Anda di halaman 1dari 103

MATERI I

KETUHANAN DAN ALAM SEMESTA


A.

Kecenderungan Manusia Untuk Bertuhan

Fitrah
Masalah Tauhid atau ketuhanan dianggap sebagai masalah fitrah, sehingga
tidak perlu lagi dicari dalilnya, karena ia merupakan bagian dari fitrah (ciptaan)
manusia.
Surat Rum 30 : 30 : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
sebagai fitrah Allah, yang telah menciptakan manusia atasnya. Tidak ada
perubahan pada ciptaan (fitrah) Allah.
Surat Al-Araf 7 : 172 : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi
anak-anak Adam keturunan mereka dan mengambil kesaksian dari mereka
atas diri mereka sendiri, Bukankah Aku ini Tuhan kalian ? Seraya mereka
menjawab, Benar (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi. (Hal ini Kami
lakukan), agar di hari kiamat nanti kalian tidak mengatakan, Sesungguhnya
kami lengah atas ini (wujud Allah).
Lihat pula QS. Al-Anam 6 : 74-79; tentang kisah Nabi Ibrahim tentang
pengembaraan rasionalnya dalam mencari Tuhan.

1.
2.

3.

B. Konsep Tuhan

Tuhan disebut "ilahun", artinya penggerak, motivator, yang dipatuhi dan ditaati.
Kata Tuhan juga merujuk kepada suatu Zat Abadi dan Supernatural, biasanya
dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta atau jagat
raya.

(45:23) ).

Ditinjau dari sudut Perbandingan Agama Tuhan ialah sesuatu, apa atau siapa
yang dipentingkan sedemikian rupa oleh manusia, sehingga ia membiarkan dirinya
dikuasai (didominir) oleh yang dipentingkannya itu.


(23 : ).

Allah Islam. (QS. Al-Ikhlas ). Lihat pula 99 Asma Allah.
Yehowa atau Yahwe salah satu istilah yang dipakai Alkitab. Istilah ini berasal
dari istilah ber-bahasa Ibrani YHVH.
Sang Hyang Tri Tunggal Mahasuci yang artinya adalah Bapa, Putra, dan Roh
Kudus, terutama dipakai dalam Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks. Konsep ini
dipakai sejak Konsili Nicea pada tahun 325 M.
Konsep Tuhan Menurut Pemikiran Barat:
1.

Tuhan Dinamisme
Manusia sejak zaman primitif sudah mengenal dan mengakui adanya
kekuatan gaib yang mempengaruhi hidup manusia. Yang dimaksud berpengaruh
di sini adalah sebuah benda. Benda tersebut bisa berpengaruh negatif positif.
Namun kekuatan benda tersebut juga di sebut bermacam-macam, ada namanya
mana, tuah, Syakti. Semua kekuatan tersebut tidak dapat di cerna oleh panca
indera manusia, namun ia dapat di rasakan pengaruhnya.

2.

Tuhan Animisme
Setiap benda dianggap mempunyai roh. Roh bagi masyarakt primitif bisa
bersifat aktif meski benda tersebut kelihatan mati. Oleh karena itu, roh
dianggap sesuatu yang hidup (rasa senang dan kebutuhan-kebutuhan). Karena
roh mempunyai kebutuhan, masyarakat primitif menyediakan sesajian sebagai
salah satu wujud memenuhi kebutuhan roh, jika tidak, manusia bisa terkena
dampak negatif dari roh tersebut.

3.

Tuhan Politeisme
Bagi Tuhan politeisme, eksistensi Tuhan Dinamisme dan Animisme belum
dapat memberikan konsep ketuhanan yang sebenarnya karena masih bersifat
sanjungan dan pujaan saja. Baginya, dari sekian banyak roh-roh ada beberapa
saja yang dianggap unggul, punya karakter dan punya pengaruh terhadap
hidup manusia. Di antara roh yang unggul tersebut disebut sebagai dewa-dewa
yang bertanggungjawab terhadap cahaya, air, angin dan sebagainya.

4.

Tuhan Henoteisme
Henoteise mengaku satu Tuhan untuk satu bangsa. Bangsa lain mempunyai
Tuhan sendiri. Tuhan mereka disebut Tuhan nasional. Paham ini seperti agama
Yahudi yang mengakui Yahweh sebagai Tuhan nasional mereka.

5.

a.
b.
c.

Tuhan Monoteisme
Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa
dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme di tinjau dari segi filsafat
ketuhanan terbagi menjadi 3:
Deisme ( Tuhan bersifat transenden: setelah pencipataan alam, Tuhan
tidak terlibat lagi dengan hasil ciptaannya).
Panteisme ( Tuhan bersifat imanen: Tuhan menampakkan diri dalam
berbagai fenomena alam).
Teisme ( Tuhan pada prinsip bersifat transenden, mengatasi semesta
kenyataan, tetapi Tuhan juga selalu terlibat dengan alam semesta).

C. Tuhan Sebagai Wajibul Wujud


Segala yang ada, yang dapat dicapai dan diterima akal menurut falsafah dibagi
tiga macam, yaitu:
1. Mumkinul Wujud adalah segala sesuatu yang bermula dari tidak ada
kemudian menjadi ada, jika ada penyebab (pencipta menghendaki
adanya). Sesudah itu dapat kembali tidak ada, jika penyebab yang
mendukung adanya tidak berfungsi (pencipta tidak menghendaki adanya).
Kemudian ada terus jika penyebab yang mendukungnya berfungsi
(pencipta menghendaki adanya). Bermula dari tidak ada kemudian ada
dan kembali tidak ada seperti nyawa manusia, dan ada terus seperti ruh
manusia.

2. Mustahil Wujud adalah segala sesuatu yang tidak mungkin wujud, yang
tidak mungkin terjadi menurut akal, seperti gajah bertelur, dll. Mustahil
Wujud itu sejak dari dulu tidak ada sekarang tidak ada dan seterusnya
tidak ada. Andai kata sesuatu yang mustahil terjadi, ada wujudnya, maka
bukan mustahil wujud lagi namanya tetapi mumkinul wujud. Oleh karena
itu akal mewajibkan bahwa yang menciptakan alam semesta ini tentu
wujud yang di luar mumkinul wujud dan mustahil wujud.
3.

1.
2.
3.

Wajibul Wujud, yaitu wujud yang wajib ada dengan sendirinya. Wajibul
wujud adalah wujud yang tidak bermula dari tidak ada. Dari dahulu ada
sekarang ada, seterusnya ada. Dia adalah sumber dari segala sumber,
pencipta alam semesta dengan segala isinya. Karena akal menolak hukum
daur (hukum berputar-putar). Karena sifat Allah yang pertama adalah
wujud, wajibul wujud (wujud yang wajib ada dengan sendirinya). Kedua,
adalah Qidam atau terdahulu, karena ia ada dengan sendirinya. Sifat
ketiga, Baqa, artinya mutlak kekal, karena ia tidak bermula dari tidak
ada, dahulu ada, sekarang ada dan seterusnya ada, sedangkan ruh
manusia relative kekal, karena bermula dari tidak ada, sekarang ada dan
seterusnya ada. Keempat sifat-Nya adalah Esa.
Bukti wujud Allah pada alam dan diri manusia adalah:
Wujud alam semesta
Susunan
Aturan

4.
5.
6.
7.

Pergerakan
Adanya nilai moral pada manusia (adanya kebaikan dan
keburukan)
Tawa dan tangis manusia
Tantangan

D. Keesaan Tuhan

Menurut ajaran monoteisme adalah Tuhan Tunggal, Tuhan Maha


Esa, Pencipta Alam Semesta. Tentang Tuhan, dalam Islam dikenal
dengan konsep Tauhid yang tentunya sudah melekat dalam hati
umat Islam

Keesaan Tuhan berarti segala sesuatu yang berhubungan dengan


Esa-Nya Tuhan:
1.
Tuhan (Allah) itu Esa Wujud-Nya
2.
Tuhan (Allah) itu Esa Zat-Nya
3.
Tuhan (Allah) itu Esa Sifat-Nya
4.
Tuhan (Allah) itu Esa Perbuatan-Nya
E. Konsep Alam Semesta
1.
Alam ini adalah makhluq = diciptakan Allah (QS. al-Baqarah 2:
117).
2.
Alam ini akan rusak dan berakhir (QS. al-Qoshosh 28 : 88).
3.
Alam ini rill, nyata, konkrit, bukan maya (QS. al-An'am 6 : 73;
QS. Shod 38 : 27).
4.
Alam ini teratur (QS. al-Mulk 67 : 3 dan 4).

5.
6.
7.

Alam terikat dengan hukum-hukum tertentu yang pasti (QS. alFurqon 25: 2; QS. ar-Ro'du 13: 8; QS. ar-Rahman 55: 5).
Alam ini dapat dipikirkan dan dipelajari (QS. al-Jasiyah 45: 13).
Seluruh alam ini patuh kepada ketentuan Tuhan (QS. Ali-'Imran
3: 83; QS. an-Nahl 16: 49 dan 50; QS. al-Isra17:44).
Penciptaan alam bertujuan :
Membuktikan kebesaran Allah (QS. Ali-Imran 3: 190).
Disiapkan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia (QS.
Luqman 31: 20).
Ujian untuk manusia (QS. Hud 11: 7; QS. al-Mulk 67: 2).
Alam ini berpasang-pasangan (QS. adz-Dzariyat 51: 49). Buahbuahan (QS. ar-Ro'du 13: 3). Ternak dan manusia (QS. asySyura 42: 11). Yang tidak diketahui (QS. Yasin 36: 36).
Proses kejadian alam :
Berkembang dari satu dzat seperti gas (QS. Fushshilat 41: 9-12).
Dipisah-pisahkan menjadi benda-benda langit, galaksi, planet dan
lain-lain (QS. al-Anbiya 21: 30; QS. adz-Dzariyat 51: 7).
Perkembangannya melalui 6 masa (QS. Fushshilat 41: 9 dan 10).

MATERI II
AGAMA DAN AGAMA ISLAM
A. Pengertian Agama dan Agama Islam
1. Pengertian Agama
Secara etimologis kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti
tradisi.
Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin
dan berasal dari kata kerja re-ligare yang berarti mengikat kembali.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia agama adalah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama
lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan tersebut.

Dalam bahasa Arab agama disebut ad-din, berarti ketaatan, paksaan,


penghambaan, kekuasaan, balasan, adat, perhitungan amal, dll.

Sinonim kata din dalam bahasa arab ialah milah. Bedanya, milah lebih
memberikan titik berat pada ketetapan, aturan, hukum, tata tertib, atau doktrin
dari din itu.

Secara epistimologi agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada


Nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk
dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang
nyata serta mengatur hubungan dengan dan tanggungjawab kepada Allah,
kepada masyarakat serta alam sekitarnya.

Ruang lingkup ajaran agama mengandung unsur: Keyakinan; Peribadatan; dan


Sistem nilai.
Tujuan agama adalah membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik,
kebahagiaan di dunia dan akhirat, dan membebaskan manusia dari kehidupan sesat.
Fungsi agama bagi manusia:
a.Dapat mendidik jiwa manusia menjadi tenteram, sabar, tawakkal dan sebagainya.
b.Dapat mendidik manusia berani menegakkan kebenaran dan takut untuk
melakukan kesalahan.
c.Dapat memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwa mereka tumbuh sifat-sifat
utama seperti rendah hati, sopan santun, hormat-menghormati dan sebagainya.

Jenis-Jenis Agama
a.Dari segi penyebaran
Agama Universal, merupakan agama-agama yang "besar" dan mempunyai
minat untuk menyebarkan ajaran untuk keseluruhan umat Manusia. Sasaran
agama jenis ini adalah kesemua manusia tanpa mengira kaum dan bangsa.
Contohnya: Agama Islam, Kristian dan Buddha.
Agama Folk, merupakan agama yang kecil dan tidak mempunyai sifat
dakwah seperti agama universal. Amalannya hanya terhad kepada etnik
tertentu. Contohnya: Agama Rakyat China/Taoisme.
b. Dari segi sumber rujukan
Agama Wahyu atau Samawi atau Langit, yaitu agama yang diturunkan dari
Tuhan melalui seorang Rasul. Contohnya: agama Islam, Nasrani, dan Yahudi.
Agama Budaya atau Ardhi atau Bumi, yaitu agama yang berasal dari ajaran
seorang manusia dan merujuk kepada pelbagai sumber seperti pembuktian, tradisi,
falsafah dan sebagainya. Contohnya: agama Budha, dan Hindu.
Perbedaan agama wahyu dengan agama budaya terletak pada aspek: waktu
penyampaian kepad manusia, disampaikan melalui Rasul, kitab suci, sifat
kemutlakan kebenarannya, konsep ketuhanannya, sifat universalitas
keberlakuannya.

c. Dari segi tanggapan ketuhanan


Agama Monoteisme, merupakan agama yang menganggap Tuhan hanya satu, yakni
mendukung konsep ketauhidan Tuhan. Contohnya, agama Islam.
Agama Politeisme, merupakan agama yang menganggap bahwa Tuhan wujud secara
berbilangan, yakni ada banyak Tuhan atau Tuhan boleh berpecah kepada banyak
bentuk. Contohnya, agama Hindu, Agama Rakyat China.
Berdasarkan cara beragamanya:
Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara
beragamanya nenek moyang, leluhur atau orang-orang dari angkatan sebelumnya.
Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya
atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang
berkedudukan tinggi atau punya pengaruh.
Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu
mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan
pengetahuan, ilmu dan pengamalannya.
Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati
(perasaan) dibawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan
menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah).

2. Pengertian Agama Islam


Pengertian Islam, berasal dari kata salama-salamun berarti keselamatan,
sallama-taslim berarti penyerahan, salima-silmun berarti perdamaian,
saluma-sulamun berarti tangga.
Menurut istilah, agama Islam adalah agama wahyu, yaitu agama yang berasal
dari Allah swt diwahyukan kepada manusia yang dipilih-Nya (Rasul). Kemudian
wahyu-wahyu itu diwujudkan menjadi kitab suci yang menjadi pedoman hidup
umat manusia agar mereka berbahagia dunia dan akhirat.
Turunnya Agama Islam. Pada malam 17 Ramadhan, bertepatan dengan 6
Agustus tahun 610 M, Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah SWT yang
disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril a.s. Ayat pertama yang diturunkan
oleh Allah SWT adalah surat Al-Alaq 96: 1-5.
Tujuan Agama Islam. Allah swt menurunkan agama Islam sebagai rahmat
kepada semesta alam (QS. Al-Anbiya 21: 107), karena tujuan agama Islam
adalah agar umat manusia memperoleh rida Allah , bahagia dunia-akhirat.

D. Pendekatan Studi Islam


1. metode filologi.
Merupakan aktivitas mengamati atau meneliti terhadap teks yang
terdapat pada kitab kitab suci dalam memahami terhadap kebenaran
yang di berikan oleh teks atau suatu peristiwa dan mempelajarinya
serta mencari rumpun dari bahasa teks ( Az- Zumar 39 : 52 ).
2. metode phenomenologi.
Ialah meneliti dan memahami sesuatu dari berbagai gejala yang
diberikan dengan tidak mempermasalahkan darimana datangnya
gejala itu, misalnya adanya pengulangan terhadap gejala yang di
berikan antara ummat sebelumnya dan ummat sesudahnya,
.3.Pendekatan metode semantik.
Ialah meneliti dalam bentuk makna yang di berikan oleh teks
maupun peristiwa yang berupa simbol simbol yang di berikan sebagai
cabang linguistik dalam logika, sebagai contoh dalam pendekatan
semantik dari perkataan mengetahui dan tidak mengetahui . ( AzZumar 39 : 9 )

4.Pendekatan histerografi,
Adalah meneliti suatu permasalahan melalui sejarah ummat maupun
Individu yang di jelaskan pada ayat ayat Qur-an, misalnya keingkaran
kaum ad pada ayat-ayat Allah dan pada rasul Allah. ( Hud 11 : 59 )
Pendekatan hermeunitik.5
Ialah suatu bentuk pendekatan untuk memberikan suatu jawaban pada
suatu permasalahan dan kemudian menghubungkan dengan
permasalahan yang lainnya dari keseluruhan masalah yang
berkaitan. Tindakan pengamat atau penulis dalam pendekatan
:hermeuninitik dapat mengambil bentuk bentuk
a.To express (To say) ; pengamat atau penulis bertindak sebagai
pengungkap.
b.To explain ; pengamat atau penulis betindak sebagai penjelas.
c.To translate ; pengamat atau penulis bertindak sebagai sebagai
penterjemah dari suatu masalah.
6.Pendekatan yang bersifat deskriftif,
yaitu pendekatan dimana pengamat atau penulis mendekati
Permasalahan bertindak sebagai penutur, penganalisa, dan
pengkelassifikasian melalui studi komperatif (perbandingan).

B.

Pokok-pokok Ajaran Agama Islam:

a.

Aqidah, yatu kepercayaan terhadap Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, RasulNya, hari akhir, dan qadha dan qadar Allah.

b.

Syariah, yaitu segala bentuk peribadatan baik ibadah khusus, seperti


thaharah, shalat, zakat, puasa dan haji, maupun ibadah umum (muamalah),
seperti hukum publik dan hukum perdata.

c.

Akhlak, sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan
dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran
terlebih dahulu.

C.

Fungsi Agama Islam:

a.
b.

Menyempurnakan agama yang terdahulu


Agama fitrah. Fitrah artinya sifat asal, bakat, pembawaan dari asal muasal
kejadian manusia dan suci bersih dari dosa
Pendorong kemajuan. Agama Islam menghendaki dan memerintahkan setiap
muslim untuk menjadi sebaik-baik manusia, dan unggul dalam segala bidang
(Ali Imran 3: 110)
Memberikan pedoman hidup bagi manusia. Agama Islam merupakan sumber
sistem nilai yang harus dijadikan pedoman hidup oleh manusia.

c.
d.

E. Islam rahmatan lilalamin


Kata rahmatan lil alamin berarti mengasihi segala ciptaan dari Allah
yang berada di langit dan di bumi selain Allah, untuk di kasihi
sebagaimana menga sihi Allah, baik sahabat ataupun musuh Allah ;
dan mengapa Islam di katakan rahmatan lil alamin, maka terhadap
pembahasan pada masalah yang demikian perlu di perhatikan,
rekomendasi firman Allah tentang masalah penciptaanNya seperti
yang di ungkapkan dalam wahyu Nya :
1) Realitas keseimbangan bagi kehidu pan alam semesta sebagaimana
telah di ciptakan oleh Allah dalam sunnah yang merupakan ketetapan
hukum bagi alam semesta ( Al-Mulk 67:3 )
2) Manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi ( Al-Infitar 82:7)
3) Allah telah mengkons truksikan realita lembaga taubatan nasuha
sebagai pamungkasnya ( Al-Quran Surat 14 Ibrahim : 14 )

F.`

a.

b.

c.

d.

Alasan mengapa Masuk Islam

Untuk memberikan jawaban alasan mengapa masuk islam ? Dapat


dijawab melalui :
Kebenaran mutlak dan ungkpan kebenaran relatif dan termasuk
dalam masalah seperti ungkapan judul di maksud , maka terhadap
ungkapan ini dapat diamati melalui tuturan wahyu (Al-Quran Surat
16 An-Nahl Ayat 89)
Kebenaran mutlak ini merupakan kebenaran yang mesti di imani
bagi setiap muslim dan konsekuensi bagi yang menafsirkan adalah
kekufuran terhadap Allah.
Kebenaran relatif
Ialah kebenaran yang di teorikan atau didalilkan oleh manusia
dianggap benar selama belum ada fakta dan data baru yang
merevisinya. Contoh pendapat para alim ulama dan cendekiawan.
Kebenaran konsistensi, yaitu sebagai bentuk dari konsistensi
beriman kepada Allah. Otomatis harus membenarkan segala yang
datang dari Allah.
Kebenaran pragmatisme
Ialah kebenaran berdasarkan kemanfaatan bagi teori atau dalil yang
diberikan.
Ketiga teori ini tidak di dapati satupun dari ketiganya yang
bertentangan dengan kebenaran mutlak. ( Al An-Nam 6:125). (Azzumar 39:22 dan ( Al-Isra 54 : 105 )

MATERI III
SUMBER AJARAN ISLAM
A. AL-QUR'AN
1. Pengertian al-Quran
Al-Quran berasal dari kata qaraa, berarti mengumpulkan dan menghimpun, juga
berarti quranah, artinya bacaan. (QS. Al-Qiyamah 75 : 17-18)
Al-Quran adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad saw.
Secara lafaz, makna dan gaya bahasa, yang termaktub dalam mushaf yang dinukil
secara mutawatir, yang bagi pembacaannya merupakan ibadah.
1. Nama-nama Al-Quran:
Al-Kitab = Tulisan yang Lengkap (QS. Al-Baqarah2:2), Al-Furqan = Memisahkan
yang Haq dari yang Bathil (QS. Al-Furqon25:1), Al-Mauidhah = Nasihat (QS. Yunus
10:57), Asy-Syifa = Obat (QS. Yunus 10:57), Al-Huda = Yang Memimpin (QS. AlJin 72:13), Al-Hikmah = Kebijaksanaan (QS. Al-Isra 17:39), Adz-Dzikru =
Peringatan (QS. Al-Hijr 15:9).
2. Kedudukan Al-Quran:

3. Fungsi Al-Quran:
a.
b.
c.
d.
e.

Sebagai Mukjizat Nabi Muhammad SAW (QS. Al-Isra 17: 88)


Pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia (QS. An-Nisa 4: 105)
Pemisah yang hak dengan yang batil (QS. Asy-Syura 42: 24)
Peringatan bagi manusia (QS. Al-Furqon 25: 1)
Sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya
( QS. Al-Maidah 5: 48)

4. Isi kandungan al-Quran:


a.
Keimanan dan keyakinan
b.
Tuntunan ibadah dan hukum
c.
Berisi daya tarik dan ancaman
d.
Berisi tata aturan yang diperlukan manusia dalam hubungannya dengan Allah,
manusia, hewan, dan alam sekitar demi kebahagiaan dunia dan akhirat
e.
Berisi riwayat-riwayat orang terdahulu baik yang taat maupun yang mengingkari.
5. Kodifikasi Al-Quran:

Wahyu turun kepada Nabi, Nabi langsung memerintahkan para sahabat penulis
wahyu untuk menuliskannya secara hati-hati. Begitu mereka tulis, kemudian
mereka hafalkan sekaligus mereka amalkan

Pada awal pemerintahan khalifah yang pertama dari Khulafaur Rasyidin, yaitu
Abu Bakar Shiddiq, Quran telah dikumpulkan dalam mushhaf tersendiri

Pada zaman khalifah yang ketiga, Utsman bin Affan, Quran telah sempat
diperbanyak
Dalam perkembangan selanjutnya, tumbuh pula usaha-usaha untuk
menyempurnakan cara-cara penulisan dan penyeragaman bacaan, dalam rangka
menghindari adanya kesalahan-kesalahan bacaan maupun tulisan.
6. Pembagian Isi Al-Quran:
Al-Quran terdiri dari 114 surat; 91 surat turun di Makkah dan 23 surat turun di
Madinah. Ada pula yang berpendapat, 86 turun di Makkah, dan 28 di Madinah
Surat/ayat yang turun sebelum Nabi Hijrah dinamakan surat Makkiyyah, pada
umumnya suratnya pendek-pendek, menyangkut prinsip-prinsip keimanan dan
akhlaq, panggilannya ditujukan kepada manusia
Surat/ayat yang turun etelah Nabi Hijrah ke Madinah disebut surat Madaniyyah,
pada umumnya suratnya panjang-panjang, menyangkut peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan atau seseorang dengan lainnya
( syariah ).
Atas inisiatif para ulama maka kemudian Al-Quran dibagi-bagi menjadi 30 juz.
Dalam tiap juz dibagi-bagi kepada setengah juz, seperempat juz, maqra dan lain-lain.

B. Al-HADIS/SUNNAH
1.

Pengertian al-Hadis dan as-Sunnah

Secara bahasa hadis berarti baru, dekat, dan informasi. Sedangkan as-Sunnah
berarti cara, jalan, undang-undang, kebiasaan dan tradisi.

Secara istilah hadis berarti segala perbuatan (afal), perkataan (aqwal), dan
keizinan Nabi Muhammad saw (taqrir).

2. Fungsi al-Hadis terhadap al-Quran:


a.

Bayan Tafsir, yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal dan
musytarak. Seperti hadits : Shallu kama ro-aitumuni ushalli . (Shalatlah kamu
sebagaimana kamu melihatku shalat) adalah merupakan tafsiran daripada ayat
Al-Quran yang umum, yaitu : Aqimush- shalah , (Kerjakan shalat)

b.

Bayan Taqrir, yaitu as-Sunnah berfungsi untuk memperkokoh dan memperkuat


pernyataan al-Quran. Seperti hadits yang berbunyi : Shoumu
liruyatihiwafthiru liruyatihi (Berpuasalah karena melihat bulan dan
berbukalah karena melihatnya) adalah memperkokoh ayat Al-Quran dalam
surat Al-Baqarah 2: 185.

c. Bayan Taudhih, yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat al-Quran,
seperti pernyataan Nabi : Allah tidak mewajibkan zakat melainkan supaya menjadi
baik harta-hartamu yang sudah dizakati , adalah taudhih (penjelasan) terhadap ayat
Al-Quran dalam surat at-Taubah 9: 34.
3. Perbedaan Antara Al-Qur'an dan Al-Hadits sebagai Sumber Hukum
a.Al-Quran nilai kebenarannya adalah qathI (absolut), sedangkan al-Hadits adalah
zhanni (kecuali hadits mutawatir)
b.Seluruh ayat al-Quran mesti dijadikan sebagai pedoman hidup. Tetapi tidak semua
hadits mesti kita jadikan sebagai pedoman hidup
c.Al-Quran sudah pasti otentik lafazh dan maknanya sedangkan hadits tidak
d.Apabila Al-Quran berbicara tentang masalah-masalah aqidah atau hal-hal yang
ghaib, maka setiap muslim wajib mengimaninya.
4. Kodifikasi Hadis
Pada zaman Umar bin Abdul Azis, khalifah ke-8 dari dinasti Bani Umayyah (99-101
H) timbul inisiatif secara resmi untuk menulis dan membukukan hadits
Kodifikasi Hadits dilatar belakangi oleh adanya usaha-usaha untuk membuat dan
menyebarluaskan hadits-hadits palsu dikalangan ummat Islam, baik yang dibuat oleh
ummat Islam sendiri karena maksud-maksud tertentu, maupun oleh orang-orang luar
yang sengaja untuk menghancurkan Islam dari dalam.

5. Macam-Macam Hadis
a.

Dilihat dari segi jumlah orang yang menyampaikan:

Hadits mutawatir, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang kepada
banyak orang dan seterusnya sehingga tercatat dengan banyak sanad. Dan
mustahil orang yang banyak itu sepakat untuk berdusta
Hadits masyhur, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih
hingga tercatat dengan sanad sekurang-kurangnya tiga orang
Hadits aziz, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh dua orang sanad hingga
tercatat dengan dua sanad
Hadits gharib, yaitu hadits yang diriwayatkan seorang sanad hingga tercatat
satu sanad.

b. Dilihat dari segi kualitasnya:

Hadits Shahih. Yaitu sunnah/hadits yang diriwayatkan oleh orang-orang yang


adil (baik), kuat hafalannya, sempurna ketelitiannya, sanadnya bersambung
sampai kepada Rasul, tidak mempunyai cacat, dan tidak bertentangan dengan
dalil periwayatan yang lebih kuat (Al Quran)

Hadits Hasan. Yaitu sunnah/hadits yang diriwayatkan oleh orang-orang yang


adil (baik), sanadnya bersambung sampai kepada Rasul, tidak mempunyai
cacat, dan tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat (Al Quran), tapi
kekuatan hafalan atau ketelitian perawinya kurang baik.

Hadits Dhaif. Yaitu sunnah/hadits lemah karena perawinya tidak adil, terputus
sanadnya, punya cacat, bertentangan dengan dalil atau periwayatan yang lebih kuat,
atau cacat lainnya
Hadits Maudhu. Yaitu sunnah/hadits yang dibuat oleh seseorang (karangan
sendiri) kemudian dikatakan sebagai perkataan atau perbuatan Rasulullah saw.
c. Dilihat dari segi diterima atau ditolaknya:
Hadis Maqbul, ialah hadis yang diterima dan dapat dijadikan hujjah/sumber hukum
Hadis Mardud, ialah hadis yang ditolak dan tidak boleh dijadikan sumber hukum.
d. Dilihat dari siapa yang berperan dalam berbuat atau bersabda:
Hadis Marfu, ialah hadis yang disandarkan kepada Nabi saw
Hadis Mauquf, ialah hadis yang disandarkan kepada sahabat
Hadis Maqthu, ialah hadis yang disandarkan kepada tabiin.
6. Kitab-kitab hadis yang dinilai terbaik:
Ash-Shahih Bukhari; Ash-Shahih Muslim; Ash-Sunan Abu-Dawud; As-Sunan
Nasai ; As-Sunan Tirmidzi; As-Sunan Ibnu Majah ; dan Al-Musnad Imam Ahmad.

C. IJTIHAD
1.

Pengertian Ijtihad

Secara bahasa ijtihad berarti pencurahan segenap kemampuan untuk


mendapatkan sesuatu.
Menurut istilah ialah mengerahkan segala potensi akal pikiran dan
kemampuan semaksimal mungkin untuk menetapkan hukum-hukum syariah.
Dasar keharusan berijtihad ialah QS. A-Nisa 4: 59.

2. Kedudukan Ijtihad
a. Pada dasarnya yang ditetapkan oleh ijtihad tidak dapat melahirkan keputusan
yang mutlak absolut. Sebab ijtihad merupakan aktifitas akal pikiran manusia
yang relatif
b. Sesuatu keputusan yang ditetapkan oleh ijtihad, mungkin berlaku bagi
seseorang tapi tidak berlaku bagi orang lain
c. Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan ibadah mahdhah. Sebab
urusan ibadah mahdhah hanya diatur oleh Allah dan Rasulullah
d. Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah
e. Dalam proses berijtihad hendaknya dipertimbangkan faktor-faktor motifasi,
akibat, kemaslahatan umum, kemanfaatan bersama dan nilai-nilai yang
menjadi ciri dan jiwa daripada ajaran Islam.

3. Bentuk-Bentuk Ijtihad

Ijma = konsensus = ijtihad kolektif. Yaitu persepakatan ulamaulama Islam dalam menentukan sesuatu masalah ijtihadiyah
Qiyas = reasoning by analogy. Yaitu menetapkan sesuatu hukum
terhadap sesuatu hal yang belum diterangkan oleh al-Quran dan
as-Sunnah, dengan dianalogikan kepada hukum sesuatu yang
sudah diterangkan hukumnya oleh al-Quran/as-Sunnah, karena
ada sebab yang sama
Istihsan = preference. Yaitu menetapkan sesuatu hukum
terhadap sesuatu persoalan ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip
umum ajaran Islam seperti keadilan, kasih sayang dan lain-lain.
Mashalihul Mursalah = utility, yaitu menetapkan hukum
terhadap sesuatu persoalan ijtihadiyah atas pertimbangan
kegunaan dan kemanfaatan yang sesuai dengan tujuan syariat.
Saddudz Dzari'ah, yaitu menetapkan hukum atas dasar
kehilangan kerusakan/kemadorotan bagi seseorang atau
segolongan orang.
Istishab, yaitu menetapkan hukum atas hukum yang telah
berlaku sampai ada hukum yang merubahnya.
'Urf, yaitu menetapkan suatu hukum yang telah menjadi
kebiasaan masyarakat.

MATERI IV
HAKEKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
A. Konsep Manusia
Teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo valens (manusia
berkeinginan)
Teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mechanicus (manusia
mesin)
Teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir)
Teori humanisme menyebut manusia sebagai homo ludens (manusia bermain).

Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fungsi tubuh
dan
fisiologisnya.

Dalam diri manusia terdapat sesuatu yang tidak ternilai harganya, sebagai
anugerah Tuhan yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu akal.

Ada dua komponen esensial yang membentuk hakikat manusia yang


membedakannya dari binatang, yaitu potensi mengembangkan iman dan ilmu.
Manusia Menurut Al-Quran
Al Quran tidak menggolongkan manusia ke dalam kelompok binatang (animal)
selama manusia mempergunakan akalnya dan karunia Tuhan lainnya. (QS. AlAraf 7: 179)


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Manusia dalam al-Quran disebut;


Al-Insan: Potensi untuk berkembang, tumbuh secara fisik dan mental
menghasilkan kreatifitas dan keseniaan (al-Insan 76: 1).
Al-Basyar: Jasad, tubuh, jasmani dan biologis (al-Hijr 15: 28).
Bani Adam: Kemanusiaan, tidak tergoda syaitan, keluarga bersaudara
(al-Isra 17: 70).
An-Nas: Sebagai makhluk sosial (an-Nas 114: 1).
Al-Ins, Abdun: Pengabdi Allah, hamba Allah yang harus tunduk dan
patuh kepada-Nya (Az-Zariyat 51: 56, Saba 34: 9).
Khalifah: Pemelihara alam dan bertanggung jawab kepada Allah (AlBaqarah 2: 30).

Aspek manusia terdiri dari:

1.

Aspek material (jasmaniah);

Manusia berasal dari: tanah kasar (turab): Ali Imran3: 59, Al-Kahfi 18: 37;
menjadi sari pati (sulalah): Al-Mukminun 23: 12; atau dari tanah liat (tin) AlAraf7: 12, Al-Anam 6: 2; lalu menjadi air mani (nuthfah) Al-Mukminun 23: 13,
lalu menjadi segumpal darah (alaqah), lalu menjadi daging (mudghah), lalu
menjadi tulang (idhamah), lalu tulang itu dibungkus daging (janin) Al-Mukminun
23: 14, kemudian Allah meniupkan roh (manusia).

2. Aspek immaterial (rohani)


Roh, berupa daya manusia mengenal dirinya, mengenal tuhannya, dan ibadah
lainnya
Nafs, berupa panas alami pada pembuluh nadi, otot syaraf, tanda kehidupan.
Segi-segi positif manusia:
1.Manusia adalah khalifah Tuhan di bumi. (Al Baqarah 2: 30)
2.Manusia mempunyai kapasitas intelegensia yang paling tinggi. (Al-Baqarah 2: 3133)
3.Manusia mempunyai kecenderungan dekat dengan Tuhan. (Al-Araf 7: 172)
4.Manusia dikaruniai pembawaan yang mulia dan martabat. (Al-Isra 17: 70)
5.Manusia memiliki kesadaran moral. (Asy-Syams 91: 7-8)
6.Tuhan menciptakan manusia agar mereka menyembah-Nya; dan tunduk patuh
kepada-Nya menjadi tanggungjawab utama mereka. (Adz-Dzariyat 51: 56)
Segi-segi negatif manusia:
1.Bersifat tergesa-gesa (Al-Isra 17: 11)
2.Sering membantah (Al-Kahfi 18: 54)
3.Ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhan (Al-Adiyat 100: 6)
4.Keluh kesah, gelisah dan kikir (Al-Maarij 70: 19)
5.Amat zalim dan bodoh (Al-Ahzab 33: 72)
6.Putus asa bila ada kesalahan (Al-Maarij 70: 20)

Dimensi-dimensi Manusia
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Secara fisik manusia hampir sama dengan hewan, membutuhkan makan,


minum, istirahat dan menikah, supaya ia dapat hidup, tumbuh dan
berkembang.
Manusia memiliki sejumlah emosi yang bersifat etis, yaitu ingin memperoleh
keuntungan dan mengindari kerugian.
Manusia mempunyai perhatian terhadap keindahan.
Manusia memiliki dorongan untuk menyembah Tuhan.
Manusia mempunyai kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda, karena ia
dikaruniai akal, pikiran, dan kehendak bebas.
Manusia mampu mengenal dirinya sendiri.

B. Eksistensi dan Martabat Manusia

Tujuan Penciptaan Manusia


Manusia diciptakan oleh Allah di dunia ini tidak lain supaya mereka
menyembah Allah dan bersetatus pengabdi Allah. (QS. Az-Zariyat 51: 56)

Fungsi dan Peranan Penciptaan Manusia


Manusia adalah khalifah Tuhan di muka bumi. (QS. Al-Baqarah 2: 30)
Khalifah adalah wakil Tuhan di atas muka bumi ini dengan tuntunan al-Quran
berfungsi sebagai penterjemah sifat-sifat Tuhan ke dalam kenyataan kehidupan
dan penghidupan manusia sehari-hari dalam batas-batas kemanusiaan yang
diridhoi Allah.

Tugas atau fungsi manusia sebagai khalifah Allah:


Mewujudkan kemakmuran: Dia (Allah) telah menciptakan kamu (manusia) dari
tanah dan meminta kamu untuk memakmurkannya. (QS. Hud 11: 61)
Mewujudkan kebahagiaan: Allah hendak membimbing orang yang mengikuti
keridhaan-Nya dengan al-Quran itu kejalan kebahagiaan. (QS. Al-Maidah 5: 16)
3. Tanggungjawab Manusia sebagai Hamba dan Khalifah Allah
Sebagai khalifah senantiasa haruslah bekerja, mengambil dan memanfaatkan
kekayaan alan ini sebaik-baiknya dalam bentuk yang positif yang berpedoman
kepada ajaran-ajaran yang terdapat dalam al-Quran dan al-Hadits.
Menurut Prof. Abbas Mahmud al-Aqqad mendefinisikan: manusia adalah
makhluk yang bertanggung jawab, yang diciptakan dengan sifat-sifat ketuhanan.

MATERI V
HUKUM DAN SYARIAH
A. Pengertian hukum dan hukum Islam
1. Pengertian hukum
Hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan snksi
Ciri-ciri hukum :
a. Adanya perintah dan atau larangan
b. Perintah dan atau larangan tersebut harus dipatuhi dan ditaati oleh semua
orang.
2. Pengertian hukum islam
a. Hukum Islam merupakan koleksi daya upaya fuqaha dalam menerapkan syariah
islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan pengertian ini mendekati kepada
makna fiqih.
b. Apabila kata hukum dikaitkan dengan islam, maka hukum islam bermakna
seperangkat peraturan yang berdasarkan wahyu Allah dan sunnah rasul tentang
tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua
umat yang beragama islam.
c. Hukum islam adalah hukum yang ditetapkan Allah di dalam Al Quran, dijelaskan
oleh nabi dalam hadis serta dikembangkan oleh ulama dalam ijtihad.
Dalam susunan ajaran pokok islam hukum islam disebut dengan syariah. Syariah
adalah undang-undang atau aturan yang diturunkan Allah untuk mengatur
hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesama manusia dan alam
semesta

. Syariah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah (ibadah mahdhoh) dan muamalah
(ibadah ghairu mahdhoh)
Syariah secara bahasa berasal dari kata syaraa berarti menjelaskan atau
menyatakan sesuatu, atau asy syaru berarti suatu tempat yang dapat
menghubungkan sesuatu yang lain. Secara istilah syariah berarti aturan atau
undang-undang yang diturunkan Allah unutk mengatur hubungan manusia dengan
Allah,hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta.
Hukum yang dihasilkan dari pendalaman Al Quran dan hadis oleh para ulama
tersebut disebut fiqh.
Fiqh
Fiqh adalah pengembangan dari syariah.
Fiqh dapat berubah-ubah, tidak mutlak dan bersifat lokal.
Perbedaan syariah dengan fiqh adalah :
1.Syariah terdapat dalam Al Quran dan Al Hadits, sedang fiqh terdapat dalam bukubuku fiqh mazhab.
2.Syariah bersifat fundamental dan universal, sedang fiqh bersifat instrumental,
dan ruang lingkupnya terbatas.
3.Syariah bersifat abadi, fiqh dapat berubah, atau diubah
4.Syariah hanya satu, fiqh banyak sesuai mazhabnya.
5.Syariah menunjukkan kesatuan Islam, Fiqh menunjukkan keanegaragaman.

Hukum syara merujuk pada satuan norma atau kaidah. Himpunan norma atau
hukum syara ini membentuk fiqh. Norma atau hukum syara yang membentuk fiqh ini
meliputi baik norma taklifi seperti wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram, maupun
norma wadhI seperti sebab,syarat dan mani ( penghalang).
Qanum(hukum positif), menggambarkan dari syariah yang telah diintegrasikan oleh
pemerintah menjadi hukum Negara. Misalnya undang-undang Nomer I Tahun 1974
tentang perkawinan, Undang-undang Nomer 41 tahun 2004 tentnag wakaf dan
sebagainya. Selain itu qanun juga merujuk kepada berbagai peraturan perundangan
yang dikeluarkan oleh suatu pemerintah di negeri muslim dalam rnagka mengisi
kekosongan dan melengkapi syariah.
Tujuan hukum islam adalah untuk memberikan kemaslahatan bagi manusia dan
mencegah kemadharatan, mengarahkan kepada kebenaran, unutk menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat.
B. Fungsi dan Tujuan
1. Menegakkan kemaslahatan dan menolak kemafsadatan.
2. Menyeimbangkan kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat.
3. Menegakkan nilai-nilai kemasyarakatan
C. Prinsip Syariah
1. Dilandasi iman ikhlas
2. Membentuk kesejahteraan manusia
3. Ketentuan pelaksanaannya diserahkan kepada manusia

C. Karakteristik Syariah
1. Bersifat rabbaniyah dan diniyyah
Mencerminkan kesucian syariah, dan rasa cinta dan penghargaan terhadapnya.
2. Menghormati dan mentaati hukummijtihad dan peraturan negara.
3. Membentuk akhlak dan moral
Syariah memelihara hubungan masyarakat, menjaga nilai-nilai luhur masyarakat,
dan manjujung tinggi nilai-nilai akhlak.
4. Bersifat realistis
Syariah diturunkan Allah sesuai kejadian yang dialami manusia, menetapkan
qishah bagi pembunuh secara sengaja, dan prinsip keadilan lainnya.
Penerapan hukum secara bertahap dan berproses
Misalnya mengenai haramnya hamr.
D. Ruang Lingkup
Syariah terdiri atas ibadah mahdhoh dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah
mahdhah terdiri atas: Syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah ghairu
mahdhah terdiri atas hubungan manusia dengan manusia lain, dengan dirinya
sendiri dan dengan alam sekitar. Ibadah ghairu mahdhah seperti: perkawinan,
perwalian, warisan, wasiat, hibah, tijarah, perburuhan, koperasi, sewa menyewa,
pinjam meminjam, pemerintahan, hubungan antar bangsa, dan hubungan antar
golongan.

F. Keleluasaan Muamalah
Dalam melaksanakan muamalah manusia diberi keleluasaan sesuai kondisi dan
situasi manusia, tetapi harus bersandar kepada Al Quran dan As Sunnah. Apabila
tidak ada dalam Al-Quran dan As-Sunanah maka dapat menggunakan ijtihad.
Ijtihad mengahasilkan :
1. Sistem kekeluargaan
2. Sistem ekonomi
3. Sistem sosial
4. Sistem ilmu pengetahuan dan teknologi
G. Pokok-pokok Ajaran Islam
a.
Aqidah (Rukun Iman) terdiri dari Iman kepada Allah, iman kepada
malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul, iman kepada hari
kiamat, iman kepada Qadla dan Qadar.
b.

Syariah, terdiri dari:

1)
Ibadah khusus (Mahdhah) atau rukun Islam yaitu syahadat, shalat, puasa,
zakat, haji.
2) Ibadah umum (Muamalah), yaitu hubungan antar sesama manusia, hubungan
antar manusia dengan kehidupannya, hubungan antar manusia dengan alam
sekitar / alam semesta.

c. Akhlak
Akhlak kepada Allah, akhlak kepada makhluk, akhlak kepada diri sendiri, keluarga,
orang lain dan lingkungan masyarakat luas, akhlak terhadap alam sekitar
( ekosistem )

MATERI VI
PERKAWINAN DAN PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH
A. Perkawinan
1. Pengertian
Perkawinan adalah suatu akad atau perikatan untuk menghalalkan hubungan
antara laki-laki dengan perempuan, dalam rangka mewujudkan kebahagiaan
hidup berkeluarga, yang diliputi ketenteraman, kasih sayang dengan cara yang
diridhoi Allah SWT.
2. Dalil
An Nisa 4: 1, Yasin 36:36, Adz Dzariyat 51: 49, Hadis Nabi.
B. Mencari jodoh, meminang
Mencari calon isteri
Islam menganjurkan memiliki isteri yang sholihah, yaitu: mematuhi ketentuan
agama, jujur, bersikap luhur, memperhatikan hak suami dan memelihara anak
dengan baik. Memilih wanita karena empat hal: kecantikannya, keturunannya,
hartanya dan agamanya. Pilihlah yang beragama, supaya selamat dirinya. Wanita
sholihah adalah wanita yang cantik, patuh, baik dan amanah.
Perhatikan juga kufunya: umur, kedudukan sosial, dan pendidikan.

Memilih calon suami


Syarat calon suami: berakhlak mulia, baik keturunan, tidak zalim,
tidak fasik, bukan ahli bidah, bukan pemabuk, tidak jahat, dan
sedikit berbicara.
C.

Tujuan
Untuk memenuhi hajat naluri manusia, sesuai petunjuk agama
dalam rangka mewujudkan keluarga harmonis, sejahtera, bahagia
lahir batin, berdasar cinta kasih, dan kasih sayang.
Selain itu, juga bertujuan untuk:
a. Kelangsungan keturunan
b. Memenuhi hajat naluri untuk mendapatkan kasih sayang,
ketenteraman hidup.
c. Memenuhi perintah agama
d. Menimbulkan rasa tanggung jawab, hak dan kewajiban.
e. Membangun keluarga bahagia, masyarakat muslim damai.

D.
1.
a.
b.
c.
d.
e.

Hukum perkawinan
Hukum
Hukum asal: mubah, asalkan sudah memenuhi syarat
Wajib: bagi yang telah mampu, telah ingin nikah, khawatir berzina
Haram: melaksanakan perkawinan unutk menyakiti isteri.
Sunnah: telah mampu lahir batin, tetapi tidak akan berbuat zina
Makruh: bagi yang belum mampu.

2. Dasar nikah
Dasar pernikahan menurut Islam adalah satu isteri (monogami), lebih dari satu
isteri adalah alternatif dengan syarat berat sekali (kemampuan lahir batin: Surat
An Nisa 4: 3).
E Rukun dan syarat
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Rukun Pernikahan
Wali dari calon mempelai wanita
Calon mempelai laki-laki dan wanita
Dua orang saksi
Mahar
Akad nikah
Di satu tempat (satu ruangan)

2. Syarat Pernikahan
- Calon mempelai pria, syaratnya: 9
- Calon mempelai wanita, syaratnya: 5
3. Wali
Dari segi keturunan:
(1) Ayah kandung

(7) Anak laki-laki saudara seayah

(2) Kakek laki-laki

(8) Paman dari pihak Bapak (sekandung)

(3) Datuk
(9)
(4) Saudara laki-laki seayah seibu
(5) Saudara laki-laki seayah
(6) Anak laki-laki saudara laki-laki seayah seibu (keponakan)
Dari segi haknya:
(1) Wali mujbir
(2) Wali hakim
4. Saksi
Syarat saksi:
a. Dua orang laki-laki atau satu orang laki-laki ditambah dua orang wanita
b. Muslim
d. Baligh
e. Berakal

Ucapan (sighat) nikah, atau ijab qabul nikah


Ijab atau perkataan dari wali: Hai...1) Saya nikahkan kamu dengan anak saya
bernama....2) dengan maskawin ....3) kontan/hutang....4). Langsung dijawab (qabul) oleh calon pengantin laki-laki: Saya terima nikahnya....2) anak Bapak, dengan
maskawin....3) kontan/hutang.4).
Keterangan:
1. Sebut nama pengantin laki-laki
2. Sebut nama pengantin wanita
3. Sebut nama dan ukuran maskawainnya. Misal: emas seberat 5 gram
4. Sebut kontan apabila maskawinnya ada dan dibayar kontan, dan sebut hutang
apabila maskawinnya dihutang
F. Al muharramat (Wanita yang haram dinikahi)
a. Karena hubungan darah
b. Karena hubungan sepersusuan
c. Karena hubungan semenda
d. Karena lian (suami menuduh isterinya berzina)
G. Thalaq
1. Pengertian
Thalaq adalah melepaskan ikatan perkawinan, atau bubarnya hubungan
perkawinan ( Sayid Sabik,8,1980:7)
Thalaq adalah menghilangkan ikatan perkawinan atau mengurangi pelepasan
ikatannya dengan mempergunakan kata tertentu (Zakiah Darajat II,1995:172)

2. Hukum dan macam-macam thalaq


2. Hukum
Hukum thalaq terlarang, kecuali karena alasan benar.
Hadis : Allah melaknat tiap-tiap orang yang suka merasai dan bercerai ( kawin cerai)
3. Macam-macam thalaq
a. Dari segi waktu dijatuhkan
1. Thalaq Sunni : thalaq yang dijatuhkan sesuai tuntutan
2. Thalaq BidI : thalaq yang tidak memenuhi syarat thalaq sunni
3. Thalaq La Sunni La Bidi. Thalaq yang tidak masuk thalak sunni atau bidI
b. Dari segi tegak tidaknya ucapan thalaq :
1) Thalaq sharih, thalaq dengan kata-kata yang jelas dan tegas
2) Thalaq kinayah, thalaq dengan kata-kata sindiran atau samaran.
H. Kasus-kasus pernikahan
1. Talik thalak (janji setelah nikah)
Talik thalak adalah janji suami kepada isterinya untuk bertanggung jawab
terhadap isterinya. Tujuannya untuk melindungi isteri kalausuami melanggar. Bila
dilanggar, isteri dapat mengadukan ke Pengadilan Agama, bila pengaduannya
diterima dan dibenarkan dengan membayar iwadh yang dikuasakan kepada
Pengadilan Agama, jatuh thalak satu.

Isi talik thalak:


a. Meninggalkan isteri selama 2 tahun berturut-turut
b. Tidak menyakiti badan / jasmani
c. Tidak memberi nafkah selama tiga bulan
d. Tidak memperdulikan isteri selama enam bulan berturut-turut
2. Perkawinan campuran
a. Perkawinan campuran adalah:
Perkawinan antara dua orang di Indonesia yang tunduk pada hukum
yang berbeda karena perbedaan kewarganegaraan
b. Perkawinan antar dua orang yang berbeda warga negara: bila keduanya
Islam perkawinan di KUA.
c. Perkawinan dua orang pemeluk agama yang berbeda: Islam melarang.
Mengapa dilarang:
(1) Dalam satu keluarga harus satu aqidah
(2) Tujuan perkawinan untuk menciptakan ketenangan, kasih sayang,
kesejahteraan; maka harus satu komando

Konflik keluarga biasanya disebabkan:


(1) Tidak ada kesatuan antara suami dengan isteri
(2) Rumah tangga tanpa agama
(3) Rumah tangga banyak agama
(4) Pengaruh orang tua
Akibat perkawinan campuran:
a. Kerenggangan antar keluarga suami/isteri
b. Keluarga berbeda agama akan terkucil dan sulit kembali ke
keluarga besarnya
c. Kesulitan perkembangan anak
3. Kawin hamil
Kawin hamil adalah perkawinan antara wanita dengan pria yang
menghamilinya.
Menurut Kompilasi Hukum Islam Bab VIII psl.53 wanita yang hamil
diluar nikah
dapat dikawinkan dengan laik-laki yang menghamilinya tanpa
terlebih dahulu
menunggu kelahiran anaknya. Keduanya tidak perlu melakukan
nikah ulang
setelah anak yang dikandungnya lahir.

4. Perjanjian perkawinan
Perjanjian perkawinan adalah perjanjian yang diadakan sebelum
perkawinan dilangsungkan. Biasanya perjanjian dibuat untuk
kepentingan perlindungan hukum terhadap harta bawaan masingmasing suami atau isteri, isinya diserahkan kepada para pihak.
Perjanjian perkawinan berlaku sejak perkawinan berlangsung.
Berdasarkan KUH perdata, perjanjian perkawinan tidak dapat
diubah. Menurut UU perkawinan perubahan dimungkinkan asal tidak
merugikan pihak ketiga. Perjanjian perkawinan dibuat secara
tertulis, disahkan pegawai pencatat perkawinan. Perjanjian
perkawinan disebut juga perjanjian pra nikha.
Pada UU Perkawinan No.1 tahun 1974 Bab V pasal 29 dinyatakan :
(1) Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan kedua
belah pihka atas persetujuan bersama dapat mengajukan perjanjian
tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat pernikahan (PPN),
setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga tersangkut.
(2) Perkawinan tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar
hukum, agama dan keasusilaan.
(3) Selama perkawinan dilangsung perjanjian tersebut tidak dapat
diubah, kecuai bila dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk
mengubah dan perubahan tidak merugikan pihka ketiga.

5. Kawin kontrak dan nikah siri


Kawin kontrak adalah pernikahan yang dibatasi waktu sehingga akan
berakhir sesuai ketentuan waktu yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak yang melakukan perkawinan itu sendiri. Dalam islam
kawin kontrak dikenal dengan nikah muthah yang dalam
perkembangan syariat islam telah dilarang.
Nikah siri adalah pernikahan sesuai ajaram islam, tetapi tidak
tercatat secara sah atau legal oleh aparat yang berwenang.
Kementerian agama dalam hal ini Kantor Urusan Agama. Dalam
draft RUU Perkawinan yang baru dirancang akan diatur bagi orang
yang melakukan perkawinan campuran, kawin kontrak dan nikah siri
akan dikenai sangsi hukum.
Pasal
142
ayat
3
menyebutkan
calon
suami
yang
berkewarganegaraan asing harus membayar uang jaminan kepada
calon isteri melalui bank syariah sebesar Rp. 500 juta.
Pasal 143, setiap orang dengan sengaja melangsungkan perkawinan
tidak di hadapan pejabat pencatat nikah dipidana dengan ancaman
hukuman bervariasi, mulai dari enam bulan hingga tiga tahun dan
denda mulai dari Rp. 6 juta hingga Rp.12 juta.
Pasal 144, setiap orang yang melakukan perkawinan mutha
dihukum penjara selama-lamanya 3 tahun dan perkawinan batal
karena
hukum
(
http://ekspresihati.info/renungan/poligami-nikahsiri-dankawin
kontrak)

I. Pokok-pokok pembinaan rumah tangga


1. Berkenaan dengan nilai kehidupan rumah tangga:
(1) Suami isteri harus pasangan manusia
(2) Suami dengan isteri seperti pakaian satu dengan yang lain
(3) Ketenangan rumah tangga sebagai tempat pengembangan nilai
(4) Suami pimpinan rumah tangga bersifat keluar, isteri pimpinan rumah tangga,
bersifat kedalam
(5) Asas musyawarah dipakai di rumah tangga
2.
1.
2.
3.

Fungsi keluarga
Orang tua sebagai pendidikan tingkat dasar dan menengah
Orang tua
Sebagai pimpinan rumah tangga
Meminang
Meminang adalah laki-laki meminta kepada seorang wanita untuk menjadi
isterinya. Tujuan untuk saling mengenal antara calon isteri dan suami sehingga
pada saat pernikahan benar-benar berdasar pemikiran yang jelas dan benar.

Yang boleh dipinang adalah wanita:


- Pada sat dipinang tidak ada halangan hukum untuk dipinang
- Belum dipinang oleh orang lain
Dilarang meminang:
- Bekas isteri orang lain yang sedang iddah
- Wanita yang sudah dipinang orang lain
Haram menyendiri dengan tunangan sebelum menikah. Bahaya
menyendiri
(pacaran: wanita kehilangan harga diri, rasa malu, hilang kegadisannya, bahkan
dapat hilang kesempatan menikah. Membatalkan pinangan tercela, dipandang
sebagai munaf.
WANITA YANG HARAM DINIKAHI ( An Nisa 23-24)
A. Karena hubungan darah
1.Ibu, nenek, wanita keatas
2.Anak perempuan, cucu wanita, wanita kebawah
3.Saudara perempuan sekandung, seayah, seibu
4.Bibi dari pihak ayah atau ibu
5.Kemenakan, anak perempuan sdr. laki-laki atau sdr. Perempuan

B. Hubungan semenda (karena perkawinan)


1. Mertua perempuan
2. Anak tiri
3. Menantu, istri anak, istri cucu
4. Ibu tiri
C. Sepersusuan
1. Ibu yang menyusui
2. Saudara perempuan sepersusuan

BEBERAPA ISTILAH :
Lian
Ila
Khulu
Zihar
Iddah
Rujuk

: sumpah bersaksi Allah bahwa suami menuduh istrinya


Berzina
: ucapan suami tidak menggauli istrinya selama empat
bulan atau lebih
: talak tebus, yaitu talak yang diucapkan oleh suami
dengan pembayaran dari pihak istri kepada suami
: seorang suami menyerupakan istrinya dengan ibunya,
sehingga haram bagi suami.
: masa menanti yang diwajibkan atas wanita yang dicerai
suaminya.
: mengembalikan istri yang telah dicerai pada perkawinan
asal sebelum diceraikan.

MATERI VIII
AKHLAK
A.Pengertian
1. Etimologis (bahasa) kata akhlak (bhs.Arab) berasal dari kata akhlaqa, yukhliku,
ikhlakan berarti as sajiyah (perangai), ath thabiah (tabiat, kelakukan,watak dasar), al
adah (kebiasaan, kelaziman), al maruah (peradaban yang baik, ad din (agama).
2. Pendapat lain :
Kata akhlak berasal dari kata khilqun atau khulqun, berarti perangai, tabiat,
kebiasaan, dan peradaban. Dalam Al Quran disebut kata khuluqun (surat Al Qalam
68:4), dan kata akhlak pada hadis Nabi riwayat Tirmizi.
3. Secara terminologis (istilah)
a. Ibnu Miskawih (w.1.030 M)
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
b. Imam Ghazali (1.059-1.111 M)
Akhlak adalah sifat yang tertaman dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
c. Ibrahim Anis dalam Mujam Al Wasith
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macammacam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan pertimbangan.

4. Ciri-ciri akhlaq
a.Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
b. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran.
c. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
d. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya
e. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata
karena Allah.
5. Ilmu akhlak
Ilmu akhlaq adalah ilmu tentang keutamaan dan cara mengikutinya hingga terisi
dengan keutamaan tersebut, dan tentang keburukan dan cara menghindarinya
hingga jiwa kosong dari padanya (Abdul Hamid Yunus).
Ilmu akhlaq adalah ilmu yang objek pembahasannya adalah tentang nilai-nilai yang
dapat disifatkan dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau
buruk (Ibrahim Anis)
6. Akhlak Islamy
Akhlak Islamy adalah akhlaq yang berdasarkan ajaran Islam, atau akhlak yang
bersifat Islamy. Maka akhlaq Islamy adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah,
disengaja, mendarah daging, dan sesungguhnya, yang didasarkan pada ajaran
Islam.

Karena ajaran islam bersifat universal, maka dalam menjabarkan akhlak Islamy
diperlukan pemikiran akal manusia dan perilaku sosial yang terkandung dalam ajaran
etika dan moral.
B. Etika, moral dan susila
1.Pengertian
a.Etika
Etika berasal dari kata ethos (Yunani) berarti watak kesusilaan atau adat. Atau
berarti ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Jadi etika berhubungan dengan
tingkah laku manusia.
Secara istilah, etika berarti :
Ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan manusia menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia
didalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
seharusnya diperbuat.
b. Moral
Istilah moral berarti :
- Suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat,
perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan
benar, salah, baik atau buruk (Abuddin Nata :90)
- Prinsip-prnsip yang berkenaan dengan benar atau salah,baik dan buruk.
- Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah
- Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.

c. Susila
- Kata susila berasal dari kata su dan sila. Kata su berarti baik, sila
berarti dasar, prinsip, peraturan hidup/norma (Sansekerta).
- Susila = aturan hidup yang lebih baik, sopan. Kesusilaan =
kesopanan.
- Kesusilaan mengacu pada membimbing, mengarahkan,
membiasakan hidup sesuai norma yang berlaku di masyarakat,
kesusilaan menggambarkan keadaan orang yang menerapkan nilainilai yang dipandang baik.
d. Hubungan etika, moral, susila dan akhlak
- Penerapan akhlak islami memerlukan pemikiran konsep, norma,
aturan-aturan dan kesepakatan masyarakat untuk menggunakannya.
- Banyak sekali ayat Al Quran dan hadits yang memerintahkan
manusia menggunakan akalnya untuk memahami rahasia kekuasaan
Allah diantaranya.
- Dengan akalnya manusia dapat memahami segala sesuatu yang
diperintahkan dan dilarang Allah, dan bahkan hikmah dan perbuatan
Allah.
-Demikian pula Allah menyatakn segala sesuatu hasil pemikiran
manusia yang baik yang dilakukan berdasarkan penelitian dan
pengakajian secara ilmiah (empirik), dipandang baik juga oleh Allah.

Kebiasaan (urf) merupakan salah satu dari sumber ajaran islam.


Asal tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Adat dapat dijadikan
sumber hukum islam.
Adat tersebut menjadi ketetapan atau hukum islam. Misal : halal
bihalal, jual beli dengan travel cek.
- Akhlak Islam yang bersumber dari wahyu dapat menerima dan
mengakui peranan, etika, moral dan susila, sebgai sarana untuk
menjabarkan akhlak yang terdapat didalam al Quran dan Hadits.,
Sepanjang hal tersebut tidak bertententangan dengan Al Quran dan
Hadits. Dasarnya qaidah ushul fiqh : menarik manfaat terhadap yang
memberi kebaikan dan meninggalkan terhadap yang mendatangkan
kerusakan ( jalbul maslahah wa dar-ur mafasid )
C. Pembagian akhlak
Secara garis besar akhlak dibagi dua, yaitu akhlak terpuji ( akhlak
mahmudah) dan akhlak tercela ( akhlak mazmumah )
1. Akhlak terpuji (akhlak mahmudah) adalah akhlak yang senantiasa
berada dalam kontrol Ilahiyah, yang dapat membawa nilai-nilai
positif dan kontrukstif kepada kemaslahatan umat, seperti sifat sabar,
jujur, ikhlas, bersyukur, rendah hati dan husnuzzon.

2. Akhlak tercela (akhlak mazmumah) adalah akhlak yang tidak dalam kontrol
Ilahiyah, berasal dari hawa nafsu manusia yang berada dalam lingkaran
syathaniyah, dan dapat membawa suasana negatif serta destruktif bagi
kepentingan umat manusia , seperti sifat takabur (sombong), suudzzon, tamak,
pesimis, dusta, kufur, khianat dan malas.
D. Dari segi sasaran atau objeknya, akhlak dibagi menjadi akhlak kepada Allah
dan akhlak kepada makhluk. Akhlak kepada mahluk dibagi akhlak kepada
manusia dan akhlak kepada alam sekitar. Akhlak kepada manusia terdiri atas
akhlak kepada Rasulullah, orang tua, diri manusia sendiri, akhlak dalam
lingkungan keluarga, akhlak terhadap tetangga dan akhlak dalam lingkungan
masyarakat luas. Akhlak kepada alam sekitar terdiri atas akhlak terhadap hewan,
tumbuh-tumbuhan dan alam sekitar.
1. Akhlak kepada Allah
- Mentauhidkan dan menyembah hanya kepada Allah
- Bertaqwa kepada-Nya
- Berdoa kepada-nya
- Berzikir dan mengingat Alllah semata
- Bertawakal kepada-Nya

2. Akhlak terhadap diri sendiri


- Tawadhu
- Sabar
- Bersikap jujur
- Amanah
- Qanaah (mencukupkan apa adanya)
- Iffah (pemaaf, menahan diri)

3. Akhlak dalam lingkungan keluarga


- Akhlak suami sebagai kepala keluarga
- Anak wajib menghormati dan berbuat baik terhadap kedua
orang tua
- Orang tua wajib mendidik anak-anak-nya
- Memelihara keturunan
- Istri wajib menghormati suami
- Suami wajib menghargai istri
- Orang tua menghargai anak-anaknya
- Suami wajib memenuhi nafkah bagi keluarganya

4. Akhlak dalam lingkungan masyarakat luas


- Tolong menolong (taawun)
- Adil (adalah)
- Menepati janji
- Bermusyawarah
- Menjaga persaudaraan (ukhuwah)
5. Akhlak terhadap alam sekitar (ekosistem)
- Melestarsikan lingkungan
- Menjaga kebersihan lingkungan dari pencemaran
- Memanfaatkan sumber daya alam untuk kesejahteraan bersama
E. Kedudukan akhlak
Dalam ajaran Islam akhlak adalah muara atau hasil dari seluruh ajaran
Islam yang bersumber dari aqidah dan syariah. Aqidah sebagai pondasi
ajaran Islam, syariah sebagai implementasi, dan akhlak sebagai hasil
atau muara dari seluruh ajaran Islam. Akhlak adalah tujuan akhir dari
seluruh ajaran Islam (Hadis).

F. Pembinaan akhlak dalam kehidupan sehari-hari


Induk akhlak adalah hikmah (bijaksana), syajaah (perwira, kesatria),
dan iffah (menjaga diri). Induk ketiganya adalah adil, yaitu sikap
pertengahan dan seimbang dalam mempergunakan potensi rohaniyah
manusia yaitu akal (di kepala), ghazab (di dada), dan nafsu syahwat(di
perut).
Maka inti akhlak adalah adil (Ali Imran 3:8, An Nisa 4:4, An Nahl 16:
70). Sikap adil (pertengahan) menghasilkan akhlak mulia, sebaliknya
apabila berlebihan menghasilkan akhlak tercela. Menurut kaum
Mutazilah perbuatan Allah terhadap manusia menunjukkan keadilan
Nya. Manusia yang adil meniru sifat Allah dan selalu cenderung kepada
sifat-sifat tersebut ( Hadis).

MODUL X
AKHLAQ DALAM BERBISNIS
A. Pengertian dan prinsip dasar ekonomi islam
1. Pengertian
Akhlak dalam berbisnis maksudnya melaksanakan kegiatan bisnis sesuai dengan
akhlak. Karena akhlak berdasarkan ajaran islam. Maka yang dimaksud dengan
akhlak dalam berbisnis adalah melaksanakan bisnis secara islamy, yaitu sesuai
dengan ajaran islam.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

2. Prinsip-prinsip dasar ekonomi islam


Prinsip-prinsip dasar kegiatan ekonomi di antaranya adalah:
Kedudukan harta yang baik sebagai tonggak kehidupan, oleh karenanya ada
kewajiban untuk mengusahakannya, memanaj dan mengembangkannya.
Islam telah memuji harta yang baik, bahkan mewajibkan untuk menggapai dan
meraihnya, memanajnya sebaik mungkin dan mengembangkannya.
Islam menganjurkan pengadaan lowongan kerja dan usaha bagi setiap orang
yang berkemampuan.
Eksplorasi sumber-sumber kekayaan alam, demi kemanfaatan segala yang ada
baik dari segi kwantitas maupun kualitas menjadi tuntutan
Mencari rezeki dari sumber-sumber usaha yang keji sangat bertentangan dengan
nilai-nilai Islam dan haram hukumnya.
Kegiatan ekonomi mendekatkan gap antar strata social ekonomi, dengan
memperpendek kesenjangan antara si kaya yang keji dan si fakir yang papa.

7. Kegiatan ekonomi dalam rangka menciptakan tanggung jawab bersama,


pengamanan jaringan sosial bagi setiap anggota masyarakat, terciptanya
lapangan kerja baik di masa susah maupun mudah.
8. Infaq merupakan elemen penting dari pergerakan ekonomi untuk distribusi
kekayaan, untuk tujuan kebaikan dan membangun solidaritas social yang
kuat antar anggota masyarakat. Dan ia merupakan perintah dalam ajaran
Islam.
9. Kegiatan ekonomi demi mewujudkan saling menolong dalam kebaikan dan
ketaqwaan.
10.Islam membangun system mu'amalat keuangan berdasarkan aturan-aturan
yang adil dan penuh kasih sayang dan benar dalam aplikasi moneternya.
11.Menjaga aturan-aturan yang adil dan penuh kasih sayang di atas
merupakan tanggung jawab pemerintah selaku pemegang otoritas
moneter.
12.Dalam ilmu fiqh telah dijelaskan lebih rinci mengenai mu'amalat ini
berlandaskan al-Qur'an dan Sunnah Rasul.
3. Tujuan Makro dan mikro
Kegiatan ekonomi dalam Islam mempunyai dua tujuan yaitu tujuan
duniawi dan ukhrowi yang diimplementasikan secara ganda dalam
kegiatan itu. Yang dimaksud dengan tujuan duniawi adalah bahwa kegiatan
ekonomi sebagai upaya mempertalikan hidup, memfasilitasi ibadah pribadi
dan sosial,
meningkatkan peradaban, membekali keturunan agar
memiliki keberdayaan yang lebih baik, dalam hal tersebut tercakup dalam
dua hal yang mesti dicapai yaitu:

1. Tujuan makro:
a) Untuk menciptakan keadilan dan pemerataan pendapatan nasional.
b) Mengfungsikan secara optimal peran bait mal bagi pemerataan dan
perkembangan ekonomi umat dan keummatan.
c) Mengadakan kemakmuran bagi kepentingan publik seperti; geografi demografi,
pengelolaan, pelestraian dan pemanfaatan sumber daya alam, pembangunan
infrastruktur, pendidikan dan pelatihan bagi pengembangan usaha.
d) Pengawasan mekanisme distribusi, pasar, sirkulasi, dan netralitas pemerintah
sebagai wasit persaingan sehat serta pemeliharaan keseimbangan umum yang
sinergik dengan kaedah (Masholihul mursalah; banyak mendatang manfaat dan
menutup bahaya/resiko)
e) Pengendalian maslahah mu'amalat (transaksi ekonomi, bisnis, moneter)
f) Pengarahan perilaku konsumen agar mengindahkan norma-norma dan nilai
ekonomi dan agama, bahwa aktifitas ekonomi dalam hidup ini untuk
penyelenggaraan kecukupan nafkah umum dan pribadi.
2. Tujuan mikro
a) Mencukupi nafkah dasar
b) Memfasilitasi silaturrahmi
c) Menabung dan mengelola usaha agar banyak orang dipekerjakan untuk
mencukupi nafkah
d) Zakat, infaq, dan sedekah
e) Menunaikan haji

f) Mewariskan harta kepada keturunan


g) Mewakafkan untuk bekal akherat
Kegiatan-kegiatan pokok ekonomi adalah produksi, konsumsi, sirkulasi dan
distribusi .
B. Akhlak dalam Produksi
Akhlak dalam bidang produksi dibagi dalam tiga aspek yaitu:
.a. Bahan produksi,
1. Berasal dari sumber daya alam ( Surat Ibrahim 14 :32-33, Al Anfal 8 : 2-4, Asy
Syura 42: 38, Al Baqarah 2 : 3)
2. Berasal bahan halal, dilarang mempergadangkan barang yang haram (Al Maidah
5 : 2)
3. Bahan thayyib, baik dan bermutu
b. Etika Kerja Produksi
1. Bersungguh-sungguh
2. Amanah
3. Jujur, menyempurnakan timbangan dengan adil (Al Anam 6 : 152)
4. Bersih, suci, sehat
5. Hegienes
6. Tidak terjadi pemborosan
7. Buruh tunaikan kewajiban majikan tunaikan kewajiban (Al Hud 11 : 18)

c. Prinsip dalam produksi


Dalam memproduksi sektor ekonomi, islam memberiakan kebebasan kepada
setiap manusia untuk membuat aturan main sesuai dengan kreativitas, tingkat
keilmuan, situasi dan kondisinya. Islam memprioritaskan tujuan kegiatan ekonomi
yaitu kemaslahatan bagi manusia dan terhindar dari kemadharatan serta
terciptanya efisiensi dalam kehidupan. Apabila sebuah mesin dapat meningkatkan
jumlah produksi, menghemat tenaga, mengurangi jam kerja karyawan, mengurangi
modal dan mendatangkan banyak hasil, islam menyabutnya dengan baik. Produksi
adalah menciptakan kekayaan dengan memanfaatkan sumber daya alam oleh
manusia.
a.Islam menganjurkan manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam
secukupnya (Q.S Ibrahim 14: 32-34)
b. Unsur utama dalam produksi adalah bekerja, yaitu segala maksimal manusia
baik berupa gerak tubuh maupun akal untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
dilakukan secara perorangan maupun kelompok, untuk pribadi maupun untuk
orang lain. Sumber daya alam adalah segala kekayaan alam yang diciptakan
Allah agar dapat dimanfaatkan manusia sebagai bekal kehidupan. Produktivitas
adalah gabungan antara kerjasama manusia dengan kekayaan alam. Bumi
adalah tempat bekerja manusia, manusia adalah pekerja, sedangkan unsur
lainnya untuk memproduksi adalah modal, keahlian dan pengawasan.

Prinsip-prinsip Islam dalam berproduksi


1) Rezeki akan didapat dengan bekerja dan berusaha (Al Mulk 67 : 15)
2) Bekerja adalah ibadah. Islam menganjurkan manusia untuk memproduksi sektorsektor ekonomi; pertanian, perkebunan, perikanan, perindustrian dan perdagangan.
Islam memberi berkah kepada usaha bidang ini, asal manusia konsisten dengan
ketentuan Allah. Dengan bekerja manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya,
mencukupi kebutuhan keluarganya. Dengan bekerja manusia dapat melaksanakan
tugas kekhalifahan, menjaga diri dari maksiat, meraih tujuan hidupnya yang lebih
besar.
3)Tujuan bekerja adalah mencapai tujuan hidup untuk kemaslahatan keluarga dan
masyarakat, memakmurkan diri dan mendekatkan diri kepada Allah.
4)Bekerja dengan tekun, islam menganjurkan manusia untuk bekerja secara tekun,
tidak asal jadi, tidak sembarangan, supaya kualitas produksinya tinggi. Misal
menyembelih hewan dengan pisau yang sebelumnya diasah menjadi tajam.
2. Akhlak Dalam Konsumsi
a.Memanfaatkan harta untuk kebaikan, menjauhi sifat kikir, menggunakan harta
secukupnya (Al Baqarah 2:3, An Nisa 4:39, Al Anfal 8:3-4, Asy Syura 42:38)
b.Menggunakan harta untuk kemanfataan yang membawa kebaikan, harta wajib
dibelanjakan (Qs. 2:3, 4:39, 8:2-4, 42:38)
c.Sasaran membelanjkan harta : Fi sabilillah, diri dan keluarga, kaum kerabat dan
masyarakat.
d.Larangan Islam dalam membelanjakan harta

1. Sikap mubadzdzir, boros


Cara menghindar dari pemborosan
a) Jauhi berhutang
b) Menjaga aset pokok dan mapan
2. Hidup bermewah-mewah
e. Prinsip Islam dalam konsumsi
Memanfaatkan harta dalam kebaikan dan menjauhi sifat kikir.
1) Memanfaatkan harta secukupnya untuk menikmati karunia Allah dan mewujudkan
kemaslahatan umum (sosialisme bukan individualisme atau kapitalisme). Biasakan
menabung dan hidup sederhana.
2) Membelanjakan harta hukumnya wajib, bukan sekedar anjuran, memanfaatkan
barang dilakukan setelah beriman kepada Allah (Al Baqarah 2:3)
3) Sasaran belanja adalah fisabilillah, diri dan keluarga. Maksudnya adalah zakat
(wajib) dan Shadaqah (sunnah)
4) Islam melarang mudadzir Mubadzir adalah menghamburkan uang tanpa ada
kemaslahatan dan tidak mendapat pahala (Al Araf 7:31).
5) Akhlak Dalam Sirkulasi
Pengertian sirkulasi adalah kumpulan perjanjian dan proses yang di porosnya
manusia menjalankan aktifitas.

BAB XI
HAK ASASI MANUSIA, DAN
DEMOKRASI DALAM ISLAM
A.Pengertian HAM menurut Barat dan Islam
1. Pengertian HAM
Hak Azasi Manusia adalah hak yang diberikan Allah. Oleh karena itu tidak ada
suatu kekuatan atau kekuasaan apapun di dunia ini yang dapat mencabutnya.
Tetapi bukan berarti manusia bebas untuk berbuat semaunya, sebab apabila
manusia bebas menggunakan haknya tanpa menghargai hak azasi orang lainmaka
ia berarti telah melanggar hak azasi orang lain.
HAM menurut Islam
HAM adalah hak dasar setiap manusia yang dianugerahkan Allah kepada manusia
untuk dijaga, dipelihara, dan dihormati/dihargai.
Dalam Islam HAM disebut al ahwalul khamsah (hal Yang lima) (perlkara yang lima),
yaitu jiwa, agama, harta, keluarga, dan harga diri atau krhormatan.
Menurut Barat, HAM adalah semua hak manusia yang bersifat antroposentris.
Menurut Islam HAM adalah hak manusia dari Allah yang bersifat teosentris,
maksudnya segala sesuatu berasal dari Allah.

B. Demokrasi Islam
1. Demokrasi dalam Islam dilandasi atas tiga hal :
1. Musyawarah (syura)
Kepada semua pimpinan organisasi diminta menyelesaikan sesuatu dengan
musyawarah. Dengan musyawarah tidak terjadi otoriter dan kesewenang-wenangan.
2. Ijma
Ijma adalah kesepakatan ulama di suatu negeri atas hukum sesuatu yang disepakati
bersama. Misal : membukukan Al Quran.
3. Ijtihad
Ijtihad adalah mengerahkan sesuatu dengan segala kesungguhan. Atau
mengerahkan segala potensi dan kemampuan semaksimal mungkin untuk
menetapkan untuk menetapkan hukum hukum Islam.
Misal : hukum meminum khamar.

2. Persamaan dan perbedaan demokrasi menurut Islam, Barat dan Pancasila


Persamaan
a. Islam dengan Barat
1) Adanya pengangkatan dan pemilihan serta pertanggungjawaban kepala negara.
2) Pemerintahan rakyat, dengan perantaraan rakyat dan untuk rakyat.gan yang
dikehendaki Islam.
3) Prinsip prinsip sama dihadapan undang-undang dan kemerdekaan berpikir
(berpendapat).
4) Kemerdekaan beragama (Al Baqarah 2: 256)
5) Kedilan sosial (hak hidup, hak kemerdekaan, hak bekerja)
6) Memisahkan antara satu kekuasaan dengan kekuasaan lain (legislative,
eksekutif dan yudicatif)
7) Prinsip ijma (kesepakatan para ahli)
b. Islam dengan Pancasila
1.Pengangkatan, pemilihan dan pertanggung-jawaban kepala negara (Presiden
sebagai mandataris MPR)
2. Prinsip persamaan hak, derajat, kedudukan dan kewajiban di depan undang
undang (TAP.MPR. IIMPR/1978), atau equality before the law.
Perbedaan
Perbedaan Islam, Barat dan Pancasila
a.Persamaan hak, hukum, kedudukan dan kewajiban di depan undang-undang
b.Barat menganut faham individualisme dan liberalisme yang mengutamakan
kebebasan individu.

2) Kebebasan diserahkan kepada manusia untuk menyempurnakan dirinya


sendiri, kebenarannya tidak mutlak tetapi relatif,
a. Demokrasi Barat diikat oleh kesatuan tempat, darah dan bahasa.
b. Tujuan demokrasi Barat untuk maksud keduniaan semata.
c. Demokrasi Pancasila moderat :

MODUL XII
ISLAM, IPTEK DAN SENI
A.Pengertian
1. Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari pelbagai pengetahuan yang masingmasing mengenai suatu lapangan pengetahuan tertentu yang disusun sedemikian
rupa menurut asas tertentu sehingga mendjadi kesatuan suatu sistem dari pelbagai
pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan yang
dilakukan secara teliti dengan memakai metode tertentu (induksi, deduksi)
(Ensiklolpedi Indonesia).
2. Sumber ilmu pengetahuan
a. Instink (gharizah), misal butuh makan karena lapar
b. Indera (hawas) yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, perasa.
c. Intuisi (firasat), yaitu ilham, irhas, kata hati
d. Akal, yaitu kerja otak berfikir, meneliti, membandingkan
e. Wahyu, untuk para Nabi dan Rasul. Manusia biasa dari Alquran dan Hadis.

3. Ciri ilmu
1. Akumulatif, milik bersama, semua orang dapat mengembangkan dan
menggunakannnya.
2. Kebenarannya tidak mutlak, dpat keliru atau salah
3. Bersifat objektif, berdasar kaidah-kaidah ilmu pengetahuan dan sesuai prosedur
kelimuan.
4. Rasional, sesuai pemikiran manusia
5. Empiris, berdasar hasil penelitian, uji coba dan observasi
6. Bersifat umum, semua orang dapat menguji kebenarannya, dan dapat
mengunakannya
7. Bersifat relatif (nisbi), terbatas
B. Islam dan ilmu pengetahuan
1. Islam mewajibkan manusia menuntut ilmu ( Al Alaq 96:1-5,An Nahl 16:43 At
Taubah 9:122, Hadis)

2. Kewajiban manusia menuntut ilmu terdiri atas dua :


a. Fardhu ain, setiap individu muslim wajib mempelajari pokok-pokok ajaran Islam
dalam ibadah mahdhah.
b. Fardhu kifayah, kewajiban bersama. Semua muslim wajib menuntut ilmu
pengetahuan tentang kepentingan masyarakat muslim dan mastakarat umum.
Kewajiban ini tidak mutlak. Apabila sebagian muslim telah mempelajarinya, maka
sebagian lain tidak wajib mempelajarinya.
C. Iptek dalam narasi Alquran dan Hadis
1.Dalam Alquran
Alquran mengandung pengetahuan tentang astronomi, meteorology, fisika, kimia
dan matematika (Adz Dzariyat 51:47-48, Al Furqan 25:61-62, Yasin 36:38-40, Al
Anbiya 21:30-33, Ar Rahman 55:33, Al Waqiah 56: 75-76). Pengetahuan tentang ilmu
biologi, botani, pertanian (Al Anam 6:99, Ar Radu 113:4, An Nahl 16:10, Qaf 50:9-11
dan Abasa 80:24-32). Pengetahuan zoology dan dunia hewan (An Nur 24:45, Al
Ghasiyah 88:17, Kedokteran, ilmu penyakit, lingkungan hidup (Al Muminun 23:12-24,
Al Baqarah 2:26)
2. Dalam hadis
a.Pertanian
Tidaklah seorang muslimpun yang bertani atau bercocok tanam, lalu hasilnya
dimakan burung, orang atau hewan, kecuali hal itu akan menjadi sedekah baginya
(HR Bukhari Muslim)

b. Kedokteran dan ilmu penyakit


Wahai hamba Allah. Berobatlah kalian kerana sesungguhnya Allah tidak
menurunkan penyakit melainkan Dia memberi obat (penawarnya), kecuali satu
penyakit tua (pikun) (HR Ahmad). Apakah obat-obatan tersebut merupakan takdir
Allah? Rasul menjawab : Obat-obatan itu juga termasuk takdir Allah(HR Tarmizi)
c. Hak milik dan keindahan
Barangsiapa menggarap tanah yang tidak dimiliki siapapun, dia llebih berhak atas
tanah tersebut (HR Bukhari). Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai
keindahan. Dia juga suka melihat tanda-tanda kenikmatan-Nya itu terlihat pada
hamba-Nya. Allah tidak suka kemelaratan dan sifat pura- pura melarat (HR
Baihaqy)
D. Perkembangan iptek dalam dunia Islam
Umat Islam telah mengasilkan ilmun pengetahua yang sangat tinggi dan menjadi
dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sampai sekarang.
Diantaranya :
1. Bidang astronomi
a. Ibnu Atari (800 M) nn. Messahala. Karyanya: Astrolabe
b. Muhamnmad bin Al Katsir Al Farghani (833 M)
c. Alfraganun. Karyanya : jam matahari, tulisan Ptolomeus, almagest.
d. Jafar Ibnu Muhammad IbnuUmar Al Balkhi(880M)
e. Albunssar.

2. Bidang matematika
a. Ibnu Rahiweh Al Arjani (850 M) nn. Al Arjani. Karyanya : ilmu ukur euchides
b. Al Habash (850 M0 nn. Al Habash. Karyanya : trigonometri, aritmatika, aljabar,
astrologi, musik.
c. Al Ibadi nn. Abu Yacub. Karyanya : euclides, archimides, menelaus, algomes.
3. Geneometri dan Trigonometri
Ibnu Tarkhan Ibnu Anilah (940 M) nn. Al Farabi. Karyanya : hukum sinus, euclides,
dan komentar ilmu ukur.
E. Islam dan iptek kontemporer
1.Bayi Tabung (BT) dan inseminasi
2.BT atau invitrofertilization embryo transfer (IVF-ET) dalam Islam disebut thifl al
anabib. Inseminasi buatan (IB) (artificial insemination dalam Islam disebut at talqih al
shinai. Teknik BT dilakukan dengan mengambil sperma suami dan ovum istri
disatukan diluar kandungan (in vitro). Mediumnya adalah tabung khusus. Setelah
beberapa hari hasil pembuahan (embryo atau zigot) dipindahkan ke rahim istri.
Teknik IB dilakukan dengan sperma diambil dari suami lalu disuntikkan kedalam
rahim istri sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan.
BT dilakukan karena masalah-masalah :
a. Pada istri, disebabkan :
. kerusakan pada saluran telur
. lendir rahim tidak normal

. ganggaun kekebalan
. tidak hamil meskipun telah dibedah saluran telur
. syndrome LUV (tidak pecah gelembung cairan telur)
. syndrome rokytansky (kelainan bawaan rahim)
. infeksi alat kandungan
. tumor rahim
. bekas operasi rahim
b. Pada suami, disebabkan :
. oligospermia (sperma sangat sedikit
. sperma lemah
IB dilakukan karena :
. sulit pembuahan alami
. sperma suami lemah
. tidak terjadi pertemua sperma dengan ovum
2. Aborsi
Tekniknya :
a. Curattage and Dilatage ( C &D )
b. Pelebaran mulut rahim, lalu janin dikiret
c. Penyedotan isi rahim
d. Operasi (hysterotomi)

Hukum Islam :
Aborsi sejak terjadi pembuahan sel telur oleh sperma hukumnya haram. Atas
pertimbangan medis abortus boleh.
Dalilnya qaidah fiqh :
Menempuh salah satu tindakan yang lebih ringan dari dua hal yang berbahaya itu
adalah wajib.
4. Euthanasia (mati dini)
Membuat mati dini (euthanasia) atau mati dini, hukumnya haram.
Dalilnya :
Dan jangan kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha penyayang
kepadamu. (An Nisa 4: 29)

MODUL XIII
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
A. Pengertian, tujuan, latar belakang, landasan, dan pola pelaksanaan
1. Pengertian
Kerukunan umat beragama adalah hidup dalam Suasana damai, tidak bertengkar
walau berbeda agama.
2. Tujuan
Untuk memotivasi dan mendinamisasikan semua umat beragama agar dapat ikut
serta dalam pembangunan bangsa.
3. Latar belakang perlunya kerukunan umat beragama :
a. Bangsa Indonesia sedang membangun, semua unsur bangsa harus ikut
berpartisipasi dalam pembangunan.
b. Bangsa Indonesia sangat majemuk dari segi geografis ekonomi, etnis, bahasa,
sosial budaya, agama, yang sangat rawan konflik.
c. Letak negara Indonesia yang diapit dua benua besar, yaitu Asia dan Australia
sangat rawan terhadap pengaruh bangsa asing, baik bangsa Asia, Australia,
Eropa, Afrika dan Amerika.
d. Kebijaksanan Pemerintah dalam hal kerukunan umat beragama yang tidak
membenarkan dakwah terhadap umat yang telah beragama.
4

4. Pola Pelaksanaan
a. Kerukunan intern umat beragama
1)Pertentangan diantara pemeluk agama yang bersifat pribadi jangan
mengakibatkan perpecahan diantara pengikutnya.
2) Persoalan intern umat beragama dapat diselesaikan dengan semangat kerukunan
/ tenggang rasa dan kekeluargaan
b. Kerukunan antar umat beragama
1)Keputusan Menteri Agama Nomer 70 Tahun 1978 tentang pedoman penyiaran
agama sebagai rule of game bagi penyiaran dan pengembangan agama untuk
menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama.
2) Pemerintah memberi pedoman dan melindungi kebebasan memeluk agama dan
melakukan ibadat menurut agamanya masing-masing.
3) Keputusan Bersama Mendagri dan Menag Nomer 1Tahun 1979 tentang tata cara
penyiaran agama dan bantuan luar negeri bagi lembaga keagamaan di Indonesia.

B. Tipologi keagamaan masyarakat


1. Tipologi sikap ekslusivisme.
Ialah tipologi yang melahirkan suatu pandangan bahwa hanya
agama yang dianut dan di peluknya berskala prioritas dalam
kebenaran dan agama selain yang di anut (dipeluknya) berada dalam
ketidak benaran, dan karenanya masya rakat wajib mengikuti
agamanya ; karena agama lain selain agamanya sebagai agama
terkutuk. ( At-Taubah 9:6)
2.Tipologi sikap inklusivisme.
Sebagai tipologi yang melahirkan bahwa di luar agama yang di
anutnya, juga mengandung kebenaran, meskipun tidak seutuh
seperti agama yang telah di anutnya. Islam adalah agama yang
merealitas ajaran kepada pemeluknya pada satu sisi ekslusivisme
yang harus di imbangi dengan perilaku kesabaran, Sikap islam
adalah memberikan perilaku kesabaran yaitu menerima sikap orang
lain sekalipun sikap orang lain Tidak berada dalam kebenaran.
3.Tipologi sikap pluralisme.
Tipologi masyarakat berpandangan bahwa secara teologis pluralitas
agama di pandang sebagai suatu realitas niscaya yang masing
masing berdiri sejajar,

4.Tipologi sikap eklektivisme.


Adalah merupakan suatu pandangan beragama masyarakat, melakukan
selektivitas antara ajaran dari banyak agama yang dianut oleh masyarakat,
sehingga merupakan ajaran dari agama agama yang di lihatnya ; mana
ajarannya yang di anggap cocok dan baik menurutnya, diambil sebahagian
dan yang tidak baik di tinggalkan nya,
5.Tipologi sikap universalisme.
Sikap masyarakat yang berpandangan bahwa pada dasarnya semua agama
adalah satu dan sama. Hanya karena faktor faktor historis antropologis,
agama kemudian tampil dalam format plural pada kehidupan masyarakat.
C. Kerukunan antar umat beragama dengan Pemerintah
1. Semua pihak menyadari kedudukan masing-masing-masing sebagai
komponen bangsa dalam menegakkan kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Antara Pemerintah dengan umat beragama ditemukan pa yang saling
diharapkan untuk dilaksankan.
3)
Pemerintah mengharapkan tiga preoritas. Umat beragama diharapkan
partisipasi aktif dan positif dalam :
a) Pemantapan ideologi Pancasila
b) Pemantapan stabilotas dan ketahanan nasional
c) Suksesnya pembangunan Nasional

D. Langkah-langkah
1. Dasar pemikiran
a) Landasan falsafah Pancasila dan pembangunan bangsa
b) Pancasila mengandung dasar yang dapat diterima semua pihak
c) Pembangunan wajib dilaksanakan dan disukseskan
d) Kerukunan bukan status quo, tetapi sebagai dinamika masyarakat yang sedang
membangun dengan berbagai tantangan dan persoalan
e) Kerukunan menghasilkan sikap mandiri
2. Pedoman penyiaran agama
a) Pupuk rasa hormat menghormati dan saling mempercayai
b) Hindari perbuatan yang menyinggung perasaan golongann lain
c) Penyiaran jangan ditujukan kepada orang yang sudah beragama dengan
bujukan, rayuan dan tekanan
d) Jangan mempengaruhi orang yang telah menganut agama lain dengan datrang
ke rumah, janji, hasutancaman dan menjelekkan
e) Penyiaran jangan dengan panflet, bulletin, majalah,obat, dan buku di
daerah/rumah orang yang beragama lain.

3. Bantuan Luar negeri


a) Bantuan luar negeri hanya untuk pelengkap
b) Pemerintah berhak mengatur, membimbing, mengarahkan agar bermanfaat dan
sesuai dengan fungsi dan tujuan bantuan
4. Tindak lanjut
a) Pemerintah perlu mengatur penyiaran agama
b) Penyiaran dilandasi saling harga menghargai, hormat menghormati dan
pengormatan hak seseorang memeluk agamanya
c) Perlu sikap terbuka
d) Bantuan luar negeri agar bermanfaat dan selaras dengan fungsi dan tujuan
bantuan.
KETENTUAN DAN PELAKSANAAN KUB
1. Peraturan-peraturan tentang kerukunan hidup antar umat beragama
a. Dakwah (KMA No. 44 Tahun 1970)
Dakwah melalui radio tidak mengganggu stabilitas Nasional, tidak mengganggu
pembangunan Nasional, tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Dakwah berupa : pengajian, majlis taklim,peringatan PHBI, upacara keagamaa,
ceramah agama, drama dan pertunjukan seni, usaha penmbangunan musholla,
mesjid, madrasah, poliklinik, rumah jompo dsb.

b.
1)
2)
3)
4)

Aliran kepercayaan (KMA No. B/5943/78 Tahun 1978)


Tidak merupakan agama dan tidak mengarah kepada pembentukan agama baru
Pembinaannya tidak termasuk Depag
Penganut kepercayaan tidak kehilangan agamanya
Tidak ada sumpah, perkawinan, pemakaman, kelahiran dan KTP menurut
kepercayaan. ( Tap. MPR. No. IV/MPR/78)

c. Tentang Ahmadiyah
Tentang Ahmadiyah SKB Tiga Menteri ( Agama, Dalam Negeri, Jaksa Agung)
9 Juni 2008 menetapkan :
1. Memberi peringatan dan memerintahkan untuk semua warga negara untuk
tidak menceritakan, menafsirkan suatu agama di Indonesia yang menyimpang
sesuai UU No.1 PNPS 1965 tentang penodaan agama.
2. Memberi peringatan dan memerintahkan bagi seluruh penganut, pengurus
Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) sepanjang menganut agama islam agar
memberhentikan semua kegiatan yang tidak sesuai dengan penafsiran Agama
Islam pada umunya. Seperti pengakuan adanya Nabi setelah nabi Muhammad
saw.
3. Memberi peringatan dan memerintahkan kepada anggota atau pengurus JAI
yang tidak mengindahkan peringatan tersebut dapat dikenal sangsi sesuai dengan
peraturan perundangan.
4. Memberi peringatan dan memerintahkan semua warga negara menjaga dan
memelhara kehidupan umat beragama dan tidak melakukan tindakan yang
melanggar hukum terhadap penganut JAI.

5. Memberi peringatan dan memerintahkan kepada warga yang tidak


mengindahkanperingatan dan perintah dapat dikenakan sangsi sesuai
perundnagan yang berlaku.
6. Memerintahkan setiap pemerintah daerah agar melakukan pembinaan
terhadap keputusan ini.
7. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, 09 juni 2008
d.
1)
2)
3)
4)

e.

Tenaga asing
Tenaga asing harus memiliki izin bekerja tertulis dari Depnaker
Jumlahnya dibatasi
Diklat bagi tenaga WNI untuk menggantikan WNA
Orang asing dapat melakukan kegiatan keagamaam dengan izib Menag
( Instruksi Menag No. 10 Tahun 1968, Kep. Menag No. 23 Tahun 1974
dan No. 49 Tahun 1980)

Buku-buku
1) Jaksa Agung berwenang melarang buku yang dapat mengganggu
ketertiban umum
2) Barang siapa menyimpan, memiliki, mengumumkan, menyampaikan,
menyebarkan, menempelkan, memperdagangkan, mencetak kembali
barang cetakan yang terlarang, dihukum dengan kurungan setinggitingginya satu tahun

3) Kepala Kanwil Depag agar :


-Mengawasi, meneliti peredaran mushaf Al Quran dalam masyarakat,
toko, apakah sudah ada tashih dari lajnah/panitia pentashih apa belum
-Segera melaporkan kepada Balitbang Depag apabila terdapat mushaf
yang belum ada tanda pentashih
f.

Pembangunan sarana ibadah

a. Didasarkan pada keperluan nyata dan sungguh-sungguh berdasarkan


komposisi jumlah penduduk bagi pelayanan umat beragama
yangbersangkutan di wilayah kelurahan /desa
b.Dilakukan dengan tetap menjaga kerukunan umat beragama,tidak
mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum, serta memenuhi
peraturan perundangan
c. Memenuhi persyaratan administratif dan teknis bangunan gedung
d. Memenuhi persyaratan khusus :
Daftar nama dan KTP pengguna rumah ibadat paling sedikit 90
orang yang disahkan oleh pejabat setempat.
Dukungan masyarakat setempat paling sedikit 60 orang yang
disahkan lurah/kepala desa setempat.
e.Rekomendasi tertulis kepala kantor Departemen Agama setempat
kabupaten/kota

f.

Rekomendasi tertulis FKUB kabupaten/kota. (Peraturan Bersama Menag


dan Mendagri No. 9 dan 8 Tahun 2006 tanggal 21 Maret 2006)

10. Pokok-pokok ajaran Islam tentang KUB


1. Pengertian
a) KUB adalah tasammuh atau toleransi
b) KUB adalah toleransi dalam social kemasyarakatan, bukan dalam soal aqidah,
ibadah dan pernikahan.
2. Dalam soal aqidah umat Islam harus meyakini Islam adalah satu-satunya agama
dan keyakinan yang dianutnya (Surat Al Kafirun 1-4 ).
3. Tidak membenarkan sikap sinkritisme karena tidak sesuai dengan keimanan
seorang muslim dan tidak logis.
4. Berbeda agama tidak harus menimbulkan perpecahan dalam kehidupan. Contoh
kehidupan masa Rasulullah di Madinah.
5. Hal-hal yang dilarang bertoleransi adalah :
a) Dalam masalah aqidah dan ibadah, seperti shalat, puasa, haji dan keimanan.( Al
Kafirun 1-4 ).
b) Dilarang melakukan perkawinan antara umat Islam dengan penganut agama lain.

c) Pandangan Islam terhadap pemeluk agama lain :


(1) Darul Harbi
Daerah yang memusuhi Islam, mengganggu darul muslim, menghalangi dakwah
Islam. Terhadap mereka umat Islam wajib jihad (perang) melawannya.(Al
Mumtahanah 9 ). Cara memilah adalah ketika Nabi berkirim surat ke Negeri
Ethiopia, Kaisar Iran dsb.
(2) Kafir dzimmy
Adalah individu atau kelompok masyarakat bukan Islam,tidak membenci Islam,
tidak membuat kekacauan, kerusuhan, dan mereka tidak menghalangi Islam.
Sikap umat Islam : menghormati , diperlakukan secara adil, berhak diangkat
sebagai tentara untuk melindungi daerah Islam. Keyakinan mereka diserahkan
kepada mereka, umat Islam tidak boleh mengganggu.
(3) Kafir mustaman
Adalah pemeluk agama lain yang meminta perlindungan keselamatan dan
keamanan terhadap diri dan hartanya.
Sikap umat Islam :
1) Tidak memberlakukan hak dan hukum negara
2) Diri/jiwa dan hartanya harus dilindungi
3) Mereka dibawah lindungan pemerintahan Islam.

MODUL XIV
SISTEM POLITK ISLAM
A. Pengertian
Dalam term politik Islam, politik itu identik dengan siyasah, yang secara
kebahasaan berarti mengatur. Fiqh syiyasah adalah aspek ajaran Islam yang
mengatur sistem kekuasaan
dan pemerintahan. Politik sendiri berarti segala
urusan dan tindakan (kebijakan, siasat dan strategi) mengenai pemerintahan
suatu negara dan kebijakan suatu negara lain.
Politik dapat juga berarti kebijakan atau cara bertindak suatu negara dalam
menghadapi atau menangani suatu masalah.
Dalam fiqih syiyasah disebutkan bahwa garis besar fiqih syiyasah meliputi :
1. Syiyasah Dusturiyah (Tata Negara dalam Islam)
2. Syiyasah Dauliyah (Politik yang mengatur hubungan antara suatu negara Islam
dengan negara Islam lain atauy dengan negara sekuler lainnya.
3. Syiyasah Maaliyah ( Sistem ekonomi negara)
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi yang dapat mempersatukan kekuatankekuatan dan aliran-aliran yang berbeda-beda di masyarakat. Dalam konsep
Islam kekuasaan tertinggi adalah Allah SWT. Ekspresi kekuasaan dan kehendak
Allah tertuang dalam Al Quran dan Sunnah Rasul. Oleh karena itu penguasa
tidaklah memiliki kekuasaan murtlak, ia hanya wakil Allah (khalifah) Allah di muka
bumi yang berfungsi untuk membumikan sifat-sifat Allah dalam kehidupan nyata.

Disamping itu, kekuasaan adalah amanah Allah yang diberikan kepada orangorang yang berhak memilikinya. Pemegang amanah haruslah menggunakan
kekuasaan itu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prinsip-prinsip dasar yang
telah ditetapkan Al Quran dan Sunnah Rasul.
Susunan pemerintahan yang diatur menurut ajaran Islam disebut Al Khilafah
(Pemerintahan Islam). Hukum mendirikan al khilafah adalah wajib kifayah.
Khilafah menjamin terciptanya ketenteraman dan kedamaian bagi masyarakat
Islam.
B. Prinsip-prinsip dasar sistem politik Islam
1. Prinsip dasar syiyasah
Prinsip dasar syiyasah adalah : (1) musyawarah, (2) pembahasan bersama, (3)
tujuan bersama, yakni untuk mencapai suatu keputusan, (4) keputusan itu
merupakan penyelesaian dari suatu masalah yang dihadapi bersama, (5)
keadilan,
(6)
almusaawah
atau
persamaan,(7)
al
hurriyah
(kemerdekaan/kebebasan), (8) perlindungan jiwa dan harta nasyarakat.
2. Prinsip dasar pemerintahan
a. Tauhid
Pemerintahan Islam harus didasari tauhid, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan
mengerjakan amal saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka berkuasa. ( Annur 24:55)

b. Kedaulatan rakyat
Pemerintahan dipimpin oleh ulil amri (wakil rakyat), yang berdasarkan Al Quran
dan Hadis yang wajib ditaati oleh pemerintah dan rakyat.
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil
amri diantara kamu (An Nisa 4:59)
c. Keadilan terhadap sesama manusia
d. Kejujuran, ikhlas, tanggung jawab, dan adil dalam melaksanakan tugas tanpa
membedakan bangsa dan agama.
Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil (An Nisa 4:59)
Pemilih khalifah adalah wakil-wakil rakyat (ahlulhalli wal aqdi) yang
memenuhi syarat :
a. Adil, melaksanakan yang diperintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
b. Ahli, sesuai dengan bidangnya
c. Berpendirian teguh, bijaksana
Bentuk pemerintahan dalam al khilafah adalah Presidentil Kabinet atau Republik
Konstitusional. Apabila khalifah berepegang kepada Al Quran dan Hadis, maka
umat Islam wajib mentaatinya. Apabila tidak, maka boleh diganti dengan Majelis
Syura (legistatif).
Untuk pengawasan negara dibentuk badan aqdiyah, atau Badan Pengadilan oleh
Pemerintah. Khalifah mengangkat para qadhi (hakim) yuntuk mengadili atau
mengawasi Pemerintah.

3. Prinsip-prinsip politik Luar Negeri


Prinsip politik luar negeri dalam politik Islam adalah :
(1) saling hormat menghormati fakta-fakta dan traktat (Al Anfal 8:58, At Taubah 9: 4
dan 7, An Nahl 16:91),
(2) menjaga kehormatan dan integrasi nasional (An Nahl16:92,
(3) keadilan universal (internasional) (Al Maidah 5:8),
(4) menjaga perdamaian abadi (Al Maaidah 5:61)
(5) menjaga kenetralan negara-negara lain (An Nisa 4:89-90),
(6) larangan terhadap ekploitasi para imperialis (Al Anam 6:92),
(7) memberikan perlindungan dan dukungan kepada orang-orang Islam yang hidup di
negara lain (Al Anfal 8:72),
(8) bersahabat dengan kekuasaan-kekuasaan netral (Al Mumtahanah 60:8-9),
(9) kehormatan dalam hubungan internasional (Ar Rahman 55:60),
(10) memberikan balasan secara adil terhadap penyerang Islam (An Nahl 16:126)
C. Kepemimpinan dalam Islam
1. Pengertian
Kepemimpinan dalam Islam disebut imamah, dari kata imam, berarti pemimpin,
atau ketua dalam lembaga. Juga berarti khalifah, penguasa,,dan pedoman. Al
Quran disebut juga imam sebab menjadi pedoman hidup manusia. Rasul juga
imam, sebab beliau adalah pemimpin dari semua pimpinan umat. Imam juga
berarti mengatur kemaslahatan sesuatu untuk pemimpin pasukan atau fungsi lain.

Kata imam terdapat dalam Al Quran :


Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia (Al Baqarah 2:
124)
Imam juga pemegang kekuasaan atas umat atau khalifah, sebab ia adalah penguasa
umat Islam yang menggantikan Nabi dan wajib ditaati. Manusia mentaati dan
berjalan di belakang khalifah, sebagai imam. Rasul adalah umat Islam dalam soal
agama dan negara. Setelah wafat fungsi Rasul tidak dapat diganti, sedang fungsi
kepala negara diganti dengan khalifah Rasyidin. Fungsi Nabi untuk memelihara
agama dan mengatur dunia diganti dengan lemnbaga imamah.
2. Pemikiran imamah
Pemikiran imamah telah ada sejak masa Rasulullah masih hidup. Sewaktu Rasulullah
ditanya soal siapa pemimpin setelahmum beliau menjawab Abu Balar, sebab ia
zuhud dan dapat dipercaya, Umar sebab ia kuat dan terpercaya, Ali sebab ia
pemberi petunjuk dan pembimbing ke arah jalan yang lurus. Perseleisihan terjadi
setelah Rasulullah wafat sampai terpilih Abu Bakar Ash Shiddiq sebagai khalifah.
3. Kewajiban khalifah (pemimpin)
a. Berpengalaman dalam menafsirkan Al Quran dan Sunnah Rasul
b. Adil, melaksanakan ajaran Islam dan meninggalkan larangannya
c. Kifayah, membela dan mernghidupkan agama dan negara dalam kekuasaannya
d. Sehat jasmani dan rohani.
e. Mentanfizkan hukum antara orang yang berselisih atau mendamaikannya
f. Menjaga keamanan umum
g. Bermusyawarah dengan wakil
h. Mengatur batas negeri dengan sekuat-kuatnya

i. Jihad, perang terhadap musuh


j. Mengatur kemakmuran rakyat
k. Mengatur penyerahan pekerjaan dan kekuasaan sesuai kecakapan dan bidangnya
4. Kepemimpinan gender wanita
a. Pria dan wanita adalah insan yang saling melengkapi satu sama lain sebagai
komplementer.
Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka
(Al Baqarah 2: 187)
b. Pria dan wanita sama kedudukannya
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa diantara kamu. (Al Hujurat 49:13)
c. Ayat yang menyatakan bahwa kamu laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita
(An Nisa 4:34) dipahami laki-laki sebagai pelindung wanita, sebab secara
kodrati/fisik laki-laki lebih kuat dari wanita.
d. Tidak ada teks yang menyatakan wanita tidak boleh sebagai pemimpin
e. Dalam pertanggungjawaban sebagai pemimpin suatu tugas sama pertanggungjawabannya (accountability) antara pria dan wanita.
Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan diminta
pertanggungjawaban dari kepemimpinannya (Hadis)
f. Pemimpin dipilih berdasarkann keahlian, menguasai permasalahan, dan
menadatangkan kebaikan. Apabila
tidak mempunyai keahlian,, maka akan
mendatangkan kehancuran. Apabila suatu perkara diserahlkan kepada bukan
ahlinya, maka tunggulah kehacurannya (Hadis)

5. Ketaatan kepada ulil amri


Dalam surat An Nisa 4: 59 dinyatakan :
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil amri
diantara kamu (An Nisa 4:59)
a. Ulil amri adalah raja, kepala pemerintahan,ulama, amir di zaman Rasul, qadhi,
komandan militer, mujahid (ahlul halli wal qdi) yang taat kepada Allah dan RasulNya.
b. Rakyat muslim harus taat kepada ulil amri sesuai ayat diatas, setelah taat kepada
Allah dan Rasul-Nya.
c. Syarat ulil amri yang ditaati adalah :
1) Ulil amri tersebut taat kepada Aallah dan Rasul-Nya
2) Perintahnya adalah untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya, bukan untuk maksiat.
Kalau untuk maksiat dan kemungkaran maka harus ditolak.

D. Masyarakat Madani
1.
a.

b.

c.

Pengertian
Masyarkat madani ialah masyarakat yang menganut sistem sosial
berdasarkan prinsip moral yang merekonstruksi sikap menjamin
keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan bagi
kehidupan masyarakat. Sejarah menuturkan bahwa bentuk
pemerintahan Islam pertama yang dibangun berpusat di Madinah,
dipimpin oleh rasullullah Muhammad saw, menganut sistim
masyarakat madani dan yang demikian nampak dari statemen
ungkapan nabi, keharusan bagi suku yang ada di Madinah
menerapkan perilaku saling hormat menghormati sesama antara
kelompok suku dan tidak saling memaksakan keyakinan masingmasing.
Masyarakat madani menurut Anwar Ibrahim : mempunyai ciri
khas : kemajemukan budaya, hubungan timbal balik, dan sikap saling
memahami dan menghargai. Konsep kehidupan masyarakat madani
adalah merekonstruksi rekomendasi dari surat Al-Mulk 67:3-4.
Masyarakat madani atau civil society secara umum bisa diartikan
sebagai salah suatu masyarakat atau institusi sosial yang memiliki
ciri-ciri antara lain : Kemandirian, toleransi, keswadayaan, kerelaan
menolong satu sama lain, dan menjunjung tinggi norma dan etika
yang disepakati secara bersama-sama ( Din Syamsudin, 1998 :12 )

2. Karakteristik Masyarakat Madani


a. Free Public Sphere, adanya ruang publik yang bebas sebagai
sarana mengemukakan pendapat.
b. Demokratis, merupakan suatu entitas yang menjadi penegak yang
menjadi penegak wacana masyarakat madani, dimana dalam
menjalani kehidupan, warga negara memiliki kebebasan penuh
untuk menjalankan aktivitas kesehariannya, termasuk berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya.
c. Toleran, merupakan sifat yang dikembangkan dalam masyarakat
madani untuk menunjukkan sikap saling menghargai dan
menghormati aktivitas yang dilakukan oleh orang lain.
d. Pluralisme, adalah pertalian sejati dalam ikatan-ikatan keadaban.
Bahkan pluralisme adalah suatu keharusan bagi keselamatan umat
manusia antara lain melalui mekanisme pengawasan dan
pengeimbangan.
e. Keadilan sosial, dimaksudkan adanya keseimbangan dan
pembagian yang proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap
warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan.

3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Madani


Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan politik.
Strartegi ini berpandangan bahwa sistem demokrasi tidak mungkin
berlangsung dalam masyarakat yang belum memlikii kesadaran
berbangsa dan bernegara yang kuat.
b. Strategi yang lebih mengutamakan reformasi sistem politik
demokrasi. Strategi ini berpandangan bahwa untuk membangun
demokrasi tidak usah menunggu rampungnya tahap pembangunan
ekonomi.
c. Strategi yang memilih membangun masyarakat madani sebagai basis
yang kuat kearah demokratisasi. Stratei ini lebih mengitamakan
pendidikan dan penyadaran politik, terutama pada golongan
menengah semakin luas.
a.

Ketiga model strategi pemberdayaan masyarakat madani tersebut


dipertegas oleh Hikam bahwa era transisi ini harus dipikirkan
prioritas-prioritas pemberdayaan dengan cara memahami targettarget group yang paling stategis serta penciptaan pendekatanpendekatan yang tepat di dalam proses tersebut.

MODUL XV
TAKWA
A. Pengertian
Takwa dari kata waqaya (Arab) berarti takut, menjaga diri, memelihara, tanggung
jawab dan memenuhi kewajiban.
Orang yang bertakwa adalah orang yang takut kepada Allah berdasarkan
kesadaran dengan mengerjakan suruhan-Nya, tidak melanggar larangan-Nya, takut
terjerumus kedalam perbuatan dosa.
Orang yang bertakwa adalah orang yang menjaga (membentengi) diri dari
kejahatan, memelihara diri agar tidak melakukan perbuatan yang tidak diridhoi
Allah, bertanggung jawab mengenai sikap, tingkah laku dan perbuatannya, serta
memenuhi kewajibannya.
Menurut H.Agus Salim, takwa adalah sikap mental seseorang yang selalu ingt dan
waspada terhadap sesuatu dalam rangka memelihara dirinya dari noda dan dosa,
selalu berusaha melakukan perbuatan yang baik dan benar, pantang berbuat salah
dan jahat kepada orang lain, diri sendiri dan lingkungannya.
B. Kedudukan takwa
Kedudukan takwa bagi seorang muslim sangat penting dalam kehidupannya,
sebab:
a. Takwa adalah pokok segala pekerjaan
b. Takwa adalah ukuran (parameter) kemuliaan seorang muslim (S.49: 13)
c. Takwa sebagai Takwa sebagai dasar persamaan hak antara pria dan wanita
(suami isteri) (Q.S. 4:1)

d. Takwa sebagai pokok-pokok kebajikan (Q.S.2: 177)


C. Ciri orang bertakwa :
Beribadah di waktu malam dengan sujud berdiri, serta diikuti rasa
takut kepada azab akhirat ( Az-Zumar 39 : 9 )
2. Maqomnya di sejajarkan sebgai wali Alah yang memiliki maqom
terpuji pada sisi Allah. ( Yunus 10 : 62-64, Ar-Rum 30 : 59, Al
Mukmin 40 : 35 )
3. Beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitabkitab, nabi-nabi, memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta,
dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji,
dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan (Al Baqarah 2:177)
1.

D. Ruang lingkup
Menurut Hasan Langgulung takwa merupakan kesimpulan semua nilai yang terdapat
didalam Al Quran. Takwa mencakup segala nilai yang diperlukan manusia untuk
keselamatan dan kebahagiannya di dunia ini dan di akhirat kelak.
Nilai-nilai takwa yang dibutuhkan manusia dapat digolongkan atas (tiga), yaitu (1)
nilai-nilai perseorangan, (2) nilai-nilai kekeluargaan, (3) nilai-nilai sosial, (4) nilai-nilai
kenegaraan dan (5) nilai keagamaan.
Dalam arti memelihara takwa meliputi empat jalur hubungan manusia, yaitu: a.
Hubungan manusia dengan Allah, b. Hubungan manusia dengan hati nurani atau
dirinya sendiri,c. hubungan manusia dengan sesama manusia, d. hubungan mnusia
dengan lingkungan hidup. Keempat hubungan tersebut harus dikembangkan secara
selaras dan seimbang.
Hubungan manusia dengan Allah meliputi: (1) beriman kepada Allah, (2) beribadah
kepada-Nya, (3) mensyukuri nikmat-Nya, (4) bersabar menerima cobaan Allah, (5)
memohon ampun atas segala dosa dan tobat untuk tidak lagi melakukan kejahatan.
Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, meliputi: (1) sabar, (2) pemaaf, (3) adil,
(4) ikhlas, (5) berani, (6) memegang amanah, (7) mawas diri, (8) mengembangkan
semua sikap dalam akhlak yang baik.

Hubungan manusia dengan manusia lain, meliputi: (1) tolong menolong, (2) suka
memaafkan kesalahan orang lain, (3) menepati janji, (4) lapang dada, (5)
menegakkan keadilan dan berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain.
Hubungan manusia dengan lingkungan hidup meliputi:
memlihara dan
menyayangi binatang dan tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan udara serta semua
alam semesta untuk kesejahteraan manusia dan makhluk lainnya tanpa membuat
kerusakan atau kehancuran alam, sehgingga generasi beikutnya tidak dapat
mengolah dan menikmati alam lagi.
Konsekwensi dari keempat hubungan diatas, manusia bertakwa harus
mengembangkan 4 (empat) tanggung jawab dan kewajiban, yaitu: (1) tanggung
jawab kepada Allah, (2) kepada hati nurani sendiri, (3) kepada manusia lain, dan
(4) tanggung jawab memelihara hewan, tumbuh-tumbuhan, air, udara, tanah dan
kekayaan seluruh alam yang diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan
makhluknya.

Anda mungkin juga menyukai