BAB I (Repaired)
BAB I (Repaired)
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
A. Tujuan umum
Untuk mendapatkan pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan pada
klien SI (Stroke Ishkemik) dengan menggunakan proses keperawatan.
B. Tujuan khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada pasien U dengan Diagnosa medis SI di Ruang
Neurologi.
2. Mampu membuat diagnosa keperawatan menurut prioritas pada pasien.
3. Mampu membuat rencana askep pada pasien U dengan diagnose medis SI di Ruang
Neurologi.
4. Mampu menerapkan tindakan keperawatan pada pasien U dengan Diagnosa medis SI.
5. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang telah diterapkan.
1.3 Manfaat
1. Manfaat bagi praktek keperawatan
Untuk menambah pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien
stroke iskemik
2. Manfaat bagi Institut
Untuk member bahan masukan dalam kegiatan belajar mengajar terutama pada
perawatan Stroke Iskemik, Juga sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan bagi
mahasiswa keperawatan yang berkaitan dengan cara perawatan stroke iskemik
3. Manfaat bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pendalaman penulis tentang stroke iskemik
BAB II
Tujuan Teoritis
2.1 Pengertian
Stroke Iskemik adalah stroke yang disebabkan oleh karena penyumbatan pembuluh
darah ke otak, biasa disebabkan karena endapan lemak yang menumpuk karena seringnya
makan makanan yang berlemak dan berkolesterol sehingga lemak menutup jalur pembuluh
darah ke otak atau endapan lemak yang menumpuk lepas dari kawanannya dan mengalir ke
pembuluh darah otak dan menyumbat saluran darah tersebut ke otak, sehingga sel otak tidak
mendapatkan oksigen dan asupan yang cukup dan menyebabkan disfungsinya sebagian selsel otak yang mengakibatkan kelumpuhan.
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah
ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik.
Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena
adanya gangguan denyut jantung.
Stroke iskemik dapat juga diklasifikasikan berdasarkan perjalanan penyakitnya, yaitu :
1. TIAS (Trans Ischemic Attack)
Gangguan neurologist sesaat, beberapa menit atau beberapa jam saja dan gejala akan
hilang sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
2. Rind (Reversible Ischemic Neurologis Defict)
Gangguan neurologist setempat yang akan hilang secara sempurna dalam waktu 1
minggu dan maksimal 3 minggu.
3. Stroke in Volution
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang muncul semakin
berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya berjalan dalam beberapa jam atau beberapa
3
hari.
4. Stroke Komplit
Gangguan neurologist yang timbul bersifat menetap atau permanent
Serangan Iskemik Sesaat (Transient Ischemic Attacks, TIA) adalah gangguan fungsi
otak yang merupakan akibat dari berkurangnya aliran darah ke otak untuk sementara waktu.
TIA lebih banyak terjadi pada usia setengah baya dan resikonya meningkat sejalan dengan
bertambahnya umur. Kadang-kadang TIA terjadi pada anak-anak atau dewasa muda yang
memiliki penyakit jantung atau kelainan darah.
2.2 Etiologi.
Penyebab-penyebabnya antara lain:
a. Trombosis
bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher: Arteriosklerosis serebral.
b. Embolisme serebral
bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain:
endokarditis, penyakit jantung reumatik, infeksi polmonal.
c. Iskemia
penurunan aliran darah ke area otak: Kontriksi ateroma pada arteri.
d. Hemoragi Serebral
Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang
sekitar otak
Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan
darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah. Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang
jalur arteri yang menuju ke otak. Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di
4
dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat
serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian
besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam
darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil. Arteri karotis dan arteri vertebralis
beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari
tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli
serebral, yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung
dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi
atrium).
Emboli lemak jaringan menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari
sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di
dalam sebuah arteri. Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi
menyebabkan menyempitnya pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya
kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan
stroke. Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran
darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika
tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun.
Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena
cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal. Faktor resiko
pada stroke
1. Hipertensi
2. Penyakit kardiovaskuler: arteria koronaria, gagal jantung kongestif, fibrilasi atrium,
penyakit jantung kongestif)
3. Kolesterol tinggi
4. Obesitas
5. Peningkatan hematokrit ( resiko infark serebral)
6. Diabetes Melitus (berkaitan dengan aterogenesis terakselerasi)
5
7. Kontrasepasi oral( khususnya dengan disertai hipertensi, merkok, dan kadar estrogen
tinggi)
8. Penyalahgunaan obat ( kokain)
9. Konsumsi alkohol
2.3 Tanda dan Gejala
Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak bergantung
pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokalisasinya. Gejala utama gangguan
peredaran darah otak iskemik akibat trombosis serebri ialah timbulnya defisit neurologik
secara mendadak/subakut, didahului gejala prodromal, terjadi pada waktu istirahat atau
bangun pagi dan kesadaran biasanya tak menurun. Biasanya terjadi pada usia lebih dari 50
tahun. Pada pungsi lumbal, liquor serebrospinalis jernih, tekanan normal, dan eritrosit
kurang dari 500. Pemeriksaan CT Scan dapat dilihat adanya daerah hipodens yang
menunjukkan infark/iskmik dan edema.
Gangguan peredaran darah otak akibat emboli serebri didapatkan pada usia lebih
muda, mendadak dan pada waktu aktif. Sumber emboli berasal dari berbagai tempat yakni
kelainan jantung atau ateroma yang terlepas. Kesadaran dapat menurun bila embolus cukup
besar. Likuor serebrospinalis adalah normal.
Pendarahan otak dilayani oleh 2 sistem yaitu sistem karotis dan sistem
vertebrobasilar. Gangguan pada sistem karotis menyebabkan :
1. Gangguan penglihatan
2. Gangguan bicara, disfasia atau afasia
3. Gangguan motorik, hemiplegi/hemiparese kontralateral
4. Ganguan sensorik
Gangguan pada sistem vertebrobasilar menyebabkan :
1. Ganguan penglihatan, pandangan kabur atau buta bila gangguan pada lobus oksipital
2. Gangguan nervi kranialais bila mengenai batang otak
3. Gangguan motorik
6
4. Ganggguan koordinasi
5. Drop attack
6. Gangguan sensorik
7. Gangguan kesadaran
Bila lesi di kortikal, akan terjadi gejala klinik seperti; afasia, gangguan sensorik kortikal,
muka dan lengan lebih lumpuh atau tungkai lebih lumpuh., eye deviation, hemipareses yang
disertai kejang. Bila lesi di subkortikal, akan timbul tanda seperti; muka, lengan dan tungkai
sama berat lumpuhnya, distonic posture, gangguan sensoris nyeri dan raba pada muka
lengan dan tungkai (tampak pada lesi di talamus). Bila disertai hemiplegi, lesi pada kapsula
interna. 3 Bila lesi di batang otak, gambaran klinis berupa: hemiplegi alternans, tanda-tanda
serebelar, nistagmus, gangguan pendengaran, gangguan sensoris, disartri, gangguan
menelan, deviasi lidah. Bila topis di medulla spinalis, akan timbul gejala seperti; gangguan
sensoris dan keringat sesuai tinggi lesi, gangguan miksi dan defekasi.
Sebagian besar kasus terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan
kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Stroke bisa menjadi bertambah
buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang
mati (stroke in evolution). Perkembangan penyakit bisasanya (tetapi tidak selalu) diselingi
dengan periode stabil, dimana perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau tejadi
beberapa perbaikan.
mobilisasi.
2.5 Terapi
RL 20 tts/i
Inj. Citicoline 1 amp/12 jam
Inj. Ranitidine 1 amp/8 jam
B complex 3x1
Amlodipine 1x1
2.6 Penatalaksanaan
Secara umum, penatalaksanaan pada pasien stroke adalah:
1. Miringkan posisi jika muntah.
2. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan
oksigen sesuai kebutuhan
3. Tanda-tanda vital diusahakan stabil
4. Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia
5. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
6. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi
7. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat meningkatkan
TIK
8. Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran menurun atau
ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT
BAB III
10
TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini penulis menyajikan sebuah kasus tentang hasil pelaksanaan asuhan
keperawatan pada Tn. U dengan diagnosa SI (Stroke Ishkemik) yang di rawat di Ruang
Neurologi di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara. Untuk mendapatkan data, penulis
menggunakan metode ananmnese/wawancara langsung dengan pasien dan keluarga serta dari
referensi keadaan klien yang termuat dalam status klien.
I. BIODATA
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama
: Tn. U
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 60 tahun
Status perkawinan
: Kawin
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Bertani
Alamat
: Langkahan
: 8 Desember 2013
No. Register
: 05. 38. 11
Ruang/kamar
: Neurologi/II
Golongan darah
:B
Tanggal pengkajian
: 9 Desember 2013
Diagnosa medis
: SI (Stroke Iskhemik)
11
B. Penangguang jawab
Nama
: Anak kandung
Pekerjaan
: Bertani
Alamat
: Langkahan
12
Klien mengatakan saudara kandungnya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
dideritanya
c.Penyakit keturunan yang ada
Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan.
d. Anggota keluarga yang meninggal
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang meninggal
e.Penyebab meninggal
Klien tidak ada yang meninggal.
f. Genogram
g.
60 tahun
2. Ideal diri
3. Harga diri
: baik
4. Peran diri
TB : 160 cm
BB : 50 kg
B. Tanda vital
Suhu tubuh
: 36 C
TD
: 150/90 mmhg
Nadi
: 82x/i
RR
: 20x/i
a. Kepala
Kulit kepala
: Bentuk simetris
: bersih tidak ada ketombe
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut tidak merata, keadaan
rambut baik
Bau
Warna kulit
: Putih
c. Wajah
Warna kulit
: Normal
17
c). Frekuensi
: 20x/menit
: Simetris
Kiri
: Tidak ada
:
5555
: Tidak ada
b. Edema (derajat)
c. Kekuatan Otot
d. Kelainan pada ekstremitas
2. Ekstremitas Bawah
a. Kesimetrisan Otot
b.
c.
d.
e.
: Simetris
Kiri
: Tidak ada
:
5555
: Tidak ada
: Tidak ada
Edema
Kekuatan Otot
Kelainan pada ekstremitas
Varises
18
kanan
Tidak ada
5555
Kanan
Tidak ada
3333
H. Pemeriksaan neurologis
a. Tingkat kesadaran : GCS 15, E : 4, M : 6 V : 5
b. Meningeal sign : Tidak adanya kaku kuduk
c. Status mental
a)
Kondisi emosi
b) Orientasi
: Baik
c)
Proses berfikir
d) Motivasi
e)
Bahasa
: 22.00 WIB
2) Waktu bangun
: 04.30 WIB
3) Masalah tidur
:-
:-
:-
b. Selama sakit
1) Waktu tidur
: 21.00 WIB
2) Waktu bangun
: 06.00 WIB
3) Masalah tidur
B. Pola eliminasi
a. Sebelum Sakit :
1. BAB
- Pola BAB
: 1x sehari
- Karakteristik Fases :
o Warna
: Normal
o Konsistensi
: Normal
o Bau
: Normal
- Riwayat perdarahan : Tidak ada
2. BAK
- Pola BAK
: Rutin
- Karakteristik
: Normal
o Warna
: Kuning-kekuningan
o Bau
: Normal
o Berat Jenis
: Normal
- Riwayat penyakit ginjal : Tidak ada
b. Selama Sakit
1. BAB
- Pola BAB
- Karakteristik Fases
o Warna
o Konsistensi
o Bau
- Riwayat perdarahan
: 2 hari sekali
: Normal
: Normal
: Normal
: Tidak ada
2. BAK
- Pola BAK
: Rutin
- Karakteristik
o Warna
: Normal
o Bau
: Normal
o Berat Jenis
: Normal
- Riwayat penyakit ginjal: Tidak ada
C. Pola Makan dan Minum
a. Sebelum sakit
1. Pola makan
- Diet (type)
: Makanan biasa
20
- Jumlah/porsi
- Pola diet
- Anoreksia
- Mual-muntah
- Nyeri ulu hati
- Alergi makanan
- BB biasa (sebelumnya)
2. Tanda objek
- BB sekarang
- TB
- Bentuk tubuh
3. Waktu pemberian makan
4. Masalah makanan
- Kesulitan mengunyah
- Kesulitan menelan
- Tidak dapat makan
5. Pola minum
- Jumlah/porsi
- Kesulitan menelan
b. Selama sakit
1. Pola makan
- Diet (type)
- Jumlah/porsi
- Pola diet
- Anoreksia
- Mual-muntah
- Nyeri ulu hati
- Alergi makanan
- BB biasa (sebelumnya)
2. Tanda objek
- BB sekarang
- TB
- Bentuk tubuh
3. Waktu pemberian makan
4. Masalah makanan
- Kesulitan mengunyah
- Kesulitan menelan
- Tidak dapat makan
5. Pola minum
- Jumlah/porsi
- Kesulitan menelan
: Normal
: 3 kali sehari
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: 50 kg
: 48 kg
: 160 cm
: Kurus
: Pagi, siang, sore
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: 1,3 Liter
: Tidak ada
: Makanan biasa
: Normal
: 3 kali sehari
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: 50 kg
: 48 kg
: cm
: Kurus
: Pagi, siang, sore
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: 1,5 Liter
: Tidak ada
1.
2.
3.
Pemeliharaan badan
Pemeliharaan gigi dan mulut
Pemeliharaan kuku
: Baik
: Baik
: Baik
b. Selama sakit
1. Pemeliharaan badan
2. Pemeliharaan gigi dan mulut
3. Pemeliharaan kuku
: Baik
: Baik
: Baik
: bertani
: Aktifitas terhambat, klien hanya tidur
: Rutin
: Tidak rutin
Dosis
22
RL (Ringer Laktat)
20 tts/1
Inj. Citicoline
1 amp/12 jamm
Inj. Ranitidine
1 amp/8 jam
B. comp
3x1
Amlodipin
1x1
X. ANALISA DATA
NO
1.
DATA
PENYEBAB
MASALAH
Penyempitan
Gangguan perfusi
pembuluh darah
jaringan otak
Hemiparese
Gangguan
mobilitas fisik
Penurunan sirkulasi
23
Gangguan
darah otak
komunikasi verbal
darah
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparase
Gangguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah
otak
XII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan / Kriteria
Intervensi
Hasil
Keperawatan
Gangguan perfusi
-Tidak ada
-Berikan
-Keluarga lebih
keluhan nyeri
penjelasan kepada
berpartipasi dalam
berhubungan dengan
kepala, mual,
keluarga klien
proses
penyempitan pembuluh
demam
tentang sebab-
penyembuhan
-Tanda-tanda vital
sebab peningkatan
TIK dan akibatnya
100x/i,suhu:36-
-Anjurkan klien
demam
36,7C,
Do:
pernafasan 1620x/i)
-Untuk mencegah
penyempitan ulang
-Mengetahui setiap
perubahan yang
-Observasi dan
catat tanda-tanda
untuk penetapan
intracranial tiap 2
tindakan yang
jam
24
Rasionalisasi
TD: 150/90MmHg
-Berikan posisi
kepala lebih tinggi
HR: 80x/i
RR: 22x/i
Mukosa mulut: kering
lingkungan yang
sirkulasi serebral
pengunjung
lemah
-Mengurangi
- Ciptakan
tenang dan batasi
tepat
-Ransangan
aktivitas yang
-Kolaborasi dengan
meningkat dapat
meningkatkan
pemberian
kenaikan TIK
neuroprotektor
Klien mampu
-Menurunkan
berhubungan dengan
melaksanakan
tiap 2 jam
resiko terjadinya
hemiparase, di tandai
aktivitas fisik
dengan:
sesuai dengan
kemampuannya
kriteria hasil:
-Tidak terjadinya
kontraktur sendi
untuk melakukan
latihan gerak aktif
pada ekstremitas
-Klien mengatakan
aktivitas
- Ajarkan klien
- Bertambahnya
kekuatan otot
25
iskemia jaringan
akibat sirkulasi
darah yang jelek
pada daerah yang
tertekan
- Gerakan aktif
memberikan
massa, tonus dan
kekuatan otot serta
- Klien
banyak pergerakan
menunjukkan
-Klien melakukan
aktivitas dibantu oleh
keluarga
sakit
tindakan untuk
meningkatkan
-Tinggikan kepala
dan tangan
-Kolaborasi dengan
mobilitas
ahli fisioterapi
kanan lemah
klien
-Kekuatan otot:
Gangguan komunikasi
memperbaiki
fungsi jantung dan
pernapasan
-Otot volunteer
akan kehilangan
tonus dan
kekuatannya bila
tidak dilatih untuk
digerakkan
-Berikan metode
-Memenuhi
alternative
kebutuhan
dengan penurunan
dapat berfungsi
komunikasi, misal
komunikasi sesuai
secara optimal
dengan bahasa
dengan
isyarat
kemampuan klien
-Antipasi setiap
-Mencegah rasa
kebutuhan klien
saat berkomunikasi
ketergantungan
ditandai dengan:
Ds: Klien mengatakan
susahnya berkomunikasi
dengan orang sekitar
dikarenakan lawan
bicaranya susah mengerti
apa yang dibicarakannya
Do: -Suara Pelo
-Komunikasi dilakukan
dengan mengulang-ulang
kata
Proses
Kriteria hasil:
-Terciptanya
suatu komunikasi
dimana kebutuhan
klien dapat
-Bicaralah dengan
dipenuhi
-Mengurangi
dan gunakan
kecemasan dan
pertanyaan yang
kebingungan pada
jawabannya ya
saat komunikasi
- Klien mampu
merespon setiap
berkomunikasi
secara verbal
maupun isyarat
- Terganggunya nervus
fascialis
26
atau tidak
-Mengurangi
-Anjurkan kepada
keluarga untuk
meningkatkan
tetap
komunikasi yang
berkomunikasi
dengan klien
efektif
-Memberi
-Hargai
semangat pada
kemampuan klien
dalam
sering melakukan
berkomunikasi
komunikasi
-Kolaborasi dengan
-Melatih klien
fisioterapi untuk
belajar bicara
latihan wicara.
secara mandiri
dengan baik dan
benar
XIV. IMPLEMENTASI
No
Diagnosa keperawatan
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
-Memberikan
S:Klien
penjelasan kepada
mengatakan masih
keluarga klien
dan pusingnya
O: Pasien terlihat
lemah
-Temp: C
TD: MmHg
-Mengobservasi dan
catat tanda-tanda
vital
-Memberikan posisi
kepala lebih tinggi
HR: 80x/i
RR: 22x/i
Mukosa mulut:
kering
- Menciptakan
kanan lemah
A: Masalah belum
lingkungan yang
tenang dan batasi
teratasi
P: Intervensi
pengunjung
dilanjutkan
-Kolaborasi dengan
tim dokter dalam
pemberian
neuroprotektor
2
-Mengubah posisi
S: Klien
mengatakan masih
- Mengajarkan klien
lemah
-Klien mengatakan
untuk melakukan
melakukan
pada ekstremitas
yang tidak sakit
aktivitas
O:K/U lemah
-Klien melakukan
- Melakukan gerak
aktivitas dibantu
pasif pada
oleh keluarga
-tangan dan kaki
ekstremitas yang
sakit
- Memberikan
papan kaki pada
ekstremitas dalam
28
kanan lemah
-Kekuatan otot
-
posisi fungsionalnya
-Meninggikan
kepala dan tangan
-Kolaborasi dengan
ahli fisioterapi
untuk latihan fisik
klien
3.
-memberikan
S: Klien
metode alternative
mengatakan orang
komunikasi, misal
sekitarnya masih
dengan bahasa
isyarat
yang di
-Mengatipasi setiap
kebutuhan klien saat
bicarakannya
O:
-Komunikasi
berkomunikasi
dilakukan dengan
-Bicara dengan
klien secara pelan
dan gunakan
pertanyaan yang
jawabannya ya
atau tidak
-Menganjurkan
kepada keluarga
untuk tetap
berkomunikasi
dengan klien
-Menghargai
kemampuan klien
29
mengulang-ulang
kata
A: Masalah belum
teratasi
P:Intervensi
dilanjutkan
-
dalam
berkomunikasi
-Kolaborasi dengan
fisioterapi untuk
latihan wicara.
XV. EVALUASI
Evaluasi tanggal 9 Desember 2013
NO DX
Tanggal/ hari
9 Desember
2013/ Senin
Paraf
2.
mengulang-ulang kata
-Terganggunya nervus fascialis
A: Masalah belum teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
1. Bicara dengan klien secara pelan
2. Anjurkan keluarga untuk tetap
berkomunikasi
3. Hargai kemampuan klien dalam
berbicara
I: Bicara dengan klien secara pelan
2,Anjurkan keluarga untuk tetap
berkomunikasi
3.Hargai kemampuan klien dalam
berbicara
E: Klien mengatakan suaranya belum
jelas
33
Evaluasi tanggal 10
NO DX
Tanggal/ hari
10 Desember
2013/ Selasa
Paraf
melakukan aktivitas
O:K/U lemah
- aktivitas dibantu oleh keluarga
-tangan dan kaki kanan lemah
35
3.
sakit
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
untuk latihan fisik klien.
I:
1. Mengubah posisi klien setiap 2 jam
2.Mengajarkan klien melakukan gerak
pasif pada ekstremitas yang tidak sakit
3.Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
untuk latihan fisik klien.
E:klien mengatakan tangan dan kaki
kanan masih lemah
-kekuatan otot: lemah
-Klien bed rest total
- Klien melakukan aktivis dibantu
keluarga
bicarakannya
O:
-Komunikasi dilakukan dengan
3.
mengulang-ulang kata
-Terganggunya nervus fascialis
A: Masalah belum teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
4. Bicara dengan klien secara pelan
5. Anjurkan keluarga untuk tetap
berkomunikasi
6. Hargai kemampuan klien dalam
berbicara
I: Bicara dengan klien secara pelan
2,Anjurkan keluarga untuk tetap
berkomunikasi
3.Hargai kemampuan klien dalam
berbicara
E: Klien mengatakan suaranya belum
jelas
37
Evaluasi tanggal 11
NO
Tanggal/ hari
11 Desember
2013/ Rabu
DX
1
O: k/u baik
-Temp:36C
TD: 150/90 MmHg
HR: 80x/i
RR: 22x/i
Mukosa mulut: baik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
2.
Paraf
P:Intervensi di hentikan
3.
39
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke adalah suatu Brain attack atau serangan otak karena gangguan pembuluh
darah atau suplai darah ke otak yang sering terjadi mendadak dengan gejala yang
beragam.Penyakit ini tergolong dalam penyakit cerebrovascular disease (CVD) dan
merupakan salah satu penyakit gawat darurat. WHO mendeskripsikan stroke sebagai gejalagejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan
bukan oleh yang lain dari itu. Gejala yang paling sering ditemukan adalah keadaan lumpuh
separuh badan (hemiparese)dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Menurut WHO setiap
tahun 15 juta orang menderitastroke , 5 juta meninggal, 5 juta cacat permanen.Stroke
dibagikan kepada 2 yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.
B. Saran
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat harus memandang secara menyeluruh
sebagai makhluk bio, psiko, social dan spiritual.
2. Dalam melakukan perawatan kepada pasien perlu data yang tepat dan akurat dari pasien,
perawat harus dengan pendekatan yang efektif dan terapeutik.
3. Untuk mencapai tujuan dalam memberikan proses keperawatan khususnya masalah yang
dihadapi oleh pasien Stroke ishkemik, maka perawat harus membina hubungan kerjasama
yang baik dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya.
40