Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata
kuliah Geologi. Shalawat dan salam kami junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah memberikan makna bagi kehidupan di dunia ini.
Penulisan makalah ini merupakan perwujudan dari hasil pemahaman kami
berdasarkan dari beberapa sumber bacaan yang telah kami baca dan kami telah berusaha
menyajikan isi makalah sesuai dengan yang diharapkan. Makalah ini kami susun dengan
judul Erupsi Gunung
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, ini disebabkan
karena terbatasnya ilmu yang kami miliki. Untuk itu masukan dari berbagai pihak sangat
kami harapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga dapat berguna dan memberikan
banyak manfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi para pembaca untuk memperluas
wawasan.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................1
Daftar Isi.......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................3
B. Maksud ..............................................................................................................3
C. Tujuan ................................................................................................................3
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................15
B. Saran ..................................................................................................................15
PENDAHULUAN
2
A. Latar Belakang
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud
cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang
dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai
fenomena pembentukanice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau
gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim
dingin
bersalju,
sedangkan
gunung
api
lumpur dapat
kita
lihat
di
daerah kuwu, grobogan, jawa tengah yang populer sebagai bleduk kuwu.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa
hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif,
istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung
berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif
kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya daripada suatu
gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau
telah mati.
B. Maksud
Maksud dari penulisan makalah ini adalah agar kita bisa
mengantisipasi ketika bencana alam yang diakibatkan Gunung Meletus, selain itu
agar pembaca juga bisa memahami apa saja dampak-dampak dari bencana alam
gunung meletus
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memahami apa itu bencana alam gunung meletus
2. Untuk memahami apa saja dampak dari bencana alam gunung meletus
3. Untuk memahami bagaimana cara mengantisipasi ketika terjadi bencana
alam gunung meletus
BAB II
PERUMUSAN MASALAH
3
Rumusan Masalah
BAB III
PEMBAHASAN
4
Bencana yang ditimbulkan oleh gunung berapi adalah letusan gunung berapi atau
erupsi, karena saat terjadi erupsi gunung berapi tersebut mengeluarkan lava panas, awan
panas atau dikenal dengan wedus gembel, gas beracun dan lahar dingin. Perhatikan struktur
dan siklus Gunung Api berikut.
2. Cuaca berubah
Para ilmuwan telah lama menyelidiki bahwa ledakan besar gunung
berapi bisa mempengaruhi cuaca global dengan cara memuntahkan
partikel-partikel ke udara bebas yang dapat menghalangi energy panas
matahari dan dapat mendinginkan suhu udara. Ini tentu sebuah kabar yang
baik, mengingat akhir-akhir ini suhu udara terasa panas yang diperkirakan
akan terus berlanjut hingga mencapai puncaknya pada tahun 2012.
Para peneliti juga meyakini bahwa letusan gunung berapi juga akan
berpengaruh terhadap curah hujan di kawasan Asia. Para peneliti dari
Columbia University's Lamont-Doherty Earth Observatory menyatakan
bahwa letusan besar akan cenderung menyebabkan beberapa kawasan di
Asia tengah mengalami kekeringan, namun akan menyebabkan banyak
hujan di negara-negara Asia Tenggara dan termasuk Vietnam, Laos,
Cambodia, Thailand dan Myanmar .
Sebuah letusan besar akan memuntahkan unsur-unsur belerang yang
akan berubah menjadi partikel kecil di dalam atmosfer yang akan
menghalangi radiasi matahari. Dan akibatnya hal itu akan menurunkan
suhu pada permukaan bumi selama berbulan-bulan, dan bahkan hingga
bertahun-tahun.
Seperti yang sudah terjadi adalah letusan Gunung Tambora di Pulau
Sumbawa pada 1815, yang berdampak atas membekunya tanaman-tanaman
pertanian di wilayah hingga sejauh New England. Juga letusan Gunung
Pinatubo pada tahun 1991, di Filipina yang mampu menurunkan suhu
gobal sebesar 0,7 oFahrenheit, sehingga mampu untuk menutupi efek gas
rumah kaca selama sekitar setahun.
3. Obyek Wisata yang indah
Sisa-sisa letusan gunung dapat berubah menjadi obyek wisata yang
indah dan mempesona, membentuk danau kawah dan sumber air panas.
1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah
aliran lahar.
2. Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.
Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
3. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan
panjang atau jaket, celana panjang, topi dan lainnya.
4. Jangan memakai lensa kontak.
5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
6. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua
belah tangan.
1. Jauhi tempat aliran sungai, kemungkinan akan terjadi banjir lahar dingin
dan batu-batu besar.
2. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
3. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau
meruntuhkan atap bangunan.
4. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin.
Tanggap Darurat
Tindakan yang dilakukan oleh DVMG ketika terjadi peningkatan aktivitas
gunung
berapi.
Pemetaan
Peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat
bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi
pengungsian, dan pos penggulangan bencana
4.
Penyelidikan
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan
Geokimia.Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan
dokumen lainnya
5.
Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah Daerah serta masyarakat
terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi.Bentuk sosialisasi dapat berupa
pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada
masyarakat.
Sejak abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa.
Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah
sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan
masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga
ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk. Pada abad ke-20,
Gunung Kelut tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990.
Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa maternity ahli
gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.
2. Gunung Merapi
tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah. Kemudian pada
tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan
yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah
tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan
menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh
40 km dari puncak gunung.
4. Gunung Agung
Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan masih aktif, dengan
sebuah kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan
abu. Iranian kejauhan, gunung ini tampak kerucut, meskipun didalamnya terdapat
kawah besar.
Dari puncak gunung, adalah mungkin untuk melihat puncak Gunung Rinjani di
pulau Lombok, meskipun kedua gunung sering tertutup awan. Pada tanggal 18
Februari 1963, penduduk setempat mendengar ledakan keras dan melihat awan naik
dari kawah Gunung Agung.
Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir menuruni lereng utara gunung,
akhirnya perjalanan 7 km dalam 20 hari mendatang. Pada tanggal 17 Maret, gunung
berapi meletus, mengirimkan puing-puing 8-10 km ke udara dan menghasilkan
aliran piroklastik yang besar. Arus ini banyak menghancurkan desa-desa,
menewaskan sekitar 1500 orang. Sebuah letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan
aliran awan panas yang menewaskan 200 penduduk lain.
5. Krakatau
11
Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat
Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu
puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya
sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.
Letusan itu sangat dahsyat, awan panas yang diakibatkannya menewaskan sekitar
36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, ini adalah yang terdahsyat
di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs,
state dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya
diperkirakan mencapai 30.000 kali bom corpuscle yang diledakkan di Hiroshima
dan metropolis di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap
selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari
bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit
Norwegia hingga New York. Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah
dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia,
Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska. Namun gununggunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit.
Sementara ketika Gunung Krakatoa meletus, populasi manusia sudah cukup
padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel
bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu
teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatoa adalah bencana besar pertama di dunia
setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum
diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan
belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.
12
13
BAB V
PENUTUP
3.1. Simpulan
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam
perut bumi yang didorong keluar oleh gasyang bertekanan tinggi.Secara geografis
Indonesia terletak diantara dua samudra (pasifik dan hindia) dan dua benua (Asia dan
Australia). Selain itu Indonesia terlatak diatas pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu
lempeng Eurasia, lempeng Indoaustralia dan lempeng pasifik. Pertemuan dari tiga lempeng
bumi diatas menyebabkan terjadinya aktivitas magma di dalam bumi, hal ini yang
menyebabkan mengapa di Indonesia banyak terdapat gunung berapi. Dibumi ini terdapat
dua jalur gunung api/sabuk api (ring of fire), yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania
yang kedanya melewati Indonesia.
3.2.
Saran
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus mengetahui jenis-jenis
bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencanadan akibat-akibat yang ditimbulkannya.
Saran-saran,saya sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi dan penanggulangan
bencana agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, korban meninggal dan
kerugian harta benda yang besar.
1. Kepada Pemerintah agar meningkatkan managemen antisipasi dan penanggulangan
bencana.
2. Pemerintah agar memiliki Lembaga atau Badan Khusus bahkan mungkin yang lebih
tinggi yaitu setingkat menteri untukmengantisipasi dan penanggulangan bencana.
3. Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang tinggal
di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi.
4. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan pelestarian
lingkungan, karena sebagian bencana yang terjadi diakibatkan oleh kerusakan
lingkungan.
5. Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah rawan bencana, agar tidak terjadi
korban dan kerugian yang besar.
6. Masyarakat pada umumnya harus mengetahui baik melalui Media Elektronik
(radio,
TV dan Internet) maupun Media Cetak (buku literature, surat kabar, majalah) tentang
14
bencana-bencana yang terjadi dan bagaimana cara mengatasi atau menyelamatkan diri.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://nurhadiprayogi.blogspot.com/2013/10/makalah-gunung-meletus.html
http://ekookdamezs.blogspot.com/2012/04/makalah-bencana-alam.html
http://yudipurnawan.wordpress.com/2007/11/13/bencana-alam-dan-antisipasinya/
16
17
18