Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Stroke adalah suatu Brain attack atau serangan otak karena gangguan
pembuluh darah atau suplai darah ke otak yang sering terjadi mendadak dengan gejala
yang beragam.Penyakit ini tergolong dalam penyakit cerebrovascular disease (CVD) dan
merupakan salah satu penyakit gawat darurat. WHO mendeskripsikan stroke sebagai
gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah
otak dan bukan oleh yang lain dari itu. Gejala yang paling sering ditemukan adalah
keadaan lumpuh separuh badan (hemiparese)dengan atau tanpa penurunan kesadaran.
Menurut WHO setiap tahun 15 juta orang menderitastroke , 5 juta meninggal, 5 juta cacat
permanen.Stroke dibagikan kepada 2 yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke
iskemik merujuk kepada stroke yang disebabkan oleh trombosis atau emboli dan tipe ini
lebih seringterjadi dari stroke hemoragik.
Transient Ischemic Attack (TIA)Merupakan suatu gejala neurologis fokal yang
bersifat sementara akibat iskemik fokalserebri dan tidak berhubungan dengan permanen
serebral infark. TIA merupakan faktor risiko penting terjadinya stroke iskemik.
Kebanyakannya disebabkan oleh emboli.
Gangguan peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA ( Cerebro
Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan aliran
darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak ( dalam beberapa detik) atau secara
cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang
terganggu.
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun
menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau
berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vascular.
1

1.2 Tujuan
A. Tujuan umum
Untuk mendapatkan pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien SI (Stroke Ishkemik) dengan menggunakan proses keperawatan.
B. Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada pasien U dengan Diagnosa medis SI di Ruang
Neurologi.
2. Mampu membuat diagnosa keperawatan menurut prioritas pada pasien.
3. Mampu membuat rencana askep pada pasien U dengan diagnose medis SI di Ruang
Neurologi.
4. Mampu menerapkan tindakan keperawatan pada pasien U dengan Diagnosa medis SI.
5. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang telah diterapkan.
1.3 Manfaat
1. Manfaat bagi praktek keperawatan
Untuk menambah pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien
stroke iskemik
2. Manfaat bagi Institut
Untuk member bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar terutama pada
perawatan Stroke Iskemik, Juga sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan bagi
mahasiswa keperawatan yang berkaitan dengan cara perawatan stroke iskemik
3. Manfaat bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pendalaman penulis tentang stroke iskemik

BAB II
Tujuan Teoritis
2.1 Pengertian
Stroke Iskemik adalah stroke yang disebabkan oleh karena penyumbatan pembuluh
darah ke otak, biasa disebabkan karena endapan lemak yang menumpuk karena seringnya
makan makanan yang berlemak dan berkolesterol sehingga lemak menutup jalur pembuluh
darah ke otak atau endapan lemak yang menumpuk lepas dari kawanannya dan mengalir ke
pembuluh darah otak dan menyumbat saluran darah tersebut ke otak, sehingga sel otak tidak
mendapatkan oksigen dan asupan yang cukup dan menyebabkan disfungsinya sebagian selsel otak yang mengakibatkan kelumpuhan.
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah
ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik.
Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena
adanya gangguan denyut jantung.
Stroke iskemik dapat juga diklasifikasikan berdasarkan perjalanan penyakitnya, yaitu :
1. TIAS (Trans Ischemic Attack)
Gangguan neurologist sesaat, beberapa menit atau beberapa jam saja dan gejala akan
hilang sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
2. Rind (Reversible Ischemic Neurologis Defict)
Gangguan neurologist setempat yang akan hilang secara sempurna dalam waktu 1
minggu dan maksimal 3 minggu.
3. Stroke in Volution
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang muncul semakin
berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya berjalan dalam beberapa jam atau beberapa
3

hari.
4. Stroke Komplit
Gangguan neurologist yang timbul bersifat menetap atau permanent
Serangan Iskemik Sesaat (Transient Ischemic Attacks, TIA) adalah gangguan fungsi
otak yang merupakan akibat dari berkurangnya aliran darah ke otak untuk sementara waktu.
TIA lebih banyak terjadi pada usia setengah baya dan resikonya meningkat sejalan dengan
bertambahnya umur. Kadang-kadang TIA terjadi pada anak-anak atau dewasa muda yang
memiliki penyakit jantung atau kelainan darah.
2.2 Etiologi.
Penyebab-penyebabnya antara lain:
a. Trombosis
bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher: Arteriosklerosis serebral.
b. Embolisme serebral
bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain:
endokarditis, penyakit jantung reumatik, infeksi polmonal.
c. Iskemia
penurunan aliran darah ke area otak: Kontriksi ateroma pada arteri.
d. Hemoragi Serebral
Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang
sekitar otak
Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan
darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah. Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang
jalur arteri yang menuju ke otak. Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di
4

dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat
serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian
besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam
darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil. Arteri karotis dan arteri vertebralis
beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari
tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli
serebral, yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung
dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi
atrium).
Emboli lemak jaringan menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari
sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di
dalam sebuah arteri. Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi
menyebabkan menyempitnya pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya
kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan
stroke. Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran
darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika
tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun.
Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena
cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal. Faktor resiko
pada stroke
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium,
penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)
6. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
5

7. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan kadar estrogen
tinggi)
8. Penyalahgunaan obat ( kokain)
9. Konsumsi alkohol
2.3 Tanda dan Gejala
Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak bergantung
pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokalisasinya. Gejala utama gangguan
peredaran darah otak iskemik akibat trombosis serebri ialah timbulnya defisit neurologik
secara mendadak/subakut, didahului gejala prodromal, terjadi pada waktu istirahat atau
bangun pagi dan kesadaran biasanya tak menurun. Biasanya terjadi pada usia lebih dari 50
tahun. Pada pungsi lumbal, liquor serebrospinalis jernih, tekanan normal, dan eritrosit
kurang dari 500. Pemeriksaan CT Scan dapat dilihat adanya daerah hipodens yang
menunjukkan infark/iskmik dan edema.
Gangguan peredaran darah otak akibat emboli serebri didapatkan pada usia lebih
muda, mendadak dan pada waktu aktif. Sumber emboli berasal dari berbagai tempat yakni
kelainan jantung atau ateroma yang terlepas. Kesadaran dapat menurun bila embolus cukup
besar. Likuor serebrospinalis adalah normal.
Pendarahan otak dilayani oleh 2 sistem yaitu sistem karotis dan sistem
vertebrobasilar. Gangguan pada sistem karotis menyebabkan :
1. Gangguan penglihatan
2. Gangguan bicara, disfasia atau afasia
3. Gangguan motorik, hemiplegi/hemiparese kontralateral
4. Ganguan sensorik
Gangguan pada sistem vertebrobasilar menyebabkan :
1. Ganguan penglihatan, pandangan kabur atau buta bila gangguan pada lobus oksipital
2. Gangguan nervi kranialais bila mengenai batang otak
3. Gangguan motorik
6

4. Ganggguan koordinasi
5. Drop attack
6. Gangguan sensorik
7. Gangguan kesadaran
Bila lesi di kortikal, akan terjadi gejala klinik seperti; afasia, gangguan sensorik kortikal,
muka dan lengan lebih lumpuh atau tungkai lebih lumpuh., eye deviation, hemipareses yang
disertai kejang. Bila lesi di subkortikal, akan timbul tanda seperti; muka, lengan dan tungkai
sama berat lumpuhnya, distonic posture, gangguan sensoris nyeri dan raba pada muka
lengan dan tungkai (tampak pada lesi di talamus). Bila disertai hemiplegi, lesi pada kapsula
interna. 3 Bila lesi di batang otak, gambaran klinis berupa: hemiplegi alternans, tanda-tanda
serebelar, nistagmus, gangguan pendengaran, gangguan sensoris, disartri, gangguan
menelan, deviasi lidah. Bila topis di medulla spinalis, akan timbul gejala seperti; gangguan
sensoris dan keringat sesuai tinggi lesi, gangguan miksi dan defekasi.
Sebagian besar kasus terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan
kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Stroke bisa menjadi bertambah
buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang
mati (stroke in evolution). Perkembangan penyakit bisasanya (tetapi tidak selalu) diselingi
dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau tejadi
beberapa perbaikan.

Gejala yang terjadi tergantung kepada daerah otak yang terkena:


1. Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi
tubuh
2. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
3. Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran
4. Penglihatan ganda
5. Pusing
6. Bicara tidak jelas (rero)
7. Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
8. Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
7

9. Pergerakan yang tidak biasa


10. Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih
11. Ketidakseimbangan dan terjatuh
12. Pingsan.
Kelainan neurologis yang terjadi lebih berat, lebih luas, berhubungan dengan koma
atau stupor dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bisa menyebabkan depresi atau
ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.
Stroke bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak. Hal ini berbahaya karena ruang
dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh merusak jaringan otak
dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya sendiri tidak bertambah luas
Gejala gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang disebabkan
oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul bervariasi, bergantung
bagian otak yang terganggu.
Gejala-gejala itu antara lain bersifat::
1. Sementara Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan
hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient ischemic attack
(TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.
2. Sementara,namun lebih dari 24 jam, Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini dissebut
reversible ischemic neurologic defisit (RIND).
3. Gejala makin lama makin berat (progresif) Hal ini desebabkan gangguan aliran darah
makin lama makin berat yang disebut progressing stroke atau stroke inevolution.Sudah
menetap/permanen
2.4 Komplikasi
Komplikasi stroke menurut Satyanegara (1998):
a. Komplikasi Dini (0-48 jam pertama)
1. Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapatmengakibatkan
peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan akhirnya menimbulkan kematian.
8

2. Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.

b. Komplikasi Jangka pendek (1-14 hari pertama)


1. Pneumonia: Akibat immobilisasi lama
2. Infark miokard
3. Emboli paru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke, seringkali pada saat penderita
mulai

mobilisasi.

4. Stroke rekuren: Dapat terjadi pada setiap saat.


c. Komplikasi Jangka panjang
Stroke rekuren, infark miokard, ga ngguan vaskular lain: penyakit vaskularperifer.
Menurut Smeltzer (2001), komplikasi yang terjadi pada pasien stroke
yaitu:
1. Hipoksia serebral
Diminimalakan dengan memberikan oksigenasi darah adekuat ke otak. Fungsi otak
tergantung pada ketersediaan O2 yang dikirimkan ke jaringan. Pemberian O2 suplemen
dan mempertahankan hemoglobin dan hematokrit pada tingkat dapat diterima akan
membantu dalam mempertahankan hemoglobin dan hematrokit pada tingkat dapat
diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenasi jaringan adekuat.
2. Aliran darah serebral
Bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan intregitas pembuluh darah serebral.
Hidrasi adekuat ( cairan intravena) harus menjamin penurunan vikosis darah dan
memperbaiki aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.
3. Embolisme serebral
Dapat terjadi setelah infark miokard / fibrilasi atrium / dapat berasal dari katup jantung
protestik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya menurunkan
aliran darah serebral. Disritmia dapat mengakibtakan curah jantung tidak konsisten dan
penghentian trombul lokal. Selain itu disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan
harus diperbaiki.
9

2.5 Terapi
RL 20 tts/i
Inj. Citicoline 1 amp/12 jam
Inj. Ranitidine 1 amp/8 jam
B complex 3x1
Amlodipine 1x1
2.6 Penatalaksanaan
Secara umum, penatalaksanaan pada pasien stroke adalah:
1. Miringkan posisi jika muntah.
2. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan
oksigen sesuai kebutuhan
3. Tanda-tanda vital diusahakan stabil
4. Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia
5. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
6. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi
7. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat meningkatkan
TIK
8. Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran menurun atau
ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT
BAB III
10

TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini penulis menyajikan sebuah kasus tentang hasil pelaksanaan asuhan
keperawatan pada Tn. U dengan diagnosa SI (Stroke Ishkemik) yang di rawat di Ruang
Neurologi di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara. Untuk mendapatkan data, penulis
menggunakan metode ananmnese/wawancara langsung dengan pasien dan keluarga serta dari
referensi keadaan klien yang termuat dalam status klien.
I. BIODATA
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama

: Tn. U

Jenis kelamin

: Laki-laki

Umur

: 60 tahun

Status perkawinan

: Kawin

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Bertani

Alamat

: Langkahan

Tanggal masuk rumah sakit

: 8 Desember 2013

No. Register

: 05. 38. 11

Ruang/kamar

: Neurologi/II

Golongan darah

:B

Tanggal pengkajian

: 9 Desember 2013

Diagnosa medis

: SI (Stroke Iskhemik)
11

B. Penangguang jawab
Nama

Hubungan dengan pasien

: Anak kandung

Pekerjaan

: Bertani

Alamat

: Langkahan

II. KELUHAN UTAMA


Tangan kanan dan kaki kanan klien lemah disertai demam
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
1. Provocative/ Palliative
A. Apa Penyebabnya
Stroke Iskemik
B. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Di bawa ke rumah Sakit
2. Quantity/ Quality
A. Bagaimana dirasakan
Tangan kanan dan kaki kanan lemas
B. Bagaimana dilihat
Klien sangat susah menggerakkan tangan dan kaki kanan
3. Ragion
A. Dimana lokasinya
Tangan kanan dan kaki kanan
B. Apakah menyebar
Tidak menyebar
4. Savety (menggunakan aktivitas)
Sangat menganggu aktivitas (susah bergerak)
5. Time ( Kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya
Sejak 5 bulan yang lalu sebelum dilakukan pengkajian
IV.

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


a.Orang tua
Klien mengatakan orang tuanya tidak menderita penyakit seperti yang dideritanya.
b. Saudara kandung

12

Klien mengatakan saudara kandungnya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
dideritanya
c.Penyakit keturunan yang ada
Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan.
d. Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang meninggal
e.Penyebab meninggal
Klien tidak ada yang meninggal.
f. Genogram

g.
60 tahun

Gambar genogram keluarga


Perempuan hidup
Laki- laki meninggal
Laki- laki hidup
Klien
----- tinggal serumah
Garis keturunan
13

V. RIWAYAT / KEADAAN PSIKOSOSIAL


A. Bahasa yang di gunakan sehari-hari
Pasien menggunakan bahasa Aceh
B. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien berharap cepat sembuh
C. Konsep diri:
1. Body image

: pasien menyukai seluruh anggota tubuhnya

2. Ideal diri

: klien berharap agar cepat sembuh dan bias beraktifitas seperti


biasa

3. Harga diri

: baik

4. Peran diri

: klien berperan sebagai kepala keluarga

5. Personal identity : klien sebagai kepala keluarga


D. Keadaan emosi
Klien dapat mengontrol emosi(stabil)
E. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara
Klien terlihat sulit menanggapi lawan bicara
F. Hubungan dengan keluarga
Baik
G. Hubungan dengan orang lain
Baik
H. Kegemaran
Klien mengatakan gemar memancing
I. Mekanisme pertahanan diri
Baik
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
Keadaan umum klien lemah,kesadaran : Compost Mentis
14

TB : 160 cm
BB : 50 kg
B. Tanda vital
Suhu tubuh

: 36 C

TD

: 150/90 mmhg

Nadi

: 82x/i

RR

: 20x/i

C. Pemeriksaan kepala dan leher


1.

Kepala dan rambut

a. Kepala
Kulit kepala

: Bentuk simetris
: bersih tidak ada ketombe

b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut tidak merata, keadaan
rambut baik

Bau

: Rambutnya tidak berbau

Warna kulit

: Putih

c. Wajah
Warna kulit

: Oval, tidak ada kelainan


: Sawo matang

Struktur wajah: Lonjong


2. Mata
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan
Mata klien lengkap, simetris kiri dan kanan
b. Palpebra
15

Palpebra klien normal/tidak terdapat kelainan


c. Konjuktiva dan sclera
Konjuktiva dan sclera pucat
d. Pupil
Pupil klien normal dapat beradaptasi dengan rangsangan cahaya
e. Kornea
Kornea dan iris klien tidak terjadi gangguan
f. Visus
Visus klien normal/dapat melihat dalam ketajaman 6/6
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septumnasi
Tulang hidup dan posisi septumnasi normal/simetris
b. Lubang hidung
Lubang hidung klien normal/simetris kiri dan kanan
c. Cuping hidung normal
Tidak terdapat cuping hidung pada klien
4. Telinga
a. Bentuk telinga
Bentuk telinga klien simetris kiri dan kanan
b. Ukuran telinga
Ukuran telinga klien sedang
c. Ketajaman pendengaran
Klien dapat mendengar gesekan rambut dibelakang telinga
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir
Keadaan bibir kering
16

b. Keadaan gusi dan gigi


Keadaan gusi dan gigi bersih
c. Keadaan lidah
Keadaan lidah klien normal/tidak terdapat kelainan
6. leher
a. Tiroid
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Suara
Terasa adanya getaran di bagian leher
c. Vena jugularis
Tidak tampak vena jugularis
d. Denyut nadi karotis
Teraba adanya denyut nadi karotis
C. Pemeriksaan intergument
a. Kebersihan
Baik,kulit tampak bersih.
b. warna
warna kulit klien sawo matang
c. Turgor
Turgor kulit jelek
d. kelembaban : Kering
D. Pemeriksaa thorak/dada
a. Inspeksi thorak
a). Bentuk thorak : Simetris kiri dan kanan
b). Pernafasan

: Normal
17

c). Frekuensi

: 20x/menit

d). Irama : Reguler/teratur


b. Pemeriksaan paru-paru
tidak di lakukan pemeriksaan
c.Pemeriksaan jantung
tidak di lakukan pemeriksaan
E. Pemeriksaan abdomen
Tidak dilakukan pemeriksaan
F. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
a. Genitelia
Tidak dilakukan pemeriksaan
b. Anus
1) Lubang anus

: Tidak melakukan pemeriksaan

2) Kelainan pada anus : Tidak melakukan pemeriksaan


3)
G. Pemeriksaan musculoskeletal/ekstremitas
1. Ekstremitas Atas :
a. Kesimetrisan Otot

: Simetris
Kiri
: Tidak ada
:
5555
: Tidak ada

b. Edema (derajat)
c. Kekuatan Otot
d. Kelainan pada ekstremitas
2. Ekstremitas Bawah
a. Kesimetrisan Otot
b.
c.
d.
e.

: Simetris
Kiri
: Tidak ada
:
5555
: Tidak ada
: Tidak ada

Edema
Kekuatan Otot
Kelainan pada ekstremitas
Varises

18

kanan
Tidak ada
5555

Kanan
Tidak ada
3333

H. Pemeriksaan neurologis
a. Tingkat kesadaran : GCS 15, E : 4, M : 6 V : 5
b. Meningeal sign : Tidak adanya kaku kuduk
c. Status mental
a)

Kondisi emosi

: Dapat mengontrol emosi

b) Orientasi

: Baik

c)

: Proses pikir baik

Proses berfikir

d) Motivasi

: Klien menginginkan kesembuhan secepatnya

e)

: Klien dapat berbicara dengan baik

Bahasa

d. Fungsi nervus cranial


Klien mampu membedakan aroma obat dan buah-buahan
e. Fungsi motorik
Fungsi motorik ekstremitas atas dan bawah terganggu
f. Fungsi sensorik
Klien dapat merasakan panas, dan rangsangan dingin
g. Refleks
Refleks klien normal
VII.

POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


A. Pola tidur
a. Sebelum sakit
1) Waktu tidur

: 22.00 WIB

2) Waktu bangun

: 04.30 WIB

3) Masalah tidur

:-

4) Hal-hal yang mempengaruhi tidur

:-

5) Hal-hal yang mempermudah tidur

:-

b. Selama sakit
1) Waktu tidur

: 21.00 WIB

2) Waktu bangun

: 06.00 WIB

3) Masalah tidur

: kurang nyaman akibat rasa nyeri di kepala


19

4) Hal-hal yang mempengaruhi tidur : rasa nyaman


5) Hal-hal yang mempermudah tidur : -

B. Pola eliminasi
a. Sebelum Sakit :
1. BAB
- Pola BAB
: 1x sehari
- Karakteristik Fases :
o Warna
: Normal
o Konsistensi
: Normal
o Bau
: Normal
- Riwayat perdarahan : Tidak ada
2. BAK
- Pola BAK
: Rutin
- Karakteristik
: Normal
o Warna
: Kuning-kekuningan
o Bau
: Normal
o Berat Jenis
: Normal
- Riwayat penyakit ginjal : Tidak ada
b. Selama Sakit
1. BAB
- Pola BAB
- Karakteristik Fases
o Warna
o Konsistensi
o Bau
- Riwayat perdarahan

: 2 hari sekali
: Normal
: Normal
: Normal
: Tidak ada

2. BAK
- Pola BAK
: Rutin
- Karakteristik
o Warna
: Normal
o Bau
: Normal
o Berat Jenis
: Normal
- Riwayat penyakit ginjal: Tidak ada
C. Pola Makan dan Minum
a. Sebelum sakit
1. Pola makan
- Diet (type)

: Makanan biasa
20

- Jumlah/porsi
- Pola diet
- Anoreksia
- Mual-muntah
- Nyeri ulu hati
- Alergi makanan
- BB biasa (sebelumnya)
2. Tanda objek
- BB sekarang
- TB
- Bentuk tubuh
3. Waktu pemberian makan
4. Masalah makanan
- Kesulitan mengunyah
- Kesulitan menelan
- Tidak dapat makan
5. Pola minum
- Jumlah/porsi
- Kesulitan menelan
b. Selama sakit
1. Pola makan
- Diet (type)
- Jumlah/porsi
- Pola diet
- Anoreksia
- Mual-muntah
- Nyeri ulu hati
- Alergi makanan
- BB biasa (sebelumnya)
2. Tanda objek
- BB sekarang
- TB
- Bentuk tubuh
3. Waktu pemberian makan
4. Masalah makanan
- Kesulitan mengunyah
- Kesulitan menelan
- Tidak dapat makan
5. Pola minum
- Jumlah/porsi
- Kesulitan menelan

: Normal
: 3 kali sehari
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: 50 kg
: 48 kg
: 160 cm
: Kurus
: Pagi, siang, sore
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: 1,3 Liter
: Tidak ada
: Makanan biasa
: Normal
: 3 kali sehari
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: 50 kg

: 48 kg
: cm
: Kurus
: Pagi, siang, sore
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: 1,5 Liter
: Tidak ada

D. Kebersihan diri/personal hygiene


a. Sebelum sakit
21

1.
2.
3.

Pemeliharaan badan
Pemeliharaan gigi dan mulut
Pemeliharaan kuku

: Baik
: Baik
: Baik

b. Selama sakit
1. Pemeliharaan badan
2. Pemeliharaan gigi dan mulut
3. Pemeliharaan kuku

: Baik
: Baik
: Baik

E. Pola kegiatan / aktifitas


a. Sebelum sakit
b. Selama sakit
F. Kebiasaan ibadah
a. Sebelum sakit
b. Sesudah sakit

: bertani
: Aktifitas terhambat, klien hanya tidur
: Rutin
: Tidak rutin

VIII. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANGAN/DIAGNOSTIK


a. Laboratorium
Hb 8,3 g%
Eritrosit 2,6 x 106/mm3
Leukosit 4,4 x 103/mm3
Hematokrit 24,7 %
b. Rontgen
Tidak dilakukan pemeriksaan
c. EGC
Tidak dilakukan pemeriksaan
d. EKG
Tidak dilakukan pemeriksaan
e. Lain-lain
Tidak dilakukan pemeriksaan

IX. PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


Nama Obat

Dosis
22

RL (Ringer Laktat)

20 tts/1

Inj. Citicoline

1 amp/12 jamm

Inj. Ranitidine

1 amp/8 jam

B. comp

3x1

Amlodipin

1x1

X. ANALISA DATA
NO
1.

DATA

PENYEBAB

MASALAH

Ds: Klien mengatakan sakit kepala,

Penyempitan

Gangguan perfusi

mual, dan demam


Do:-Pasien terlihat lemah
-Temp: 36C
TD: 150/90 MmHg
HR: 80x/i
RR: 22x/i
Mukosa mulut: kering
-Tangan dan kaki klien lemas

pembuluh darah

jaringan otak

Ds: -Klien mengatakan lemas


-Klen mengatakan dirinya sulit

Hemiparese

Gangguan
mobilitas fisik

untuk melakukan aktivitas


DO:
-Klien terlihat lemah tanpa melakukan
banyak pergerakan
-Klien melakukan aktivitas dibantu
oleh keluarga
-tangan kanan dan kaki kanan lemah
-Kekuatan otot: lemah

Ds: Klien mengatakan susahnya

Penurunan sirkulasi
23

Gangguan

berkomunikasi dengan orang sekitar

darah otak

komunikasi verbal

dikarenakan lawan bicaranya susah


mengerti apa yang dibicarakannya
Do:
-Komunikasi dilakukan dengan
mengulang-ulang kata
- Terganggunya nervus fascialis

XI. PRIORITAS MASALAH


1.
Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan penyempitan pembuluh
2.
3.

darah
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparase
Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah

otak
XII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No

Diagnosa Keperawatan

Tujuan / Kriteria

Intervensi

Hasil

Keperawatan

Gangguan perfusi

-Tidak ada

-Berikan

-Keluarga lebih

jaringan otak yang

keluhan nyeri

penjelasan kepada

berpartipasi dalam

berhubungan dengan

kepala, mual,

keluarga klien

proses

penyempitan pembuluh

demam

tentang sebab-

penyembuhan

darah, ditandai dengan:

-Tanda-tanda vital

sebab peningkatan
TIK dan akibatnya

Ds: Klien mengatakan

normal (nadi: 60-

sakit kepala, mual, dan

100x/i,suhu:36-

-Anjurkan klien

demam

36,7C,

untuk bed rest total

Do:

pernafasan 1620x/i)

-Pasien terlihat lemah


-Temp:36C

-Untuk mencegah
penyempitan ulang
-Mengetahui setiap
perubahan yang

-Observasi dan

terjadi pada klien

catat tanda-tanda

secara dini dan

vital dan tekanan

untuk penetapan

intracranial tiap 2

tindakan yang

jam
24

Rasionalisasi

TD: 150/90MmHg

-Berikan posisi
kepala lebih tinggi

HR: 80x/i

( beri bantal tipis)

RR: 22x/i
Mukosa mulut: kering

tekanan arteri dan


memperbaiki

lingkungan yang

sirkulasi serebral

pengunjung

lemah

-Mengurangi

- Ciptakan
tenang dan batasi

-tangan dan kaki kanan

tepat

-Ransangan
aktivitas yang

-Kolaborasi dengan

meningkat dapat

tim dokter dalam

meningkatkan

pemberian

kenaikan TIK

neuroprotektor

istirahat total dan


ketenangan
mungkin
diperlukan untuk
pencegahan
-Memperbaiki sel
yang masih
variabel

Gangguan mobilitas fisik

Klien mampu

-Ubah posisi klien

-Menurunkan

berhubungan dengan

melaksanakan

tiap 2 jam

resiko terjadinya

hemiparase, di tandai

aktivitas fisik

dengan:

sesuai dengan

Ds: Klien mengatakan


lemas

kemampuannya
kriteria hasil:
-Tidak terjadinya

dirinya sulit melakukan

kontraktur sendi

DO: :-Klien terlihat

untuk melakukan
latihan gerak aktif
pada ekstremitas

-Klien mengatakan
aktivitas

- Ajarkan klien

- Bertambahnya
kekuatan otot
25

yang tidak sakit


- Lakukan gerak
pasif pada
ekstremitas yang

iskemia jaringan
akibat sirkulasi
darah yang jelek
pada daerah yang
tertekan
- Gerakan aktif
memberikan
massa, tonus dan
kekuatan otot serta

lemah tanpa melakukan

- Klien

banyak pergerakan

menunjukkan

-Klien melakukan
aktivitas dibantu oleh
keluarga

sakit

tindakan untuk
meningkatkan

-Tinggikan kepala
dan tangan
-Kolaborasi dengan

mobilitas

ahli fisioterapi

-tangan kanan dan kaki

untuk latihan fisik

kanan lemah

klien

-Kekuatan otot:

Gangguan komunikasi

memperbaiki
fungsi jantung dan
pernapasan
-Otot volunteer
akan kehilangan
tonus dan
kekuatannya bila
tidak dilatih untuk
digerakkan

-Berikan metode

-Memenuhi

verbal yang berhubungan komunikasi klien

alternative

kebutuhan

dengan penurunan

dapat berfungsi

komunikasi, misal

komunikasi sesuai

sirkulasi darah otak,

secara optimal

dengan bahasa

dengan

isyarat

kemampuan klien

-Antipasi setiap

-Mencegah rasa

kebutuhan klien

putus asa dan

saat berkomunikasi

ketergantungan

ditandai dengan:
Ds: Klien mengatakan
susahnya berkomunikasi
dengan orang sekitar
dikarenakan lawan
bicaranya susah mengerti
apa yang dibicarakannya
Do: -Suara Pelo
-Komunikasi dilakukan
dengan mengulang-ulang
kata

Proses

Kriteria hasil:
-Terciptanya
suatu komunikasi
dimana kebutuhan

pada orang lain

klien dapat

-Bicaralah dengan

dipenuhi

klien secara pelan

-Mengurangi

dan gunakan

kecemasan dan

pertanyaan yang

kebingungan pada

jawabannya ya

saat komunikasi

- Klien mampu
merespon setiap
berkomunikasi
secara verbal
maupun isyarat

- Terganggunya nervus
fascialis
26

atau tidak

-Mengurangi

-Anjurkan kepada

isolasi social dan

keluarga untuk

meningkatkan

tetap

komunikasi yang

berkomunikasi
dengan klien

efektif
-Memberi

-Hargai

semangat pada

kemampuan klien

klien agar lebih

dalam

sering melakukan

berkomunikasi

komunikasi

-Kolaborasi dengan

-Melatih klien

fisioterapi untuk

belajar bicara

latihan wicara.

secara mandiri
dengan baik dan
benar

XIV. IMPLEMENTASI
No

Diagnosa keperawatan

Implementasi

Evaluasi (SOAP)

Gangguan perfusi jaringan otak

-Memberikan

S:Klien

yang berhubungan dengan

penjelasan kepada

mengatakan masih

penyempitan pembuluh darah

keluarga klien

dan pusingnya

tentang sebab- sebab


peningkatan TIK
dan akibatnya
-Menganjurkan
klien untuk bed rest
total
27

O: Pasien terlihat
lemah
-Temp: C
TD: MmHg

-Mengobservasi dan
catat tanda-tanda
vital
-Memberikan posisi
kepala lebih tinggi

HR: 80x/i
RR: 22x/i
Mukosa mulut:
kering

( beri bantal tipis)

-tangan dan kaki

- Menciptakan

kanan lemah
A: Masalah belum

lingkungan yang
tenang dan batasi

teratasi
P: Intervensi

pengunjung

dilanjutkan

-Kolaborasi dengan
tim dokter dalam
pemberian
neuroprotektor
2

Gangguan mobilitas fisik

-Mengubah posisi

S: Klien

berhubungan dengan hemiparase

klien tiap 2 jam

mengatakan masih

- Mengajarkan klien

lemah
-Klien mengatakan

untuk melakukan

dirinya masih sulit

latihan gerak aktif

melakukan

pada ekstremitas
yang tidak sakit

aktivitas
O:K/U lemah
-Klien melakukan

- Melakukan gerak

aktivitas dibantu

pasif pada

oleh keluarga
-tangan dan kaki

ekstremitas yang
sakit
- Memberikan
papan kaki pada
ekstremitas dalam
28

kanan lemah
-Kekuatan otot
-

posisi fungsionalnya
-Meninggikan
kepala dan tangan
-Kolaborasi dengan
ahli fisioterapi
untuk latihan fisik
klien
3.

Gangguan komunikasi verbal yang

-memberikan

S: Klien

berhubungan dengan penurunan

metode alternative

mengatakan orang

sirkulasi darah otak

komunikasi, misal

sekitarnya masih

dengan bahasa

sulit mengerti apa

isyarat

yang di

-Mengatipasi setiap
kebutuhan klien saat

bicarakannya
O:
-Komunikasi

berkomunikasi

dilakukan dengan

-Bicara dengan
klien secara pelan
dan gunakan
pertanyaan yang
jawabannya ya
atau tidak
-Menganjurkan
kepada keluarga
untuk tetap
berkomunikasi
dengan klien
-Menghargai
kemampuan klien
29

mengulang-ulang
kata
A: Masalah belum
teratasi
P:Intervensi
dilanjutkan
-

dalam
berkomunikasi
-Kolaborasi dengan
fisioterapi untuk
latihan wicara.

XV. EVALUASI
Evaluasi tanggal 9 Desember 2013
NO DX

Tanggal/ hari

Catatan Perkembangan (SOAP-SOAPIE)

9 Desember

S:Klien mengatakan demamnya dan

2013/ Senin

pusingnya sudah agak berkurang


O: Pasien terlihat lemah
-Temp:36C
TD: 150/90MmHg
HR: 80x/i
RR: 22x/i
Mukosa mulut: kering
30

Paraf

-tangan dan kaki kanan lemah


A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
1.Periksa tanda-tanda vital
2. Atur posisi kepala pasien lebih
Tinggi
3.Ciptakan suasana yang tenang
Dan batasi pengunjung
4.Kolaborasi: berikan obat
neuroprotektor
I: 1.Memeriksa tanda-tanda vital
2.Mengatur posisi kepala pasie lebih
tinggi
3.Menciptakan suasana yang tenang
dan membatasi pengunjung
E: Klien mengatakan masih pusing dan
demam
: Pasien terlihat lemah
-Temp:36C
TD: 150/90MmHg
HR: 80x/i
RR: 22x/i
31

Mukosa mulut: lembab


-tangan dan kaki kanan lemah

2.

S: Klien mengatakan masih lemah


-Klien mengatakan dirinya masih sulit
melakukan aktivitas
O:K/U lemah
- aktivitas dibantu oleh keluarga
-tangan dan kaki kanan lemah
-Kekuatan otot lemah
A: Masalah belum teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
1. Ubah posisi klien setiap 2 jam
2. Ajarkan klien melakukan gerak
pasif pada ekstremitas yang tidak
sakit
3. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
untuk latihan fisik klien.
I:
1. Mengubah posisi klien setiap 2 jam
2.Mengajarkan klien melakukan gerak
pasif pada ekstremitas yang tidak sakit
3.Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
untuk latihan fisik klien.
E:klien mengatakan tangan dan kaki
kanan masih lemah
-kekuatan otot: lemah
32

-Klien bed rest total


- Klien melakukan aktivis dibantu
keluarga

S: Klien mengatakan orang sekitarnya


masih sulit mengerti apa yang di
bicarakannya
O:
-Komunikasi dilakukan dengan
3.

mengulang-ulang kata
-Terganggunya nervus fascialis
A: Masalah belum teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
1. Bicara dengan klien secara pelan
2. Anjurkan keluarga untuk tetap
berkomunikasi
3. Hargai kemampuan klien dalam
berbicara
I: Bicara dengan klien secara pelan
2,Anjurkan keluarga untuk tetap
berkomunikasi
3.Hargai kemampuan klien dalam
berbicara
E: Klien mengatakan suaranya belum
jelas

33

Evaluasi tanggal 10
NO DX

Tanggal/ hari

Catatan Perkembangan (SOAP-SOAPIE)

10 Desember

S:Klien mengatakan demamnya dan

2013/ Selasa

pusingnya sudah agak berkurang


O: Pasien terlihat lemah
-Temp:36C
TD: 150/90 MmHg
HR: 80x/i
RR: 22x/i
Mukosa mulut: kering
-tangan dan kaki kanan lemah
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
1.Periksa tanda-tanda vital
2. Atur posisi kepala pasien lebih
Tinggi
34

Paraf

3.Ciptakan suasana yang tenang


Dan batasi pengunjung
4.Kolaborasi: berikan obat
neuroprotektor
I: 1.Memeriksa tanda-tanda vital
2.Mengatur posisi kepala pasie lebih
tinggi
3.Menciptakan suasana yang tenang
dan membatasi pengunjung
E: Klien mengatakan masih pusing dan
demam
: Pasien terlihat lemah
-Temp:36C
TD: 150/90MmHg
HR: 80x/i
RR: 22x/i
Mukosa mulut: lembab
-tangan dan kaki kanan lemah

S: Klien mengatakan masih lemah


-Klien mengatakan dirinya masih sulit
2.

melakukan aktivitas
O:K/U lemah
- aktivitas dibantu oleh keluarga
-tangan dan kaki kanan lemah
35

-Kekuatan otot lemah


A: Masalah belum teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
1.
2.

Ubah posisi klien setiap 2 jam


Ajarkan klien melakukan gerak
pasif pada ekstremitas yang tidak

3.

sakit
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
untuk latihan fisik klien.

I:
1. Mengubah posisi klien setiap 2 jam
2.Mengajarkan klien melakukan gerak
pasif pada ekstremitas yang tidak sakit
3.Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
untuk latihan fisik klien.
E:klien mengatakan tangan dan kaki
kanan masih lemah
-kekuatan otot: lemah
-Klien bed rest total
- Klien melakukan aktivis dibantu
keluarga

S: Klien mengatakan orang sekitarnya


masih sulit mengerti apa yang di
36

bicarakannya
O:
-Komunikasi dilakukan dengan

3.

mengulang-ulang kata
-Terganggunya nervus fascialis
A: Masalah belum teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
4. Bicara dengan klien secara pelan
5. Anjurkan keluarga untuk tetap
berkomunikasi
6. Hargai kemampuan klien dalam
berbicara
I: Bicara dengan klien secara pelan
2,Anjurkan keluarga untuk tetap
berkomunikasi
3.Hargai kemampuan klien dalam
berbicara
E: Klien mengatakan suaranya belum
jelas

37

Evaluasi tanggal 11
NO

Tanggal/ hari

Catatan Perkembangan (SOAP-SOAPIE)

11 Desember

S:Klien mengatakan demamnya dan

2013/ Rabu

pusingnya sudah sudah hilang

DX
1

O: k/u baik
-Temp:36C
TD: 150/90 MmHg
HR: 80x/i
RR: 22x/i
Mukosa mulut: baik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

2.

S: Klien mengatakan tidak lagi lemah


O:K/U baik
- sebagian aktivitas dibantu oleh keluarga
-tangan dan kaki kanan baik
-Kekuatan otot baik
A: Masalah teratasi
P:Intervensi dihentikan

S: Klien mengatakan orang sekitarnya


sudah mengerti apa yang di bicarakannya
O: k/u baik
A: Masalah sudah teratasi
38

Paraf

P:Intervensi di hentikan
3.

39

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke adalah suatu Brain attack atau serangan otak karena gangguan pembuluh
darah atau suplai darah ke otak yang sering terjadi mendadak dengan gejala yang
beragam.Penyakit ini tergolong dalam penyakit cerebrovascular disease (CVD) dan
merupakan salah satu penyakit gawat darurat. WHO mendeskripsikan stroke sebagai gejalagejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan
bukan oleh yang lain dari itu. Gejala yang paling sering ditemukan adalah keadaan lumpuh
separuh badan (hemiparese)dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Menurut WHO setiap
tahun 15 juta orang menderitastroke , 5 juta meninggal, 5 juta cacat permanen.Stroke
dibagikan kepada 2 yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.
B. Saran
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat harus memandang secara menyeluruh
sebagai makhluk bio, psiko, social dan spiritual.
2. Dalam melakukan perawatan kepada pasien perlu data yang tepat dan akurat dari pasien,
perawat harus dengan pendekatan yang efektif dan terapeutik.
3. Untuk mencapai tujuan dalam memberikan proses keperawatan khususnya masalah yang
dihadapi oleh pasien Stroke ishkemik, maka perawat harus membina hubungan kerjasama
yang baik dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya.

40

Anda mungkin juga menyukai