Anda di halaman 1dari 20

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Konverter DC-DC


Salah satu aplikasi elektronika daya dalam pengaturan besaran DC
atau yang biasa disebut dc chopper. Konverter dc-dc berfungsi untuk
mengkonversi masukan tegangan searah menjadi tegangan output searah
yang dapat divariasikan besarannya berdasarkan perubahan duty cycle
rangkaian kontrol chopper[Rashid, M. H. 1993. Power Electronics : Circuit, Devices, and Application. New Jersey : Prentince.

Hall International Inc]

Dc chopper digunakan untuk mengubah level tegangan dc searah yang


tetap menjadi tegangan dc yang variabel dengan mengatur waktu on an
waktu off (duty cycle) pada dc chopper dengan rangkaian kontrol PWM,
komponen yang berfungsi sebagai penghubung tersebut adalah switch (solid
state electronic switch) seperti thyristor, MOSFET, IGBT, GTO, dl
2.1.1 Konverter DC-DC Tipe Buck-boost
Konverter DC-DC tipe Buck-boost atau yang disebut Buck-boost
Converter berfungsi sebagai pengubah tegangan dc yang mampu
menghasilkan tegangan output yang lebih tinggi atau lebih rendah dari
tegangan input. Konverter Dc-Dc tipe Buck-boost ini memiliki sifat
inverting, dimana polaritas tegangan keluaranya berlawanan dengan
tegangan masukan. Konverter tipe Buckboost banyak digunakan untuk
meningkatkan efesiensi daya (Power Factor Correction) karena pada
rangkaian ini terdapat kapasitor dan induktor yang mensuplai daya secara
continue[Mahartoto, Gigih Pratama.2014, ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC
CHOPPER TIPE CUK].

Konverter tipe Buck-boost tanpa isolasi terdiri dari sebuah induktor,


sebuah kapasitor, sebuah saklar daya berfrekuensi tinggi (transistor atau

mosfet), sebuah beban dan sebuah dioda. Skema konverter tipe buckboost
dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Rangkaian Konverter dc-dc tipe Buck-boost[Kazimierczuk, Marian. 2008. Pulse-width Modulated DC-DC Power
Converters. Ohio : Wright State University Dayton]

Chopper tipe Buck-boost memiliki Induktor sebagai perlindungan


keluaran dari hubung singkat, dimana jika mosfet rusak, arus di/dt dibatas
oleh induktor L dan akan menjadi Vs/L. Prinsip kerja rangkaian konverter
buckboost dibagi menjadi dua mode yaitu mode 1 saat saklar di-on-kan pada
t=0 dan mode 2 dimulai saat saklar di-off-kan pada t = t1[Purba, irpan Logitra.2013, Tugas
Akhir : Perancangan Pembangkit Tegangan Tinggi Impuls untuk Mengurangi Jumlah Bakteri pada Susu Perah. Semarang : Universitas Diponegoro]

Gambar 2.2 Prinskip Kerja Konverter dc-dc tipe bukboost[Kazimierczuk, Marian. 2008. Pulse-width Modulated
DC-DC Power

Converters. Ohio : Wright State University Dayton]

(b) Rangkaian ekiuvalen saat switch ON dan dioda off

(c) Rangkaian ekuivalen saat switch OFF dan dioda ON

Gambar 2.2 (A) (B) menunjukkan rangkaian ekuivalen saat


switch ON dan dioda OFF, dan ketika switch OFF da dioda ON, secara
berurutan.
Switch ON dan OFF terdapat pada frekuensi switching fs = 1/T,
dimana T adalah Periode waktu. Saat ON duty rasionya adalah D = ton / T,
dimana ton adalah selang waktu switch pada kondisi ON.
Induktor digunakan sebagai filter untuk mengurangi ripple arus,
sedangkan kapasitor sebagai filter untuk mengurangi ripple tegangan. Dioda
digunakan sebagai komponen switching yang bekerja pada saat switch ON,
sehingga arus tetap mengalir pada induktor.
DC-DC konverter tipe bukboost dapat dioperasikan pada dua
macam mode yaitu CCM dan DCM, Continuous Current Mode (CCM)
ditandai dengan adanya arus yang mengalir secara terus menerus pada
induktor, dalam artian arus pada induktor tidak pernah mencapai nol.
Discontinuous Current Mode (DCM) adalah modus dimana arus pada
induktor mencapai nol, atau tidak continue.
Prinsip kerja Buck-boost converter mode CCM dapat dijelaskan
pada gambar 2.2. pada selang waktu 0< t DT, dimana DT adalah duty
waktu T, switch kondisi ON dan dioda OFF, seperti gambar 2.2 (A). Tegangan yang
melewati dioda adaah (Vs + Vo) dan mempertahankan dioda pada kondisi OFF.
Tegangan yang melewati induktor adalah Vs sehingga menimbulkan peningkatan
secara linear dalam arus induktor dengan kemiringan Vs / L. Pada selang waktu
DT< t

T. Switch kondisi OFF dan dioda ON seperti gambar 2.2 (B).

Tegangan yang melewati induktor adalah -Vo dan menyebabkan arus induktor
berkurang secara linear dengan kemiringan -Vo / L. Tegangan yang melewati
switch adalah Vs + Vo. Pada saat t = T, switch ON kembali dan siklusnya terulang
kembali.

Gambar 2.3 Gelombang ideal arus dan tegangan Buck-boost Converter mode
CCM[Kazimierczuk, Marian. 2008. Pulse-width Modulated DC-DC Power

Converters. Ohio : Wright State University Dayton]

Fungsi transfer tegangan dari Buck-boost Converter dapat dilihat


pada persamaan berikut[Rashid, M. H. 1993. Power Electronics : Circuit, Devices, and Application. New Jersey : Prentince-Hall
:

International Inc]

MV

VO
D

VS
1 D

(2.1)

Dimana :
Vo

= tegangan keluaran Buck-boost Converter

Vs

= tegangan masukan Buck-boost Converter

= duty cycle
Dengan menggunakan persamaan 2.1 maka diperoleh nilai

tegangan sebagai berikut[Rashid, M. H. 1993. Power Electronics : Circuit, Devices, and Application. New Jersey : Prentince-Hall
:

International Inc]

VO

VS .D
1 D

(2.2)

Nilai minimum dari kapasitor Cmin dapat ditentukan dengan


persamaan berikut[Rashid, M. H. 1993. Power Electronics : Circuit, Devices, and Application. New Jersey : Prentince-Hall International
:

Inc]

C min

VO .D max
R Lmin .f.V cpp

Dimana:
Cmin

= nilai minimum kapasitor

Vo

= tegangan keluaran Buck-boost Converter

Dmax

= duty cycle maksimum

RLmin

= resistansi beban minimum

= frekuensi Switching

Vcpp

= Ripple tegangan pada kapasitor

(2.3)

Agar Buck-boost Converter dapat bekerja dalam keadaan CCM,


maka induktor minimum (Lmin) pada Chopper Dc harus memenuhi
persamaan [Rashid, M. H. 1993. Power Electronics : Circuit, Devices, and Application. New Jersey : Prentince-Hall International Inc]:
L min

R Lmax (1 D min ) 2

2f
(2.4)

Dimana:
Lmin

= nilai minimum induktor

Rlmax = nilai resistansi beban maksimum


Dmin

= duty cycle minimum

= frekuensi Switching

2.2 Penyearah (Rectifier)


Rangkaian penyearah adalah suatu rangkaian yang mengubah
tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC). Jenis - jenis
penyearah yaitu[Rashid, M. H. 1993. Power Electronics : Circuit, Devices, and Application. New Jersey : Prentince-Hall International Inc]:
1. Penyearah setengah gelombang
2. Penyearah gelombang penuh dengan center tap
3. Penyearah gelombang penuh jembatan (bridge)
Pada tugas akhir ini, penyearah digunakan untuk menyearahkan
sumber jala-jala PLN yang sudah diturunkan tegangannya melalui trafostepdown. Penyearah yang digunakan ialah penyearah gelombang penuh center
tap dan penyearah gelombang penuh dioda bridge.
Penyearahan gelombang penuh center tap dilakukan dengan
menggunakan 2 buah dioda yang dipasang sesuai dengan Gambar 2.4. Pada
siklus setengah positif, dioda (D1) terbias maju dan dioda (D2) terbias

mundur. Pada siklus setengah negatif dioda (D2) terbias maju dan dioda
(D1) terbias mundur, sehingga tegangan output menjadi gelombang penuh.
Gambar rangkaian dan gelombang output rangkaian penyearah dengan CT
ditunjukkan pada Gambar 2.4 berikutc

Gambar 2.4 Penyearah tipe center tap[Wardana,Adam kusuma.2014,Aplkasi Buckboost Converter sebagai penyedia daya arus searah pada
rangkaian Tegangan Tinggi Impuls]

Gambar 2.5 Bentuk penyearahan gelombang penuh dengan CT[Wardana,Adam kusuma.2014,Aplkasi Buckboost Converter
sebagai penyedia daya arus searah pada rangkaian Tegangan Tinggi Impuls]

Gambar 2.5 menunjukkan proses penyearahan gelombang AC


menjadi DC dengan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan CT.
Dapat dilihat bahwa dioda (D1) melewatkan bagian positif gelombang AC
pada sudut 0 yang ditandai dengan garis dan grafik warna merah.
Sedangkan dioda (D2) melewatkan bagian positif gelombang saat terjadi
fase polaritas gelombang terbalik dari kondisi awal ( - 2 ) yang
digambarkan dengan garis warna biru, sehingga output tegangan rangkaian
membentuk tegangan DC.
Penyearah gelombang AC tanpa CT menggunakan 4 buah dioda
yang disusun menjadi rangkaian dioda bridge. Proses penyearahannya
hampir sama dengan tipe penyearahan dengan CT. Gambar skema dan
bentuk gelombang penyearah tanpa CT dapat dilihat pada Gambar 2.6 dan
Gambar 2.7 berikut:

Gambar 2.6 Penyearah tipe dioda bridge[Wardana,Adam kusuma.2014,Aplkasi Buckboost Converter sebagai penyedia daya arus searah
pada rangkaian Tegangan Tinggi Impuls]

Gambar 2.7 Bentuk penyearahan gelombang penuh tanpa CT[Wardana,Adam kusuma.2014,Aplkasi Buckboost Converter
sebagai penyedia daya arus searah pada rangkaian Tegangan Tinggi Impuls]

Selama tegangan masukan mengalami siklus setengah positif, daya


disalurkan kebeban melalui dioda D1 dan D4 yang terbias maju dan saat
siklus setengah negatif, dioda D3 dan D2 yang terbias maju.Siklus positif
digambarkan dengan garis dan gelombang warna merah, sedangkan siklus
negatif digambarkan dengan garis warna biru.
Penyearah dioda bridge maupun center tap, memiliki persamaan
yang sama mengenai tegangan output penyearah.

Vdc 2 Vm .sin t. d (t)

2Vm
0,6366 Vm

(2.5)

Setelah diberi kapasitor filter maka persamaannya menjadi:

Vdc 2 x VRMS

(2.6)

2.3 Filter Kapasitor


Filter kapasitor digunakan untuk menghaluskan keluaran
penyearah yang mengandung riak, dimana kapasitor akan menyimpan
muatan selama dioda terbias maju dan bila dioda terbisa mundur muatan
yang tersimpan akan dikeluarkan bila potensial keluaran lebih rendah,
seperti Gambar2.8.
Gambar 2.8 menunjukkan bentuk keluaran tegangan DC dari
rangkaian penyearah gelombang dengan filter kapasitor. Garis b-c
merupakan garis lurus dengan kemiringan tertentu, dimana pada keadaan ini
arus bentuk beban R dicatu oleh kapasitor.Sebenarnya garis b-c bukan garis
lurus tetapi ekponensial sesuai sifat pengosongan kapasitor. Kemiringan
kurva b-c tergantung dari besar arus (I) yang mengalir kebeban R. jika arus
I=0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan membentuk garis horizontal.
Namun jika beban arus semakin besar, kemiringan kurva b-c akan semakin
tajam.
Tegangan keluaran akan berbentuk gigi gergaji dengan tegangan ripple
ditunjukkan oleh persamaan 2.7 berikut ini:
Vr =

Vm . T
R .C

(2.7)

Keterangan:
Vr = Tegangan ripple yang dizinkan
Vm= Tegangan Puncak
T = Periode
R = Resistansi kapasitor
C =Kapasitor Filter
Vm/R merupakan I, sehingga dengan ini terlihat hubungan antara arus
yang disebabkan beban dan nilai kapasitor C terhadap tegangan ripple Vr.
Perhitungan ini efektif digunakan untuk mendapatkan tegangan ripple yang
diinginkan dan dapat ditunjukkan pada persamaan 2.8 berikut ini :

Vr =

I.T
C

(2.8)

Dari rumus ini didapatkan ,jika arus beban I semakin besar, maka
tegangan ripple akan semakin besar. Sebaliknya jika kapasitansi C semakin
besar, tegangan ripple akan semakin kecil [Arismunandar, Artono. 2001. Teknik Tegangan Tinggi. Jakarta: PT
Pradnya Paramita]

Gambar 2.8(a) Penyearah tipe jembatan dengan filter kapasitor

(b) Bentuk gelombang [Wardana,Adam kusuma.2014,Aplkasi Buckboost Converter sebagai penyedia daya arus searah pada
rangkaian Tegangan Tinggi Impuls]

2.4 MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor)


MOSFET merupakan singkatan dari Metal Oxide Semiconductor
Field Effect Transistor yang merepresentasikan bahan-bahan penyusunnya
yang terdiri dari logam, oksida dan semikonduktor. Terdapat 2 jenis
MOSFET yaitu tipe NPN atau N channel dan PNP atau biasa disebut P
channel. MOSFET dibuat dengan meletakkan lapisan oksida pada
semikonduktor dari tipe NPN maupun PNP dan lapisan logam diletakkan
diatasnya. Gambar 2.16 memperlihatkan konfigurasi dasar dari MOSFET
yang terdiri dari 3 buah kaki yaitu gate, drain, source[Rashid, M. H. 1993. Power Electronics :
Circuit, Devices, and Application. New Jersey : Prentince-Hall International Inc]

Gambar 2.9 Konfigurasi dasar MOSFET[Purba,Irpan Logitra.2013, PERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGi IMPULS
UNTUK MENGURANGI JUMLAH BAKTERI PADA SUSU PERAH]

Adapun prinsip kerja dari MOSFET adalah sebagai berikut:

Gambar 2.10 adalah Mosfet tipe NPN prinsip kerjanya yaitu ketika gate
diberi tegangan positif elektron-elektron dari semikonduktor N dari drain
dan source tertarik oleh gate menuju semikonduktor tipe P yang berada
diantaranya. Dengan adanya elektron-elektron ini pada semikonduktor P,
maka akan menjadi suatu jembatan yang memungkinkan pergerakan
elektron-elektron dari source ke drain[Purba,Irpan Logitra.2013, PERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN
TINGGi IMPULS UNTUK MENGURANGI JUMLAH BAKTERI PADA SUSU PERAH]

Gambar 2.10Prinsip kerja MOSFET tipe NPN[Purba,Irpan Logitra.2013, PERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGi
IMPULS UNTUK MENGURANGI JUMLAH BAKTERI PADA SUSU PERAH]

Gambar 2.11 adalah Mosfet tipe PNP, prinsip kerjanya sama hanya saja
tegangan yang diberikan pada gate berkebalikan dengan MOSFET tipe
NPN. Ketika tegangan negatif diberikan ke gate, hole dari semikonduktor
tipeP dari source dan drain tertarik ke semikonduktor tipe N yang berada
diantaranya. Dengan adanya jembatan hole ini maka arus listrik dapat
mengalir dari source ke drain[Purba,Irpan Logitra.2013, PERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGi IMPULS
UNTUK MENGURANGI JUMLAH BAKTERI PADA SUSU PERAH]

Gambar 2.11 Prinsip kerja MOSFET tipe PNP[Purba,Irpan Logitra.2013, PERANCANGAN PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGi
IMPULS UNTUK MENGURANGI JUMLAH BAKTERI PADA SUSU PERAH]

Karena adanya lapisan oksida antara gate dan semikonduktor, maka


arus listrik tidak mengalir menuju gate. Arus listrik mengalir diantara drain
dan source yang dikendalikan oleh tegangan gate.
Ada tiga daerah dalam karakteristik keluaran MOSFET, yaitu [Rashid, M.
H. 1993. Power Electronics : Circuit, Devices, and Application. New Jersey : Prentince-Hall International Inc]

1. Untuk VGS VT disebut daerah cut-off.

Untuk VDS VGS - VT disebut

2.

daerah linier, dipakai pada saat transistor berfungsi sebagai


penguat.
Untuk VDS VGS - VT disebut

3.

daerah saturasi, dipakai pada saat transistor difungsikan sebagai


saklar.
V
V

V
V

GS

Gsp

t d(on)

tr

t d(off)

tf

Gambar 2.12 Bentuk Gelombang Saklar dan Waktu[Purba,Irpan Logitra.2013, PERANCANGAN


PEMBANGKIT TEGANGAN TINGGi IMPULS UNTUK MENGURANGI JUMLAH BAKTERI PADA SUSU PERAH]

Gambar 2.12[Sterilisasi susu IPB, hal 27-35] memperlihatkan bentuk gelombang


switching dan pewaktuan dari MOSFET, waktu tunda-nyala atau td(on)
adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengisi muatan kapasitansi masukan
sampai pada level tegangan ambang.
Waktu naik atau tr adalah waktu yang dibutuhkan oleh terminal
gerbang untuk mengisi muatannya dari level tegangan ambang sampai
tegangan penuh gerbang (full gate voltage), VGSP, dimana tegangan ini
dibutuhkan untuk mengaktifkan transistor pada daerah linier.
Waktu tunda-mati atau td(off) adalah waktu yang dibutuhkan oleh
kapasitansi masukan untuk mengosongkan muatan apabila terjadi overdrive
atau pemicuan berlebih pada tegangan gerbang. VGS harus turun nilainya
sebalum VDS mulai naik.
Waktu jatuh atau tf adalah waktu yang dibutuhkan oleh kapasitansi
masukan untuk mengosongkan muatan dari daerah saturasi ke tegangan
ambang. Apabila VGS VT transistor akan menyumbat (off).

MOSFET sebagai piranti pensaklaran elektronik mempunyai


beberapa kelebihan, antara lain :

1.

Terminal gate MOSFET secara


elektrik terisolasi dari sumber oleh lapisan oksida, sehingga
MOSFET mempunyai impedansi masukan yang sangat tinggi,
sehingga tidak akan membebani rangkaian sebelumnya dan tidak
memerlukan rangkaian driver yang rumit untuk terminal gate.

2.

Kecapatan switching-nya
sangat tinggi, dalam orde nano detik, sehingga rugi-rugi akibat aksi
switching dapat dibuat sekecil mungkin.

3.

Sangat cocok digunakan untuk


aplikasi rangkaian yang menggunakan tegangan rendah.

4.

MOSFET tidak memerlukan


interface berupa rangkaian buffer apabila dihubungkan dengan
rangkaian logika
Dalam pemilihan MOSFET yang perlu diperhatikan adalah tegangan

Gate-Source VGS dan arus Drain ID MOSFET harus memenuhi kebutuhan


rangkaian.Biasanya nilai VGS dan ID lebih besar dari tegangan dan arus yang
digunakan untuk menjamin keamanan rangkaian.Selain itu, parameterparameter lain dari datasheet MOSFET juga harus diperhatikan dan
dibandingkan dengan perancangan rangkaian agar mencukupi kebutuhan
rangkaian.MOSFET rentan panas apabila dioperasikan pada waktu yang
lama, sehingga pada pemasangannya juga disertakan heatsink untuk
menjaga MOSFET tetap dingin.
2.5 Rangkaian Kontrol PWM (Pulse Width Modulation)
Rangkaian kontrol PWM berfungsi menyediakan sinyal pemicuan
yang dapat diatur frekuensi dan lebar pulsanya. Komponen utama yang

digunakan sebagai rangkaian kontrol PWM adalah IC TL 494. IC ini


mempunyai 16 pin yang tersusun dalam 2 jalur (Dual In Package, DP)
seperti terlihat pada Gambar 2.12 di bawah ini[On Semiconductor.2005,TL494,NCV494 Switchmode-Pulse
Width Modulation]

Gambar 2.13 Konfigurasi IC TL 494 (tampak atas) [On Semiconductor.2005,TL494,NCV494 Switchmode-Pulse Width
Modulation]

Fungsi dari masing masing pin adalah sebagai berikut[Wardana,Adam


kusuma.2014,Aplkasi Buckboost Converter sebagai penyedia daya arus searah pada rangkaian Tegangan Tinggi Impuls]

Pin 1 (1 IN-)dan pin 2 (1 IN+) serta pin 15(2 IN-) dan pin 16 (2 IN+)
Merupakan pin penguat kesalahan (error amplifier) yang berfungsi
sebagai pengontrol tegangan masukan modialtor lebar pulsa

Pin 3 (FEEDBACK)
Merupakan pin feedback di mana lebar pulsa ditentukan dari tegangan
pin ini, yang besarnya anatar 0,5 V 3,5 V.

Pin 4 (DTC)
Meruapakan pin deadtime kontrol

Pin 5 (CT) dan pin 6 (RT)


Merupakan pin pengatur frekuensi osilator yang, di mana besarnya
frekuensi osilator ditentukan dari nilai kapasitor (CT) dan resistor (RT).

Pin 7 (GND)
Merupakan pin terminal ground (terminal suplai negatif)

Pin 8 (C1) dan pin 9 (E1) serta pin 10 (E2) dan pin 11 (C2)
Merupakan pin yang berfungsi sebagai keluaran dari IC TL 494.

Pin 12 (VCC)
Merupakan pin terminal untuk sumber tegangan (terminal suplai
positif) yang besarnya antara 7V 40 V.

Pin 13 (OUTPUT CTRL)


Merupakan pin pengontrol keluaran. Untuk sistem keluaran tunggal
(single-end output) pin 13 dihubungkan ke pin 7, sedangkan untuk
sistem keluaran push-pull, pin 13 digabungkan ke pin 14.

Pin 14 (REF)
Merupakan pin tegangan referensi yang besarnya 5V + 5%.
Yang perlu diperhatikan dari IC TL494 ini adalah pin 13. Hal ini

dikarenakan apabila pin 13 dihubungkan ke pin 14 maka duty cycle


maksimal yang dihasilkan hanya 48%. Sedangkan apabila pin 13
dihubungkan ke pin 7 maka duty cycle yang dihasilkan mencapai 96%.
Dalam tugas akhir ini duty cycle yang dibutuhkan mencapai 96%. Dalam
pemasangannya ke PCB, harus menggunakan IC socket untuk mencegah IC
rusak karena panas dari solder[Wardana,Adam kusuma.2014,Aplkasi Buckboost Converter sebagai penyedia daya arus searah
pada rangkaian Tegangan Tinggi Impuls]

2.5.1 FEEDBACK
Salah satu kemampuan ic TL 494 mempunyai pin yang berfungsi
sebagai pengatur lebar pulsa, yang besarnya antara 0,5 V 3,5 V. Terdapat
pada pin 3 pada IC TL 494[Finayani,Yaya.2010,Pembangkit Switching Regulators tegangan dengan IC TL494:Politeknik
Pratama Mulia Surakarta]

Gambar 2.13 Feed back Control Circuit[On Semiconductor.2005,TL494,NCV494 Switchmode-Pulse Width Modulation]

Feedback mengatur lebar pulsa (duty cycle), dimana rangenya


berupa tegangan yang besarnya 0,5 V 3,5 V. Pin 3 ini hanya sebagai
pembanding dari pin 1, 2, 15 dan 16 yang berfungsi sebagai penguat
kesalahan (error amplifier) yang berfungsi sebagai pengontrolan tegangan
masukan modulator lebar pulsa, dimana pin 1 dan 16 bersifat non inverting
serta pin 2 dan 15 sebagai penguat inverting[Finayani,Yaya.2010,Pembangkit Switching Regulators tegangan
dengan IC TL494:Politeknik Pratama Mulia Surakarta]

Keluaran dari IC TL 494 merupakan sinyal PWM (Pulse Width


Modulation) yang berguna untuk memicu MOSFET dengan proses
pensaklaran, oleh karena sinyal PWM digunakan untuk memicu satu
MOSFET pada rangkaian Buck-Boost Converter, oleh karena tipe keluaran
IC TL 494 yang dipakai pada tugas akhir ini Single Side maka, kaki pin 13
(Output Control) dipasangkan ke pin 7 (Ground) pada IC TL 494[On
Semiconductor.2005,TL494,NCV494 Switchmode-Pulse Width Modulation]

. Keluaran ini akan menghasilkan duty

cycle sampai 96% untuk memicu MOSFET. Keluaran pada IC TL 494 yang
digunakan pada tugas akhir ini merupakan keluaran emitter[Finayani,Yaya.2010,Pembangkit
Switching Regulators tegangan dengan IC TL494:Politeknik Pratama Mulia Surakarta]

, yaitu pada kaki 9 dan 10,

sedangkan kaki 8 dan 11 diberikan Vcc 12 Volt.

Rangkaian ini menggunakan Driver. Rangkaian Driver digunakan untuk


memperkuat sinyal keluaran dari IC TL494 dan juga digunakan sebagai
isolasi antara rangkaian penyearah untuk pengontrolan dan rangkaian
penyearah daya.
Kaki 3 pada IC TL 494 berfungsi sebagai Feedback, dimana kaki ini
adalah kaki komparator yang dapat menentukan lebar pulsa keluaran. Pita
tegangan keluaran dari IC TL 494 ini besarnya 0,5 V 3,5 V[On
Semiconductor.2005,TL494,NCV494 Switchmode-Pulse Width Modulation]

. Feedback ini mendapat inputan dari

keluaran Buck-Boost Converter, dimana tegangan keluaran dari Buck-Boost


Converter akan diberi pembagi tegangan.

Anda mungkin juga menyukai