Anda di halaman 1dari 12

LBM 5 SGD 10

STEP 1
1. EBM (Evidence Based Medicine)
Suatu system atau cara pendekatan untuk menggali informasi dalam bidang
kes. Berdasarkan sumber terkini valid dan dpt dipertanggung jawabkan.
Integrasi antara bukti2 tersahih dari hasil penelitian terkini dgn ekspertise
klinis.

2. Critical appraisal
Suatu kegiatan untuk mengkaji atau mengevaluasi artikel penelitian guna
menetapkan apakah artikel tersebut layak rujuk atau layak sbg landasan
dalam pengambilan keputusan klinis.
Proses pemeriksaan bukti2 penelitain secara sistematis untk menilai validitas
hasil dan relevansi sbelum mengambil keputusan.
STEP 2
EBM
1. Tujuan EBM
2. Manfaat EBM
3. Kendala dalam menggunakan EBM
4. Langkah2 menggunakan EBM
5. Alasan penggunaan EBM
6. Hubungan EBM dan critical appraisal
7. Kelemahan dan keuntungan EBM
8. Hal yang harus diperhatikan dalam EBM
9. Bag aturan kajian EBM untk terapi
10.
Critical appraisal
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tujuan Critical appraisal


Langkah2 dalam penggunaan Critical appraisal
Alasan diperlukannya critical appraisal
Kendala
Keuntungan dan kerugian
Manfaat

7. Bagaimana kriteria hasil penelitian itu layak untuk dirujuk


8. Bagaimana menilai hasil penelitian
9. Yang harus dipertimbangkan
10.
Pengetahuan yang harus dimiliki
11.
3 hal pokok yg harus dikaji untuk menerapkan hasil penelitian
pada
12.
13.
14.
15.
16.

pasien
Petunjuk u/ menseleksi makalah ilmiah
Bag yg pnting dri makalah ilmiah
Bag menilai pentingnya suatu makalah penelitian
Menilai agar makalah dpt diterapkan k pasien
Bag menerapkan terapi mutrahir untuk terapi pasien

STEP 7
EBM
EBM (Evidence Based Medicine)
Evidence-based medicine (EBM) adalah suatu pendekatan medik yang
didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan
kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam praktek, EBM memadukan
antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah
terkini yang paling dapat dipercaya.
Iwan
Dwiprahasto,
Clinical

Epidemiology

&

Biostatistics

Unit/Bagian Farmakologi FK-UGM: 2008


Pemanfaatan dengan seksama,sistematis, eksplisit dan bijaksana dari best
research evidence yang terkini dalam menentukan keputusan perawatan
pasien sebagai seorang individu yang unik
Majalah kedokteran Atma Jaya.Vol.4 No1.Januari 2005
1. Tujuan EBM
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis
menghasilkan pemikiran yang akurat
pemeriksaannya secara teliti agar diagnosisnya
memperoleh penyembuhan penyakit
liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya

tepat

untuk

Tujuan

utama

dari

EBM

adalah

membantu

proses

pengambilan

keputusan klinik, baik untuk kepentingan pencegahan, diagnosis,


terapetik, maupun rehabilitatif yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah
terkini yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan
Iwan Dwiprahasto, Clinical Epidemiology & Biostatistics
Unit/Bagian Farmakologi FK-UGM: 2008

2. Manfaat EBM
Agar seorang dokter selain hanya trampil dalam keahlian klinis dan
pengetahuan mengenai penyakit, namun dia juga trampil dalam
mengevaluasi tindakan klinis yang akan diambil.
Liliana Sugiarto,bag Anatomi fak kedokteran unika Atma Jaya
i. meningktkan kualitas pelayanan, efisien, dan outcomes klinis
ii. seorang dokter dapat mengintegrasikan kemampuan klinisnya
dengan kemampuan pelacakan bukti eksternal, yang terbaik dan
tersedia dari riset yang sistematis.
(www.servers.medlib)
iii. untik menerapkan pada penderita dengan segala penyakit atau
komplikasinya
(www.wandarmasyah.web.id)
iv. dapat digunakan seumur hidup
v. dapat dugunakan sebagai perawatan kepada pasien yang
membutuhkan diagnosis
vi. dengan cara prognosis ( ramalan / ilmu kedokteran), terapi dan cara
kesehatan lainnya
(www.gpnotebook.co.uk)
vii. dapat mengendalikan data-data yang terpaparkan baik dari
kepustakaan, makalah ataupun website karenatidak semua data /
makalah /informasi tersebut valid
viii. meningkatkan kemampuan kita unutk mendiagnosis dan memberikan
terapi kepada pasien dengan baik sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidupnya.
(dr.Wiryo Harnanto,Spa)
Manfaat

a. agar dokter tidak salah mendiagnosis


b. agar dokter tidak kesalahan memberikan terapi pada pasien
c. agar dapat menigkatkan kualitas hidup pasien
(Sumber : Wiryo, H., 2002, kajian kritis makalah ilmiah kedokteran klinik
menurut kedokteran berbasisi bukti, sagung seto, jakart)

3. Kendala dalam menggunakan EBM


a. dalam mencari bukti memerlukan waktu yang lama dan proses yang
lama
b. pengetahuan yang kurang sehingga hasil kurang bagus
c. harus selalu direvisi
d. dalam mencari sumber dan menilai kritis kadang menyebabkan segan
dan takut
e. kesalahpahaman dalam informasi
Iwan

Dwiprahasto,

Clinical

Epidemiology

&

Biostatistics

Unit/Bagian Farmakologi FK-UGM: 2008

Kurangnya informasi, fasilitas, & teknologi


Kurangnya rasa ingin tahu
Kurangnya pengalaman & prior knowledge
Menyembunyikan kegagalan suatu karya ilmiah
Kurangnya kemampuan utk melakukan kajian secara kritis thd suatu
masalah
(Liliana Sugiharto.Bagian Anatomi FK Unika Atmajaya)

Kurangnya fasilitas dan teknologi. Memakan banyak waktu.


Adanya
ketakutan
klinisi
menguasai
dan
mengembangkan

keterampilanuntuk mencari dan menelaah suatu evidence


Membutuhkan banyak waktu
Klinisi yang sibuk tidakmemiliki waktu dan untuk menguasai dan
menerapkan keterampilan baru tersebut

serta tidak adanya sarana

untuk mengakses secara cepat bukti yang diperlukan di ruang praktek.


www.woolfsh.evidences-based medicine and practice guidelines
a.

dalam mencari bukti memerlukan waktu yang lama dan proses yang lama
b. pengetahuan yang kurang sehingga hasil kurang bagus
c. harus selalu direvisi

d. dalam mencari sumber dan menilai kritis kadang menyebabkan segan


dan takut
e. kesalahpahaman dalam informasi
Iwan

Dwiprahasto,

Clinical

Epidemiology

&

Biostatistics

Unit/Bagian Farmakologi FK-UGM: 2008

4. Langkah2 menggunakan EBM


Lima langkah dalam praktek EBM adalah sebagai berikut:
(1) mengajukan pertanyaan klinik yang dapat dijawab (asking
answerable question),
(2) melakukan pelacakan pustaka untuk menjawab pertanyaan klinik,
(3) melakukan telaah kritis terhadap bukti ilmiah,
(4) melakukan integrasi antara bukti ilmiah yang valid, keahlian klinik,
dan nilai serta harapan yang ada pada pasien, dan
(5) melakukan evaluasi hasil guna penerapan bukti ilmiah di dalam
praktek
Guyatt G. Evidence based medicine has come a long way, The second
decade will be
as exciting as the first, BMJ 2004;329:9901
5. Alasan penggunaan EBM
- Karena seorang dokter dituntut untuk dapat melakukan praktek
dengan baik, tepat, dapat dipertanggung jawabkan dan sesuai
-

dengan tuntutan pasien


Kemajuan teknolgi dan

perkembangan disegala bidang.


Pengetahuan bisa berubah dalam waktu yang tidak terlalu lama.

media

komunikasi

mempengaruhi

(Majalah kedokteran Atma Jaya.Vol.4 No1.Januari 2005)


1. Karena tidak semua penelitian berdasarkan pada
sebenarnya
2. Supaya memiliki kemampuan berpikir kritis
3. Karena sering terjadi ketidaktepatan dalam hasil penelitian
liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya

bukti-bukti

1.

makin

berkembangnya

penelitian

dibidang

kedokteran

yang

berlangsung terus-menerus dan memerlukan dana sangat besar ,dan


kadang kadang kurang dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk
2.

memperbaiki tatalaksana pasien.


pada umumnya para dokter yang bekerja di RS daerah,tidak memiliki
akses yang cukup untuk memperolah informasi mutakhir dan sahih

3.

tentang kemajuan ilmu pengetahuan.


para dokter sibuk dengan berbagai macam kegiatan diluar bidang
medis ,mereka merasa memiliki kemampuan klinik yang cukup untuk

4.

menangani pasien
merupakan proses pendekatan terhadap pembelajaran klinik yang
akan menjadikan dokter tersebut memiliki informasi yang mutakhir

5.

dan sahih didalam penatalaksanaan pasien.


diketahui bahwa
medicine is a live-long

study

yaitu

suatu

pembelajaran seumur hidup yang berorientasi memecahkan masalah


dalam penanganan pasien.
KAJIAN KRITIS MAKALAH ILMIAH KEDOKTERARAN KLINIK. DR.Dr.Hananto
Wiryo,Sp.A

6. Hubungan EBM dan critical appraisal


Salah satu langkah dalam EBM adalah Critical Appraisal , sehingga untuk
melakukan suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti
ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita
dibutuhkan suatu langkah Critical Appraisal untuk mengevaluasi artikel
penelitian guna menetapkan apakah artikel penelitian tersebut layak
rujuk/ layak dijadikan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan
klinis atau tidak.
Jadi untuk mendapatkan bukti2 ilmiah (EBM) dibutuhkan keahlian CA.

7. Hal yang harus diperhatikan dalam EBM


Komponen EBM, meliputi :

keahlian klinis individu : kemampuan menggunakan keterampilan


pengalaman dan secara cepat dan tepat untuk mengidentifikasi
mendiagnosis keadaan dan resiko pasien serta harapan2 pasien.
bukti penelitian yang terbaik adalah penelitian klinis yang mempunyai
validitas tinggi , akurat, presisi sempit, serta aman, baik dalam aspek
diagnosis, terapi, prognosis, dll.
Nilai pasien adalah suatu kesatuan dari kecenderungan, perhatian dan
pengharapan setiap pasien yang membawa pada suatu keadaan klinis
tertentu.
Mendapatkan evidence secepatnya
Membuat kebijakan berdasarkan evidence
Menerapkan kebijakan tersebut pada waktu dan tempat yang sesuai
soedigdo
8. Bagaimana aturan kajian EBM untuk menerapkan terapi?
Critical appraisal
Penilaian sistematis pada suatu masalah untuk mengetahui relevansi,
validitas dan hasil untuk suatu situasi.
(Chambers, R. (1998))
Tinjauan secara akademis terhadap informasi yang menuntut adanya
suatu isi ringkasan dari informasi yang telah dikaji serta adanya
tanggapan kritis atas informasi ang didapat.
(www.criticalappraisal.com/gostudy/deepinformation.htm)
proses sistematis untuk memeriksa hasil penelitian untuk menilai
keabsahan dan relevansinya
(www.ebm.co.uk )
Suatu dasar penelitian secara sistematis untuk menilai suatu kebenaran
dan hubungan yang saling terkait untuk mengambil suatu kesimpulan.
(www.ebmny.org)
Penilaian secara kritis,selektif dan detail.Penilaian terhadap sesuatu
untuk menganalisis dan mengevaluasi.
(www.ebmny.org)
kegiatan untuk mengkaji/mengevaluasi artikel penelitian guna
menetapkan apakah artikel penelitian tersebut layak rujuk/ layak

dijadikan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan klinis atau


tidak.
(Dra. Endang Lestari, MPd.)
Alat bantu yang dibutuhkan dalam penganalisaan dan penyeleksian
penelitian setiap proses secara kritis untuk menghasilkan penemuan
yang

berkualitas,

serta

memikirkan

apakah

proses

itu

memang

dibutuhkan, tepat dan apakah ada alternatif yang lebih baik.


www.deleveni.org
1. Tujuan Critical appraisal
a. Agar mampu mengevaluasi dan menganalisis sumber informasi
yang diperoleh.
b. Agar mampu memahami informasi yang diperoleh.
c. Agar mampu mengikuti perubahan informasi yang ada.
d. Agar mampu memberi komentar dan mengevaluasi

baik

terhadap permasalahan yang dihadapi maupun pemecahan


masalah tersebut.
e. Agar mampu memilih kriteria informasi yang tepat untuk
dianalisa
(www.criticalappraisal.com/gostudy/deepinformation.htm)
Meninjau apakah hasil studi sahih, penting secara klinis, dan
dapat diterapkan pada pasien
Soedigdo

2. Langkah2 dalam penggunaan Critical appraisal


menyiapkan sesi analisia
baca keseluruhan artikel tanpa mencatat untuk memahami
gagasa dan tujuan penulisan serta topik utama dari artikel
tersebut
menggaris
lengkapnya

bawahi

gagasan

utama

dan

membuat

catatan

mengoraksi

tujuan

utama,

metode

yang

digunakan,

hasil

penelitian dan kesimpulan dari hasil analisis


menyusun CA sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yaitu
introdution, body dan conclusion
mengidentifikasi proses yang perlu diperbaiki
www.deliveri.org
a. Menyiapkan sesi analisa kritis.
b. Mengidentifikasi proses yang perlu diperbaiki.
c. Penyusunan agenda.
d. Formulasi kebijakan.
e. Adopsi kebijakan.
f. Implementasi kebijakan.
g. Menilai kebijakan.
(www.deleveni.org)
Baca dengan singkat meliputi: judul, nama penulis, pendahuluan,
sub bahasan, hasil penelitian dan kesimpulan.
Baca secara keseluruhan untuk mendapatkan tujuan, topik
utama serta kepahaman terhadap informasi tersebut
Analisis secara kritis mengenai gagasan utama dan topik utama
informasi tersebut (dengan mencatat)
Telitilah catatan ringkas anda sehingga memuat: Topik/gagasan
utama,

Tujuan

utama

untuk

menjelaskan,

menganalisis,

mengevaluasi, sharing, diskusi pendapat yang berbeda


(www.criticalappraisal.com/gostudy/deepinformation.htm)
3. Alasan diperlukannya critical appraisal
Seorang profesional harus memastikan

bahwa

pembuatan

keputusan didasarkan pada penelitian yang memliki kulitas yang


baik.
Seorang profesional harus mampu memahami beberapa terminologi
dalam laporan penelitian
Seorang profesional yang telah menilai sebuah penelitian dengan
kritis akan lebih mampu menentukan inti yang terkandung dalam
sebuah penelitian

Seorang profesional dengan kemampuan critial appraisal diizinkan


untuk menilai kebenaran, kesimpulan yang dilaporkan oleh peneliti,
dari pada harus percaya pada kata-kata pengajar.
Kuliah integrasi modul 1 semster 1 fk unissula 2006
4. Kendala
a. memakan banyak waktu
b. CA tidak selalu memberikan jawaban yang mudah
c. Ca dapat membuat keputusasaan jika CA menonjolkan kekurangan dari
bukti2 yang baik
Alison Hill, Claire Spitlehouse, Institute Of Heal Sciences
Oxford
Kurangnya pengetahuan tentang program penelitian
Terkadang membosankan bagi yang melakukan
Perlu biaya yang tidk sedikit
www.FKUNAI.ac.id
memakan banyak waktu dan proses yang lambat
kurangnya pemahaman pada langkah2 CA
www.deliveri.org

Sulit fokus langsung


Timbulnya kritikan selama sesi berlangsung
Menyimpulkan masalah membutuhkan penilaian yang tepat
Kesulitan dalam memilih jenis-jenis masalah
Keraguan peserta diskusi mengeluarkan pendapat
(www.deleveni.org)

5. Manfaat
Meningkatkan daya analisis kritis, memberikan evaluasi kritis pada
artikel yang dibaca, Mampu mengikuti perubahan pemikiran dan
informasi terkini
(www.deliveri.org/guidelines/how/hm_1/hm_1_2_6i.htm)
a) Meningkatkan daya analisis kritis
b) Menentukan alternatif yang lebih baik
c) Memunculkan banyak pertanyaan yang baru
d) Informasi yang diproleh lebih detail dan lebih paham
e) Memperoleh kebenaran darisuatu informasi
liliana sugiharto, bagian anatomi FK unika atma jaya

6. Bagaimana kriteria hasil penelitian itu layak untuk dirujuk


Syarat penelitian yang baik:
Bahasa yang dipergunakan mudah dimengerti
Tidak dapat disalahtafsikan atau berarti ganda(ambiguous) dan bukan
bahasa kesusasteraan
Dibuat secara tepat (accurate), bermakna (signiicancy), singkat (brief)
dan jelas (clear)
Petunjuk Penulisan Kedokteran dan Kesehatan,Soenarto Sastrowijoto, FK
UGM
7. Bagaimana menilai hasil penelitian
1. Deskripsi Umum
a. Desain apakah yang digunakan
b. Manakah populasi target populasi terjangkau dan sample
c. Bagaimanakah cara pemilihan sample
d. Manakah variable bebas
e. Mankah variable tergantung
f. Apakah hasil utama penelitian
2. Validitas interna, hubungan non-kausal
a. Apakah hasil dipengaruhi bias
b. Apakah hasil dipengaruhi faktor peluang
c. Apakah observasi dipengaruhi perancu
3. Validitas interna, hubungan kausal
a. Apakah hubungan waktu benar
b. Apakah asosiasi kuat
c. Apakah ada hubungan dosis
d. Apakah hasil konsisten dalam penelitian ini
e. Apakah hubungan bersifat spesifik
f. Apakah ada koherensi
g. Apakah hasil biological plausible
4. Validitas Eksterna
a. Apakah hasil dapat diterapkan pada subjek terpilih
b. Apakah hasil dapat diterapkan ada populasi terjangkau
c. Apakah hasil dapat diterapkan pada populasi yang lebih luas
Soedigdo Sasroasmoro,2002, Telaah Kritis Makalah Kedokteran
5. Yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan critical
appraisal
6. Pengetahuan yang harus dimiliki dalam critical appraisal
7. 3 hal pokok yg harus dikaji untuk menerapkan hasil penelitian
pada pasien

Tiga hal penting yang merupakan patokan telaah kritis yaitu telaah
tentang Validitas, pentingnya hasil penelitian (important), dan
aplikabilitas hasil penelitian tersebut untuk diterapkan pada pasien kita
sesuai dengan situasi dan kondisi kita bekerja, ketiga hal pokok tersebut
disingkat VIA. Validitas hasil penelitian ditentukan oleh metodologi
penelitian yang baik dengan bias yang sekecil-kecilnya, pentingnya hasil
penelitian ditentukan dengan nilai kemaknaan baik secara klinis maupun
statistik dan rentang confidence interval nya, sedangkan aplikabilitas
ditentukan dengan keadaan pasien dan situasi sarana/prasarana yang
tersedia.
www.idai.or.id
Apakah studi yang dilaporkan itu sahih
Apakah hasil yang diperoleh penting
Apakah hasil studi yang sahih dan penting tersebut dapat
diterapkan pada pasien kita
8. Petunjuk/ tata cara untuk menseleksi makalah ilmiah
9. Bagian yg pnting dri makalah ilmiah
Metode penelitian, karena pada metode penelitian menerangkan
tentang subyek penelitian, cara pengambilan sampel, cara
pemeriksaan dan analisis data. Dari metodologi penelitian juga dapat
digunakan untuk menetapkan artikel tersebut valid atau tidak.
10.
Bagaimana menilai pentingnya suatu makalah penelitian

Anda mungkin juga menyukai