Fitrah
Masalah Tauhid atau ketuhanan dianggap sebagai masalah fitrah, sehingga
tidak perlu lagi dicari dalilnya, karena ia merupakan bagian dari fitrah (ciptaan)
manusia.
Surat Rum 30 : 30 : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
sebagai fitrah Allah, yang telah menciptakan manusia atasnya. Tidak ada
perubahan pada ciptaan (fitrah) Allah.
Surat Al-Araf 7 : 172 : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi
anak-anak Adam keturunan mereka dan mengambil kesaksian dari mereka
atas diri mereka sendiri, Bukankah Aku ini Tuhan kalian ? Seraya mereka
menjawab, Benar (Engkau Tuhan kami), Kami menjadi saksi. (Hal ini Kami
lakukan), agar di hari kiamat nanti kalian tidak mengatakan, Sesungguhnya
kami lengah atas ini (wujud Allah).
Lihat pula QS. Al-Anam 6 : 74-79; tentang kisah Nabi Ibrahim tentang
pengembaraan rasionalnya dalam mencari Tuhan.
1.
2.
3.
B. Konsep Tuhan
Tuhan disebut "ilahun", artinya penggerak, motivator, yang dipatuhi dan ditaati.
Kata Tuhan juga merujuk kepada suatu Zat Abadi dan Supernatural, biasanya
dikatakan mengawasi dan memerintah manusia dan alam semesta atau jagat
raya.
(45:23) ).
Ditinjau dari sudut Perbandingan Agama Tuhan ialah sesuatu, apa atau siapa
yang dipentingkan sedemikian rupa oleh manusia, sehingga ia membiarkan dirinya
dikuasai (didominir) oleh yang dipentingkannya itu.
(23 : ).
Allah Islam. (QS. Al-Ikhlas ). Lihat pula 99 Asma Allah.
Yehowa atau Yahwe salah satu istilah yang dipakai Alkitab. Istilah ini berasal
dari istilah ber-bahasa Ibrani YHVH.
Sang Hyang Tri Tunggal Mahasuci yang artinya adalah Bapa, Putra, dan Roh
Kudus, terutama dipakai dalam Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks. Konsep ini
dipakai sejak Konsili Nicea pada tahun 325 M.
Konsep Tuhan Menurut Pemikiran Barat:
1.
Tuhan Dinamisme
Manusia sejak zaman primitif sudah mengenal dan mengakui adanya
kekuatan gaib yang mempengaruhi hidup manusia. Yang dimaksud berpengaruh
di sini adalah sebuah benda. Benda tersebut bisa berpengaruh negatif positif.
Namun kekuatan benda tersebut juga di sebut bermacam-macam, ada namanya
mana, tuah, Syakti. Semua kekuatan tersebut tidak dapat di cerna oleh panca
indera manusia, namun ia dapat di rasakan pengaruhnya.
2.
Tuhan Animisme
Setiap benda dianggap mempunyai roh. Roh bagi masyarakt primitif bisa
bersifat aktif meski benda tersebut kelihatan mati. Oleh karena itu, roh
dianggap sesuatu yang hidup (rasa senang dan kebutuhan-kebutuhan). Karena
roh mempunyai kebutuhan, masyarakat primitif menyediakan sesajian sebagai
salah satu wujud memenuhi kebutuhan roh, jika tidak, manusia bisa terkena
dampak negatif dari roh tersebut.
3.
Tuhan Politeisme
Bagi Tuhan politeisme, eksistensi Tuhan Dinamisme dan Animisme belum
dapat memberikan konsep ketuhanan yang sebenarnya karena masih bersifat
sanjungan dan pujaan saja. Baginya, dari sekian banyak roh-roh ada beberapa
saja yang dianggap unggul, punya karakter dan punya pengaruh terhadap
hidup manusia. Di antara roh yang unggul tersebut disebut sebagai dewa-dewa
yang bertanggungjawab terhadap cahaya, air, angin dan sebagainya.
4.
Tuhan Henoteisme
Henoteise mengaku satu Tuhan untuk satu bangsa. Bangsa lain mempunyai
Tuhan sendiri. Tuhan mereka disebut Tuhan nasional. Paham ini seperti agama
Yahudi yang mengakui Yahweh sebagai Tuhan nasional mereka.
5.
a.
b.
c.
Tuhan Monoteisme
Dalam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa
dan bersifat internasional. Bentuk monoteisme di tinjau dari segi filsafat
ketuhanan terbagi menjadi 3:
Deisme ( Tuhan bersifat transenden: setelah pencipataan alam, Tuhan
tidak terlibat lagi dengan hasil ciptaannya).
Panteisme ( Tuhan bersifat imanen: Tuhan menampakkan diri dalam
berbagai fenomena alam).
Teisme ( Tuhan pada prinsip bersifat transenden, mengatasi semesta
kenyataan, tetapi Tuhan juga selalu terlibat dengan alam semesta).
2. Mustahil Wujud adalah segala sesuatu yang tidak mungkin wujud, yang
tidak mungkin terjadi menurut akal, seperti gajah bertelur, dll. Mustahil
Wujud itu sejak dari dulu tidak ada sekarang tidak ada dan seterusnya
tidak ada. Andai kata sesuatu yang mustahil terjadi, ada wujudnya, maka
bukan mustahil wujud lagi namanya tetapi mumkinul wujud. Oleh karena
itu akal mewajibkan bahwa yang menciptakan alam semesta ini tentu
wujud yang di luar mumkinul wujud dan mustahil wujud.
3.
1.
2.
3.
Wajibul Wujud, yaitu wujud yang wajib ada dengan sendirinya. Wajibul
wujud adalah wujud yang tidak bermula dari tidak ada. Dari dahulu ada
sekarang ada, seterusnya ada. Dia adalah sumber dari segala sumber,
pencipta alam semesta dengan segala isinya. Karena akal menolak hukum
daur (hukum berputar-putar). Karena sifat Allah yang pertama adalah
wujud, wajibul wujud (wujud yang wajib ada dengan sendirinya). Kedua,
adalah Qidam atau terdahulu, karena ia ada dengan sendirinya. Sifat
ketiga, Baqa, artinya mutlak kekal, karena ia tidak bermula dari tidak
ada, dahulu ada, sekarang ada dan seterusnya ada, sedangkan ruh
manusia relative kekal, karena bermula dari tidak ada, sekarang ada dan
seterusnya ada. Keempat sifat-Nya adalah Esa.
Bukti wujud Allah pada alam dan diri manusia adalah:
Wujud alam semesta
Susunan
Aturan
4.
5.
6.
7.
Pergerakan
Adanya nilai moral pada manusia (adanya kebaikan dan
keburukan)
Tawa dan tangis manusia
Tantangan
D. Keesaan Tuhan
5.
6.
7.
Alam terikat dengan hukum-hukum tertentu yang pasti (QS. alFurqon 25: 2; QS. ar-Ro'du 13: 8; QS. ar-Rahman 55: 5).
Alam ini dapat dipikirkan dan dipelajari (QS. al-Jasiyah 45: 13).
Seluruh alam ini patuh kepada ketentuan Tuhan (QS. Ali-'Imran
3: 83; QS. an-Nahl 16: 49 dan 50; QS. al-Isra17:44).
Penciptaan alam bertujuan :
Membuktikan kebesaran Allah (QS. Ali-Imran 3: 190).
Disiapkan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia (QS.
Luqman 31: 20).
Ujian untuk manusia (QS. Hud 11: 7; QS. al-Mulk 67: 2).
Alam ini berpasang-pasangan (QS. adz-Dzariyat 51: 49). Buahbuahan (QS. ar-Ro'du 13: 3). Ternak dan manusia (QS. asySyura 42: 11). Yang tidak diketahui (QS. Yasin 36: 36).
Proses kejadian alam :
Berkembang dari satu dzat seperti gas (QS. Fushshilat 41: 9-12).
Dipisah-pisahkan menjadi benda-benda langit, galaksi, planet dan
lain-lain (QS. al-Anbiya 21: 30; QS. adz-Dzariyat 51: 7).
Perkembangannya melalui 6 masa (QS. Fushshilat 41: 9 dan 10).
MATERI II
AGAMA DAN AGAMA ISLAM
A. Pengertian Agama dan Agama Islam
1. Pengertian Agama
Secara etimologis kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti
tradisi.
Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin
dan berasal dari kata kerja re-ligare yang berarti mengikat kembali.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia agama adalah sistem atau prinsip
kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama
lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan
kepercayaan tersebut.
Sinonim kata din dalam bahasa arab ialah milah. Bedanya, milah lebih
memberikan titik berat pada ketetapan, aturan, hukum, tata tertib, atau doktrin
dari din itu.
Jenis-Jenis Agama
a.Dari segi penyebaran
Agama Universal, merupakan agama-agama yang "besar" dan mempunyai
minat untuk menyebarkan ajaran untuk keseluruhan umat Manusia. Sasaran
agama jenis ini adalah kesemua manusia tanpa mengira kaum dan bangsa.
Contohnya: Agama Islam, Kristian dan Buddha.
Agama Folk, merupakan agama yang kecil dan tidak mempunyai sifat
dakwah seperti agama universal. Amalannya hanya terhad kepada etnik
tertentu. Contohnya: Agama Rakyat China/Taoisme.
b. Dari segi sumber rujukan
Agama Wahyu atau Samawi atau Langit, yaitu agama yang diturunkan dari
Tuhan melalui seorang Rasul. Contohnya: agama Islam, Nasrani, dan Yahudi.
Agama Budaya atau Ardhi atau Bumi, yaitu agama yang berasal dari ajaran
seorang manusia dan merujuk kepada pelbagai sumber seperti pembuktian, tradisi,
falsafah dan sebagainya. Contohnya: agama Budha, dan Hindu.
Perbedaan agama wahyu dengan agama budaya terletak pada aspek: waktu
penyampaian kepad manusia, disampaikan melalui Rasul, kitab suci, sifat
kemutlakan kebenarannya, konsep ketuhanannya, sifat universalitas
keberlakuannya.
4.Pendekatan histerografi,
Adalah meneliti suatu permasalahan melalui sejarah ummat maupun
Individu yang di jelaskan pada ayat ayat Qur-an, misalnya keingkaran
kaum ad pada ayat-ayat Allah dan pada rasul Allah. ( Hud 11 : 59 )
Pendekatan hermeunitik.5
Ialah suatu bentuk pendekatan untuk memberikan suatu jawaban pada
suatu permasalahan dan kemudian menghubungkan dengan
permasalahan yang lainnya dari keseluruhan masalah yang
berkaitan. Tindakan pengamat atau penulis dalam pendekatan
:hermeuninitik dapat mengambil bentuk bentuk
a.To express (To say) ; pengamat atau penulis bertindak sebagai
pengungkap.
b.To explain ; pengamat atau penulis betindak sebagai penjelas.
c.To translate ; pengamat atau penulis bertindak sebagai sebagai
penterjemah dari suatu masalah.
6.Pendekatan yang bersifat deskriftif,
yaitu pendekatan dimana pengamat atau penulis mendekati
Permasalahan bertindak sebagai penutur, penganalisa, dan
pengkelassifikasian melalui studi komperatif (perbandingan).
B.
a.
Aqidah, yatu kepercayaan terhadap Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, RasulNya, hari akhir, dan qadha dan qadar Allah.
b.
c.
Akhlak, sifat yang tertanam dalam jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan
dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran
terlebih dahulu.
C.
a.
b.
c.
d.
F.`
a.
b.
c.
d.
MATERI III
SUMBER AJARAN ISLAM
A. AL-QUR'AN
1. Pengertian al-Quran
Al-Quran berasal dari kata qaraa, berarti mengumpulkan dan menghimpun, juga
berarti quranah, artinya bacaan. (QS. Al-Qiyamah 75 : 17-18)
Al-Quran adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad saw.
Secara lafaz, makna dan gaya bahasa, yang termaktub dalam mushaf yang dinukil
secara mutawatir, yang bagi pembacaannya merupakan ibadah.
1. Nama-nama Al-Quran:
Al-Kitab = Tulisan yang Lengkap (QS. Al-Baqarah2:2), Al-Furqan = Memisahkan
yang Haq dari yang Bathil (QS. Al-Furqon25:1), Al-Mauidhah = Nasihat (QS. Yunus
10:57), Asy-Syifa = Obat (QS. Yunus 10:57), Al-Huda = Yang Memimpin (QS. AlJin 72:13), Al-Hikmah = Kebijaksanaan (QS. Al-Isra 17:39), Adz-Dzikru =
Peringatan (QS. Al-Hijr 15:9).
2. Kedudukan Al-Quran:
3. Fungsi Al-Quran:
a.
b.
c.
d.
e.
Wahyu turun kepada Nabi, Nabi langsung memerintahkan para sahabat penulis
wahyu untuk menuliskannya secara hati-hati. Begitu mereka tulis, kemudian
mereka hafalkan sekaligus mereka amalkan
Pada awal pemerintahan khalifah yang pertama dari Khulafaur Rasyidin, yaitu
Abu Bakar Shiddiq, Quran telah dikumpulkan dalam mushhaf tersendiri
Pada zaman khalifah yang ketiga, Utsman bin Affan, Quran telah sempat
diperbanyak
Dalam perkembangan selanjutnya, tumbuh pula usaha-usaha untuk
menyempurnakan cara-cara penulisan dan penyeragaman bacaan, dalam rangka
menghindari adanya kesalahan-kesalahan bacaan maupun tulisan.
6. Pembagian Isi Al-Quran:
Al-Quran terdiri dari 114 surat; 91 surat turun di Makkah dan 23 surat turun di
Madinah. Ada pula yang berpendapat, 86 turun di Makkah, dan 28 di Madinah
Surat/ayat yang turun sebelum Nabi Hijrah dinamakan surat Makkiyyah, pada
umumnya suratnya pendek-pendek, menyangkut prinsip-prinsip keimanan dan
akhlaq, panggilannya ditujukan kepada manusia
Surat/ayat yang turun etelah Nabi Hijrah ke Madinah disebut surat Madaniyyah,
pada umumnya suratnya panjang-panjang, menyangkut peraturan-peraturan yang
mengatur hubungan seseorang dengan Tuhan atau seseorang dengan lainnya
( syariah ).
Atas inisiatif para ulama maka kemudian Al-Quran dibagi-bagi menjadi 30 juz.
Dalam tiap juz dibagi-bagi kepada setengah juz, seperempat juz, maqra dan lain-lain.
B. Al-HADIS/SUNNAH
1.
Secara bahasa hadis berarti baru, dekat, dan informasi. Sedangkan as-Sunnah
berarti cara, jalan, undang-undang, kebiasaan dan tradisi.
Secara istilah hadis berarti segala perbuatan (afal), perkataan (aqwal), dan
keizinan Nabi Muhammad saw (taqrir).
Bayan Tafsir, yaitu menerangkan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal dan
musytarak. Seperti hadits : Shallu kama ro-aitumuni ushalli . (Shalatlah kamu
sebagaimana kamu melihatku shalat) adalah merupakan tafsiran daripada ayat
Al-Quran yang umum, yaitu : Aqimush- shalah , (Kerjakan shalat)
b.
c. Bayan Taudhih, yaitu menerangkan maksud dan tujuan sesuatu ayat al-Quran,
seperti pernyataan Nabi : Allah tidak mewajibkan zakat melainkan supaya menjadi
baik harta-hartamu yang sudah dizakati , adalah taudhih (penjelasan) terhadap ayat
Al-Quran dalam surat at-Taubah 9: 34.
3. Perbedaan Antara Al-Qur'an dan Al-Hadits sebagai Sumber Hukum
a.Al-Quran nilai kebenarannya adalah qathI (absolut), sedangkan al-Hadits adalah
zhanni (kecuali hadits mutawatir)
b.Seluruh ayat al-Quran mesti dijadikan sebagai pedoman hidup. Tetapi tidak semua
hadits mesti kita jadikan sebagai pedoman hidup
c.Al-Quran sudah pasti otentik lafazh dan maknanya sedangkan hadits tidak
d.Apabila Al-Quran berbicara tentang masalah-masalah aqidah atau hal-hal yang
ghaib, maka setiap muslim wajib mengimaninya.
4. Kodifikasi Hadis
Pada zaman Umar bin Abdul Azis, khalifah ke-8 dari dinasti Bani Umayyah (99-101
H) timbul inisiatif secara resmi untuk menulis dan membukukan hadits
Kodifikasi Hadits dilatar belakangi oleh adanya usaha-usaha untuk membuat dan
menyebarluaskan hadits-hadits palsu dikalangan ummat Islam, baik yang dibuat oleh
ummat Islam sendiri karena maksud-maksud tertentu, maupun oleh orang-orang luar
yang sengaja untuk menghancurkan Islam dari dalam.
5. Macam-Macam Hadis
a.
Hadits mutawatir, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh banyak orang kepada
banyak orang dan seterusnya sehingga tercatat dengan banyak sanad. Dan
mustahil orang yang banyak itu sepakat untuk berdusta
Hadits masyhur, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih
hingga tercatat dengan sanad sekurang-kurangnya tiga orang
Hadits aziz, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh dua orang sanad hingga
tercatat dengan dua sanad
Hadits gharib, yaitu hadits yang diriwayatkan seorang sanad hingga tercatat
satu sanad.
Hadits Dhaif. Yaitu sunnah/hadits lemah karena perawinya tidak adil, terputus
sanadnya, punya cacat, bertentangan dengan dalil atau periwayatan yang lebih kuat,
atau cacat lainnya
Hadits Maudhu. Yaitu sunnah/hadits yang dibuat oleh seseorang (karangan
sendiri) kemudian dikatakan sebagai perkataan atau perbuatan Rasulullah saw.
c. Dilihat dari segi diterima atau ditolaknya:
Hadis Maqbul, ialah hadis yang diterima dan dapat dijadikan hujjah/sumber hukum
Hadis Mardud, ialah hadis yang ditolak dan tidak boleh dijadikan sumber hukum.
d. Dilihat dari siapa yang berperan dalam berbuat atau bersabda:
Hadis Marfu, ialah hadis yang disandarkan kepada Nabi saw
Hadis Mauquf, ialah hadis yang disandarkan kepada sahabat
Hadis Maqthu, ialah hadis yang disandarkan kepada tabiin.
6. Kitab-kitab hadis yang dinilai terbaik:
Ash-Shahih Bukhari; Ash-Shahih Muslim; Ash-Sunan Abu-Dawud; As-Sunan
Nasai ; As-Sunan Tirmidzi; As-Sunan Ibnu Majah ; dan Al-Musnad Imam Ahmad.
C. IJTIHAD
1.
Pengertian Ijtihad
2. Kedudukan Ijtihad
a. Pada dasarnya yang ditetapkan oleh ijtihad tidak dapat melahirkan keputusan
yang mutlak absolut. Sebab ijtihad merupakan aktifitas akal pikiran manusia
yang relatif
b. Sesuatu keputusan yang ditetapkan oleh ijtihad, mungkin berlaku bagi
seseorang tapi tidak berlaku bagi orang lain
c. Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan ibadah mahdhah. Sebab
urusan ibadah mahdhah hanya diatur oleh Allah dan Rasulullah
d. Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-Quran dan as-Sunnah
e. Dalam proses berijtihad hendaknya dipertimbangkan faktor-faktor motifasi,
akibat, kemaslahatan umum, kemanfaatan bersama dan nilai-nilai yang
menjadi ciri dan jiwa daripada ajaran Islam.
3. Bentuk-Bentuk Ijtihad
Ijma = konsensus = ijtihad kolektif. Yaitu persepakatan ulamaulama Islam dalam menentukan sesuatu masalah ijtihadiyah
Qiyas = reasoning by analogy. Yaitu menetapkan sesuatu hukum
terhadap sesuatu hal yang belum diterangkan oleh al-Quran dan
as-Sunnah, dengan dianalogikan kepada hukum sesuatu yang
sudah diterangkan hukumnya oleh al-Quran/as-Sunnah, karena
ada sebab yang sama
Istihsan = preference. Yaitu menetapkan sesuatu hukum
terhadap sesuatu persoalan ijtihadiyah atas dasar prinsip-prinsip
umum ajaran Islam seperti keadilan, kasih sayang dan lain-lain.
Mashalihul Mursalah = utility, yaitu menetapkan hukum
terhadap sesuatu persoalan ijtihadiyah atas pertimbangan
kegunaan dan kemanfaatan yang sesuai dengan tujuan syariat.
Saddudz Dzari'ah, yaitu menetapkan hukum atas dasar
kehilangan kerusakan/kemadorotan bagi seseorang atau
segolongan orang.
Istishab, yaitu menetapkan hukum atas hukum yang telah
berlaku sampai ada hukum yang merubahnya.
'Urf, yaitu menetapkan suatu hukum yang telah menjadi
kebiasaan masyarakat.
MATERI IV
HAKEKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
A. Konsep Manusia
Teori psikoanalisis menyebut manusia sebagai homo valens (manusia
berkeinginan)
Teori behaviorisme menyebut manusia sebagai homo mechanicus (manusia
mesin)
Teori kognitif menyebut manusia sebagai homo sapiens (manusia berpikir)
Teori humanisme menyebut manusia sebagai homo ludens (manusia bermain).
Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fungsi tubuh
dan
fisiologisnya.
Dalam diri manusia terdapat sesuatu yang tidak ternilai harganya, sebagai
anugerah Tuhan yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu akal.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
1.
Manusia berasal dari: tanah kasar (turab): Ali Imran3: 59, Al-Kahfi 18: 37;
menjadi sari pati (sulalah): Al-Mukminun 23: 12; atau dari tanah liat (tin) AlAraf7: 12, Al-Anam 6: 2; lalu menjadi air mani (nuthfah) Al-Mukminun 23: 13,
lalu menjadi segumpal darah (alaqah), lalu menjadi daging (mudghah), lalu
menjadi tulang (idhamah), lalu tulang itu dibungkus daging (janin) Al-Mukminun
23: 14, kemudian Allah meniupkan roh (manusia).
Dimensi-dimensi Manusia
a.
b.
c.
d.
e.
f.
MATERI V
HUKUM DAN SYARIAH
A. Pengertian hukum dan hukum Islam
1. Pengertian hukum
Hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan snksi
Ciri-ciri hukum :
a. Adanya perintah dan atau larangan
b. Perintah dan atau larangan tersebut harus dipatuhi dan ditaati oleh semua
orang.
2. Pengertian hukum islam
a. Hukum Islam merupakan koleksi daya upaya fuqaha dalam menerapkan syariah
islam sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan pengertian ini mendekati kepada
makna fiqih.
b. Apabila kata hukum dikaitkan dengan islam, maka hukum islam bermakna
seperangkat peraturan yang berdasarkan wahyu Allah dan sunnah rasul tentang
tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini berlaku dan mengikat untuk semua
umat yang beragama islam.
c. Hukum islam adalah hukum yang ditetapkan Allah di dalam Al Quran, dijelaskan
oleh nabi dalam hadis serta dikembangkan oleh ulama dalam ijtihad.
Dalam susunan ajaran pokok islam hukum islam disebut dengan syariah. Syariah
adalah undang-undang atau aturan yang diturunkan Allah untuk mengatur
hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesama manusia dan alam
semesta
. Syariah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah (ibadah mahdhoh) dan muamalah
(ibadah ghairu mahdhoh)
Syariah secara bahasa berasal dari kata syaraa berarti menjelaskan atau
menyatakan sesuatu, atau asy syaru berarti suatu tempat yang dapat
menghubungkan sesuatu yang lain. Secara istilah syariah berarti aturan atau
undang-undang yang diturunkan Allah unutk mengatur hubungan manusia dengan
Allah,hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta.
Hukum yang dihasilkan dari pendalaman Al Quran dan hadis oleh para ulama
tersebut disebut fiqh.
Fiqh
Fiqh adalah pengembangan dari syariah.
Fiqh dapat berubah-ubah, tidak mutlak dan bersifat lokal.
Perbedaan syariah dengan fiqh adalah :
1.Syariah terdapat dalam Al Quran dan Al Hadits, sedang fiqh terdapat dalam bukubuku fiqh mazhab.
2.Syariah bersifat fundamental dan universal, sedang fiqh bersifat instrumental,
dan ruang lingkupnya terbatas.
3.Syariah bersifat abadi, fiqh dapat berubah, atau diubah
4.Syariah hanya satu, fiqh banyak sesuai mazhabnya.
5.Syariah menunjukkan kesatuan Islam, Fiqh menunjukkan keanegaragaman.
Hukum syara merujuk pada satuan norma atau kaidah. Himpunan norma atau
hukum syara ini membentuk fiqh. Norma atau hukum syara yang membentuk fiqh ini
meliputi baik norma taklifi seperti wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram, maupun
norma wadhI seperti sebab,syarat dan mani ( penghalang).
Qanum(hukum positif), menggambarkan dari syariah yang telah diintegrasikan oleh
pemerintah menjadi hukum Negara. Misalnya undang-undang Nomer I Tahun 1974
tentang perkawinan, Undang-undang Nomer 41 tahun 2004 tentnag wakaf dan
sebagainya. Selain itu qanun juga merujuk kepada berbagai peraturan perundangan
yang dikeluarkan oleh suatu pemerintah di negeri muslim dalam rnagka mengisi
kekosongan dan melengkapi syariah.
Tujuan hukum islam adalah untuk memberikan kemaslahatan bagi manusia dan
mencegah kemadharatan, mengarahkan kepada kebenaran, unutk menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat.
B. Fungsi dan Tujuan
1. Menegakkan kemaslahatan dan menolak kemafsadatan.
2. Menyeimbangkan kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat.
3. Menegakkan nilai-nilai kemasyarakatan
C. Prinsip Syariah
1. Dilandasi iman ikhlas
2. Membentuk kesejahteraan manusia
3. Ketentuan pelaksanaannya diserahkan kepada manusia
C. Karakteristik Syariah
1. Bersifat rabbaniyah dan diniyyah
Mencerminkan kesucian syariah, dan rasa cinta dan penghargaan terhadapnya.
2. Menghormati dan mentaati hukummijtihad dan peraturan negara.
3. Membentuk akhlak dan moral
Syariah memelihara hubungan masyarakat, menjaga nilai-nilai luhur masyarakat,
dan manjujung tinggi nilai-nilai akhlak.
4. Bersifat realistis
Syariah diturunkan Allah sesuai kejadian yang dialami manusia, menetapkan
qishah bagi pembunuh secara sengaja, dan prinsip keadilan lainnya.
Penerapan hukum secara bertahap dan berproses
Misalnya mengenai haramnya hamr.
D. Ruang Lingkup
Syariah terdiri atas ibadah mahdhoh dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah
mahdhah terdiri atas: Syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah ghairu
mahdhah terdiri atas hubungan manusia dengan manusia lain, dengan dirinya
sendiri dan dengan alam sekitar. Ibadah ghairu mahdhah seperti: perkawinan,
perwalian, warisan, wasiat, hibah, tijarah, perburuhan, koperasi, sewa menyewa,
pinjam meminjam, pemerintahan, hubungan antar bangsa, dan hubungan antar
golongan.
F. Keleluasaan Muamalah
Dalam melaksanakan muamalah manusia diberi keleluasaan sesuai kondisi dan
situasi manusia, tetapi harus bersandar kepada Al Quran dan As Sunnah. Apabila
tidak ada dalam Al-Quran dan As-Sunanah maka dapat menggunakan ijtihad.
Ijtihad mengahasilkan :
1. Sistem kekeluargaan
2. Sistem ekonomi
3. Sistem sosial
4. Sistem ilmu pengetahuan dan teknologi
G. Pokok-pokok Ajaran Islam
a.
Aqidah (Rukun Iman) terdiri dari Iman kepada Allah, iman kepada
malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul, iman kepada hari
kiamat, iman kepada Qadla dan Qadar.
b.
1)
Ibadah khusus (Mahdhah) atau rukun Islam yaitu syahadat, shalat, puasa,
zakat, haji.
2) Ibadah umum (Muamalah), yaitu hubungan antar sesama manusia, hubungan
antar manusia dengan kehidupannya, hubungan antar manusia dengan alam
sekitar / alam semesta.
c. Akhlak
Akhlak kepada Allah, akhlak kepada makhluk, akhlak kepada diri sendiri, keluarga,
orang lain dan lingkungan masyarakat luas, akhlak terhadap alam sekitar
( ekosistem )
MATERI VI
PERKAWINAN DAN PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH
A. Perkawinan
1. Pengertian
Perkawinan adalah suatu akad atau perikatan untuk menghalalkan hubungan
antara laki-laki dengan perempuan, dalam rangka mewujudkan kebahagiaan
hidup berkeluarga, yang diliputi ketenteraman, kasih sayang dengan cara yang
diridhoi Allah SWT.
2. Dalil
An Nisa 4: 1, Yasin 36:36, Adz Dzariyat 51: 49, Hadis Nabi.
B. Mencari jodoh, meminang
Mencari calon isteri
Islam menganjurkan memiliki isteri yang sholihah, yaitu: mematuhi ketentuan
agama, jujur, bersikap luhur, memperhatikan hak suami dan memelihara anak
dengan baik. Memilih wanita karena empat hal: kecantikannya, keturunannya,
hartanya dan agamanya. Pilihlah yang beragama, supaya selamat dirinya. Wanita
sholihah adalah wanita yang cantik, patuh, baik dan amanah.
Perhatikan juga kufunya: umur, kedudukan sosial, dan pendidikan.
Tujuan
Untuk memenuhi hajat naluri manusia, sesuai petunjuk agama
dalam rangka mewujudkan keluarga harmonis, sejahtera, bahagia
lahir batin, berdasar cinta kasih, dan kasih sayang.
Selain itu, juga bertujuan untuk:
a. Kelangsungan keturunan
b. Memenuhi hajat naluri untuk mendapatkan kasih sayang,
ketenteraman hidup.
c. Memenuhi perintah agama
d. Menimbulkan rasa tanggung jawab, hak dan kewajiban.
e. Membangun keluarga bahagia, masyarakat muslim damai.
D.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
Hukum perkawinan
Hukum
Hukum asal: mubah, asalkan sudah memenuhi syarat
Wajib: bagi yang telah mampu, telah ingin nikah, khawatir berzina
Haram: melaksanakan perkawinan unutk menyakiti isteri.
Sunnah: telah mampu lahir batin, tetapi tidak akan berbuat zina
Makruh: bagi yang belum mampu.
2. Dasar nikah
Dasar pernikahan menurut Islam adalah satu isteri (monogami), lebih dari satu
isteri adalah alternatif dengan syarat berat sekali (kemampuan lahir batin: Surat
An Nisa 4: 3).
E Rukun dan syarat
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Rukun Pernikahan
Wali dari calon mempelai wanita
Calon mempelai laki-laki dan wanita
Dua orang saksi
Mahar
Akad nikah
Di satu tempat (satu ruangan)
2. Syarat Pernikahan
- Calon mempelai pria, syaratnya: 9
- Calon mempelai wanita, syaratnya: 5
3. Wali
Dari segi keturunan:
(1) Ayah kandung
(3) Datuk
(9)
(4) Saudara laki-laki seayah seibu
(5) Saudara laki-laki seayah
(6) Anak laki-laki saudara laki-laki seayah seibu (keponakan)
Dari segi haknya:
(1) Wali mujbir
(2) Wali hakim
4. Saksi
Syarat saksi:
a. Dua orang laki-laki atau satu orang laki-laki ditambah dua orang wanita
b. Muslim
d. Baligh
e. Berakal
4. Perjanjian perkawinan
Perjanjian perkawinan adalah perjanjian yang diadakan sebelum
perkawinan dilangsungkan. Biasanya perjanjian dibuat untuk
kepentingan perlindungan hukum terhadap harta bawaan masingmasing suami atau isteri, isinya diserahkan kepada para pihak.
Perjanjian perkawinan berlaku sejak perkawinan berlangsung.
Berdasarkan KUH perdata, perjanjian perkawinan tidak dapat
diubah. Menurut UU perkawinan perubahan dimungkinkan asal tidak
merugikan pihak ketiga. Perjanjian perkawinan dibuat secara
tertulis, disahkan pegawai pencatat perkawinan. Perjanjian
perkawinan disebut juga perjanjian pra nikha.
Pada UU Perkawinan No.1 tahun 1974 Bab V pasal 29 dinyatakan :
(1) Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan kedua
belah pihka atas persetujuan bersama dapat mengajukan perjanjian
tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat pernikahan (PPN),
setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga tersangkut.
(2) Perkawinan tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar
hukum, agama dan keasusilaan.
(3) Selama perkawinan dilangsung perjanjian tersebut tidak dapat
diubah, kecuai bila dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk
mengubah dan perubahan tidak merugikan pihka ketiga.
Fungsi keluarga
Orang tua sebagai pendidikan tingkat dasar dan menengah
Orang tua
Sebagai pimpinan rumah tangga
Meminang
Meminang adalah laki-laki meminta kepada seorang wanita untuk menjadi
isterinya. Tujuan untuk saling mengenal antara calon isteri dan suami sehingga
pada saat pernikahan benar-benar berdasar pemikiran yang jelas dan benar.
BEBERAPA ISTILAH :
Lian
Ila
Khulu
Zihar
Iddah
Rujuk
MATERI VIII
AKHLAK
A.Pengertian
1. Etimologis (bahasa) kata akhlak (bhs.Arab) berasal dari kata akhlaqa, yukhliku,
ikhlakan berarti as sajiyah (perangai), ath thabiah (tabiat, kelakukan,watak dasar), al
adah (kebiasaan, kelaziman), al maruah (peradaban yang baik, ad din (agama).
2. Pendapat lain :
Kata akhlak berasal dari kata khilqun atau khulqun, berarti perangai, tabiat,
kebiasaan, dan peradaban. Dalam Al Quran disebut kata khuluqun (surat Al Qalam
68:4), dan kata akhlak pada hadis Nabi riwayat Tirmizi.
3. Secara terminologis (istilah)
a. Ibnu Miskawih (w.1.030 M)
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
b. Imam Ghazali (1.059-1.111 M)
Akhlak adalah sifat yang tertaman dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
c. Ibrahim Anis dalam Mujam Al Wasith
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macammacam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan pertimbangan.
4. Ciri-ciri akhlaq
a.Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa
seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
b. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa
pemikiran.
c. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
d. Perbuatan akhlaq adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya
e. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata
karena Allah.
5. Ilmu akhlak
Ilmu akhlaq adalah ilmu tentang keutamaan dan cara mengikutinya hingga terisi
dengan keutamaan tersebut, dan tentang keburukan dan cara menghindarinya
hingga jiwa kosong dari padanya (Abdul Hamid Yunus).
Ilmu akhlaq adalah ilmu yang objek pembahasannya adalah tentang nilai-nilai yang
dapat disifatkan dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau
buruk (Ibrahim Anis)
6. Akhlak Islamy
Akhlak Islamy adalah akhlaq yang berdasarkan ajaran Islam, atau akhlak yang
bersifat Islamy. Maka akhlaq Islamy adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah,
disengaja, mendarah daging, dan sesungguhnya, yang didasarkan pada ajaran
Islam.
Karena ajaran islam bersifat universal, maka dalam menjabarkan akhlak Islamy
diperlukan pemikiran akal manusia dan perilaku sosial yang terkandung dalam ajaran
etika dan moral.
B. Etika, moral dan susila
1.Pengertian
a.Etika
Etika berasal dari kata ethos (Yunani) berarti watak kesusilaan atau adat. Atau
berarti ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Jadi etika berhubungan dengan
tingkah laku manusia.
Secara istilah, etika berarti :
Ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan manusia menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia
didalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
seharusnya diperbuat.
b. Moral
Istilah moral berarti :
- Suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat,
perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan
benar, salah, baik atau buruk (Abuddin Nata :90)
- Prinsip-prnsip yang berkenaan dengan benar atau salah,baik dan buruk.
- Kemampuan untuk memahami perbedaan antara benar dan salah
- Ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.
c. Susila
- Kata susila berasal dari kata su dan sila. Kata su berarti baik, sila
berarti dasar, prinsip, peraturan hidup/norma (Sansekerta).
- Susila = aturan hidup yang lebih baik, sopan. Kesusilaan =
kesopanan.
- Kesusilaan mengacu pada membimbing, mengarahkan,
membiasakan hidup sesuai norma yang berlaku di masyarakat,
kesusilaan menggambarkan keadaan orang yang menerapkan nilainilai yang dipandang baik.
d. Hubungan etika, moral, susila dan akhlak
- Penerapan akhlak islami memerlukan pemikiran konsep, norma,
aturan-aturan dan kesepakatan masyarakat untuk menggunakannya.
- Banyak sekali ayat Al Quran dan hadits yang memerintahkan
manusia menggunakan akalnya untuk memahami rahasia kekuasaan
Allah diantaranya.
- Dengan akalnya manusia dapat memahami segala sesuatu yang
diperintahkan dan dilarang Allah, dan bahkan hikmah dan perbuatan
Allah.
-Demikian pula Allah menyatakn segala sesuatu hasil pemikiran
manusia yang baik yang dilakukan berdasarkan penelitian dan
pengakajian secara ilmiah (empirik), dipandang baik juga oleh Allah.
2. Akhlak tercela (akhlak mazmumah) adalah akhlak yang tidak dalam kontrol
Ilahiyah, berasal dari hawa nafsu manusia yang berada dalam lingkaran
syathaniyah, dan dapat membawa suasana negatif serta destruktif bagi
kepentingan umat manusia , seperti sifat takabur (sombong), suudzzon, tamak,
pesimis, dusta, kufur, khianat dan malas.
D. Dari segi sasaran atau objeknya, akhlak dibagi menjadi akhlak kepada Allah
dan akhlak kepada makhluk. Akhlak kepada mahluk dibagi akhlak kepada
manusia dan akhlak kepada alam sekitar. Akhlak kepada manusia terdiri atas
akhlak kepada Rasulullah, orang tua, diri manusia sendiri, akhlak dalam
lingkungan keluarga, akhlak terhadap tetangga dan akhlak dalam lingkungan
masyarakat luas. Akhlak kepada alam sekitar terdiri atas akhlak terhadap hewan,
tumbuh-tumbuhan dan alam sekitar.
1. Akhlak kepada Allah
- Mentauhidkan dan menyembah hanya kepada Allah
- Bertaqwa kepada-Nya
- Berdoa kepada-nya
- Berzikir dan mengingat Alllah semata
- Bertawakal kepada-Nya
MODUL X
AKHLAQ DALAM BERBISNIS
A. Pengertian dan prinsip dasar ekonomi islam
1. Pengertian
Akhlak dalam berbisnis maksudnya melaksanakan kegiatan bisnis sesuai dengan
akhlak. Karena akhlak berdasarkan ajaran islam. Maka yang dimaksud dengan
akhlak dalam berbisnis adalah melaksanakan bisnis secara islamy, yaitu sesuai
dengan ajaran islam.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1. Tujuan makro:
a) Untuk menciptakan keadilan dan pemerataan pendapatan nasional.
b) Mengfungsikan secara optimal peran bait mal bagi pemerataan dan
perkembangan ekonomi umat dan keummatan.
c) Mengadakan kemakmuran bagi kepentingan publik seperti; geografi demografi,
pengelolaan, pelestraian dan pemanfaatan sumber daya alam, pembangunan
infrastruktur, pendidikan dan pelatihan bagi pengembangan usaha.
d) Pengawasan mekanisme distribusi, pasar, sirkulasi, dan netralitas pemerintah
sebagai wasit persaingan sehat serta pemeliharaan keseimbangan umum yang
sinergik dengan kaedah (Masholihul mursalah; banyak mendatang manfaat dan
menutup bahaya/resiko)
e) Pengendalian maslahah mu'amalat (transaksi ekonomi, bisnis, moneter)
f) Pengarahan perilaku konsumen agar mengindahkan norma-norma dan nilai
ekonomi dan agama, bahwa aktifitas ekonomi dalam hidup ini untuk
penyelenggaraan kecukupan nafkah umum dan pribadi.
2. Tujuan mikro
a) Mencukupi nafkah dasar
b) Memfasilitasi silaturrahmi
c) Menabung dan mengelola usaha agar banyak orang dipekerjakan untuk
mencukupi nafkah
d) Zakat, infaq, dan sedekah
e) Menunaikan haji
BAB XI
HAK ASASI MANUSIA, DAN
DEMOKRASI DALAM ISLAM
A.Pengertian HAM menurut Barat dan Islam
1. Pengertian HAM
Hak Azasi Manusia adalah hak yang diberikan Allah. Oleh karena itu tidak ada
suatu kekuatan atau kekuasaan apapun di dunia ini yang dapat mencabutnya.
Tetapi bukan berarti manusia bebas untuk berbuat semaunya, sebab apabila
manusia bebas menggunakan haknya tanpa menghargai hak azasi orang lainmaka
ia berarti telah melanggar hak azasi orang lain.
HAM menurut Islam
HAM adalah hak dasar setiap manusia yang dianugerahkan Allah kepada manusia
untuk dijaga, dipelihara, dan dihormati/dihargai.
Dalam Islam HAM disebut al ahwalul khamsah (hal Yang lima) (perlkara yang lima),
yaitu jiwa, agama, harta, keluarga, dan harga diri atau krhormatan.
Menurut Barat, HAM adalah semua hak manusia yang bersifat antroposentris.
Menurut Islam HAM adalah hak manusia dari Allah yang bersifat teosentris,
maksudnya segala sesuatu berasal dari Allah.
B. Demokrasi Islam
1. Demokrasi dalam Islam dilandasi atas tiga hal :
1. Musyawarah (syura)
Kepada semua pimpinan organisasi diminta menyelesaikan sesuatu dengan
musyawarah. Dengan musyawarah tidak terjadi otoriter dan kesewenang-wenangan.
2. Ijma
Ijma adalah kesepakatan ulama di suatu negeri atas hukum sesuatu yang disepakati
bersama. Misal : membukukan Al Quran.
3. Ijtihad
Ijtihad adalah mengerahkan sesuatu dengan segala kesungguhan. Atau
mengerahkan segala potensi dan kemampuan semaksimal mungkin untuk
menetapkan untuk menetapkan hukum hukum Islam.
Misal : hukum meminum khamar.
MODUL XII
ISLAM, IPTEK DAN SENI
A.Pengertian
1. Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari pelbagai pengetahuan yang masingmasing mengenai suatu lapangan pengetahuan tertentu yang disusun sedemikian
rupa menurut asas tertentu sehingga mendjadi kesatuan suatu sistem dari pelbagai
pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaan yang
dilakukan secara teliti dengan memakai metode tertentu (induksi, deduksi)
(Ensiklolpedi Indonesia).
2. Sumber ilmu pengetahuan
a. Instink (gharizah), misal butuh makan karena lapar
b. Indera (hawas) yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, perasa.
c. Intuisi (firasat), yaitu ilham, irhas, kata hati
d. Akal, yaitu kerja otak berfikir, meneliti, membandingkan
e. Wahyu, untuk para Nabi dan Rasul. Manusia biasa dari Alquran dan Hadis.
3. Ciri ilmu
1. Akumulatif, milik bersama, semua orang dapat mengembangkan dan
menggunakannnya.
2. Kebenarannya tidak mutlak, dpat keliru atau salah
3. Bersifat objektif, berdasar kaidah-kaidah ilmu pengetahuan dan sesuai prosedur
kelimuan.
4. Rasional, sesuai pemikiran manusia
5. Empiris, berdasar hasil penelitian, uji coba dan observasi
6. Bersifat umum, semua orang dapat menguji kebenarannya, dan dapat
mengunakannya
7. Bersifat relatif (nisbi), terbatas
B. Islam dan ilmu pengetahuan
1. Islam mewajibkan manusia menuntut ilmu ( Al Alaq 96:1-5,An Nahl 16:43 At
Taubah 9:122, Hadis)
2. Bidang matematika
a. Ibnu Rahiweh Al Arjani (850 M) nn. Al Arjani. Karyanya : ilmu ukur euchides
b. Al Habash (850 M0 nn. Al Habash. Karyanya : trigonometri, aritmatika, aljabar,
astrologi, musik.
c. Al Ibadi nn. Abu Yacub. Karyanya : euclides, archimides, menelaus, algomes.
3. Geneometri dan Trigonometri
Ibnu Tarkhan Ibnu Anilah (940 M) nn. Al Farabi. Karyanya : hukum sinus, euclides,
dan komentar ilmu ukur.
E. Islam dan iptek kontemporer
1.Bayi Tabung (BT) dan inseminasi
2.BT atau invitrofertilization embryo transfer (IVF-ET) dalam Islam disebut thifl al
anabib. Inseminasi buatan (IB) (artificial insemination dalam Islam disebut at talqih al
shinai. Teknik BT dilakukan dengan mengambil sperma suami dan ovum istri
disatukan diluar kandungan (in vitro). Mediumnya adalah tabung khusus. Setelah
beberapa hari hasil pembuahan (embryo atau zigot) dipindahkan ke rahim istri.
Teknik IB dilakukan dengan sperma diambil dari suami lalu disuntikkan kedalam
rahim istri sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan.
BT dilakukan karena masalah-masalah :
a. Pada istri, disebabkan :
. kerusakan pada saluran telur
. lendir rahim tidak normal
. ganggaun kekebalan
. tidak hamil meskipun telah dibedah saluran telur
. syndrome LUV (tidak pecah gelembung cairan telur)
. syndrome rokytansky (kelainan bawaan rahim)
. infeksi alat kandungan
. tumor rahim
. bekas operasi rahim
b. Pada suami, disebabkan :
. oligospermia (sperma sangat sedikit
. sperma lemah
IB dilakukan karena :
. sulit pembuahan alami
. sperma suami lemah
. tidak terjadi pertemua sperma dengan ovum
2. Aborsi
Tekniknya :
a. Curattage and Dilatage ( C &D )
b. Pelebaran mulut rahim, lalu janin dikiret
c. Penyedotan isi rahim
d. Operasi (hysterotomi)
Hukum Islam :
Aborsi sejak terjadi pembuahan sel telur oleh sperma hukumnya haram. Atas
pertimbangan medis abortus boleh.
Dalilnya qaidah fiqh :
Menempuh salah satu tindakan yang lebih ringan dari dua hal yang berbahaya itu
adalah wajib.
4. Euthanasia (mati dini)
Membuat mati dini (euthanasia) atau mati dini, hukumnya haram.
Dalilnya :
Dan jangan kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha penyayang
kepadamu. (An Nisa 4: 29)
MODUL XIII
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
A. Pengertian, tujuan, latar belakang, landasan, dan pola pelaksanaan
1. Pengertian
Kerukunan umat beragama adalah hidup dalam Suasana damai, tidak bertengkar
walau berbeda agama.
2. Tujuan
Untuk memotivasi dan mendinamisasikan semua umat beragama agar dapat ikut
serta dalam pembangunan bangsa.
3. Latar belakang perlunya kerukunan umat beragama :
a. Bangsa Indonesia sedang membangun, semua unsur bangsa harus ikut
berpartisipasi dalam pembangunan.
b. Bangsa Indonesia sangat majemuk dari segi geografis ekonomi, etnis, bahasa,
sosial budaya, agama, yang sangat rawan konflik.
c. Letak negara Indonesia yang diapit dua benua besar, yaitu Asia dan Australia
sangat rawan terhadap pengaruh bangsa asing, baik bangsa Asia, Australia,
Eropa, Afrika dan Amerika.
d. Kebijaksanan Pemerintah dalam hal kerukunan umat beragama yang tidak
membenarkan dakwah terhadap umat yang telah beragama.
4
4. Pola Pelaksanaan
a. Kerukunan intern umat beragama
1)Pertentangan diantara pemeluk agama yang bersifat pribadi jangan
mengakibatkan perpecahan diantara pengikutnya.
2) Persoalan intern umat beragama dapat diselesaikan dengan semangat kerukunan
/ tenggang rasa dan kekeluargaan
b. Kerukunan antar umat beragama
1)Keputusan Menteri Agama Nomer 70 Tahun 1978 tentang pedoman penyiaran
agama sebagai rule of game bagi penyiaran dan pengembangan agama untuk
menciptakan kerukunan hidup antar umat beragama.
2) Pemerintah memberi pedoman dan melindungi kebebasan memeluk agama dan
melakukan ibadat menurut agamanya masing-masing.
3) Keputusan Bersama Mendagri dan Menag Nomer 1Tahun 1979 tentang tata cara
penyiaran agama dan bantuan luar negeri bagi lembaga keagamaan di Indonesia.
D. Langkah-langkah
1. Dasar pemikiran
a) Landasan falsafah Pancasila dan pembangunan bangsa
b) Pancasila mengandung dasar yang dapat diterima semua pihak
c) Pembangunan wajib dilaksanakan dan disukseskan
d) Kerukunan bukan status quo, tetapi sebagai dinamika masyarakat yang sedang
membangun dengan berbagai tantangan dan persoalan
e) Kerukunan menghasilkan sikap mandiri
2. Pedoman penyiaran agama
a) Pupuk rasa hormat menghormati dan saling mempercayai
b) Hindari perbuatan yang menyinggung perasaan golongann lain
c) Penyiaran jangan ditujukan kepada orang yang sudah beragama dengan
bujukan, rayuan dan tekanan
d) Jangan mempengaruhi orang yang telah menganut agama lain dengan datrang
ke rumah, janji, hasutancaman dan menjelekkan
e) Penyiaran jangan dengan panflet, bulletin, majalah,obat, dan buku di
daerah/rumah orang yang beragama lain.
b.
1)
2)
3)
4)
c. Tentang Ahmadiyah
Tentang Ahmadiyah SKB Tiga Menteri ( Agama, Dalam Negeri, Jaksa Agung)
9 Juni 2008 menetapkan :
1. Memberi peringatan dan memerintahkan untuk semua warga negara untuk
tidak menceritakan, menafsirkan suatu agama di Indonesia yang menyimpang
sesuai UU No.1 PNPS 1965 tentang penodaan agama.
2. Memberi peringatan dan memerintahkan bagi seluruh penganut, pengurus
Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) sepanjang menganut agama islam agar
memberhentikan semua kegiatan yang tidak sesuai dengan penafsiran Agama
Islam pada umunya. Seperti pengakuan adanya Nabi setelah nabi Muhammad
saw.
3. Memberi peringatan dan memerintahkan kepada anggota atau pengurus JAI
yang tidak mengindahkan peringatan tersebut dapat dikenal sangsi sesuai dengan
peraturan perundangan.
4. Memberi peringatan dan memerintahkan semua warga negara menjaga dan
memelhara kehidupan umat beragama dan tidak melakukan tindakan yang
melanggar hukum terhadap penganut JAI.
e.
Tenaga asing
Tenaga asing harus memiliki izin bekerja tertulis dari Depnaker
Jumlahnya dibatasi
Diklat bagi tenaga WNI untuk menggantikan WNA
Orang asing dapat melakukan kegiatan keagamaam dengan izib Menag
( Instruksi Menag No. 10 Tahun 1968, Kep. Menag No. 23 Tahun 1974
dan No. 49 Tahun 1980)
Buku-buku
1) Jaksa Agung berwenang melarang buku yang dapat mengganggu
ketertiban umum
2) Barang siapa menyimpan, memiliki, mengumumkan, menyampaikan,
menyebarkan, menempelkan, memperdagangkan, mencetak kembali
barang cetakan yang terlarang, dihukum dengan kurungan setinggitingginya satu tahun
f.
MODUL XIV
SISTEM POLITK ISLAM
A. Pengertian
Dalam term politik Islam, politik itu identik dengan siyasah, yang secara
kebahasaan berarti mengatur. Fiqh syiyasah adalah aspek ajaran Islam yang
mengatur sistem kekuasaan
dan pemerintahan. Politik sendiri berarti segala
urusan dan tindakan (kebijakan, siasat dan strategi) mengenai pemerintahan
suatu negara dan kebijakan suatu negara lain.
Politik dapat juga berarti kebijakan atau cara bertindak suatu negara dalam
menghadapi atau menangani suatu masalah.
Dalam fiqih syiyasah disebutkan bahwa garis besar fiqih syiyasah meliputi :
1. Syiyasah Dusturiyah (Tata Negara dalam Islam)
2. Syiyasah Dauliyah (Politik yang mengatur hubungan antara suatu negara Islam
dengan negara Islam lain atauy dengan negara sekuler lainnya.
3. Syiyasah Maaliyah ( Sistem ekonomi negara)
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi yang dapat mempersatukan kekuatankekuatan dan aliran-aliran yang berbeda-beda di masyarakat. Dalam konsep
Islam kekuasaan tertinggi adalah Allah SWT. Ekspresi kekuasaan dan kehendak
Allah tertuang dalam Al Quran dan Sunnah Rasul. Oleh karena itu penguasa
tidaklah memiliki kekuasaan murtlak, ia hanya wakil Allah (khalifah) Allah di muka
bumi yang berfungsi untuk membumikan sifat-sifat Allah dalam kehidupan nyata.
Disamping itu, kekuasaan adalah amanah Allah yang diberikan kepada orangorang yang berhak memilikinya. Pemegang amanah haruslah menggunakan
kekuasaan itu dengan sebaik-baiknya sesuai dengan prinsip-prinsip dasar yang
telah ditetapkan Al Quran dan Sunnah Rasul.
Susunan pemerintahan yang diatur menurut ajaran Islam disebut Al Khilafah
(Pemerintahan Islam). Hukum mendirikan al khilafah adalah wajib kifayah.
Khilafah menjamin terciptanya ketenteraman dan kedamaian bagi masyarakat
Islam.
B. Prinsip-prinsip dasar sistem politik Islam
1. Prinsip dasar syiyasah
Prinsip dasar syiyasah adalah : (1) musyawarah, (2) pembahasan bersama, (3)
tujuan bersama, yakni untuk mencapai suatu keputusan, (4) keputusan itu
merupakan penyelesaian dari suatu masalah yang dihadapi bersama, (5)
keadilan,
(6)
almusaawah
atau
persamaan,(7)
al
hurriyah
(kemerdekaan/kebebasan), (8) perlindungan jiwa dan harta nasyarakat.
2. Prinsip dasar pemerintahan
a. Tauhid
Pemerintahan Islam harus didasari tauhid, ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan
mengerjakan amal saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka berkuasa. ( Annur 24:55)
b. Kedaulatan rakyat
Pemerintahan dipimpin oleh ulil amri (wakil rakyat), yang berdasarkan Al Quran
dan Hadis yang wajib ditaati oleh pemerintah dan rakyat.
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil
amri diantara kamu (An Nisa 4:59)
c. Keadilan terhadap sesama manusia
d. Kejujuran, ikhlas, tanggung jawab, dan adil dalam melaksanakan tugas tanpa
membedakan bangsa dan agama.
Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil (An Nisa 4:59)
Pemilih khalifah adalah wakil-wakil rakyat (ahlulhalli wal aqdi) yang
memenuhi syarat :
a. Adil, melaksanakan yang diperintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
b. Ahli, sesuai dengan bidangnya
c. Berpendirian teguh, bijaksana
Bentuk pemerintahan dalam al khilafah adalah Presidentil Kabinet atau Republik
Konstitusional. Apabila khalifah berepegang kepada Al Quran dan Hadis, maka
umat Islam wajib mentaatinya. Apabila tidak, maka boleh diganti dengan Majelis
Syura (legistatif).
Untuk pengawasan negara dibentuk badan aqdiyah, atau Badan Pengadilan oleh
Pemerintah. Khalifah mengangkat para qadhi (hakim) yuntuk mengadili atau
mengawasi Pemerintah.
D. Masyarakat Madani
1.
a.
b.
c.
Pengertian
Masyarkat madani ialah masyarakat yang menganut sistem sosial
berdasarkan prinsip moral yang merekonstruksi sikap menjamin
keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan bagi
kehidupan masyarakat. Sejarah menuturkan bahwa bentuk
pemerintahan Islam pertama yang dibangun berpusat di Madinah,
dipimpin oleh rasullullah Muhammad saw, menganut sistim
masyarakat madani dan yang demikian nampak dari statemen
ungkapan nabi, keharusan bagi suku yang ada di Madinah
menerapkan perilaku saling hormat menghormati sesama antara
kelompok suku dan tidak saling memaksakan keyakinan masingmasing.
Masyarakat madani menurut Anwar Ibrahim : mempunyai ciri
khas : kemajemukan budaya, hubungan timbal balik, dan sikap saling
memahami dan menghargai. Konsep kehidupan masyarakat madani
adalah merekonstruksi rekomendasi dari surat Al-Mulk 67:3-4.
Masyarakat madani atau civil society secara umum bisa diartikan
sebagai salah suatu masyarakat atau institusi sosial yang memiliki
ciri-ciri antara lain : Kemandirian, toleransi, keswadayaan, kerelaan
menolong satu sama lain, dan menjunjung tinggi norma dan etika
yang disepakati secara bersama-sama ( Din Syamsudin, 1998 :12 )
MODUL XV
TAKWA
A. Pengertian
Takwa dari kata waqaya (Arab) berarti takut, menjaga diri, memelihara, tanggung
jawab dan memenuhi kewajiban.
Orang yang bertakwa adalah orang yang takut kepada Allah berdasarkan
kesadaran dengan mengerjakan suruhan-Nya, tidak melanggar larangan-Nya, takut
terjerumus kedalam perbuatan dosa.
Orang yang bertakwa adalah orang yang menjaga (membentengi) diri dari
kejahatan, memelihara diri agar tidak melakukan perbuatan yang tidak diridhoi
Allah, bertanggung jawab mengenai sikap, tingkah laku dan perbuatannya, serta
memenuhi kewajibannya.
Menurut H.Agus Salim, takwa adalah sikap mental seseorang yang selalu ingt dan
waspada terhadap sesuatu dalam rangka memelihara dirinya dari noda dan dosa,
selalu berusaha melakukan perbuatan yang baik dan benar, pantang berbuat salah
dan jahat kepada orang lain, diri sendiri dan lingkungannya.
B. Kedudukan takwa
Kedudukan takwa bagi seorang muslim sangat penting dalam kehidupannya,
sebab:
a. Takwa adalah pokok segala pekerjaan
b. Takwa adalah ukuran (parameter) kemuliaan seorang muslim (S.49: 13)
c. Takwa sebagai Takwa sebagai dasar persamaan hak antara pria dan wanita
(suami isteri) (Q.S. 4:1)
D. Ruang lingkup
Menurut Hasan Langgulung takwa merupakan kesimpulan semua nilai yang terdapat
didalam Al Quran. Takwa mencakup segala nilai yang diperlukan manusia untuk
keselamatan dan kebahagiannya di dunia ini dan di akhirat kelak.
Nilai-nilai takwa yang dibutuhkan manusia dapat digolongkan atas (tiga), yaitu (1)
nilai-nilai perseorangan, (2) nilai-nilai kekeluargaan, (3) nilai-nilai sosial, (4) nilai-nilai
kenegaraan dan (5) nilai keagamaan.
Dalam arti memelihara takwa meliputi empat jalur hubungan manusia, yaitu: a.
Hubungan manusia dengan Allah, b. Hubungan manusia dengan hati nurani atau
dirinya sendiri,c. hubungan manusia dengan sesama manusia, d. hubungan mnusia
dengan lingkungan hidup. Keempat hubungan tersebut harus dikembangkan secara
selaras dan seimbang.
Hubungan manusia dengan Allah meliputi: (1) beriman kepada Allah, (2) beribadah
kepada-Nya, (3) mensyukuri nikmat-Nya, (4) bersabar menerima cobaan Allah, (5)
memohon ampun atas segala dosa dan tobat untuk tidak lagi melakukan kejahatan.
Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, meliputi: (1) sabar, (2) pemaaf, (3) adil,
(4) ikhlas, (5) berani, (6) memegang amanah, (7) mawas diri, (8) mengembangkan
semua sikap dalam akhlak yang baik.
Hubungan manusia dengan manusia lain, meliputi: (1) tolong menolong, (2) suka
memaafkan kesalahan orang lain, (3) menepati janji, (4) lapang dada, (5)
menegakkan keadilan dan berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain.
Hubungan manusia dengan lingkungan hidup meliputi:
memlihara dan
menyayangi binatang dan tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan udara serta semua
alam semesta untuk kesejahteraan manusia dan makhluk lainnya tanpa membuat
kerusakan atau kehancuran alam, sehgingga generasi beikutnya tidak dapat
mengolah dan menikmati alam lagi.
Konsekwensi dari keempat hubungan diatas, manusia bertakwa harus
mengembangkan 4 (empat) tanggung jawab dan kewajiban, yaitu: (1) tanggung
jawab kepada Allah, (2) kepada hati nurani sendiri, (3) kepada manusia lain, dan
(4) tanggung jawab memelihara hewan, tumbuh-tumbuhan, air, udara, tanah dan
kekayaan seluruh alam yang diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan
makhluknya.