Online learning sebagai suatu mode penyampaian informasi harus bisa mensinergikan
ketiga komponen utama yaitu strategi pembelajaran, teknologi belajar dan model pedagogis.
Ketiganya harus disusun dalam kerangka yang integratif dengan tetap memperhatikan
konteks sosial dan kultural. (Nada Dabbagh,2005)
Pembelajaran online harus menyediakan berbagai aktiftas menantang yang memungkinkan
pemelajar (learner) mengaitkan informasi baru dan lama, menangkap pengetahuan
bermakna, dan menggunakan kemampuan metakognitifnya.
(Bonk dan Reynolds,1997)
Prof Nada sebagai penemu ILDF (Integrative Learning Design Framework),
mengejawantahkan proses perencanaan online learning menjadi tiga fase ; eksplorasi
(exploration), realisasi (enactment), dan evaluasi (evaluation).
Evaluasi
Realisasi
Eksplorasi
Tahapan Eksplorasi
Tahapan ini digunakan untuk Menyelidiki konteks di mana kegiatan pembelajaran
online akan dirancang dan diimplementasikan :
Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan beberapa prinsip
belajar yang penting yaitu: (1). Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk
belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang
mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru, (2). Belajar akan
cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan
peserta didik, (3) belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman dari
luar, (4) belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara pasif
dan orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri, (5) belajar
atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun
perasaan akan lebih baik dan tahan lama, dan (6) kebebasan, kreatifitas, dan
kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri orang lain
tidak begitu penting. (Dakir, 1993: 64)
Tahapan Enachment :
Dari eksplorasi didapat bahwa ada bebrapa masalah seperti keterbatasan waktu,
metode ceramah yang cendrung satu arah, sifat alamiah manusa yang selalu ingin
diperhatikan (yg tidak didapat ketika pembelajaran berlangsung satu arah) dan
mencari tahu.
Dari hasil eksplorasi tersebut penulis berfikir untuk menyediakan beberapa solusi
yaitu denga menyediakan platform yang mampu mengakomodir itu. Misalnya
mamakai web https://www.schoology.com/ yang bisa diakses dari manapun. Bahkan
bisa lewat android dan iphone yang sekarang banyak digunakan.penggunaan aplikasi
tersebut menurut penulis mampu mengakomodir beberapa maslah yang terjadi seperti:
o Keterbatasan Waktu : dengan membasiskan diri di online, seorang guru dan
peserta didik dapat kapanpun berhubungan. Dan upaya pencarian peserta didik
tidak terbatasi oleh ruang dan waktu kelas
o Ceramah satu arah : dengan menggunakan aplikasi ini materi yang disampikan
oleh guru akan langsung diterima oleh peserta didik. Sehingga semua sama
dalam informasi yang didapat. Selain itu semua peserta didik dapat
berinteraksi dengan pendidik.
o Menggugah keinginan mencari tahu : didahului dengan sedikit materi dan
diakhiri dengan tugas proyek atau pencarian. Ini dapat mengurangi
kebosanaan peserta didik yang terus menerus di cekoki kebenaran versi
gurunya.
Guru merancang
materi dan Tugas
guru mengupload
materi ke schoology
siswa menerima
materi dan tugas
siswa menerima
tugas dan siap
menyelesaikan
siswa kan
mencocokan materi
dengan
pengetahuan di luar
Tahapan Evaluasi
1. Setelah rancangan ini diaplikasikan : maka akan segera dialakukan evaluasi meliputi
pemberian alat test kepada : ahli, guru dan siswa
2. penyesuaian gaya belajar mana yang dominan diantara semua siswa sehingga kita bisa
bedakan mana yang cendrung auditif, visial atau motorik. Ini akan menjadi pertimbangan
perencanaan desain selanjutnya.