Kelompok 9
1. Lasno
13.25.064
2. Kabul Budiono
13.25.026
3. Gavinda Ayu Putri A13.25.003
4. Linggan Aji Pamungkas
13.25.092
5. Yanuar kurnia Akbar
13.25.046
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Ilmu Ukur Tanah ini dapat diajukan sebagai syarat menyelesaikan
studi di Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Teknologi Nasional Malang tahun ajaran 2013/2014.
Persetujuan ini diberikan kepada:
1.
2.
3.
4.
5.
kelompok 9
Lasno
Kabul Budiono
Gavinda Ayu Putri A
Linggan Aji Pamungkas
Yanuar KurniaAkbar
Jurusan
13.25.064
13.25.026
13.25.003
13.25.092
13.25.046
: Teknik Geodesi
Laporan ini disetujui oleh dosen pembimbing matakuliah Ilmu Ukur Tanah
di Institut Teknologi Nasional Malang.
Asisten Praktikum
Dosen Pembimbing
Nama
Lasno
13.25.064
Kabul Budiono
13.25.026
13.25.003
13.25.092
13.25.046
Jurusan
: Teknik Geodesi
Asisten Dosen
Dosen Pembimbing
No
Tanggal
Catatan / Keterangan
Tanda tangan
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis sampaikan ke hadirat
Tuhan Yang maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Ilmu Ukur
Kelompok 9
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan..........................................................................................
Lembar Asistensi...............................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
BAB I : Pendahuluan........................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum.................................................
1.3 Volume Pekerjaan.....................................................................
BAB II : Landasan Teori...................................................................................
2.1 Ilmu Ukur Tanah.......................................................................
2.2 Pengukuran Sudut dan Jarak.....................................................
2.3 Pengukuran Watrepass .............................................................
2.3.1 Waterpass memanjang...........................................................
2.3.2 Waterpass Profil Memanjang...............................................
2.3.3 Waterpass Profil Melintang...................................................
2.4 Pengukuran Planimetris............................................................
2.7 Penggambaran Peta...................................................................
BAB III Pelaksanaan Pengukuran........................................................
3.1 Pengukuran Situasi....................................................................
3.2 Pengukuran Waterpass Memanjang..........................................
3.3 Pengukuran Waterpass Profil Memanjang................................
3.4 Pengukuran Waterpass profil Melintang...................................
3.5 Pengukuran Planimetris............................................................
BAB IV Hasil dan Pembahasan............................................................
4.1 Pengukuran Situasi....................................................................
Pengukuran Waterpass Memanjang................................................
4.3 Pengukuran Waterpass Profil Memanjang................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang
pekerjaan pengukuran diatas tanah yang diperlukan
cara-cara
untuk menyatakan
kedudukan suatu titik atau penggambaran situasi / keadaan secara fisik yang
terdapat diatas permukaan bumi, yang pada dasarnya bumi selalu bergerak
sesuai dengan porosnya. Pergerakan bumi tersebut menyebabkan dislokasi
bumi dan perubahan tempat, oleh karena itu ilmu ukur tanah diperlukan
sebagai kontrol dari pergerakan tersebut dan mengetahui seberapa besar
pergeseran yang terjadi dimuka bumi. Kemudian ilmu ukur tanah juga umum
digunakan sebagai dasar dari perencanaan pembangunan.
Selain yang digunakan diatas, ilmu ukur tanah banyak diperlukan dalam
pertambangan maupun dalam pemetaan. Dalam pembangunan misalnya, ilmu
ukur tanah diperlukan sebagai penentu dimana bahan tambang tersebut ada.
Tanpa adanya ilmu ukur tanah maka akan terjadi banyak kesalahan penentuan
letak dari bahan tambang dan menyebabkan kerusakan lingkungan dari
kesalahan penetuan letak tambang.
Dalam pemetaan, ilmu ukur tanah diperlukan dalam penyusunan
pembuatan peta yang apabila telah menjadi peta, akan sangat bermanfaat bagi
seluruh disiplin ilmu, mulai dari pengairan, perencanaan pembangunan,
sampai pertanian. Jadi ilmu ukur tanah tersebut sangat diperlukan dalam
berbagai disiplin ilmu sebagai faktor penunjang yang sangat penting dalam
terlaksanakannya suatu proyek.
Tujuan dasar dari ilmu ukur tanah mengacu pada tujuan praktis dari ilmu
geodesi, maksud tersebut dicapai dengan mempelajari bagaimana cara
melakukan pengukuran diatas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tak
beraturan, karena adanya gunung dan lembah yang curam. Untuk
memudahkan pengukuran permukaan bumi yang tak beraturan tersebuf maka
dibuatlah suatu bidang perantara. Bidang perantara tersebut adalah datar.
Meski permukaan bumi itu lengkung tapi kita anggap datar karena permukaan
bumi yang akan diukur itu tidak punya satuan yang lebih panjang dari 50 Km,
biasanya yang diukur adalah hutan, jalan raya, jalan kereta api, bendungan,
saluran air, jembatan dan lain sebagainya. Untuk pengukuran tersebut
diperlukan alat ukur yang berupa waterpass, serta alat ukur bantu. Untuk lebih
jelasnya akan diuraikan penjelasan pengenalan alat sebagai berikut :
2.1.1
Bagian-bagian theodolite :
1. Lensa Okuler
Berfungsi untuk mengatur / memperjelas bayangan obyek
2. Teleskop Lensa Mata
Berfungsi untuk melihat obyek / target yang akan diukur
3. Lensa Optik Mikrometer
Berfungsi untuk melihat hasil bacaan sudut horizontal dan vertikal
4. Krap Mikrometer Optis
90
2006
H
2
25 12
25 18
25 24
Keterangan :
1. Skala Vertikal
2. Garis Indeks
3. Skala Horizontal
4. Skala Mikrometer
5. Garis Indeks Mikrometer
Sudut Pembacaan
Sudut Horizontal dapat dilihat pada skala horizontal dan diikuti
pembacaan skala mikrometer (gambar 1)
Contoh : gambar 1.3 Sudut horizontal 00 20 06
8
6
7
9
1
5
3
2
4
Keterangan :
1. Lensa Objektif
Berfungsi sebagai penangkap bayangan objek yang kemudian
diteruskan menuju lensa okuler
2. Skala Piringan Horizontal
Berfungsi sebagai tempat pembacaan sudut pada waterpass,
akan tetapi sudut yang terbaca kurang teliti karena ketelitiannya
hanya mencapai derajat
3. Sekrup Penggerak Halus Horizontal
Berfungsi menggerakkan teropong secara halus kekiri dan
kekanan
4. Sekrup ABC
Berfungsi untuk menempatkan letak gelembung nivo agar
sumbu horizontal waterpass sejajar dengan garis arah nivo
5. Nivo Kotak
Berfungsi sebagai patokan agar sumbu I (vertikal) tetap tegak
lurus dengan bidang horizontal
6. Lensa Okuler
Berfungsi sebagai penangkap bayangan objek dari lensa
objektif dan diteruskan ke mata pembidik
7. Sekrup Penjelas Benang Silang
3. Statif
Statif / Tripod merupakan alat bantu ukur tanah tempat
kedudukan theodolit atau waterpass yang diletakkan diatas kepala
datar statif. Statif terdiri dari tiga buah kaki yang dapat digerakkan
dan diatur panjang-pendeknya dengan sekrup pengunci sehingga
kedudukan theodolit atau waterpass dapat sempurna.
Sekrup Pengunci
Tali Pembawa
Sekrup Penyetel
Kaki Statif
4. Rambu Ukur
Rambu ukur / bak ukur, merupakan alat bantu ukur pada
pengukuran penyipat datar untuk memperoleh beda tinggi antara
dua titik, dan juga merupakan alat bantu ukur untuk memperoleh
jarak secara optis dengan menggunakan alat Theodolit. Alat ini
terbuat dari kayu atau alumunium dan anjangnya antara 2-5 meter.
Skala rambu dibuat dalam skala sentimeter (cm), tiap-tiap
sentimeter adalah blok.
Skala Pembacaan
Pengunci
Batang Rambu
Merah, putih atau hitam, tiap meter diberi warna hitam berlainan,
merah putih dan hitam putih untuk memudahkan pembacaan meter
5. Unting unting
Berfungsi untuk membantu menempatkan alat ukur Waterpass dan
Theodolit berdiri tepat diatas titik patok yang telah ditentukan.
6. Roll Meter
Berungsi untuk mengukur jarak langsung antara dua titik yang
ingin diketahui jaraknya.
7. Prisma Pentagon
Terdiri atas 2 buah prisma segitiga atau 2 pentagon (prisma
segilima) yang dikombinasikan.prinsip kerja prisma pentagon sama
dengan prisma segitiga, yaitu melalui pembiasaan sinar, hanya
perbedaannya pda pembuatan sudut 900 dapat dilakukan terhadap
dua jurusan titik pengikat.
8. Jalon
9. Kompas
Keterangan :
= Sudut ABC
A , C = Titik jurusan
B
= Tempat berdirinya
alat
Pada metode repetisi ini, sudut diukur lebih dari satu. Pengukuran
dilakukan berlawanan arah dengan pengukuran yang pertama, sehingga
pada dua titik jurusan di peroleh dua sudut, yang mana kedua sudut
tersebut besarnya haruslah sama. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
gambar berikut :
A
Keterangan :
=
= Sudut ABC
= Sudut CBA
P
B
L
B
Keterangan :
Sudut APC = bacaan sudut
biasa
Pengukuran jarak untuk kerangka kontrol peta, dapat dilakukan dengan cara
langsung menggunakan alat sederhana yaitu roll meter / dengan pipat datar yaitu
jarak optis, sedangkan untuk mendapatkan jarak data yang lebih teliti
dibandikngkan dengan dua cara yang ada, data jarak didapat juga dengan alat
pengukur jarak elektronis EDM (Elektro Distance Measurement).
a. Pengukuran Jarak Langsung
Dalam pengukuran kerangka kontrol horizontal yang digunakan
adalah jarak langsung dalam pengukuran, jarak langsung perlu dilakukan
pelurussan apabila roll meter yang digunakan tidak menjangkau 2 buah
titik yang sedang diukur.
P
1
p
1
p
2
Keterangan :
1 : 2 = titik kontrol yang akan diukur
1 : 2 = titik bantuan untuk pelurusan
K = Konstanta = 100
Dd = Jarak datar
Z = Zenith
Ba = Benang atas
A = Helling
Bb = Benang bawah
Gambar pengukuran jarak optis
dm
z
Ba
Bt
Bb
B
h
ab
Ti
A
Dd
Keterangan gambar :
A.B
= titik teta
Dm
= jarak miring
Dd
= jarak datar
h ab = beda tinggi
Ti
= tinggi alat
= sudut zenith
= sudut helling
c. Pengukuran Jarak Elektronis
Pengukuran jarak elektronis adalah jarak yang diperoleh dari hasil
pembacaan pada EDM yang diletakkan diatas theodolit.
Dm
Rumus :
Dm
=
T
V2
Keterangan rumus :
Dm = Jarak miring
T = waktu perambatan gelombang di udara pergi pulang
V = kecepatan gelombang merambat di udara
2.3 Pengukuran Waterpass atau Sipat Datar
Sipat datar adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara dua
titik diatas permukaan tanah. Pengukuran beda tinggi antara dua titik di
permukaan tanah merupakan bagian yang sangat penting dalam ilmu ukur tanah.
Beda tinggi ini bisa ditentukan dengan berbagai macam metode sipat datar.
Pengukuran sipat datar memanjang ini dilakukan apabila titik yang akan
diukur beda tingginya berjauhan letaknya. Tujuan dari pengukuran ini adalah
untuk mendapatkan beda tinggi atau menentukan ketinggian titik-titik utama yang
telah diorientasikan dengan cara membagi jarak antar titik poligon secara berantai
atau menjadi slag-slag yang kecil secara memanjang yang ditempuh dalam satu
hari pulang-pergi. Diusahakan dalam pengukuran jumlah slagnya genap.
Mencari beda tinggi antar titik, dilakukan perhitungan matematis yaitu bacaan
benang tengah (bt) rambu belakang dikurangi pembacaan benang tengah ( bt )
rambu muka, sehingga diperoleh:
h AB btrb btrm
.(21)
Keterangan :
h AB
= Beda tinggi antar titik A dan titik B
bt
rb
bt
rm
Keterangan:
Gambar 2.14 Sifat Datar Profil Memanjang
h A 2
: Beda tinggi antara titik A sampai titik 2.
h2b
: Beda tinggi antara titik 2 sampai titik B
btA
bt1
bt2
bt3
bt4
P1
P2
2.3.3
melintang adalah untuk menentukan elevasi titik-titik dengan pertolongan tinggi garis
bidik yang diketahui dari keadaan beda tinggi tanah yang tegak lurus disuatu titik tertentu
terhadap garis rencana tersebut.
Keterangan:
P1
A, b, c,
1, 2, 3,
Peta planimetris adalah peta yang hanya menampilkan posisi x (absis) dan
posisi y (ordinat) atau koordinat dari titik-titik yang menggambarkan suatu
bentuk lahan atau gambar yang hanya memberikan pandangan atas dari
suatu lahan tanpa memberikan pandangan atau gambaran topografis atau
konfigurasinya.
Untuk membuat peta plnimetris salah satunya adalah menggunakan
metode tegak lurus yaitu
Titik-titik detail diproyeksikan terhadap suatu garis basis (garis ukur)
Letak titik ditentukan dari jarak basis dan jarak proyeksi Tegak Lurus