UJI KOMPETENSI
PERAWAT
(KNUKP)
PEDOMAN PELAKSANAAN
Penyusun:
Masfuri
Herawani Aziz
Junarsih Sudibyo
Mustikasari
Harif Fadilah
Amelia Kurniati
PENDAHULUAN
Di Indonesia, uji kompetensi dan sertifikasinya belum dipahami secara utuh oleh kebanyakan
masyarakat profesi. Sementara itu, penyelenggara pendidikan tinggi keperawatan yang ada di
Indonesia tidak sepenuhnya menerapkan kurikulum berbasis kompetensi dan menjadikan
standar kompetensi dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai acuan dalam
pendidikan, sehingga mutu lulusan sangat bervariasi. Disisi lain, training professional
berkelanjutan di tempat kerja belum berkembang secara optimal, sehingga perawat kurang
peka terhadap perubahan praktek professional. Untuk melindungi kepentingan masyarakat dari
praktek keperawatan yang tidak aman dan tidak efektif, diperlukan uji kompetensi yang
terstandar secara nasional bagi lulusan baru dan perawat yang telah bekerja serta perawat dari
luar negeri yang akan bekerja di Indonesia.
Komite Nasional Uji Kompetensi Perawat (KNUKP) adalah lembaga mandiri yang dibentuk oleh
PPNI yang bertanggungjawab untuk memastikan kemampuan praktik secara aman dan efektif
serta etis bagi lulusan baru, perawat yang telah bekerja dan perawat luar negeri yang akan
bekerja di Indonesia. KNUKP mempunyai kewajiban menilai terpenuhinya standar kompetensi
yang dipersyaratkan organisasi profesi PPNI. Uji kompetensi dan sertifikasinya bertujuan untuk
memastikan bahwa setiap perawat telah memiliki kompetensi yang dipersyaratkan yang
dinyatakan dengan sertifikat uji kompetensi. Hal ini sesuai dengan Undang Undang No. 18
tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi:
Pasal 12, (2) Untuk menjamin tanggung jawab dan akuntabilitas profesionalisme, organisasi
profesi wajib menentukan standar, persyaratan, dan sertifikasi keahlian, serta kode etik profesi.
Uji kompetensi merupakan bagian dari proses sertifikasi dan registrasi perawat yang akan
diselenggarakan oleh KNUKP. Uji kompetensi untuk lulusan baru (entry level) menggunakan
ujian tulis berdasarkan kerangka domain kompetensi yang telah disusun oleh PPNI. Sementara,
uji kompetensi bagi Perawat yang saat ini telah bekerja namun belum memiliki sertifikat
kompetensi atau ingin meningkatkan jenjang karier profesionalnya atau sertifikasi ulang,
dilakukan melalui portofolio, uji tulis dan ujian praktek bila diperlukan, berdasarkan Standar
Kompetensi Perawat Indonesia (SKPI).
Model uji kompetensi ini dikembangkan oleh para ahli di bidangnya setelah melalui serangkaian
proses mencakup benchmarking dengan berbagai negara (negara berkembang dan maju),
studi literatur, dan organisasinya disesuaikan dengan situasi dan kondisi kerja perawat di
Indonesia, serta masukan dari berbagai stakeholders (pemerintah pusat, daerah dan asosiasi
rumah sakit).
Peninjauan dan kontrol atas pelaksanaan model uji kompetensi akan dilakukan secara
komprehensif dan periodik untuk menjamin validitas model uji yang diselanggarakan tetap up to
date. Monitoring pelaksanaan uji dilakukan oleh para ahli keperawatan sepanjang proses
pelaksanaan dan keseluruhan model uji di evaluasi setiap 5 (lima) tahun sekali atau sesuai
kebutuhan. Hasil monitoring dan evaluasi akan digunakan untuk penyempurnaan model uji.
KOMPETENSI
Hal
yang
sangat
mendasar
dalam
pengembangan
Model
Uji
Kompetensi
adalah
Berdasarkan tiga kompetensi di atas, maka kompetensi seorang perawat adalah sesuatu yang
ditampilkan secara menyeluruh oleh seorang Perawat terregistrasi (RN & LVN) dalam
memberikan pelayanan profesional kepada klien yang aman dan etis, mencakup pengetahuan,
ketrampilan dan pertimbangan yang dipersyaratkan dalam situasi praktek.
Tim/panitia kompetensi
Tugas utama dari tim kompetensi adalah pengumpulan data terkait competency dari semua
lapangan kerja perawat ditatanan kesehatan. Tim/panitia kompetensi dibentuk oleh PP PPNI,
yang merepresentasikan seluruh masyarakat dan perawat Indonesia. Komposisi tim terdiri atas
20-30 orang, terdiri dari unsur:
PPNI Pusat
: 5 orang
KNUKP
:3
PPNI Provinsi
: 5 orang
Direktorat Kep
:1
Puspronakes
:1
Institusi pendidikan
Program D3
: 2 orang
Program S1
: 2 orang
: 2 orang
: 2 orang
Masyarakat
: 2 orang
Anggota PPNI
Aktif bekerja
Validasi kompetensi
Validasi mempertimbangkan seluruh elemen masyarakat. Unsur yang terlibat dalam validasi ini
adalah perawat perwakilan bidang keilmuan serta perwakilan wilayah. Tim validasi kompetensi
merupakan perwakilan dari unit pelayanan dan pendidikan dengan pendidikan minimal
master/magister. Validasi dapat menggunakan metode survey, focus group atau metode lain
yang memenuhi kaidah ilmiah. Hasil kerja ini kemudian akan di pertimbangkan dan syahkan
oleh PP PPNI. Validasi dilakukan secara regular dalam rentang waktu 3-5 tahun sekali.
Kompetensi yang akan diujikan lulusan baru mengacu pada karakteristik seperti:
1. Dapat diujikan secara efektif dengan metode MCQ
2. Sesuai dengan peran dan tanggungjawab perawat baru lulus
3. Sangat penting dan prinsip untuk dikuasi oleh perawat baru lulus
Proporsi uji mengacu kepada tugas pokok perawat sesuai dengan jenjang pendidikan. Validasi
terhadap proporsi materi uji dilakukan bersama perawat dari pelayanan, pendidikan dan profesi
(PPNI). Materi uji kompetensi dikembangkan dari 12 kompetensi inti yang mencakup 3 (tiga)
domain kompetensi. Komponen untuk mengembangkan materi uji mencakup:
1.
Jumlah dibuat dengan mengembangkan dari 12 kompetensi inti yang mencakup 3 domain.
Setiap kompetensi terdiri dari 2-5 elemen kompentensi dimana satu elemen kompetensi
akan diukur dengan 3-8 kriteria unjuk kerja.
Bentuk soal bisa berupa MCQ, presentasi dan kasus yang disesuaikan dengan
kompetensi yang akan diukur.
Domain
MCQ
OSCA*
15 -20%
5-10%
70-80%
20-25%
Pengembangan professional
5-10%
2-5%
Kognitif = 92-96%
2.
Lulusan D3 : 20 - 25%
Lulusan S1 : 25 - 30%
Aplikasi teori/pengetahuan
Lulusan D3 : 40 - 50%
Lulusan S1 : 30 40%
Berpikir kritis
: 20-30%
: 35-50%
: 20-35%
Lulusan D3 : 20 25%
Lulusan S1 : 25 35%
Afektif = 4-8%
Presentase Pertanyaan
Variabel kontekstual :
1. Tipe klien
a. Individual
: 50-80%
b. Keluarga
: 5-10%
c. Kelompok
: 10-15%
Laki laki
Perempuan
3. Budaya
Bayi
: 5%
5% : 10%
Anak
: 10%
10% : 20%
Dewasa : 20%
30% : 50%
Lansia
12% : 20%
: 8%
kesehatan
SOAL UJIAN
Soal berbentuk pilihan ganda, dengan empat alternative jawaban dengan satu jawaban benar
(one best answer). Jumlah soal 180 dengan 20 pertanyaan percobaan. Pertanyaan percobaan
tersebar, hanya diketahui oleh petugas analisa data.
Penulis soal
Penulis soal adalah orang yang ditunjuk oleh KNUKP, mewakili daerah atau provinsi di
Indonesia dan mendapat mandat dari PPNI propinsi.
Mengembangkan soal berdasarkan blue print KNUKP dan pedoman pembuatan soal pilihan
ganda (MCQ).
Menyusun rasional pilihan jawaban yang benar dan salah sesuai pedoman pembuatan
rasional soal dan menuliskan referensi yang tepat untuk mendukung rasionalnya.
Pengalaman klinik minimal 3 tahun dan masih aktif di klinik (atau membimbing) hingga
setahun terakhir
Memiliki ketrampilan membuat soal atau sertifikat pendidik atau instruktur klinik
Mampu berpikir konseptual untuk menterjemahkan kompetensi kedalam soal pilihan ganda
Mampu melihat keperawatan dan proses keperawatan dalam perspektif yang luas
Mampu berpikir kritis dan kreatif dan mampu mengekpreskanya secara lisan dan tertulis
10
Mampu menerima kritik dan ide orang lain dan menggunakanya secara efektif dalam
pengembangan soal
Bersedia tidak melakukan kontak dengan dunia luar selama dalam ruang penyusunan soal.
Segala alat komunikasi di non-aktifkan.
Proses pembuatan soal dilakukan dalam kelompok sesuai dengan area keperawatan. Area
keperawatan meliputi:
Keperawatan jiwa
Keperawatan maternitas
Keperawatan anak
Keperawatan komunitas
Dalam proses pembuatan soal, tim penulis soal di damping oleh ahli pembuat soal pilihan
ganda. Psychometric expert bila diperlukan akan membantu untuk menilai daya beda, tingkat
kesulitan, validitas dan realiabilitas setiap item pilihan yang telah dikembangkan oleh pembuat
soal. Tim soal juga akan di damping ahli bahasa yang bertugas untuk menyelaraskan bahasa
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Tim pendamping ini sangat bermanfaat
untuk memberi masukan luar atas istilah, teknis penulisan dan penalaran bahasa. Soal
kemudian diserahkan kepada KNUKP untuk dilanjutkan pada proses selanjutnya. Proses
pembuatan soal dilakukan di tempat steril dan setiap anggota tim yang keluar masuk dari
tempat pembuatan soal akan dilakukan pengecekan terhadap kemungkinan adanya
pelanggaran sterilitas.
11
Melakukan uji coba soal dalam kelompok pembuat soal, meliputit daya beda item, validitas,
dan reliabilitas soal. Contoh, perhitungan daya beda butir dilakukan dengan menggunakan
formula:
DB PA PB
yang mana :
PA = Proporsi kelompok Atas yang menjawab benar, dihitung dengan
menggunakan rumus : PA = BA /JA , dimana :
BA = banyak responden kelompok atas yang menjawab benar
JA = banyak responden kelompok atas
PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar, dihitung dengan
menggunakan rumus : PB = BB /JB , dimana :
BB
JB
Kriteria dan interpretasi/kesimpulan dari daya beda suatu item soal yaitu sebagai berikut :
No
Besarnya DB
Kesimpulan/klasifikasi
0,20 0,39
Cukup (sedang)
0,40 0,69
Baik
0,70 1,00
Sangat baik
Bentanda negatif
Kurang
Jelek
Kriteria soal
Dalam penulisan soal, soal bukan hanya soal ingatan namun soal yang membutuhkan
penalaran menengah hingga tinggi, sesuai dengan jenjang diploma dan ners. Soal ini lebih sulit
dibuat karena harus dipahami dahulu konsepnya dan baru bisa dibuat soal. Beberapa
ketentuan yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan soal dengan penalaran baik
antara lain:
1. Fokus pada pertanyaan. Misalnya, contoh indicator, jika disajikan data, peserta dapat
menentukan masalah atau diagnose keperawatan.
12
2. Menganalisa argument. Contoh indicator, misalnya: Jika diberikan sebuah situasi, peserta
dapat memberikan alasan yang mendukung argumentasi yang disajikan.
3. Menentukan kesimpulan. Jika diberikaan sebuah pernyataan, peserta dapat menyimpulkan
yang benar tentang pernyataan.
4. Menilai. Jika diberikan pernyataan masalah, peserta dapat memecahkan masalah yang
disajikan dengan alasan yang benar.
5. Mendefinisikan konsep atau asumsi. Jika diberikan sebuah argumentasi, peserta dapat
menentukan pilihan teori atau asumsi yang tepat.
6. Mendeskripsikan situasi klinis. Jika disajikan sebuah situasi, peserta dapat mendeskripsikan
pernyataan atau data klinis yang dihilangkan dengan tepat.
7. Menyelesaikan masalah secara terencana. Jika disajikan pernyataan, peserta dapat
merencakan pemecahan masalah secara sistematis.
8. Mengevalusi strategi. Jika diberikan sebua pernyataan masalah atau stategi, peserta dapat
mengevaluasi strategi atau prosedur yang disajikan.
Reviewer
Reviewer atau penelaah soal diperlukan untuk menilai soal agar sesuai dengan standard soal
KNUKP. Tugas reviewer adalah:
Melihat Kisi-kisi soal atau blue print yang telah ditetapkan oleh Dewan Profesi KNUKP
Menentukan draft acuan tingkat kesulitan butir soal. Dengan rumus sebagai berikut :
PB
JS
yang mana :
P
JS
No
Besarnya P
Kesimpulan
Terlalu Sukar
0,30 0,70
Sedang (cukup)
13
Terlalu Mudah
Menolak, merevisi atau menerima soal untuk diproses dalam tahapan selanjutnya.
Menalaah hasil uji statistic soal yang diujicobakan kepada anggota reviewer.
Standar soal yang diterima adalah antara 0,70 0,2 (namun tetap mengacu tingkat kognitif
dalam blue print)
Syarat ketentuan proses pelaksanaan review atau telaah soal sama dengan proses pembuatan
soal. Peserta reviewer adalah Dewan Pakar atau yang disetujui oleh dewan pakar dengan
kriteria tambahan adalah pendidikan minimal master/magister, diutamakan doctor.
Editing teknis
Editing teknis soal berfokus pada segi bahasa dan tampilan soal akan dilakukan oleh staf teknis
KNUKP. Proses ujicoba soal akan dilakukan secara bersamaan dengan proses ujian. 20 soal
dalam tiap ujian adalah soal percobaan dengan sebaran merata, namun dirahasiakan.
Soal valid secara perhitungan statistic dalam ujicoba anggota penyusun soal
Daya beda dalam katagori baik (>0,25) dalam uji coba anggota penyusun soal
Memiliki tingkat kesukaran, domain, ranah, area, dan kompetensi yang dibutuhkan dalam
peta blue print paket soal
Semua soal yang telah masuk dalam proses revisi dewan profesi direvisi diterima sebagai soal
baik dan kurang baik. Soal baik diberikan kode nomor panggil dan akan dirangkai menjadi soal
ujian percobaan dan soal yang buruk akan disimpan atau dihancurkan. Soal yang berkatogori
baik dalam proses uji coba peserta uji, akan diberi kode dan diujikan pada tahun berikutnya.
Soal yang belum memenuhi standar dalam proses percobaan peserta uji akan ditinjau kembali
oleh dewan profesi.
14
BANK SOAL
Bank soal adalah sebuah sarana untuk penyimpanan file soal yang belum terpakai atau telah
terpakai dalam bentuk fisik atau elektronik. Sifat bank soal adalah menjaga kerahasiaan soal
agar soal tersebut tidak bocor kepada pihak yang tidak diinginkan. Personel yang memiliki
akses ke dalam bank soal dan mengakses data bank soal adalah ketua departemen sertifikasi
dan staf khusus yang telah diberi mandat. Staf yang diberi mandat, adalah seseorang yang
bertugas untuk mengolah administrasi soal yang telah disumpah. Pintu atau akses dibuat
menggunakan sistem kode keamanan (kunci) yang terjamin. Di dalam bank soal terdapat ruang
untuk proses penggandaan (bila mungkin) proses penyimpanan, proses kompilasi soal serta
proses penghancuran dokumen yang tidak terpakai. Demi keamanan, tidak ada pintu lain,
kecuali pintu utama. Jendela dan lubang angin dipastikan aman (teralis) dan terkunci dengan
kuat. Setiap orang yang masuk/keluar menandatangani berita acara.
Pemasukan soal
Soal atau set soal dapat dimasukan ke dalam bank soal setelah mendapat persetujuan kepala
departemen sertifikasi. Pengkodean butir soal dilakukan dengan sistem kode tertentu oleh pihak
bank soal. Pengkodean dimaksudkan untuk memudahkan merangkai paket soal dan
mendeteksi soal-soal yang pernah diujikan.
Pengeluaran soal
Soal atau set soal dapat dikeluarkan dari bank soal hanya oleh ketua departemen sertifikasi
atau orang yang ditunjuk, dibawa dalam amplop tertutup dan hanya diberikan langsung kepada
orang yang namanya tertera dalam amplop tersebut. Pengeluaran soal untuk dihancurkan,
dilakukan penghancuranya di dalam gedung penyimpan soal.
Penggandaan soal
Master soal adalah set soal dari bank soal atau set booklet soal dari bank soal yang siap untuk
digandakan. Hal penting yang harus diperhatikan dari master soal adalah desain yang rapi,
jenis dan ketebalan huruf yang mudah dibaca. Master soal bisa digandakan untuk kepentingan
uji setelah mendapat persetujuan dari kepala departemen sertifikasi, diketahui oleh kepala
departemen standarisasi dan disyahkan oleh ketua KNUKP. Syarat persetujuan dan
pengesahan master soal mengikuti dokumen verifikasi KNUKP.
15
Setelah master soal disetujui oleh ketua KNUKP, master soal dapat dikirim ke percetakan yang
telah di tunjuk. Syarat dan ketentuan penunjukan dan percetakan untuk keperluan
penggandaan soal sesuai dengan Standar Kualitas dan Keamanan Penggandaan Soal KNUKP.
Penggandaan dilakukan satu bulan sebelum dilakukan ujian.
Setelah soal diterima, disimpan dalam tempat khusus yang aman dari pencurian dan atau
bahaya lain seperti kebanjiran dan kebakaran. Kunci ruangan dipegang oleh ketua perwakilan
KNKP propinsi dan lubang kunci diberi segel dengan tanda tangan dari ketua perwakilan KNKP
propinsi dan ketua pengawas ujian.
Pengiriman paket ujian ke tempat ujian dilakukan dengan perkiraan bahwa soal telah diterima di
tempat ujian
oleh Penanggungjawab Lokasi Ujian antara 2-3 jam menjelang waktu ujian
16
dimulai. Berita acara ditandatangani oleh pengirim dan penerima. Pengiriman ke lokasi ujian
menggunakan jasa keamanan yang dapat dipercaya.
UJIAN
Registrasi peserta
Peserta ujian erdiri dari lulusan D3 (vokasi) dan S1/Ners (profesi) dibuktikan dengan copy ijazah
yang dilegalisir atau surat keterangan lulus asli. Pendaftaran dapat secara kolektif melalui
institusi pendidikan. Untuk dapat mengikuti ujian, berkas pendaftaran harus masuk ke KNUKP
Propinsi paling lambat 4 minggu sebelum pelaksanaan ujian dan 2 minggu sebelum ke KNUKP
Pusat. Pengiriman data peserta ujian dari propinsi dilakukan dengan file elektronik (e-mail) dan
atau file kertas.
Perawat lulusan baru secara individu/kelompok mengikuti uji kompetensi entry level exam
dengan mengajukan permohonan, mencantumkan nama institusi pendidikan dan memenuhi
persyaratan, 2 (dua) bulan sebelum setiap sesi uji kompetensi; Februari dan Agustus.
Setelah divalidasi oleh perwakilan KNUKP provinsi, data dikirim ke KNUKP Pusat, 1(satu)
bulan sebelum pelaksanaan ujian; Maret dan September,
Calon peserta diberikan tanda registrasi oleh KNUKP Pusat untuk uji
kompetensi (1
minggu) oleh Ketua Registrasi Calon peserta uji kompetensi dari KNKI Pusat.
-
Kartu peserta dicetak oleh KNUKP Pusat 1 (satu) minggu); berisikan informasi:
a. No Ujian (sesuai dengan nomor pendaftaran).
b. Foto Calon peserta ujian.
c. Hari ,tanggal, waktu dan tempat ujian.
d. Kode tempat ujian.
e. Nama ujian.
f.
Alat tulis yang harus dibawa hanya pulpen dan pensil serta pengahapus pensil
Periode ujian
17
Ujian dilakukan dua kali per tahun, setiap bulan April dan Oktober .Tanggal ditentukan sesuai
kesepakatan dengan perwakilan propinsi dan asosiasi pendidikan. Periode ujian dan tempat
penyelenggaraan akan diumumkan paling lambat dua bulan sebelum waktu ujian.
Tempat
Tempat ujian ditentukan oleh perwakilan KNUKP propinsi. Criteria tempat uji tulis adalah:
-
Diusahakan dalam tempat netral yang tidak memiliki implikasi politis atau menurunkan
kredibilitas proses ujian
Memiliki izin dari pemilik tempat. Izin diberikan melalui pinjaman atau sewa
Nyaman dari segi suhu udara, tidak bising dan tidak bau
Memiliki bangku tulis atau meja tulis yang nyaman untuk mengerjakan tugas selama 3-4 jam
Jarak satu peserta uji dengan peserta lain adalah 1 - 1,5 meter.
Memiliki pengeras suara untuk memberikan pengumuman proses ujian dari panitia
18
12. Uji ulang ke 3 merupakan kesempatan terakhir. Jika tetap tidak lulus maka Perawat yang
bersangkutan harus mengkaji kembali kompetensinya sebagai Perawat.
13. Bagi calon peserta yang tidak hadir pada hari ujian uang pendaftaran hangus
Kartu ujian
Desain dibuat terpusat, dikirim secara elektronik dan dicetak di tingkat propinsi. Informasi
dalam kartu ujian meliputi: No. Ujian, Kode ujian, tgl ujian, Nama ujian, Nama calon, nama dan
alamat nomor calon.
Biaya
Besar biaya yang ditanggung perserta ujian adalah Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu
rupiah). Biaya dapat disesuaikan sewaktu-waktu. Bila tidak hadir tanpa konfirmasi uang tidak
kembali.
Penanggungjawab ujian
Penanggungjawab ujian di tingkat pusat adalah ketua KNUKP, ditingkat propinsi adalah ketua
perwakilan KNUKP propinsi. Ketua KNUKP dapat mengangkat ketua pelaksana atau panitia
19
ujian.
Panitia propinsi
surat
Penanggungjawab Sektor/Rayon
1. Telah siap di lokasi sektor paling lambat 5 jam sebelum ujian di mulai
2. Mengikuti rapat koordinasi dengan seluruh petugas sektor dan pembawa soal
3. Menerima materi ujian yang meliputi naskah ujian, lembar jawab ujian, album daftar hadir,
berbagai berita acara dan nomor bangku ujian dari panitia propinsi dan membawa berkas
tersebut ke lokasi ujian melalui petugas pembawa soal
4. Mengawasi dan memonitor jalanya ujian di dalam sektor yang menjadi koordinasinya dan
menanggulangi masalah yang mungkin terjadi atau akan terjadi sewaktu-waktu, bila perlu
berkonsultasi dengan panitia propinsi
5. Menerima kembali naskah ujaian (soal dan lembar jawab) yang terpakai dan tidak terpakai
dan segera/langsung diserahkan kepada panitia propinsi
6. Setelah ujian selesai, mengawasi pengumpulan lembar jawaban dari penanggungjawab
lokasi ujian
7. Memastikan bahwa amplop materi ujian (lembar jawaban terisi/sisa dan soal terpakai/sisa)
dan sesuai dengan berita acara
Penanggunajawab Lokasi
1. Telah siap di lokasi ujian paling lambat 2 jam sebelum ujian di mulai
2. Mengikuti rapat koordinasi dengan seluruh petugas
20
3. Menerima materi ujian yang meliputi naskah ujian, lembar jawab ujian, album daftar hadir,
berbagai berita acara dan nomor bangku ujian dari penanggungjawab sector/rayon dan
menyerahkanya kepada pengawas ujian
4. Mengawasi jalanya ujian di ruang-ruang ujian yang menjadi koordinasinya dan
menanggulangi masalah yang mungkin terjadi atau akan terjadi sewaktu-waktu, bila perlu
berkonsultasi dengan panitia rayon/sector
5. Menerima kembali naskah ujaian (soal dan lembar jawab) yang terpakai dan tidak terpakai
dan segera/langsung diserahkan kepada panitia rayon/sector
6. Setelah ujian selesai, mengawsi pengumpulan lembar jawaban oleh pengawas ujian
7. Memastikan bahwa amplop materi ujian (lembar jawaban terisi/sisa dan soal terpakai/sisa)
Pengembalian berkas ujian (soal dan jawaban)
Setelah proses ujian selesai, berkas dikumpulkan secara berjenjang, disertai berita acara,
setiap proses, data berkas/barang dan berita acara harus dicocokan. Pengepakan barang
menggunakan kotak yang sama digunakan saat menerima berkas. Berkas kemudian dikirim
melalui kurir yang sama.
21
Dalam masa transisi, penetapan nilai batas lulus dilakukan secara bersama sama melibatkan
berbagai unsur vital asosiasi pendidikan dan organisasi profesi, yang harus di hadiri oleh:
-
Ketua, wakil ketua, kepala departemen standarisasi dan sertifikasi KNUKP Pusat
Hasil ujian akan ditandatangani oleh ketua KNUKP. Selanjutnya, rekapitulasi hasil ujian akan
dikirim kepada pengurus propinsi dan diumumkan melalui website KNUKP.
Pengumuman
Ketua PPNI member tanda tangan sertifikat lulus uji kompetensi. Sertifikas lulus uji kompetensi
dicetak secara terpusat dan dikirimkan ke propinsi dalam waktu paling lambat dua minggu.
Propinsi berkewajiban menyampaikan hasil kepada peserta secara pribadi, diirimkan sesuai
permintaan peserta ujian, paling lambat dua minggu.
22
PENUTUP
Sistem uji nasional merupakan upaya untuk menegakan profesionalisme dan akuntabilitas
profesi. Uji nasional ini memiliki dampak yang sangat baik bagi pelayanan profesi dan
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lulusan baru. Kredibilitas
lembaga KNUKP merupakan hal yang sangat penting dan tidak dapat ditawar-tawar.
Diharapkan semua stakeholders yang berhubungan dengan perawat dapat terbantu dengan
adanya lembaga KNUKP.
REFERENSI
Assessment Strategies Inc. (2001). Blue print for the Canadian practical nurse registration
examination. Driveway Ottawa ON K2P 1E2
Canadian nurses association (2006). Developing the Canadian nurse examination blue print.
CRNE bulletin. (November 8 april 2006).
Gilles, J.L. (2002).. Spectral Quality of University Standardized Tests. Dissertation. State
University of Lige Belgium
Gouli. E, Gogoulou A, Grigoriadou M (2003). A Coherent and Integrated Framework Using
Concept Maps for Various Educational Assessment Functions. Journal of Information
Technology Education. Volume 2, 2003
National Board of Medical Examiners (1998).Constructing Written Test Questions For the Basic
and Clinical Sciences 3rd edition. Market Street Philadelphia, PA 19104
Tarrant, M., Ware J., Mohammaed A.M (2009).An assessment of functioning and nonfunctioning distractors in multiple-choice questions: a descriptive analysis. Published online
2009 July 7. doi: 10.1186/1472-6920-9-40
Whelan, L (2006). Competency Assessment of Nursing Staff. Orthopaedic Nursing; May/Jun
2006; 25, 3
Lampiran 1.
23
Komponen
Umum
Soal menilai criteria unjuk kerja yang terdapat dalam standar atau blue print
atau kerangka assessment
Soal ditulis sesuai dengan level kognitif yang diharapkan atau sesuai dengan
blue print
Soal tidak mengandung informasi atau instruksi atau stimulus yang membuat
bias (gender, ras, kelas social, etnis, dll)
Soal mencakup hal yang telah dipelajari (bukan hal baru) sesuai dengan blue
print
Soal harus jelas, lengkap, padat dan penulisanya benar sesuai EYD
Hindari adanya kata kunci yang mengarahkan dalam satu jawaban atau antar
jawaban
10
11
Bila ada kasus atau gambar atau grafik, harus jelas dan bisa dimengerti
12
Gambaran kasus tidak terlalu panjang antara (30-50 kata) atau sesuai
kesepakatan
13
Jawaban/distraktor
Hindari kata negative dalam soal yang diikuti pilihan jawaban negative
(double negative)
Baik Buruk
Td
ada
24
Distraktor dalam MCQ harus meliputi kesalahan umum dari peserta dan
hanya terdapat satu jawaban benar
Hindari item jawaban bukan salah satu diatas atau semua jawaban diatas
benar
Kalimat distraktor harus sejajar dalam segi panjang kalimat, grammar dan
kompleksitasnya dengan kunci jawaban
10
Pilihan jawaban sebaiknya tidak terlalu panjang (1-5-10 kata atau maksimum
20 kata, namun hanya beberapa soal saja dlm satu tes)
11
Merangkai soal
Formulasi soal harus seimbang dalam hal gender, etnik, kunci, dll
Soal harus mencakup topic yang bayak dan fariatif sesuai kompetensi
Jarak antar soal sebaiknya 2 kali lebih besar dari spasi pernyataan atau
pilihan jawaban soal
10
Bila terdapat kasus (vignette), antara kasus dan pertanyaan harus dipisahkan
dalam paragraph baru
25
26
Lampiran 2
Pertanyaan soal
Pilihan jawaban
a.
b.
c.
d.
Kunci Jawaban:
Referensi:
Kesimpulan
Reviewer
(
(
(
(
(
REVIEW
) kesesuaian kompetensi
) relevansi klinis
) kebenaran isi (conten validity)
) logika bahasa
) focus pertanyaan jelas
( ) diterima
( ) diperbaikai oleh reviewer
(
(
(
(
(
)
)
)
)
)
homogenitas distraktor/kunci
Kejelasan kasus
tingkat kesulitan
tidak ada BSSD/ betul semua
tidak ada double negative
Saran/pendapat/komentar reviewer
Tanggal:
Reviewer,
(.)
27
Lampiran 3
Biodata Pembuat / Reviewer Soal*
1
Nama
Gelar
Tempat/tgl lahir
Keahlian
Bidang minat
Alamat institusi
6
7
Telpon/fax
Alamat rumah
email
Telpon/HP
Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi pembuat soal* / reviewer soal* untuk ujian
nasional oleh KNUKP PP PPNI. Segala hasil yang saya buat kami serahkan untuk kepentingan
ujian nasional. Saya bersedia menjaga kerahasiaan soal yang dibuat/review dan bersedia
menerima konsekuensi hukum bila saya melanggar hal tersebut.
.;
()
28
Lampiran 4
Persetujaun Penggandaan Master Booklet Soal
Kode Paket Soal
Jumlah soal
Jumlah halaman
Diajukan oleh
Jabatan
Disetujui oleh:
Ketua Standarisasi,
( ..)
Tgl.
Tanggal:
Ka. Sertifikasi
Validasi
1. Kelengkapan soal
2. Kejelasan cetakan
3. Kelengkapan halaman
4. Setuju untuk digandakan
Catatan:
Ya
Tidak
Disahkan oleh:
Ketua KNUKP
(.)
Tgl.
29