Anda di halaman 1dari 14

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

RFID (Radio Frequency Identification)


RFID (Radio Frequency Identification) merupakan salah satu bentuk

perkembangan dari teknologi nirkabel (wireless) yang digunakan sebagai pengganti


teknologi barcode. Teknologi ini bekerja dengan memanfaatkan gelombang frekuensi
transmisi radio untuk mengidentifikasi suatu objek berupa sebuah piranti kecil yang
disebut tag atau transponder (transmitter + responder). Sistem identifikasi pada
RFID merupakan tipe sistem identifikasi otomatis

yang bertujuan untuk

memungkinkan data yang ditransmisikan oleh tag RFID dapat dibaca oleh suatu
reader RFID yang kemudian akan diproses sesuai dengan kebutuhan dari aplikasi
yang dibuat. Data yang diterima oleh reader RFID yang diperoleh dari proses
pentransmisian data dari tag merupakan suatu susunan nomor unik yang berisi
informasi identifikasi yang dapat digunakan untuk aplikasi smart card, pencarian
lokasi, maupun informasi spesifik yang terdapat pada suatu produk yang memiliki
tag.[6] Karena tiap tag memiliki susunan nomor unik yang berbeda, maka RFID
digolongkan sebagai suatu teknologi yang sulit untuk dipalsukan. Sehingga, saat ini
semakin banyak aplikasi yang dibuat dengan memanfaatkan teknologi RFID untuk
dapat meningkatkan keandalan suatu sistem.

2.1.1

Komponen Utama RFID


Sistem teknologi RFID terdiri dari 3 komponen utama, yaitu tag, reader,dan

komputer.[7]

Tag RFID atau yang biasa disebut dengan transponder adalah suatu alat yang
berfungsi sebagai penyimpan informasi untuk identifikasi.

Reader RFID merupakan pasangan dari tag RFID yang berfungsi sebagai
pembaca data atau pengidentifikasi data yang terdapat di dalam tag RFID yang
ditransmisikan melalui gelombang frekuensi radio.

Komputer adalah suatu perangkat yang dalam sistem RFID berfungsi sebagai
pengolah data yang diperoleh dari proses pentransmisian data dari tag ke reader
RFID untuk aplikasi yang telah dibuat.

2.1.1.1 Tag RFID

Gambar 2.1 Tag RFID dengan silikon chip dan antenna[6]

Sebuah tag RFID tersusun dari sebuah microchip dan sebuah antena sebagai
pemancar gelombang elektromagnet (Gambar 2.1). Microchip yang terdapat di dalam
tag dapat berisi susunan nomor seri yang unik atau informasi lainnya sesuai dengan
jenis memorinya. Tipe memori itu sendiri dapat berupa sistem read-only yaitu nomor
seri yang unik yang disimpan dalam microchip pada saat tag tersebut diproduksi,
read-write yang memungkinkan tag dapat ditulis dan dibaca secara berulang atau
write-once read-many. Antena yang terpasang pada microchip berfungsi untuk
mengirimkan informasi dari microchip ke reader. Secara umum rentang pembacaan
didasarkan dengan besarnya antena. Antena yang lebih besar mengindikasikan
rentang pembacaan yang lebih jauh.[6] Sebuah tag RFID secara fisik dapat memiliki

berbagai bentuk seperti kartu atau gantungan kunci maupun yang sudah ditanamkan
di dalam bermacam barang seperti di dalam jam tangan, buku, tas, kancing, dan
barang lainnya. Tag dapat dibaca dengan reader bergerak maupun stasioner
menggunakan gelombang radio.

Gambar 2.2 Berbagai macam bentuk fisik tag RFID

Berdasarkan catu dayanya, tag RFID dapat digolongkan menjadi:


1. Tag aktif, merupakan tag yang catu dayanya diperoleh dari baterai sehingga dapat
mengurangi daya yang diperlukan oleh reader RFID untuk dapat membaca
sebuah tag.[6] Kelebihan dari jenis tag ini adalah dapat mengirimkan informasi
dalam jarak yang lebih jauh. Namun dengan kelebihannya tersebut menyebabkan
tag ini memiliki harga yang mahal dan ukuran yang lebih besar dibandingkan
dengan jenis tag lainnya. Semakin banyak fungsi yang dapat dilakukan oleh
sebuah tag RFID, maka rangkaian elektronika yang ada di dalamnyaakan semakin
kompleks dan ukurannya akan semakin besar.

Gambar 2.3 Sistem kerja tag aktif[1]

2. Tag pasif, merupakan tag yang tidak memiliki catu daya sendiri. Daya yang
digunakan tag pasif untuk mengirimkan informasi ke reader diperoleh dari
induksi listrik yang ada pada antena yang disebabkan oleh adanya frekuensi
radio.[6]Karena tidak memiliki catu daya sendiri, informasi yang dikirimkan
dari suatu tag pasif biasanya hanya berupa informasi sederhana, seperti nomor
ID saja. Tag pasif bekerja dengan dua komponen utama yaitu chip dan antena.
Kelebihan dari tag jenis ini adalah memiliki rangkaian elektronika yang lebih
sederhana, hargayang jauh lebih murah dan ukuran yang lebih kecil serta lebih
ringan. Sedangkan kelemahannya adalah tag pasif hanya dapat mengirimkan
informasi ke reader dalam jarak yang dekat.

Gambar 2.4 Sistem kerja tag pasif[1]

3. Tag semi-pasif, merupakan perpaduan dari tag aktif dan tag pasif. Sama
halnya dengan tag aktif, tag semi-pasif memiliki catu daya sendiri tetapi tidak
dapat memulai komunikasi dengan reader. Dalam hal ini catu daya yang
dimiliki digunakan untuk melakukan fungsi lain seperti untuk pemantauan
keadaan lingkungan, mencatu bagian elektronik internal tag, serta untuk
memfasilitasi penyimpanan informasi.[6] Tag jenis ini tidak secara aktif
memancarkan sinyal ke reader. Sebagian tag semi-pasif bersifat seperti tag
pasif hingga menerima sinyal dari reader.

Gambar 2.5 Sistem kerja tag semi-pasif[1]

2.1.1.2 Reader RFID


Dalam sistem RFID diperlukan sebuah reader atau alat scanning-device yang
digunakan untuk membaca tag. Reader RFID bersifat sebagai transmitter receiver
(transceiver) yang dapat mengaktifkan dan membaca sinyal yang dikeluarkan dari tag
RFID (transponder). Reader RFID terdiri dari sebuah mikroprosesor yang berfungsi
untuk melakukan decoding, menjalankan algoritma, dan penghitungan sederhana,
serta terdiri dari sebuah antena yang berfungsi untuk meradiasikan frekuensi
gelombang radio ke daerah disekitarnya untuk dapat ditangkap oleh tag RFID.
Sebuah reader juga dapat berkomunikasi dengan tag tanpa line of sight langsung,
tergantung kepada frekuensi radio dan tipe tag yang digunakan (aktif, pasif, atau
semi-pasif).[6]
Menurut bentuknya, reader dapat berupa reader bergerak seperti peralatan
genggam, atau stasioner seperti peralatan point-of-sale di supermarket.[6] Reader
dibedakan berdasarkan kapasitas penyimpanannya, kemampuan pemrosesannya, serta
frekuensi yang dapat dibacanya. Sebuah pembaca RFID harus dapat melakukan dua
buah tugas utama, yaitu:
Menerima perintah dari software yang dirancang.
Berkomunikasi dengan tag RFID.

10

Gambar 2.6 Contoh reader RFID

2.1.2

Cara Kerja RFID


Cara kerja sistem RFID menggunakan sinyal RF (Gelombang Radio) untuk

memindahkan informasi dari tag ke reader sehingga dapat beroperasi pada kondisi
lingkungan yang berbeda. Reader mengirimkan gelombang elektromagnetik dan tag
antena diatur untuk menerima gelombang ini. Apabilatag RFID berada dalam
jangkauan reader maka chip akan dibangkitkan melalui tegangan terinduksi.
Microchip tersebut kemudian mengirimkan data yang ada pada microchip tersebut ke
reader. Data yang dibaca reader kemudian diteruskan ke komputer untuk diolah oleh
aplikasi.

Gambar 2.7 cara kerja RFID [4]

11

2.1.3

Frekuensi Kerja RFID


Dalam sistem teknologi RFID terdapat faktor penting yang harus diperhatikan

yaitu frekuensi kerja dari sistem RFID tersebut. Dalam hal ini frekuensi kerja yang
dimaksud adalah frekuensi yang digunakan oleh reader dan tag RFID untuk melakukan
komunikasi secara wireless. Ada beberapa band frekuensi yang digunakan dalam
sistem RFID seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.8 dan Tabel 2.2. Pemilihan dari
frekuensi kerja sistem RFID akan mempengaruhi jarak komunikasi, interferensi dengan
pengguna frekuensi sistem radio lain, kecepatan komunikasi data, dan ukuran antena.
Untuk frekuensi yang rendah umumnya digunakan tag pasif, dan untuk frekuensi
tinggi digunakan tag aktif.
a. Band LF (Low Frequency)
Band ini bekerja pada frekuensi antara 125-134 KHz dengan penggunaan
jarak pendek, lebih kurang sama dengan 50 cm. Band ini biasa digunakan untuk
sistem identifikasi yang hanya membutuhkan jarak pendek. [6]

b. Band HF (High Frequency)


Band ini bekerja pada frekuensi 13.56 MHz dengan jarak pembacaan lebih
kurang sama dengan 3 meter dengan kecepatan baca 10 hingga 100 tag per
detik.[6]
c. Band UHF (Ultra High Frequency)
Band ini bekerja pada frekuensi sekitar 915 MHz dengan jarak pembacaan
lebih kurang sama dengan 9 meter. Tag RFID pada band UHF ini dapat dibaca
dengan kecepatan hingga 1000 tag per detik. [6]
d. Gelombang mikro
Band ini bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dengan jarak pembacaan lebih
kurang sama dengan 10 m. Pada band frekuensi ini lebih banyak mengalami
pantulan gelombang dari objek yang berada pada jangkauan gelombang dan dapat
mengganggu kemampuan RFID reader untuk komunikasi dengan tag RFID. [6]

12

2.1.4

Regulasi Frekuensi RFID


Setiap negara mempunyai standar regulasi frekuensi, yang merupakan

pengaturan atau standarisasi dari band frekuensi dan daya transmisi yang dapat
dipakai untuk suatu peralatan elektronik. Pengaturan ini dilakukan untuk menghindari
atau mengurangi aspek interferensi maupun gangguan dari satu peralatan dengan
peralatan lainnya. Selain itu, pengaturan ini secara obyektif diberlakukan dengan
tujuan untuk melindungi kepentingan umum atau pengguna peralatan yang berbasis
radio frekuensi lainnya. Regulasi frekuensi ini secara khusus difokuskan pada band
frekuensi UHF karena secara teknis band UHF sensitif terhadap gangguan atau
interferensi.[12]
RFID merupakan salah satu peralatan elektronik yang berbasis radio
frekuensi. Oleh karena itu, RFID merupakan salah satu obyek dalam pengaturan
tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab 2.1.3 terdapat 4 daerah frekuensi
kerja RFID yaitu LF (120-134 KHz), HF (13.56 MHz), UHF (868-956 MHz) dan
Microwave (2.45 & 5.8 GHz). Standar regulasi yang berlaku untuk peralatan RFID
juga hanya ditujukan untuk RFID dengan daerah frekuensi kerja UHF, sedangkan
untuk peralatan RFID dengan daerah frekuensi kerja LH, HF dan microwave tidak
diberlakukan standarisasi ini.[12]
Tabel 2.1 Perbandingan antara tagaktif, tagpasif dan tag semi-pasif[6]

Tag aktif
Catu daya
Rentang baca

Baterai internal
Dapat mencapai
750 kaki

Tipe memori

Read-write

Usia tag

5 sampai 10 tahun

Tag pasif
Eksternal
(dari reader)
Dapat mencapai
20 kaki
Umumnya
Read-only
Dapat mencapai
20 tahun

Tag semipasif
Baterai internal
Dapat mencapai
100 kaki
Read-write
2 sampai 7 tahun

13

Tabel 2.2 Frekuensi Kerja RFID[6]

Frekuensi
Low
Frequency

125 KHz

(LF)

Jangkauan& Jenis

Contoh aplikasi

PembacaanDaerah
~1,5 kaki;
and rate
kecepatan pembacaan

Kontrol akses,

rendah

aplikasi poin

pelacak binatang,

penjualan
Kontrol
akses,

High
Frequency

13.56 MHz

(HF)
Ultra-High
Frequency

860-930 MHz

(UHF)
Microwave

2.45/5.8 GHz

~3 kaki; kecepatan

kartu cerdas

pembacaan menengah

(smart cards),

Mencapai 15 kaki;

pelacak barang
Pelacak palet,

kecepatan pembacaan

manajemen

tinggi
~3 kaki; kecepatan

pemasokan barang
Manajemen

pembacaan tinggi

pemasokan barang

Tabel 2.3 Regulasi RFID UHF di beberapa Negara yang dipakai sebagai EPC Global Standard[12]

Negara

Indonesia

Singapura

Frekuensi

Daya

Keterangan

Regulator
Dirjen Pos & Telekomunikasi

932 925

2W

MHz

ERP

866 869

0,5 W

MHz

ERP

Sudah

920 925

2W

disetujui

Mhz

ERP

Dalam proses

Dep Kom Info,


www.postel.go.id
Infocomm Development
Authority of Singapore (IDA),
www.ida.gov.sg
Malaysian Communication

Malaysia

919 923

2W

Sudah

and Multimedia Commission

MHz

ERP

disetujui

(MCMC),
www.mcmc.gov.my

Thailand

920 925

4W

Sudah

National Telecommunication

14

MHz

EIRP

disetujui

Commission (NTC),
www.ntc.or.th

Filipina

2.2

918 920

0,5 W

MHz

ERP

Departement of
Dalam proses

TransportationCommunication
(DOTC), www.ntc.gov.ph

Pemrograman Visual Basic


Visual Basic berawal dari sebuah ide untuk membuat simple scripting

language untuk Graphic User Interface (GUI) Windows.Ide tersebut muncul pada
saat Microsoft masih mengeluarkan sistem operasi Microsoft Windows 3.11.Sebagai
bahasa pemrograman yang tergolong sebagai Rapid Application Development (RAD)
tool, perkembangan Visual Basic mendapat sambutan yang sangat baik dari kalangan
programmer. Dalam pengembangan aplikasi, Visual Basic menggunakan pendekatan
visual untuk merancang user interface dalam bentuk form, sedangkan untuk
kodingnya menggunakan dialek bahasa basic yang mudah di pelajari.
Ledakan jumlah developer maupun programmer yang begitu besar terjadi saat
Microsoft mengeluarkan Microsoft Visual Basic 5.0, Visual Basic mampu melakukan
perubahan yang sangat besar, yaitu kemampuan membuat ActiveX Control beserta
komponennya (ActiveX DLL dan ActiveX EXE). Hal ini mampu menarik perhatian
developer dan mempengaruhi teknik pemrograman Visual Basic, terutama pada
konsep Object Oriented Programming (OOP), yaitu pemrograman yang berorientasi
objek.
Pada pemrograman Visual Basic, pengembangan aplikasi dimulai dengan
pembentukan user interface, kemudian mengatur properti dari objek yang di gunakan
dalam user interface, dan baru dilakukan penulisan kode program untuk menangani
kejadian-kejadian (event). Tahap pengembangan aplikasi demikian dikenal dengan
istilah pengembangan aplikasi dengan pendekatan bottom up.

15

Dalam lingkungan Windows, user interface sangat memegang peranan


penting, karena dalam pemakaian aplikasi yang dibuat, pemakai berinteraksi dengan
user interface tanpa menyadari bahwa intruksi-intruksi program yang mendukung
tampilan dan proses yang dilakukan. User interface dibuat menarik dan mudah dalam
penggunaannya.
Pada Visual Basic terdapat beberapa tipe data yang digunakan antara lain :[11]

String
Digunakan untuk masukan data string ( String merupakan gabungan beberapa
character ).

Integer
Merupakan bilangan asli ( 1, 2, 3, 4, ...).

Real
Bilangan bulat (berupa pecahan dan integer).

Byte
Besar dari tipe ini hanya 8 bit.

Word
Besar bilangan ini 16 bit.

Date / Time
Tipe waktu dan tanggal yang disediakan oleh Visual Basic.

Boolean
Pada tipe data boolean, hanya mengenal kondisi true dan false.

2.3

Microsoft Visual Studio 2010


Microsoft Visual Studio merupakan sebuah perangkat lunak lengkap yang

dapat digunakan untuk melakukan pengembangan aplikasi, baik itu aplikasi bisnis,
aplikasi personal, ataupun komponen aplikasinya, dalam bentuk aplikasi console,
aplikasi Windows, ataupun aplikasi Web. Visual Studio mencakup kompiler
SDK(Software Development Kit), Integrated Development Environment (IDE), dan
dokumentasi (umumnya berupa library). Kompiler yang dimasukkan ke dalam paket

16

Visual Studio antara lain Visual C++, Visual C#, Visual Basic, Visual Basic .NET,
Visual InterDev, Visual J++, Visual J#, Visual FoxPro, dan Visual SourceSafe.
Microsoft Visual Studio dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi
dalam nativecode (dalam bentuk bahasa mesin yang berjalan di atas Windows)
ataupun managedcode (dalam bentuk Microsoft Intermediate Language di atas .NET
Framework). Selain itu, Visual Studio juga dapat digunakan untuk mengembangkan
aplikasi Silverlight, aplikasi Windows Mobile (yang berjalan di atas .NET Compact
Framework).Visual Studio 2010 adalah lebih dari sekedar versi lanjutan dari Visual
Studio 2008 yang menggunakan versi baru dari framework .NET.[8]

Gambar 2.8 Tampilan project dengan pemrograman Visual Basic pada Microsoft Visual Studio 2010

2.4

SQL Server
SQL adalah singkatan dari Structured Query Language. SQL SERVER adalah

sistem manajemen database relasional (RDBMS) yang dirancang untuk aplikasi


dengan arsitektur client/server. Istilah client, server, dan client/server dapat
digunakan untuk merujuk kepada konsep yang sangat umum atau hal yang spesifik

17

dari perangkat keras atau perangkat lunak. Pada level yang sangat umum. CLIENT
adalah setiap komponen dari sebuah sistem yang meminta layanan atau sumber daya
(resource) dari komponen sistem lainnya. SERVER adalah setiap komponen sistem
yang menyediakan layanan atau sumber daya ke komponen sistem lainnya.
RDBMS singkatan Relational Database Management System. RDBMS adalah
dasar untuk SQL, dan untuk semua sistem database modern seperti MS SQL Server,
IBM DB2, Oracle, MySQL, dan Microsoft Access. Data dalam RDBMS disimpan
dalam objek database yang disebut tabel. TABEL adalah kumpulan data entri terkait
dan terdiri dari kolom dan baris.
Fungsi dari SQL yaitu

memungkinkan anda mengakses dan memanipulasi database.

dapat mengeksekusi query terhadap database.

dapat mengambil data dari database.

dapat menyisipkan catatan dalam database

dapat memperbarui catatan dalam database

dapat menghapus catatan dari database.

dapat membuat database baru.

dapat membuat tabel baru dalam database.

dapat membuat prosedur yang tersimpan dalam database.

dapat membuat pemandangan dalam database.

dapat mengatur hak akses pada tabel, prosedur, dan pandangan

18

2.9 Tampilan aplikasi SQL Server 2008

Anda mungkin juga menyukai