Sedangkan konotasi (connotation, evertone, evocatory) diartikan sebagaiaspek makna
atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiranyang timbul atau yang ditimbulkan pada penulis dan pembaca. Misalnya kata amplop, kata amplop bermakna sampul yang berfungsi tempat mengisi surat yangakan disampaikan kepada orang lain atau kantor, instansi, jawatan lain. Makna iniadalah makna denotasinya. Tetapi kalimat Berilah ia amplop agar urusanmusegera beres, maka kata amplop dan uang masih ada hubungan, karena amplopdapat saja diisi uang. Dengan kata lain, kata amplop mengacu kepada uang, dan lebih khusus lagi uang pelancar, uang pelicin, uang semir atau uang gosok.Sementara itu, dalam istilah yang digunakan Barthes, konotasi dipakaiuntuk menjelaskan salah satu dari tiga cara kerja tanda dalam tatanan pertandaankedua. Konotasi menggambarkan interaksi yang berlangsung tatkala tanda bertemu dengan perasaan atau emosi penggunanya dan nilai-nilai kulturalnya. Initerjadi saat makna bergerak menuju subjektif atau setidaknya intersubjektif.Konotasi terjadi tatkala interpretetant dipengaruhi sama banyaknya oleh penafsirdan objek atau tanda.Bagi Barthes, faktor penting dalam konotasi adalah penanda tatanan dalamtatanan pertama. Penanda tatanan pertama merupakan tanda konotasi. Foto khayalan tentang jalan yang sama; perbedaan antara keduanya terkait dengan bentuk, tampilan foto atau dalam penandanya. Barthes menegaskan bahwa setidaknya pada foto (gambar), perbedaan antara konotasi dan denotasi menjadi jelas. Denotasi merupakan reproduksi mekanis di atas film tentang objek yang ditangkap oleh kamera. Konotasi adalah bagian manusiawi dari proses ini;mencangkup seleksi atas apa yang masuk dalam bingkai (frame), fokus, sudut Universitas Sumatera Utara pandang kamera, mutu film dan sebagianya. Denotasi adalah apa yang difoto,seda ngkan konotasi adalah bagaimana memfotonya. Nada suara, cara bicara, musik, mengkonotasi perasaan atau nilai tentangapa yang kita katakan. Seringkali terjadi bahwa apa yang dikatakan bermakna lainsekali dari makna yang tersirat dalam rangkaian kata yang dipergunakan. Dalamhal ini peranan intonasi (nada bicara) dapat mengubah makna sebuah kalimat.Misalnya, Anda memang sangat pintar! atau Memang Andalah gadis yang paling cantik di antero dunia! , yang dimaksudkan dari pernyataan tersebutsebenarnya dimaksudkan bahwa ia adalah seseorang yang sangat bodoh atau iaadalah gadis yang sangat jelek. Intonasi yang berbeda dapat mengubah maknasebenarnya.Musik juga dapat mengkonotasikan perasaan atau nilai apa yan kitakatakan, dalam musik Italia allgro ma non troppo merupakan instruksi komposertentang cara memainkan not, mengenai apa nilai konotatif atau emosional yangdisampaikan. Pilihan konotasi_pertentangan atau
pemogokan, melumasiroda perdagangan atau perampokan. Ini merupakan
contoh-contoh yangmenunjukkan konotasi emosional atau subjektif.Makna konotatif bersifat subjektif dalam pengertian bahwa ada pergeserandari makna umum (denotatif) karena sudah ada penambahan rasa dan nilaitertentu. Kalau makna denotatif hampir bisa dimengerti banyak orang, makamakna konotatif ini hanya bisa dicerna oleh mereka yang jumlahnya relatif lebihsedikit (kecil). Jadi, sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kataitu mempunyai nilai rasa, baik positif maupun negatif. Jika tidak mempunyai Universitas Sumatera Utara nilai rasa, maka dikatakan tidak memiliki konotasi. Tetapi dapat juga disebut berkonotasi negatif (netral) dalam sobur (2003:264).Ketika kita berbicara tentang denotasi, kita merujuk pada asosiasi primeryang dimiliki oleh sebuah kata bagi kebanyakan anggota masyarakat linguistiktertentu, sedangkan konotasi merujuk pada asosiasi sekunder yang dimilki sebuahkata bagi seseorang atau lebih anggota masyarakat itu. Kadang-kadang konotasisuatu kata sama bagi hampir setiap orang, namun kadang-kadang hanya berkaitandengan pengalaman satu individu saja, atau lebih sering berkaitan dengansekelompok kecil individu tertentu.Barthes menggunakan Konsep connotation -nya untuk menyingkap makna-makna tersembunyi. Konotasi atau makna konotatif disebut juga maknakonotasional, makna emotif atau makna evaluatif. Konsep ini menetapkan duacara pemunculan makna yang bersifat promotif, yakni denotatif dan konotatif.Pada tingkatan denotatif, tanda-tanda itu mencuat terutama sebagai makna primeryang alamiah. Namun pada tingkat konotatif, tahap sekunder, munculah maknayang ideologis.