Anda di halaman 1dari 5

Skenario 2

Gangguan Haid
Seorang ibu 30 tahun datang dengan keluhan dalam beberapa bulan ini haid tidak
teratur, beberapa kali haid dalam sebulan. Dari anamnesis ibu tersebut menggunakan alat
kontrasepsi kira kira 1 tahun terakhir.

STEP 1
Klasifikasi Istilah
1. Haid

: Perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan

dinding rahim bagian dalam (endomentrium) uterus.


2. Alat kontrasepsi
: Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau
melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur wanita yang matang
dan sel sperma pria yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi sendiri adalah
mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sel sperma tersebut.
STEP 2
Klasifikasi Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa saja faktor yang menyebabkan haid tidak teratur?


Apa pengaruh alat kontrasepsi terhadap menstruasi?
Bagaimana siklus menstruasi secara normal?
Apa pengaruh umur terhadap menstruasi?
Apa saja macam macam gangguan haid?
Apa saja macam kontrasepsi dan efek sampingnya?

STEP 4
- Anatomi
Wanita
30 tahunsistem reproduksi
- Mengalami
- Fisiologi sistem reproduksi
gangguan haid
- Histologi sistem reproduksi
-Beberapa kali haid
-Hormon hormon yang
dalam sebulan
mempengaruhi menstruasi
Siklus haid Abnormal
Normal

- Jenis
jenis
Dokter
Anamnesis
:
kontrasepsi
-Kelebihan dan
Mengguanakan alat
kekurangan
kontrasepsi
alat kontrasepsi

STEP 5
Sasaran Belajar
1. Anatomi organ reproduks
2. Fisiologi siklus menstruasi dan hormon yang mempengaruhi
3. Histologi organ reproduksi

Step 7
2. Fisiologi siklus menstruasi

Siklus menstruasi bekisar dari 15 45 hari, dengan rata rata 28 hari.


Lamanya berbeda beda antara 2 8 hari dengan rata rata 4 6 hari. Darah
menstruasi biasanya tidak membeku. Jumlah darah tiap siklus bekisar dari 60 80 ml.
Siklus Ovarium
Fase Folikel
Setelah pubertas dimulai, ovarium secara terus menerus mengalami dua fase
secara bergantian :
- Fase folikuler, keberadaan folikel matang
- Fase luteal, adanya korpus luteum
Siklus ovarium rerata berlangsung 28 hari pertama menstruasi atau terlepasnya
endometrium. FSH merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam
ovarium. Setiap saat selama siklus, sebagian dari folikel folikel primer mulai
berkembang. Umumnya, hanya satu yang terus berkembang dan menjadi folikel
deGraaf sementara folikel yang mengalami degenerasi karena tidak mendapat bantuan
hormon. Folikel terdiri dari sebuah ovum dan dua lapisan sel yang mengelilinginya.
Pertama, satu lapisan sel granulosa pada folikel primer berproliferasi untuk
membentuk beberapa lapisan yang mengelilingi oosit. Sel sel granulosa ini
mengeluarkan kulit kental mirip gel yang membungkus oosit dan memisahkannya
dari sel granulosa sekitar. Membran penyekat ini dikenal sebagai ZONA PELUSIDA.
Kedua, pada saat yang sama, ketika oosit sedang membesar dan sel granulosa sedang
berproliferasi, sel sel jaringan ikat ovarium yang berhubungan dengan sel granulosa
berproliferasi dan berdiferensiasi membentuk suatu lapisan luar SEL TEKA. Sel teka
dan sel granulosa disebut sel folikel, berfungsi sebagai pengeluaran estrogen.
Sel granulosa menyintesis progesteron yang disekresi kedalam cairan folikular
selama paruh pertama siklus menstruasi dan bekerja sebagai prekursor pada sintesis
estrogen disintesis dalam sel lutein pada teka interna. Jalur biosintesis estrogen
berlangsung dari progresteron dan pregnenolon melalui 17- hidroksilasi turunan dari
androstenedion. Testosteron dan estradiol, kandungan enzim aromatisasi yang tinggi
pada sel sel ini mempercepat perubahan androgen menjadi estrogen. Didalam
folikel, oosit primer mulai menjalani proses pematangannya. Pada waktu yang sama,
folikel yang sedang berkembang menyekresi estrogen lebih banyak kedalam sistem
ini. Kadar estrogen yang tinggi menyebabkan pelepasan LHRH melalui umpan balik
positif.
Lingkungan hormon pada fase folikular mendorong terjadinya pembesaran dan
pengembangan kemampuan sekresi sel sel folikel, mengubah folikel primer menjadi

folikel sekunder atau folikel antrum, yang mampu mengeluarkan estrogen. Salah satu
folikel biasanya tumbuh lebih cepat dari pada yang lain, berkembang menjadi folikel
matang (praovulasi, tersier atau graaf) dalam waktu sekitar 14 hari setelah dimulainya
pembentukan folikel. Pada folikel matang, antrum menempati sebagian besar ruang.
Oosit yang dikelilingi oleh zona pelusida dan satu lapisan sel granulosa tergeser
asimetris kesalah satu sisi folikel, dalam gundukan kecil yang menonjol ke dalam
antrum. Folikel matang yang telah sangat membesar menonjol dari permukaan
ovarium, menciptakan suatu daerah tipis yang kemudian pacah untuk membebaskan
oosit saat ovulasi. Ovum (oosit sekunder) masih dikelilingi oleh zona pelusida yang
lekat dan sel sel granulosa korona radiata., yang berarti mahkota memancar, tersapu
keluar folikel yang pecah ke dalam rongga abdomen oleh cairan antrum yang bocor.
Ovum yang dibebaskan ini cepat tertarik ke dalam tuba uterina, tempat fertilisasi
dapat terjadi. Pecahnya folikel saat ovulasi menandakan berakhirnya fase folikular
dan dimulainya fase luteal.
Fase luteal
Folikel yang pecah tertinggal di ovarium setelah mengeluarkan ovum segera
mengalami perubahan. Sel granulosa dan sel teka yang tertinggal di sisa folikel mula
mula kolaps ke dalam ruang antrum yang kosong dan terisi sebagian bekuan darah.
LH merangsang ovulasi dari oosit yang matang. Tepat sebelum ovulasi, oosit primer
selasai menjalani pembelahan meiosis pertamanya. Kadar estrogen yang tinggi dapat
menghambat produksi FSH. Setelah oosit terlepas dari folikel deGraaf,lapisan
granulosa menjadi banyak mengandung pembuluh darah dan sangat terluteinisasi
berubah menjadi korpus luteum yang berwarna kuning. Pada ovarium korpus luteum
terus menyekresi sejumlah kecil estrogen dan progesteron yang makin lama makin
meningkat, di ikuti pada fase folikular dan fase luteal penting untuk mempersiapkan
uterus untuk implantasi ovum yang dibuahi. Korpus luteum berfungsi penuh dalam
empat hari setelah ovulasi, struktur ini terus membasar selama 4 5 hari berikutnya.
Jika ovum yang dibebaskan tidak dibuahi dan tidak terjadi implantasi maka
korpus luteum akan berdegenerasi dalam waktu 14 hari setelah pembentukannya. Sel
luteal berdegenerasi di fagositosis, vaskularisasi berkurang dan jaringan ikat segera
masuk untuk membentuk masa jaringan fibrosa (korpus albikans = badan putih).

Siklus endometrium
Fase proliferasi
Setelah menstruasi, endometrium dalam keadaan tipis dan dalam stadium
istirahat, berlangsung kira - kira 5 hari. Kadar estrogen yang meningkat dari
folikel yang berkembang akan merangsang stroma endometrium untuk memulai
tumbuh dan menebal, kelenjar kelenjar menjadi hipertrofi dan berproliferasi
serta pembuluh darah menjadi banyak sekali. Kelenjar dan stroma berkembang
sama cepatnya. Kelenjar bertambah panjang tapi tetap lurus berbentuk tubulus.
Stroma cukup padat pada lapisan basal tapi makin ke permukaan semakin longgar.
Pembuluh darah mulai berbentuk spiral dan lebih kecil. Lamanya fase proliferasi
beda beda tiap orang dan berakhir pada saat terjadi ovulasi.
Fase sekresi
Setelah ovulasi, dibawah pengaruh progesteron yang meningkat dan terus
diproduksinya estrogen oleh korpus luteum, endometrium menebal dan menjadi
seperti beludru. Kelenjar menjadi lebih besar dan berkelok kelok dan epitel
kelenjar menjadi berlipat lipat seperti gigi gergaji. Inti sel bergerak ke bawah
dan permukaan epitel tampak kusut. Stroma menjadi edematosa. Terjadi infiltrasi
leukosit yang banyak, pembuluh darah makin berbentuk spiral dan melebar.
Lamanya fase sekresi sama pada setiap perempuan yaitu 142 hari.
Fase menstruasi
Korpus luteum berfungsi sampai hari ke 23 atau 24. Pada siklus 28 hari, mulai
beregresi. Akibatnya terjadi penurunan progesteron dan estrogen yang tajam
sehingga manghilangkan perangsangan pada endometrium. Perubahan iskemik
terjadi pada arteriola dan diikuti dengan menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai