Anda di halaman 1dari 10

IMPAKSI MOLAR TIGA

A. Definisi
Impaksi gigi adalah suatu keadaan dimana sebagian atau seluruh gigi tidak dapat
erupsi karena terhalang oleh gigi yang lain, tulang atau jaringan lunak, atau gigi yang
erupsi normalnya terhalang atau terhambat,biasanya oleh gigi didekatnya atau
jaringan patologis sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai
oklusi yang normal didalam deretan susunan gigi geligi lain yang sudah erupsi.
Gigi molar tiga (gigi bungsu) adalah gigi yang terakhir tumbuh dan terletak di
bagian paling belakang dari rahang. Biasanya gigi ini tumbuh pada akhir masa remaja
atau pada awal usia 20-an. Pada usia inilah yang dianggap sebagai age of wisdom
(usia di mana seseorang mulai bijaksana), sehingga gigi bungsu dalam bahasa Inggris
disebut wisdom teeth. Normalnya tiap orang memiliki empat gigi molar tiga,
masing-masing satu pada tiap sisi rahang. Tapi ada juga orang-orang yang tidak
memiliki gigi bungsu ini.
Pada kebanyakan kasus, rahang seringkali tidak cukup besar untuk menampung
gigi-gigi ini sehingga tidak dapat tumbuh sepenuhnya atau tetap berada di bawah gusi
atau di dalam tulang. Keadaan inilah yang disebut impaksi. Impaksi adalah suatu
keadaan di mana gigi mengalami hambatan dalam arah erupsinya / tumbuhnya,
sehingga tidak dapat mencapai posisi yang seharusnya. Impaksi gigi molar tiga dapat
timbul dalam berbagai posisi, bisa benar-benar terperangkap dan berada dalam gusi
atau tulang, sehingga tidak nampak bila dilihat dalam mulut. Atau bisa juga sudah
menembus gusi tapi hanya tumbuh separuh jalan. Arahnya bisa horizontal, miring
dengan mahkota ke arah gigi molar dua atau sebaliknya, atau malah menghadap ke
arah dalam atau ke luar rahang.

Gambar 1. Impaksi gigi molar Tiga


(www. multiply.com)
B. Etiologi Gigi Impaksi
Gigi impaksi dapat disebabkan oleh banyak faktor,menurut Berger penyebab gigi
terpendam antara lain :
1. Kausa Lokal yang dapat menyebabkan terjadinya gigi impaksi adalah :
Abnormalnya posisi gigi
Tekanan dari gigi tetangga pada gigi tersebut
Penebalan tulang yang mengelilingi gigi tersebut
Kekurangan tempat untuk gigi tersebut bererupsi
Gigi desidui persistensi(tidak mau tanggal)
Pencabutan prematur pada gigi
Inflamasi kronis penyebab penebalan mukosa disekitar gigi
Penyakit yang menimbulkan nekrosis tulang karena inflamasi atau abses
Perubahan-perubahan pada tulang karena penyakit eksantem pada anak-anak.
2. Kausa Umur dapat menyebabkan terjadinya gigi impaksi walaupun tidak ada
kausa local, antara lain:
Kausa Prenatal : Keturunan.
Kausa Postnatal : Ricketsia, Anemi, Syphilis congenital, TBC, Gangguan

kelenjar endokrin, Malnutrisi.


Kelainan Pertumbuhan : cleido cranial dysostosis, oxycephali, progeria,
achondroplasia, celah langit-langit.

C. Klasifikasi Gigi Impaksi

Untuk kebutuhan dan keberhasilan dalam perawatan gigi yang impaksi maka
diciptkanlah berbagai jenis klasifikasi.Beberapa diantaranya sudah umum dijumpai
yaitu klasifikasi menurut Pell dan Gregory,George Winter dan Archer.
1. Klasifikasi Menurut Pell Dan Gregory
a. Berdasarkan Hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua dengan
cara membandingkan lebar mesio-distal molar ketiga dengan jarak antara
bagian distal molar kedua ke ramus mandibula.
Klas I : Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak
antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.

Klas II : Ukuran mesio-distal molar ketiga lebih besar dibandingkan jarak


antara distal gigi molar kedua dengan ramus mandibula.

Klas III : Seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada dalam ramus
mandibula.

b. Berdasarkan letak molar ketiga di dalam rahang


3

Posisi A : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada setinggi garis oklusal.
Posisi B : Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada dibawah garis oklusal

tapi masih lebih tinggi daripada garis servikal molar kedua.


Posisi C: Bagian tertinggi gigi molar ketiga berada dibawah garis servikal
molar kedua.

Kedua klasifikasi ini digunakan biasanya berpasangan. Misalnya,Klas I tipe B


artinya panjang mesio-distal molar ketiga lebih kecil dibandingkan jarak distal molar
kedua ramus mandibula dan posisi molar ketiga berada dibawah garis oklusal tapi
masih di atas servikal gigi molar kedua.
2. Klasifikasi Menurut George Winter
Klasifikasi yang dicetuskan oleh George Winter ini cukup sederhana.Gigi impaksi
digolongkan berdasarkan posisi gigi molar ketiga terhadap gigi molar kedua.Posisiposisi meliputi : Vertical, Horizontal, Inverted, Mesioangular (miring ke mesial),
distoangular (miring ke distal), bukoangular (miring ke bukal), linguoangular (miring
ke lingual), posisi tidak biasa lainnya yang disebut unusual position.

Vertical Impaction, Soft Tissue Vertical Impaction, dan Bony Vertical Impaction
menurut George Winter

Distal Impaction (distoangular), Mesial Impaction (mesioangular) dan Horizontal


Impaction
3. Klasifikasi menurut Archer memberikan klasifikasi untuk impaksi yang terjadi di
rahang atas.
a. Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan klasifikasi Pell dan Gregory. Bedanya,
klasifikasi ini berlaku untuk gigi atas.
Kelas A : Bagian terendah gigi molar ketiga setinggi bidang oklusal molar

kedua.
Kelas B : Bagian terendah gigi molar ketiga berada diatas garis oklusal

molar kedua tapi masih dibawah garis servikal molar kedua.


Kelas C : Bagian terendah gigi molar ketiga lebih tinggidari garis servikal

molar kedua.
b. Klasifikasi ini sebetulnya sama dengan klasifikasi George Winter.
Berdasarkan hubungan molar ketiga dengan sinus maksilaris.

Sinus Approximation : Bila tidak dibatasi tulang,atau ada lapisan tulang

yang tipis di antara gigi impaksi dengan sinus maksilaris.


Non Sinus Approximation : Bila terdapat ketebalan tulang yang lebih dari
2 mm antara gigi molar ketiga dengan sinus maksilaris.

Klasifikasi diatas didasarkan pada klasifikasi untuk gigi molar tiga yang impaksi
dan berbeda dengan pengklasifikasian gigi lain. Namun klasifikasi gigi lain juga
hampir mirip,klasifikasi diatas untuk menunjukkan klasifikasi umum yang sering
ditemui. Sedangkan klasifikasi masing-masing gigi akan dibicarakan pada
pembahasan frekuensi impaksi masing-masing gigi,baik gigi molar,caninus,premolar
maupun insisivus.
D. Gejala Klinis
Banyak orang yang mengalami masalah dengan adanya impaksi gigi. Pada
umumnya merasa kurang nyaman saat mengunyah makanan. Tanda umum dan gejala
impaksi adalah :
1. Inflamasi, yakni pembengkakan disekitar rahang dan warna kemerahan pada gusi
disekitar gigi yang diduga impaksi.
2. Resorpsi gigi tetangga karena letak benih gigi yang abnormal sehingga
meresorpsi gigi tetangga.
3. Kista (folikuler).
4. Rasa sakit atau perih di sekitar gusi atau rahang dan sakit kepala yang lama
(neuralgia).
5. Fraktur rahang (patah tulang rawan).
E. Pemeriksaan Klinis Gigi Impaksi
Ada banyak penderita gigi terpendam atau gigi impaksi.Terkadang diketahui
adanya gigi impaksi pada seseorang diawali karena adanya keluhan,namun tidak
semua gigi impaksi menimbulkan keluhan dan kadang-kadang penderita juga tidak
mengetahui adanya kelainan pada gigi geliginya.Untuk mengetahui ada atau tidaknya
gigi impaksi dapat diketahui dengan pemeriksaan klinis, meliputi :
1. Keluhan yang ditemukan dapat berupa :
6

a. Perikoronitis dengan gejala rasa sakit di region tersebut, pembengkakan,


mulut bau (foeter exore), Pembesaran limfe-node sub-mandibular
b. Karies pada gigi tersebut, dengan gejala ; pulpitis,abses alveolar yang akut.
Hal yang sama juga dapat terjadi bila suatu gigi mendesak gigi
tetangganya,hal ini dapat menyebabkan terjadinya periodontitis.
c. Pada penderita yang tidak bergigi rasa sakit dapat timbul karena penekanan
protesa sehingga terjadi perikonitis.
d. Parastesi dan neuralgia pada bibir bawah. Terjadinya parastesi atau neuralgia
pada

bibir

bawah

mungkin

disebabkan

karena

tekanan

pada

n.mandibularis.Tekanan pada n.mandibularis dan dapat juga menyebabkan


rasa sakit pada gigi premolar dan kaninus.
2. Pemeriksaan Ekstra Oral yang menjadi perhatian adalah :
a. Adanya pembengkakan
b. Adanya pembesaran limfenode(KGB)
c. Adanya parastesi
3. Pemeriksaan Intra Oral yang menjadi perhatian adalah :
a. Keadaan gigi,erupsi atau tidak
b. Adanya karies,perikoronitis
c. Adanya parastesi
d. Warna mukosa bukal,labial dan gingival
e. Adanya abses gingival
f. Posisi gigi tetangga,hubungan dengan gigi tetangga
g. Ruang antara gigi dengan ramus (pada molar tiga mandibula)
4. Pemeriksaan Ro-Foto
a. Dental foto (intra oral)
b. Oblique
c. Occlusal foto/bite wing
F. Gambaran Umum Perawatan Gigi Impaksi
Secara umum sebaiknya gigi impaksi dicabut, namun harus diingat sejauh tidak
menyebabkan terjadinya gangguan pada kesehatan mulut dan fungsi pengunyahan
disekitar rahang pasien maka gigi impaksi tidak perlu dicabut.Pencabutan pada gigi
impaksi harus memperhatikan indikasi dan kontraindikasi yang ada. Indikasi dan
kontra indikasi pencabut,meliputi :
1. Indikasi
a. Pencabutan Preventif/Propilaktik

Pencabutan preventif ini sangatlah penting yaitu untuk mencegah terjadinya


patologi yang berasal dari folikel atau infeksi yang timbul akibat erupsi yang lambat
dan sering tidak sempurna,serta pada kondisi tertentu dapat mencegah terjadinya
kesulitan pencabutan nanti jika gigi itu dibiarkan lebih lama dalam lengkung
rahang,misalnya karena celah ligamentum mengecil atau tidak ada adalah indikasi
pencabutan bagi gigi yang impaksi.
b. Pecabutan patologis dan mencegah perluasan kerusakan oleh gigi impaksi
Pencabutan karena pencegahan terjadinya patologi dan mencegah perluasan
kerusakan dalam lengkung rahang karena adanya gigi yang impaksi juga menjadi
indikasi pencabutan pada gigi yang impaksi.Adapun tindakan pencegahan itu
meliputi:

Pencegahan penyakit periodontal


Pencegahan caries dental
Pencegahan perikonitis
Pencegahan resorpsi akar
Pencegahan munculnya kista odontogenik dan tumor
Pencegahan terjadinya fraktur rahang karena gigi impaksi

Ada banyak referensi tentang indikasi pencabut gigi impaksi,namun secara umum
pencabutan selalu diindikasikan oleh dua hal diatas,adapun indikasi lain pencabutan
adalah :

Usia muda
Adanya penyimpangan

panjang

lengkung

rahang

dan

membantu

mempertahankan stabilisasi hasil perawatan ortodonsi


Kepentingan prostetik dan restoratif
2. Kontraindikasi
Pencabutan gigi impaksi juga tergantung pada kontraindikasi yang muncul,ada
pasien-pasien tertentu yang tidak dapat dilakukan pencabutan dengan berbagai
pertimbangan,adapun kontraindikasi pencabutan gigi impaksi adalah:

Pasien dengan usia sangat ekstrim,telalu muda atau lansia


Compromised medical status
8

Kerusakan yang luas dan berdekatan dengan struktur yang lain


Pasien tidak menghendaki giginya dicabut
Apabila tulang yang menutupi gigi yang impaksi sangat termineralisasi dan

padat
Apabila kemampuan pasien untuk menghadapi tindakan pembedahan
terganggu oleh kondisi fisik atau mental tertentu.

DAFTAR PUSTAKA
Pedersen,Gordon
W.Buku
Ajar
Bedah
Mulut
Yuwono.1996.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Editor

Drg.Lilian

Gans,Benjamin.J.Atlas Of Oral Surgery.1972.Cv.Mosby Company.


Itjingningsih W.H.Anatomi Gigi.1995.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kamus Kedokteran Gigi alih bahasa drg.Narlan Sumawinata.1995.Jakarta.Penerbit
Buku kedokteran EGC.
Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 25.1998.Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Jurnal Dari Peterson,Larry J. Principles Of Management Of Impacted Teeth Dengan
Alamat Website Http//Www.Scrib.Co.id/Impacted Teeth-Principle Of
Management Of Impacted Teeth.

10

Anda mungkin juga menyukai