Lutfiani Azahra
Agustria Anggraeny
Malvin Wiraldo
Witrisyah Putri
KASUS
Pasien Laki laki usia 16 tahun, datang dengan
keluhan perdarahan di hidung dengan volume
banyak. Riwayat trauma (-).
a. Buatlah Anamnesis secara sistematis untuk
mengarahkan diagnosis pada pasien
b. Rencana pemeriksaan penunjang yang dilakukan
untuk menegakkan diagnosis pada pasien
c. Apa diagnosis kerja dan diagnosis banding
d. Gambar dan jelaskan anatomi dari percabangan
arteri carotis
Anamnesis
Adakah hidung tersumbat?
Perdarahan
yang
banyak
berulang?
Hidung berair (rinorea)?
Gangguan penciuman?
Gangguan pendengaran?
Pembengkakan pada palatum?
Adakah demam?
dan
Pemeriksaan Fisik
Rinoskopi
posterior:
massa
tumor,
konsistensi kenyal, warna bervariasi dari
abu-abu sampai merah muda. Bagian tumor
yang terlihat di nasofaring biasanya diliputi
oleh selaput lendir berwarna keunguan,
sedangkan bagian yang meluas ke luar
nasofaring berwarna putih atau abu-abu.
Usia muda merah muda.
Usia tua kebiruan (fibroma>)
Kadang ada ulserasi
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi (posisi AP, Lateral, Waters)
Dijumpai
tanda
Holman-Miller
pada
pemeriksaan x-foto polos berupa lengkungan
ke depan dari dinding posterior sinus maksila.
Pendorongan prosesus pterigoides ke belakang,
sehingga fissura pterigo-palatina melebar.
Akan terlihat juga adanya massa jaringan lunak
di daerah nasofaring yang dapat mengerosi
dinding tulang orbita, arkus zigoma dan tulang
di sekitar nassofaring
Juvenile Angiofibroma
Nasofaring
Diagnosis Banding
Polip koana
Adenoid hipertrofi
Obstruksi nasal (seperti polip nasal,
polip antrokoana, papiloma inverted)
Polip angiomatosa
Carsinoma nasofaring
Etiologi Epistaksis
- Trauma: Ringan (mengorek hidung, mengeluarkan ingus
terlalu keras), berat (terpukul, jatuh, KLL)
- Infeksi: rinitis, sinusitis
- Neopasma : hemaangioma, karsinoma, angiofibroma
- Kelainan kongenital : talangiektasis hemoragik herediter
Oslers disease
- Kardiovaskular : hipertensi, arteriosklerosis
- Kelainan darah : trombositopenia, hemofilia, leukemia,
purpura Henoch Schonlein
- Perubahan tekanan: Caissons disease
- Faktor endokrin : kehamilan, feokromositoma
- Infeksi sistemik : DBD, influenza
ANGIOFIBROMA
NASOFARING
Tumor jinak nasofaring yang secara
histologik jinak tetapi secara klinis
bersifat ganas karena mempunyai
kemampuan mendestruksi tulang
dan meluas ke jaringan sekitarnya
serta
sangat
mudah
terjadi
perdarahan yang sulit dihentikan.
Epidemiologi
Tumor ini jarang ditemukan dan
diperkirakan hanya 0,5% dari tumor
leher dan kepala. Tumor ini banyak
menyerang anak muda terutama
remaja pria.
Etiologi
Idiopatik
Ketidakseimbangan hormonal
Gejala Klinis
Hidung tersumbat yang bersifat
progresif
Epistaksis berulang yang masif
pasien tampak anemis
Rinorea
Diagnosis
Rinoskopi anterior massa tumor
dengan konsistensi kenyal dan warna
bervariasi dari abu-abu sampai
merah
muda,
tampak
mukosa
hipervaskularisasi,
bisa
tampak
perdarahan aktif.
Histopatologi jaringan tumor
berupa fibroblast yang berbentuk
stellata dan berada dekat dengan
pembuluh darah.
Pemeriksaan Penunjang
X-ray
kepala
potongan
anteroposterior, lateral, dan waters
gambaran
Holman
Miller
Staging
Stadium I : tumor nasofaring
Stadium II : tumor meluas ke rongga
hidung dan atau ke sinus sphenoidalis
Stadium III : tumor meluas ke salah satu
atau lebih sinus maksila atau sinus
etmoidalis, fossa pterigomaksila dan
infratemporal, rongga mata dan atau pipi.
Stadium IV : tumor meluas ke rongga
intrakranial
Tatalaksana
Operasi
dengan
menggunakan
beberapa pendekatan:
Transpalatal
Rinotomi lateral
Rinotomi sublabial
Kombinasi dengan kraniotomi bila
sudah meluas ke intrakranial
Angiofibroma
merupakan
satusatunya tumor yang tidak dilakukan
biopsi
(kontraindikasi)
karena
tindakan biopsi akan menyebabkan
perdarahan massif.