Anda di halaman 1dari 7

BETON BERTULANG

1. BETON BERTULANG
Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan sebagai bahan baku
sebuah struktur yaitu : kayu, baja, dan beton bertulang.
Beton bertulang adalah gabungan dari dua jenis bahan yaitu : beton dan baja
tulangan. Beton dimanfaatkan karena kekuatan tekannya yang tinggi, sedang baja
dimanfaatkan karena kekuatan tariknya yang tinggi.
Baja sebagai tulangan dipasang di dalam penampang beton seperti dapat
dilihat pada Gambar 1.

beton

*
*
baja tulangan

Gambar 1. Kedudukan batang tulangan dalam balok beton


a) penampang memanjang, b) potongan melintang

Bahan yang digunakan untuk membuat beton antara lain :


a. Semen
b. Air
c. Pasir
d. Kerikil
e. Bahan tambah

Campuran antara semen dan air membentuk pasta, pasta dan pasir secara
bersama-sama membentuk mortar, dan mortar ditambah kerikil akan membentuk
beton. Untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu, beton segar diberi bahan tambah.
Bahan-bahan ini dicampur dengan perbandingan tertentu, kemudian
dimasukkan ke dalam suatu cetakan/begesting. Setelah dua jam beton segar ini akan
mulai mengeras, makin lama semakin keras dan semakin besar kuat tekannya.
Kwalitas beton dapat dievaluasi dari kuat tekannya, dan ini sangat tergantung
dari kwalitas bahan pembentuknya, serta perbandingan dari komposisi bahan tersebut.
a. Semen
Semen bersama air berfungsi sebagai bahan pengikat untuk mempersatukan
bahan-bahan pasir dan kerikil menjadi suatu masa yang padat dan kompak
Semen (PC:Portland Cement) diklasifikasikan dalam 5 jenis sebagai berikut :
Jenis I

Semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan


persyaratan-persyaratan khusus seperti yang dipersyaratkan pada
jenis-jenis lain.

Jenis II

Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan


terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.

Jenis III

Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan


tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi.

Jenis IV

Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas


hidrasi rendah.

Jenis V

Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan


tinggi terhadap sulfat.

b. Air
Dalam pembuatan beton, air mempunyai arti yang sangat penting antara lain :
1. Bahan yang dibutuhkan oleh semen untuk menjamin terjadinya proses hidrasi
yang baik
2. Bahan pelarut, pengencer, dan pelicin agar beton dapat dikerjakan dengan baik.
Air yang dipakai untuk pembuatan beton, tidak boleh mengandung minyak,
asam, garam, zat organik atau bahan yang lain yang dapat merusak beton dan baja
tulangan.

Bila air yang akan dipakai tersebut diragukan kwalitasnya, maka harus
diperiksa di laboratorium.
c. Pasir
Pasir merupakan bahan pengisi, meskipun demikian kwalitas pasir sangat
mempengaruhi kwalitas beton.
Pasir adalah agregat yang semua butirnya menembus ayakan berlubang 5
mm. Bahan ini harus memenuhi syarat mutu seperti yang ditentukan dalam SII
0052-80 sebagai berikut:
1. Susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 2,50 sampai dengan
3,80.
2. Kadar lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron, maksimum 5 %.
3. Kadar zat organik ditentukan dengan larutan Na-sulfat 3%, jika dibandingkan
dengan warna standar/pembanding tidak lebih tua.
4. Kekerasan butir, jika dibandingkan dengan kekerasan butir pasir kwarsa bangka
memberi angka hasil bagi tidak lebih dari 2.
5. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam Natrium sulfat bagian yang hancur
maksimum 10 %, dan bila dipakai Magnesium sulfat, bagian yang hancur
maksimum 15 %.
d. Kerikil
Berdasarkan besar ukuran butir, kerikil adalah agregat yang semua butirnya
tertinggal di atas ayakan 5 mm. Kerikil dapat berupa bahan yang diambil langsung
dari alam, atau berupa batu pecah.
Ukuran besar butir maksimum kerikil tidak boleh melebihi :
1. 1/5 dari jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan.
2. 1/3 dari tebal plat.
3.

3/4 dari jarak bersih minimum antara batang tulangan.


Syarat mutu kerikil yang ditetapkan menurut SII 0052-80 adalah sebagai

beriku.
1. Susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 6,00 sampai 7,10.
2. Kadar lumpur atau bagian butir yang lebih kecil dari 70 mikron, maksimum 1 %.
3. Kadar bagian yang lemah, diuji dengan goresan batang tembaga, maksimum 5 %.

4. Sifat kekal, diuji dengan larutan jenuh Natrium sulfat, bagian yang hancur
maksimum 12 %. Jika dipakai Magnesium sulfat, bagian yang hancur maksimum
18 %.
5. Tidak bersifat reaktif dengan alkali.
6. Tidak boleh mengandung butiran panjang dan pipih lebih dari 20%.
e. Bahan tambah
Pemakaian bahan tambah dalam pembuatan beton mempunyai berbagai
tujuan antara lain :
1. Memperbaiki mutu beton.
2. Memudahkan pengerjaan.
3. Mempercepat waktu pengikatan/pengerasan.
4. Memperlambat waktu pengikatan/pengerasan.
Proporsi campuran yang digunakan harus berdasarkan serangkaian pengujian
yang teliti agar didapat kuat desak seperti yang direncanakan.
Persyaratan untuk kuat tekan fc harus didasarkan pada hasil pengujian benda
uji silinder (diameter 15 cm tinggi 30 cm) di laboratorium.
Apabila didasarkan pada nilai yang didapat dari hasil uji tekan benda uji
kubus dengan ukuran sisi 15 cm maka harus dilakukan konversi untuk mendapatkan fc
dengan rumus sebagai berikut:
fc = 0,83 fck (dimana fck adalah kuat tekan beton, MPa, didapat dari benda uji
kubus dengan ukuran sisi 15 cm).
Nilai kuat tekan fc harus didasarkan pada hasil pengujian benda uji pada
umur 28 hari. Apabila didapat data kuat tekan pada umur sebelum 28 hari, maka untuk
menentukan harga kuat tekan fc pada umur 28 hari, harus digunakan faktor konversi
sesuai tabel 1.1 sebagai berikut.
Tabel 1.1. Konversi perbandingan kuat tekan beton pada berbagai umur
Umur beton (hari)
Perbandingan kuat tekan

3
0,46

7
0,70

14
0,88

21
0,96

28
1,00

Kuat tekan beton yang disyaratkan fc yang didapat dari nilai-nilai


pemeriksaan harus dihitung dengan rumus :
fc = fcr 1,64 s
dimana :
fc

: kuat tekan, MPa

fcr

: kuat tekan rata-rata, MPa

: deviasi standar : [{(fcr fx)2/(n-1)}0,5]

2. SIFAT-SIFAT BETON
Sifat mekanik beton dapat diklasifikasikan menjadi :
- Sifat jangka pendek, yaitu kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, dan modulus elastisitas.
- Sifat jangka panjang, yaitu rangkak dan susut.
a. Kuat Tekan
Kuat tekan dihitung dari beban tekan maksimum yang dapat ditahan
dibagi dengan luas penampang benda uji.
fc = P/A (Mpa)
dimana :
fc

kuat tekan, MPa

Beban tekan maksimum yang dapat ditahan, Newton

Luas penampang silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm, mm2

Untuk menurunkan persamaan analisis dan perencanaan, hubungan


tegangan regangan beton perlu diketahui. Gambar 2 memperlihatkan diagram
tegangan regangan tipikal yang diperoleh dari percobaan dengan menggunakan
benda uji silinder.
Regangan beton pada saat hancur berkisar antara 0,003 sampai 0,004,
dan di dalam SNI 1991 ditetapkan 0,003 sebagai dasar analisis tampang.

b. Kuat Tarik
Kuat tarik beton ditentukan dengan percobaat belah tarik silinder beton
berdasarkan ASTM 496.

fc
fc

0,85 fc

Gambar 2. Diagram tegangan regangan beton


c. Kuat Geser
Kuat geser beton ditentukan berdasarkan kuat tekan yaitu:
vc = 1/6 f c MPa
dimana :

vc

: Kuat geser, MPa

f c

: Kuat tekan, MPa

d. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas beton diambil berdasarkan kuat tekan beton yaitu :
Ec = 4700 f c MPa
dimana :

Ec

: Modulus elastisitas, MPa

f c

: Kuat tekan, MPa

Modulus elastisitas ini merupakan kemiringan garis singgung dari


diagram tegangan-regangan. Biasanya modulus sekan pada 0,5 f c diambil sebagai
modulus elastisitas.
e. Rangkak
Rangkak adalah penambahan regangan terhadap waktu akibat adanya
beban yang bekerja.
f. Susut
Susut adalah berkurangnya volume elemen beton dan ada dua macam
yaitu susut plastis (susut yang terjadi beberapa jam setelah beton di tempatkan
pada cetakan) dan susut pengeringan yang dikarenakan kehilangan uap air.
3. JENIS DAN SIFAT BAJA TULANGAN
Baja tulangan untuk beton dapat berupa baja tulangan polos, baja tulangan
ulir, dan baja profil.
Sifat mekanik baja yang sangat penting adalah kuat leleh (f y) dan modulus
elastisitas (Es).
Kuat leleh baja dievaluasi berdasarkan uji tarik baja, Mutu baja tulanga
ditunjukkan dengan notasi U, atau BJTP dan BJTD, misal U22, U24, U26, U28, U30
dll.
Mudulus elastisitas baja ditetapkan sebesar 200.000 MPa.
4. JARAK TULANGAN DAN SELIMUT BETON
Jarak antar baja tulangan harus ditentukan untuk menjamin agar tidak timbul
rongga-rongga pada beton dan adukan beton basah dapat meliwati tulangan baja tanpa
terjadi pemisahan material.
Untuk melindungi baja tulangan dari bahaya karat dan kehilangan kekuatan
karena kebakaran, maka perlu selimut beton.

Anda mungkin juga menyukai