parna,
Tohap, Jekson, Galumbang (02), Fornando, Samuel, Roby, Siska, Indah,
(04) serta adik-adik 05. Teman-teman disekitar tempat tinggalku Lor IX
diantaranya Lasma Sgn, Desmi, Donfri, lintonk, Brians, Nando.
Persekutuan Mahasiswa KMK yaitu: Frans, Adithya, dan BEnru dan yang
lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa manusia tidak luput dari khilaf dari kesalahan,

demikian juga penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini sehingga tugas akhir
ini masih memiliki banyak kekurangan walaupun penulis telah semaksimal
mungkin. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka dan hati yang tulus penulis akan
menerima segala saran dan kritikan demi kesempurnaan tugas akhir.

Medan,

Maret 2009
Penulis

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Daftar Notasi
2

As

: Luas tulangan baja, mm

: Kedalaman tegangan saat ultimate, mm

: Lebar area penampang kolom, mm

Cc

: Gaya tekan beton, N

Cs

: Gaya tekan baja, N

: jarak efektif, mm

: Jarak pusat gaya tekan beton didalam sengkang, mm

: Jarak pusat gaya tekan beton diluar sengkang, mm

: Jarak pusat gaya tekan beton bagian samping, mm

d1

: Jarak tulangan 1 ke pusat tekan terluar, mm

d2

: Jarak tulangan 2 ke pusat tekan terluar, mm

d3

: Jarak tulangan 3 ke pusat tekan terluar, mm

Ej

: Modulus elastis pada FRP, N/mm2

fc

: Kekuatan tekan beton, N/mm2

fcc

: Kekuatan tekan beton, FRP, N/mm2

fj

: Tegangan pada sisi dalam Jaket FRP, N/mm2

fl

: Tegangan lateral minimum, N/mm2

Fl

: Tegangan lateral maksimum, N/mm2

fr

: Modulus rupture atau modulus retak beton, N/mm

fs

: Tegangan tulangan baja, N/mm2

: Tinggi penampang daerah tekan, mm

Jd

: Jarak pusat total gaya tekan kepusat gaya tarik, mm

: Momen inersia kolom, mm4

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

: Koefisien retak beton sebesar, 0.62

kc

: Faktor penambah kekuatan beton

ke

: Rasio area effektif yang terlindung

Mn

: Momen lentur murni, Nmm

Mretak : Momen saat pertama retak, Nmm


My

: Momen beton setelah baja mengalami leleh, Nmm

Mu

: Momen kolom beton mencapai ultimate, Nmm

: Rasio modulator atau angka ekivalen

: Gaya tekan aksial kolom, N

: Selimut beton, N

: Jari-jari sudut siku-siku kolom, mm

Ss

: Gaya tekan tulangan baja, N

Sn

: Jarak antar satu tulangan dengan yang lain? Spasi sengkang, mm

Ts

: Tulangan mengalami tarik, N

: Garis netral kolom dalam keadaan seimbang, mm

ydasar

: Garis netral kolom, mm

ytarik

: Jarak total gaya tarik dari serat tekan terluar kolom, mm

ytekan

: Jarak total gaya tekan dari bagian atas kolom, mm

: Parameter kolom beton dengan kekangan

: Koefisien; 22/7 atau 3.14

: Faktor tegangan rata-rata

: Faktor penambah kekuatan beton terhadap tegangan triaxial

: Faktor reduksi terhadap penjumlahan untuk beberapa deviasi

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

: Regangan beton

: Regangan tulang yang memiliki tarik

: Regangan jaket FRP

50u

: Regangan beton unconfinement lebih dari 0.002 saat tegangannya 0.5 fc

50c

: Regangan beton confinement lebih dari 0.002 saat tegangannya 0.5 fc

50h

: Selesai 50c dengan 50u

20c

: Regangan beton confinement lebih dari 0.002 saat tegangannya 0.2 fc

: Ratio tulangan

: Faktor pusat tekan (centroid)

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

BAB I

PENDAHULUAN

I.1

UMUM
Penggunaan bahan serat yang memperkuat kolom (FRP) secara eksternal

kini sudah diterapkan pada banyak jenis bangunan salah satunya pada bangunan
bertingkat. Polimer sebagai perkuatan (FRP) dikenal sebagai bahan yang mampu
memberi menahan tarikan, memperbaiki serta meningkatkan kekuatan dari luar
kolom struktur beton. FRP merupakan bahan yang sangat baik dalam
pengunaannya untuk bentuk kolom. FRP ini pertama kali dikenalkan pada model
kolom bulat oleh para ahli konstruksi dari Amerika sebelum tahun 2002. Namun
untuk pemakaian pada kolom bujur sangkar belum bisa digunakan sehingga para
ahli konstruksi dari Eropa melakukan uji coba untuk kolom tersebut, ternyata hal
itu dapat dipakai untuk kolom bujur sangkar hingga pada tahun 2003 produk
tersebut dimunculkan. Sebagai contoh, disain ini telah menyediakan kenyamanan
untuk kolom berbentuk bulat dengan diselimuti atau dibungkus oleh FRP, tapi
kemudian pembuatan aplikasi di uji cobakan untuk kolom bujur sangkar oleh para
ahli konstruksi.

r
Confined concrete
h

y
x
Unconfined concrete

b
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Gambar 1.1 Batas potongan melintang beton


Pada prinsipnya kekuatan tambahan ini dapat dipakai jika batasan-batasan
yang ada harus diperhatikan, antara lain :

Specimen pada kolom bujur sangkar terhadap FRP.

Kelancipan dari sudut siku potongan melintang kolom bujur


sangkar.

Radius dari kelenturan specimen pada kekangan sudut sikunya.

Beberapa hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan pada saat


pemasangan dikarenakan fungsinya sebagai pelapis dari luar yang akan
dibebankan terhadap beban yang akan diterima.
FRP sebagai perkuatan yang memiliki nilai tarik yang sangat tinggi pada
kolom yang ber-confinement, serta berat sendiri yang sangat ringan sehigga
pemasangannya sangat mudah dilakukan.
P

daerah
yang
mengalami
kekangan

CFRP
(tarik)

Confinement
(tekan)

Gambar 1.2. Kolom dan potongan kolom yang mengalami tekan pada
confinement dan FRP mengalami tarik

I.2

LATAR BELAKANG MASALAH

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Banyak struktur konstruksi bangunan dinyatakan layak untuk dihuni


namun pada kenyataannya bangunan tersebut banyak kekurangannya terutama
pada bagian kolomnya hal ini dapat dilihat dari beberapa tahun belakangan ini
seperti bencana yang terjadi di Indonesia sehingga para ahli mencari cara untuk
mengatasi hal tersebut, terutama yang terjadi pada kolom. Sehingga para ahli
mencari solusi dengan membuat metode perkuatan yang bekerja dari luar.
Dibuatnya kekuatan tambahan yang dari luar membuat para ahli itu
melakukan riset dibeberapa tahun terakhir ini untuk mendapatkan perkuatan
tambahan. Perkuatan tambahan biasanya sangat baik untuk model tertentu saja
misalnya untuk kolom bulat tapi untuk kolom bujur sangkar kurang baik ini
dikarenakan beberapa hal termasuk karena bentuknya yang persegi.
Agar bahan tersebut dapat dipakai untuk model kolom bujur sangkar maka
dilakukanlah riset untuk jenis kolom ini. Setelah hal itu dilakukan secara terusmenerus maka didapatlah perbandingan-perbandingan yang ada dari hasil
percobaan-percobaan yang ada.

I.3

MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan tulisan tugas akhir ini adalah :
1.

Menyediakan suatu hubungan studi yang parametrik dengan


batasan model dengan petunjuk disain.

2.

Menyediakan suatu perbandingan antara parametrik-parametrik


pembatasan model dengan petunjuk disain serta nilai-nilai dengan
model yang dipakai dengan petunjuk disain dari hasil percobaan
yang sudah ada.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

3.

Menjelaskan yang mendalam serta kritis terhadap kelemahan dan


kekuatan dari model kolom bujur sangkar dengan perkuatan yang
terikat secara eksternal oleh FRP.

I.4

PEMBATASAN MASALAH
Penulis

akan

membatasi

permasalahan

dengan

tujuan

untuk

menyerderhanakan perhitungan-perhitungan serta pembahasan materi yang lebih


detail, pembatasan masalah tersebut antara lain:
1.

Kolom bujur sangkar dengan dimensi 400mm x 400mm yang


digunakan adalah beton bertulang seimbang.

2.

Kolom bujur sangkar mengunakan confinement atau tulangan


sengkang (tulangan transversal).

3.

Material dasar dari perkuatan-serat polimer yang digunakan adalah


carbon (CFRP), dengan ketebalannya specimen CFRP t f = 0,5mm
; 0,7mm

4.

Perkuatan eksternal CFRP dilakukan pada daerah yang paling


bahaya seperti ujung atas dan dasar kolom dengan masing-masing
lebar CFRP 0,25m dan tinggi kolom (1m) overlap 200mm.

5.

I.5

Perkuatan eksternal FRP pada kolom satu lapis.

METODE PEMBAHASAN
Dalam penulisan tugas akhir ini, materi diambil dengan mengumpulkan

data literature yang ada mengenai data perilaku dari kolom beton bertulang
dengan pengunaan material FRP sebagai perkuatan dari luar serta perilaku yang

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

akan ditimbulkan oleh FRP itu sendiri. Bahan utama pada FRP adalah resin
dengan serat carbon yang dibentuk menjadi bahan.
Perhitungan-perhitungan dilakukan dengan manual dan bantuan simulasi
program komputer dengan mengunakan program Microsoft Excel sebagai desain
grafik. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan yang signifikan dari
hasil perhitungan yang ada.

1.6

SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Penulisan tugas akhir ini dilakukan dengan sistematika pembahasan

sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Uraian mengenai hal umum tentang penulisan tugas akhir, latar
belakang masalah, maksud dan tujuan, pembatasan masalah,
metode pembahasan dan sistematika pembahasan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Uraian singkat tentang alternatif peningkatan/perbaikan kekuatan
struktur, komposisi FRP, pengunaan FRP yang ada dipasaran,
alasan penggunaan FRP, fungsi FRP, investigasi, evaluasi, metode
perbaikan, struktur bangunan yang mengunakan FRP, bentuk dan
tipe FRP, aplikasi FRP terhadap bangunan, pekerjaan dan
pemasangan FRP pada kolom, perumusan CFRP pada kolom.

BAB III

ANALISIS CONFINEMENT dan FRP KOLOM


Uraian singkat tentang perbaikan kolom dengan mengunakan
alternatif terhadap kekauatan kolom, pembahasan kekuatan tekan
beton, pembahasan kekuatan tarik beton, analisa kolom beton tanpa
confinement,

kolom

beton

bertulang

berdasarkan

ukuran,

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

pendekatan yang digunakan, conmfinement, kolom beton dengan


confinement, analisa kolom beton bertulang dengan Confinement
dan FRP, tegangan regangan dan kegagalan beton bertulang tanpa
confinement.

BAB IV

ANALISA PERHITUNGAN
Perhitungan momen pada saat beton mengalami retak, tulangan
baja mengalami leleh/ultimate, menghitung beban axial dan
momen lentur pada kolom beton unconfinement. Perhitungan
beban axial dan momen lentur pada kolom confinement.
Perhitungan peningkatan kekuatan beton akibat pemakaian CFRP,
beban axial, dan momen lentur pada confinement dan CFRP serta
peningkatan dan penurunan perbandingan kolom yang Confined
dengan Unconfined.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


Pada bab ini diuraikan kesimpulan-kesimpulan yang diambil dari
serangkaian pembahasan dan perhitungan yang telah dilakukan,
serta saran-saran yang mungkin diterapkan lebih lanjut.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

UMUM
Perkembangan teknologi beton pada saat sekarang ini, membuat

konstruksi beton semakin banyak dipilih sebagai bahan konstruksi. Konstruksi


dari beton banyak memiliki keuntungan selain bahannya sangat mudah diperoleh,
juga memiliki beberapa keuntungan antara lain harganya relatif lebih murah,
mempunyai kekuatan tekan tinggi, mudah dalam pengangkutan dan pembentukan,
serta mudah perawatannya, sehingga banyak bangunan bangunan yang didirikan
memilih konstruksi yang terbuat dari beton sebagai bahan materialnya.
Pemilihan beton sebagai konstruksi telah membuat para ahli beton
menciptakan bahan tambahan (admixture) bagi beton. Bahan tambahan
(admixture) merupakan bahan yang dianggap penting, terutama untuk konstruksi
pada saat sekarang ini yang membutuhkan segala sesuatu yang serba praktis,
efisien dan ekonomis, tanpa mengurangi mutu dari beton tersebut. Penggunaan
bahan tambahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan menambah sifat
beton sesuai dengan sifat beton yang diinginkan.
Penggunaan bahan tambahan pada konstruksi belakangan ini telah
berkembang dengan pesat seiring dengan pesatnya pembangunan di bidang
konstruksi. Banyak penemuan baru yang dapat menggantikan cara-cara
konvensional seperti dibidang perkuatan struktur, dimana telah ditemukan metode
dan sistem yang semakin mudah diaplikasikan serta hanya sedikit pertambahan
dimensi dari struktur, sehingga tetap terjaga keindahan dari konstruksi tersebut

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Gempa bumi merupakan salah satu penyebab kerusakan bangunan


pemakaian struktur dengan berbagai fungsi dan kombinasi beban tergolong
rentan, baik terhadap perubahan fungsi yang mengakibatkan pertambahan beban
yang dipikul, maupun kemungkinan terjadinya kesalahan perhitungan pada saat
perencanaan. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan (strengthening)
fungsi struktur tersebut, terutama struktur yang menahan beban aksial tekan dan
momen lentur.
Ada beberapa cara yang lazim digunakan antara lain:
1. Dengan cara memberi penyelubungan pada struktur tersebut atau dikenal
dengan metode Penyelubungan (Jacketing Methods) misalnya FRP (Fiber
Reinforced Plastic) sebagai bahan kompositnya.
2. Memperpendek tinggi dari struktur dengan konstruksi beton.
3. Memperbesar dimensi pada konstruksi beton.
4. Dengan menambah jumlah tulangan pada kolom dan memperbesar dimensi
kolom beton tersebut atau dikenal dengan metode penulangan luar
(Extemally Reinforcement).
5. Atau struktur tersebut harus dibongkar dan diganti dengan baru.
Perkuatan (strengthening) merupakan suatu kegiatan yang bertujuan
meningkatkan perilaku komponen atau struktur agar menjadi lebih kuat dibanding
sebelumnya.

Pada

penelitian

untuk

perkuatan

(strengthening)

dalam

mempertahankan fungsi struktur dilakukan dengan menggunakan Carbon Fiber


Reinforced Polimer (CFRP) dengan konsep dan metode perbaikan/perkuatan
lentur beton bertulang khususnya kolom yang diakibatkan oleh gempa beserta
keuntungan dan kerugiannya.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

2.2

FIBER REINFORCED POLIMER


FRP merupakan suatu material komposit yang digunakan dalam konstruksi

sipil. Bahan ini menggabungkan polimer resin, filler dan fiber. Resin yang
digunakan adalah polyester, vinylester atau epoxy dan filler yang digunakan
adalah kaolin clay, calcium carbonate dan alumina. Sedangkan fiber terdiri dari
beberapa jenis seperti glass, carbon, dan aramide.

Gambar 2.1: Model kurva tegangan lekat-slip tulangan FRP (Caibal, R.J, 2003)

Gambar 2.2: Tipe tulangan FRP yang sering digunakan (Roberts, C.L.,
2006)
Material komposit punya beberapa kelebihan seperti berkekuatan tinggi,
ringan dan punya daya tahan yang tinggi (BRE and Trennd:2000). Selain itu FRP
juga bahan non korosi, netral terhadap gaya magnet jika dibandingkan terhadap
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

baja, FRP punya kuat tarik lebih besar, modulus elastisitas kecil dan hubungan
tegangan-regangan adalah elastis. FRP terdiri dari beberapa jenis seperti bar,
wrap, grid dan strip. Untuk struktur baru digunakan FRP bar sebagai pengganti
baja tulangan. FRP dengan jenis wrap lebih banyak dipakai pada kolom
sedangkan jenis sheet atau strip biasa digunakan pada balok, pelat dan kolom.

Gambar 2.3: Jenis-jenis FRP di Jepang (UEDA, T., 2004)


FRP dengan jenis grid digunakan untuk perkuatan pelat. Pengembangan
penggunaan FRP pada rekayasa sipil terdiri dari dua bagian, pertama untuk
rehabilitasi dan perbaikan struktur dan kedua untuk pembuatan konstruksi baru
yang sepenuhnya menggunakan FRP ataupun komposit dengan beton.
Penggunaan FRP dalam perkuatan struktur antara lain pada balok, pelat,
jembatan, kolom (BRE and Trend 2000). Menurut BRE and Trend 2000 ltd
terdapat beberapa keuntungan menggunakan FRP sebagai bahan perkuatan
struktur antara lain:
1. Teknik yang digunakan dalam pemasangan tidak mengganggu penggunaan
struktur oleh pihak lain.
2. Meningkatkan kapasitas struktur dengan penambahan berat struktur sendiri
adalah minimum.
3. Teknik yang digunakan relatif cepat, meminimalkan waktu bekerja.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

4. Material FRP lebih tipis dan lebih ringan daripada menggunakan


perkuatan dari baja.
Keuntungan FRP sebagai tulangan menurut Carin L. Robert dan Wallman
yaitu :
1. Tulangan FRP tidak berkarat
2. Tulangan FRP sangat ringan
3. Memiliki kekuatan yang tinggi.
Kentungan pemakaian FRP menurut Hartono dan Santosa, 2003 antara lain:
1. Kuat tarik sangat tinggi ( +7-10 kali lebih tinggi dari baja U39 )
2. Sangat ringan ( density: 1,4 2,4 gr/cm+, 4-6 kali lebih ringan dari baja )
3. Pelaksanaan sangat mudah dan cepat
4. Memungkinkan tidak perlu penutupan lalu lintas
5. Tidak perlu area kerja yang luas
6. Tidak diperlukan join meskipun bentang yang diperekat cukup panjang
7. Tidak berkarat
Namun demikian perlu juga diperhatikan kelemahan kelemahan
pemakaian bahan ini, antara lain kurang tahan teradap suhu tinggi. Dengan suhu
sekitar 700C bahan perekat epoxy resin akan berubah dari kondisi keras menjadi
lunak, bersifat plastis sehingga daya lekatnya akan menurun. Selain itu bahan ini
juga tidak tahan terhadap sinar ultra violet. Untuk mengatasi kelemahan ini perlu
dilakukan proteksi, misalnya pelapisan atau penutupan dengan mortar.
Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) merupakan salah satu jenis
Fiber Reinforced Polimer (FRP). Carbon Fiber Reinforced Polymer ( CFRP )
merupakan sejenis plat baja tipis yang didalamnya terdapat serat serat carbon
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

dan fiber. Carbon Fiber Reinforced Polymer digunakan pada konstruksi struktur
bangunan yang sudah ada. Pemakaian CFRP pada suatu konstruksi biasanya
disebabkan oleh beberapa hal yaitu:

Terjadinya kesalahan pada perencanaan.

Adanya kerusakan kerusakan dari bagian struktur sehingga


dikhawatirkan tidak berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

Adanya perubaan fungsi pada sistem struktur dan adanya


penambahan beban yang melebihi beban rencana.

Perkuatan tambahan ini telah banyak digunakan diberbagai belahan dunia.


Selain digunakan sebagai perkuatan tambahan untuk jembatan, juga digunakan
pada gedung gedung seperti pelat lantai, balok dan kolom hal ini hanya biasa
diaplikasikan pada kolom yang bundar dan lain sebagainya. Disamping karena
bahan tambahan ini lebih efektif, juga disebabkan karena keuntungannya lebih
dari sistem perkuatan lainnya.
Beberapa aplikasi dari CFRP pada proyek proyek konstruksi di berbagai
negara dapat dilihat dalam table, yaitu:
Tabel 2.1: Aplikasi Penggunaan Carbon Fiber Reinforced Polimer ( CFRP )
Negara
Argentina
Australia
Australia

Australia
Austria
Austria
Austria

Proyek
Metro Red
Boiler House
West end Shopping
Mall
Te Glen Sopping
Centre
IBM Building
Bregenzerac Bridge
A10 Tauernautobahn

Jumlah
Kontraktor Utama
500m2
Caputo S.A
500m
Kane Constructions
180m
AB & MA Cick Pty Ltd

300m

Constuction Engineering

1174m
1100m
8500m

IBM
Hembau Gesmbh
Strabag AG

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Hongkong

Six bayan Temple

2800m2

Guangzhou Province No. 1


Construction

Qatar
Singapore

Qafco Prill tower


Main Upgrading
Project
Frtolay Turkey
PETKIM
Highway M11 Bridge
West Burton
Leaden Hall Market

3600m
5500m2

Apollo
Hong Lai Huat Construction

1000m2
2500m
1400m2
1600m2
400m2

Detay Construction Co
Ken Engineering
Balvac
Bierrum
Rusview

Turkey
Turkey
UK
UK
UK

2.3

PENGGUNAAN FRP YANG ADA DI PASARAN


Adapun penggunaan FRP yang di Indonesia merupakan bahan perkuatan

yang telah digunakan luas diberbagai negara seperti Inggris, Afrika Selatan,
Jepang, Swiss dan Perancis untuk digunakan sebagai perkuatan pada gedung dan
jembatan.
Pembagian tipe kekuatan FRP berdasarkan angka modulus elastisitasnya,
angka modulus elastisitasnya terdiri dari tiga tipe yaitu:
1. High strengh
2. High modulus
3. Ultra high modulus
Spesipikasi dari masing-masing tipe FRP ini dapat dilihat pada Tabel yang
terdapat dibawah ini:

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Tabel.2.2: Tipe dan Spesifikasi FRP


Carbon
High strengh

Kuat Tarik
(N/mm2)
4300-4900

Modulus Elastis
(N/mm2)
3100

Elongasi
(%)
155000

High modulus

2740-5490

2400

210000

Ultra high modulus

2600-4020

1600

300000

dan sebagai perencana untuk perbaikan/perkuatan Struktur berikut ini akan


uraikan FRP yang tersedia dipasaran termasuk kemampuan material FRP dan
Epoxy adhesives agar penggunaannya dapat di lakukan dengan efisien dan tepat
guna.
Tabel.2.3: Material perkuatan/perbaikan yang tersedia
Suplier
DML Composites

Trade name
DML Composites

Du Pont de Nemours Int. S.A

Kevlar structural ReinforCement Systems


Selfix Cabofibe

Exchem

Feb MBT
Sumitomo Corporation Europa#
SBD

Sika

Toray Europe Ltd.


*

In association with Du Pont.

Mbrace
Mbrace
Kevlar*
Replark
Enforce

Sika CarboDur
SikaWrap Hex 230C
SikaWrap Hex 100G
Torayca UT70
#

Type of material
Cabon FRP plate
Carbon fibre sheet
Glass fibre sheet
Aramid fibre sheet
Aramid fibre tape or sheet
Aramid FRP sheet
Carbon FRP plate
Carbon fibre sheet
Aramid fibre seet
Glass fibre sheet
Carbon fibre sheet
Carbon FRP plate
Aramid fibre tape and sheet
Carbon fibre prepeg
Carbon FRP plate
Carbon fibre sheet
Glass fibre sheet
Aramid fibre tape and sheet
Carbon FRP plate
Carbon fibre sheet
Glass fibre sheet
Carbon fibre sheet

Agent for Mitsubishi Chemicals

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Table.2.4: Properti dari material FRP berbentuk plate


Trade name
DML Composites
Enforce
MBrace LM
MBrace HM
Selfix Carbofibe S
Selfix Carbofibe M
Selfix Carbofibe H
Sika Carbodur S
Sika Carbodur M
Sika Carbodur H

Strength
(N/mm2)
2100
1400
2200-2500
2200-2500
>2200
>2200
2800
3200
1600
3050
2900
1450

Modulus
(kN/mm2)
140
360
165
210
150
200
150
200
280
165
210
300

Thickness
(mm)
Up to 30
Up to 30
1.2, 1.4, 2.1
1.2, 1.4, 2.1
1.2, 1.4
1.4
1.2, 1.4
1.2, 1.4
1.2, 1.4
1.2, 1.4
1.4
1.4

Width
(mm)
Up to 1400
Up to 1400
10,50,80,90,100,120
50,80,90,100,120,150
50,80,100,120
50,80,100,120,150,200
50,80,120
50,80,120
50,80,120
50,60,80,90,100,120,15
0
60,90,100
50

Note: properti ini diambil dari pabrik dan telah dikoreksi pada saat publikasi
(summer
2000). Untuk mendesign properti actual harus diperoleh dari pabrikan.
Karena
Metode test yang bervariasi, informasi yang diperoleh harus detail
(contoh:frekuEnsi test, standar deviasi).
Tabel.2.5: Properti dari material FRP berbentuk lembaran
Trade name

Fibre

Strength
(kN/mm2)

Modulus
(kN/mm2)

DML ComPosites

Carbon
Glass
Aramid

4900
3400
2800

230
70
115

Enforce

Carbon
Carbon
Glass
Aramid
Aramid

3900
2650
1700
2900
2100

Replark

Carbon
Carbon
Glass
Carbon
Carbon
Carbon

Selfix
CarbofibeE
Selfix

Glass
Carbon
Aramid

Kevlar#Structural
Reinforcement
System
Mbrace Tow
Sheet

Effective
thickness*
(mm2)

240
640
65
120
120

Areal
Weight
(g/m2)
150,300,9
00
200,250 to
1200
200,300
200
400
350
290,420
280,420

Widhth
(mm)

0,117
0,235
0,135
0.2,0,29
0.193,0.28
6

300
300
680
300
100,300,5
00

3550
3000
1550
3400
2900
1900

235
380
74
230
390
640

300
300
915
200
300
300

0.11,0.165
0.165
0.118
0.110.167
0.165
0.143

1099+
1417+
1086+

42+
120+
61+

432
300
240

0.167
0.167
0.167

500
500
500
250,330,5
00
250,330,5
00
250,330,5
00
150,300
150,300
150,300

300,500,1
500
350,500
340

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

CarbofibeC
SelfixCabofibe
AR
SikaWrap Hex
230C
SikaWrap Hex
100G
Torayca UT7020
Torayca UT7030

Carbon
Glass

3500
2250

230
70

230
840

Carbon
Carbon

4090
4220

230
235

200
300

610
1270

0.111
0.167

100,250,5
00,1000
100,250,5
00,1000

Notes:
#

kecuali untuk hal ini, property untuk fibre kering.Nilai-nilai yang dimuat hanya
yang diindikasi.Perhatikan juga Note pada tabel 2.5

Ketebalan efektif adalah area total Cross-sectional dari fiber yang dibagi lebar
lembaran

Hasil normalisasi 55% volume menggunakan resin Selfix Carbofibe laminating

Tabel.2.6: Properti dari perekat epoxy (epoxy adhesives)


Property

Exchem
Resifix 31

Tensile strength (N/mm2)

24

Flexual strength (N/mm2 )

55

Shear strength (N/mm2)

22

Flexural modulus(kN/mm2)

6.5

Shear modulus (kN/mm2)

3.8

Glass transition temperature


Tg (0C)

60

Supplier and Trade Name


MBT
SBD
MBrace
Epoxy Plus
Laminate
adhesive
30
19
100

Sika
Sikadur

30

35
18

3.5

9.8

12.8

56

60,80

62

Note: Lihat note pada tabel 2.6

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Tabel. 2.7: Properti dari resin pelapis (laminating resins)


MBT

SBD

Suplier
DML
Composites

Sika

Sumitomo

Tensile strength (N/mm2)

50

17

81

30

29

Flexural strength (N/mm2)

120

28

Flexural Modulus(kN/mm2)

Glass transition temperature

55

60,80

59

53

55

Property

Tg (0C)

2.4

ALASAN PENGGUNAAN CFRP


Carbon fiber lebih baik digunakan dibanding aramid fiber dan glass fiber.

Dilihat dari kekuatan dan elastisitasnya yang jauh lebih bagus dari kedua bahan
lain. Ini dapat dilihat dari tabel, yaitu :
Tabel 2.8: Perbandingan performance FRP
Performance
Carbon
Aramid
Glass
Alkaline Resistant
Good
Good
Bad
UV Resistant
Yes
No
yes
Electrical Conductivity
Yes
No
No
Compressive vs tensile Strength
Close to
Lower
Close to
Elastic Modulus vs Steel
Similar
Lower
Lower
0
0
Melting Point
650 C
200 C
1000 0 C
Creep Rupture
Best
Moderate
Bad
Banyak alasan mengapa diperlukan kekuatan tambahan untuk struktur
beton bertulang, yaitu:

Kapasitas beban hidup bertambah, seperti pada jembatan yang selalu


menerima beban pada kendaraan atau gedung yang dulunya dijadikan
tempat tinggal kemudian diganti untuk kepentingan umum.

Melakukan penambahan kebutuhan bangunan diluar dari desain yang


dibuat atau kesalahan dalam merancang.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Memperbaiki kekuatan terhadap gempa, yang mana memberikan lapisan


tambahan terhadap beton akibat tegangan, atau penambahan secara terus
menerus diantara lapisan.

Menganti perkuatan atau menambah zat paska perkuatan, seperti dampak


dari kerusakan atau menutup (menghilangkan) korosi.
Dari semua kasus tersebut penambahan perkuatan pada bangunan

dilakukan pada bagian bangunan yang menerima beban hidup karena hal itu
sangat membantu dalam kelangsungan bangunan.

2.5

FUNGSI CFRP
Pada penggunaannya, CFRP fungsinya adalah :

Meningkatkan kekuatan kompresi dari kolom sirkular.

Meningkatkan kekuatan geser total kolom beton.

Meningkatkan kekuatan flextural dari kolom beton.

Menutup kondisi kolom yang sudah mengalami retak, retak sebelum


diberikan bahan ini.

Gambar 2.4 : Kolom yang rusak, retak.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

2.6

PEKERJAAN SEBELUM DILAKUKAN PEMASANGAN


Dalam mendapatkan hasil yang maksimal untuk perkuatan struktur pada

suatu konstruksi ada hal yang harus dilakukan, yaitu:


2.6.1 INVESTIGASI
Tujuan dari investigasi adalah :

Mendapatkan gambaran yang lengkap dari lokasi dan besarnya kerusakan


yang terjadi serta kemungkinan penyebabnya.

Memperoleh data-data struktur yang baik pada dimensi struktur; data


material maupun data beban (mutu beton, mutu dan jumlah tulangan serta
beban yang bekerja).

Mengetahui kondisi lingkungan pada sekitar struktur yang ada.


Data-data di atas dijadikan sebagai evaluasi, karena tanpa data-data yang

benar dan akurat, maka rekomendasi perbaikan atau perkuatan hasil evaluasi akan
tidak tepat serta tidak tercapai sasaran, maka itu diperlukan data-data yang benarbenar dari hasil investigasi hal ini dilakukan untuk mempermudah dan menunjang
tahapan evaluasi yang akan dilakukan selanjutnya.
Untuk mencapai tujuan di atas, maka harus dilakukan ;

Pengamatan secara visual (melakukan mapping disekitar kerusakan,


dimensi dari struktur beton dll).

Memeriksa dokumen-dokumen yang ada, baik dokumen perencanaan,


pelaksanaan, operasional maupun perawatan.

Melakukan

testing-testing

non

destruktif

yang

diperlukan

untuk

melengkapi data-data investigasi.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Pada saat melakukan pengamatan secara visual, beberapa jenis kerusakan


didapat adalah sebagai berikut :

Keretakan non struktur dan struktur.

Keropos (honeycomb).

Karat.

Lepasnya bagian beton (spalling).

Penurunan.

Penyebab kerusakan-kerusakan pada struktur bangunan, bisa diakibatkan oleh :

Kesalahan dalam perencanaan.

Kesalahan dalam pemilihan material.

Kesalahan pelaksanaan.

Pengaruh lingkungan sekitar (tempratur, kimia, beban dll).


Investigasi merupakan awal dari tahapan perbaikan atau perkuatan yang

akan dilakukan dan merupakan tahapan yang sangat penting dalam menunjang
dan mempermudah untuk melakukan evaluasi yang tepat, maka harus diusahakan
untuk mendapatkan data-data yang maksimal.

2.6.2 EVALUASI
Setelah mendapatkan data-data dari hasil investigasi, maka dilakukan
evaluasi untuk menentukan tindakan-tindakan apa yang akan diambil.

Penurunan kapasitas struktur (menurunkan beban operasional).

Melakukan perbaikan.

Melakukan perkuatan.

Melakukan pembongkaran.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Didalam menentukan salah satu tindakan di atas, maka harus dipertimbangkan


beberapa aspek yaitu :

Masa layan struktur.

Kebutuhan struktur.

Keselamatan umum.

Batasan-batasan yang ada apabila dilakukan perbaikan atau perkuatan,


misalnya waktu, biaya, keindahan dan kemudahan pelaksana.
Apabila ditentukan tindakan perbaikan atau perkuatan, maka evaluasi yang

dilakukan selanjutnya adalah menentukan metode dan material perbaikan atau


perkuatan.

2.6.3 METODE PERBAIKAN


Beberapa pertimbangan yang menjadi dasar penentuan metode perbaikan
yang akan digunakan adalah :

Jenis kerusakan.

Besar dan luasnya kerusakan yang terjadi.

Peralatan yang tersedia.

Kemampuan tenaga pelaksana.

Keterbatasan ruang kerja.

Kemudahan pelaksana.

Waktu pelaksanaan.

Biaya perbaikan.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Metode perbaikan yang umumnya dilakukan adalah :


a. Patching
Metode perbaikan ini adalah metode perbaikan konvensional, dimana
kedalaman kerusakan tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton).
Pada metode perbaikan ini, yang perlu diperhatikan adalah penekanan
pada saat mortar ditempelkan; sehingga benar-benar didapatkan hasil
yang padat.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan dan
tidak jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat
dipasang tiap lapis).
b. Grouting
Metode perbaikan ini umumnya dilakukan apabila kerusakan melebihi
selimut beton.
Metode grouting ini dapat dilakukan secara manual (gravitasi) atau
mengunakan pompa.
Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting
yang terpasang harus benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi
yang mengakibatkan terjadinya keropos.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mengalir dan tidak susut.
c. Shotcrete (Beton Tembak)
Metode perbaikan ini umumnya digunakan untuk kerusakan yang
sangat luas, dimana metode patching ataupun grouting sudah tidak
efektif lagi. Dan pada metode ini tidak diperlukan bekisting lagi seperti
halnya pengecoran pada umumnya.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Metode shotcrete ada dua system yaitu dry-mix dan wet-mix.


Pada sistim dry-mix, campuran yang dimasukan dalam mesin berupa
campuran kering, dan akan tercampur dengan air di ujung selang.
Sehingga mutu dari beton yang ditembakan sangat tergantung pada
keahlian tenaga yang memegang selang, yang mengatur jumlah air.
Tapi sistim ini sangat mudah dalam perawatan mesin shotcrete, karena
tidak pernah terjadi blocking.
Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukan dalam mesin berupa
campuran basah, sehingga mutu beton ditembakan lebih seragam. Tapi
sistim ini memerlukan perawatan mesin tinggi, apalagi bila sampai
terjadi blocking.
Pada

metode

shotcrete,

umumnya

digunakan

additive

untuk

mempercepat pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat


pengerasan dan mengurangi terjadinya banyaknya bahan yang terpantul
dan jatuh (rebound).
d. Injection
Metode ini umumnya digunakan untuk kerusakan yang berupa
keretakan. Dalam proses perbaikan dengan metode ini dapat digunakan
alat manual ataupun mesin bertekanan.
Material yang digunakan harus mempunyai viskositas yang rendah,
sehingga mampu mengisi keretakan.
e. Coating
Metode ini berupa pemberian lapisan pada permukaan beton, dengan
tujuan melindungi beton dari serangan bahan kimia ataupun air laut;
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

biasanya digunakan pada waktu struktur didaerah laut atau struktur


yang berada dilingkungan aggressif.

2.7

STRUKTUR BANGUNAN YANG MENGGUNAKAN CFRP


CFRP pada umumnya digunakan pada perkuatan :

2.8

Lentur pada balok dan plat, bagian tumpuan maupun lapangan.

Geser pada balok dan kolom

Axial pada kolom

Lentur pada dinding (dinding penahan, silo dll)

BENTUK DAN TIPE FRP


Bentuk FRP yang sering digunakan pada perkuatan struktur adalah :

Plat / composite

Fabric / Wrap

Bentuk plat lebih efektif dan efisien untuk perkuatan lentur baik pada balok
maupun plat serta pada dinding; sedangkan bentuk wrap lebih efektif dan efesien
untuk perkuatan geser pada balok serta untuk meningkatkan kapasitas beban axial
dan geser pada kolom.

2.9

APLIKASI FRP TERHADAP BANGUNAN


Penggunaan FRP kini telah banyak digunakan oleh bangunan-bangunan

seperti jembatan, gedung-gedung (mall, pencakar langit, apartemen dst), stadion,


rumah tinggal dan lain-lain. Di Inggris terdapat 150 lebih struktur bangunan
mengunakan bahan ini sebagai bahan yang memperkuat struktur bangunan, data
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

diambil pada tahun 2000. Karena bahannya yang kuat, sederhana dan tidak
mencemari lingkungan maka bahan ini banyak dipakai. Berikut jenis contoh
bangunan yang mengunakan bahan ini, tabel 2.1.
Kolom bangunan yang mengunakan bahan ini, yaitu :
a.

Kolom gedung
Berbeda halnya pada balok dan pelat, dikolom FRP digunakan untuk

memikul beban axial. FRP diletakan sebagai wrap pada kolom atau sebagai
pembungkus yang melingkari seluruh kolom hingga membuat kolom menjadi
tertutup rapat dari bawah hingga atas kolom. FRP kolom merupakan perpaduan
antara fiber karbon dengan resin.
Bahan ini sangat baik digunakan pada kolom yang berbentuk bulat atau
melingkar dibanding dengan kolom yang berbentuk bujur sangkar. Selain karena
bentuknya yang tidak perlu dibentuk dengan sudut-sudut tertentu pada kolom
bulat, material ini juga lebih rapat dan kuat ketika dipasangkan ke kolom
melingkar. Hal tersebut mudah untuk dilakukan dikarenakan sewaktu melakukan
pemasangan hanya diperlukan tinggi dan diameter kolom saja, sebagai gambaran
sebelum dilakukan pemasangan.
Bahan ini sudah banyak membantu dalam perkembangan struktur
bangunan terutama pada kolom seperti yang di Amerika dan di Jepang. Bahan ini
sudah banyak membantu bagi kemajuan negara tersebut, dan hal ini juga
dibuktikan dengan mengembangakan CFRP ini sebagai bahan yang mampu
memberi nilai lebih misalnya pada negara Jepang yang merupakan negara yang
memiliki seismic yang tinggi dan negara Amerika yang sering terjadi peristiwa
alam. Sebuah metode besar juga mulai dikembangkan dimana universitas yang
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

ada di negara Eropa mulai mengunakan bahan ini sebagai kekuatan tambahan dari
luar terhadap bangunannya seperti di Universitas Southampton, Inggris.

b.

Kolom jembatan
Dalam bagian ini pekerjaan dilakukan secara berkelompok saat material

ini digunakan. Material pada umumnya dikerjakan dengan mengunakan tangan.


Untuk mesin digunakan pada material yang lebih luas dan yang banyak jumlah
strukturnya seperti kolom jembatan. Sebelum dilakukan pemasangan pada kolom
ada baiknya terlebih dahulu dipasang kait penjepit pada sekitar yang mau
diletakan FRP dan disekitar lingkaran kolom pada bagian atas kolom. Mesin pada
pengunaannya dapat menjangkau sekitar kolom, seperti ukuran yang terlalu tebal
pada waktu pemasangan fiber.

2.10

PEKERJAAN DAN PEMASANGAN FRP PADA KOLOM


Sebelum dilakukan pemasangan material komposit (FRP) ini perlu adanya

dilakukan koreksi. Selain karena perlu adanya koreksi, juga perlu dilakukan
peninjauan terhadap kebutuhan pada waktu pemasangan seperti perlengkapan
yang akan dipakai pada pemasangan agar keselamatan dan kenyamanan pada
waktu pemasangan dapat terjamin.

2.10.1 PEKERJAAN PADA FRP


Semua peralatan yang digunakan dalam pengabungan dan pengerjaan
pada pemasangan FRP serta material harus dijaga kebersihan dan perawatannya

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

sehingga mendapatkan hasil yang baik. Pengerjaan semuanya dilakukan dengan


bantuan alat.
Pengerjaan dan pengaplikasian untuk mengabungkan bahan dalam
membentuk selubung FRP ini harus sesuai dengan instruksi pabrik hal tersebut
dapat dilihat dari panduan yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Jumlah
material pencampuran dilakukan hanya sekali saja tidak boleh melebihi jumlah
yang ditentukan, seperti volume yang terlalu banyak hal ini dapat mempengaruhi
tingginya temparatur pada waktu dilakukan pencampuran sehingga dapat merusak
struktur pencampuran. Resin atau perekat terlebih dahulu diaduk agar struktur
perekat tersebut merata kemudian resin dioleskan kepada permukaan kolom.
Resin atau perekat tersebut berfungsi untuk menyatukan wrap CFRP dengan
kolom beton. Bahan ini memiliki daya rekat yang kuat terhadap geser dan mampu
memberikan rekatan terhadap CFRP akibat beban anaksial yang besar. Resin yang
digunakan adalah epoxy dengan ketebalan olesan berkisar antara 1,5-2,0mm
dengan mengunakan roller dan ukuran ini cukup ideal untuk dibuat. Jenis perekat
ini tidak bersifat permanen atau mudah untuk dilepaskan dengan mengunakan
scrab dan bahan pelarut.

Gambar 2.5 : Mengolesi Resin atau perekat (epoxy) pada permukaan


kolom mengunakan Roller atau kuas silinder
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

2.10.2 PEMASANGAN FRP PADA KOLOM


Sebelum dipasangkan ke kolom wrap CFRP ini terlebih dahulu dipotong
dengan mengunakan alat pemotong. Alat pemotong material ini cukup sederhana,
hanya dengan mengunakan gunting pemotong fiber atau dalam skala yang besar
dengan mengunakan mesin pemotong fiber.
Setelah dilakukan pemotongan pada fiber untuk mendapatkan ukuran yang
tepat pada kolom, material tersebut kemudian dipasangkan ke kolom dengan
konvensional atau dengan mesin untuk daerah kolom yang lebih besar dan luas.

Gambar 2.6 : Pemasangan CFRP pada daerah paling berbahaya yang


sudah diolesi resin atau perekat (epoxy)
Agar bahan tersebut terekat dengan erat antara FRP tersebut dengan
permukaan beton maka dipakai epoxy. Epoxy merupakan bahan perekat yang
sangat kuat. Untuk jenis perekat ini ada dua macam dalam pemasangannya, yaitu:

Dry system (FRP tidak perlu dijenuhkan dulu dengan epoxy)

Wet system (FRP harus dijenuhkan dulu dengan Epoxy mesin saturator)

Untuk menentukan sistim mana yang akan digunakan, tergantung dari banyaknya
fiber per m 2 . Pada umumnya FRP dengan banyaknya fiber kurang dari 300
gr/m 2 menggunakan dry sistem dan sebaliknya menggunakan wet sistem.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Gambar 2.7 : Mesin alat pemasang CFRP kolom bulat


2.11

PERUMUSAN CFRP PADA KOLOM

Perumusan Tegangan Regangan CFRP pada kolom


Bagian struktur beton akan mengalami reduksi saat memikul beban aksial
yang besar, karena regangan pada beton mencapai batas ultimate 0,003. Untuk
menghindari terjadinya deformasi lateral yang dapat mengakibatkan reduksi pada
beton maka digunakan CFRP sebagai bahan yang dapat menahan gaya regangan
tersebut. Selain mampu menambah kekuatan menahan gaya regangan pada kolom
beton, bahan ini juga mampu melakukan ikatan terhadap kolom beton tersebut,
sehingga akan membuat kolom beton dan CFRP akan menjadi linier dan
bertambah kaku.
Pada area beton yang terlindungi oleh CFRP dapat bertambah kekuatan
tekannya terhadap beban yang akan dipikul. Rumus yang digunakan dalam
perhitungan kekuatan CFRP adalah :
Fcc ' = f c ' [1 + k e (k c 1)] ...(2.1)
Dimana k e adalah rasio area effektif yang terlindung (persamaan 2.2 ), sedang k c
adalah faktor penambahan kekuatan beton (persamaan 2.3 )
ke =

[bh (4r

)]

r 2 1 3(b 2r ) 1 3(h 2r )
..(2.2)
bh 4r 2 r 2
2

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

k c = 1 2 ...(2.3)
Dimana b dan h dimensi sisi luar potongan melintang kolom; r adalah radius pada
keliling sudut; 1 adalah faktor penambah kekuatan beton terhadap tegangan
triaxial pada batas-batas tegangan (lihat persamaan 2.4); dan 2 adalah faktor
reduksi terhadap penjumlahan untuk beberapa deviasi (persamaan 2.5 );

1 = 1,251,8 1 + 7,94

f
f
2 = 1,4 l 0,6 l
Fl
Fl

Fl
F
1,6 l 1 .(2.4)
fc '
f c '

2
F

0,8 l + 1 .(2.5)
f c '

Dimana Fl dan f l adalah maksimum dan minimum yang mengikat tegangan


lateral.
Penahan tegangan lateral pada jaket FRP f l , j dapat dihitung pada sumbu x
dan y pada potongan melintang (perhatikan gambar )

Confined concrete

x
Unconfined concrete

b
Gambar 2.9 : Panjang dan lebar confinement tertekan sedangkan sudut
confinement tertarik.

f l , jx = 2

tj
h

f j ..(2.6)

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

f l , jy = 2

tj
b

f j ..(2.7)

Dimana t j adalah ketebalan pada jaket FRP dan f j adalah tegangan pada sisi
dalam jaket FRP, yang dapat didefenisikan sebagai berikut :
f j = E j t ...(2.8)

Dimana t adalah regangan pada potongan melintang pada FRP. Untuk mencari
nilai dari Fl sama halnya dengan mencari nilai dari f l yang merupakan tegangan
lateralnya.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

BAB III

ANALISIS CONFINEMENT dan CFRP KOLOM

3.1.

UMUM
Sebagai bahan konstruksi, beton bertulang termasuk bahan yang paling

banyak digunakan dalam pembangunan struktur dewasa ini. Dari segi material,
pembuatan dan perakitan tulangan, pengecoran dan biaya, beton relative mudah
dan murah. Kekuatan dari struktur kolom beton bergantung pada mutu beton (mix
design), proses perakitan tulangan, pengecoran, pemadatan dan perawatan setelah
pengecoran (curing). Pada tahap perencanaan, structural engineer mengunakan
mutu beton yang diperoleh berdasarkan hasil dari uji kuat tekan beton dengan
menggunakan moulding (silinder beton) yang diisi adukan beton. Sehingga mutu
yang diperoleh dari hasil uji kuat tekan beton merupakan mutu beton tanpa
tulangan (plain concrete). Sedangkan praktek di lapangan, struktur beton
mengunakan tulangan, baik tulangan longitudinal yang berfungsi menahan lentur
maupun tulangan tranversal (stirrup) yang menahan geser.
Dalam kondisi ultimate banyak faktor yang dapat menyebabkan mutu
beton tidak mencukupi dan hal ini dapat menyebabkan kerusakan dan keruntuhan
pada struktur beton, sehingga pembongkaran/perbaikan struktur beton perlu
dilakukan. Pembongkaran dan pembuatan struktur baru, memerlukan waktu yang
cukup lama, sedangkan perbaikan struktur beton dapat mengunakan berbagai
alternative perbaikan seperti externally bonded steel plates (pengikat luar baja),
steel jacket, concrete jackets dan dengan pemakaian material Carbon Fiber
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Reinforced Polymer (CFRP) sebagai bahan perbaikan dan perkuatan struktur


beton.

3.2

KEKUATAN TEKAN BETON


Kekuatan tekan beton ditentukan oleh pengaturan dari perbandingan

semen, agregat kasar dan halus, air dan berbagai jenis campuran. Perbandingan air
terhadap semen merupakan faktor utama dalam menentukan kekuatan beton.
Semakin rendah perbandingan air semen, semakin tinggi kekuatan tekan beton
demikian sebaliknya. Kelebihan air pada campuran beton akan menurunkan
kualitas kerja (workability) atau menurunkan kuat tekan beton. Suatu ukuran dari
pengerjaan beton ini diperoleh dengan percobaan nilai slump, dimana lebih kecil
nilai slump lebih kental campuran beton dan lebih sukar dalam pengerjaan.
Kekuatan tekan beton di wakili oleh tegangan tekan maksimum fc dengan
satuan N/m atau Mpa dan juga memakai satuan Kg/cm2 untuk struktur beton
bertulang pada umumnya menggunakan beton normal dengan kuat tekan pada
umur 28 hari berkisar antara 17-35 Mpa, sedangkan untuk beton prategang
digunakan kuat tekan beton lebih tinggi, berkisar antara 30-45 Mpa.
Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar,
menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban tekan bertingkat dengan
kecepatan peningkatan beban tertentu atas benda uji silinder beton (d=150mm,
t=300 mm) sampai hancur. Tata cara pengujian yang umumnya dipakai adalah
standar ASTM C 39-86. kuat tekan masing-masing benda uji di tentukan oleh kuat
tegangan tekan tertinggi yang dicapai benda uji umur 28 hari akibat beban tekan.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Pada SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.3.2 menetapkan bahwa regangan kerja


maksimum yang di perhitungkan di serat tepi beton tekan terluar adalah 0.003
sampai hancur. Untuk beton kepadatan normal dengan berat isi 2300 Kg/m3
dapat digunakan nilai :
Ec = 4700fc .....(3.1)

3.3

KEKUATAN TARIK BETON


Nilai kuat tekan dan tarik beton tidak berbanding lurus, setiap usaha

perbaikan mutu kekuatan tekannya hanya desertai peningkatan kecil kuat nilai
kuat tariknya. Suatu perkiraan kasar dapat dipakai, bahwa nilai kuat tarik beton
normal hanya berkisar 9-15% dari kuat tekannya. Kuat tarik beton yang tepat sulit
untuk diukur. Suatu nilai pendekatan yang umum dilakukan dengan menggunakan
modulus of rupture:
( MOR) =

PI
2

(3.2)

bd
Ialah tegangan tarik lentur beton yang timbul pada pengujian hancur balok
beton polos atau tanpa tulangan, sebagai pengukur kuat tarik sesuai teori
elastisitas. Kuat tarik beton juga di tentukan melalui pengujian split cylinder yang
umumnya memberikan hasil lebih baik dan lebih mencerminkan kuat tarik yang
sebenarnya. Nilai pendekatan yang di peroleh dari hasil pengujian berulangkali
mencapai kekuatan 0.50-0.60 kali fc sehingga untuk beton normal digunakan
nilai 0.57fc. sedangkan dalam SK SNI T-15-1991-03 pada pasal 3.2.5 ditetapkan
bahwa besarnya modulus tarik untuk beton normal adalah 0,7fc.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

3.4

KOLOM BETON BERTULANG BERDASARKAN BENTUK


Kolom bertulang dibagi dalam dua kategori ;
1. Kolom beton bertulang pendek.
Dikatakan kolom beton bertulang pendek atau kolom pendek jika pada

saat pembebanan aksial diberikan pada kolom tersebut terjadi keruntuhan


material. Beban yang dapat dipikul ditentukan oleh dimensi penampang dan
kekuatan material penyusunnya.
Kolom yang mengalami keruntuhan dikarenakan regangan beton mencapai
0,003 atau tegangan baja yang mencapai fy. Hal tersebut disebabkan kolom yang
melentur akibat momen cenderung menimbulkan tekanan pada satu sisi kolom
dan tarikan pada sisi yang lainnya. Gaya yang ditimbulkan oleh momen dan beban
aksial relatif besar. Berikut gambar memperlihatkan kolom yang memikul beban
Pn.
a) Beban aksial besar dan momen diabaikan.
Hal ini diawali dengan keruntuhan pada hancurnya beton hingga semua
tulangan dalam kolom mencapai tegangan leleh dalam tekan.
Pn

b) Beban aksial besar dan momen kecil. Sehingga seluruh penampang


tertekan.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Jika suatu kolom menerima momen lentur kecil (yaitu, jika eksentrisitas
kecil), seluruh kolom akan tertekan tetapi tekanan disatu sisi akan lebih
besar dari sisi lainnya. Tegangan tekan maksimum dalam kolom sebesar
0,85fc dan keruntuhan akan terjadi oleh runtuhnya beton dan semua
tulangan tertekan.
Pn
e

c) Eksentrisitas lebih besar dari (b) dan momen kecil. Sehingga tarik mulai
dari satu kolom.
Jika eksentrisitas ditingkatkan dari kasus sebelumnya, gaya tarik akan
mulai terjadi pada satu sisi kolom dan baja tulangan pada sisi tersebut akan
menerima gaya tarik yang lebih kecil dari tegangan leleh. Pada sisi lain
tulangan mendapat gaya tekan. Keruntuhan akan terjadi karena hancurnya
beton pada sisi yang tertekan.
Pn
e

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

d) Kondisi beban berimbang, eksentrisitas ditambah.


Saat penambahan eksentrisitas, maka akan tercapai suatu kondisi dimana
tulangan pada sisi tarik mencapai leleh dan pada saat bersamaan beton
pada sisi lainnya mencapai tekan maksimum 0,85 fc
Pn
e

e) Momen besar, beban aksial relatif kecil


Jika eksentrisitas terus ditambah, keruntuhan terjadi akibat tulangan
meleleh sebelum hancurnya beton.
Pn
e

f) Momen lentur besar


Saat momen lentur besar, keruntuhan pada kolom sama dengan keruntuhan
pada sebuah balok.

Mn

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

2. Kolom beton bertulang panjang atau langsing


Pada kolom beton bertulang pendek dibuat sebagai proses evaluasi
kelangsingan kolom untuk mendapatkan batas nilai rasio kelangsingan
tertentu. Jika sebuah kolom semakin langsing maka kolom tersebut akan
semakin mudah mengalami fenomena tekuk. Suatu kolom digolongan
langsing apabila dimensi atau ukuran penampang lintangnya kecil
dibandingkan dengan tinggi bebasnya (tinggi yang ditopangnya).

M
1

M = P

M 2

Gambar 3.1 : Momen Sekunder atau Momen P.


Kolom langsing yang menahan kombinasi beban aksial dengan lentur
akan mendapatkan momen lentur tambahan (momen sekunder) akibat efek P.
dan mengalami deformasi kearah lateral pada penampang yang ditinjau. Apabila
ditinjau suatu kolom langsing yang menahan gaya aksial Pu dengan eksentrisitas
e, tampak dengan adanya efek tekuk mengakibatkan momen lentur tambahan

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Pu.e. Tingkat kelangsingan suatu struktur kolom dapat dibuat sebagai rasio
kelangsingan.

Kl u
...(3.3)
r
Dimana

: K = Faktor panjang efektif komponen struktur tekan.


lu = Panjang komponen struktur tekan yang tidak ditopang.
r

= Jari-jari

putaran (radius of gyration) potongan lintang

komponen struktur tekan ditetapkan 0,30h dimana h ukuran


dimensi kolom persegi pada bekerjanya momen atau 0,25 D
dimana D adalah diameter kolom bulat.
Untuk menentukan apakah kelangsingan tersebut perlu diperhitungkan
atau diabaikan. Maka terlebih dahulu harus dilakukan pemeriksaan untuk
komponen tekan dengan pengacu lateral.

Kl u
>34-12(M1b/M2b).....(3.4)
r
Dimana M1b dan M2b = Momen ujung-ujung faktor pada kolom yang posisinya
berlawanan.

Momenmomen

tersebut

terjadi

akibat

beban

yang

tidak

menimbulkan goyangan ke samping yang besar, dihitung dengan analisis struktur


elastis. Momen M2b bernilai negatif apabila komponen kolom terlentur dalam
lengkungan ganda dan positif apabila terlentur dalam lengkungan tunggal.
Untuk komponen struktur tekan tanpa pengaku lateral, atau tidak disokong
untuk tertahan ke arah samping, efek kelangsingan dapat diabaikan apabila
memenuhi :

K u
< 22...(3.5)
r
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Faktor panjang efektif tahanan ujung K bervariasi antara nilai 0,50-2,0


tergantung kondisinya, untuk keadaan tipikal adalah sebagai nilai-nilai berikut ini:

Pu

Pu

Pu

Pu

lk=l

lk=1/2.lV2

lk=1/2.l

lk=2l

2) Sendi-sendi

3) Jepit-Sendi

4) Jepit-jepit

1) Jepit sebelah

Gambar 3.2 : Panjang batang tekuk


a. Kedua ujung sendi, tidak bergerak lateral

k = 1,0

b. Kedua ujung jepit

k = 0,50

c. Satu ujung jepit, ujung lain bebas

k = 2,0

d. Kedua ujug jepit, ada gerak lateral

k =1,0

Untuk kolom yang merupakan komponen rangka yang dikenal sebagai


portal balok kolom, tahanan ujungnya terletak diantara kondisi sendi jepit
dengan nilai k di antara 0,75 0,90. untuk kolom kaku tertahan plat lantai, nilai
berkisar di antara 0,95 1,0.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Perencanaan komponen struktur tekan beton bertulang dilakukan dengan


menggunakan beban aksial Pu yang didapat dari analisis rangka elastik dan
momen rencana yang sudah dibesarkan Mc, yang didefenisikan sebagai berikut:
Mc = db M2b + ds M2s (Pers SK SNI T-15-1991-03)(3.3.6)(3.6)
dimana,

indeks

menunjuk kepada yang terbesar dari kedua momen ujung

komponen tekan, indeks b menyatakan dengan pengaku atau besar


momen momen yang dihasilkan dari goyangan lateral yang tidak
besar, dan indeks s menyatakan momen yang berhubungan dengan
goyangan.
Mc = momen rencana yang diperbesar, digunakan hanya untuk
merencanakan komponen struktur tekan beton bertulang.
d =

faktor pembesar momen, diuraikan menjadi db yaitu faktor


pembesar

untuk

portal

dengan

pengaku

yang

mencerminkan pengaruh dari kelengkungan diantara kedua


ujung komponen tekan dengan momen adalah akibat beban
vertikal atau beban gravitasi, dan ds adalah faktor pembesar
momen untuk portal tanpa pengaku yang mencerminkan
pergeseran

akibat

momen

ujung

dari

beban

yang

menyebabkan goyangan lateral badan seperti beban angin,


gempa dan gaya gravitasi.
M2b = momen faktor terbesar pada ujung komponen tekan akibat
dari beban yang tidak menyebabkan goyangan besar,
momen akibat dari gaya vertikal atau gravitasi, dihitung
dengan analisis portal elastik.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

M2s = momen terfaktor terbesar yang terjadi di manapun di


sepanjang komponen struktur tekan akibat dari beban yang
menyebabkan goyangan lateral besar, dihitung dengan
analisis portal elastik.
Untuk rangka struktur yang mengunakan pengaku terhadap goyangan ke
arah lateral, misalnya mengunakan dinding geser, momen yang diperhitungkan
hanyalah M2b dan faktor pembesar ds 1.0. Pada umumnya, apabila defleksi
lateral bangunan tidak melampaui l n /1500, struktur dianggap berpengaku.
Faktor db dan ds adalah pembesar momen yang secara empiris dapat
ditentukan sebagai berikut :
db =

ds =

Cm

P
1 u
Pc

1.0 ........(3.7a)

Pu
1
Pc

1.0 ........(3.7b)

dimana Pc adalah beban tekuk Euler,


Pc =

2 EI

( K u )2

.......(3.8)

dan Pu beban rencana aksial terfaktor, Pu dan Pc adalah jumlah untuk semua
kolom dalam satu tingkat,Cm adalah faktor koreksi seperti ditentukan berikut ini.
Untuk komponen struktur ditopang tertahan ke arah samping (berpengaku)
dan tanpa beban tranversal pada dukungan,

M
Cm = 0.60 + 0.40 1b
M 2b

0.40 ....(3.9)

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

dimana M1bM2b, sedangakan untuk kelengkungan tunggal

M 1b
>0
M 2b

apabila hasil dari analisis struktur menunjukan bahwa di kedua ujung tidak
terdapat momen, rasio M1b/M2b diambil sama dengan satu. Sedangkan eksentrisitas
ujung yang di dapat kurang dari (15 + 0.03h)mm, momen ujung yang didapat dari
perhitungan boleh digunakan untuk menentukan rasio M1b/M2b. Apabila
perhitungan menunjukan bahwa pada kedua ujung komponen struktur kolom, baik
berpengaku maupun tidak, tidak terdapat momen atau eksentrisitas ujung kurang
dari (15 + 0.003h)mm, maka M2b harus didasarkan pada eksentrisitas minimum
(15 + 0.003h)mm terhadap setiap sumbu utama secara terpisah (lihat SK SNI T15-1991-03 pasal 3.3.11 ayat 5.5). untuk komponen struktur lainnya, Cm
ditentukan sama dengan 1.0.
Didalam ungkapan Pc, peraturan SK SNI T-1991-03 pasal 3.3.11 ayat 5.2
memberikan ketentuan untuk perhitungan EI sebagai berikut :
Apabila memperhitungakan dampak sifat nonelastik beton, retak, dan rangkak
untuk pembebanan jangka panjang, maka nilai EI diperhitungkan sama dengan
blok terlentur tanpa beban aksial :

E c .I g

+ E s I se
5
........(3.10a)
EI =
(1 + d )
untuk komponen kolom bertulangan sedikit (g3%) dapat dihitung secara
konservatif.
EI =
dimana,

E c .I g
2.50

(1 + d ) .....(3.10b)

Ec = modulus elastisitas beton

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Es = modulus elastisitas baja tulangan


Ig = momen inersia beton kotor (penulangan diabaikan) terhadap
sumbu berat penampang
Ise = momen inersia terhadap sumbu pusat penampang komponen
struktur
Bd =bagian dari momen rencana yang dianggap memberikan
kontribusi tetap terhadap deformasi, biasanya ditentukan
sebagai nilai banding dari momen beban mati terfaktor
maksimum terhadap momen beban total terfaktor maksimum,
nilainya selalu positif.

3.5

PERSYARATAN PENULANGAN KOLOM


Jumlah luas penampang tulangan pokok memanjang kolom dibatasi

dengan rasio penulangan g antara 0,01 dan 0,08. penulangan yang lazim
dilakukan antara 1,5% sampai 3% dari luas penampang kolom. Khusus untuk
struktur bangunan berlantai banyak, penulangan kolom mencapai 4% dan ini tidak
boleh mengunakan lebih. Untuk kolom berpengikat sengkang bentuk segi empat
minimal terdiri dari 4 batang.
Pada jarak bersih antara batang tulangan pokok memanjang kolom
berpengikat sengkang tidak boleh kurang dari 1,5d` atau 40 mm. Persyaratan jarak
tersebut juga harus dipertahankan di tempat-tempat sambungan lewatan batang
tulangan.

3.6

PENGARUH SENGKANG TERHADAP KOLOM

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Semua batang tulangan pokok harus dilingkup dengan sengkang dan kait
pengikat tebal paling sedikit dengan batang D10. Batasan minimum tersebut
antara kolom dengan tulangan pokok memanjang batang D32 atau lebih kecil,
sedangkan untuk diameter tulangan pokok lebih besar lainnya, umumnya
sengkang tidak kurang dari batang D12. Jarak spasi tulangan sengkang p.k.p.
tidak lebih dari 16 kali dimeter tulangan pokok memanjang, 48 kali dimeter
tulangan sengkang, dan dimensi lateral terkecil (lebar) kolom. Tulangan sengkang
atau kait pengikat harus dipasang dan diatur sedemikian rupa sehingga sudutsudutnya tidak dibengkok dengan sudut yang lebih besar dari 135o.
Sengkang akan memberikan pengaruh pada kuat tekan kolom dan
regangan tekan beton pada daerah tekan kolom tersebut. Tegangan lateral efektif
maksimum ( fl ), yang diberikan oleh sengkang terjadi pada saat sengkang tersebut
sudah mengalami leleh.

( a ). Beban aksial kolom bujur sangkar

( b ). Kekangan tulangan sengkang

f yh

f yh

fl
( c ). Single lateral stress
Gambar 3.3 : Diagram freebody untuk kolom
Dari freebody tulangan sengkang maka diperoleh fl sebagai berikut:
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

fl =

2 f yh ASP
sD'

...(3.11)

dimana, f yh = tegangan leleh tulangan sengkang


ASP = luas tulangan sengkang
D` = dimeter kolom yang terkekang oleh tulangan sengkangnya

s = jarak (spacing) tulangan sengkang pada kolom


Nilai dari fl dipengaruhi oleh jarak longitudianal tulangan sengkang, dimeter, dan
tegangan lelehnya. Pertambahan kuat tekan beton akan disebabkan karena
pengaruh tulangan sengkang ( f 'CC ) dengan kuat tekan beton tak terkekang ( f 'C )
adalah sebagai berikut:

7,94 f 'l 2 f 'l

1,254 .(3.12)
f CC ' = f C ' 2,254 1 +
fC '
fC '

f CC '
1 ....(3.13)
fC '

CC = 0,0021 + 5

cu = 0,004 +

1,4 s f y su
f CC '

..(3.14)

f 'l = k e f l ...(3.15)
Dimana, CC = regangan pada saat kuat tekan beton mencapai f `CC

CU = regangan ultimit yang terjadi pada saat beton mengalami retak

SU = regangan leleh baja tulangan sengkang


S = 4 ASp D`s = rasio volume dari tulangan pengekang
f `l = tegangan lateral kekangan effektif

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

K e = koefisien effektif penampang kolom yang terkekang (pakai K e =

Compressive Stress, f c'

0,75)

Confined
Concrete
First hoop fracture

f 'cc
f 'c

Unconfined
Concrete

Ec Esec

Assumed for
cover concrete

CO 2 CO SP

CC

CU

Compressive Strain, C

Gambar 3.4 : Diagram tegangan-regangan beton tak terkekang dan terkekang

3.7

PENGARUH FRP TERHADAP SENGKANG


FRP akan memberikan pengaruh yang besar terhadap kolom, karena

sifatnya yang mengalami tarik dan juga mampu menghidari terjadi keruntuhan
yang terjadi pada beton atau pada daerah yang tidak terlindungi oleh tulangan
sengkang. Pengunaan FRP akan menambah kekuatan beton serta menambah
tegangan dan regangan. Untuk gaya tekan FRP, dimana pada sisi penampang
kolom memberikan tekanan yang kecil dan gaya tekan yang besar terjadi pada
sudut penampang kolom. Kehancuran beton pada daerah yang tidak terlindungi
sengkang atau pada tebal beton (d) dapat teratasi. Kekuatan beton pada daerah
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

yang terlindungi oleh FRP akan lebih besar dibandingkan dengan daerah kolom
yang terlindungi oleh sengkang.

3.8

TEGANGAN DAN REGANGAN BETON DENGAN CFRP


Peningkatan tegangan aksial diikuti dengan peningkatan regangan pada

beton. Regangan ultimit pada beton tak terkekang tipikal diambil sebesar 0,003.
Asumsi yang digunakan adalah bahwa setelah lewat dari nilai regangan 0,003 ini
beton mengalami retak dan pengekangan yang diberikan oleh CFRP akan bekerja
maksimal. Pada bagian ini hubungan tegangan dan regangan akan linier dengan
kemiringan berdasarkan kekakuan CFRP.

fd

Axial Compressive Stress

Ep
FRP- Confined Concrete

Plain Concrete

Ei

C
Axial Strain, C

Gambar 3.5 : Tegangan-regangan beton terkekang CFRP


Pengujian yang dilakukan oleh Munzer Hassan dan Omar Chaallal (2006) dan
diperoleh perhitungan kuat tekan beton yang terkekang dengan CFRP ( persamaan
2.1 ). Perhitungan dan disain dilakukan dengan perencanaan berdasarkan asumsi
sebagai berikut:
1. Penampang bidang rata akan tetap rata setelah mengalami lentur, berdasarkan
prinsip Bernouli yang mengatakan bahwa regangan yang dialami oleh beton
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

dan baja tulangan pada titik yang beragam pada penampang adalah berbanding
lurus dengan garis netral.
2. Momen lentur yang terjadi adalah pada sumbu simetri penampang.
3. Regangan maksimum pada serat tekan beton tak terkekang terluar adalah
sebesar 0,003, sedangkan

untuk regangan ultimit serat tekan beton yang

memperhitungkan pengaruh dari tulangan sengkang adalah:

cu = 0,004 +

1,4 s f y su
f CC '

..(3.16 a )

Untuk beton yang terkekang dengan CFRP, regangan serat tekan maksimum
dapat dicari dengan mengunakan persamaan:

ccu = 0,004 +

ss =
Dimana,

4t j
D

2,5 ss f uj uj
f CC '

...(3.16 b )

..(3.17)

fuj = tegangan ultimit jacket dari CFRP (50% fCFRP)

uj = regangan ultimit jacket dari CFRP (50% CFRP )


f CC ' = tegangan tekan beton yang terlindung oleh tulangan
sengkang

ss

= rasio tulangan sengkang akibat CFRP

Nilai dari tegangan ultimit CFRP adalah sebesar 50% dari modulus elastis
CFRP, yang mana akan menyebabkan nilai dari regangan CCU menjadi
sangat besar jika dibandingkan dengan beton yang tidak terkekang ( C ). Hal
ini dapat mengakibatkan interlock action antar agregat yang merupakan faktor
penting dalam mekanisme ketahanan geser beton, sehingga kecukupan
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

kapasitas geser beton tersebut terjadi kelebihan beban mendadak (Priestley,


1996). Untuk itu nilai dari uj direncanakan sebesar 0,004 dan nilai dari f uj
menjadi f j yaitu sebesar :
f j = E j t

Dimana,

t uj

t = 0,5 a
ambil t = 0,004
f j = 0,004 E j

Dimana,

E j = modulus elastis CFRP

a = regangan aksial
t = regangan tulangan sengkang
uj = regangan ultimit pada CFRP
4. Kekuatan tarik hanya dipikul oleh baja tulangan dan CFRP, sedangkan
kekuatan tarik beton diabaikan.
5. kekuatan tekan disumbangkan oleh baja tulangan dan beton untuk diagram
interaksi yang hanya memperhitungkan kekuatan tekan CFRP, maka kekuatan
tekannya disumbangkan oleh baja tulangan, beton dan CFRP pada daerah
tekan.
6. Tegangan beton yang digunakan adalah tegangan beton ekuivalen, yaitu:
a. Tegangan beton sebesar f C ' harus diasumsikan terdistribusi secara
merata pada daerah tekan ekuivalen yang dibatasi oleh tepi
penampang dan suatu garis lurus yang sejajar dengan sumbu netral
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

berjarak a = .x dari serat dengan regangan tekan maksimum,


dimana x adalah tinggi garis netral.
b. Jarak x dari serat dengan regangan maksimum kesumbu netral
harus diukur dalam arah tegak lurus terhadap sumbu tersebut.
c. Nilai = 0,85 untuk f C ' 30 Mpa dan direduksi sebesar 0,008
untuk setiap kenaikan 1 Mpa, tetapi 1 tidak boleh kurang dari
0,65.
3.9

ANALISIS KOLOM
Letak tulangan longitudinal tersebar pada penampang dengan besar sudut

yang sama. Tulangan sengkang yang terpasang dengan jarak yang sama serta
dimensi penampang memanjang kolom yang sama (panjang sama dengan lebar).
penampang kolom

+P n
0,003

S < y

titik 1

daerah tertekan

P n, beban aksial

titik 3

kondisi seimbang

e = eb

titik 4

titik 2

S = y =

fy
ES

0,003
daerah seimbang

Mn

M n, Momen lentur
titik 5

S > y

0,003
daerah tertarik

-P n

Gambar 3.6 : Diagram interaksi kolom

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Dalam pengambaran diagram interaksi dari kolom, diperlukan 5 titik utama


sebagai acuan, yaitu:
Titik 1 ( M n = 0 ; Pn = aksial tekan maksimum )
Gaya tekan pada sumbu memanjang kolom yang berjarak e akan
cenderung melentur seiring dengan timbulnya momen M = P (e). Jarak e
dinamakan eksentrisitas gaya terhadap sumbu kolom. Timbulnya jarak
eksentrisitas ini membuat tegangan yang terjadi tidak merata untuk
seluruh permukaan penampang dan akan membuat perbedaan gaya pada
daerah yang satu dengan yang lainnya.
Kondisi pembebanan tanpa eksetrisitas yang merupakan keadaan khusus,
kuat beban aksial nominal atau teoritis dapat diungkapkan sebagai berikut:
P0 = 0,65{0,8 f C ' ( Ag ASt ) + f y ASt } ........................(3.18 a )

untuk pemakain CFRP digunakan persamaan


P0 = 0,65{0,8 f C ' ( Ag ASt ) + f y ASt + f j AJ } ............(3.18 b )
B

tulangan memanjang
H

As

As'

tulangan sengkang

d'

d
Pn

As

As'

Gambar 3.7 : Sketsa kolom pada beban aksial maksimum


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Sedangkan peraturan memberikan ketentuan hubungan dasar antara beban


dengan kekuatan sebagai berikut:

PU Pn

dimana, Ag = luas kotor penampang lintang kolom (mm2)


ASt = luas total penampang penulangan memanjang (mm2)
P0 = kuat beban aksial nominal atau teoritis tanpa eksentrisitas
Pn = kuat beban aksial nominal atau teoritis dengan eksentrisitas
tertentu
Pu = beban aksial terfaktor dengan eksentrisitas

g =

ASt
..........................................................(3.19)
Ag

Eksentrisitas beban dapat terjadi akibat timbulnya momen yang antara lain
disebabkan oleh kekangan pada ujung-ujung kolom yang dicetak secara
monolit dengan komponen lain.

Titik 2 ( M n = M

lentur murni

; Pn = 0 )

Titik ini merupakan titik perpotongan terhadap sumbu x, yaitu sumbu M n .


Titik ini disebut juga sebagai full beam condition, dimana beton hanya
mengalami gaya akibat momen, sedangkan akibat aksial adalah 0. Pada
titik ini nilai garis netral harus dicari dulu dengan membuat persamaan
Pn = 0. Dengan mengunakan persamaan tersebut nilai dari garis netral (x)
pada penampang kolom untuk kondisi seperti ini dapat diperoleh. Dan
hasil tersebut kemudian diinput untuk mendapatkan harga dari momen

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

yang terjadi pada saat kolom mengalami lentur murni. Sedangkan untuk
daerah eksentrisitas adalah tidak terhingga.

As

As'
d'

Mn

As

uj

As'

S '

0,003

a = 0,85 x
0,85f cc'

F T

CcCs

Gambar 3.8 : Untuk e =


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Analisis teori tersebut dapat dijelaskan menjadi persamaan sebagai


berikut:
Dengan mengacu pada momen lentur yang mengalami gaya dan gaya
aksial yang terjadi adalah 0. Maka gaya-gaya yang terjadi adalah gaya
tekan dan gaya tarik dalam keadaan seimbang atau disebut juga untuk gaya
tekan dan gaya tarik adalah sama.
Pn = 0 .......................................................................................(3.20)
untuk kolom yang mengunakan confinement dengan persamaan:
CS1 + CC T = 0 ...................................................................(3.21 a )
untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP dengan persamaan:
CS1 + CC T F = 0 .............................................................(3.21 b )
Dari persamaan diatas dapat diperoleh nilai dari garis netral x, kemudian
nilai tersebut di input kepersamaan untuk mendapatkan nilai dari momen
lentur murni.
untuk kolom yang mengunakan confinement dengan persamaan:
M n = C S 1 ( s ) + C C (d `+ s

0,85 x
) + T ( s ) + F (d `+ s ) .(3.22 a )
2

untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP dengan persamaan:


M n = C S 1 ( s ) + C C (d `+ s + t j

0,85 x
) + T ( s ) + F (d `+ s + t j ) ...(3.22 b )
2

Momen lentur murninya adalah:


M n = M n lentur murni = 0,65 Mn lentur murni...............................................(3.23)

Titik 3 ( merupakan titik tambahan )

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Titik tambahan ini dipakai untuk membuat diagram interaksi yang lebih
lengkap sebelum mencari gaya yang terjadi pada daerah seimbang pada
kolom.
Untuk analisis teori perhitungannya sama dengan titik 2 tapi beban aksial
0 terjadi pada daerah eksentrisitas bukan daerah plastis pada penampang
kolom. Beban aksial akan semakin kecil nilainya karena tergradasinya
jarak menjauhi pusat plastis dan momen lentur untuk kondisi seperti ini
akan semakin besar disebabkan seluruh batang mengalami tekan.
B

As

As'
d'

Pn
e

As

uj

As'

S '

0,003

a = 0,85 x
0,85f cc'

F T

CcCs

Gambar 3.9 : Sketsa kolom di titik tambahan


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Titik 4 ( M n Balanced ; Pn Balanced )


Dimana pada titik ini, regangan maksimum serat terluar dari beton tak
terkekang adalah 0,003, sedangkan beton terkekang tulangan sengkang
diperoleh dengan persamaan yang sebelumnya telah dijelaskan. Begitu
juga dengan regangan CFRP sudah di jelaskan sebelumnya. Baja tulangan
terluar dianggap telah mengalami leleh sehingga regangannya sebesar
0,002. dari hubungan ini diperoleh nilai garis netral balanced dengan
rumus perbandingan segitiga. Hasil analisis teori tersebut dapat dibuat
sebagai berikut dalam bentuk persamaan:
xb
0,003
.....................................................................(3.24)
=
fy
d
+ 0,003
ES

Dengan memasukan nilai E S = 200.000 Mpa dan tegangan leleh baja yang
digunakan f y = 400 Mpa. Sehingga baja yang mengalami leleh memiliki
nilai regangan ( s ) =

xb =

fy
ES

400
= 0,002, maka didapat:
200000

0,003(d )
...................................................................(3.25)
0,002 + 0,003
B

As

As'
d'

e = eb

As

Pn = Pb

As'

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

x
0,003

ccu

S '

Gambar 3.10 : Kolom keadaan seimbang


Keseimbangan gaya-gaya mensyaratkan:
untuk kolom yang mengunakan confinement dengan persamaan:
Pb = CS1 + CC T..................................................................(3.26 a )
untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP dengan persamaan:
Pb = CS1 + CC T F............................................................(3.26 b )
di mana,

CS1 = AS fy

CC = 0,85 fCC a b = 0,85 fCC( 0,85 x ) b


T

= AS fy

= A J fJ

Apabila baja tulangan tekan telah meluluh pada keadaan seimbang


regangan, maka:
CS1 = AS ( fy 0,85 fC )
dengan demikian persamaan keseimbangan gaya-gaya menjadi:
untuk kolom yang mengunakan confinement
Pb = AS ( fy 0,85 fC ) + 0,85 fCC( 0,85 x ) b AS fy ..........(3.27a)
untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP
Pb = AS ( fy 0,85 fC ) + 0,85 fCC( 0,85 x ) b AS fy - AJ fJ(3.27b)
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Eksentrisitas eb diukur dari titik pusat plastis. Pusat plastis berada di


tengah- tengah tinggi penampang. Momen diambil pada titik sembarangan,
jika titik tersebut diambil dari titik pusat plastis maka didapatkan
persamaan tersebut sebagai berikut:
untuk kolom yang mengunakan confinement
0,85 x

Pb.e = CS1 ( d d )+ CC d
T( s )................................... (3.28a)
2

untuk kolom yang mengunakan confinement dan FRP


0,85 x

Pb.e = CS1 ( d d )+ CC d
T( s ) F( s + d + t ) ........(3.28b)
2

Titik pusat plastis merupakan titik tangkap resultante perlawanan


penampang kolom terhadap beban tekan dengan anggapan bahwa
betonnya ditegangkan teratur sampai mencapai 0,85 fC, bajanya
ditegangkan teratur hingga fy dan CFRPnya juga ditegangkan hingga fJ.

Titik 5 (Mn = 0; Pn = aksial tarik maksimum)


Pada titik ini kolom hanya mengalami aksial tarik, properti yang ikut
memberikan sumbangan gaya sama dengan titik 1 kecuali kekuatan tarik
beton diabaikan, mengingat kekuatan tariknya hanya kurang lebih 1/10 dari
kekuatan tekannya. Namun nilai kuat tarik CFRP, karena kemampuannya
menahan tarik sangat tinggi.
B

As

As'
d'

d Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced


Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
e = besar

Pn

Gambar 3.11 : Aksial tarik maksimum

Kondisi ini dibuat dengan persamaan sebagai berikut;

Pn = Pb ..(3.29)
Pn = (0,65)[ f y ASt + A j f j ] ..(3.30)
Hasil perhitungan dari kelima titik tersebut kemudian diwujudkan kedalam bentuk
diagram interaksi kolom seperti tergambar 3.6.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN
4.1).

Analisa Gaya Aksial dan Momen Lentur pada Kolom Confinement.

Kolom bujur sangkar memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:


-

Diameter kolom

: 400 mm

Kuat tekan ( f C ' )

: 25 MPa

Dimeter tulangan longitudinal

: 20 mm

Diameter tulangan sengkang

: 10 mm

Jumlah tulangan longitudinal

: 8 buah

f y tulangan longitudinal

: 400 MPa

f yh tulangan sengkang

: 240 MPa

Jarak tulangan sengkang

: 130 mm

Regangan beton tak terkekang

: 0,003

ES

: 2x10 5 MPa

Tebal selimut beton

: 40 mm

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Dari data sebelumnya, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:


Titik 1. Eksentrisitas kecil ( M n = 0 ; Pn = aksial tekan maksimum )
B = 400 mm

tc = 40 mm
As = 8D20
H = 400 mm
s = 130 mm
A s3

A s2

A s'

d' = 70 mm
d = 330 mm
Pb

A s3 A s2

A s'

Gambar 4.1: Gaya aksial maksimum, e = 0 (confinement)

Beban aksial yang bekerja pada kolom

Pn = Pn ( maks )
= (0,65)[0,8 f ' cc ( Ag Ast ) + f y Ast ]

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

= (0,65)[0,8(25)(160000 2513,27) + (400)(2513,27)]10 3


= 2700,77769 KN

Titik 2. Momen lentur murni ( M murni = maksimum ; Pn = 0 )


Kolom yang mengalami momen seperti ini dan tidak mengalami aksial atau sama
dengan 0 disebut dengan full beam condition.
B

As = 8D20
As3

As2

As'
d'

Mn

As3

S3 S2

As2

As'

x = 114,209 mm

S1

0,003

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
a = 0,85 x

0,85fcc'

Gambar 4.2: Momen lentur maksimum, e = (confinement)

Beton yang terkekang tulangan tranversal

cu = 0,003
4( 1 )Dsp
4
=
s =
D' s
D' s
4 Asp

su =

f yh
Es

(10) 2
280(130)

= 0,0086

240
= 0,0012
200000

7,94 f 'l 2 f 'l

1,254
f ' cc = f ' c 2,254 1 +
f 'c
f 'c

f 'l = k e f l , k e untuk penampang lingkaran 0,95; untuk persegi 0,75

fl =

2 f yh ASP
sD '

2(240)( .10 2 / 4)
= 1,0356 MPa
(130)(280)

f 'l = 0,75(1,0356) = 0,7767


Tegangan kolom yang terkekang tulangan tranversal ( f ' cc )

7,94(0,7767) 2(0,7767)
f ' cc = 252,254 1 +

1,254
25
25

= 30,014 Mpa
Regangan kolom yang terkekang tulangan tranversal

cc = 0,002

Tulangan 1- D20 mengalami tekan

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

C S 1 = AS 1 ( f y 0,85 f 'C )

= 942,477[400 - 0,85(25)]
= 356963,1638 N

Diasumsikan tulangan 2- D20 mengalami tekan

s2
x 200

s2 =

0,003
x

0,003
( x 200)
x

C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f 'C )
0,003

= 628,318
( x 200)200000 0,85(30,014)
x

360961,214 x 75398160
x

Beton mengalami tekan


C C = 0,85 f 'C a.b
= 0,85(30,014)(0,85 x )(400)
= 8674,046 x

Diasumsikan tulangan 3- D20 mengalami tarik

S3
(330 x)

S3 =

0,003
x

0,003
(330 x)
x

T = AS 3 ( f S 3 0,85 f 'C )
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

0,003

T = 942,477
(330 x)200000 0,85(25)
x

186610446 585513,8363 x
x

Garis Netral, x dicari dengan persamaan gaya aksial sama dengan 0

Pn = 0
C S1 + C S 2 + CC T = 0
8674,046 x 2 + 1303438,214 x 262008606 = 0
x = 114,209 mm

hasil dari garis netral tersebut di input kembali ke persamaan yang sebelumnya.

Tulangan 1- D20 tertekan

S1

0,003
x 70
x
0,003
S1 =
( x 70)
x
0,003
S1 =
(114,209 70)
114,209
S1 = 0,00116 < y = 0,002
=

Karena regangan pada tulangan baja 1- D20 lebih kecil dari pada regangan leleh
bajanya sehingga dipakai tegangan (fS1), dimana f S 1 < f y .
C S 1 = AS 1 ( f S 1 0,85 f 'C )
0,003

(114,209 70)200000 0,85(25) 10 3


= 942,477
114,209

= 198,8656157 KN

Tulangan 2- D20 mengalami tarik

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

s2 =

0,003
(200 x)
x

0,003
(200 114,209)
114,209

S 2 = 0,00225 > y = 0,002 , untuk tulangan ini tidak sesuai dengan


asumsi sebelumnya dimana untuk tulangan ini mengalami tarik. Untuk
tegangan

yang

terjadi

digunakan

(fy

400

MPa),

dimana

f S 2 = f y = 400 MPa.

C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f 'C )
= 628,318[400 0,85(30,014)]10 3

= 235,297614 KN

Beton yang mengalami tekan


C C = 0,85 f 'C a.b
= 0,85(30,014)(0,85)(114,209)(400) 10 3
= 990,6541196 KN

Tulangan 3- D20

S3 =
=

0,003
(330 x)
x

0,003
(330 114,209)
114,209

= 0,0057 > y = 0,002


Tulangan ini sesuai dengan asumsi sebelumnya yang mengatakan bahwa untuk
tulangan ini mengalami tarik. Untuk tegangan yang dipakai f S 3 = f y = 400 MPa
T = AS 3 ( f S 3 0,85 f 'C )
= 942,477[400 0,85(25)]10 3
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

= 353,428875 KN
Momen yang terjadi pada kolom
M n = C S 1 (130) + C C (200

0,85 x
) T (130)
2

0,85(114,209)

= 198,8656157 (130) + 990,6541196 200


2

353,428875 (130)
= 129952,4133 KNmm
= 129,9524133 KNm
M R = M n = (0,65)(129,9524133) = 84,46906862 KNm

Titik 3. Eksentrisitas, e = 120 mm


B

As = 8D20

As3

As'

As2

d'

Pn
e = 120 mm

As3

S3

As2

S2

As'

x = 141,222 mm

S1

0,003

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
a = 0,85 x
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
0,85fcc'

Cs2 Cc Cs1

Gambar 4.3: Gaya tekan pada jarak e = 120 mm (confinement)

Diasumsikan mengalami tekan

C S 1 = ASt f y 0,85 f 'CC

= 942,477 [400 0,85(25)]


= 356963,1638 N

Diasumsikan mengalami tekan

S2
( x 200)

S2 =

0,003
x

0,003
( x 200)
x

C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f 'CC )
0,003

= 628,318
( x 200)200000 0,85(30,014)
x

360961,214 x 75398160
x

Beton mengalami tekan


C C = 0,85 f 'C a.b
= 0,85(30,014)(0,85x)(400)
= 8674,046 x

Diasumsikan mengalami tarik

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

S3
(330 x)

S3 =

0,003
x

0,003
(330 x)
x

0,003

T = 942,477
(330 x)200000 0,85(25)
x

186610446 585513,8363 x
x

Daerah momen sangat kecil yang terjadi pada daerah plastis. Daerah momen
tersebut bergeser kedaerah eksentrisitas, e = 120 mm.
M n = C S 1 (130) + C C (200

0,85 x
) T (130)
2

3686,46955 x 3 + 1734809,2 x 2 + 122522010 x 41258926520

M n =
x

Dari hasil iterasi didapatkan bahwa garis netral pada x = 141,222 mm


Sehingga didapat

Tulangan 1- D20

S1 =

0,003
(141,222 70)
141,222

S1 = 0,0015 < y = 0,002


Untuk tulangan ini sesuai dengan asumsi sebelumnya yaitu mengalami tekan.
Karena regangan pada tulangan baja 1- D20 lebih kecil dari pada regangan leleh
bajanya sehingga dipakai tegangan (fS1), dimana f S 1 < f y .
C S 1 = ASt [ f S 1 0,85 f 'CC ]
0,003

= 942,477
(141,222 70)200000 0,85(25)10 3
141,222

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

= 265,1620519 KN

Tulangan 2- D20

S2 =

0,003
(200 141,222)
141,222

S 2 = 0,0012 < y = 0,002


C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f 'CC )
0,003

= 942,477
(200 141,222)200000 0,85(30,014)10 3
141,222

= 211,3165978 KN
untuk tulangan ini tidak sesuai dengan asumsi sebelumnya dimana untuk tulangan
ini mengalami tarik. Untuk tegangan yang terjadi f S 2 < f y

Beton mengalami tekan


C C = 0,85 f 'C a.b
= 8674,046 x
= 8674,046 (141,222)10-3
= 1224,966124 KN

Tulangan 3- D20

S3 =

0,003
(330 141,222)
141,222

S 3 = 0,004 > y = 0,002


untuk tulangan ini sesuai dengan asumsi sebelumnya dimana untuk tulangan ini
mengalami tarik. Untuk tegangan yang terjadi f S 1 = f y = 400 MPa

T = 942,477[400 0,85(29,364)] 10 3
= 353,4671396 KN
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Momen yang terjadi pada daerah eksentrisitas kolom


0,85 x

M R = C S 1 (10) + C C 200
+ C S 2 (120) + C S 3 (250)
2

= 287847,9514 kNmm (10-3)


= 287,8479514 kNm
M n = M R =(0,65)( 287,8479514) = 187,1011684 kNm

Pn =

Beban aksial yang terjadi pada pusat eksentrisitas kolom


187,1011684
= 1559,176403 kN
120

Titik 4. Keadaan seimbang ( M nbalanced ; Pnbalanced )


Dimana regangan maksimum saat terluar dari beton tak terkekang adalah 0,003
sedangkan beton terkekang tulangan tranversal regangan dicari. Baja tulangan
dianggap telah mengalami leleh regangan 0,002. dari hubungan ini diperoleh nilai
dari garis netral balanced (x b ) dengan rumus perbandingan segitiga.
B

As = 8D20
As3

As2
d

As'
d'

e = eb

As3

As2

Pn = Pb

As'

x = 190,955 mm

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

0,003

a = 0,85 x
0,85f cc'

S3

S1

Gambar 4.4: Gaya tekan pada keadan seimbang (confinement)

Beton yang terkekang tulangan tranversal

Tegangan beton kolom yang terkekang tulangan tranversal ( f cc ' ) = 30, 014 MPa

cu = 0,004 +

1,4 s f yh su
f cc '

4( 1 )Dsp
4
=
s =
D' s
D' s
4 Asp

su =

cu = 0,004 +

(10) 2
280(130)
f yh
Es

= 0,0086

240
= 0,0012
200000

1,4(0,0086)(240)(0,0012)
30,014

= 0,00412
pakai jarak ini sebagai jarak nilai perbandingan

x
330
=
0,00412 (0,00412 + 0,003)
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

x = 190,955 mm

Tulangan 1 D20 mengalami tekan.

s1
120,955

s1 =

0,00412
190,955

0,00412
(120,955) = 0,0026 > y = 0,002
190,955

Pakai f s1 = f y = 400 MPa


C s1 = As1 [ f y 0,85 f c ] 10 3

= 942,477[400 0,85(25)] 10 3

= 356,9631638 KN

Beton mengalami tekan

C c = 0,85 f ' cc ab
= 0,85(30,014)(0,85)( 190,955)(400)10 3
= 1656,352454 KN

Garis netral tepat berada pada tulangan 2 D20 sehingga gaya yang terjadi

pada tulangan ini sangat kecil atau tidak terjadi sama sekali.

Tulangan 3 D20 mengalami tarik

s3
134,045

s3 =

0,00412
190,955

0,00412
(134,045) = 0,00289 > y = 0,002
190,955

Regangan yang terjadi pada tulangan ini sama terhadap besar tegangan luluh baja,
maka f S 3 = f y = 400 MPa.
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

T = AS 3 [ f S 3 0,85 f c ' ]
= 942,477[400 0,85(25)]10 3
= 356,9631638 KN
Beban aksial seimbang yang terjadi pada kolom
Pnbalanced = C s1 + C c T
= 356,9631638 +1656,352454 -356,9631638
= 1656,352454 KN

Momen seimbang yang terjadi pada kolom


0,85 x

M nbalanced = C s1 (130) + C c 200


+ T (130)
2

0,85 x

Pb e = C s1 (130) + C c 200
+ T (130)
2

(1656,352454) e = 289658,1807

e = 174,877 mm
Eksentrisitas dalam keadaan seimbang, maka eb = e + 200
eb = 374,877 mm

Pb = 0,65(1656,352454) = 1076,629095 KN
M R = Pb eb = 1076,629095 (374,877)10-3 = 403,6034852 KNm
Titik 5. Eksentrisitas besar ( M n = 0 ; Pn = aksial tarik maksimum atau tekan
minimum )
Beban aksial yang bekerja pada kolom
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

As = 8D20
As3

As2
d

As'
d'

Pn
e = besar

As3

As2

As'

Gambar 4.5: Gaya tarik aksial maksimum (confinement)

Pn = Pn ( maks )
= (0,65)[ f y ASt ]
= (0,65)[ (400)(942,477)] 10 3
= - 240,36402 KN

Dari hasil perhitungan yang sebelumnya dilakukan, maka perhitunganya dapat


dibuat kedalam tabel.
Tabel 4.1 Perubahan peningkatan kuat beban aksial dan momen pada kolom
confinement.

e, (mm)
kecil

120
374,877
besar

Kuat beban aksial


Pn ,(KN)
2700,77769
0
1559,176403
1076,629095
- 240,36402

Kuat momen
Pn e (KNm)
0-kecil
84,46906862
187,1011684
403,6034852
0

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

3000

titik1
2500
2000

titik 3

Pn (kN )

1500

titik 4
1000
500

titik 2

0
-500

0
titik 5

100

200

300

400

500

M n (kNm)
Gambar 4.6: Diagram interaksi kolom confinement

4.2). Menganalisa Gaya Aksial dan Momen pada Kolom karena Pengaruh
tebal CFRP (t_CFRP).
4.2.1). Tebal CFRP = 0,3 mm
Kolom bujur sangkar memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
-

Diameter kolom

: 400 mm

Kuat tekan ( f C ' )

: 25 MPa

Dimeter tulangan longitudinal

: 20 mm

Diameter tulangan sengkang

: 10 mm

Jumlah tulangan longitudinal

: 8 buah

f y tulangan longitudinal

: 400 MPa

f yh tulangan sengkang

: 240 MPa

Jarak tulangan sengkang

: 130 mm

Regangan beton tak terkekang

: 0,003

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

ES

: 2x10 5 MPa

Tebal selimut beton

: 40 mm

Dari data diatas, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Kuat tekan beton akan bertambah akibat pengaruh kekangan dari luar

beton ( Fcc ' ) dengan kuat tekan beton tak terkekang ( f c ' )
FCC ' = f C '[1 + k e (k c 1)]
f j = E j t

Dimana,

t j ,u

t = 0,5 a
ambil t = 0,004
f j = 0,004 E j

= 0,004 (231000)
= 924 N/mm 2
Jaket CFRP yang mengikat tegangan lateral, f l , j

f l , jx = 2.

tj
h

fj

(0,3) (924)

= 2.

400

= 1,386 N/mm2

f l , jy = 2.
= 2.

tj
b

fj

(0,3) (924)
400

= 1,386 N/mm 2
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Faktor penambah kekuatan terhadap tegangan triaxial ( 1 )

1 = 1,251,8 1 + 7,94

Fl
F
1,6 l 1
f c '
f c '

1,386
1,386
1,6
= 1,251,8 1 + 7,94
1
25
25

= 1,339
Faktor reduksi;
Karena panjang dengan lebar pada kolom untuk ukurannya adalah sama, maka
nilai f l , jx = f l , jy = f l = 3,234 N/mm 2

f
f
2 = 1,4 l 0,6 l
Fl
Fl

2
F

0,8 l + 1
f c '

2
1,386
1,386
1,386
= 1,4
0,6
+1
0,8
1,386
1,386
25

=1
Faktor penambah kekuatan beton
k c = 1 . 2
= (1,339)(1)
= 1,339
Rasio area effektif yang terlindung oleh CFRP
ke

[bh (4r
=

)]

r 2 1 3(b 2r ) 1 3(h 2r )
bh 4r 2 r 2
2

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

[(400)(400) (4.30

)]

.30 2 1 3(400 2.30 ) 1 3(400 2.30 )


(400)(400) 4.30 2 .30 2

= 0,515
Pertambahan kekuatan beton akibat pemakaian CFRP pada kolom
FCC ' = f C ' [1 + k e (k C 1)]
= 25[1 + 0,515(1,339 1)]
= 29,364 N/mm 2

Titik 1. Eksentrisitas kecil ( M n = 0 ; Pn = aksial tekan maksimum )

B = 400 mm

mmmm
=tc10
= 40

tj = 0,3 mm
As = 8D20
H = 400 mm

s = 130 mm
A s3

A s2

A s'

d' = 70 mm
d = 330 mm
p
CFRP

A s3 A s2

A s'

Gambar 4.7: Gaya aksial maksimum, e = 0 (confinement_CFRP)


Beban aksial yang bekerja pada kolom
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Pn = Pn ( maks )
= (0,65)[0,8FCC ' ( Ag Ast ) + f y Ast + A j f j ]
= (0,65)[0,8(29,364)(160000 2513,27) + (400)(2513,27) + 4(0,3)(400)(924)] 10 3
= 3346,447177 KN

Titik 2. Momen lentur murni ( M murni = maksimum ; Pn = 0 )


Kolom mengalami full beam condition atau mengalami gaya akibat momen
seutuhnya dan tidak terjadi gaya aksial. Kondisi seperti ini akan menyebabkan
beton mengalami kehancuran. Kehancuran pada kondisi ini sama dengan
kehancuran pada beton.

As = 8D20
As3

As'

As2

d'

Mn

As3

As2

As'

x = 135,662 mm
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
0,003
USU Repository 2009

a = 0,85 x
0,85fcc'

uj S 3 S 2

S1

Gambar 4.8: Momen lentur maksimum, e = (confinement_CFRP)

Beton yang terkekang tulangan tranversal

7,94 f 'l 2 f 'l

1,254
f CC ' = f C ' 2,254 1 +
fC '
fC '

f 'l = k e f l , k e untuk penampang lingkaran 0,95; untuk persegi 0,75

fl =

2 f yh ASP
sD '

2(240)( .10 2 / 4)
= 1,0356 MPa
(130)(280)

f 'l = 0,75(1,0356) = 0,7767


Tegangan kolom yang terkekang tulangan tranversal ( f CC ' )

7,94(0,7767) 2(0,7767)
f CC ' = 252,254 1 +

1,254
25
25

= 30,014 Mpa
Karena kolom terkekang oleh CFRP dari luar permukaan kolom sendiri maka
regangan ( CC ) untuk tegangan kolom yang terkekang oleh tulangan tranversal
( f CC ' ) menggunakan perbandingan segi tiga.

cc =

0,004
(x d )
x

Tulangan 1- D20 mengalami tekan


C S 1 = AS ' ( f y 0,85 FCC ' )

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

= 942,477[400 - 0,85(29,364)]
= 353467,1396 N

Beton mengalami tekan


C C = 0,85 f CC ' a.b
= 0,85(30,014)(0,85 x )(400)
= 8674,046 x

Diasumsikan tulangan 2- D20 mengalami tekan

s2 =

0,004
( x 200,3)
x

C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f CC ' )
0,004

= 628,318
( x 200,3)200000 0,85(30,014)
x

486624,814 x 100681676,3
x

Diasumsikan tulangan 3- D20 mengalami tarik

S3 =

0,004
(330,3 x)
x

T = AS 3 ( f S 3 0,85 FCC ' )


0,004

T = 942,477
(330,3 x).200000 0,85(29,364)
x

249040122,5 777505,2604 x
x

CFRP menglami tarik

CFRP
(400,3 x)

0,004
x

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

CFRP =

0,004
(400,3 x)
x

F = AJ FJ
0,004

= (0,3)(400,3)
(400,3 x)(231000)
x

44418552,95 110963,16 x
x

Dari persamaan gaya aksial yang terjadi pada kolom, maka garais netral dapat
dicari melalui persamaan dibawah ini;
Pn = 0
C S1 + C S 2 + CC T F = 0
8674,046 x 2 + 1728560,374 x 394140351,8 = 0
x = 135,662 mm
dari garis netral yang telah didapat dibuktikanlah daerah yang mengalami tekan
dan tarik.

Regangan dari tegangan dari tulangan tranversal ( f ' cc ),

CC =

0,004
(95,662) = 0,00282
135,662

Tulangan 1- D20 mengalami tekan

0,004
( x 70 ,3)
x
0,004
=
(135 ,662 70 ,3)
135 ,662
= 0,00192 < y = 0,002

S1 =
S1
S1

Karena regangan pada tulangan baja 1- D20 lebih kecil dari pada regangan
leleh bajanya sehingga tegangan f S 1 < f y .
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

0,004

C S 1 = AS '
( x 70,3)200000 0,85 FCC '
x

0,004

= 924,477
(135,662 70,3)200000 0,85(29,364) 10-3
135,662

= 353,4671396 KN

Beton yang mengalami tekan


C C = 0,85 f CC ' a.b
= 0,85(30,014)(0,85)(135,662)(400) 10 3
= 1176,738428 KN

Tulangan 2- D20

s2 =

0,004
(200,3 x)
x

0,004
(200,3 135,662)
135,662

S 2 = 0,0019 < y = 0,002 , untuk tulangan ini tidak sesuai dengan asumsi
sebelumnya dimana untuk tulangan ini mengalami tarik. Untuk tegangan
yang terjadi f S 1 < f y
C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f CC ' )
0,004

= 628,318
(200,3 x)200000 0,85(30,014)10 3
x

= 628,318[(0,0019)(200000) 0,85(30,014)] 10 3
= 222,731254 KN

Tulangan 3- D20 mengalami tarik

S3 =

0,004
(330,3 x)
x

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

0,004
(330,3 135,662)
135,662

= 0,0057 > y = 0,002


Tulangan ini sesuai dengan asumsi sebelumnya yang mengatakan bahwa untuk
tulangan ini mengalami tarik. Untuk tegangan yang dipakai f S 3 = f y = 400 MPa
T = AS 3 ( f y 0,85 FCC ' )

= 942,477[400 0,85(29,364)]10 3
= 353,4671396 KN

Pembungkus kolom CFRP

CFRP =

0,004
(400,3 x)
x

0,004
(400,3 135,662)
135,662

= 0,0078
F = AJ FJ
0,004

= (0,3)(400,3)
(400,3 x)(231000)
x

44418552,95 110963,16 x
x

44418552,95 110963,16(135,662) 3
10
135,662

= 216,4575838 KN

Momen yang terjadi pada kolom


M n = C S 1 (130) + C C (200,3

0,85 x
) + T (130) + F (200)
2

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

0,85(135,662)

= 353,4671396 (130) + 1176,738428 200,3


+
2

353,4671396 (130) + 216,4575838 (230)


= 303047,2375 KNmm
= 303,0472375 KNm
M R = M n
= (0,65)( 303,0472375)
= 196,9807044 KNm

Titik 3. Eksentrisitas, e = 120 mm


B

As = 8D20

As3

As'

As2

d'

Pn
e = 120 mm

As3

As2

As'

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
x = 135,372 mm
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

0,003
a = 0,85 x
0,85fcc'

uj S 3

S2

S1

Gambar 4.9: Gaya tekan pada jarak e = 120 mm (confinement_CFRP)

Diasumsikan mengalami tekan

C S 1 = AS ' f y 0,85 FCC '

= 942,477 [400 0,85(29,364)]


= 353467,1396 N

Diasumsikan mengalami tekan

S2
( x 200,3)

S2 =

0,004
x

0,004
( x 200,3)
x

C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f CC ')
0,004

= 628,318
( x 200,3)200000 0,85(30,014)
x

486624,814 x 100681676,3
x

Beton mengalami tarik


C C = 0,85 f CC ' a.b
= 0,85(30,014)(0,85x)(400)
= 8674,046 x

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Diasumsikan mengalami tarik

S3
(330,3 x)

S3 =

0,004
x

0,004
(330,3 x)
x

0,004

T = 942,477
(330,3 x)200000 0,85(29,364)
x

249040122,5 777505,2604 x
x

CFRP mengalami tarik

CFRP
(400,3 x)

CFRP =

0,004
x

0,004
(400,3 x)
x

F = AJ f J
0,004

= (0,3)(400,3)(231000)
(400,3 x)
x

44418552,95 110963,16 x
x

Daerah momen sangat kecil yang terjadi pada daerah plastis. Daerah momen
tersebut bergeser kedaerah eksentrisitas, e = 120 mm.
M n = C S 1 (130) + C C (200,3

0,85 x
) T (130) F (200)
2

3686,46955 x 3 + 1740881,032 x 2 + 169219044,1x 41258926520

M n =
x

Dari hasil iterasi didapatkan bahwa garis netral adalah x = 135,372 mm


Gaya-gaya yang terjadi untuk kondisi ini adalah;
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Tulangan 1- D20 mengalami tekan

S1 =

0,004
(135,372 70,3)
135,372

= 0,00192 < y = 0,002

Karena regangan pada tulangan baja 1- D20 lebih besar dari pada regangan leleh
bajanya sehingga dipakai tegangan dimana f S 1 < f y .
C S 1 = AS ' [ f S 1 0,85 FCC ']
0,004

= 942,477
(135,372 70,3)200000 0,85(29,364)10 3
135,372

= 338,9079405 KN

Tulangan 2- D20

S2 =

0,004
(200,3 135,372)
135,372

S 2 = 0,00191 < y = 0,002


tulangan ini tidak sesuai dengan asumsi sebelumnya. Tulangan ini mengalami
tarik. Tegangan yang terjadi f S 1 < f y
C S 2 = AS 2 ( f S 2 0,85 f CC ')
0,004

= 942,477
(200,3 135,372)200000 0,85(30,014)10 3
135,372

= 337,5851849 KN

Beton mengalami tekan


C C = 0,85 f CC ' a.b
= 8674,046 x
= 8674,046 (135,372)10-3

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

= 1174,222955 KN

Tulangan 3- D20 mengalami tarik

S3 =

0,004
(330,3 135,372)
135,372

S 3 = 0,0057 > y = 0,002 .

tegangan yang terjadi f S 1 = f y = 400 MPa

T = AS 3 f y 0,85 FCC '

= 942,477[400 0,85(29,364)] 10 3
= 353,4671396 KN

CFRP mengalami tarik

CFRP =

0,004
(400,3 135,372)
135,372

= 0,0078
F = AJ f J
=

44418552,95 110963,16(135,372)
[10-3]
135,372

= 217,1589993 KN

Momen yang terjadi pada daerah eksentrisitas kolom


0,85 x

M R = C S 1 (10) + C C 200,3
+ C S 2 (120) + T (250) + F (320)
2

= 369397,1375 kNmm (10-3)


= 369,3971375 kNm
M n = (369,3971375)(0,65) = 240,1081394 kNm
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Pn =

Beban aksial yang terjadi pada pusat eksentrisitas kolom

M n 240,1081395
=
120
(120)10 3
= 2000,901161 kN

Titik 4. Keadaan seimbang ( M nbalanced ; Pnbalanced )


Dimana keadaan ini regangan maksimum saat terluar dari beton tak terkekang
adalah 0,003 sedangkan beton terkekang tulangan tranversal regangan dicari dan
untuk beton terkekang dengan CFRP dicari. Baja tulangan dianggap telah
mengalami leleh regangan 0,002. dari hubungan ini diperoleh nilai dari garis
netral balanced (x b ) dengan rumus perbandingan segitiga
B

As = 8D20
As3

As2

As'

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
d'
USU Repository 2009
d

e = eb

Pn = Pb

ccu S 3

S 2 S1

Gambar 4.10: Gaya tekan pada keadan seimbang (confinement_CFRP)

Tegangan untuk beton yang tidak terkekang oleh tulangan tranversal atau

berada pada kekangan CFRP adalah FCC ' = 29,364 N/mm 2

ccu = 0,004 +

2,5 ss f uj uj
f CC '

uj = t = direncanakan 0,004 sehingga


f j = 0,004 E j = 0,004(231000) = 924 Mpa
f uj = 0,5 f j = 0,5(924) = 462 Mpa

ss =

4t j
D

4(0,3)
= 0,003
400

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

f CC ' = 30,014 MPa

ccu = 0,004 +

2,5(0,003)(462)(0,004)
= 0,00446 ( regangan terlindung CFRP
30,014

daerah tekan )
Garis netral ( xb ) dicari dengan menggunakan persamaan perbandingan segitiga,
regangan beton uc = 0,003 (daerah tarik).
xb
d
=
(0,00446) (0,00446 + 0,003)

400,3
(0,00446) = 239,321 mm
(0,00446 + 0,003)

xb =

Tulangan 1- D20 mengalami tekan

S1
169,021

S1 =

0,00446
239,321

0,00446
(169,021) = 0,00314 > y = 0,002
239,321

Pakai f S 1 = f y = 400 MPa


C S 1 = AS '[ f y 0,85 FCC ' ] 10 3

= 942,477[400 0,85(29,364)] 10 3

= 353,4671396 KN

Tulangan 2- D20 mengalami tekan

S2
39,021

S2 =

0,00446
239,321

0,00446
(39,021) = 0,00072 < y = 0,002
239,321

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Dengan demikian untuk f S 2 < f y


C S 2 = AS 2 [ f S 2 0,85 f CC ' ] 10 3
0,00446

(39,021)200000 0,85(30,014)10 3
= 628,318
239,321

= 75,35268401 KN

Beton mengalami tekan

C C = 0,85 f CC ' ab
= 0,85(30,014)(0,85)(235,321)(400)10 3 = 2041,185179 KN

Tulangan 3- D20 mengalami tarik

S3
95,069

S3 =

0,00446
235,321

0,00446
(95,069) = 0,0018 < y = 0,002 f S 3 < f y
235,321

T = AS 3 [ f S 3 0,85 FCC ' ]


0,00446

(95,069)200000 0,85(29,364)10 3
= 942,477
235,321

= 316,1124475 KN

CFRP yang mengalami tarik

CFRP =
=

0,00446
(400,3 x)
x

0,00446
(400,3 235,321)
235,321

= 0,00312

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

F = AJ f J
0,00446

= (0,3)(400,3)(231000)
(400,3 x)
x

0,00446

= (0,3)(400,3)(231000)
(400,3 235,321)10 3
235,321

= 86,74044883 KN
Beban aksial seimbang yang terjadi pada kolom
Pnbalanced = C S 1 + C S 2 + C C T F
=353,4671396+75,35268401 +2041,185179 -316,1124475 -86,74044883
= 2067,152106 KN
Momen seimbang yang terjadi pada kolom
0,85 x

M nbalanced = C S 1 (130) + C C 200,3


+ T (130) + F (200)
2

0,85 x

Pb e = C S 1 (130) + C C 200,3
+ T (130) + F (200)
2

(2067,152106) e = 309100,989

e = 149,528 mm
Eksentrisitas dalam keadaan seimbang, maka eb = e + 200,3
eb = 349,829 mm

Pb = 0,65(2067,152106) = 1343,648869 KN
M R = Pb eb = 1343,648869 (349,829)10-3 = 470,0473402 KNm

Titik 5. Eksentrisitas besar ( M n = 0 ; Pn = aksial tarik maksimum atau tekan


minimum )
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Beban aksial yang bekerja pada kolom


B

As = 8D20
As 3

As 2

As'
d'

e = besar

As 3

As 2

Pn

As'

Gambar 4.11: Gaya tarik aksial maksimum (confinement_CFRP)

Pn = Pn ( maks )
= (0,65)[ f y ASt + A j f j ]
= (0,65)[(400)(942,477) + 4(0,3)(400)(924)] 10 3 = 533,33202 KN
Dari hasil perhitungan yang sebelumnya dilakukan dapat dibuat kedalam tabel.
Tabel 4.2: Perubahan peningkatan kuat beban aksial dan momen dengan
mengunakan CFRP dalam pemakaian tebal (tj = 0,3mm) pada kolom confinement
Kuat beban aksial

Kuat momen

e, (mm)

Pn ,(KN)

Pn e (KNm)

kecil

3346,447177

0-kecil

196,9807044

120

2000,901161

240,1081394

349,829

1343,648869

470,0473402

besar

-533,33202

4000

1 Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced


Marolop Tua 3500
Sianipar titik
: Analisa
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository
2009
3000
2500
2000
1500

titik 3
titik 4

Pn (kN )
titik 2
titik 5
M n (kNm)
Gambar 4.12: Diagram tebal, (t j ) = 0,3 mm
4.2.2). Tebal CFRP = 0,5 mm

e, (mm)
kecil

120
346,876
besar

Kuat beban
aksial
Pn ,(KN)
3736,902371
0
2132,423429
1399,616835
-725,52402

Kuat momen
Pn e (KNm)
0-kecil
215,1899332
255,8908115
485,4934892
0

Kuat beban
aksial

Kuat momen
Pn e (KNm)

4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
-500 0

100

200

300

400

500

600

-1000

Gambar 4.13: Diagram tebal, (t j ) = 0,5 mm


4.2.3). Tebal CFRP = 0,7 mm

e, (mm)

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Pn ,(KN)
kecil

120
351,035
besar

4105,164535
0
2269,985971
1404,557931
-917,71602

0-kecil
232,2499779
272,3983165
493,0489934
0

Kuat beban
aksial
Pn ,(KN)
4625,373793
0
2500,506265
1403,815724
-1206,00402

Kuat momen
Pn e (KNm)

5000
4000
3000
2000
1000
0
0

100

200

300

400

500

600

-1000
-2000

Gambar 4.14: Diagram tebal, (t j ) = 0,7 mm

4.2.4). Tebal CFRP = 1,0 mm

e, (mm)
kecil

120
357,633
besar

0-kecil
240,3153735
300,0607518
502,0520323
0

5000
4000
3000
2000
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer
1000 (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009
0
0
-1000
-2000

100

200

300

400

500

600

Gambar 4.15: Diagram tebal, (t j ) = 1,0 mm


Perubahan kekuatan tekan beton ( fC )
Kuat beton
Kuat beton dengan Kuat beton dengan confinement(fCC) dan
(fC ), MPa
confinement ( fCC ),
CFRP (FCC), MPa
MPa
t=
t=
t=
t=
0,3mm
0,5mm
0,7mm
1,0mm
25
30,014
29,364
31,785
33,935
36,767
30
35,072
34,449
36,983
39,254
42,298
35
40,114
39,506
42,119
44,499
47,727
40
45,147
44,532
47,251
49,702
53,060
Dengan memakai CFRP yang semakin tebal akan membuat perubahan tekan
menjadi lebih besar begitu juga gaya aksial dan momen lentur yang akan
dipikulnya. Dengan begitu dalam pemakaiannya akan memberi pengaruh yang
besar terhadap struktur bangunan.

4.3).

Pengaruh Kuat Tekan Beton ( fC)

Kolom bujur sangkar memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:


-

Diameter kolom

: 400 mm

Dimeter tulangan longitudinal

: 20 mm

Diameter tulangan sengkang

: 10 mm

Jumlah tulangan longitudinal

: 8 buah

f y tulangan longitudinal

: 400 MPa

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

f yh tulangan sengkang

: 240 MPa

Jarak tulangan sengkang

: 130 mm

Regangan beton tak terkekang

: 0,003

ES

: 2x10 5 MPa

Tebal selimut beton

: 40 mm

Tebal lapisan CFRP

: 0,3 mm

Dari data diatas maka dapat dicari;


4.3.1). Kuat tekan beton (fC) = 30MPa

e, (mm)
kecil

120
364,721
besar

Kuat beban
aksial
Pn ,(KN)
3762,873588
0
2078,719035
1592,741435
-533,33202

Kuat momen
Pn e (KNm)
0-kecil
209,9811122
249,4462842
580,9062489
0

4000
3500
3000
2500
2000

Pn (kN )

1500
1000
500
0
-500 0
-1000

100

200

300

400

500

600

700

M n (kNm)

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Gambar 4.16: Diagram kuat tekan beton, (fc ) = 30 MPa


4.3.2). Kuat tekan beton, (fC) = 35MPa
Kuat beban
aksial
Pn ,(KN)
4177,006993
0
2202,52067
1804,768074
-533,33202

e, (mm)
kecil

120
322,985
besar

Kuat momen
Pn e (KNm)
0-kecil
224,4561886
264,3024804
582,9130164
0

5000
4000
3000

Pn (kN )2000
1000
0
0

100

200

300

400

500

600

700

-1000

M n (kNm)
Gambar 4.17: Diagram kuat tekan beton, (fc ) = 35 MPa

4.3.3). Kuat tekan beton, (fC) = 40MPa

e, (mm)
kecil

120
331,835
besar

Kuat beban
aksial
Pn ,(KN)
4588,601711
0
2323,192296
1988,968629
-533,33202

Kuat momen
Pn e (KNm)
0-kecil
237,8206397
278,7830755
660,009405
0

5000
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
4000
USU Repository 2009
3000
2000

Pn (kN )

M n (kNm)
Gambar 4.18: Diagram kuat tekan beton, (fc ) = 40 MPa
Meningkatnya kuat tekan beton akan membuat gaya aksial, dan momen semakin
maksimum. Selain itu juga, kolom yang terkekang oleh tulangan tranversal akan
membuat gaya aksial dan momen semakin besar.

4.4).

Pengaruh Dimensi Kolom (B, H)

Selain pengaruh dari tebal lapisan CFRP perubahan besar dimensi pada kolom
juga akan mempengaruhi, kuat tekan beton, beban aksial, dan momen.
Kolom bujur sangkar memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
-

Kuat tekan ( f C ' )

: 25 MPa

Dimeter tulangan longitudinal

: 20 mm

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Diameter tulangan sengkang

: 10 mm

Jumlah tulangan longitudinal

:8

f y tulangan longitudinal

: 400 MPa

f yh tulangan sengkang

: 240 MPa

Jarak tulangan sengkang

: 130 mm

Regangan beton tak terkekang

: 0,003

ES

: 2x10 5 MPa

Tebal selimut beton

: 40 mm

Dari data diatas, maka didapatlah data-data sebagai berikut beserta diagram
interaksi kolom;
4.4.1). Dimensi 500mm x 500mm

e, (mm)
kecil

120
403,696
besar

Kuat beban
aksial
Pn ,(KN)
4823,949113
0
2858,759991
1533,157447
-605,40402

Kuat momen
Pn e (KNm)
0-kecil
319,8154068
343,0511989
618,9295287
0

6000
5000
4000
3000

Pn (kN )

2000
1000
0
0

200

400

600

800

-1000

M n (kNm)

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Gambar 4.19: Diagram dimensi (B, H) = 500 mm x 500 mm

4.4.2). Dimensi 600mm x 600mm

e, (mm)
kecil

120
501,218
besar

Kuat beban
aksial
Pn ,(KN)
6561,102587
0
4422,372355
2637,964512
-677,47602

Kuat momen
Pn e (KNm)
0-kecil
442,8065801
530,6846826
1322,195297
0

7000
6000
5000
4000
3000

Pn (kN )

2000
1000
0

-1000

500

-2000

1000

1500

M n (kNm)

Gambar 4.20: Diagram dimensi (B, H) = 600 mm x 600 mm

4.4.3). Dimensi 700mm x 700mm

e, (mm)
kecil

120
574,065
besar

Kuat beban
aksial
Pn ,(KN)
8553,954362
0
6067,659958
3500,646549
-749,54802

Kuat momen
Pn e (KNm)
0-kecil
684,6057885
728,1191949
2009,598661
0

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
10000
USU Repository 2009

8000
6000

Pn (kN )

M n (kNm)
Gambar 4.21: Diagram dimensi (B, H) = 700 mm x 700 mm
Dari gambar diagram yang ada terlihat bahwa gaya aksial tekan maksimum
semakin bertambah setara dengan perubahan besar dimensi pada kolom, hal ini
disebabkan karena gaya aksial sumbangan dari beton berbanding lurus dengan
empat kali panjang sisi kolom. Sedangkan nilai gaya tarik maksimum juga
mengalami perubahan namun perubahannya sangat kecil. Perubahan dimensi ini
menyebabkan jarak antar tulangan juga berubah hal ini dimaksudkan agar jarak
tebal beton tetap serta menghindari terjadinya kehancuran pada beton. Begitu juga
untuk momen yang semakin bertambah seiring perubahan dimensi untuk kolom.

Perubahan besar gaya aksial dan momen dapat ditunjukan dengan nilai
persentase yang dibuat kedalam tabel berikut ini antara kolom confinement
dengan kolom confinement _ CFRP.
tabel. persentase kenaikan kolom confinement terhadap kolom
confinement_CFRP

Aksial Maksimum

Satuan
kN

CC
2700,77769

CC_CFRP
3346,447177

%kenaikan
23,906

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Aksial Balanced
Momen Balanced
Momen Lentur Murni
Aksial Minimum

kN
kNm
kNm
kN

1116,34972
412,9254817
84,46906862
- 240,36402

1343,648869
470,0473402
196,9807044
-533,33202

20,360
13,833
133,198
121,885

Kenaikan gaya aksial dan momen akan semakin bertambah dengan


pemakain tebal, tekan, dan dimensi yang semakin ditambah.

4.5). Merencanakan dimensi dan tulangan kolom


Rencanakan dimensi dan tulangan pada kolom bujur sangkar yang menopang
beban kerja aksial, yang terdiri dari beban mati 1400 KN dan beban hidup 650
KN, kolom pendek f 'C = 30 MPa, f y = 400 MPa, gunakan g = 0,003 .
Analisa perhitungannya:
Kuat bahan dan diperkirakan g telah ditentukan
Beban rencana terfaktor adalah: Pu = 1,6(650) + 1,2(1400) = 2720 KN
Luas kotor penampang kolom yang diperlukan adalah:
Ag =

Pu
0,8{0,85 f 'C (1 g ) + f y }

2720(10) 3
0,8(0,65){0,85(30)(1 0,03) + 400(0,03)}

Ag = 109403 mm2

Ukuran kolom bujur sangkar yang diperlukan menjadi: 109403 = 330 mm


Jika dipakai tebal CFRP (high modulus) kolom 0,5 mm, E=300000 MPa. Maka
ukuran penampang permukaan kolom yang dipakai pada perencanaan ini yaitu:
Ag perlu = Ag 54701,5
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

= 109403 4(330)(0,5)
= 108743 mm2
Dimensi penampang permukaan kolom bujur sangkar
B, H = 108743 = 329,76 mm
Maka ditetapkan ukuran (B,H) = 350 mm
Ag aktual = (350) 2 = 122500 mm2

Dari perencanaan diatas maka beban yang dapat dipikul oleh beton
f ' cc = f ' c [1 + k e (k c 1)]
f j = E j a

Dimana,

t j ,u

t = 0,5 a
ambil a = 0,004
f j = 0,004 E j

= 0,004 (300000)
= 1200 N/mm 2
Jaket CFRP yang mengikat tegangan lateral, f l , j

f l , jx = 2.

= 2.

tj
h

fj

(0,5) (1200)
350

= 3,428 N/mm2

f l , jy = 2.

tj
b

fj

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

= 2.

(0,5) (1200)
350

= 3,428 N/mm 2
Faktor penambah kekuatan terhadap tegangan triaxial ( 1 )

1 = 1,251,8 1 + 7,94

Fl
F
1,6 l 1
f c '
f c '

3,428
3,428
1,6
= 1,251,8 1 + 7,94
1
30
30

= 1,628
Faktor reduksi
Karena panjang dengan lebar pada kolom untuk ukurannya adalah sama, maka
nilai f l , jx = f l , jy = f l = 2,64 N/mm 2

f
f
2 = 1,4 l 0,6 l
Fl
Fl

2
F

0,8 l + 1
f c '

2
3,428
3,428
3,428
= 1,4
0,6
+1
0,8
3,428
3,428
30

=1

Faktor penambah kekuatan beton


k c = 1 . 2
= (1,628)(1)
= 1,628
Rasio area effektif yang terlindung oleh CFRP

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

ke =

[bh (4r

)]

r 2 1 3(b 2r ) 1 3(h 2r )
bh 4r 2 r 2

[(350)(350) (4.10
=

)]

.10 2 1 3(350 2.10 ) 1 3(350 2.10 )


(350)(350) 4.10 2 .10 2

= 0,406
Pertambahan kekuatan beton akibat pemakaian CFRP pada kolom
f cc ' = f c ' [1 + k e (k c 1)]
= 30[1 + 0,406(1,628 1)]
= 37,649 N/mm 2
Maka kuat beban aksial maksimum setelah diberi CFRP pada permukaan kolom
adalah:

Pn ( maks ) = 0,8{0,85 f 'C ( Ag ASt ) + f y ASt + A j f j }


= 0,8(0,65){0,85(38,182)(122500-6434)+(400)(6434) + (980)(924)10-3
= 3767,923749 KN
Beban pada daerah beton
Pb = {0,85 f 'CC ' Ag (1 g ) + A j F j }

= 0,65{0,85(37,649)(122500)(1 0,03) + 4(0,5)(350)(1200)}10-3


= 3017,68744 KN
Dengan demikian kolom mampu memikul beban yang lebih besar dari beban yang
terjadi. Beban yang dapat disangga oleh batang tulangan baja adalah:
3017,68744 - 2720 = 297,68744 KN

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Kekuatan maksimum yang disediakan oleh batang tulangan baja adalah ASt f y ,
maka luas penampang batang tulangan baja yang diperlukan dapat dihitung
sebagai berikut:

ASt perlu =

297,68744(10) 3
= 1431,189615 mm2
0,8(0,65)(400)

Digunakan satu macam ukuran batang tulangan baja yang dipasang merata di
sepanjang keliling sengkang. Digunakan 4 batang tulangan baja D22. nilai g
akan lebih kecil dibandingkan dengan asumsi sebelumnya
1 D 2 1 (22) 2
ASt
= 4
= 4
= 0,0031 < g
g ada =
122500
Ag
Ag
Pada tulangan tranversal D10 direncanakan.
Jarak spasi tidak boleh lebih besar dari:
48 kali diameter batang tulangan sengkang = 48(10) = 480 mm
16 kali diameter batang tulangan memanjang = 16(22) = 352 mm
Ukuran kolom arah terkecil (lebar) = 350 mm
Gunakan batang tulangan baja D10 untuk sengkang, dengan jarak spasi p.k.p.
150mm periksa susunan tulangan pokok dan sengkang. Jarak bersih batang
tulangan pokok bersebelahan pada sisi kolom adalah:
1 {350 80 20 3(22)} = 92 < 150 mm
2
Dengan demikian tidak perlu tambahan batang pengikat tulangan pokok kolom.

Maka dimensi kolom dapat direncanakan sebagai berikut:


B = 350 mm

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
CFRP
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

As

A s'
tulangan utama

Gambar 4.22: Dimensi kolom

BAB V

KESIMPULAN
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

5.1

KESIMPULAN
Setelah melakukan kajian dan analisa terhadap kolom confinement dan

CFRP, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:


a. Untuk kolom confinement (dengan tulangan tranversal)
1. Tulangan tranversal memberikan pengaruh pada tegangan
dan regangan pada kolom.
2. Daerah terluar pada beton yang tak terkekang mempunyai
regangan 0,003.
3. Dalam perhitungan kolom beton, nilai kuat tekan beton
terkekang

oleh

tulangan

tranversal

(fCC)

akan

meningkatkan kapasitasnya akibat pengunaan tulangan ini.


4. Dalam kondisi ini tulangan tranversal mampu memikul
gaya aksial dan momen lentur.

b. Untuk kolom confinement dan CFRP


1. letaknya yang di luar mengitari bidang kolom memberikan
pengaruh tarik yang besar.
2. semakin besar kuat tekan beton, dimensi, dan CFRP kolom
akan membuat kolom semakin besar dalam menahan gaya
aksial dan momen lentur kolom.
3. Jumlah dan ukuran dimensi tulangan dapat dikurangi
dengan menggunakan CFRP yang lebih tebal.
4. Pada perhitungan kolom beton, nilai kuat tekan beton yang
terkekang oleh tulangan tranversal (fCC) dan terkekang
Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

CFRP (FCC) semakin meningkatkan kapasitas gaya aksial


dan momen maksimum kolom masing-masing sebesar
23,906% dan 133,198% terhadap gaya aksial dan momen
lentur yang hanya menggunakan tulangan tranversal saja.

5.2

SARAN
Saran yang dapat diberikan setelah didapatkan kesimpulan dari tugas akhir

ini adalah:
1. Pemasangan CFRP hendaklah jauh dari lokasi yang berhubungan
langsung dengan panas karena bahannya yang mampu bereaksi
dengan suhu yang tinggi hingga menyebabkan kerusakan pada
perekat (epoxy). Dapat pula CFRP tersebut dilapisi dengan mortar
untuk meghindari gangguan yang berada di luar.
2. untuk kolom yang memiliki dimensi yang besar hendaklah
digunakan tulangan dengan jumlah yang banyak dan diameter yang
besar pada kolom atau menggunakan CFRP yang lebih tebal.

DAFTAR PUSTAKA

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

1. Park, R & Paulay, T. Reinforced Concrete Structure, New York, John


wiley & Sons, 1975.
2. Ferguson, Phill M. Dasar-Dasar Beton Bertulang, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 1991.
3. Diphohusodo, Istimawan. Struktur Beton Bertulang, Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 1994.
4. Indrawan, Benjamin, & Maranata, Merry N. Analisis Kolom Beton
Bertulang dengan Menggunakan Carbon Fiber Reinforced Polymer,
Jurnal. Banten, 2003.
5. Hartono. Perbaikan dan Perkuatan Struktur Beton, jurnal. Jakarta. 2005.
6. SK SNI 2002.

Marolop Tua Sianipar : Analisa Kolom Beton Bertulang Yang Diperkuat Dengan Carbon Fiber Reinforced
Polymer (Cfrp), 2009.
USU Repository 2009

Anda mungkin juga menyukai