Oleh:
Pembimbing :
Legowo Sulistijono, S.ST, M.Sc.
NIP. 19651122.199103.1.005
Ir. Ratna Adil, M.T
NIP. 19510323.198711.2.001
PROYEK AKHIR
Oleh:
Alrizka Dika Soetanto
NRP. 1103121039
Pembimbing :
Legowo Sulistijono S.ST, M.Sc.
NIP. 19651122.199103.1.005
Ir. Ratna Adil, M.T
NIP. 19510323.198711.2.001
1.
Legowo Sulistijono, S.ST, M.Sc.
NIP. 19651122.199103.1.005
2.
Ir. Ratna Adil, M.T
NIP. 19510323.198711.2.001
Mengetahui:
Ketua Program Studi D3 Teknik Elektronika
ABSTRAK
2
ABSTRACT
3
KATA PENGANTAR
8.
9.
DAFTAR ISI
Halaman Awal............................................................................I
Lembar Pengesahan...................................................................Ii
Abstrak........................................................................................Iii
Abstract........................................................................................Iv
Kata Pengantar..........................................................................V
Ucapan Terima Kasih................................................................Vi
Daftar Isi.....................................................................................Vii
Daftar Gambar...........................................................................Ix
Daftar Tabel ...............................................................................X
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang ...................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................2
1.3 Manfaat...............................................................................2
1.4 Rumusan masalah ..............................................................2
1.5 Batasan masalah.................................................................3
1.6 Metodologi.........................................................................3
1.7 Sistematika penulisan ........................................................4
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Udara..................................................................................7
2.2 Karbon monoksida.............................................................8
2.3 Sensor MQ-7 .....................................................................9
2.4 Mikrokontroler AVR...........................................................11
2.5 Relay ..................................................................................15
2.6 LCD ...................................................................................17
2.7 Filter hepa. .........................................................................18
2.8 Karbon Aktif ......................................................................19
2.9 Perangkat lunak .................................................................20
Bab III Perancangan dan Implementasi Sistem
3.1 Mekanisme kerja sistem .................................................21
3.2 Perencanaan perangkat keras ..........................................22
3.3 Perancangan Mekanik .....................................................26
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Sensor MQ-7 .........................................................9
Gambar 2.2. Kurva sensitifitas sensor MQ-7 ............................10
Gambar 2.3. Konfigurasi pin ATmega16 ...................................11
Gambar 2.4. Posisi normally close dan normally open relay ....16
Gambar 2.5. Pin LCD 16x2. ......................................................17
Gambar 2.6. Serat filter hepa. ....................................................18
Gambar 2.7. Fisik keseluruhan filter hepa. ................................18
Gambar 2.8. Karbon aktif. .........................................................19
Gambar 2.9. Software code vision AVR. ...................................20
Gambar 2.10. Software khazama. ..............................................20
Gambar 3.1. Blok diagram kerja sistem. ...................................21
Gambar 3.2. Modul relay 5V. ....................................................22
Gambar 3.3 Rangkaian mikrokontroller yang digunakan. ........23
Gambar 3.4. Rangkaian sensor MQ-7. ......................................25
Gambar 3.5. Rangkaian power supply switching 12v. ...............26
Gambar 3.6. Flowchart program. ..............................................28
Gambar 4.1. Perbandingan ppm dan Vout. ................................31
Gambar 4.2. Relay dalam keadaan low. ....................................36
Gambar 4.3. Relay dalam keadaan high. ...................................36
Gambar 4.4. Kondisi kipas mati. ...............................................38
Gambar 4.5. Kondisi kipas menyala. .........................................39
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Penggunaan port pada ATmega16. ...........................24
Tabel 4.1. Hasil pengujian sensor. .............................................31
Tabel 4.2. Hasil pengujian kalibrasi sensor MQ-7 (sensor 1). ...33
Tabel 4.3. Hasil pengujian kalibrasi sensor MQ-7 (sensor 2). ...34
Tabel 4.4. Hasil pengujian kalibrasi sensor MQ-7 (sensor 3). ...34
Tabel 4.5. Hasil pengujian integrasi keseluruhan sistem. ..........41
10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tujuan
2.
untuk
Manfaat
2.
1.4
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Metodologi
Pemahaman materi
Pada tahap ini, dilakukan upaya yaitu memahami prinsip dan
karakteristik sensor karbon monoksida, asap rokok, filter hepa
dan karbon aktif sebagai ionizer dan kipas.
2.
Perancangan system
Pada tahap ini dilakukan perancangan sistem yang sesuai
dengan studi literatur dan kondisi nyata di lapangan.
Perancangan sistem ini terbagi menjadi 2, yaitu:
3.
Pengujian sistem
Pada tahap ini, dilakukan pengujian dari sistem yakni pengujian
sensor karbon monoksida, filter hepa dan aktif karbon sebagai
ionizer, dan kipas. Setelah itu, dilakukan pengujiann sistem
secara keseluruhan
4.
5.
6.
Pembuatan laporan
Pembuatan laporan dalam hal ini dimaksudkan untuk
mendokumentasikan keseluruhan pembuatan tugas akhir ini
mulai dari perancangan sampai pengujian sistem. Pada laporan
juga disertakan data data yang dapat menunjukkan
kemampuan dari sistem yang dibuat.
1.7
Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, tujuan, batasan
masalah, metodologi serta sistematika penulisan yang
digunakan dalam buku proyek akhir ini.
Bab V : Penutup
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari pengerjaan sistem,
pembahasan serta saran saran dari penulis agar terdapat
perkembangan pada sistem yang telah ada tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
2.1 Udara
Di Bumi, udara memiliki beberapa unsur yang sangat
dibutuhkan oleh kehidupan semua makhluk hidup. Manusia
adalah salah satu makhluk hidup yang membutuhkan udara
untuk bernafas. Udara tidak berbentuk, tidak mempunyai bau,
dan tidak dapat dirasakan. Udara yang berada di bumi terdiri
dari 78% nitrogen, 21% oksigen, 1% uap air, karbondioksia,
dan gas gas yang lain. [2]
Pencemaran udara adalah adanya benda asing di dalam
udara tersebut yang menyebabkan perubahan komposisi udara.,
Udara yang tercemar dapat diakibatkan dari aktifitas manusia
atau gejala alam. Zat pencemar atau polutan dapat terikat dalam
udara secara alami seperti kebakaran hutan akibat gunung
meletus, debu meteorit, dan lainnya. Namun aktifitas manusia
pun juga dapat menyumbang polutan seperti aktifitas
transportasi, industri, pembuangan sampah maupun
pembakaran sampah rumah tangga. [2]
Polutan dapat digolongkan dalam dua jenis besar
berdasarkan kontaminasinya, yaitu :
a.
Polutan primer
Merupakan zat kimia yang langsung mengkontaminasi udara
dalam konsentrasi yang membahayakan. Zat tersebut berasal
dari komponen alamiah seperti karbondioksida yang meningkat
di atas konsentrasi normal, atau sesuatu yang tidak biasanya
ditemukan di udara, misalnya timbal.
b.
Polutan sekunder
Merupakan zat kimia berbahaya yang terbentuk di atmosfer
melalui reaksi kimia antar komponen udara.
Sumber alamiah
Merupakan kegiatan alam yang dapat menyebabkan
pencemaran uadara, seperti aktifitas vulkanik, kebakaran hutan,
kegiatan mikroorganisme dan lainnya. Bahan pencemar yang
dihasilkan antara lain asap, gas, dan debu.
b.
Rs/Ro
ppm
Gambar 2.2. Kurva Sensitivitas Sensor MQ-7[6]
Keterangan :
Rs : resistansi dari sensor pada berbagai konsentrasi
Ro : resistansi sensor pada 100 ppm karbon monoksida
Berikut merupakan persamaan untuk menghitung
resistansi sensor yang digunakan pada sensor MQ - 7 :
Rs =
VcVrl
Vrl
x Rl . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
(2.1)
Keterangan :
Vc = Tegangan Input (V)
Vrl = Tegangan Beban (V)
Rs = Resistansi Sensor ()
Rl = Resistansi Beban ()
Karakteristik output sensor bila mendeteksi keberadaan
CO, yaitu output tegangan semakin besar sesuai dengan
10
11
Dari Gambar 2.3, dapat dijelaskan fungsi dari masingmasing pin ATMega16 sebagai berikut :
1.
2.
3.
12
1.
2.
2.4.1
output high sebagai kondisi transisi. Lebih detail mengenai port ini bisa
dilihat di datasheet IC ATmega16. [8]
2.4.2
Resolusi 8 / 10 bit
Waktu konversi 65 260 us
8 kanal input termultiplek (single ended)
7 kanal input (differential)
2 kanal input dengan penguatan 10x dan 200x (differential)
V input : 0 Vcc
V reff internal 2,56V (alternative)
Mode konversi free running, single conversion atau auto
trigger.
ADC akan mengkonversi sinyal analog input ke 10 bit
digital. Nilai minimal (0) mempresentasikan ground dan nilai
maksimal (1024) mempresentasikan tegangan referensi (Areff)
1 LSB untuk 10 bit. 8 channel analog input dapat dipilih
dengan mengatur register ADMUX. ADC diaktifkan dengan
memberi nilai 1 ke bit ADEN pada register ADSCRA. Hasil
konversi akan ditampung dalam register ADCH dan ADCL. [8]
Single Conversion
Pada mode single conversion dimulai dengan menulis logika
1 ke bit ADSC, dan bit ini akan tetap pada kondisi 1 selama
14
2.
3.
2.5 Relay
Relay adalah saklar mekanik yang dikendalikan atau dikontrol
secara elektronik (elektro magnetik). Saklar pada relay akan terjadi
perubahan posisi OFF ke ON pada saat diberikan energi elektro
magnetik pada armatur relay tersebut. Relay pada dasarnya terdiri dari 2
bagian utama yaitu saklar mekanik dan sistem pembangkit
elektromagnetik (induktor inti besi). saklar atau kontaktor relay
dikendalikan menggunakan tegangan listrik yang diberikan ke induktor
pembangkit magnet untuk menrik armatur tuas saklar atau kontaktor
relay. [11]
Relay dibutuhkan dalam rangkaian elektronika sebagai eksekutor
sekaligus interface antara beban dan sistem kendali elektronik yang
berbeda sistem power supply. Secara fisik antara saklar atau kontaktor
dengan elektromagnet relay terpisah sehingga antara beban dan sistem
kontrol terpisah. Bagian utama relay elektro mekanik adalah sebagai
berikut [11] :
3. Kumparan elektromagnet
4. Saklar atau kontaktor
5. Swing Armatur
6. Spring (Pegas)
Relay elektro mekanik memiliki kondisi saklar atau kontaktor
dalam 3 posisi. Ketiga posisi saklar atau kontaktor relay ini akan
15
pada
2.7.
Filter Hepa
Filter teknik penyaring udara berdasarkan ukuran partikel.
Udara akan dipaksa melewati alat filter (dengan bantuan kipas) dan
ditangkap secara fisik oleh filter. Filter HEPA dapat memfilter hampir
99.97% partikel berukuran 0.3-mikrometer, dan lebih efektif untuk
partikel yang lebih besar. Namun tidak efektif terhapap partikel yang
lebih kecil dari 0.3 mikrometer. Dalam lingkungan berdebu, filter HEPA
biasanya digunakan bersama dengan filter konvensional (prefilter) yang
menghilangkan kotoran kasar sehingga filter HEPA tidak perlu sering di
bersihkan atau diganti. HEPA filter tidak menghasilkan ozon atau
produk samping yang berbahaya.
18
Karbon Aktif.
20
21
BAB III
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM
3.
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan dan
pembuatan rancang bangun pengurangan kadar karbon
monoksida dalam ruangan berbasis filter hepa dan karbon aktif
yang meliputi perencanaan perangkat keras dan perangkat
lunak.
3.1
22
3.2.1
Relay
Relay berfungsi sebagai driver untuk memudahkan
kipas agar dapat hidup dan mati sendiri dengan setting timer
tertentu. Relay yang digunakan adalah jenis modul SPDT
dengan koil 5 V.
3.2.2
Mikrokontroler
Sistem mikrokontroler adalah sistem elektronika yang
terdiri dari komponen-komponen dasar yang dibutuhkan oleh
suatu mikrokontroler untuk dapat berfungsi dengan baik. Pada
umumnya, suatu mikrokontoler membutuhkan dua elemen
(selain power supply) untuk berfungsi: Kristal Oscillator
(XTAL), dan Rangkaian RESET. Analogi fungsi Kristal
Oscillator adalah jantung pada tubuh manusia. Perbedaannya,
jantung memompa darah dan seluruh kandungannya,
sedangkan XTAL memompa data. Dan fungsi rangkaian
RESET adalah untuk membuat mikrokontroler memulai
kembali pembacaan program, hal tersebut dibutuhkan pada saat
mikrokontroler mengalami gangguan dalam meng-eksekusi
program. Pada Gambar 3.3 ditunjukkan rangkaian
mikrokontroler yang digunakan :
24
3.2.3
Letak PORT
Fungsi
Keterangan
A0-A2
Pembacaan sensor
ADC 8 Bit
D7
Kontrol relay
Memberikan logika
high atau low untuk
mengaktifkan atau
mematikan kipas.
B0-B7
Menampilkan LCD
Menampilkan data
dari sensor.
ADC
1024
x Vref . . . . . . . . . .(3.1)[10]
25
VcVrl
Vrl
x Rl . . . . . . . . . .(3.2)
Rs
Ro
= 3,1 . . . . . . . . . . . . . . . .(3.3)
Sensor MQ-7
Sensor MQ-7 merupakan sensor gas yang dapat
digunakan untuk mendeteksi karbon monoksida dalam
udara.Sensor ini menggunakan daya yang relatif kecil dan
mempunyai sensifitas yang tinggi pada karbon monoksida.
Elemen sensor terdiri dari keramik Al203, lapisan tipis SnO2 ,
Elektrode serta heater yang digabungkan dalam suatu lapisan
kerak yang terbuat dari plastic dan stainless.
Pada Gambar 3.4 ditunjukkan rangkaian driver sensor
MQ-7 yang digunakan,
26
3.2.5
27
Perencanaan Mekanik
3.3.1
3.4
29
Keterangan :
Saat sistem aktif, maka sensor MQ-7 akan menunggu
sampai tampilan LCD menunjukkan status kondisi ruangan
baik (<25 ppm). Jika sensor MQ 7 mendeteksi adanya gas
Karbon Monoksida yang berlebihan ( >25 ppm), maka kipas
akan aktif.. Gas karbon monoksida yang berlebihan akan
terhisap oleh kipas dan masuk kedalam ruang ionizer untuk di
bersihkan, kemudian dikeluarkan kembali ke ruang uji.
30
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1
4.1.1
Tujuan
Untuk mengetahui kepekaan sensor setelah diberi
pengasapan.
4.1.2
Peralatan
AVO-meter
Rangkaian sensor
31
Minimum sistem
Obat nyamuk
Kertas
Korek api
Tabung
4.1.3
Prosedur
4.1.3.1 Pengujian Sensor Menggunakan Pembakaran Obat Nyamuk.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
32
5.
6.
W
a
k
t
u
p
e
n
g
a
s
a
p
a
n
(
m
e
n
it
)
1
0
.
1
4
0
.
3
8
1
90
12
8
14
2
.
8
0
2
.
8
7
2
pp
m
90
12
2
15
33
1
0
4.1.4
.
1
0
1
.
3
5
2
.
2
7
2
.
7
8
2
.
7
8
3
.
5
4
3
.
8
1
3
.
8
4
8
15
1
16
6
16
2
16
2
.
8
3
2
.
8
6
2
.
9
0
2
.
9
1
2
.
9
3
8
18
7
24
2
24
8
26
7
19
6
22
0
23
1
Analisis
Dari pengujian sensor yang telah dilakukan maka
didapat beberapa data percobaan. Dari beberapa data tersebut
menunjukan bahwa semakin lama pengasapan semakin banyak
asap dan kadar karbon monoksida yang terdeteksi oleh sensor.
Dari data juga dapat diamati adanya hubungan antara tegangan
34
Tujuan.
Pengujian ini dilakukan untuk mengkalibrasi sensor
MQ-7 yang digunakan pada proyek akhir ini, dengan cara
membandingkan data dari sensor yang digunakan pada proyek
akhir ini, dengan data dari alat pendeteksi karbon monoksida
yang telah ada dipasaran yang memiliki nilai akurat dalam
pembacaan kadar karbon monoksida.
4.2.2
4.2.3
Peralatan.
-
Sensor MQ-7
Minimum sistem
Alat pendeteksi karbon monoksida yang ada di pasaran.
Sepeda motor.
Prosedur.
-
2
3
4
5
6
7
8
9
113,13
117,70
107,93
91,12
104,62
99,92
108,30
104,27
110,22
111,03
105,56
96,65
106,55
101,53
107,87
102,35
97.09
93,33
97,63
94,52
98,07
98,39
99,57
98,07
10
92,63
100,47
92,16
(menit
)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
(UPTK3) (MQ-7)
89,40
96,24
93,16
113,13
113,01
99,88
117,70
116,09
98,39
107,93
105,22
97,29
91,12
93,05
98,07
104,62
105,23
99,39
99,92
100,12
99,80
108,30
107,87
99,57
104,27
102,05
97,78
92,63
94,66
97,97
Berdasarkan perbandingan hasil kalibrasi sensor MQ-7
dengan alat pendeteksi CO yang ada di UPTK3, diperoleh nilai
keberhasilan (akurasi) pada sensor sebesar 97,26%.
Tujuan.
Untuk mengetahui kinerja relay sebagai driver kipas.
4.3.2
Peralatan.
4.3.3
Prosedur.
- Persiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
- hubungkan dengan kabel penghubung semua komponen yang
digunakan.
- Nyalakan powerbank
- perhatikan pada tampilan lcd berapa nilai kandungan kadar
karbon minoksida yang terdeteksi oleh sensor, jika masih dalam
38
Keterangan:
Sensor mendeteksi kadar kandungan karbon
monoksida bernilai diatas ppm, dengan dinyatakan pada LCD
dengan kata DANGER, dari kondidi itu, maka relay akan
berada dalam keadaan high dan akan menyala.
Tujuan.
Mengetahui kinerja kipas dc 12 volt sebagai penghisap udara.
4.4.2
4.4.3
Peralatan.
-
Kipas DC 12 volt
Modul relay 5 volt
Minsis
Kabel penghubung
Sensor MQ-7
Downloader
Prosedur.
40
41
42
Tujuan.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja
keseluruhan sistem, apakah setiap bagian mulai dari power
supply, relay, kipas, filter hepa dan karbon aktif sebagai ionizer
dapat bekerja sesuai harapan yang diinginkan, untuk dapat
membersihkan udara dalam ruangan tertutup dengan
mengurangi kadar karbon monoksida yang terkandung didalam
ruangan tertutup tersebut.
4.5.2
Peralatan.
- Minimum sistem
- Sensor MQ-7
- Relay
- Kipas
- Power bank
- Power supply 12V
- Filter hepa dan karbon aktif sebagai ionizer.
- Tong sampah
- Kertas
- Korek api
- Ruangan aplikasi sebagai ruang uji alat.
4.5.3
Prosedur.
- Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
- Pastikan semua kabel penghubung tidak salah terhubung
agar tidak terjadi hal yang diinginkan.
- Aktifkan sensor dengan mengaktifkan tombol on/off pada
power bank.
- Setelah sensor aktif, tunggu selama satu menit untuk
sensor dapat membaca dan mendeteksi kadar karbon
monoksida dalam ruang uji, karena saat sensor pertama
kali di aktifkan, sensor membutuhkan waktu untuk
memanaskan diri terlebih dahulu untuk dapat membaca
dan mendeteksi kadar karbon monosida.
43
Sensor 1
(output)
ppm
11
146
164
160
149
136
123
82
Sensor 2
17
442
431
370
303
269
233
96
Sensor 3
(input)
ppm
11
370
334
296
239
207
168
88
Rata-rata.
13
326
306
274
227
204
172
89
44
9.
10.
11.
37
30
25
46
33
27
34
32
19
38
39
24
Keterangan,
Data diatas merupakan sepuluh data sampel dari pengujian
integrasi keseluruhan sistem, dapat dilihat bahwa data pertama
sangat kecil, data tersebut menunjukkan keadaan awal sebelum
ruang uji dimasukkan asap pembakaran, kemudian data kedua
sampai ke sepuluh mengalami perubahan kenaikan dan penurunan
data. Terjadi kenaikan data kandungan karbon monoksida dalam
ruang uji pada data satu sampai data ke tiga, karena masih awal
dan terdapat banyak asap serta kandungan karbon monoksida
dalam ruang uji. Namun setelah data ke tiga sampai data ke
sepuluh, secara perlahan data relatif menurun, yang menandakan
ionizer bekerja dengan baik.
4.5.4. Analisis.
Dari pengujian integrasi keseluruhan sistem, dapat di analisa
bahwa sensor MQ-7 tidak dapat mendeteksi kadar kandungan karbon
monoksida di bawah 11ppm, setelah dimasukkan asap yang berasal dari
pembakaran kertas yang mengandung karbon monoksida. Maka data
akan naik yang menandakan kandungan kadar karbon monoksida dalam
ruang uji semakin banyak. Namun pada data ke tiga sampai data ke
sepuluh data mulai menurun secara perlahan, meandakan ionizer telah
bekerja dengan baik untuk mengurangi kadar karbon monoksida dalam
ruang uji tersebut. Berdasarkan hasil pengujian pada lampiran A,
didapatkan waktu pada ionizer untuk mengembalikan kondisi udara
pada keadaan normal (<25 ppm) dari nilai ppm sebesar 326 adalah
sekitar 15 menit. Waktu yang dibutuhkan ionizer untuk dapat
mengembalikan kondisi udara pada keadaan normal bergantung pada
jumlah ppm yang difilter oleh ionizer. Semakin besar nilai ppmnya,
maka waktu yang dibutuhkan juga semakin lama.
45
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan
sistem yang kemudian dilanjutkan dengan tahap pengujian dan
analisa maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
5.2 Saran
Dari hasil penelitian tersebut maka dapat disarankan untuk
pengembangan lebih lanjut tentang proyek akhir ini agar kekurangan
untuk kedepannya dapat diminimalisir kemudian. Saran :
46
47
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ardika Natanael, Ferry. 2010. Kontrol Pemurnian Udara
Menggunakan Ionizer Berbasis Mikrokontroler. ITS
[2] Pengertian Energi Ionisasi Atom_ardra.biz.htm diakses 22
November 2013
[3] Putra, Agfianto Eko. 2006. Belajar Mikrokontroler Teori dan
Aplikasi.Yogyakarta. Gava Media
[4] Bakti Ramadhan, Anugerah. 2014. Pengendalian Kecepatan
Putaran Kipas Ventilator dan Pemurnian Udara Menggunakan Pure
Ionizer pad Smart Smoking Area Berbasis Mikrokontroler. PENS
[5]
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara
di akses pada tanggal 16 Nopember 2014
[8]
LAMPIRAN
A. Data Hasil Pengujian Integrasi Keseluruhan Sistem
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Sensor 1
(output)
ppm
11
90
129
146
156
168
164
164
160
160
156
153
149
142
139
136
132
129
123
118
90
82
59
53
37
35
33
30
27
25
Sensor 2
ppm
17
282
339
442
442
431
431
409
389
370
370
327
303
296
289
269
262
244
233
197
104
96
69
62
46
40
37
33
28
27
Sensor 3
(input)
ppm
11
275
461
370
352
352
334
319
309
296
282
250
239
233
222
207
202
184
168
136
90
88
62
54
34
32
30
32
21
19
Project :
Version :
Date : 22/07/2014
Author : Freeware, for evaluation and non-commercial use only
Company :
Comments:
Chip type
Program type
: ATmega16
: Application
: Small
:0
: 256
*****************************************************/
#include <mega16.h>
#include <stdio.h>
#include <delay.h>
#include <math.h>
#include <stdlib.h>
tmp=read_adc(adc_ke);
hasil = tmp + hasil;
delay_ms(10);
}
rata = (float)hasil / (float)loop;
return floor(rata); // pembulatan ke bawah
}
void baca_CO(void)
{
nilaiCO=baca_adc(30,0);
vCO = ((nilaiCO/255)*5);
Rs_Ro=((((5-vCO)/vCO)*17000)/24260.86);
ppmCO = (97.79*pow(Rs_Ro,-1.49));
nilaiCO1=baca_adc(30,1);
vCO1 = ((nilaiCO1/255)*5);
Rs_Ro1=((((5-vCO1)/vCO1)*17000)/24260.86);
ppmCO1 = (97.79*pow(Rs_Ro1,-1.49));
nilaiCO2=baca_adc(30,2);
vCO2 = ((nilaiCO2/255)*5);
Rs_Ro2=((((5-vCO2)/vCO2)*17000)/24260.86);
ppmCO2 = (97.79*pow(Rs_Ro2,-1.49));
rata= ((ppmCO+ppmCO1+ppmCO2)/3);
}
void main(void)
{
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
PORTC=0x00;
DDRC=0xFF;
PORTD=0x00;
DDRD=0xFF;
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
ICR1H=0x00;
ICR1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
GICR|=0xC0;
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;
GIFR=0xC0;
UCSRA=0x02;
UCSRB=0x18;
UCSRC=0x86;
UBRRH=0x00;
UBRRL=0x26;
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;
ADCSRA=0xA5;
SFIOR&=0x1F;
SPCR=0x00;
TWCR=0x00;
lcd_init(16);
/*lcd judul*/
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_clear();
lcd_putsf("Bismillah");
delay_ms(500);
lcd_clear();
while (1)
{
baca_CO();
rata= ((ppmCO+ppmCO1+ppmCO2)/3);
sprintf(bufCO,"CO=%.2f",ppmCO);
sprintf(bufCO1,"CO1=%.2f",ppmCO1);
sprintf(bufCO2,"CO2=%.2f",ppmCO2);
sprintf(bufrata,"Ra=%.2f",rata);
//sprintf(bufCO2,"ADC=%.2f",vCO2);
//sprintf(bufCO2,"CO2=%.2f",ppmCO2);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_puts(bufCO);
lcd_gotoxy(8,0);
lcd_puts(bufCO1);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts(bufCO2);
lcd_gotoxy(8,1);
lcd_puts(bufrata);
delay_ms(100);
if (rata>=25)
{
PORTD.7=0xFF;
//
a=a+1;
delay_ms(100);
}
//
if (a==1)
//
//
lcd_clear();
//
lcd_puts("DANGER");
//
delay_ms(1000);
//
else
PORTD.7=0x00;
}
}
C. Dokumentasi Alat.
BIODATA PENULIS
Nama
Tempat/Tanggal Lahir
Alamat
Nomer telepon
Email
:
:
:
:
:
alrizkadika@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
2000 2006
2006 2009
2009 2012
2012 2015