Disusun oleh:
SAMBUTAN
KETUA YAYASAN DAMANDIRI
Sebagai jawaban terhadap anjuran Presiden RI, Dr. Susilo Bambang
Yudhoyono, yang disampaikan saat menutup Pertemuan Nasional Pembangunan
Manusia, yang dihadiri oleh Gubernur, Bupati, Walikota dan pejahat-pejabat
senior tingkat pusat dan daerah di Jakarta pada akhir tahun 2006, Yayasan Dana
Sejahtera Mandiri (Damandiri) mengembangkan system dan program operasional
pengentasan kemiskinan dan pembangunan sumber daya manusia sampai ke
tingkat akar rumput. Belajar dari pengalaman yang sukses dalam penanganan
program KB bersama masyarakat, Yayasan Damandiri bersama berbagai
kalangan mengembangkan jaringan pelaksana pada tingkat pedesaan dan
pedukuhan melalui Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya).
Gagasan pengembangan program tersebut disampaikan secara luas kepada
Pemerintah melalui berbagai pertemuan yang dilaksanakan oleh Kantor Menko
Kesra, berbagai Departemen dan Instansi lainnya. Untuk meyakinkan semua
pihak bahwa pendekatan tersebut akan berhasil, yaitu meningkatnya keluarga
sejahtera karena dicapainya sasaran MDGs oleh masyarakat secara mandiri,
Yayasan Damandiri mengembangkan program dan kegiatan percontohan
operasional di berbagai daerah secara langsung.
Dalam mendorong dan memfasilitasi pengembangan langkah-langkah
operasional secara langsung melalui Posdaya selama 3 tahun ini telah diperoleh
pengalaman yang sangat berharga. Karena Yayasan Damandiri tidak memiliki
tenaga yang cukup untuk memperluas jangkauan guna mencapai sasaran MDGs,
sekaligus untuk mendapatkan sumber daya manusia yang cukup di daerah-daerah,
Yayasan Damandiri melakukan kerjasama dengan sekitar 50 Perguruan Tinggi
(PTN?PTS) di seluruh Indonesia. Pilihannya diutamakan pada PT di provinsi atau
kabupaten/kota yang dianggap bisa berhasil atau memberikan dampak positip
untuk meningkatkan Index Pembangunan Manusia (IPM).
Untuk mengembangkan program yang kompleks, Yayasan Damandiri
mengembangkan komitmen melalui peningkatan mutu sumber daya manusia
pada perguruan tinggi yang bersangkutan. Upaya tersebut dilakukan dengan
memberikan bantuan SPP pada mahasiswa anak keluarga kurang mampu agar
bisa menyelesaikan kuliah dengan baik. Perkenalan dengan berbagai perguruan
tinggi melalui pendekatan ini membawa hasil yang menarik. Banyak perguruan
tinggi sepakat bahwa pengembangan sumber daya manusia akan membawa
manfaat yang sangat luas dan berjangka panjang.
Keberhasilan tersebut dilanjutkan dengan mengajak Lembaga Pengabdian
Masyarakat (LPM) pada setiap perguruan tinggi mencari dan mengajak sekolah2
sekolah SMA terpilih sebagai forum untuk mengembangkan siswa anak keluarga
kurang mampu melalui pemberdayaan guru dan peningkatan sekolahnya menjadi
SMA Plus. Pada sekolah terpilih siswanya, disamping ditingkatkan kemampuan
akademisnya, diberikan pemberdayaan ketrampilan atau life skills agar apabila
tidak melanjutkan pada perguruan tinggi bisa langsung siap untuk bekerja.
Selanjutnya LPM dan siswa-siswa serta guru SMA yang terlibat itu diajak
mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dengan basis sekolah
dan akhirnya, dengan pengalamannya itu, diajak mengembangkan Posdaya
berbasis masyarakat atau pedesaan dan pedukuhan. Mereka juga boleh
mengembangkan Posdaya berbasis individu, masjid, koperasi, atau basis lain
yang dirasa mampu membentuk, memelihara, mengisi dan akhirnya menjadikan
Posdaya sebagai wadah silaturahmi untuk memberdayakan masyarakat secara
mandiri dan berkelanjutan.
Usaha percontohan yang berhasil di berbagai tempat telah merangsang
Pemerintah Daerah untuk mengambil alih kegiatannya dan memperluas
jangkauan Posdaya pada desa-desa lain di daerahnya. Komitmen Pemda itu
disambut oleh Kecamatan, Desa/Kalurahan dan dukuh-dukuhnya secara mandiri.
Contoh-contoh program Pemerintah Daerah tersebut misalnya pengembangan
Posdayandu di seluruh kabupaten Jembrana di Bali, Kabupaten Sidoarjo di Jawa
Timur, di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo di D.I. Yogyakarta, Kabupaten
Purbalingga, Sragen, Kudus dan Pemalang, Jawa Tengah, Kabupaten dan Kota
Bekasi di Jawa Barat, seluruh Propinsi NTB, beberapa Kabupaten dan Kota di
Sulawesi Selatan, serta di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dengan
demikian jumlah Posdaya yang telah beroperasi pada awal Januari 2009
diperkirakan mencapai lebih dari 3000 buah.
Sejalan dengan minat kabupaten dan kota yang meminta bantuan fasilitasi
dari berbagai perguruan tinggi yang makin membesar, dirasakan pelayanan dari
LPMnya akan menjadi kewalahan. Oleh karena itu pada awal tahun 2009
beberapa perguruan tinggi menetapkan pembentukan, pemeliharaan, pengisian
dan pengembangan Posdaya sebagai tema dan tujuan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Kegiatan KKN dengan tema tersebut antara lain telah dilakukan oleh Universitas
Jenderal Soedirman (UNSOED) di Purwokerto dan Universitas Sarjana Wiyata
Taman Siswa (UST) di Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah (UNMUH),
Malang dan Universitas Gunung Muria (UMK), Kudus. Beberapa PTN/PTS
lainnya, yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung dan Institut
Pertanian Bogor (IPB) juga telah merancang untuk menjadikan Posdaya sebagai
tema KKN. Dalam forum internasional, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan
IPB telah menyatakan bahwa Posdaya merupakan contoh yang tepat sebagai
program Pendidikan untuk Pembangunan yang Berkelanjutan (Education for
Sustainable Development).
3
A. LATAR BELAKANG
Dalam tahun 2005, Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, pada
Peringatan Hari Kesehatan Nasional, mengeluarkan petunjuk agar segera
dilakukan revitalisasi atau penyegaran Posyandu. Penyegaran Posyandu
tersebut diperlukan ketika di masyarakat muncul gejala terjadinya gizi buruk,
bangkitnya kembali polio serta penyakit menular lainnya. Banyak pihak
mengkaitkan kejadian tersebut sebagai akibat makin menurunnya intensitas
pembinaan dan kegiatan Posyandu.
Pada tahun 2005 itu juga Presiden menghadiri Sidang PBB di New York
dan sekaligus menanda tangani kesepakatan bersama para pemimpin dunia
lainnya tentang penyempurnaan sasaran pembangunan abad Millenium yang
disebut Millennium Development Goals (MDGs). Paket MDGs itu telah
disepakati sejak tahun 2000, tetapi disempurnakan dan kesepakatan antar para
pemimpin dunia itu disegarkan kembali pada tahun 2005 tersebut. Pada akhir
tahun 2006 diselenggarakan pertemuan khusus di Indonesia, yang dihadiri
oleh semua pejabat teras tingkat pusat, para Gubernur, Bupati, Walikota dan
jajaran lainnya. Pada penutupan pertemuan nasional tersebut di Jakarta,
Presiden menghimbau agar semua pihak memberikan perhatian dan dukungan
terhadap pencapaian sasaran dan target-target MDGs, utamanya karena
dikawatirkan pertumbuhan penduduk makin meningkat karena penanganan
program KB yang mengendor dan situasi kemelut dunia yang belum mereda
bisa menambah meningkatnya kemiskinan yang belum dapat diatasi.
Sejak saat itu pemerintah mulai merancang program pemberdayaan yang
komprehensif dan terpadu. Di lain pihak, kita mengetahui bahwa masalah dan
kebutuhan masyarakat dan keluarga Indonesia makin kompleks. Jaringan
untuk proses pemberdayaan banyak yang mengalami kerusakan dan perlu
segera dikembangkan kembali, menurut istilah Presiden, perlu direvitalisasi.
Keluarga Indonesia umumnya belum mampu mengembangkan dirinya atau
menyelesaikan masalah secara mandiri sehingga dibutuhkan jaringan berupa
lembaga-lembaga dalam masyarakat yang bisa membantu penyegaran usaha
gotong royong untuk membantu keluarga yang masih tertinggal tersebut.
Sebagai jawaban langsung terhadap anjuran Presiden RI, Dr. Susilo
Bambang Yudhoyono, yang disampaikan pada saat menutup Pertemuan
Nasional Pembangunan Manusia itu, Yayasan Dana Sejahtera Mandiri
(Damandiri) segera mengembangkan sistem penanganan operasional pada
tingkat akar rumput. Pengembangan jaringan itu utamanya diturunkan dari
pengalaman yang sukses dalam penanganan program KB di Indonesia.
life skills agar apabila tidak melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi
bisa langsung siap untuk bekerja.
Selanjutnya LPM dan siswa-siswa serta guru SMA yang terlibat itu
diajak mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) dengan basis
sekolah dan akhirnya, dengan pengalamannya itu, diajak mengembangkan
Posdaya berbasis masyarakat atau pedesaan dan pedukuhan. Mereka juga
boleh mengembangkan Posdaya berbasis individu, perorangan, masjid,
koperasi, atau basis lain yang dirasa mampu membentuk, memelihara,
mengisi dan akhirnya menjadikan Posdaya sebagai wadah silaturahmi untuk
memberdayakan keluarga dan masyarakat secara mandiri dan berkelanjutan.
Bersama dengan jaringan itu Yayasan Damandiri mengembangkan
proses pemberdayaan secara sungguh-sungguh. Sebagian upaya itu berhasil
dan sebagian lagi perlu lebih dipacu. Upaya yang berhasil di berbagai tempat
telah merangsang pemerintah daerah memperluas jangkauan Posdaya dengan
lebih cepat. Di beberapa kabupaten pengembangan Posdaya diambil alih atau
diperluas jangkauannya oleh Desa/Kelurahan atau oleh Pemerintah Daerah
sebagai program pemerintah daerah. Contoh-contoh program pemerintah
daerah yang berkembang pesat adalah Posdayandu di seluruh kabupaten
Jembrana dan di beberapa Banjar di kabupaten lainnya di Bali, Posdaya di
seluruh desa di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, di seluruh desa di
Kabupaten Bantul dan Kulon Progo, D.I. Yogyakarta, di Kabupaten
Purbalingga, Sragen, Kudus dan Pemalang, Jawa Tengah, di Kabupaten dan
Kota Bekasi, Jawa Barat, di beberapa kabupaten di NTB, di beberapa
kabupaten dan Kota di Sulawesi Selatan, di beberapa kabupaten dan kota di
Lampung, serta di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Secara terbatas di
beberapa kabupaten dan kota di Sumatra Selatan dan Bengkulu. Dengan
demikian jumlah Posdaya yang telah beroperasi pada awal Januari 2009
mencapai lebih dari 3000 buah.
Lembaga-lembaga itu diharapkan bisa berperan dengan tema API,
advokasi, pemberdayaan dan inisiasi, untuk merangsang pelaksanaan
pencapaian sasaran dan target-target MDGs yang telah dijadikan sasaran dan
target pembangunan nasional tersebut. Kegiatan advokasi itu diarahkan untuk
meningkatkan perhatian dan komitmen para pemimpin di semua tingkatan,
para sesepuh dan panutan masyarakat lain agar upaya pengentasan
kemiskinan melalui proses pemberdayaan dapat dilakukan dengan lancar dan
membawa hasil yang diharapkan. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan
dengan menempatkan keluarga dan penduduk sebagai titik sentral
pembangunan.
B. TEMA
Memberdayakan mahasiswa, penduduk dan keluarga dalam bidang
wirausaha, pendidikan dan ketrampilan, kesehatan, dan lingkungan melalui
penguatan lembaga Posdaya yang berfungsi sebagai wahana silaturahmi,
komunikasi, informasi, dan edukasi yang dilakukan secara gotong royong
dan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk, keluarga dan
masyarakat dalam rangka membangun keluarga yang berkualitas, cerdas,
dinamik dan sejahtera secara berkelanjutan.
11
Tujuan umum:
Tujuan umum KKN Tematik Posdaya dibagi dua, untuk
kepentingan mahasiswa dan untuk kepentingan masyarakat penerima
KKN. Untuk kepentingan mahasiswa, KKN Tematik bertujuan
membantu para mahasiswa meningkatkan kemampuan menyatu
bersama masyarakat, menerapkan ilmu dan tehnologi yang telah
dipelajari secara langsung dan melihat apakah proses penerapan
tersebut sesuai dengan teori, atau kuliah yang diikutinya, serta
membawa manfaat untuk rakyat.
Untuk kepentingan keluarga dan masyarakat, KKN Tematik
Posdaya bertujuan membantu pemberdayaan keluarga dan masyarakat
melalui penerapan ilmu dan tehnologi dalam bidang wirausaha,
pendidikan dan ketrampilan, KB dan kesehatan, serta pembinaan
lingkungan untuk membangun keluarga bahagia dan sejahtera.
2.
Tujuan khusus:
a. Meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari
dan mengatasi permasalahan keluarga dan penduduk melalui
bantuan penyusunan rencana dan pendampingan pada pelaksanakan
program yang inovatif dan kreatif melalui penerapan ilmu dan
teknologi bersama masyarakat dan lembaga pedesaan lainnya.
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa melaksanakan kegiatan
pengembangan masyarakat sesuai kompetensi, potensi, sumberdaya
dan kemampuan lingkungan dalam wadah kerjasama masyarakat,
pemerintah, swasta dan lembaga lainnya.
c. Menggalang komitmen, kepedulian dan kerjasama berbagai
stakeholders (Pemda, swasta, LSM dan masyarakat) dalam upaya
pengentasan kemiskinan, mengatasi permasalahan dan ketidak
berdayaan penduduk dan keluarga lainnya.
d. Membantu mempersiapkan keluarga dan masyarakat agar memiliki
kemampuan untuk memanfaatkan fasilitas dan dukungan yang
diberikan oleh mitra kerja pembangunan (pemda, lembaga swasta
dan LSM) dalam perencanaan dan pengelolaan program yang
bersiat partisipatif.
e. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi mahasiswa sesuai
dengan bidang studi yang ditekuni.
12
E. SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan KKN Tematik Posdaya adalah:
1. Meningkatnya kemampuan, kepedulian dan dukungan mahasiswa dalam
upaya pemberdayaan keluarga dan penduduk untuk pengentasan
kemiskinan dan mengatasi masalah lainnya.
2. Meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam membantu keluarga,
masyarakat dan Posdaya menyusun program dan kegiatan kreatif dan
inovatif untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
3. Meningkatnya komitmen, kepedulian dan kerjasama semua stakeholders
dalam pengentasan kemiskinan dan ketidak berdayaan penduduk dan
keluarga.
4. Meningkatnya jumlah keluarga kurang mampu yang diberdayakan
menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera.
5. Meningkatnya kerja sama Perguruan Tinggi dengan Pemda, swasta dan
LSM.
F. PENYELENGGARAAN KKN
a.
b.
c.
Lokasi Kegiatan
Kegiatan KKN Tematik Posdaya dapat dilaksanakan di desa, dusun
atau dukuh di Kabupaten, serta di kelurahan, lingkungan atau RW di Kota
13
di sekitar lokasi Perguruan Tinggi, atau daerah lain yang dipilih oleh
Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Pemda yang bersangkutan,
terutama diarahkan pada daerah-daerah yang memiliki banyak keluarga
kurang mampu. Adanya dukungan komitmen dari Pemerintah Daerah
setempat sangat diutamakan.
d.
e.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan KKN dilaksanakan melalui tahapan penyusunan rencana,
persiapan, pelaksanaan kegiatan lapangan dan pelaporan.
1) Perencanaan
Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan oleh LPM mencakup
koordinasi antar departemen/fakultas untuk penetapan jumlah dan
pendaftaran peserta, penetapan lokasi KKN, pendekatan dan sosialisasi
kepada Pemda, identifikasi mitra kerja untuk bekerjasama dan
pelaksanaan KKN serta koordinasi dengan Yayasan Damandiri.
Perencanaan KKN Tematik Posdaya perlu dimatangkan dalam rapat
persiapan yang apabila perlu dapat dihadiri oleh nara sumber dari
Yayasan Damandiri, Pemda yang akan menjadi lokasi KKN, Dosen
Pembimbing Lapangan serta pimpinan dan staf pengajar yang terlibat
dari berbagai departemen.
2) Persiapan
Tahap persiapan meliputi kunjungan penjajagan ke lokasi dan
pengurusan perijinan, penetapan dosen pembimbing, serta pembekalan
kepada mahasiswa peserta. Penjajagan lokasi dan perijinan
dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana yang ditunjuk dari LPM
PTN/PTS. Jika berhasil dicapai kesepakatan dengan mitra kerja atau
Pemda, perlu dibuat naskah kerjasama antara LPM dengan Instansi
penerima atau mitra kerja. Penunjukan dosen pembimbing didasarkan
pada masukan dari setiap departemen atau fakultas dengan rasio satu
orang dosen pembimbing disesuaikan dengan mahasiswa yang
mengikuti kegiatan KKN.
14
berbagai
20
9) Pengorganisasian KKN
KKN dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang diketuai oleh Ketua
LPM atau Pejabat lain yang ditunjuk, dibantu oleh suatu tim yang
terdiri dari wakil-wakil fakultas/departemen/jurusan sebagai dosen
pembimbing. Kepanitiaan bersifat Ad Hoc yang disahkan dengan
Surat Keputusan Rektor/Ketua Lembaga.
21
H.
a.
: 60 100
70 79
60 69
< 60
Mengulang
23
Lampiran 1 :
LEMBAR PENILAIAN KULIAH KERJA NYATA
DILAKUKAN OLEH LPM UNIVERSITAS/INSTITUT.......................
Periode
Fakultas
No
Nama
NRP
Rataan
NT1
......................, ........................2009
Ketua Pelaksana KKN,
(......................................)
Keterangan:
1 dan 3= Kehadiran
2 dan 4= Ujian
Rataan = (dari 1+2+3+4)
NT1 = Nilai Tertimbang (20% x Rataan)
24
Lampiran 2.
LEMBAR PENILAIAN KULIAH KERJA KKN POSDAYA DLAKUKAN
OLEH LPM UNIVERSITAS/INSTITUT....................................................
Periode
Departemen
No
Nama
NRP
b NT2
1
A
2
B
3
B
4
B
Laporan
dan Ujian
(20%)
Nilai NT3
........................., ....................2009
Ketua Pelaksana KKN
(......................................)
Keterangan:
1
= Kehadiran (50%)
2
= Inisiatif (10%)
3
= Pelaksanaan (20%)
4
= Kerjasama (20%)
A
= Skor
B
= Nilai Tertimbang
NT2 = 60% x b
NT3 = 20% x nilai
: 70 100
: 60 100
: 60 100
: 60 100
25