Anda di halaman 1dari 12

pemeriksaan

Oleh :
Alvina cita indriani D
NIM : 09-194

Diagnosis?
The tird International consultation on

BPH menganjurkan untuk :anamnesa


keluhan miksi untuk pria 50 tahun
atau lebih?
Lalukan pemeriksaan standar dan
pemeriksaan tambahan, pemeriksaan
standar meliputi:
Hitung skor gejala , ditentukan dengan
menggunakan skor IPPS (International
Prostate Symptom Score, IPSS)
Riwayat penyakit lain atau pemakai
obat yang memungkinkan gangguan
miksi
Pemeriksaan fisik khususnya colok
dubur

Skor IPSS
Pertanyaan
Keluhan pada bulan
terakhir
a. Adakah anda merasa
buli-buli tidak kosong
setelah berkemih
b. Berapa kali anda
berkemih lagi dalam
waktu 2 menit
c. Berapa kali terjadi
arus urin berhenti
sewaktu berkemih
d. Berapa kali anda
tidak dapat menahan
untuk berkemih
e. Beraapa kali terjadi
arus lemah sewaktu
memulai kencing
f. Berapa kali terjadi

Jawaban dan skor


Tidak <20
sekali %

<50
%

50
%

>50
%

Hampi
r
selalu

Jumlah nilai :
0 = baik
sekali
1=baik
2=kurang
baik
3 = kurang
4 = buruk
Ringan :
5 = buruk
skor 0-7
sekali
Sedang :
skor 8-19
- Berat :
skor 2035

Pemeriksaan tambahan
Pemeriksaan pencitraan
Pemeriksaan penunjang

lainnya

Pemeriksaan pencitraan
1. Foto polos abdomen (BNO)
BNO
berguna
untuk
mencari
adanya batu opak di saluran
kemih,
adanya
batu/kalkulosa
prostat dan kadangkala dapat
menunjukkan bayangan vesica
urinaria yang penuh terisi urin,
yang merupakan tanda dari suatu
retensi urine.
Selain itu juga bisa menunjukkan
adanya hidronefrosis, divertikel
kandung
kemih
atau
adanya
metastasis
ke
tulang
dari
carsinoma prostat.

2. Pielografi Intravena (IVP)


Pemeriksaan IVP dapat menerangkan
kemungkinan adanya:
kelainan pada ginjal maupun ureter

berupa hidroureter atau hidronefrosis


memperkirakan
besarnya
kelenjar
prostat yang ditunjukkan oleh adanya
indentasi prostat (pendesakan vesica
urinaria oleh kelenjar prostat) atau
ureter
di
sebelah
distal
yang
berbentuk
seperti
mata
kail
atauhooked fish
penyulit yang terjadi pada vesica
urinaria yaitu adanya trabekulasi,
divertikel, atau sakulasi vesica urinaria
foto setelah miksi dapat dilihat adanya
residu urin

Sistogram retrograd
Apabila penderita sudah dipasang kateter oleh karena
retensi urin, maka sistogram retrograd dapat pula memberi
gambaran indentasi.
4.USG
secara
transrektal
(Transrectal
Ultrasonography= TURS)
Untuk mengetahui besar atau volume kelenjar prostat,
adanya kemungkinan pembesaran prostat maligna, sebagai
petunjuk untuk melakukan biopsi aspirasi prostat,
menentukan volume vesica urinaria dan jumlah residual
urine, serta mencari kelainan lain yang mungkin ada di
dalam vesica urinaria seperti batu, tumor, dan divertikel.
5. Pemeriksaan Sistografi
Dilakukan apabila pada anamnesis ditemukan hematuria
atau pada pemeriksaan urine ditemukan mikrohematuria.
Sistografi dapat memberikan gambaran kemungkinan tumor
di dalam vesica urinaria atau sumber perdarahan dari atas
bila darah datang dari muara ureter, atau batu radiolusen di
dalam vesica. Selain itu juga memberi keterangan mengenai
basar prostat dengan mengukur panjang uretra pars
prostatika dan melihat penonjolan prostat ke dalam uretra.
6. MRI atau CT jarang dilakukan
Digunakan untuk melihat pembesaran prostat dan dengan
bermacam macam potongan.
3.

Pemeriksaan penunjang
lainnya
1. Uroflowmetri
Untuk mengukur laju pancaran urin miksi. Laju
pancaran urin ditentukan oleh : - daya kontraksi otot
detrusor
- tekanan intravesica
- resistensi uretra
Angka normal laju pancaran urin ialah 10-12 ml/detik
dengan puncak laju pancaran mendekati 20 ml/detik.
Pada obstruksi ringan, laju pancaran melemah
menjadi 6 8 ml/detik dengan puncaknya sekitar 11
15 ml/detik. Semakin berat derajat obstruksi semakin
lemah pancaran urin yang dihasilkan.

2. Pemeriksaan Tekanan Pancaran (Pressure Flow Studies)


Pancaran urin melemah yang diperoleh atas dasar pemeriksaan
uroflowmetri tidak dapat membedakan apakah penyebabnya adalah
obstruksi atau daya kontraksi otot detrusor yang melemah.
Untuk membedakan kedua hal tersebut dilakukan pemeriksaan
tekanan
pancaran
dengan
menggunakan
Abrams-Griffiths
Nomogram.
Dengan cara ini maka sekaligus tekanan intravesica dan laju
pancaran urin dapat diukur.
3. Pemeriksaan Volume Residu Urin
Volume residu urin setelah miksi spontan dapat ditentukan dengan
cara sangat sederhana dengan memasang kateter uretra dan
mengukur berapa volume urin yang masih tinggal atau ditentukan
dengan pemeriksaan ultrasonografi setelah miksi, dapat pula
dilakukan dengan membuat foto post voiding pada waktu membuat
IVP.
Pada orang normal sisa urin biasanya kosong, sedang pada retensi
urin total sisa urin dapat melebihi kapasitas normal vesika.Sisa urin
lebih dari 100 cc biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk
melakukan intervensi pada penderita prostat hipertrofi.

Kriteria pembesaran prostat


Untuk menentukan kriteria prostat yang membesar dapat

dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah :


1. Rektal grading
Berdasarkan penonjolan prostat ke dalam rektum :
derajat 1 : penonjolan 0-1 cm ke dalam rektum
derajat 2 : penonjolan 1-2 cm ke dalam rektum
derajat 3 : penonjolan 2-3 cm ke dalam rektum
derajat 4 : penonjolan > 3 cm ke dalam rektum
2. Berdasarkan jumlah residual urine
derajat 1 : <>
derajat 2 : 50-100 ml
derajat 3 : >100 ml
derajat 4 : retensi urin total

3. Intra vesikal grading


derajat 1 :prostat menonjol pada bladder inlet
derajat 2: prostat menonjol diantara bladder inlet
dengan muara ureter
derajat 3 : prostat menonjol sampai muara ureter
derajat 4 :prostat menonjol melewati muara ureter
4. Berdasarkan pembesaran kedua lobus lateralis yang
terlihat pada uretroskopi :
derajat 1 : kissing 1 cm
derajat 2 : kissing 2cm
derajat 3 : kissing 3 cm
derajat 4 : kissing >3 cm 6

Thank
you

Anda mungkin juga menyukai